“ ANALISIS POTENSI KOMODITI KOPI SEBAGAI PRODUK UNGGULAN EKSPOR DI NEGARA REPÚBLIK DEMOCRÁTICA DE TIMOR-LESTE(RDTL)”.

“ANALISIS POTENSI KOMODITI KOPI SEBAGAI PRODUK
UNGGULAN EKSPOR DI NEGARA REPÚBLIK DEMOCRÁTICA DE
TIMOR-LESTE (RDTL)”

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Ekonomi Pembangunan

Oleh :
FELICIA PAULA DE J ESUS GUTERRES
1011010024 / FEB / EP

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA
TIMUR
2014

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
“ANALISIS POTENSI KOMODITI KOPI SEBAGAI PRODUK
UNGGULAN EKSPOR DI NEGARA REPÚBLIK DEMOCRÁTICA DE
TIMOR-LESTE (RDTL)”
Disusun oleh :
FELICIA PAULA DE J ESUS GUTERRES
1011010024 / FEB / EP
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 24 juli 2014
Pembimbing
Tim Penguji:

Pembimbing Utama
Ketua

Dr. Ignatia Martha, SE, ME


Dr. Ignatia Martha, SE, ME
Sekretaris

Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
Anggota

Drs. Ec. Wiwin Priana, MT
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT
NIP. 19592808 199003 2 001

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
“ANALISIS POTENSI KOMODITI KOPI SEBAGAI PRODUK

UNGGULAN EKSPOR DI NEGARA REPÚBLIK DEMOCRÁTICA
DE TIMOR-LESTE (RDTL)”

Yang diajukan
FELICIA PAULA DE J ESUS GUTERRES
1011010024 /J ULI /EP

Telah disetujui untuk ujian lisan

Pembimbing Utama

Dr. Ignatia Martha SE.ME

Tanggal :....................................

NIP.196703011991032001

Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

Dr s. EC.Rachman A. Suwaidi, MS
NIP.196003301986031003

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sesuai
dengan waktu yang telah di tentukan. Dalam penulisan tesis yang berjudul
“Analisis Potensi Komoditi Kopi Sebagai Produk Unggulan Ekspor Di
Negara Repúblik Democrática De Timor-Leste (RDTL)”.
Penyunsun Skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi persyaratan
yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada jurusan
ekonomi pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa
Timur.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus di benahi.
Namun terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta dari
pengarahan dan dukungan dari semua pihak.maka pada kesempatan ini peneliti
dengan kerendahan hati yang tulus ikhlas mengucapkan terimah kasih yang tak
terhingga kepada yang terhormat dosen pembimbing Ibu Dr. Ignatia Martha SE.
ME yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan terimah kasih kepada banyak pihak,
yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan bayak
bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan pelaksanaan skripsi ini.

iiii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Bapak Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT, selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih, Mp, selaku ketua program studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Muchtolifah, Dr. SE, MP, selaku dosen wali yang mana telah memberikan
ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembanguan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan
ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan dan
pelayanan akademik bagi peneliti.
6. Terucap hormat khusus kepada kedua orangtuaku yang senantiasa memberikan
do’a restu dan dorongan baik moril maupun materiil yang tak terhingga.
7. Kepada Rekan-rekan mahasiswa seangkatan 2010, yang telah member
semangat dan dukungan kepada saya yang telah mengerjakan skripsi hingga
selesai.
8. Para Pimpinan dan Staff di Kantor DNPIA-C/MAP RDTL yang telah bersedia
menerima penulis dalam mengadakan penelitian;
Dalam proses penulisan tesis ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan namun demikian tesis ini diusahakan sesuai dengan kemampuan
penulis. sehingga sangat di harapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun
dari pembaca demi penyempurnaan penulisan tesis tersebut.

Surabaya, Juli 2014

Peneliti
ii
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................

i

Daftar Isi................................................................................................................ iii
Daftar Tabel........................................................................................................... vii
Daftar Gambar ....................................................................................................... viii
Daftar Grafik ......................................................................................................... ix
Daftar Istilah .........................................................................................................

x


Abstraksi ............................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah .............................................................................

5

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................

5

1.4. Manfaat Penelitian ...............................................................................

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................................


7

2.2. Landasan Teori ...................................................................................

9

2.2.1. Komoditi Kopi Sebagai Produk Ekspor .....................................

9

2.2.2. Potensi Dan Permasalahan ........................................................ 19
2.2.3. Pengertian Perdagangan Internasional ........................................ 21
2.2.4. Tinjauan Teoritis Tentang Eksport ............................................ 28
2.2.5. Teori Modern ............................................................................. 31
2.2.6. Teorema Heckscher – Ohlin (H-O) ............................................. 33

iiiv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


2.2.7. Teori Penawaran ........................................................................ 37
2.2.8. Teori Permintaan ........................................................................ 43
2.2.9. Teori Revealed Comparative Advantage (RCA) ......................... 47
2.3. Kerangka Pikir..................................................................................... 49
2.4. Hipotesis ............................................................................................ 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ................................... 52
3.2. Teknik Penentuan Sampel.................................................................... 53
3.2.1. Populasi ..................................................................................... 53
3.2.2. Sampel ...................................................................................... 53
3.2. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 53
3.2.1. Jenis Data .................................................................................. 53
3.3.2. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................... 53
3.3.3. Sumber Data ............................................................................. 53
3.3.4. Unit Analisis .............................................................................. 54
3.3.5. Pengujian Hipotesis .................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................................
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................................... 56
4.1.1. Keadaan Perkebunan Kopi ....................................................... 56

4.1.2. Potensi Komoditi Kopi Sebagai Produk Unggulan
Ekspor Di Negara RDTL .......................................................... 58
4.1.3. Condition Factor (Input) di RDTL ........................................... 61
4.1.4. Sumber Daya Alam .................................................................. 61

iv
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.5. Sarana Pendukung (Infrastruktur) ............................................. 65
4.1.6. Teknologi ................................................................................ 67
4.1.7. Demand Condition (Faktor Permintaan) di RDTL .................... 68
4.1.8. Permintaan Domestik ............................................................... 68
4.1.9. Permintaan Luar Negeri ............................................................ 70
4.1.10. Produksi Kopi .......................................................................... 71
4.1.11. Perkembangan Ekspor Dan Produsen Kopi Dunia ................... 72
4.1.12. Perkembangan Harga .............................................................. 74
4.1.13. Konsumsi Kopi Dunia ............................................................. 76
4.2. Diskripsi Variable Penelitian ............................................................... 77
4.2.1. Total Ekspor Kopi Timor Leste .................................................. 77
4.2.1.1. Total Ekspor Timor – Leste ............................................ 79
4.2.2. Total Ekspor Timor – Leste ....................................................... 79
4.2.3. Total Ekspor Kopi Dunia ........................................................... 80
4.2.4. Total Ekspor Dunia ................................................................... 82
4.2.5. Analisis Industry Terkait dan Pendukungnya di RDTL ............... 85
4.2.5.1. Industri Inti ........................................................................ 86
4.2.5.2. Industri Terkait dan Pendukungnya di RDTL ...................... 88
4.2.5.3. Strategi Perusahaan, Struktur Dan Pesaingnya di RDTL ..... 89
4.2.5.4.Struktur dan Persaingan Perusahan Ekspor Kopi di RDTL ... 90
4.2.6. Potensi Komiditi Kopi sebagai produk unggulan ekspor
di Negara RDTL....................................................................... 92
4.2.6.1. Condition Factor (Input) di RDTL..................................... 92
4.2.6.2. Demand Condition (Faktor Permintaan) di RDTL.............. 94
4.2.6.3. Industri terkait dan pendukungnya di RDTL ...................... 95
vii
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.6.4. Analisis Strategi Perusahaan, Struktur Dan Pesaingnya
di RDTL ............................................................................ 95
4.2.7. Permasalahan komidi kopi sebagai produk unggulan ekspor
di Negara RDTL....................................................................... 97
4.2.7.1. Kondisi Factor (Input) di RDTL ...................................... 97
4.2.7.2. Demand Condition (Faktor Permintaan) di RDTL.............. 98
4.2.7.3. Industri Terkait dan Pendukungnya di RDTL..................... 99
4.2.7.4. Analisis Strategi Perusahaan, struktur dan pesaingnya
di RDTL ............................................................................ 99
4.2.8. Upaya Pemerintah Untuk mengembangkan Komoditi Kopi Sebagai
Produk Unggulan Ekspor di Negara RDTL ..................................... 101
4.2.8.1. Condition Factor (Input) di RDTL...................................... 101
4.2.8.2. Demand Condition (Faktor Permintaan) di RDTL............... 102
4.2.8.3. Industri Terkait dan Pendukungnya di RDTL ...................... 102
4.2.8.4. Strategi Perusahaan, Struktur dan Pesaingnya di RDTL ..... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 109
5.2. Saran ................................................................................................... 110
5.2.1. Pemerintah ................................................................................. 110
5.2.2. Perusahaan dan Petani ................................................................ 113
5.3. Keterbatasan Penelitian........................................................................ 117
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viiivi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Halaman
Table 1. Luas Areal Kopi di Beberapa Propinsi di Timor-Leste Tahun 2002-2012 . 63
Table 2. Perkembangan Harga Kopi Dunia dari Tahun 2002-2012 ......................... 71
Tabel 3. Produksi Kopi di Timor-Leste Tahun 2002-2012 ...................................... 74
Tabel 4. Jumlah Konsumsi Kopi di Dunia Tahun 2002-2012.................................. 76
Table 5. Total Ekspor Kopi Timor-Leste Tahun 2002-2012 ................................... 78
Tabel 6. Total Ekspor Timor-Leste Tahun 2002-2012 ............................................ 79
Table 7. Total Ekspor Kopi Dunia Tahun 2002-2012 ............................................. 81
Table 8. Total Ekspor Dunia Tahun 2002-2012 ...................................................... 82
Tabel 9. Revealed Comparative Advantage (RCA) Tahun 2002-2012 .................... 83
Tabel : 4.3.1 Rekapitulasi Potensi Dan Permasalahannya ...................................... 100
Tabel: 4.3.2 Rekapitulasi Permasalahan Dan Upaya ............................................... 106

ixvii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GRAFIK
Halaman

Grafik 1. Perkembangan Harga Kopi Arabika Dan Robusta, 2002-2012................. 75
Grafik 2. Perkembangan Harga Kopi di Dunia (USD/Ton), 2002-2012 .................. 84

xviii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Diagram Kotak Edgewotd-Bowly……………………………………..

25

Gambar 2. Isocot.................................................................................................... 34
Gambar 3. Produk Padat Karya dan Padat Modal ................................................... 35
Gambar 4. Teori Proporsi Faktor Produksi ............................................................. 37
Gambar 5. Kurva Penawaran.................................................................................. 41
Gambar 6. Gerakan Sepanjang Kurva Penawaran………………………………..... 42
Gambar 7. Gerakan seluruh Kurva Penawaran ....................................................... 42
Gambar 8. Hubungan Antara Permintaan dan Harga .............................................. 44
Gambar 9. The Five Force Model........................................................................... 49

ix
xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISTILAH

Revealed Comparative Advantage : Keunggulan Bangsa
Diploma Ministerial No. 01/2009 18 de Setembro procedimentos de certificação
da origem do café de Timor Leste : Surat Keterangan Tingkat Mentri Tanggal 18
September 2009 No. 1 Tentang Surat Izin Usaha dan budidaya Kopi Organik
Timor-Leste Artigo 2 Empresas autorizadas : Pasal 2 tentang izin usaha Artigo 3
Exportacao café de Timor-Leste : Pasal 3 tentang ekspor kopi Cooperativa Café
Organic-CCO : Koperasi kopi organic Cooperativa Café Timor-CCT : Koperasi
kopi Timor-Leste Departamento Café Cola : Dinas Perkopian Deração Nacional
Plantas Industrias Comercio-DNPIA-C : Departemen nasional pengembangan
industri perkebunan Ministério Agricultura e Pescas-MAP : Kementrian pertanian
dan perikanan.

x
xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

“ ANALISIS POTENSI KOMODITI KOPI SEBAGAI PRODUK
UNGGULAN EKSPOR DI NEGARA REPÚBLIK DEMOCRÁTICA DE
TIMOR-LESTE (RDTL)”
by :
FELICIA PAULA DE J ESUS GUTERRES
Abstraksi
“Analisis potensi komoditi kopi sebagai produk unggulan ekspor di
negara República Democrática De Timor-Leste (RDTL)”. Komoditas kopi
merupakan salah satu komoditas yang cukup penting terutama sebagai sumber
devisa negara Timor-Leste melalui ekspor. Kopi juga dapat memprensentasi 90%
pendapatan tunai tahunan bagi 25% penduduk Timor-Leste, komoditas kopi pada
umumnya diproduksi untuk diekspor. Nilai ekspor rata-rata kopi menduduki
peringkat pertama sejak tahun 2002-2004, sebelum sumber daya minyak diolah.
Setelah minyak diekspor maka, komoditas kopi dalam kurun waktu 2004-20012
menduduki urutan tertinggi kedua. Untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, pemerintah Timor-Leste terus berupaya meningkatkan dan
mengembangkan potensi sumberdaya yang dimiliki khususnya sektor pertanian
dengan komoditi berbasis perkebunan kopi.
Dalam penelitian ini analisis yang digunakan metode Revealed Comparatif
Advantage (RCA) menunjukkan bahwa Total Ekspor Komoditi Kopi TimorLeste, Total Ekspor Seluruh Komoditas Timor-Leste, Total Ekspor kopi Dunia,
Total Ekspor Seluruh Komoditas Dunia berpengaruh terhadap Revealed
Comparatif Advantage (RCA) Timor-Leste, yaitu yang ditunjukkan dengan
perhitungan RCA mulai tahun 2002-2012. mencapai rata-rata 10.17%. Nilai
Revealed Comparative Advantage (RCA) tertinggi terjadi pada tahun 2010
mencapai 24,7%.
Jadi yang tecapai dari Komoditas Kopi Timor-Leste masih mempunyai
Keunggulan Komparatif di atas rata-rata dunia yaitu RCA>1 dalam struktur
ekspor . Dan untuk pegembangan komoditi kopi sebagai produk unggulan ekspor
maka, pemerintah terlebih dahulu meningkatkan ke empat faktor tersebut
diantaranya: (1) faktor produksi terdiri dari SDA, SDM, infrastruktur dan
teknologi, (2) factor permintaan, permintaan domestik dan permintaan
internasional, (3) faktor industri terkait dan pendukung meliputi industri inti
komoditi kopi dan indusri terkait dan pendukung, (4) strategi perusahaan, struktur
dan pesaingnya yang terdiri dari strategi perusahaan dalam ekspor kopi serta
bagaimana struktur persaingan negara-negara penghasil kopi. Pegembangan
memulai dari ke empat faktor ini akan membuat komoditi kopi Timor-Leste
unggul di pasaran internasional. Dalam upaya pegembangan komoditi kopi
sebagai produk unggulan ekspor maka, maka ada permasalahan yang dihadapi
oleh pemerintah adalah jumlah produksi kopi yang masih rendah. Hal ini
disebabkan oleh keterbatsan pengetahuan dalam penanganan pasca panen serta
produktivitas yang rendah.
Kata Kunci: Revealed Comparatif Advantage (RCA), Kopi, Minyak

xi
xiii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Analisis potensi komoditi kopi sebagai produk unggulan ekspor
merupakan salah satu kebijakan yang harus diambil oleh pihak-pihak terkait
yaitu pemerintah, industri kopi termasuk dukungan dari petani kopi yang
dapat menjadikannya komoditi kopi sebagai komoditi unggulan ekspor
negara República Democrátsica De Timor-Leste (RDTL). Untuk menjadi
komoditi kopi sebagai komoditi keunggulan ekspor, maka terdapat beberapa
faktor antara lain: Faktor Kondisi, Faktor Permintaan, Faktor Industri yang
terkait dan pendukungnya serta Strategi perusahaan, Struktur dan Pesaingnya.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah lebih berperan sebagai fasilitator yang
akan dapat memfasilitasi keempat faktor pendukung tersebut agar komoditi
kopi dapat bertahan baik dipasar dalam negeri maupun dipasar luar negeri.
Timor-Leste merupakan daerah yang cukup potensial untuk pengembangan
tanaman kopi. Timor-Leste secara administratif memiliki luas wilayah 15.410
km2 dengan daerah penghasil kopi sekitar 55.000 hektar area kebun kopi yang
sedang menjadi komuditi unggulan yang diekspor dengan nilai USAD
6,327,816 dari total nilai ekspor USAD 38,997,084 (2006). Komoditas kopi
juga telah mampu menunjukkan kemampuannya sebagai salah satu komoditas
penyelamat perekonomian nasional. Komoditas kopi merupakan salah satu
komoditas yang cukup penting terutama sebagai sumber devisa negara
Timor-Leste melalui ekspor. Kopi juga dapat memprensentasi 90%
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2
pendapatan tunai tahunan bagi 25% penduduk Timor-Leste, komoditas kopi
pada umumnya diproduksi untuk diekspor. Nilai ekspor rata-rata kopi
menduduki peringkat pertama sejak tahun 2000-2002 sebelum sumber daya
minyak diolah. Setelah minyak diekspor maka, komoditas kopi dalam kurun
waktu 2003-2009 menduduki urutan tertinggi kedua. Timor-Leste merupakan
negara agraris yang sebagian besar masyarakat (76%) hidup di pedesaan.
Perdagangan kopi dunia juga dipengaruhi oleh berbagai kebijakan ekspor
kopi. Kebijakan ekspor kopi yang ada maupun yang pernah ada memberikan
pengaruh terhadap ekspor kopi Timor-Leste, salah satu diantara kebijakan
yang berpengaruh yaitu kuota ekspor yang diberlakukan International
CoffeeOrganization (ICO), yang membatasi jumlah kopi yang diekspor
Timor-Leste. permintaan kopi Timor-Leste di pasar internasional sejak tahun
2000-2009 yang menjadi eksportir tetap dan menjadi pasar sasaran utama
adalah Amerika Serikat, dengan total ekspor kopi sebanyak 6.210.972,90 ton.
kedua adalah Jerman dengan total ekspor 3.130.625,20 ton. Ketiga Portugal
total ekspor 1.988.730,31 ton. Keempat Indonesia total ekspor 1.891.258 ton.
Kelima adalah Australia dengan total ekspor 1.663.905,33 ton. Oleh karena
itu, setelah merdeka, kopi tetap menjadi komoditas ekspor utama Timor-Leste
hingga sekarang ada banyak pembeli dan eksportir kopi, termasuk pedagang
etnis Cina membeli kopi kulit putih (parchment) dan mengekspor melalui
Indonesia, perusahaan-perusahaan telah menanam banyak investasi yang
mengekspor langsung dari Dili misalnya Timor Corp. Ltd, eksportir terbesar,
dan Delta Café, dan gabungan sebuah proyek pengembangan koperasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3
Dalam mencapai sasaran pembangunan jangka panjang, pemerintah
menetapkan kebijaksanaan pembangunan perdagangan diarahkan untuk
peningkatan produksi kopi untuk

diekspor, perluasan kesempatan kerja,

peningkatan pendapatan rakyat, serta pemantapan stabilitas ekonomi.
Kebijaksanaan pengembangan ekspor komoditi kopi yang merupakan pilihan
strategis dilakukan oleh pemerintah Timor-Leste dalam memanfaatkan pasar
internasional melalui partner ekspor dengan mendatangkan devisa negara
yang juga mendorong potensi sumber daya domestik dan memperluas
kesempatan kerja. Kegiatan ekspor komoditi kopi di Timor-Leste telah
dilakukankan mulai tahun 2000 dengan jumlah 8.002 ton dengan negara
tujuan . Ekspor komoditi kopi dapat menghasilkan devisa lebih dari US $
6,000,000/tahun. Sebagai negara yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman
hayati tropika unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya
masyarakat yang menghormati alam, maka Timor-Leste memiliki modal
dasar yang luar biasa besarnya untuk dikembangkan. Oleh karena itu
diperlukan upaya percepatan transformasi keunggulan komparatif ini menjadi
keunggulan kompetitif agar peluang pasar tersebut dapat benar-benar diraih
untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya petani kopi yang kurang lebih
dari 44.000 keluarga (200.000 jiwa) petani kopi hidup tergantung pada
komoditi kopi sebagai sumber pendapatan tunai tahunan. (Japan Internasioanl
Cooperetion Agency-JICA, DNPIA-C/ MAP Timor-Leste,2010)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4
Kopi memiliki potensi sebagai komoditas unggulan ekspor yang dapat
menyediakan lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Untuk
itu Timor-Leste dalam pengembangan komoditi kopi sebagai produk
unggulan ekspor maka, berdasarkan teorinya Porter (2008), berpendapat
bahwa suatu bangsa dapat dikatakan makmur apabila negara tersebut dapat
menciptakan faktor-faktor yang penentukan keberhasilan sebuah negara yaitu:
a. Faktor kondisi (input) yang digunakan sebagai faktor produksi seperti
SDA, SDM, sarana penunjang (infrastruktur, jalan raya, alat transportasi dan
pelabuhan) dan teknologi berbasis perkebunan kopi. b. Faktor permintaan
seperti permintaan domestik dan permintaan luar negeri. c. Industri terkait
dan pedukungnya seperti industri inti dan industri terkait dan pendukung
industri kopi serta d. Strategi, struktur dan persaingan yaitu strategi
perusahaan dan struktur persaingan komoditi kopi. dari keempat faktor inilah
yang akan menetukan kemakmuran sutau bangsa. Sebab pada dasarnya
kemakmuran suatu bangsa bukan ditentukan oleh apa yang diwariskan tetapi
diciptakan seperti tenaga kerja terampil, kemajuan teknologi yang berbasis
pengetahuan, dukungan pemerintah, dan budaya. Dari uraian di atas, maka
perlu suatu kajian yang lebih mendalam tentang analisis potensi komoditi
kopi sebagai produk unggulan ekspor di Negara República Democrática De
Timor-Leste (RDTL).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5
1.2.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat ditentukan beberapa
masalah:

1. Bagaimana gambaran mengenai potensi komoditi kopi sebagai produk
unggulan ekspor di Negara RDTL?
2.Apa saja permasalahan-permasalahan komoditi kopi sebagai produk
unggulan ekspor di Negara RDTL?
3.Upaya apa yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk pengembangan
komoditi kopi sebagai produk unggulan ekspor di Negara RDTL?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasar pada permasalahan yang dihadapi, maka tujuan dalam
penelitian adalah: untuk mengetahui gambaran tentang potensi komoditi kopi
sebagai produk unggulan ekspor di Negara RDTL, dengan menggunakan
Revealed Comparative Advantage.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6
1.4.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat akademis yang dimaksud yaitu menambah literatur yang
sudah ada sebelumnya, sedangkan manfaat praktisnya adalah:
1. Mendapatkan gambaran tentang potensi komoditi kopi sebagai produk
unggulan ekspor.
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak pemerintah dalam mengambil suatu
kebijakan untuk menciptakan peluang pasar komoditi kopi yang dianggap
lebih berpotensi dalam menghasilkan devisa negara secara berkelanjutan.
3. Para peneliti lain, peneliti ini diharapkan bisa menjadi salah satu saran dan
rekomendasi,

serta

sebagai

rujukan

dalam

penelitian-penelitian

selanjutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh :
1. Dwi Retno Andriani(2010), “ Analisis Keunggulan Komparatif

dan

Kompetitif Usahatani Apel (Malus sylvestris ill) di Kecamatan
Poncokusumo Kabupaten. Hasil temuan: Keunggulan kompetitif yang
rendah menyebabkan komoditas apel lokal sulit menembus pasar ekspor
serta menimbulkan banyaknya apel impor di pasar domestik, sehingga
menyebabkan turunnya harga apel yang berakibat

menurunnya

pendapatan dan keuntungan produsen apel lokal.
2. Soekarno(2009), dengan judul “Analisis keunggulan komparatif karet
alam Indonesia tahun 2003-2007”. Dengan menggunakan analisis RCA
menunjukkan bahwa peluang Indonesia untuk menjadi pengekspor utama
karet sangat besar. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kinerja ekspor
karet alam Indonesia memiliki daya saing yang kuat, walaupun jika
dilihat dari efek distribusi pasar masih lemah, untuk meningkatkan
kinerja ekspor karet maka perlu perhatian yang serius dari pemerintah
sehingga keunggulan kompratifnya dapat dipertahankan.
3. Haryana (2010), “Analisis Revealed Comparative Advantage (RCA)
Minyak SawitIndonesia dan Malaysia di Pasar Eropa tahun 1995 –
2009”. Perbandingan penampilan ekspor minyak sawit Indonesia dan

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8
Malaysiamenunjukkan bahwa pada tahun 1995 hingga 2003, penampilan
ekspor minyak sawit Indonesia lebih rendah dari minyak sawit Malaysia,
yang ditunjukkan oleh indeks RCA Malaysia yang lebih besar dari
Indonesia. Sedangkan, pada tahun 2004 hingga 2009, penampilan ekspor
minyak sawit Indonesia lebih tinggi dari minyak sawit Malaysia, yang
ditunjukkan oleh indeks RCA Indonesia yang lebih besar dari Malaysia.
4.Nuhfil Hanani (2012), melakukan penelitian “ Persaingan Ekspor Kopi
Indonesia di Pasar Internasional”. Analisis yang digunakan adalah
analisis pendekatan statistik deskriptif untuk melihat kinerja ekonomi dan
statistik trend line dengan membandingkan dengan negara ekportir
utama, sedangkan tingkat persaingan ekspor kopi Indonesia dianalisis
dengan market share model untuk mengetahui melihat kinerja ekonomi
kopi Indonesia dan menganalisis tingkat persaingan kopi Indonesia
urutan negara terbesar ketiga dalam mengekspor kopi setelah Brasil dan
Vietnam. Hasil penelitian ini adalah biji kopi Indonesia memiliki
keunggulan komparatif di pasar internasional.
Perbedaan penelitian ini dengan

penelitianDwi Retno Andriani

(2010), terletak pada metode. Pada penelitian ini menggunakan metode
Revealed Comparative Advantage (RCA). Pada penelitian terdahulu
adalah menggunakan metode analisis keunggulan komparatif dan
kompetitif.
Perbedaan penelitian ini denganSoekarno (2009), terletak pada
metode.Pada penelitian ini menggunakan metode Revealed Comparative

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9
Advantage (RCA). Pada penelitian terdahulu adalah menggunakan
metode analisis keunggulan komparatif dan kompetitif.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Haryana (2010)terletak
pada Metode dan produk yang diteliti. Pada penelitian ini menggunakan
metode Revealed omparative Advantage (RCA) . Dan dapat ditentukan
dengan menggunakan nilai net ekspor dan total perdagangan minyak
sawit yang bernilai positif. Variabel yang digunakan Perkembangan
konsumsi minyak sawit di dunia; perkembagan produksi minyak sawit di
dunia, perkembangan ekspor minyak sawit di dunia, perkembangan
kelapa stok minyak sawit di dunia; perkembangan kelapa sawit
indonesia; dan keterbatasan lahan untuk perluasan kelapa sawit..
2.2 Landasan Teori
2.2.1. Komoditi Kopi Sebagai Produk Ekspor
Komoditi kopi menjadi komoditi penting dalam perdagangan
internasional. Bahkan sebagian besar negara-negara berkembang,
komoditi kopi memegang peranan penting dalam menunjang
perekonomiannya, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai
mata pencaharian rakyat.Pendapat yang dikemukakan oleh Najiaty
dan Danarti (2005), bahwa, sejarah kopi telah dicatat sejauh pada abad
ke-9. Pertama kali, kopi hanya ada di Ethiopia, mulanya tanaman kopi
tidak dibudidayakan oleh masyarakat tetapi tumbuh secara liar di
hutan-hutan dataran tinggi karena tanaman ini dapat tumbuh pada
ketinggian antara 400-700 mili meter (mm) diatas permukaan laut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10
khusus untuk kopi yang berjenis robusta sedangkan kopi arabika dapat
tumbuh pada ketinggian 500-1.700 mm di atas permukaan laut. Curah
hujan yang diperlukan antara 2.000-3.000 mili meter (mm)/tahun,
namun kopi masih bisa tumbuh di daerah yang curah hujan 1.3002.000 mili meter (mm)/tahun bahkan kopi bisa tumbuh pada curah
hujan 1.000-1.300 mili meter (mm)/tahun, asalkan irigasi intensif.
Suatu ketika bangsa Etiopia mengembara ketempat lain, buah
kopi juga ikut dibawa sehingga tanaman kopi ikut menyebar terutama
ke Negara-negara Arab, Persia (sekarang Irak) hingga Yaman. Akan
tetapi, ketika bangsa Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi
pun telah meluas sampai ke Afrika Utara dan biji kopi disana ditanam
secara massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari
Asia sampai pasaran Eropa dan ketenarannya sebagai minuman mulai
menyebar, karena minuman kopi sangat digemari oleh bangsa Etiopia
dan Abissinia untuk menyegarkan badan walaupun didalam minuman
kopi mengandung kofein yang dapat menahan rasa ngantuk dan
merangsang kinerja jantung dan otak sehingga ada orang yang tidak
kuat untuk minum kopi. Bukti nyata yang menunjukkan kapan atau
bagaimana sesungguhnya kopi pertama kali ditemukan tidak ada.
Meskipun demikian, kopi memiliki legenda yang cukup banyak,
beberapa sumber mengatakan bahwa kopi sudah dikonsumsi pada
sekitar 900 sebelum masehi, yang dapat dibawah oleh seorang
peternak yang bernama Kaldi menyadari keanehan kambing-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11
kambingnya setelah mereka memakan daun-daun dan biji kopi. dan
pertama kali dikonsumsi secara masal di Turki. Sumita, (2002).
Larangan minuman alkohol membuat kopi makin digemari,
Kepopuleran minuman ini terbukti dengan warung kopi pertama di
Konstantinopel yang dapat ditemukan sejak 1475. Di tahun 1563, kopi
untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada komunitas Eropa oleh
Leonard Waulf, seorang doktor German yang menyakini keampuhan
kopi dalam melawan berbagai macam penyakit. Setelah itu
kepopuleran kopi sudah tidak dapat dibendung lagi. Di abad 17, coffee
house menjadi tempat berkumpulnya para intelektual-cendekiawan
dan terus berkembang dari situ. Tidak lama, kedai kopi pun dibuka di
setiap kota di sekitar wilayah bagian timur. Kemudian, pengiriman biji
kopi untuk yang pertama kali tiba di Eropa dan popularitas kopi
menyebar seperti api liar. Hingga pada akhir abad ke 17, kedai-kedai
kopi tersebut menyebar sampai ke Austria, Prancis, Jerman, Belanda
serta Inggris. Belanda mulai menanam kopi di daerah timur jauh,
sementara Inggris dan Prancis menyusul dengan memperkenalkan
kopi kepada koloni-koloni mereka. Di Amerika, popularitas kopi
berkembang setelah peristiwa Boston Tea Party yang terkenal, pada
saat rakyat Amerika bangkit menentang penetapan pajak yang tinggi
atas teh oleh Raja George dari Inggris. Susila, (2006).
Hasil penelitian dari FAO (2009), mendefinisikan kopi adalah
sejenis minuman, biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12
biji dari tanaman kopi yang dipanggang. Saat ini kopi merupakan
komoditi nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah
minyak bumi. Total 6,7 juta ton kopi diproduksi dalam kurun waktu
1998-2000 saja. Perkiraan pada tahun 2010, produksi kopi dunia akan
mencapai 7 juta ton per tahun. Kopi dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu spesies dari tanaman kopi; Arabika adalah kopi tradisional, dan
dianggap paling enak rasanya, Robusta memiliki kafein yang lebih
tinggi dapat dikembangakan dalam lingkungan di mana Arabika tidak
akan tumbuh, dan membuatnya menjadi pengganti Arabika yang
murah. Robusta biasanya tidak dinikmati sendiri, dikarenakan rasanya
yang pahit dan asam. Kopi robusta kualitas tinggi biasanya digunakan
dalam

beberapa

campuran espresso.

Kopi Arabika

biasanya

dinamakan oleh dermaga di mana mereka diekspor, dua yang tertua
adalah Mocha dan Jawa. Perdagangan kopi modern lebih spesifik
tentang dari mana asal mereka, melabelkan kopi atas dasar negara,
wilayah, dan kadangkala ladang pembuatnya. Satu jenis kopi yang
tidak bisa dan sangat mahal harganya adalah sejenis robusta di
Indonesia yang dinamakan kopi luwak. Kopi ini dikumpulkan dari
kotoran luwak, yang proses pencernaannya memberikan rasa yang
unik.
Dari penelitian Dian (2008), membuktikan bahwa, pada abad
ke-18,

misionaris

(utusan),

para

pedagang

serta

kolonis

memperkenalkan kopi pada Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13
Lingkungan alam yang alami terbukti merupakan tempat yang tepat
untuk bertanam kopi, sehingga kopi dapat tumbuh menyebar dengan
cepat. Pada akhir tahun 1.800-an yang lalu, kopi menjadi salah satu
hasil panen ekspor utama di dunia, terutama untuk negara-negara
berkembang. Kopi menjadi komoditi penting dalam perdagangan
internasional selama abad ke-19. Sejak saat itu perdagangan kopi
menderita kerugian karena kelebihan persediaan (over supply) dan
harga yang rendah, diikuti oleh periode-periode yang relatif singkat
dari kekurangan persediaan (short supply) dan harga yang tinggi.
Harga kopi bisa berfluktuasi, kadang-kadang secara dramatis,
tergantung pada persediaan, cuaca dan kondisi-kondisi perekonomian.
Keadaan ini membawa kepada suatu inisiatif antar-pemerintah untuk
mengstabilkan pasar dan menghentikan perurunan harga kopi, yang
mempunyai konsekwensi politis dan ekonomis secara serius bagi
sejumlah besar negara penghasil kopi di Amerika Latin dan Afrika.
Negara-negara berkembang pada umumnya komoditi kopi memegang
peranan penting dalam menunjang perekonomiannya, baik sebagai
penghasil devisa maupun sebagai mata pencaharian rakyat.
Lebih lanjut laporan dari FAO (2009), kopi merupakan salah
satu komoditi yang banyak dibudidayakan di kawasan tropik di benua
Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, serta di Asia Pasifik. Jenis kopi
yang dikenal di pasar internasional adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14
1. Kopi Arabika yang sebagian besar dihasilkan di Colombia, negaranegara Amerika Tengah dan Brasil;
2. Kopi Robusta yang banyak dihasilkan di Afrika dan Asia Pasifik.
Dari jenis kopi yang diproduksi, kopi arabika merupakan
bagian terbesar (sekitar 70%) dari total produksi dan 30% sisanya
adalah kopi robusta. Trend produksi kopi dunia cenderung mengalami
kenaikan. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 1991-1992, yaitu lebih
kurang 6 juta ton. Rata-rata produksi kopi dunia adalah 5,6 juta ton
per tahun. Negara produsen kopi terbesar adalah Brasil dengan
produksi rata-rata 1,6 juta ton per tahun, Colombia dengan produksi
rata-rata 800 ribu ton per tahun dan Indonesia pada urutan ketiga
produsen kopi dunia dengan produksi rata-rata 500 ribu ton per tahun.
Uni Eropa merupakan konsumen kopi utama di dunia dan
membutuhkan kopi rata-rata 2 juta ton. Konsumen kopi terbesar
berikutnya berturut-turut adalah Amerika Serikat dan Jepang masingmasing membutuhkan 1,1 juta ton dan 350.000 ton. Dalam 5 tahun
terakhir Amerika Serikat membutuhkan kopi rata-rata 1,1 juta ton.
Laporan dari Lembaga Research Perkebunan Indonesia (2008),
mengatakan kopi sekarang menjadi komoditi penting dan merupakan
komoditi paling besar yang diperdagangkan dalam pasar dunia.
Komoditi tersebut dihasilkan oleh 60 negara dan memberikan nafkah
bagi 25 juta keluarga petani kopi di seluruh dunia. Bahkan beberapa
negara produsen menggantungkan pendapatannya pada ekspor kopi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15
karena hampir 75% dari total ekspornya merupakan ekspor komoditi
kopi. Negara-negara

pengekspor

kopi

yang

menjadi

anggota

(International Coffee Organisation-ICO) memproduksi lebih dari 90%
kopi dunia sedangkan negara-negara konsumen anggota ICO
mengkonsumsi lebih dari 60% kopi dunia. Bagi negara konsumen,
kopi adalah minuman populer yang universal.
Penjelasan ilustrasi di atas maka, Porter menggunakan
kerangka

dasar

untuk

mengilustrasikan

faktor-faktor

penentu

keunggulan nasional, maka negara mendirikan industri yang akan
dapat mempengaruhi keempat faktor keunggulan komparatif nasional
antara lain:
1. Factor endowments: Merupakan faktor yang fokus pada input
yang digunakan sebagai faktor produksi, seperti tenaga kerja,
sumber daya alam, modal dan infrastruktur. Argumen Porter,
kunci utama faktor produksi adalah “diciptakan” bukan diperoleh
dari warisan. Lebih jauh, kelangkaan sumber daya (factor
disadvantage) seringkali membantu negara menjadi kompetitif.
Terlalu banyak (sumber daya) memiliki kemungkinan disiasiakan, ketika langka dapat mendorong inovasi.
2. Demand conditions. Faktor ini mengarah pada tersedianya pasar
domestik yang siap berperan menjadi elemen penting dalam
menghasilkan daya saing. Pasar seperti ini ditandai dengan
kemampuan untuk menjual produk-produk superior, hal tersebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16
didorong oleh adanya permintaan barang dan jasa berkualitas serta
adanya kedekatan hubungan antara perusahaan dan pelanggan.
3. Related and Supporting Industries. mengacu pada tersedianya
serangkaian

dan

adanya

keterkaitan kuat

antara

industri

pendukung dan perusahaan, hubungan dan dukungan ini bersifat
positif yang berujung pada peningkatan daya saing perusahaan.
Porter mengembangkan model dari faktor kondisi semacam ini
dengan industrial clusters atau agglomeration, yang memberi
manfaat adanya potential technology knowledge spillover,
kedekatan dengan kosumen sehingga semakin meningkatkan
market power.
4. Firm strategy, Structure and Rivalry. Pada strategi dan struktur
yang ada pada sebagian besar perusahaan dan intensitas
persaingan pada industri tertentu. Faktor Strategi dapat terdiri dari
dua aspek: Pasar modal dan pilihan karir individu. Pasar modal
domestik mempengaruhi strategi perusahaan, sementara individu
seringkali membuat keputusan karir berdasarkan peluang dan
prestise. Suatu negara akan memiliki daya saing pada suatu
industri di mana personel kuncinya dianggap prestisius. Struktur
mengikuti strategi, Struktur dibangun guna menjalankan strategi,
Intensitas persaingan (rivalry) yang tinggi akan mendorong
inovasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17
Menurut

Porter

(2008),

dalam

persaingan

global,

suatu

perusahaan dapat bertahan dan unggul hanya jika memiliki keunggulan
atas biaya (cost-based advantage) dan keunggulan atas produk (productbased advantage). Keunggulan atas biaya mencerminkan perusahaan
beroperasi secara efisien, dan keunggulan atas produk indikasi
perusahaan senantiasa melakukan penelitian dan pengembangan produkproduk baru yang inovatif. Paradigma keunggulan kompetitif bangsa
adalah efisiensi (keunggulan atas biaya) dan inovasi (keunggulan atas
produk). Keberhasilan ekspor produk manufaktur negara industri baru
dan negara berkembang misalnya, keunggulan atas biaya (di negara
berkembang hal ini didukung kebijakan realokasi industri dari negaranegara maju). Kini, setelah berhasil mengembangkan efisiensi, negara
industri baru dan sebagian negara berkembang dihadapkan pada masalah
bagaimana meningkatkan efisiensi sekaligus mengembangkan produkproduk inovatif

sebab, bila tetap mempertahankan keunggulan

komparatif

keunggulan

dan

atas

biaya,

tanpa

beranjak

pada

pengembangan produk-produk kompetitif, niscaya akan tertinggal..
Pendapat

lain

dikemukakan

Supratikno

(2007),

bahwa

keunggulan merupakan masalah makro yang harus ditanggulangi secara
nasional dan menyeluruh, sedangkan masalah daya saing menyangkut
masalah mikro perusahaan, yang terkait erat dengan masalah keunggulan
yang bersifat makro. Masalah daya saing hanya dapat diatasi dengan
peningkatan efisiensi nasional yang sifatnya makro. Pada peranan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18
keunggulan bagi suatu komoditi ekspor baik keunggulan mutlak
(alamiah), keungguln komparatif (efisiensi), maupun keunggulan
teknologi

(kapasitas/produktivitas),

menjadi

dasar

yang

sangat

menentukan daya saing suatu komoditi dalam memasuki pasar
internasional.tersebut ditunjukkan oleh tingkat kontribusi yang dapat
diberikan kepada pengembangan kapabilitas, kompetensi inti dan
keunggulan kompetitif negara.
Menurut pendapat Cho dan Moon. (2008), yang terkenal dengan
model

Cho:

penjelasannya

Nine-Factor
Cho

Model

menyebutkan

mengatakan
bahwa

bahwa:

sumber

daya

Dalam
yang

dianugerahkan dapat dibagi menjadi sumber daya mineral, pertanian,
kehutanan, perikanan dan lingkungan, lingkungan bisnis merupakan
suatu lingkungan bisnis yang seharusnya dipandang pada tingkat negara,
industri dan perusahaan. Hal ini meliputi jalan raya, pelabuhan,
telekomunikasi dan bentuk infrastruktur lainnya, industri terkait dan
pendukung dapat dibagi menjadi industri terkait secara vertikal dan
horizontal. Jika yang vertikal mencakup pengaruh tahap hulu dan hilir
dari produk, maka yang horizontal berkenaan dengan industri yang
menggunakan teknologi, bahan baku, distribusi atau aktivitas yang sama.
Sedangkan industri pendukung mencakup sektor keuangan, asuransi,
informasi, angkutan dan jasa lainnya. Permintaan domestik mencakup
aspek kuantitatif maupun kualitatif. Ukuran pasar domestik menentukan
skala ekonomi minimal untuk perusahaan pribumi, sebagaimana juga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19
stabilitas permintaan dalam negeri. Pekerja ukuran nilai pekerja yang
paling mudah teridentifikasi adalah tingkat upah tenaga kerja. Politisi dan
birokrat mencoba untuk memenangkan dan mempertahankan kekuatan
dan pembangunan perekonomian adalah salah satu dari banyak rute yang
dapat dipilih untuk mencapai sasaran primernya. Para wirausahawan.
Wirausahawan vital bagi setiap negara dalam suatu tahap awal dalam
pembangunan perekonomian.
2.2.2.

Potensi dan Permasalahan.
David (2006), menjelaskan bahwa analisis peluang dan
ancaman adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan
situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, dan alat analisis ini
semata-mata

sebuah

alat

analisis

yang

ditujukan

untuk

menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau mungkin akan
dihadapi oleh organisasi atau intitusi dan bukan sebuah alat analisis
ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah
organisasi. Analisis ini terbagi atas dua komponen dasar yaitu :
1. Potensi, adalah situasi atau kondisi yang perlu di kembangkan
atau diciptakan untuk menggurangi permasalahan dalam proses
perkembangan komoditi kopi di masa datang, baik itu secara
internal maupun eksternal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20
2. Permasalahan, adalah situasi yang akan mengancam eksistensi
komoditi kopi di masa datang, baik itu masalah yang timbul dari
luar maupun dari dalam.
Selain dua komponen dasar ini, dalam proses analisisnya
akan berkembang menjadi beberapa subkomponen yang jumlahnya
tergantung pada situasi dan kondisi. Dari hasil wawancara penulis
dengan Kepala Dinas Perkopian Timor-Leste menyebutkan bahwa,
potensi yang dimiliki oleh Timor-Leste terdiri dari 22 sub-komponen
yaitu: (1) ketersediaan lahan, (2) iklim, (3) kuantitas dan kualitas
SDM, (4) pembinaan dan penyuluhan (5) pemberdayaan kelompok
tani, (6) dukungan infrastruktur, (7) ketersediaan sarana produksi, (8)
pemanfaatan teknologi tepat guna, (9) pengembangan pusat produksi
(10) volume produksi, (11) saluran distribusi, (12) kemitraan, (13)
potensi pasar, (14) gerai-gerai kopi, (15) hotel dan restoran, (16)
dukungan pemerintah, (17) lembaga penunjang (jasa perbankan),
(18) kualitas kopi, (19) promosi, (20) perusahaan domestik, (21)
industri pengolahan kopi bubuk berskala kecil dan (22) strategi
pemasaran. Komponen permasalahan memiliki 19 sub-komponen (1)
kondisi perkebunan, (2) penyakit yang menyerang kopi, (3) curah
hujan minim, (4) pengetahuan petani rendah, (5) rendahnya tingkat
koordinasi stakeholders, (6) sarana pendukung (listrik, transportasi
dan telekomunikasi), (7) kurangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
petani dalam penanganan pasca panen (cara tradisional), (8) struktur

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tuli