SISTEM SIRKULASI UDARA OTOMATIS MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER 8535 PADA BATTERY ROOM FARM.

SISTEM SIRKULASI UDARA OTOMATIS MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLLER 8535 PADA BATERRY ROOM FARM

SKRIPSI

Oleh :
MOCHAMMAD ALI MASHURI
0734010248

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SISTEM SIRKULASI UDARA OTOMATIS MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLLER 8535 PADA BATERRY ROOM FARM


SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
J ur usan Teknik Infor matika

Oleh :
MOCHAMAD ALI MASHURI
0734010248

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


LEMBAR PENGESAHAN
SISTEM SIRKULASI UDARA OTOMATIS MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLLER 8535 PADA BATERRY ROOM FARM
Disusun Oleh:
MOCHAMMAD ALI MASHURI
0734010248

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang VI
Tahun Akademik 2011/2012
Menyetujui
Pembimbing 1

Pembimbing 2

Basuki Rahmat, S.Si, MT
NIP/NPT. 3 6907 06 0209 1

Ir . Kar tini, MT
NIP. 19611110 199103 2 001


Mengatahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur

Dr . Ir . Ni Ketut Sar i, MT
NPT. 19650731 199203 2 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SISTEM SIRKULASI UDARA OTOMATIS MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER 8535 PADA
BATTERY ROOM FARM
MOCHAMMAD ALI MASHURI, 0734010248
Dosen Pembimbing 1 : Basuki r ahmat, S.Si, MT
Dosen Pembimbing 2 : Ir . Kar tini, MT

ABSTRAK

Sistem pengaturan sirkulasi pada sebuah peternakan hewan unggas masih belum efisien

karena masih bergantung pada sistem manusia yang mana petugas akan selalu mengawasi agar
sirkulasi udara tetap normal. Pada sistem sirkulasi udara otomatis ini diharapkan dapat
meringankan dan memberikan kenyamanan sehingga petugas hewan ternak pun lebih ringan
dalam mengontrol sirkulasi udara pada hewan ternak khususnya unggas.
Tugas akhir ini merupakan sebuah salah satu contoh sistem kendali modern yang mana
system ini mengatur agar udara yang ada didalam ruangan udara tetap bersih dengan suhu 28°C.
Melalui sistem sirkulasi udara otomatis ini proses dikendalikan menggunakan microkontroller
ATMEGA 8535 yang terhubung oleh sensor suhu LM35 udara dengan media out put kipas Fan
dan LCD sebagai informasi keadaaan suhu ruangan kandang.
Hasil dari tugas akhir ini yaitu mendeteksi udara yang kotor dengan tahapan pengeluaran
udara yang kotor diharapkan dapat menjaga udara tetap bersih degan bantuan sensor suhu LM35
yang diletakkan pada ruangan peternak hewan unggas

Kata kunci : microkontroller, sensor suhu LM35,LCD

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Penulis bersyukur kepada Allah SWT atas semua Rahmat,
Taufik, dan Hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis berpegang pada teori serta
bimbingan dari para dosen pembimbing Skripsi. Dan berbagai pihak yang banyak
membantu hingga terselesaikannya Skripsi ini. Skripsi merupakan salah satu syarat
bagi mahasiswa untuk menyelesaikan program studi Sarjana Strata Satu (S-1) di
Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Terwujudnya Skripsi ini adalah berkat usaha, kerja keras serta dukungan dari
berbagai pihak. Dan tanpa menghilangkan rasa hormat, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis antara lain:
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP Selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Ir. Sutiyono, MT Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran”
Jawa Timur.
3. Dr.Ir.Ni Ketut Sari, MT Selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika UPN
“Veteran” Jawa Timur.


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Basuki Rahmat,S.Si,MT Selaku dosen pembimbing I yang telah giat meluangkan
banyak waktu untuk memberikan arahan, ilmu.
5. Ir Kartini MT Selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar telah meluangkan
banyak waktu, pikiran dan tenaga di antara kesibukan beban-beban kegiatan
akademik untuk memberikan bimbingan dan kesempatan penyusun untuk
berkreasi dalam proses pembuatan Skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Teknik Informatika yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis selama kuliah.
7. Ayahanda tercinta, yang merupakan lelaki terhebat yang pernah aku temui dan
ibunda tersayang yang juga merupakan perempuan yang kesabarannya tiada
bandingnya didunia ini. Kedua adek aku yang sangat menyayangi aku, terima
kasih atas semuanya, aku tidak akan bisa seperti ini tanpa keluargaku.
8. Rekan rekan Guru MI dan SMP Raden Rahmat yang selalu memberikan motivasi
dan dukungan.
9. Siswa – Siswi SMP Raden Rahmat dan Osis SMP Raden Rahmat yang selalu

memberikan semangat.
10. Teman-teman kuliahku Satya, Aris, Dimas, Faris, Duwi, Rizal, Wahyu, Bashori,
Agus, Toni, Ibet, Mbatak dan RWT gank dan semua TF 07 kalian memang
terbaik.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11. Teman- teman mahasiswa dan teman-teman diluar kampus, Terutama M.Diky,
M. Cosin dan M.daus yang sudah rela bagi ilmunnya dan terimakasih atas semua
dukungan selama ini dan terimakasih atas pertemanannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena tiada gading yang tak retak. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna terciptanya kesempurnaan penulisan ini
selanjutnya. Semoga penulisan ini dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan
bagi siapa saja yang membacanya.
Surabaya, 21 januari 2012
Penulis


iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ........................................................................... 2
1.4. Tujuan .......................................................................................... 3
1.5. Manfaat ........................................................................................ 3

1.6. Metodologi Penelitian ................................................................... 4
1.7. Sistematika Penulisan ................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 7
2.1. Definisi Sistem Udara Otomatis ..................................................... 7
2.2. Hardware ...................................................................................... 8
2.2.1. Microcontroller ................................................................... 8
2.2.2 Macam/jenis mikrokontroller ............................................... 9
2.2.3
ATMega8535………………………………………………..10
2.2.4 Memori mikrokontroller
ATMega8535……………………..15
2.3 Memori
Data……………………………………………………….15
2.3.1 Memori
Program……………………………………………16
2.4

Status


Register

…………………………………………….16

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

(SREG)

2.5

Sensor

Suhu

LM35………………………………………………....18
2.6

Kipas………………………………………………………………...19
2.7 Bahasa
C…………………………………………………………….20
2.7.1. Proses Kompilasi Dari Linking Program C………………...
21
2.7.2 Struktur Penulisan Program C………………………………
23
2.7.3

Pengenalan Fungsi-Fungsi Dasar……………………….......

24
2.7.4 Pengenalan Praprosesor #Include…………………………...
27
2.7.5 LCD (Liquid Crystal Display) ……………………………...
28
2.7.6 Bahasa C Pada Mikrokontroller ATMega 8535…………….
29
2.8 Software Pemrogaman Dan Software Downloader………………..
30
2.8.1 CodeVision AVR……………………………...……………
31
2.9

Ternak

Itik………………………………………………………….34
2.9.1

Kandang Ternak Itik………………………………………..

35
2.9.2 Kebutuhan makan ternak itik………………………………
37
2.9.3 Baterry Room Farm Pada Itik……………………………....
38

BAB III PERANCANGAN SISTEM

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.1

Perancangan Sistem........................................................................

40
3.2 Perancangan Sistem Hardware……………………………...........
43
3.2.1. Rangkaian Keseluruhan
Sistem……………………………44
3.2.2. Rangkaian Minimum Sistem ATMega 8535……………..
45
3.2.3.

Rangkaian Real Time Clock……………………………...

3.2.4

Rangkaian

46
LCD……………………………......................

47
3.2.5

Rangkaian Catu Daya…………………………….............
48

3.3 Perancangan

Software……………………………...…………….

49
3.4 Flowchart
microcontroler………………………………………....53

BAB IV IMPLEMENTASI
4.1.Implementasi Rangkaian Perangkat
Lunak………………………...56
4.1.1. Pembuatan

File

Project

Pada

Code

Vision

AVR…............56
4.1.2. Instalasi

USB

AVR

Downloader…………………………61
4.2. Implementasi Rangkaian Perangkat
Keras……………………….64
4.2.1. Pengujian Rangkaian Minimum Sistem
ATMega
8535……………………………..........................64
4.2.2. Implementasi

Rangkaian

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Push

Button…………………....65
4.2.3. Implementasi Rangkaian LCD
(Liquid

Crystal

Display)......................................................66
4.2.4. Implementasi Rangkaian Catu
Daya……………………...67
4.3

Implementasi Sistem
Microkontroller…………………….69

4.3.1

Out put Mendeteksi suhu pada LCD……………………..71

4.3.2

Pengendalian kipas berdasarkan

suhu…………………….72

BAB V UJ I COBA
5.1

Lingkungan

Uji

Coba……………………………………………..73
5.2. Pelaksanaan

uji

coba………………………………………………74
5.2.1

Pelaksanaan

uji

coba

standarisasi.………………………...74
5.2.2

Pelaksanaan

uji

coba

tingkat

keberhasilan………………...77

BAB VI PENUTUP
6.1
Kesimpulan………………………………………………………..80
6.2
Saran……………………………………………………………….81

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mikrokontroller ATMega8535………………………………………9
Gambar 2.2 Diagram blok

ATmega8535……………………………...........11
Gambar 2.3 Minimum sistem ATmega
8535……………………………………..12
Gambar 2.4 Susunan kaki dari
ATmega8535……………………………………..12
Gambar 2.5 Rangkaian sensor suhu
LM35……………………………………….17
Gambar 2.6 Sensor suhu
LM35……………………………...……………………18
Gambar 2.7
Kipas……………………………...………………………………….18
Gambar 2.8 Proses Kompilasi-Linking Dari Program C
…………………………21
Gambar 2.9 LCD (Liquid Crystal
Display)……………………………………….28
Gambar 2.9 Alur Pemrogaman Code Vision
AVR……………………………….33
Gambar 2.10 Gambar Kandang Itik
Tradisional…………………………………..35
Gambar 2.11 Skema Baterry Room
Farm………………………………………....37
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem sirkulasi udara
otomatis………………………39
Gambar 3.2 Desain Sistem sirkulasi udara
otomatis……………………………...42
Gambar 3.3 Gambar Skematik Minimum Sistem ATMega
8535………………...43
Gambar 3.4 Skematik
RTC……………………………...………………………...44
ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 3.5 LCD
16x2…………………………………………………………….45
Gambar 3.6 Rangkaian Catu Daya Penurun
Tegangan……………………………46
Gambar 3.7 Gambar Flowchart Sistem Sirkulasi Udara
Otomatis……………......49
Gambar 3.8 Gambar Flowchart microkontroler
…………………………….........50
Gambar 4.1 Tampilan Menu Pada Code Vision
AVR………………………........52
Gambar 4.2 Menu Wizard Pada Code Vision
AVR……………………………....52
Gambar 4.3 Inisialisasi Pada Menu Wizard
……………………………...............53
Gambar 4.4 Hasil Compile Pada Program
……………………………..................54
Gambar 4.5 Proses Download Program Ke Dalam
Mikrokontroller……………..55
Gambar 4.6 Pesan Error Dalam Proses Download
Program……………………...55
Gambar 4.7 Kode IC Yang Dapat Di Kenali Oleh Perangkat
Downloader……....57
Gambar 4.8 Menu Tools Pada Code Vision
AVR…………………………….....58
Gambar 4.9 Menu Browse Pada Tools Code Vision AVR
………………………58
Gambar 4.10 Gambar Rangkaian Push Button
……………………………..........60
Gambar 4.11 Gambar Hasil Dari Pengujian Rangkain
Lcd……………………....63
Gambar 4.14 Rangkaian Catu
Daya……………………………............................63

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Gambar 2.11 Tabel kebutuhan pakan
itik…………………………………………36
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Catu
Daya…………………………………………...65

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 5.1 tingkat
error……………………………………………………………..67
Tabel 5.2 Perbandingan suhu sensor LM35 dengan
thermometer……………….68
Tabel 5.3 Uji coba tingkat
keberhasilan…………………………………………...71

xii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Berkembanganya populasi peternakan itik di indonesia sampai saat ini

boleh dikatakan paling besar dikawasan seasia tenggara. Populasi besar ini
ternyata sampai sekarang baru mendapatkan manfaat yang memadai bagi
peternakannya,

akan

tetapi

terdapat

permasalahan

mendasar

mengenai

pengembangbiakan yang dipengarahui faktor lingkungan, dalam hal ini udara.
Penangan yang dilakukan sampai sekarang masih mengunakan sistem
manual. Yaitu dengan menggunakan fentilasi udara secara sederhana yang
berfungsi untuk mengatur suhu ruangan. Ventilasi udara ini masih membutuhkan
peran manusia dalam membuka dan menutup ventilasi.
Melihat kemungkinan dan kenyataannya yang ada maka diciptakan suatu
sistem yang dapat mengatur sirkulasi udara secara otomatis yang disesuaikan
dengan kebutuhan

lingkungan peternakan unggas, sehingga peran manusia

dikurangi untuk menghindari kesalahan dan kelalaian akibat menurunnya kinerja
manusia karena lelah.
Dengan adanya perangkat ini manusia hanya berperan sebagai pengawas
dan pengontrol jika di perlukan. Perancangan perangkat keras meliputi rangkaian
elektronik yang terdiri dari rangkaian satu daya, rangkaian pengendali mikro yang
menggunakan mikrokontroller 8535, sehingga rangkaian tersebut dapat mengatur
sirkulasi udara secara otomatis dan dapat menjaga kesehatan unggas. Sedangkan
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

pada perancangan perangkat lunak meliputi perancangan pada pembuatan diagram
alir dan bahasa C.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat atau merangkai sebuah sistem agar dapat mengatur
sirkulasi udara pada ternak unggas.
2. Bagaimana merancang dan membuat suatu sistem agar udara didalam kandang
tetap bersih dan tidak bau.

1.3

Batasan Masalah
Batasan - batasan masalah yang diberikan sesuai dengan permasalahan

yang telah diterangkan diatas, antara lain:
1.

Sistem ini menggunakan mikrokontroller 8535.

2.

Sistem ini menggunakan blower sehingga udara didalam tetap terjaga.

3.

Pemakaian kandang ternak yaitu menggunakan sistem baterry room farm

4.

Pada saat start sistem ini akan mendeteksi udara didalam kandang secara
otomatis.

5.

Sistem ini akan mengontrol keadaan udara didalam kandang secara otomatis.

6.

Sistem ini akan terus berjalan sampai masa panen ternak unggas tesebut yaitu
antara 30 - 35 hari.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

1.4

Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Merancang sistem yang mampu memberikan sirkulasi udara secara otomatis.
2. Menggunakan dan mempelajari mikrokontroller 8535.
3. Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada hewan ternak unggas
khususnya pada sistem sirkulasi udara.

1.5

Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan sistem sirkulasi udara

otomatis menggunakan mikrokontroller 8535 ini adalah:
1. Digunakan untuk memberikan sirkulasi udara

secara otomatis sehingga

kesehatan unggas tetap terjaga
2. Meningkatkan kualitas produktivitas panen kususnya pada kesehatan hewan
ternak unggas.
3. Membantu meringankan petugas peternakan dalma mengontrol suhu udara.

1.6

Metode Penelitian
Dalam rangka mempersiapkan penyususnan skripsi, metode peneliti yang
digunakan untuk mengumpulkan data, fakta dan keterangan bahan – bahan
yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas, maka penulis
melakukan penelitian dengan cara :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1. Studi Literatur pengendalian motor DC serta penggunaaan mikrokontroller
ATMEGA 8535.
2. Merancang serta menguji sistem minimal Mikrokontroller ATMEGA 8535
sebagai pengendalian secara keseluruhan.
3. Merancang prangkat lunak yang berfungsi untuk membantu mengatur
sirkulasi udara secara otomatis.
4. Menguji sistem secara keseluruhan serta mengambil data dari hasil
perancangan.
5. Menganalisa hasil dan membuat kesimpulan.

1.7

Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam tugas Akhir

ini

adalah sebagai berikut :
BAB I

: PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar blakang, ruang lingkup batasan
masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.

BAB II

: LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang teori – teori serta penjelasan
yang dibutuhkan pada Sirkulasi Udara Otomatis.

BAB III

: ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang tata cara metode perancangan sistem
yang digunakan untuk pengolah sumber data yang dibutuhkan
sistem antara lain : flowchart

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

BAB IV

: IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah
dibuat meliputi lingkungan implementasi, implementasi proses
dan implementasi antar muka.

BAB V

: UJICOBA DAN EVALUASI PROGRAM
Pada bab ini berisi tentang pengujian program tugas akhir.

BAB VI

: PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari penulis.

DAFTAR PUSTAKA
Berisi t ent ang lit erat ur sebagai t eori pendukung pembahasan pada
laporan t ugas akhir.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Definisi Sistem Udara Otomatis
Kemajuan teknologi yang sangat pesat menuntut suatu sistem kerja yang

praktis dan efisien. Otomatisasi merupakan salah satu alternative yang sangat
tepat untuk diterapkan, sehingga diperoleh suatu efisiensi waktu dan tenaga kerja.
Dalam suatu usaha peternakan hewan unggas, pemeliharaan kesehatan
merupakan bagian penting dalam meningkatkan produksi ternak. Produkvitas dan
reproduktivitas ternak hanya dapat dicapai secara optimal apabila hewan ternak
dalam keadaan sehat. Oleh karena itu pada sistem udara otomatis ini membantu
agar udara tetap bersih dan menjadikan hewan unggas tidak mudah sakit. Dengan
adanya sestem ini dapat meringankan beban petugas dalam mengontrol suhu
udara yang ada pada ruangan hewan unggas. Karena selama ini sistem yang
digunakan masih menggunakan manualisasi yang mana petugas sering megecek
setiap beberapa jam agar udara tetap bersih.

2.2

Hardwar e
Perangakat keras, merupakan salah satu element dari sistem computer,

suatu alat yang bisa dirabah oleh manusia secara langsung yang mendukung
proses komputerisasi.
Dalam bahasa Indonesia sendiri disebut dengan perangkat keras. Yang
merupakan perangkat masukan, perangkat proses, maupun perangkat keluar.

6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Peralatan ini pada umumnya cukup canggih karena dapat bekerja
berdasarkan perintah yang ada padanya yang disebut instruction set. Dengan
adanya perintah yang dimengerti oleh mesin tersebut, maka perintah tersebut
melakukan berbaga aktifitas berdasarkan susunan perintah yang didapatkan
olehnya.

2.2.1

Mikr okontroller
Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai

masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus
dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroller sebenarnya membaca dan menulis
data.
Mikrokontroller merupakan komputer didalam chip yang digunakan
untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas
biaya. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem
elektronik

yang

sebelumnya

banyak

memerlukan

komponen-komponen

pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya
terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroller ini. Dengan penggunaan
mikrokontroller ini maka :


Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas



Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar
dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi



Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak
Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroller bisa mereduksi

komponen IC TTL dan CMOS yang seringkali masih diperlukan untuk aplikasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

kecepatan tinggi atau sekedar menambah jumlah saluran masukan dan keluaran
(I/O). Dengan kata lain, mikrokontroller adalah versi mini atau mikro dari sebuah
komputer karena mikrokontroller sudah mengandung beberapa periferal yang
langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator,
konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital dan sebagainya
hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau kompleks.

2.2.2

Macam/jenis mikrokontroller
Secara teknis hanya ada 2 yaitu RISC dan CISC dan masing-masing

mempunyai keturunan/keluarga sendiri-sendiri.


RISC kependekan dari Reduced Instruction Set Computer : instruksi

terbatas tapi memiliki fasilitas yang lebih banyak


CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer : instruksi bisa

dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.
Tentang jenisnya banyak sekali ada keluarga Motorola dengan seri 68xx,
keluarga MCS51 yang diproduksi Atmel, Philip, Dallas, keluarga PIC dari
Microchip, Renesas, Zilog. Masing-masing keluarga juga masih terbagi lagi
dalam beberapa tipe. Jadi sulit sekali untuk menghitung jumlah mikrokontroller
Berikut ini gambar Mikrokontroller Atmega8535.

Gambar 2.1 Mikrokontroller ATMega8535

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2.3.2 ATMega8535
ATMega8535 merupakan salah satu mikrokontroller keluarga ATMEL
dari perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard’s Risc
Processor). Mikrokontroller AVR memilikia RISC (Reduced Instruction Set
Computing) 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bit
Word) dan sebagian besar instruksi di eksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, serta
mempunyai kecepatan maksimal 16MHZ. Selain itu, ATMega8535 mempunyai
6 pilihan mode sleep untuk menghemat daya listrik.


Fitur-fitur yang diberikan oleh mikrokontroller ATMega8535 adalah
sebagai berikut:

1) Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A sampai Port D.
2) ADC (Analog to Digital Converter) 10 bit sebanyak 8 chanel.
3) Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan, yaitu 2
buah timer/counter 8 bit, dan 1 buah timer/counter 16 bit.
4)

CPU yang memiliki 32 buah register

5) 131 Instruksi yang hanya membutuhkan 1 siklus clock
6) Watchdog Timer dengan osilator internal
7) Tegangan operasi 2,7 V – 5,5 V
8)

Internal SRAM sebesar 512 byte

9) Memori Flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write.
10) Unit interupsi internal dan eksternal
11) Port antarmuka SPI (Serial Pheripheral Interface).
12) Kecepatan hampir mencapai 16 MPIS pada Kristal 16 Mhz

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

13) Internal downloader USB AVR (In-sistem Programming dilengkapi LED
programming indicator)
14) Tidak membutuhkan power tambahan saat melakukan download program
15) EEPROM (Electrically Erasble Programmable Read Only Memory).
sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
16) Antarmuka komparator analog.
17) Port USART untuk komunikasi serial.


Beberapa karakteristik ADC Internal Yang terdapat pada mikrokontroller
ATMega8535 adalah:
a.

Mudah dalam pengoperasian.

b.

Resolusi 10 bit.

c.

Memiliki 8 masukan analog.

d.

Konversi pada saat CPU sleep.

e.

Interrupt waktu konversi selesai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Berikut merupakan gambar diagram blok ATmega8535

Gambar 2.2 Diagram blok ATmega8535

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Berikut sekema minimum sistem ATmega 8535

Gambar 2.3 minimum sistem ATmega 8535

Konfigurasi pin ATmega8535, pada Gambar 2.3 berikut ini merupakan susunan
kaki standar 40 pin Mikrokontroller AVR ATmega 8535.

Gambar 2.4 susunan kaki dari ATmega8535

Berikut ini adalah penjelasan umum susunan kaki dari ATmega8535

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

1) VCC merupakan pin masukan positif catu daya. Setiap piranti elektronika
digital membutuhkan sumber daya yang umumnya sebesar 5V. Oleh
karena itu, biasanya di PCB kit mikrokontroller selalu ada IC regulator
7805
2) GND sebagai pin ground
3) Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan dapat diprogram
sebagai pin masukan ADC
4) Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu Timer/Counter, komparator analog, dan SPI
5) Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu TWI, komparator analog dan Timer Osilator.
6) Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu komparator analaog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.
7) Reset merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroller.
8) XTAL1 dan XTAL2 sebagai pin masukan clock eksternal. Suatu
mikrokontroller

membutuhkan

sumber

detak

(clock)

agar

dapat

mengeksekusi instruksi yang ada di memeori. Semakin tinggi nilai
kristalnya, semakin cepat mikrokontroller tersebut.
9) AVCC sebagai pin masukan tegangan untuk ADC.
10) AREF sebagai pin masukan tegangan referensi.

2.2.3

Memori mikr okontroller ATMega8535
Organisasi memori mikrokontroller ATMega8535 dapat dibagi atas dua
bagian berbeda berdasarkan fungsinya dalam menyimpan data program,
yaitu memori program dan memori data. Memori program digunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

untuk instruksi yang akan dijalankan oleh mikrokontroller. Memori jenis
ini biasanya bertipe ROM (Read Only Memory), yang digunakan untuk
menyimpan program. Sedangkan memori data digunakan sebagai tempat
penyimpanan data-data yang sedang diakses oleh mikrokontroller.

2.3

Memori Data

Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 buah register
umum, 64 buah register I/O, dan 512 byte SRAM Internal. Register
keperluan umum menempati space data pada lamat terbawah, yaitu $00
sampai $1f. Sementara itu, register khusus untuk menangani I/O dan
control terhadap mikrokontroller menempati 64 alamat berikutnya, yaitu
mulai dari $20 sampai $5f. Register tersebut merupakan register khusus
yang dipergunakan untuk mengatur fungsi terhadap berbagai peripheral
mikrokontroller, seperti control register, timer/counter, fungsi-fungsi I/O,
dan sebagainya. Alamat memori berikutnya digunakan untuk SRAM 512
byte, yaitu pada lokasi $60 sampai dengan $25F. Selain itu, AVR
ATMega8535 juga memiliki memori data berupa EEPROM 8-bit
sebanyak 512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai dengan
$1FF.

2.3.1

Memori Program
Memori

program

yang

terletak

dalam

flash

PEROM

(Programmable Erasble Read Only Memory) tersusun dalam word atau 2
byte karena setiap instruksi memiliki lebar 16-bit atau 32-bit. Flash

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

PEROM adalah PROM yang dapat ditulis ulang beberapa kali, dan dapat
dihapus secara elektrik atau dengan tegangan listrik. AVR ATMega8535
memiliki 4Kbyte X 16-bit Flash PEROM dengan alamat mulai dari $000
sampai dengan $FFF. AVR tersebut memiliki 12-bit Program Counter
(PC) sehingga mampu mengalamati isi Flash

2.4

Status Register (SREG)

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada
setiap operasi yang dilakukan ketika suatu intruksi dieksekusi SREG
merupakan bagian dari inti CPU mikrokontroller.

1) Bit 7-1: Global Interrupt Enable.

Bit harus diset untuk meng-enable interupsi. Hal ini dilakukan dengan cara
mengaktifkan interupsi yang akan digunakan, melalui meng-enable bit
control register yang bersangkutan secar individu. Bit akan di-clear apabila
terjadi suatu interupsi yang dipicu oleh hardware, dan bit tidak akan
mengizinkan terjadinya interupsi, serta akan diset kembali oleh RET1.

2) Bit 6-T: Bit Copy Storage.
Instruksi BLD dan BST menggunakan bit-T sebagai sumber atau tujuan
dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat disalinke
bit T menggunakan instruksi BST, dan sebaliknya bit T dapat disalin
kembali ke suatu bit dalam register GPR menggunakan intruksi BLD.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

3) Bit 5-h: Half carry flag.
4) Bit 4-s: Sign Bit.
Bit S merupakan hasil operasi EOR antara flag-N (negative) dan Flag V
(complement dua overflow).
5) Bit 3-V: Two’s Complement Overflow Flag.
Bit berguna untuk mendukung operasi aritmatika.
6) Bit 2-N: Negative Flag.
Apabila suatu operasi menghasilkanbilangan negative, maka flag-N akan
diset.
7) Bit 1-Z: Zero Flag.
Bit akan diset bila hasil operasi yang diperoleh adalah nol.
8) Bit 0-C: Carry Flag.
Apabila suatu operasi menghasilkan carry, maka bit akan diset.

2.5 Sensor Suhu LM35

sensor suhu LM35 merupakan penguat sederhana yang berfungsi untuk
memperkuat sinyal / tegangan output analog sensor suhu LM35. Rangkaian
driver sensor suhu LM35 ini dikonfigurasikan sebagai sebuah penguat non
inverting dengan faktor penguatan 1x. Rangkaian driver sensor suhu LM35 ini
sangat diperlukan apabila hasil pengukuran sensor suhu oleh sensor suhu LM35
di baca oleh suatu pernagkat dengan impedansi yang rendah dan mengakibatkan
terjadi drop tegangan pada output sensor suhu LM35 tersebut. Penguat tegangan
yang diterapkan pada rangkaian driver sensor suhu LM35 ini menggunakan Op-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Amp CA3140. Rangkaian driver sensor suhu lm35 ini sangat sederhana seperti
dapat dilihat pada gambar berikut.

Rangkaian Driver Sensor Suhu LM35

Gambar 2.5 rangkaian sensor suhu LM35
faktor penguatan dari driver sensor suhu LM35 diatas dapat diatur dengan
mengubah nilai tahanan potensiometer 10K yang berfungsi sebagai feedback pada
penguatan nol inverting tersebut. Agar tidak mengubah nilai konversi suhu ke
tegangan dari sensor suhu LM35. Rangkaian sensor suhu LM35 diatas bekerja
dengan tegangan 5Vdc sama dengan tegangan sumber untuk sensor suhu LM35

Gambar 2.6 sensor suhu LM35

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.6 Kipas
Kipas yang digunakan pada sistem ini ada 2 buah. Yang pertama
berfungsi berfungsi mengalirkan udara dingin ke dalam tabung dan kipas
yang kedua berfungsi sebagai membuang udara panas dalam tabung.
Penggunaan kedua kipas ini berada pada waktu yang berbeda dimana saat
pemanasan berlangsung, kipas atas akan menyala untuk membantu proses
pemanasan agar berlangsung lebih cepat, dan bila air telah dirasa panas atau
melebihi temperatur yang dikehendaki, kipas samping akan menyala untuk
membantu proses pendinginan. Tanda bahwa sedang terjadi proses
pemanasan atau pendinginan dapat dilihat dari tampilan yang terdapat pada
LCD. Pada LCD akan ditampilkan berapa suhu saat pemanasan berlangsung
serta nilai PWM nya

Gambar 2.7 Kipas

2.7 Bahasa C
Akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin
Richards pada tahun 1967. Bahasa ini memberikan ide kepada Ken Thompson yang
kemudian mengembangkan bahasa

yang

disebut

dengan B

pada

tahun 1970.

Perkembangan selanjutnya dari bahasa B adalah bahasa C oleh Dennis Ritchie
sekitar tahun 1970-an di Bell Telephone Laboratories Inc. (sekarang adalah AT&T
Bell Laboratories).

Bahasa C pertama kali digunakan pada komputer Digital

Equipment Corporation PDP-11 yang menggunakan sistem operasi UNIX.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Standar bahasa C yang asli adalah standar dari UNIX. Sistem operasi, kompiler
C dan seluruh program aplikasi UNIX

yang esensial ditulis dalam bahasa C.

Kepopuleran bahasa C membuat versi-versi dari bahasa ini banyak dibuat untuk

komputer mikro. Untuk membuat versi-versi tersebut menjadi standar, ANSI
(American National Standards Institute) membentuk suatu komite (ANSI
committee X3J11) pada tahun 1983 yang kemudian menetapkan standar ANSI
untuk bahasa C.

Standar ANSI ini didasarkan kepada standar UNIX yang

diperluas.
Kelebihan bahasa C :
a. Bahasa C tersedia hampir di semua jenis computer.
b. Kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua
jenis computer.
c. Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci. hanya
terdapat 32 kata kunci.
d. Proses executable program bahasa C lebih cepat
e. Dukungan pustaka yang banyak.
f. C adalah bahasa yang terstruktur.
g. Bahasa C termasuk bahasa tingkat menengah penempatan ini
hanya menegaskan bahwa C bukan bahasa pemrograman yang
berorientasi pada mesin, yang merupakan ciri bahasa tingkat
rendah.

melainkan

berorientasi

pada

obyek

tetapi

dapat

dinterprestasikan oleh mesin dengan cepat secepat bahasa mesin.
Inilah salah satu kelebihan C yaitu memiliki kemudahan dalam
menyusun programnya semudah bahasa tingkat tinggi namun
dalam mengesekusi program secepat bahasa tingkat rendah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Kekurangan bahasa C :
a. Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadangkadang membingungkan pemakai.
b. Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer.

2.7.1.

Proses Kompilasi Dar i Linking Progr am C
Agar suatu program dalam bahasa pemrograman dapat dimengerti oleh komputer,

program haruslah diterjemahkan dahulu ke dalam kode mesin. Adapun penerjemah yang
digunakan bisa berupa interpreter atau kompiler. Interpreter adalah suatu jenis
penerjemah yang menerjemahkan baris per baris intsruksi untuk setiap saat. Keuntungan
pemakaian interpreter, penyusunan program relatif lebih cepat dan bisa langsung diuji
sekalipun masih ada beberapa kesalahan secara kaidah dalam program. Sedangkan
kelemahannya, kecepatannya menjadi lambat sebab sebelum suatu instruksi dijalankan
selalu harus diterjemahkan terlebih dahulu. Selain itu, saat program dieksekusi interpreter
juga harus berada dalam memori. Jadi memori selalu digunakan baik untuk program
maupun interpreter..

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Gambar 2.8 Proses Kompilasi-Linking Dari Program C
Proses dari bentuk program bahasa C hingga menjadi program yang
executable sistem operasi yang dipakai. Kode obyek berbentuk kode mesin, oleh
karena itu tidak dapat dibaca oleh pemrogram. Akan tetapi kode ini sendiri juga
belum bisa dipahami komputer. Supaya bisa dimengerti oleh komputer, maka
kode obyek bersama-sama dengan kode obyek yang lain dan isi file
pustaka/library file perlu dikaitkan (linking) dengan menggunakan linker,
membentuk sebuah program yang executable. Program hasil linker ini disimpan
dalam file yang disebut file executable, yang biasanya berekstensi .exe.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.7.2

Str uktur Penulisan Program C
Program C pada hakekatnya tersusun atas sejumlah blok fungsi. Sebuah

program minimal mengandung sebuah fungsi. Fungsi pertama yang harus ada
dalam program C dan sudah ditentukan namanya adalah main(). Setiap fungsi
terdiri

atas

satu atau beberapa

pernyataan, yang

secara keseluruhan

dimaksudkan untuk melaksanakan tugas khusus. Bagian pernyataan fungsi
(sering disebut tubuh fungsi) diawali dengan tanda kurung kurawal buka ({)
dan diakhiri dengan tanda kurung kurawal tutup (}). Di antara kurung kurawal itu
dapat dituliskan statemen-statemen program C. Namun pada kenyataannya,
suatu fungsi bisa saja tidak mengandung pernyataan sama sekali.Walaupun
fungsi tidak memiliki pernyataan, kurung kurawal haruslah tetap ada. Sebab
kurung kurawal mengisyaratkan awal dan akhir definisi fungsi. Berikut ini
adalah struktur dari program C
Main()
{
Statemen-statemen ; fungsi utama
}
Fungsi-fungsi lain()
{
Statemen-statemen; fungsi-fungsi lain yang di tulis oleh pemrogram
}
Bahasa C dikatakan sebagai bahasa pemrograman terstruktur karena
strukturnya menggunakan fungsi-fungsi sebagai program-program bagiannya
(subroutine). Fungsi-fungsi yang ada selain fungsi utama (main()) merupakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

program-program bagian. Fungsi-fungsi ini dapat ditulis setelah fungsi utama
atau diletakkan di file pustaka (library). Jika fungsi-fungsi diletakkan di file
pustaka dan akan dipakai di suatu program, maka nama file judulnya (header
file)

harus

dilibatkan

dalam

program

yang menggunakannya dengan

preprocessor directive berupa #include.

2.7.3

Pengenalan Fungsi-Fungsi Dasar

a. Fungsi main()
Fungsi main() harus ada pada program, sebab fungsi inilah yang menjadi
titik awal dan titik akhir
menyatakan awal

eksekusi

program. Tanda

tubuh fungsi dan sekaligus

{

awal

di

awal

eksekusi

fungsi

program,

sedangkan tanda } di akhir fungsi merupakan akhir tubuh fungsi dan sekaligus
adalah akhir eksekusi program. Jika program terdiri atas lebih dari satu fungsi,
fungsi

main() biasa

ditempatkan pada

posisi

yang

paling atas dalam

pendefinisian fungsi. Hal ini hanya merupakan kebiasaan. Tujuannya untuk
memudahkan pencarian

terhadap program

utama

bagi

yang

umum

pemrogram. Jadi

bukanlah merupakan suatu keharusan.

b. Fungsi printf().
Fungsi

printf()

merupakan fungsi

dipakai

untuk

menampilkan suatu keluaran pada layar peraga. Untuk menampilkan tulisan
Selamat belajar bahasa C misalnya, pernyataan yang diperlukan berupa:
printf(“Selamat belajar bahasa C”);
Pernyataan di atas berupa pemanggilan fungsi printf() dengan argumen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

atau parameter berupa string. Dalam C suatu konstanta string ditulis dengan
diawali dan diakhiri tanda petik- ganda (“). Perlu juga diketahui pernyataan dalam
C selalu diakhiri dengan tanda titik koma (;). Tanda titik koma dipakai sebagai
tanda pemberhentian sebuah pernyataan dan bukanlah sebagai pemisah antara
dua pernyataan.Tanda \ pada string yang dilewatkan sebagai argumen printf()
mempunyai makna yang khusus. Tanda ini bisa digunakan untuk menyatakan
karakter khusus seperti karakter baris-baru ataupun karakter backslash (miring
kiri). Jadi karakter seperti

\n sebenarnya menyatakan sebuah karakter. Contoh

karakter yang ditulis dengan diawali tanda \ adalah:
\” menyatakan karakter petik-ganda
\\ menyatakan karakter backslash
\t menyatakan karakter tab
Dalam bentuk yang lebih umum, format printf() printf(“string kontrol”,
daftar argumen); dengan string kontrol dapat berupa satu atau sejumlah karakter
yang akan ditampilkan ataupun berupa penentu format yang akan mengatur
penampilan dari argumen yang terletak pada daftar argumen. Mengenai penentu
format di antaranya berupa:
%d untuk menampilkan bilangan bulat (integer)
%f untuk menampilkan bilangan titik-mengambang (pecahan)
%c untuk menampilkan sebuah karakter
%s untuk menampilkan sebuah string
Contoh :
#include
main( ) {

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

printf(“No

: %d\n