HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Yang Berorientasi Pada Pekerjaan Dengan Motivasi Kerja.
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN
YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN
MOTIVASI KERJA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
Ipmawan Pramudya
F 100 040 137
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN
YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN
MOTIVASI KERJA
Pada setiap ruang lingkup pekerjaan dibutuhkan daya pendorong (energizer) atau
motivasi kerja. Motivasi kerja harus dimiliki setiap karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya agar dapat bekerja dengan baik dan efektif. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi kerja yaitu persepsi terhadap gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan
antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan berorientasi pekerjaan dengan motivasi
kerja , 2) tingkat persepsi terhadap gaya kepemimpinan berorientasi pekerjaan 3) tingkat
motivasi kerja pada , 4) peran persepsi terhadap gaya kepemimpinan berorientasi
pekerjaan terhadap motivasi kerja. Hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara
persepsi terhadap gaya kepemimpinan berorientasi pekerjaan dengan motivasi kerja.
Subjek penelitian yaitu pegawai Diknas Dispora Kabupaten Boyolali berjumlah
70 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan purpossive non random sampling
yaitu pengambilan sampel dengan menentukan karakteristik terlebih dahulu, sebagai
berikut: a) memiliki golongan maksimal III.C, b) masa kerja minimal 5 tahun. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan purpossive non random sampling. Metode
pengumpulan data menggunakan skala persepsi terhada p gaya kepemimpinan
berorientasi pekerjaan dan skala motivasi kerja. Teknik analisis data menggunakan
korelasi product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,363;
p = 0,002 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan
dengan motivasi kerja. Sumbangan efektif persepsi terhadap gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada pekerjaan terhadap motivasi kerja sebesar 13,2%, Variabel persepsi
terhadap gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan mempunyai rerata
empirik sebesar 102,614 dan rerata hipotetik sebesar 92,5 yang berarti persepsi terhadap
gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan pada subjek penelitian tergolong
sedang. Variabel motivasi kerja diketahui rerata empirik sebesar 93,900 dan rerata
hipotetik sebe sar 90 berarti motivasi kerja subjek penelitian tergolong sedang
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dengan
motivasi kerja , dengan demikian variabel persepsi terhadap gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada pekerjaan dapat dijadikan sebagai prediktor (variabel bebas)
memprediksikan atau mengukur tinggi rendahnya motivasi kerja.
Kata kunci : persepsi terhadap gaya kepemimpinan berorientasi pekerjaan, motivasi
kerja
Suranta
Latar Belakang Masalah
Menumbuhkan
motivasi
bukanlah masalah yang sederhana dalam
usaha
mewujudkan
suatu
idealisme
untuk meningkatkan produktivitas dan
profesionalisme kerja. Pandangan atau
pendapat umum sering beranggapan
bahwa
motivasi
ditimbulkan
bekerja
apabila
mendapatkan
seseorang
imbalan
sehingga
dapat
yang
mampu
baik
meningkatkan
kepuasan kerja karyawan. Namun selain
keseluruhan perlu diperhatikan gaya
kepemimpinan
atasan
karena
kepemimpinan
Pimpinan
perusahaan
yang
mengerti akan segala kebutuhan yang
diinginkan
oleh
karyawan
baik
kebutuhan materi dan juga fisiologis.
Seorang pemimpin yang baik sanggup
memberikan arahan yang baik terhadap
karyawan
meningkatkan
Penilaian
sehingga
mampu
kinerja
karyawan.
karyawan
akan
kinerja
pimpinan tentang pola kepemimpinan
dalam suatu perusahaan atau organisasi
memberikan sumbangan efektif terhadap
motivasi kerja yang akan mempengaruhi
hasil dari kepuasan kerja karyawan.
gaya
atau
manajer
atasan
mempunyai pengaruh langsung terhadap
kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa
sukses tidaknya seorang pemimpin dapat
menentukan
kondisi
keseluruhan
perusahaan atau iklim kerja terutama
kondisi fisik dan mental karyawan dalam
peningkatan kinerja karyawan.
Berdasarkan
jenisnya
gaya
kepemimpinan dibagi menjadi dua, yaitu
:
pola kepemimpinan yang baik.
mengatakan
peningkatkan kinerja karyawan secara
itu ada hal yang lebih penting dalam
penentuan motivasi kerja yaitu adanya
(2002)
yang
berpusat
pada
karyawan
(employee centered) dan yang berpusat
pada pekerjaan (job centered). Gaya
perilaku
ini
konsiderasi
paralel
dan
dengan
struktur
gaya
inisiaisi
sebagaimana yang diidentifikasi oleh
kelompok Ohio. (Kinicki & Kreitner,
2003)
Pada dasarnya harapan semua
pegawai yang berada dalam organisasi
atau perusahaan adalah dapat memiliki
motivasi kerja yang tinggi dan optimal
sehingga mampu memperlancar jalannya
roda organisasi atau perusahaan serta
memberikan
pegawai
kepuasan
tersebut.
Oleh
kerja
karena
bagi
itu
dibutuhkan model kepemimpinan yang
karyawan
mampu meningkatkan motivasi kerja
keputusan.
karyawan atau pegawai. Secara teoritis
dalam
Kenyatannya
kepemimpinan yang berorientasi pada
meningkatkan
pekerjaan
merupakan
pengambilan
untuk
motivasi
kerja
bukan
salah
satu
persoalan yang mudah, hal ini karena
dimungkinkan
dapat
banyak faktor yang mempengaruhinya,
meningkatkan motivasi kerja pegawai,
baik yang berasal dari luar seperti
karena dalam kepemimpinan tersebut,
lingkungan, maupun yang berasal dari
pemimpin
menggunakan
dalam individu seperti sifat dan karakter
beberapa model pendekatan yang positif
pegawai yang berbeda -beda, dan pada
Likert
dasarnya menurut Mc Gregor (Syadam,
alternatif
yang
berupaya
(Gibson,
pemimpin
yang
1997)
menyatakan
terpusatkan
pada
pekerjaan
(job-centered
leader),
menyusun
pekerjaan
bawahan,
mengawasi
dengan
ketat
untuk
2000)
setiap
kebebasan
manusia
suka
akan
dan tidak mau diperintah,
kurang suka memikul tanggung jawab,
tidak
mau
bekerja
sama,
suka
mengetahui bahwa tugas yang diberikan
mementingkan diri sendiri, mau bekerja
kepada
dilaksanakan,
yang ringan dengan penghasilan yang
menggunakan insentif untuk mendorong
besar, seringnya pegawai melakukan
produksi,
tingkat
pelanggaran misalnya, malas mengikuti
prosedur
rapat, terlambat datang di tempat kerja,
bawahan
standar
dan
menentukan
produksi
berdasar
seperti studi waktu (time study).
atau menunda -nunda pekerjaan,
Pendapat di atas sejalan dengan
Berdasarkan uraian diatas penulis
yang dikemukakan Saydam (2000) yang
mengajukan rumusan masalah “Apakah
menyatakan pemimpin yang berorientasi
ada hubungan Persepsi terhadap gaya
pada pekerjaan memberi petunjuk yang
kepemimpinan yang berorientasi pada
sejelas-jelasnya, memberi pengawasan
pekerjaan
rutin, menetapkan standar kerja yang
kerja?”.Dengan
rumusan
jelas,
tersebut
penulis
memberi
terhadap
hasil
kritik
kerja
dan
koreksi
bawahan,
penelitian
dengan
maka
dengan
masalah
melakukan
judul “Hubungan
menetapkan batas waktu pelaksanaan,
Antara
memberikan
Kepemimpinan yang Berorientasi Pada
motivasi,
melibatkan
Persepsi
motivasi
Terhadap
Gaya
Pekerjaan Dengan Motivasi Kerja”.
perbuatan atau tingkah laku tertentu
ujuan
untuk
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
mengetahui: Hubungan antara persepsi
Tidak ada manusia yang mengerjakan
terhadap
yang
suatu aktifitas atau pekerjaan tertentu
dengan
kalau tidak ada tujuan yang ingin
penelitian
gaya
berorientasi
ini
adalah
kepemimpinan
pada
pekerjaan
Motivasi kerja.
dicapainya.
As’ad
(2006)
mendefinisikan motivasi kerja sebagai
LANDASAN TEORI
sesuatu yang menimbulkan semangat
Motivasi Kerja
atau dorongan kerja. Ditambahkan oleh
Motivasi
kata
Manullang, (2010) motivasi kerja adalah
diartikan
suatu faktor yang mendorong karyawan
sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga
untuk melakukan tindakan tertentu yang
tersebut merupakan gerak jiwa dan
mengarah pada suatu tujuan tertentu.
jasmani untuk berbuat. Sehingga motif
Motivasi kerja merupakan suatu konsep
tersebut merupakan suatu driving force
yang menguraikan tentang kekuatan-
yang
untuk
kekuatan yang ada dalam diri individu
dalam
yang
“motif”
yang
berasal
sering
menggerakkan
bertingkah
laku,
dari
kali
manusia
dan
di
memulai
dan
mengarahkan
perbuatannya mempunyai tujuan tertentu
perilaku. Menurut Jewel dan Siegall
(As’ad,
(2004)
(2010) motivasi kerja adalah proses
mengatakan motivasi sebagai istilah
pemberian motif (penggerak) bekerja
sering dipakai silih berganti dengan
kepada para bawahan sedemikian rupa
istilah-istilah lainnya, seperti misalnya
sehingga mereka mau bekerja dengan
kebutuhan (need), keinginan (want),
ikhlas
dorongan (drive), atau impulsa. Motivasi
organisasi secara efisien.
2006).
Nashar
merupakan suatu konsep yang digunakan
untuk
menggambarkan
dorongan-
demi
tercapainya
tujuan
Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut
dapat
ditarik
kesimpulan
dorongan yang timbul pada atau didalam
motivasi kerja adalah suatu dorongan
seorang individu yang menggerakkan
yang menggerakkan seseorang untuk
dan mengarahkan perilaku.
melakukan atau melaksanakan tugas
Perbuatan
manusia
selalu
dilandasi motivasi untuk melakukan
dalam pencapaian hasil kerja yang
diharapkan
Mc.
Clelland
(2007)
c. Mempunyai tanggung jawab dalam
mengemukakan beberapa aspek motivasi
menyelesaikan
kerja adalah:
dengan
a. Kedisiplinan kerja. Sikap, tingkah
memandang permasalahan ataupun
laku atau perbuatan pada karyawan
sesuatu sesuai dengan kebenaran
untuk melakukan aktivitas-aktivitas
yang semestinya, bukan menurut
kerja yang sesuai dengan pola -pola
kebenaran pribadi atau yang menurut
tertentu,
dirinya
keputusan-keputusan,
peraturan-peraturan
dan
norma-
masalah,
sikap
ditandai
individu
sendiri
yang
benar
dan
menganalisa suatu masalah, sesuatu
norma yang telah ditetapkan dan
hal,
disetujui bersama baik secara tulis
menggunakan pemikiran yang dapat
maupun
diterima oleh akal dan sesuai dengan
lisan
antara
karyawan
dengan perusahaan tempat bekerja,
serta sanggup menerima sanksi bila
melanggar
peraturan,
tugas
dan
wewenang yang diberikan.
b. Daya
tahan
terhadap
sesuatu
kejadian
dengan
kenyataan.
d. Ketidakputusasaan,
dalam
suatu
proses pekerjaan individu sering dan
banyak dihadapkan pada berbagai
tekanan,
permasalahan dimana permasalahan-
tekanan yang dialami oleh individu
permasalahan
merupakan masalah tersendiri yang
individu satu dengan yang lain tidak
perlu mendapatkan perhatian sebab
selalu sama. Bagi individu
individu
tidak
yang mengalami tekanan
tersebut
mampu
antara
yang
menyelesaikan
kerja berlebihan cenderung menjadi
permasalahan karena merasa putus
tidak optimal dalam bekerja oleh
asa
karena itu individu
tekanan
mengambil
sisi
yang dapat
positif
akan
mengalami
yang
berbagai
mengganggu
adanya
produktivitas kerjanya, sebaliknya
tekanan, justru akan menimbulkan
individu yang tidak putus asa akan
semangat pada dirinya untuk berbuat
belajar dari berbagai masalah yang
lebih baik dan termotivasi agar
terjadi dan berusaha terus menerus
pekerjaan yang dilakukan sesuai
untuk memecahkan masalah yang
harapan perusahaan.
dialami tersebut.
e. Menyukai
tujuan
yang
sesuai
kepemimpinan adalah tingkah laku yang
kemampuan, antara lain ditandai
dirancang
dengan ciri-ciri: menetapkan secara
tujuan organisasi dengan tujuan individu
jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja
untuk mencapai tujuan bersama dalam
yang efisien, melihat tujuan-tujuan
suatu organisasi. Gaya kepemimpinan
yang ingin dicapai secara jelas dan
seseorang
tujuan-tujuan
melihat bagaimana persepsi bawahannya
itu
dapat
untuk
dapat
didefinisikannya secara cermat dan
terhadap
tahu mana yang mampu atau tidak
seorang pemimpin.
pekerjaan yang harus dilakukan.
mengintegrasikan
diketahui
perilaku
Likert
dengan
kepemimpinan
(Gibson,
1997)
mengelompokkan gaya kepemimpinan
menjadi:
Persepsi terhadap gaya
a. Pemimpin yang terpusatkan
kepemimpinan yang berorientasi
pada pekerjaan (job-centered leader),
pada pekerjaan
Wexley
memberikan
dan
Yukl
definisi
(1997)
kepemimpinan
menyusun
mengawasi
pekerjaan
dengan
bawahan,
ketat
untuk
sebagai proses-proses mempengaruhi,
mengetahui bahwa tugas yang diberikan
yang
kepada
mempengaruhi,
interpretasi
bawahan
dilaksanakan,
mengenai peristiwa-peristiwa bagi para
menggunakan insentif untuk mendorong
pengikut, pilihan dari sasaran-sasaran
produksi,
bagi
standar
kelompok
atau
organisasi,
pengorganisasian dari aktivitas-aktivitas
dan
menentukan
produksi
berdasar
tingkat
prosedur
seperti studi waktu (time study).
kerja untuk mencapai sasaran-sasaran
b. Pemimpin yang terpusatkan
tersebut, motivasi dari para pengikut
pada
pegawai
untuk mencapai sasaran, pemeliharaan
leader)
memusatkan
hubungan kerjasama dan team work,
aspek
kemanusiaan
serta perolehan dukungan dan kerjasama
bawahan
dari orang-orang yang berada diluar
kelompok kerja efektif dengan sasaran-
kelompok atau organisasi.
sasaran
Ranupandoyo
(2005)
mengatakan
dan
bahwa
Husnan
gaya
pemimpin
dan
(employee-centered
perhatian
dari
pada
kinerja
seperti
masalah
pembentukan
tinggi.
ini
pada
Seorang
menentukan
spesifikasi tujuan, mengkomunikasikan
tujuan dengan bawahan, dan memberi
Wahjosumidjo (dalam Amalia, 2002)
kebebasan luas kepada bawahan untuk
adalah:
menyelesaikan pekerjaan mereka.
a. Memberi petunjuk sejelas-jelasnya
Rivai (2008) mengatakan bahwa
b. Memberi pengawasan secara rutin
gaya kepemimpinan yang berorientasi
c. Menetapkan standar kerja yang jelas
pada pekerjaan adalah cara pemimpin
d. Memberi kritik dan koreksi terhadap
dalam menerapkan pengawasan secara
ketat
sehingga
bawahan
melakukan
tugasnya dengan menggunakan prosedur
penilaian kerja karyawan
e. Menetapkan
batas
waktu
pelaksanaan tugas.
yang telah ditentukan. Pemimpin ini
mengandalkan
kekuatan
paksaan,
imbalan
hukuman.
Persepsi
Ada hubungan positif antara
karyawan terhadap kepemimpinan yang
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
berorientasi
sangat
yang berorientasi pada pekerjaan dengan
tergantung dari apa dan bagaimana
motivasi kerja. Semakin tinggi atau
kebutuhan nilai-nilai dan pengalaman
positif
masa lalu mempengaruhinya pada saat
kepemimpinan yang berorientasi pada
suatu kepemimpinan diterapkan.
pekerjaan maka akan semakin tinggi
dan
pada
pekerjaan
Berdasarkan pendapat dan uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
Hipotesis
persepsi
terhadap
gaya
motivasi kerja, begitu pula sebaliknya
semakin rendah atau negatif persepsi
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
terhadap
yang berorientasi pada pekerjaan adalah
berorientasi pada pekerjaan maka akan
bagaimana
semakin rendah motivasi kerja.
bawahan
menilai,
gaya
kepemimpinan
yang
mengevaluasi, dan menafsirkan suatu
pola tingkah laku yang berorientasi pada
pekerjaan ya ng diterapkan atasannya
guna pencapaian tujuan organisasi secara
maksimal
Aspek-aspek persepsi terhadap
gaya kepemimpinan yang berorientasi
pada
pekerjaan
menurut
menurut
METODE
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel bebas :Persepsi Terhadap Gaya
Kepemimpinan
yang
berorientasi
pada
pekerjaan.
Variabel tergantung : Motivasi kerja.
Definisi Operasional Variabel
ketidakputusasaan, dan menyukai tujuan
Penelitian
yang
Persepsi
Terhadap
sesuai
dengan
kemampuan.
Gaya
Semakin tinggi skor skala motivasi kerja
Kepemimpinan yang berorientasi pada
yang diperoleh menunjukkan semakin
pekerjaan, yaitu bagaimana bawahan
tinggi pula motivasi kerja, begitu pula
menilai, mengevaluasi, dan menafsirkan
sebaliknya semakin rendah skor skala
suatu pola tingkah laku yang berorientasi
motivasi
pada
menunjukkan
pekerjaan
atasannya
guna
ya ng
diterapkan
pencapaian
tujuan
kerja
yang
semakin
diperoleh
rendah
pula
motivasi kerja karyawan.
organisasi secara maksimal. Hal ini
diungkap
menggunakan
skala
yang
disusun
berdasarkan
aspek-aspek:
memberi
petunjuk
memberi
pengawasan
sejelas-jelasnya,
secara
rutin,
Subjek penelitian
Pegawai
Diknas
Dispora
Kabupaten Boyolali berjumlah 70 orang.
Teknik
pengambilan
sampel
menetapkan standart kerja yang jelas,
digunakan
memberi kritik dan koreksi terhadap
sampling yaitu pengambilan sampel
penilaian kerja karyawan, menetapkan
dengan
batas waktu pelaksanaan tugas. Semakin
terlebih dahulu, sebagai berikut: a)
tinggi skor yang diperoleh menunjukkan
memiliki golongan maksimal III.D, b)
semakin positif persepsi terhadap gaya
masa kerja minimal 5 tahun.
kepemimpinan
yang
non
menentukan
random
karakteristik
berorientasi
terhadap tugas begitu pula sebaliknya.
Alat Pengumpulan Data
Motivasi kerja adalah dorongan yang
menggerakkan
purpossive
yang
seseorang
untuk
Skala persepsi terhadap gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada
melakukan atau melaksanakan tugas
pekerjaan
yang
dalam pencapaian hasil kerja yang
penelitian
ini
diharapkan. Motivasi kerja pada penelitian
teoretis
ini diungkap dengan skala motivasi kerja
kepemimpinan menurut Wahjosumidjo
mengacu pada aspek-aspek kedisiplinan,
(dalam Amalia, 2002) adapun aspek
daya
yang
tahan
mempunyai
terhadap
tekanan,
tanggung
jawab,
berdasarkan
mengenai
diungkapkan
petunjuk
digunakan
dalam
pendapat
orientasi
adalah
sejelas-jelasnya,
gaya
memberi
memberi
pengawasan secara rutin, menetapkan
perhitungan diperoleh nilai koefisien
standart kerja yang jelas, memberi kritik
korelasi (r) sebesar 0,363; p = 0,002 (p <
dan koreksi terhadap penilaian kerja
0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada
karyawan,
hubungan positif yang sangat signifikan
menetapkan
batas
waktu
pelaksanaan tugas.
antara
Motivasi kerja diungkap dengan
persepsi
terhadap
gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada
skala motivasi kerja. Skala motivasi
pekerjaan
kerja
disusun
Semakin tinggi persepsi terhadap gaya
Sawitriavi (2007) mengacu pada teori
kepemimpinan yang berorientasi pada
yang dikemukakan oleh McClelland
pekerjaan maka semakin tinggi motivasi
(2007),
kerja, begitu seba liknya semakin rendah
dalam
penelitian
meliputi
kedisiplinan,
daya
ini
aspek-aspek:
motivasi
kerja.
terhadap
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
tekanan, mempunyai tanggung jawab,
yang berorientasi pada pekerjaan maka
ketidakputusasaan, dan menyukai tujuan
semakin
yang sesuai dengan kemampuan Skala
Diketahui koefisien determinan (r2 ) =
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
0,132.
yang berorientasi pada pekerjaan dan
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
motivasi
yang
kerja
tahan
dengan
terdiri
dari
aitem
rendah
Berarti
berorientasi
motivasi
sumbangan
pada
kerja.
efektif
pekerjaan
favourable dan unfavourable. Alternatif
terhadap motivasi kerja sebesar 13,2%,
penilaian dan skor sebagai beriku
artinya masih terdapat 86,8% faktorfaktor lain yang mempengaruhi motivasi
kerja selain variabel persepsi terhadap
Metode Analisis Data
Teknik atau metode analisis data
gaya kepemimpinan yang berorientasi
yang digunakan untuk menguji hipotesis
pada
pekerjaan
misalnya
gaji,
yaitu analisis korelasi product moment.
lingkungan, pengalaman, teman sekerja,
rasa aman.
Kepemimpinan merupakan salah
Hasil Analisis dan Pembahasan
Perhitungan
hipotesis
untuk
menguji
satu aspek manajerial dalam kehidupan
dengan
organisasi yang merupakan posisi kunci
dilakukan
menggunakan teknik analisis product
(key
moment
pemimpin, berperan sebagai penyelaras
Pearson.
Berdasarkan
hasil
position),
karena
seorang
dalam proses kerjasama antar manusia
pekerjaan mempunyai rerata empirik
dalam organisasinya. Pemimpin akan
sebesar 102,614 dan rerata hipotetik
mampu membedakan karakteristik suatu
sebesar
organisasi dengan organisasi lainnya.
terhadap
Rivai (2008) mengatakan bahwa gaya
berorientasi pada pekerjaan pada subjek
kepemimpinan yang berorientasi pada
penelitian tergolong sedang. Kondisi
pekerjaan adalah cara pemimpin dalam
sedang secara umum menunjukan bahwa
menerapkan pengawasan secara ketat
aspek-aspek
sehingga bawahan melakukan tugasnya
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
dengan menggunakan prosedur yang
yang berorientasi pada pekerjaan yaitu
telah
ini
memberi
petunjuk
pengawasan
ditentukan.
Pemimpin
92,5
yang
gaya
berarti
persepsi
kepemimpinan
yang
terdapat
yang
dalam
sejelas-jelasnya,
mengandalkan
kekuatan
paksaan,
memberi
imbalan
hukuman.
Persepsi
menetapkan standart kerja yang jelas,
karyawan terhadap kepemimpinan yang
memberi kritik dan koreksi terhadap
berorientasi
sangat
penilaian kerja karyawan, menetapkan
tergantung dari apa dan bagaimana
batas waktu pelaksanaan tugas belum
kebutuhan nilai-nilai dan pengalaman
sepenuhnya dipersepsi secara positif
masa lalu mempengaruhinya pada saat
oleh karyawan. Kemungkinan lain dapat
suatu kepemimpinan diterapkan. Likert
disebabkan karena kurangnya sosialisasi
(Gibson, 1997) menyatakan pemimpin
tentang
yang terpusatkan pada pekerjaan (job-
dijalankan oleh pimpinan yang baru
centered leader), menyusun pekerjaan
Siagian (2001) menyebutkan bahwa
bawahan, mengawasi dengan ketat untuk
program
mengetahui bahwa tugas yang diberikan
meningkatkan kinerja pegawai apabila
kepada
dilakukan
dan
pada
pekerjaan
bawahan
dilaksanakan,
secara
program-program
orientasi
akan
dengan
rutin,
yang
efektif
menggunakan
menggunakan insentif untuk mendorong
pendekatan formal dan non formal, dan
produksi,
mencakup
standar
dan
menentukan
produksi
berdasar
tingkat
prosedur
seperti studi waktu (time study).
Persepsi
terhadap
empat
hal
utama
yaitu
berbagai aspek kehidupan organisasi,
keuntungan bagi pegawai, perkenalan
gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada
dan
aspek
tugas.
Penyelenggaran
program orientasi perlu melibatkan dua
pihak yaitu unit yang mengurusi tentang
sumber daya manusia.
4. Sumbangan efektif persepsi
terhadap
Variabel motivasi kerja diketahui
rerata empirik sebesar 93,900 dan rerata
gaya
kepemimpinan
yang
berorientasi pada pekerjaan terhadap
motivasi kerja sebesar 12,2%.
hipotetik sebesar 90 berarti motivasi
kerja subjek penelitian tergolong sedang.
Kategori
sedang
diinterpretasikan
disini
bahwa
dapat
aspek-aspek
Saran
Bagi
tertarik
peneliti
untuk
selanjutnya
melakukan
yang
penelitian
yang terdapat dalam motivasi kerja yaitu
dengan tema yang sama diharapkan :
kedisiplinan,
terhadap
melakukan penelitian lanjutan dengan
tekanan, mempunyai tanggung jawab,
memperluas area penelitian tidak hanya
ketidakputusasaan, dan menyukai tujuan
terbatas pada Dikpora tapi pada instansi
yang sesuai dengan kemampuan. belum
lainnya , serta menambahkan variabel
semuanya menjadi karakteristik subjek
yang lain seperti diluar kepemimpinan
khususnya
berorientasi
daya
dalam
tahan
ruang
lingkup
pada
pekerjaan
untuk
pekerjaan.
mengetahui hubungan dan pengaruhnya
KESIMPULAN
terhadap motivasi kerja.
1. Ada hubungan positif yang
sangat
signifikan
terhadap
gaya
berorientasi
antara
persepsi
kepemimpinan
pada
pekerjaan
yang
dengan
motivasi kerja. Semakin tinggi persepsi
terhadap
gaya
berorientasi
kepemimpinan
pada
pekerjaan
yang
maka
semakin tinggi motivasi kerja.
2.
Persepsi
terhadap
gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada
pekerjaan
pada
subjek
penelitian
tergolong sedang.
3. Motivasi kerja pada subjek
penelitian tergolong sedang.
DAFTAR PUSTAKA
.
Amalia, M. 2002. Konflik Peran Ganda
Ibu Bekerja ditinjau dari
Dukungan Pimpinan. Skripsi
(tidak diterbitkan). Semarang:
Fakultas Psikologi Universitas
Katolik Soegijapratana..
As’ad, M. 2006. Psikologi Industri
Edisi Revisi.
Yogyakarta :
Liberty.
Gibson, J.L. Ivancevich dan Donnelly,
JR. JH. 1997. Organisasi dan
Manajemen
(terjemahan
Djoerban
Wahid).
Jakarta:
Erlangga.
Jewell, L.N. dan Siegall, M. 2010.
Psikologi Industri Organisasi
Modern
Edisi 2 (terjemahan
Pudjaatmaka
&
Meitasari).
Jakarta : Arcan.
Kreitner, R. and Kinicki A. 2003.
Organizational
Behavioral.
Third Edition. USA: Erwin
Inc.
Mc.Clelland. D. 2007. Human Motive
(terjemahan : Ratnawati). New
York : Cambridge University
Press
Ranupandojo, H dan Husnan, S. 2005.
Manajemen
Personalia.
Yogyakarta : BPFE UGM.
Rivai, V. 2003. Kepemimpinan dan
perilaku Organisasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Sawitriavi, K.P 2008. Hubungan antara
Persepsi
Karyawan
Atas
Penghargaan (reward) yang
Diterima Dari Perusahaan Dan
Motivasi
Kerja
Dengan
Kepuasan Kerja Karyawan.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Surakarta : Fakultas Psikologi
UMS.
Suranta, S. 2002. Dampak Motivasi
Karyawan
Pada
Hubungan
Antara Gaya Kepemimpinan
dengan
Kinerja
Karyawan
Perusahaan
Bisnis.
Jurnal
Empirika.. Vol. 15 No.2 Hal.
116-138.
Syadam B. 2002. Kondisi Tenaga Kerja
di
Indonesia.
Artikel.
Http://www.nakertrans.go.id.
Wexley, K.N. and Yukl, G.A. 1997.
Perilaku
Organisasi
dan
Psikologi
Personalia.
(terjemahan: M. Shobarrudin
Edisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.
YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN
MOTIVASI KERJA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
Ipmawan Pramudya
F 100 040 137
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN
YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN
MOTIVASI KERJA
Pada setiap ruang lingkup pekerjaan dibutuhkan daya pendorong (energizer) atau
motivasi kerja. Motivasi kerja harus dimiliki setiap karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya agar dapat bekerja dengan baik dan efektif. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi kerja yaitu persepsi terhadap gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan
antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan berorientasi pekerjaan dengan motivasi
kerja , 2) tingkat persepsi terhadap gaya kepemimpinan berorientasi pekerjaan 3) tingkat
motivasi kerja pada , 4) peran persepsi terhadap gaya kepemimpinan berorientasi
pekerjaan terhadap motivasi kerja. Hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara
persepsi terhadap gaya kepemimpinan berorientasi pekerjaan dengan motivasi kerja.
Subjek penelitian yaitu pegawai Diknas Dispora Kabupaten Boyolali berjumlah
70 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan purpossive non random sampling
yaitu pengambilan sampel dengan menentukan karakteristik terlebih dahulu, sebagai
berikut: a) memiliki golongan maksimal III.C, b) masa kerja minimal 5 tahun. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan purpossive non random sampling. Metode
pengumpulan data menggunakan skala persepsi terhada p gaya kepemimpinan
berorientasi pekerjaan dan skala motivasi kerja. Teknik analisis data menggunakan
korelasi product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,363;
p = 0,002 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan
dengan motivasi kerja. Sumbangan efektif persepsi terhadap gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada pekerjaan terhadap motivasi kerja sebesar 13,2%, Variabel persepsi
terhadap gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan mempunyai rerata
empirik sebesar 102,614 dan rerata hipotetik sebesar 92,5 yang berarti persepsi terhadap
gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan pada subjek penelitian tergolong
sedang. Variabel motivasi kerja diketahui rerata empirik sebesar 93,900 dan rerata
hipotetik sebe sar 90 berarti motivasi kerja subjek penelitian tergolong sedang
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dengan
motivasi kerja , dengan demikian variabel persepsi terhadap gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada pekerjaan dapat dijadikan sebagai prediktor (variabel bebas)
memprediksikan atau mengukur tinggi rendahnya motivasi kerja.
Kata kunci : persepsi terhadap gaya kepemimpinan berorientasi pekerjaan, motivasi
kerja
Suranta
Latar Belakang Masalah
Menumbuhkan
motivasi
bukanlah masalah yang sederhana dalam
usaha
mewujudkan
suatu
idealisme
untuk meningkatkan produktivitas dan
profesionalisme kerja. Pandangan atau
pendapat umum sering beranggapan
bahwa
motivasi
ditimbulkan
bekerja
apabila
mendapatkan
seseorang
imbalan
sehingga
dapat
yang
mampu
baik
meningkatkan
kepuasan kerja karyawan. Namun selain
keseluruhan perlu diperhatikan gaya
kepemimpinan
atasan
karena
kepemimpinan
Pimpinan
perusahaan
yang
mengerti akan segala kebutuhan yang
diinginkan
oleh
karyawan
baik
kebutuhan materi dan juga fisiologis.
Seorang pemimpin yang baik sanggup
memberikan arahan yang baik terhadap
karyawan
meningkatkan
Penilaian
sehingga
mampu
kinerja
karyawan.
karyawan
akan
kinerja
pimpinan tentang pola kepemimpinan
dalam suatu perusahaan atau organisasi
memberikan sumbangan efektif terhadap
motivasi kerja yang akan mempengaruhi
hasil dari kepuasan kerja karyawan.
gaya
atau
manajer
atasan
mempunyai pengaruh langsung terhadap
kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa
sukses tidaknya seorang pemimpin dapat
menentukan
kondisi
keseluruhan
perusahaan atau iklim kerja terutama
kondisi fisik dan mental karyawan dalam
peningkatan kinerja karyawan.
Berdasarkan
jenisnya
gaya
kepemimpinan dibagi menjadi dua, yaitu
:
pola kepemimpinan yang baik.
mengatakan
peningkatkan kinerja karyawan secara
itu ada hal yang lebih penting dalam
penentuan motivasi kerja yaitu adanya
(2002)
yang
berpusat
pada
karyawan
(employee centered) dan yang berpusat
pada pekerjaan (job centered). Gaya
perilaku
ini
konsiderasi
paralel
dan
dengan
struktur
gaya
inisiaisi
sebagaimana yang diidentifikasi oleh
kelompok Ohio. (Kinicki & Kreitner,
2003)
Pada dasarnya harapan semua
pegawai yang berada dalam organisasi
atau perusahaan adalah dapat memiliki
motivasi kerja yang tinggi dan optimal
sehingga mampu memperlancar jalannya
roda organisasi atau perusahaan serta
memberikan
pegawai
kepuasan
tersebut.
Oleh
kerja
karena
bagi
itu
dibutuhkan model kepemimpinan yang
karyawan
mampu meningkatkan motivasi kerja
keputusan.
karyawan atau pegawai. Secara teoritis
dalam
Kenyatannya
kepemimpinan yang berorientasi pada
meningkatkan
pekerjaan
merupakan
pengambilan
untuk
motivasi
kerja
bukan
salah
satu
persoalan yang mudah, hal ini karena
dimungkinkan
dapat
banyak faktor yang mempengaruhinya,
meningkatkan motivasi kerja pegawai,
baik yang berasal dari luar seperti
karena dalam kepemimpinan tersebut,
lingkungan, maupun yang berasal dari
pemimpin
menggunakan
dalam individu seperti sifat dan karakter
beberapa model pendekatan yang positif
pegawai yang berbeda -beda, dan pada
Likert
dasarnya menurut Mc Gregor (Syadam,
alternatif
yang
berupaya
(Gibson,
pemimpin
yang
1997)
menyatakan
terpusatkan
pada
pekerjaan
(job-centered
leader),
menyusun
pekerjaan
bawahan,
mengawasi
dengan
ketat
untuk
2000)
setiap
kebebasan
manusia
suka
akan
dan tidak mau diperintah,
kurang suka memikul tanggung jawab,
tidak
mau
bekerja
sama,
suka
mengetahui bahwa tugas yang diberikan
mementingkan diri sendiri, mau bekerja
kepada
dilaksanakan,
yang ringan dengan penghasilan yang
menggunakan insentif untuk mendorong
besar, seringnya pegawai melakukan
produksi,
tingkat
pelanggaran misalnya, malas mengikuti
prosedur
rapat, terlambat datang di tempat kerja,
bawahan
standar
dan
menentukan
produksi
berdasar
seperti studi waktu (time study).
atau menunda -nunda pekerjaan,
Pendapat di atas sejalan dengan
Berdasarkan uraian diatas penulis
yang dikemukakan Saydam (2000) yang
mengajukan rumusan masalah “Apakah
menyatakan pemimpin yang berorientasi
ada hubungan Persepsi terhadap gaya
pada pekerjaan memberi petunjuk yang
kepemimpinan yang berorientasi pada
sejelas-jelasnya, memberi pengawasan
pekerjaan
rutin, menetapkan standar kerja yang
kerja?”.Dengan
rumusan
jelas,
tersebut
penulis
memberi
terhadap
hasil
kritik
kerja
dan
koreksi
bawahan,
penelitian
dengan
maka
dengan
masalah
melakukan
judul “Hubungan
menetapkan batas waktu pelaksanaan,
Antara
memberikan
Kepemimpinan yang Berorientasi Pada
motivasi,
melibatkan
Persepsi
motivasi
Terhadap
Gaya
Pekerjaan Dengan Motivasi Kerja”.
perbuatan atau tingkah laku tertentu
ujuan
untuk
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
mengetahui: Hubungan antara persepsi
Tidak ada manusia yang mengerjakan
terhadap
yang
suatu aktifitas atau pekerjaan tertentu
dengan
kalau tidak ada tujuan yang ingin
penelitian
gaya
berorientasi
ini
adalah
kepemimpinan
pada
pekerjaan
Motivasi kerja.
dicapainya.
As’ad
(2006)
mendefinisikan motivasi kerja sebagai
LANDASAN TEORI
sesuatu yang menimbulkan semangat
Motivasi Kerja
atau dorongan kerja. Ditambahkan oleh
Motivasi
kata
Manullang, (2010) motivasi kerja adalah
diartikan
suatu faktor yang mendorong karyawan
sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga
untuk melakukan tindakan tertentu yang
tersebut merupakan gerak jiwa dan
mengarah pada suatu tujuan tertentu.
jasmani untuk berbuat. Sehingga motif
Motivasi kerja merupakan suatu konsep
tersebut merupakan suatu driving force
yang menguraikan tentang kekuatan-
yang
untuk
kekuatan yang ada dalam diri individu
dalam
yang
“motif”
yang
berasal
sering
menggerakkan
bertingkah
laku,
dari
kali
manusia
dan
di
memulai
dan
mengarahkan
perbuatannya mempunyai tujuan tertentu
perilaku. Menurut Jewel dan Siegall
(As’ad,
(2004)
(2010) motivasi kerja adalah proses
mengatakan motivasi sebagai istilah
pemberian motif (penggerak) bekerja
sering dipakai silih berganti dengan
kepada para bawahan sedemikian rupa
istilah-istilah lainnya, seperti misalnya
sehingga mereka mau bekerja dengan
kebutuhan (need), keinginan (want),
ikhlas
dorongan (drive), atau impulsa. Motivasi
organisasi secara efisien.
2006).
Nashar
merupakan suatu konsep yang digunakan
untuk
menggambarkan
dorongan-
demi
tercapainya
tujuan
Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut
dapat
ditarik
kesimpulan
dorongan yang timbul pada atau didalam
motivasi kerja adalah suatu dorongan
seorang individu yang menggerakkan
yang menggerakkan seseorang untuk
dan mengarahkan perilaku.
melakukan atau melaksanakan tugas
Perbuatan
manusia
selalu
dilandasi motivasi untuk melakukan
dalam pencapaian hasil kerja yang
diharapkan
Mc.
Clelland
(2007)
c. Mempunyai tanggung jawab dalam
mengemukakan beberapa aspek motivasi
menyelesaikan
kerja adalah:
dengan
a. Kedisiplinan kerja. Sikap, tingkah
memandang permasalahan ataupun
laku atau perbuatan pada karyawan
sesuatu sesuai dengan kebenaran
untuk melakukan aktivitas-aktivitas
yang semestinya, bukan menurut
kerja yang sesuai dengan pola -pola
kebenaran pribadi atau yang menurut
tertentu,
dirinya
keputusan-keputusan,
peraturan-peraturan
dan
norma-
masalah,
sikap
ditandai
individu
sendiri
yang
benar
dan
menganalisa suatu masalah, sesuatu
norma yang telah ditetapkan dan
hal,
disetujui bersama baik secara tulis
menggunakan pemikiran yang dapat
maupun
diterima oleh akal dan sesuai dengan
lisan
antara
karyawan
dengan perusahaan tempat bekerja,
serta sanggup menerima sanksi bila
melanggar
peraturan,
tugas
dan
wewenang yang diberikan.
b. Daya
tahan
terhadap
sesuatu
kejadian
dengan
kenyataan.
d. Ketidakputusasaan,
dalam
suatu
proses pekerjaan individu sering dan
banyak dihadapkan pada berbagai
tekanan,
permasalahan dimana permasalahan-
tekanan yang dialami oleh individu
permasalahan
merupakan masalah tersendiri yang
individu satu dengan yang lain tidak
perlu mendapatkan perhatian sebab
selalu sama. Bagi individu
individu
tidak
yang mengalami tekanan
tersebut
mampu
antara
yang
menyelesaikan
kerja berlebihan cenderung menjadi
permasalahan karena merasa putus
tidak optimal dalam bekerja oleh
asa
karena itu individu
tekanan
mengambil
sisi
yang dapat
positif
akan
mengalami
yang
berbagai
mengganggu
adanya
produktivitas kerjanya, sebaliknya
tekanan, justru akan menimbulkan
individu yang tidak putus asa akan
semangat pada dirinya untuk berbuat
belajar dari berbagai masalah yang
lebih baik dan termotivasi agar
terjadi dan berusaha terus menerus
pekerjaan yang dilakukan sesuai
untuk memecahkan masalah yang
harapan perusahaan.
dialami tersebut.
e. Menyukai
tujuan
yang
sesuai
kepemimpinan adalah tingkah laku yang
kemampuan, antara lain ditandai
dirancang
dengan ciri-ciri: menetapkan secara
tujuan organisasi dengan tujuan individu
jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja
untuk mencapai tujuan bersama dalam
yang efisien, melihat tujuan-tujuan
suatu organisasi. Gaya kepemimpinan
yang ingin dicapai secara jelas dan
seseorang
tujuan-tujuan
melihat bagaimana persepsi bawahannya
itu
dapat
untuk
dapat
didefinisikannya secara cermat dan
terhadap
tahu mana yang mampu atau tidak
seorang pemimpin.
pekerjaan yang harus dilakukan.
mengintegrasikan
diketahui
perilaku
Likert
dengan
kepemimpinan
(Gibson,
1997)
mengelompokkan gaya kepemimpinan
menjadi:
Persepsi terhadap gaya
a. Pemimpin yang terpusatkan
kepemimpinan yang berorientasi
pada pekerjaan (job-centered leader),
pada pekerjaan
Wexley
memberikan
dan
Yukl
definisi
(1997)
kepemimpinan
menyusun
mengawasi
pekerjaan
dengan
bawahan,
ketat
untuk
sebagai proses-proses mempengaruhi,
mengetahui bahwa tugas yang diberikan
yang
kepada
mempengaruhi,
interpretasi
bawahan
dilaksanakan,
mengenai peristiwa-peristiwa bagi para
menggunakan insentif untuk mendorong
pengikut, pilihan dari sasaran-sasaran
produksi,
bagi
standar
kelompok
atau
organisasi,
pengorganisasian dari aktivitas-aktivitas
dan
menentukan
produksi
berdasar
tingkat
prosedur
seperti studi waktu (time study).
kerja untuk mencapai sasaran-sasaran
b. Pemimpin yang terpusatkan
tersebut, motivasi dari para pengikut
pada
pegawai
untuk mencapai sasaran, pemeliharaan
leader)
memusatkan
hubungan kerjasama dan team work,
aspek
kemanusiaan
serta perolehan dukungan dan kerjasama
bawahan
dari orang-orang yang berada diluar
kelompok kerja efektif dengan sasaran-
kelompok atau organisasi.
sasaran
Ranupandoyo
(2005)
mengatakan
dan
bahwa
Husnan
gaya
pemimpin
dan
(employee-centered
perhatian
dari
pada
kinerja
seperti
masalah
pembentukan
tinggi.
ini
pada
Seorang
menentukan
spesifikasi tujuan, mengkomunikasikan
tujuan dengan bawahan, dan memberi
Wahjosumidjo (dalam Amalia, 2002)
kebebasan luas kepada bawahan untuk
adalah:
menyelesaikan pekerjaan mereka.
a. Memberi petunjuk sejelas-jelasnya
Rivai (2008) mengatakan bahwa
b. Memberi pengawasan secara rutin
gaya kepemimpinan yang berorientasi
c. Menetapkan standar kerja yang jelas
pada pekerjaan adalah cara pemimpin
d. Memberi kritik dan koreksi terhadap
dalam menerapkan pengawasan secara
ketat
sehingga
bawahan
melakukan
tugasnya dengan menggunakan prosedur
penilaian kerja karyawan
e. Menetapkan
batas
waktu
pelaksanaan tugas.
yang telah ditentukan. Pemimpin ini
mengandalkan
kekuatan
paksaan,
imbalan
hukuman.
Persepsi
Ada hubungan positif antara
karyawan terhadap kepemimpinan yang
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
berorientasi
sangat
yang berorientasi pada pekerjaan dengan
tergantung dari apa dan bagaimana
motivasi kerja. Semakin tinggi atau
kebutuhan nilai-nilai dan pengalaman
positif
masa lalu mempengaruhinya pada saat
kepemimpinan yang berorientasi pada
suatu kepemimpinan diterapkan.
pekerjaan maka akan semakin tinggi
dan
pada
pekerjaan
Berdasarkan pendapat dan uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
Hipotesis
persepsi
terhadap
gaya
motivasi kerja, begitu pula sebaliknya
semakin rendah atau negatif persepsi
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
terhadap
yang berorientasi pada pekerjaan adalah
berorientasi pada pekerjaan maka akan
bagaimana
semakin rendah motivasi kerja.
bawahan
menilai,
gaya
kepemimpinan
yang
mengevaluasi, dan menafsirkan suatu
pola tingkah laku yang berorientasi pada
pekerjaan ya ng diterapkan atasannya
guna pencapaian tujuan organisasi secara
maksimal
Aspek-aspek persepsi terhadap
gaya kepemimpinan yang berorientasi
pada
pekerjaan
menurut
menurut
METODE
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel bebas :Persepsi Terhadap Gaya
Kepemimpinan
yang
berorientasi
pada
pekerjaan.
Variabel tergantung : Motivasi kerja.
Definisi Operasional Variabel
ketidakputusasaan, dan menyukai tujuan
Penelitian
yang
Persepsi
Terhadap
sesuai
dengan
kemampuan.
Gaya
Semakin tinggi skor skala motivasi kerja
Kepemimpinan yang berorientasi pada
yang diperoleh menunjukkan semakin
pekerjaan, yaitu bagaimana bawahan
tinggi pula motivasi kerja, begitu pula
menilai, mengevaluasi, dan menafsirkan
sebaliknya semakin rendah skor skala
suatu pola tingkah laku yang berorientasi
motivasi
pada
menunjukkan
pekerjaan
atasannya
guna
ya ng
diterapkan
pencapaian
tujuan
kerja
yang
semakin
diperoleh
rendah
pula
motivasi kerja karyawan.
organisasi secara maksimal. Hal ini
diungkap
menggunakan
skala
yang
disusun
berdasarkan
aspek-aspek:
memberi
petunjuk
memberi
pengawasan
sejelas-jelasnya,
secara
rutin,
Subjek penelitian
Pegawai
Diknas
Dispora
Kabupaten Boyolali berjumlah 70 orang.
Teknik
pengambilan
sampel
menetapkan standart kerja yang jelas,
digunakan
memberi kritik dan koreksi terhadap
sampling yaitu pengambilan sampel
penilaian kerja karyawan, menetapkan
dengan
batas waktu pelaksanaan tugas. Semakin
terlebih dahulu, sebagai berikut: a)
tinggi skor yang diperoleh menunjukkan
memiliki golongan maksimal III.D, b)
semakin positif persepsi terhadap gaya
masa kerja minimal 5 tahun.
kepemimpinan
yang
non
menentukan
random
karakteristik
berorientasi
terhadap tugas begitu pula sebaliknya.
Alat Pengumpulan Data
Motivasi kerja adalah dorongan yang
menggerakkan
purpossive
yang
seseorang
untuk
Skala persepsi terhadap gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada
melakukan atau melaksanakan tugas
pekerjaan
yang
dalam pencapaian hasil kerja yang
penelitian
ini
diharapkan. Motivasi kerja pada penelitian
teoretis
ini diungkap dengan skala motivasi kerja
kepemimpinan menurut Wahjosumidjo
mengacu pada aspek-aspek kedisiplinan,
(dalam Amalia, 2002) adapun aspek
daya
yang
tahan
mempunyai
terhadap
tekanan,
tanggung
jawab,
berdasarkan
mengenai
diungkapkan
petunjuk
digunakan
dalam
pendapat
orientasi
adalah
sejelas-jelasnya,
gaya
memberi
memberi
pengawasan secara rutin, menetapkan
perhitungan diperoleh nilai koefisien
standart kerja yang jelas, memberi kritik
korelasi (r) sebesar 0,363; p = 0,002 (p <
dan koreksi terhadap penilaian kerja
0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada
karyawan,
hubungan positif yang sangat signifikan
menetapkan
batas
waktu
pelaksanaan tugas.
antara
Motivasi kerja diungkap dengan
persepsi
terhadap
gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada
skala motivasi kerja. Skala motivasi
pekerjaan
kerja
disusun
Semakin tinggi persepsi terhadap gaya
Sawitriavi (2007) mengacu pada teori
kepemimpinan yang berorientasi pada
yang dikemukakan oleh McClelland
pekerjaan maka semakin tinggi motivasi
(2007),
kerja, begitu seba liknya semakin rendah
dalam
penelitian
meliputi
kedisiplinan,
daya
ini
aspek-aspek:
motivasi
kerja.
terhadap
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
tekanan, mempunyai tanggung jawab,
yang berorientasi pada pekerjaan maka
ketidakputusasaan, dan menyukai tujuan
semakin
yang sesuai dengan kemampuan Skala
Diketahui koefisien determinan (r2 ) =
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
0,132.
yang berorientasi pada pekerjaan dan
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
motivasi
yang
kerja
tahan
dengan
terdiri
dari
aitem
rendah
Berarti
berorientasi
motivasi
sumbangan
pada
kerja.
efektif
pekerjaan
favourable dan unfavourable. Alternatif
terhadap motivasi kerja sebesar 13,2%,
penilaian dan skor sebagai beriku
artinya masih terdapat 86,8% faktorfaktor lain yang mempengaruhi motivasi
kerja selain variabel persepsi terhadap
Metode Analisis Data
Teknik atau metode analisis data
gaya kepemimpinan yang berorientasi
yang digunakan untuk menguji hipotesis
pada
pekerjaan
misalnya
gaji,
yaitu analisis korelasi product moment.
lingkungan, pengalaman, teman sekerja,
rasa aman.
Kepemimpinan merupakan salah
Hasil Analisis dan Pembahasan
Perhitungan
hipotesis
untuk
menguji
satu aspek manajerial dalam kehidupan
dengan
organisasi yang merupakan posisi kunci
dilakukan
menggunakan teknik analisis product
(key
moment
pemimpin, berperan sebagai penyelaras
Pearson.
Berdasarkan
hasil
position),
karena
seorang
dalam proses kerjasama antar manusia
pekerjaan mempunyai rerata empirik
dalam organisasinya. Pemimpin akan
sebesar 102,614 dan rerata hipotetik
mampu membedakan karakteristik suatu
sebesar
organisasi dengan organisasi lainnya.
terhadap
Rivai (2008) mengatakan bahwa gaya
berorientasi pada pekerjaan pada subjek
kepemimpinan yang berorientasi pada
penelitian tergolong sedang. Kondisi
pekerjaan adalah cara pemimpin dalam
sedang secara umum menunjukan bahwa
menerapkan pengawasan secara ketat
aspek-aspek
sehingga bawahan melakukan tugasnya
persepsi terhadap gaya kepemimpinan
dengan menggunakan prosedur yang
yang berorientasi pada pekerjaan yaitu
telah
ini
memberi
petunjuk
pengawasan
ditentukan.
Pemimpin
92,5
yang
gaya
berarti
persepsi
kepemimpinan
yang
terdapat
yang
dalam
sejelas-jelasnya,
mengandalkan
kekuatan
paksaan,
memberi
imbalan
hukuman.
Persepsi
menetapkan standart kerja yang jelas,
karyawan terhadap kepemimpinan yang
memberi kritik dan koreksi terhadap
berorientasi
sangat
penilaian kerja karyawan, menetapkan
tergantung dari apa dan bagaimana
batas waktu pelaksanaan tugas belum
kebutuhan nilai-nilai dan pengalaman
sepenuhnya dipersepsi secara positif
masa lalu mempengaruhinya pada saat
oleh karyawan. Kemungkinan lain dapat
suatu kepemimpinan diterapkan. Likert
disebabkan karena kurangnya sosialisasi
(Gibson, 1997) menyatakan pemimpin
tentang
yang terpusatkan pada pekerjaan (job-
dijalankan oleh pimpinan yang baru
centered leader), menyusun pekerjaan
Siagian (2001) menyebutkan bahwa
bawahan, mengawasi dengan ketat untuk
program
mengetahui bahwa tugas yang diberikan
meningkatkan kinerja pegawai apabila
kepada
dilakukan
dan
pada
pekerjaan
bawahan
dilaksanakan,
secara
program-program
orientasi
akan
dengan
rutin,
yang
efektif
menggunakan
menggunakan insentif untuk mendorong
pendekatan formal dan non formal, dan
produksi,
mencakup
standar
dan
menentukan
produksi
berdasar
tingkat
prosedur
seperti studi waktu (time study).
Persepsi
terhadap
empat
hal
utama
yaitu
berbagai aspek kehidupan organisasi,
keuntungan bagi pegawai, perkenalan
gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada
dan
aspek
tugas.
Penyelenggaran
program orientasi perlu melibatkan dua
pihak yaitu unit yang mengurusi tentang
sumber daya manusia.
4. Sumbangan efektif persepsi
terhadap
Variabel motivasi kerja diketahui
rerata empirik sebesar 93,900 dan rerata
gaya
kepemimpinan
yang
berorientasi pada pekerjaan terhadap
motivasi kerja sebesar 12,2%.
hipotetik sebesar 90 berarti motivasi
kerja subjek penelitian tergolong sedang.
Kategori
sedang
diinterpretasikan
disini
bahwa
dapat
aspek-aspek
Saran
Bagi
tertarik
peneliti
untuk
selanjutnya
melakukan
yang
penelitian
yang terdapat dalam motivasi kerja yaitu
dengan tema yang sama diharapkan :
kedisiplinan,
terhadap
melakukan penelitian lanjutan dengan
tekanan, mempunyai tanggung jawab,
memperluas area penelitian tidak hanya
ketidakputusasaan, dan menyukai tujuan
terbatas pada Dikpora tapi pada instansi
yang sesuai dengan kemampuan. belum
lainnya , serta menambahkan variabel
semuanya menjadi karakteristik subjek
yang lain seperti diluar kepemimpinan
khususnya
berorientasi
daya
dalam
tahan
ruang
lingkup
pada
pekerjaan
untuk
pekerjaan.
mengetahui hubungan dan pengaruhnya
KESIMPULAN
terhadap motivasi kerja.
1. Ada hubungan positif yang
sangat
signifikan
terhadap
gaya
berorientasi
antara
persepsi
kepemimpinan
pada
pekerjaan
yang
dengan
motivasi kerja. Semakin tinggi persepsi
terhadap
gaya
berorientasi
kepemimpinan
pada
pekerjaan
yang
maka
semakin tinggi motivasi kerja.
2.
Persepsi
terhadap
gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada
pekerjaan
pada
subjek
penelitian
tergolong sedang.
3. Motivasi kerja pada subjek
penelitian tergolong sedang.
DAFTAR PUSTAKA
.
Amalia, M. 2002. Konflik Peran Ganda
Ibu Bekerja ditinjau dari
Dukungan Pimpinan. Skripsi
(tidak diterbitkan). Semarang:
Fakultas Psikologi Universitas
Katolik Soegijapratana..
As’ad, M. 2006. Psikologi Industri
Edisi Revisi.
Yogyakarta :
Liberty.
Gibson, J.L. Ivancevich dan Donnelly,
JR. JH. 1997. Organisasi dan
Manajemen
(terjemahan
Djoerban
Wahid).
Jakarta:
Erlangga.
Jewell, L.N. dan Siegall, M. 2010.
Psikologi Industri Organisasi
Modern
Edisi 2 (terjemahan
Pudjaatmaka
&
Meitasari).
Jakarta : Arcan.
Kreitner, R. and Kinicki A. 2003.
Organizational
Behavioral.
Third Edition. USA: Erwin
Inc.
Mc.Clelland. D. 2007. Human Motive
(terjemahan : Ratnawati). New
York : Cambridge University
Press
Ranupandojo, H dan Husnan, S. 2005.
Manajemen
Personalia.
Yogyakarta : BPFE UGM.
Rivai, V. 2003. Kepemimpinan dan
perilaku Organisasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Sawitriavi, K.P 2008. Hubungan antara
Persepsi
Karyawan
Atas
Penghargaan (reward) yang
Diterima Dari Perusahaan Dan
Motivasi
Kerja
Dengan
Kepuasan Kerja Karyawan.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Surakarta : Fakultas Psikologi
UMS.
Suranta, S. 2002. Dampak Motivasi
Karyawan
Pada
Hubungan
Antara Gaya Kepemimpinan
dengan
Kinerja
Karyawan
Perusahaan
Bisnis.
Jurnal
Empirika.. Vol. 15 No.2 Hal.
116-138.
Syadam B. 2002. Kondisi Tenaga Kerja
di
Indonesia.
Artikel.
Http://www.nakertrans.go.id.
Wexley, K.N. and Yukl, G.A. 1997.
Perilaku
Organisasi
dan
Psikologi
Personalia.
(terjemahan: M. Shobarrudin
Edisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.