Pembinaan Keterampilan Sosial Anak Tunalaras Melalui Permainan Sepakbola di SLB E Prayuwana.

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pembinaan keterampilan sosial siswa tunalaras di SLB E Prayuwana melalui permainan sepakbola. Untuk memberikan gambaran tersebut peneliti melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif sebagaimana Ariesto dan Arief (2010, hal 2) mengungkapkan dua tujuan penelitian kualitatif yakni to describe and explore dan to describe and explain. Bogdan dan taylor dalam Moleong (2010. hal 4) mendefinisikan penelitian kulitatif sebagai ‘Prosedur penelitian yang menghasilkan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati’.

Metode penelitian yaitu langkah–langkah yang ditempuh untuk memperoleh informasi pokok, guna menjawab pertanyaan – pertanyaan penelitian pada permasalahan – permasalahan yang menjadi objek atau sasaran penelitian.

Penggunaan metode penelitian yang baik haruslah sesuai dengan masalah yang diteliti. Unsur - unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir pada pertanyaan penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2010. hal 5) ‘...penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada...’.

Metode Penelitian kualitatif digunakan karena penelitian bermaksud mendalami situasi sosial yang unik di sebuah lembaga berupa pemberian layanan pendidikan bagi tunalaras. Hal ini disepakati Moleong (2010. hal 6) yang mengemukakan:

Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik,


(2)

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

berdasarkan paparan di atas dan sesuai dengan tujuan penelitian ini, Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif merupakan cara yang paling tepat untuk melakukan penelitian ini.

2. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lembaga penyelenggara pendidikan formal bagi siswa tunalaras yakni SLB E Prayuwana bertempat di Jalan Ngadisuryan, No.2, Patehan, Alun – Alun Selatan Yogyakarta. Penelitian ini berfokus pada kegiatan yang dilakukan di sekolah dengan tiga orang narasumber yaitu Guru Kelas XI, Guru Penjas, dan Guru Bina Pribadi dan Sosial.

3. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data a. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu data pendukung yang dapat membimbing penelitian dalam melakukan penelitiannya, sehingga dapat dicapai tujuan dari penelitian tersebut. dalam penelitian ini yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri dan didukung dengan pedoman wawancara dan pedoman observasi serta studi dokumentasi.

Peneliti dianggap sebagai alat atau instrumen yang dapat dengan mendalam mengamati situasi sosial di lembaga yang menjadi tempat penelitian untuk menggambarkan berbagai hal terkait pembinaan keterampilan sosial di SLB E Prayuwana. Sebagaimana Nasution (2003. hal 55-56) memaparkan:

Peneliti sebagai alat peka dan bereaksi terhadap segala stimulasi dari lingkungan yang diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian, peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai dan dapat mengumpulkan aneka data, suatu situasi yang melibatkan interaksi antara manusia tidak dapat dipakai dengan pengetahuan semata-mata, akan tetapi diperlukan penghayatan mendalam.


(3)

1) Pedoman observasi

Menurut Syaodih N dalam Satori & Komariah (2014, hal. 98) mengatakan bahwa ‘...observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung...’.

Selama penelitian berlangsung, peneliti mengamati apa yang dikerjakan subyek, mendengar apa yang diucapkan, tetapi tidak ikut terlibat dalam suatu kegiatan tersebut.

2) Pedoman wawancara

Menurut Esterberg dalam Satori & Komariah (2014, hal. 98)

mengatakan bahwa ‘...wawancara merupakan suatu pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu...’.

Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan. 3) Studi dokumentasi

Agar mendapatkan informasi bukan hanya dari orang sebagai narasumber, tetapi mendapatkan informasi dari macam – macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode-metode yang dilakukan peneliti dalam mengambil data mengenai subjek penelitian. Data penelitian merupakan informasi tentang suatu kenyataan atau fenomena yang berupa angka atau pernyataan.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dengan cara:


(4)

MACAM-MACAM TEKNIK PENGUMPULAN DATA

penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Berikut adalah penjelasannya:

1) Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta yang terkait dengan masalah penelitian.

Ryerson dalam Satori & Komariah (2014, hal. 113-114) menyebutkan enam macam klasifikasi dari observasi yaitu :

a) Observasi partisipan dan non partisipan

b) Kentara (obstrusive) dan tidak kentara (unobstrutive) c) Observasi dalam setting alami atau buatan (contrived) d) Observasi tersamar dan tak tersamar

e) Observasi terstruktur dan tak terstruktur f) Observasi langsung dan tak langsung

Teknik yang digunakan dalam observasi terdapat tiga jenis yakni observasi partisipatif, observasi terus terang dan tersamar dan observasi tak terstruktur. Pada penelitian ini peneliti akan melakukan observasi berpartisipasi. Adapun panduan observasi (pengamatan) adalah sebagai berikut:

MACAM- MACAM TEKNIK PENGUMPULAN

DATA

Triangulasi/ gabungan

Wawancara Observasi

Dokumentasi


(5)

Tabel 3.1

Tabel kisi – kisi pedoman observasi (pengamatan)

RUANG LINGKUP ASPEK YANG DIAMATI

Perencanaan Siswa yang sudah ditentukan

sebagai subyek penelitian Guru mata pelajaran olahraga Sarana dan prasarana

Alokasi waktu yang diberikan Materi yang diberikan

Pelaksanaan Tahap Pelaksanaan Program

Langkah Pembelajaran

Evaluasi Bentuk evaluasi yang diberikan

Resosialisasi dan bimbingan lanjut

Follow up setelah pembelajaran

2) Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mencari data tentang pemikiran, konsep atau pengalaman mandalam dari informan. Melaksanakan teknik wawancara berarti melakukan interaksi komunikasi atau percakapan antara pewawancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee) dengan maksud menghimpun informasi dari interviewee.

Teknik wawancara yang dilakukan ada dua acara yaitu wawancara terstruktur dengan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang sebelumnya peneliti telah menyiapkan pedomannya, sedangkan wawancara tidak terstruktur wawancara yang secara spontan terjadi. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara telah disusun. Berikut adalah kisi-kisi pedoman wawancara:


(6)

Tabel 3.2

Tabel kisi – kisi pedoman wawancara RUANG

LINGKUP

KISI – KISI PERTANYAAN

Perencanaan Siswa yang mengikuti kegiatan permainan sepakbola

Kegiatan yang akan dilakukan Sikap yang ingin dikembangkan Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan

Alokasi waktu yang digunakan Sarana yang digunakan

Metode yang digunakan

Evaluasi Adanya perkembangan dari sikap yang sudah ditentukan

Follow up Langkah selanjutnya apabila ada perkembangan atau tidak

3) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi mempermudah peneliti dalam memperoleh informasi bukan hanya dari orang saja sebagai narasumber, tetapi dapat memperoleh informasi dari macam – macam sumber tertulis atau dari dokumen yang terdapat pada informan. Berikut adalah pedoman dokumentasi:

Tabel 3.3

Tabel kisi – kisi pedoman dokumentasi PEDOMAN DOKUMENTASI 1. Profil lembaga


(7)

B. Teknik Analisis Data

Terdapat berbagai sumber yang menjelaskan mengenai analisis data dalam penelitian, Bogdan & Biklen dalam Moleong (2010, hal. 248) menjelaskan analisis data kualitatif sebagai upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Dalam analisis proses di lapangan terdapat beberapa model analisis yang dapat digunakan dan dalam penelitian ini model analisis yang akan digunakan yaitu model Milles dan Huberman dalam Djam’an Satori dan Aan Komariah (2014, hal. 218-220) yaitu :

Bagan 3.2

Adapun proses analisis data dipaparkan Moleong (2010, hal, 247) sebagai berikut:

Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, photo, dan sebagainya ... berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi ... langkah selanjutnya adalah

Periode Pengumpulan data

Reduksi data

Antisipasi Selama Setelah

Display data

Selama Setelah

Kesimpulan/Verifikasi

Selama Setelah


(8)

menyusunnya dalam satuan-satuan, satuan-satuan tersebut kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kateori itu dibuat sambil melakukan koding, tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data, setelah selesai tahapan ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori subtantif dengan menggunakan metode tertentu.

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dipaparkan Sugiyono (2013, hal. 336) dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Beberapa penjelasan di atas penulis simpulkan bahwa analisis data adalah proses memilih, memilah, membuang (menelaah seluruh) data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, photo, dan sebagainya lalu mengadakan reduksi data selanjutnya menyusunnya dalam satuan-satuan, satuan-satuan tersebut kemudian dikategorisasikan setelah itu kategori-kateori itu dibuat sambil melakukan koding, tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data, setelah selesai tahapan ini, mulailah kini tahap penafsiran data. Analisis data ini sesuai dengan model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1984) dalam sugiyono (2013, hlm. 337) menjelaskan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

C. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahaan data dilakukan agar data yang diperoleh dan di hasilkan dari studi atau penelitian absah (valid, reliable dan objektif), Untuk memenuhi syarat tersebut maka instrumen nya di uji validitas dan reliabilitas nya, jika instrumen nya teruji maka data nya absah.


(9)

Ada beberapa teknik dalam memperoleh kepercayaan dari kredibilitas, realiabilitas, dan objektifitas. terdapat beberapa teknik dalam pemeriksaan kredibiltas yaitu :

a) Perpanjangan pengamatan

b) Peningkatan ketekunan/kegigihan c) Trianggulasi

d) Analisis kasus negatif

e) Diskusi dengan teman sejawat f) Member check

Sedangkan dalam pengecekan realibility dan objectivity dilakukan melalui proses audit trail, yang berarti pemeriksaan terhadap ketelitian yang dilakukan sehingga timbul keyakinan bahwa yang dilaporkan demikian adanya dan jejak dapat dilacak atau diikuti.

Sumber lain menyebut empat kriteria yang perlu dicek dalam penelitian kualitatif dengan istilah sedikit berbeda yakni uji kredibilitas data untuk mengecek kebenaran (dalam penelitian kualitatif disebut validitas internal) yang bisa di cek dengan melakukan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif dan member cek; uji transferability untuk mengeneralisasi hasil penelitian (dalam penelitian kualitatif disebut validitas eksternal) yang dicek dari pembaca laporan penelitian, apabila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya suatu hasil penelitian dapat diberlakukan maka laporan tersebut memenuhi standar transferbilitas; Pengujian dependability untuk mengecek konsistensi atau reliabilitas penelitian kualitatif yang dicek dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian; pengujian komfirmability untuk mengecek obyektifitas penelitian kualitatif yang di cek dengan menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan, saat hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan.

Dalam Penelitian ini, untuk menguji keabsahan data maka dilihat validitas internal dari penelitian dan menggunakan uji validitas triangulasi yaitu menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori untuk menemukan suatu kesimpulan dan hasil akhir yang sah dan dapat dipertanggung jawabkan.


(10)

Berdasarkan Penjelasan tersebut penulis melakukan uji keabsahan data dengan cara:

1. Memeriksa kredibilitas (derajat kepercayaan) data melalui triangulasi teknik (metode).

2. Mengecek validitas eksternal dengan melakukan uji transferbility kepada pembaca dalam penelitian ini uji transferbility dilakukan oleh guru di SLB untuk mengecek standar tranferbilitas.

3. Menunjukan keseluruhan aktivitas penelitian dimulai dari penentuan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data hingga membuat kesimpulan kepada auditor independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Mengujikan hasil penelitian kepada pembimbing terkait proses yang dilakukan untuk mengecek hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan sehingga memenuhi standar komfirmability.


(11)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab IV, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembinaan keterampilan sosial pada anak tunalaras melalui permainan sepakbola di SLB E Prayuwana di nilai mampu membina keterampilan sosial bagi anak.

2. Program untuk membina keterampilan sosial siswa di SLB E Prayuwana terdapat pada saat kegiatan pembelajaran di sekolah. Program yang sudah dilakukan yaitu sepakbola, menari, dan outbond (Peer Relationship Skills), sepakbola, melukis, renang, outbond, dan upacara (Self Management Skills), melukis, renang, sepakbola, dan menari (Akademic Skills), menari, sepakbola, outbond, dan upacara (Compliance Skills), menari, sepakbola, outbond, dan upacara (Asertion Skills). Kegiatan yang paling diminati yaitu kegiatan sepakbola.

3. Pelaksanaan pembinaan keterampilan sosial siswa melalui permainan sepakbola di SLB E Prayuwana. Dilaksanakan sebanyak dua babak dengan alokasi waktu 2 x 25 menit dan diikuti oleh dua regu yang beranggotakan 3 orang. Pembinaan yang nampak pada saat kegiatan yaitu saat berdiskusi menentukan posisi serta strategi yang akan digunakan, melakukan operan bola, dan kerjasama akan memasukkan bola kedalam gawang (Peer Relationship Skills). Saat terpilih menjadi ketua regu dan memilih anggota, melakukan celebrasi, menerima hasil baik itu kalah ataupun menang, dan mendengarkan instruksi guru (Self Management Skills). Mampu mencetak gol, mampu menjalankan strategi yang sudah ditentukan sebelumnya, dan menerima hasil (Akademic Skills). Saat melakukan tugas diposisi yang sudah ditentukan, terpilih menjadi ketua dan memilih anggotanya, mendengarkan instruksi guru dan melakukan instruksi yang diberikan oleh regu (Compliance Skills). Saat berinteraksi dengan regu dalam permainan dan mengikuti instruksi yang diberikan guru (Asertion Skills). Faktor terlaksananya program


(12)

yaitu faktor guru, faktor siswa, faktor media, sarana dan waktu, faktor lingkungan, dan faktor evaluasi.

4. Hambatan yang ditemui dalam membina keterampilan sosial melalui permainan sepakbola di SLB E Prayuwana yaitu pada saat suasana hati siswa yang mudah berubah dan berpengaruh pada keberlangsungan kegiatan, emosi yang tidak terkendali, sulit untuk langsung menyukai kegiatan. Pada saat pelaksanaan yaitu waktu pelaksanaan yang harus menyesuaikan dengan jadwal yang tersedia dan banyaknya materi yang harus disampaikan, tidak adanya team ahli yang mendampingi atau menjadi rekan untuk berkonsultasi. 5. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang ditemukan dalam

membina keterampilan sosial melalui permainan sepakbola di SLB E Prayuwana yaitu untuk siswa dengan pengalihan dan diberikan waktu untuk sendiri memisahkan diri dari kelompok sampai dirinya merasa tenang dan saat pelaksanaan guru memanfaatkan waktu pada saat istirahat atau kegiatan lain. Guru maupun kepala sekolah memanfaatkan internet dan buku yang tersedia sebagai referensi.

B.SARAN

Penelitian ini telah berupaya untuk menggambarkan pembinaan keterampilan sosial anak tunalaras melalui permaianan sepakbola di SLB E Prayuwana. Setelah melakukan penelitian kualitatif deskriptif ini peneliti mengusulkan beberapa saran bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai pembinaan keterampilan sosial untuk diterapkan di lembaga pendidikan kebutuhan khusus: 1. Melakukan berbagai metode penelitian lain untuk menemukan dan

memperkaya referensi program pembinaan keterampilan sosial pada anak tunalaras.

2. Mengoptimalkan waktu dan kegiatan disekolah dalam pengembangan pembinaan pada anak tunalaras

3. Meminimalisir permasalahan yang dihadapi anak dengan cara kerjasama dengan orangtua.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. (1991). Psikologi Sosial (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Ariesto, H & Arief, A. (2010). Terampil Mengolah data kualitatif dengan NVIVO. Jakarta: Kencana

Fauzan. (2012, 12 13). Keterampilan Sosial dan Penerapannya Dalam Modifikasi

Perilaku. Retrieved 4 7, 2015, from Psicology:

http://psikology09b.blogspot.com/2012/12/keterampilan-sosial-dan-penerapannya.html

Firda. (2012, november 4). anak tunalaras. Retrieved desember 2, 2014, from

http://phierda.wordpress.com/2012/11/04/anak-tuna-laras-dan/karakteristiknya/

Goleman, D. (2002). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Haryadi, D. (2013, 10 28). Sepakbola. Retrieved 3 23, 2015, from Olahraga.it: http://haryadideni.blospot.com/2013/10/pengertian-sepak-bola.html

Lembaga Pemasyarakatan. (n.d.). Retrieved mei 31, 2014, from Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Pemasyarakatan

Moleong, Lexy. 2010. Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara Raimundo, R. C. (2012). School Social Behavior Scales: an Adaptation Study of

the Portuguese Version of the social competence scale from SSBS-2. The Spanish Journal of Psycholoy, 1473-1484.

Sunaryo. (2014). Modul treatment gangguan tingkah laku. Bandung. Setiawan, A. (2014). Modul Pendidikan Anak Tunalaras I. UPI. Situmorang, A. S. (2013). Modul Olahraga sepakbola. Bandung.

Sudarsono, S. M. (2012). Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Sunardi. (n.d.). Modul Treatment Gangguan Tingkahlaku. UPI.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Satori, D., & Komariah, A. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV Alfabeta

Wina, Sanjaya. 2010. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana Predana Media Grup.


(1)

37

menyusunnya dalam satuan-satuan, satuan-satuan tersebut kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kateori itu dibuat sambil melakukan koding, tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data, setelah selesai tahapan ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori subtantif dengan menggunakan metode tertentu.

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dipaparkan Sugiyono (2013, hal. 336) dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Beberapa penjelasan di atas penulis simpulkan bahwa analisis data adalah proses memilih, memilah, membuang (menelaah seluruh) data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, photo, dan sebagainya lalu mengadakan reduksi data selanjutnya menyusunnya dalam satuan-satuan, satuan-satuan tersebut kemudian dikategorisasikan setelah itu kategori-kateori itu dibuat sambil melakukan koding, tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data, setelah selesai tahapan ini, mulailah kini tahap penafsiran data. Analisis data ini sesuai dengan model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1984) dalam sugiyono (2013, hlm. 337) menjelaskan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

C. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahaan data dilakukan agar data yang diperoleh dan di hasilkan dari studi atau penelitian absah (valid, reliable dan objektif), Untuk memenuhi syarat tersebut maka instrumen nya di uji validitas dan reliabilitas nya, jika instrumen nya teruji maka data nya absah.


(2)

Ada beberapa teknik dalam memperoleh kepercayaan dari kredibilitas, realiabilitas, dan objektifitas. terdapat beberapa teknik dalam pemeriksaan kredibiltas yaitu :

a) Perpanjangan pengamatan

b) Peningkatan ketekunan/kegigihan

c) Trianggulasi

d) Analisis kasus negatif

e) Diskusi dengan teman sejawat

f) Member check

Sedangkan dalam pengecekan realibility dan objectivity dilakukan melalui proses audit trail, yang berarti pemeriksaan terhadap ketelitian yang dilakukan sehingga timbul keyakinan bahwa yang dilaporkan demikian adanya dan jejak dapat dilacak atau diikuti.

Sumber lain menyebut empat kriteria yang perlu dicek dalam penelitian kualitatif dengan istilah sedikit berbeda yakni uji kredibilitas data untuk mengecek kebenaran (dalam penelitian kualitatif disebut validitas internal) yang bisa di cek dengan melakukan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif dan member cek; uji transferability untuk mengeneralisasi hasil penelitian (dalam penelitian kualitatif disebut validitas eksternal) yang dicek dari pembaca laporan penelitian, apabila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya suatu hasil penelitian dapat diberlakukan maka laporan tersebut memenuhi standar transferbilitas; Pengujian dependability untuk mengecek konsistensi atau reliabilitas penelitian kualitatif yang dicek dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian; pengujian komfirmability untuk mengecek obyektifitas penelitian kualitatif yang di cek dengan menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan, saat hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan.

Dalam Penelitian ini, untuk menguji keabsahan data maka dilihat validitas internal dari penelitian dan menggunakan uji validitas triangulasi yaitu menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori untuk menemukan suatu kesimpulan dan hasil akhir yang sah dan dapat dipertanggung jawabkan.


(3)

39

Berdasarkan Penjelasan tersebut penulis melakukan uji keabsahan data dengan cara:

1. Memeriksa kredibilitas (derajat kepercayaan) data melalui triangulasi teknik (metode).

2. Mengecek validitas eksternal dengan melakukan uji transferbility kepada pembaca dalam penelitian ini uji transferbility dilakukan oleh guru di SLB untuk mengecek standar tranferbilitas.

3. Menunjukan keseluruhan aktivitas penelitian dimulai dari penentuan

masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data hingga membuat kesimpulan kepada auditor independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Mengujikan hasil penelitian kepada pembimbing terkait proses yang dilakukan untuk mengecek hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan sehingga memenuhi standar komfirmability.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab IV, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembinaan keterampilan sosial pada anak tunalaras melalui permainan sepakbola di SLB E Prayuwana di nilai mampu membina keterampilan sosial bagi anak.

2. Program untuk membina keterampilan sosial siswa di SLB E Prayuwana terdapat pada saat kegiatan pembelajaran di sekolah. Program yang sudah dilakukan yaitu sepakbola, menari, dan outbond (Peer Relationship Skills), sepakbola, melukis, renang, outbond, dan upacara (Self Management Skills), melukis, renang, sepakbola, dan menari (Akademic Skills), menari, sepakbola, outbond, dan upacara (Compliance Skills), menari, sepakbola, outbond, dan upacara (Asertion Skills). Kegiatan yang paling diminati yaitu kegiatan sepakbola.

3. Pelaksanaan pembinaan keterampilan sosial siswa melalui permainan

sepakbola di SLB E Prayuwana. Dilaksanakan sebanyak dua babak dengan alokasi waktu 2 x 25 menit dan diikuti oleh dua regu yang beranggotakan 3 orang. Pembinaan yang nampak pada saat kegiatan yaitu saat berdiskusi menentukan posisi serta strategi yang akan digunakan, melakukan operan bola, dan kerjasama akan memasukkan bola kedalam gawang (Peer Relationship Skills). Saat terpilih menjadi ketua regu dan memilih anggota, melakukan celebrasi, menerima hasil baik itu kalah ataupun menang, dan mendengarkan instruksi guru (Self Management Skills). Mampu mencetak gol, mampu menjalankan strategi yang sudah ditentukan sebelumnya, dan menerima hasil (Akademic Skills). Saat melakukan tugas diposisi yang sudah ditentukan, terpilih menjadi ketua dan memilih anggotanya, mendengarkan instruksi guru dan melakukan instruksi yang diberikan oleh regu (Compliance Skills). Saat berinteraksi dengan regu dalam permainan dan mengikuti instruksi yang diberikan guru (Asertion Skills). Faktor terlaksananya program


(5)

63

yaitu faktor guru, faktor siswa, faktor media, sarana dan waktu, faktor lingkungan, dan faktor evaluasi.

4. Hambatan yang ditemui dalam membina keterampilan sosial melalui

permainan sepakbola di SLB E Prayuwana yaitu pada saat suasana hati siswa yang mudah berubah dan berpengaruh pada keberlangsungan kegiatan, emosi yang tidak terkendali, sulit untuk langsung menyukai kegiatan. Pada saat pelaksanaan yaitu waktu pelaksanaan yang harus menyesuaikan dengan jadwal yang tersedia dan banyaknya materi yang harus disampaikan, tidak adanya team ahli yang mendampingi atau menjadi rekan untuk berkonsultasi. 5. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang ditemukan dalam

membina keterampilan sosial melalui permainan sepakbola di SLB E Prayuwana yaitu untuk siswa dengan pengalihan dan diberikan waktu untuk sendiri memisahkan diri dari kelompok sampai dirinya merasa tenang dan saat pelaksanaan guru memanfaatkan waktu pada saat istirahat atau kegiatan lain. Guru maupun kepala sekolah memanfaatkan internet dan buku yang tersedia sebagai referensi.

B.SARAN

Penelitian ini telah berupaya untuk menggambarkan pembinaan keterampilan sosial anak tunalaras melalui permaianan sepakbola di SLB E Prayuwana. Setelah melakukan penelitian kualitatif deskriptif ini peneliti mengusulkan beberapa saran bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai pembinaan keterampilan sosial untuk diterapkan di lembaga pendidikan kebutuhan khusus:

1. Melakukan berbagai metode penelitian lain untuk menemukan dan

memperkaya referensi program pembinaan keterampilan sosial pada anak tunalaras.

2. Mengoptimalkan waktu dan kegiatan disekolah dalam pengembangan

pembinaan pada anak tunalaras

3. Meminimalisir permasalahan yang dihadapi anak dengan cara kerjasama dengan orangtua.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. (1991). Psikologi Sosial (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Ariesto, H & Arief, A. (2010). Terampil Mengolah data kualitatif dengan NVIVO. Jakarta: Kencana

Fauzan. (2012, 12 13). Keterampilan Sosial dan Penerapannya Dalam Modifikasi

Perilaku. Retrieved 4 7, 2015, from Psicology:

http://psikology09b.blogspot.com/2012/12/keterampilan-sosial-dan-penerapannya.html

Firda. (2012, november 4). anak tunalaras. Retrieved desember 2, 2014, from

http://phierda.wordpress.com/2012/11/04/anak-tuna-laras-dan/karakteristiknya/

Goleman, D. (2002). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Haryadi, D. (2013, 10 28). Sepakbola. Retrieved 3 23, 2015, from Olahraga.it: http://haryadideni.blospot.com/2013/10/pengertian-sepak-bola.html

Lembaga Pemasyarakatan. (n.d.). Retrieved mei 31, 2014, from Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Pemasyarakatan

Moleong, Lexy. 2010. Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara Raimundo, R. C. (2012). School Social Behavior Scales: an Adaptation Study of

the Portuguese Version of the social competence scale from SSBS-2. The Spanish Journal of Psycholoy, 1473-1484.

Sunaryo. (2014). Modul treatment gangguan tingkah laku. Bandung. Setiawan, A. (2014). Modul Pendidikan Anak Tunalaras I. UPI. Situmorang, A. S. (2013). Modul Olahraga sepakbola. Bandung.

Sudarsono, S. M. (2012). Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Sunardi. (n.d.). Modul Treatment Gangguan Tingkahlaku. UPI.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Satori, D., & Komariah, A. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV Alfabeta

Wina, Sanjaya. 2010. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana Predana Media Grup.