PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN,PELIMPAHAN WEWENANG, DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. BARINDO ANGGUN INDUSTRY, SURABAYA.

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN,
PELIMPAHAN WEWENANG, DAN KERJASAMA TIM
TERHADAP KINERJ A MANAJ ERIAL PADA PT. BARINDO
ANGGUN INDUSTRY, SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

TRI SETYAJ I INDRA SAPUTRA
0813010070 / FE / EA

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA
TIMUR
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisann skripsi yang merupakan
salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur dengan judul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Pelimpahan
Wewenang dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Manajerial”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung baik dalam bentuk dukungan, do’a maupun bimbingan yang telah
diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, MSi, selaku Wakil Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Ibu Dra. Ec. Erna Sulistyowati, MM, selaku Dosen Pembimbing
penulis dalam mengerjakan skripsi
6. Bapak Drs. Ec. Sjarief Hidajat MSi, selaku Dosen Wali.
7. Kedua orangtua penulis, Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa
dan dukungannya kepada penulis, serta keluarga besar.
8. Kepada Widha Ayu Saputri yang selalu mendukung serta memotivasi
saya tanpa putus asa.
9. Seluruh teman-teman Zone-B dan Zone B family yang selalu
mendukung, serta teman–teman lain yang turut memberikan motivasi
kepada saya.
10. Kepada PT Barindo Anggun Industri Kota Surabaya, yang telah
membantu memberikan informasi dalam menyusun skripsi.

11. Serta pihak –pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. penulis juga berharap, skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya,

Mei 2012

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN,
PELIMPAHAN WEWENANG DAN KERJ ASAMA TIM
TERHADAP KINERJ A MANAJ ERIAL PADA PT. BARINDO
ANGGUN INDUSTRY, SURABAYA

Abstr ak
Tri Setyaji Indra Saputr a
PT. Barindo Anggun Industry merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang indutri pembuatan meteran air dan kran air, didalam menjalankan
usahanya PT. Barindo Anggun Industry sangat berkaitan erat dengan permintaan
pelanggan karena desain dan kualitas yang baik dari produk yang dihasilkan.
Pencapaian tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang maksimal, maka
perusahaan harus mengandalkan peran aktif dari seluruh sumber daya manusia
yang dimiliki dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan, tetapi
pada kenyataana produktivitas kerja karyawan pada PT. Barindo Anggun Industry
kurang baik, hal ini tercermin dari besarnya realisasi hasil penjualan tidak sesuai
dengan besarnya target penjualan yang dianggarkan oleh perusahaan.
Variabel dalam penelitian ini adalah Partisipasi Penyusunan Anggaran
(X1), Pelimpahan Wewenang (X2), Kerjasama Tim (X3) dan Kinerja Manajerial
(Y). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh manajer yang terdapat pada
perusahaan PT. Barindo Anggun Industry di Surabaya yang terlibat dalam kinerja
manajerial sejumlah 35 orang. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian
menggunakan teknik regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa Partisipasi
Penyusunan Anggaran (X1), Pelimpahan Wewenang (X2) dan Kerjasama Tim

(X3) berpengaruh terhadap kinerja manajerial (Y) pada perusahaan PT. Barindo
Anggun Industry di Surabaya.

Keywords : Partisipasi Penyusunan Anggaran, Pelimpahan Wewenang, Kerjasama
Tim dan Kinerja Manajerial

xiii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL
HALAMAN PERSETUJ UAN
KATA PENGANTAR .................................................................................

i

DAFTAR ISI .................................................................................................


iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xii

ABSTRAKSI ................................................................................................

xiii

BAB I


BAB II

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah ....................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ...........................................................

7

1.3

Tujuan Penelitian ..............................................................

8


1.4

Manfaat Penelitian .............................................................

8

KAJ IAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL
2.1

Hasil Penelitian Terdahulu ................................................

9

2.2

Landasan Teori .................................................................

14


2.2.1 Anggaran ................................................................

14

2.2.1.1 Pengertian Anggaran ..................................

14

2.2.1.2 Fungsi Anggaran .......................................

16

2.2.1.3 Tujuan dan Manfaat Penyusunan
Anggaran ...................................................

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17


2.2.1.4 Anggaran dan Fungsi Manajemen ..............

19

2.2.1.5 Partisipasi Penyusunan Anggaran ...............

20

2.2.2 Pelimpahan Wewenang ..........................................

21

2.2.2.1 Konsep Pendelegasian Wewenang .............

21

2.2.2.2 Pengertian Sistem Disentralisasi ...............

23


2.2.2.3 Keuntungan-keuntungan dari
Disentralisasi .............................................

24

2.2.3 Kerjasama Tim (team work) ....................................

25

2.2.3.1 Pengertian Kerjasama Tim (team work) ....

25

2.2.3.2 Faktor-faktor Penghambat Kesuksesan
Kerjasama Tim ..........................................

27

2.2.3.3 Kunci Keberhasilan Kerjasama Tim ..........

28

2.2.4 Kinerja Manajerial .................................................

31

2.2.4.1 Pengukuran Kinerja Manajerial ................

32

2.2.4.2 Manfaat Pengukuran Kinerja
Manajerial ...............................................

33

2.2.4.3 Tujuan Pengukuran Kinerja
Manajerial ...............................................

36

2.2.4.4 Tugas dan Pekerjaan Manajer ..................

36

2.2.5 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial ..................................

40

2.2.6 Pengaruh Pelimpahan Wewenang Terhadap
Kinerja Manajerial .................................................

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

41

2.2.7 Pengaruh Kerjasama Tim (team work) Terhadap
KinerjaManajerial ..................................................

42

2.2.8 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran,
Pelimpahan Wewenang dan Kerjasama Tim
Terhadap Kinerja Manajerial .................................

BAB III

42

2.3

Kerangka Pikir .................................................................

45

2.4

Hipotesis ...........................................................................

47

METODE PENELITIAN
3.1

3.2

3.3

3.4

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................

48

3.1.1 Definisi Operasional ...............................................

48

3.1.2 Pengukuran variabel ................................................

49

Teknik Penentuan Sampel ..................................................

53

3.2.1 Populasi .................................................................

53

3.2.2 Sampel ..................................................................

53

Teknik Pengumpulan Data ................................................

54

3.3.1 Jenis Data .............................................................

54

3.3.2 Sumber data ..........................................................

54

3.3.3 Pengumpulan Data ...............................................

55

Uji Kualitas data ...............................................................

55

3.4.1 Uji Validitas ...........................................................

55

3.4.2 Uji Reliabilitas .......................................................

56

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV

3.4.3 Uji Normalitas ........................................................

56

3.5

Uji Asumsi Klasik .............................................................

57

3.6

Teknik Analisis .................................................................

58

3.7

Uji Hipotesis ...................................................................

59

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

4.2

Deskripsi Objek Penelitian ..............................................

63

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...................................

63

4.1.2 Lokasi Perusahaan .................................................

64

4.1.3 Tujuan Perusahaan ................................................

65

4.1.4 Struktur Organisasi .................................................

66

Deskripsi Hasil Penelitian ...............................................

77

4.2.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada
Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1) ....

77

4.2.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada
Variabel Pelimpahan Wewenang (X2) ....................

78

4.2.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada
Variabel Kerjasama Tim (X3) ................................

79

4.2.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada

4.3

Variabel Kinerja Manajerial (Y) ............................

80

Uji Kualitas Data .............................................................

81

4.3.1 Uji Validitas ..........................................................

81

4.3.1.1 Uji Validitas pada Variabel Partisipasi
Penyusunan Anggaran (X1) .......................

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

82

4.3.1.2 Uji Validitas pada Variabel Pelimpahan
Wewenang (X2) ........................................

83

4.3.1.3 Uji Validitas pada Variabel Kerjasama
Tim (X3) ..................................................

84

4.3.1.4 Uji Validitas pada Variabel Kinerja

4.4

4.5

Manajerial (Y) .........................................

85

4.3.2 Uji Realibilitas ......................................................

86

4.3.3 Uji Normalitas .......................................................

87

Analisis Regresi Linier Berganda ....................................

87

4.4.1 Uji Asumsi Klasik .................................................

87

4.4.2 Model Regresi Linier Berganda .............................

89

4.4.3 Koefisien Determinasi (R2) ....................................

90

4.4.4 Uji Kecocokan Model (Uji F) ................................

91

4.4.5 Uji Hipotesis (Uji t) ...............................................

92

Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................

93

4.5.1 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran,
Pelimpahan Wewenang dan Kerjasama Tim
Terhadap Variabel Kinerja Manajerial ...................

93

4.5.2 Implikasi Praktis ....................................................

96

4.5.3 Perbedaan Peneliti dengan penelitian Terdahulu ....

97

4.5.4 Keterbatasan Penelitian .........................................

98

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan ….. ...............................................................

99

5.2

Saran ……….. .................................................................

99

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia semakin pesat,

dampak dari semua ini adalah semakin pesatnya kondisi persaingan yang terjadi
antar perusahaan. Sejalan dengan itu, perusahaan-perusahaan berusaha melakukan
perbaikan-perbaikan atau perubahan-perubahan terhadap kualitas dan sarana
pengelolaan perusahaan baik dalam perencanaan maupun pengalokasian sumber
daya yang terbatas. Keadaan ini memaksa perusahaan mengembangkan usahanya
semaksimal mungkin serta mempertahankan kondisi perusahaan agar selalu dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Perusahaan sebagai unit kesatuan yang terintegrasi, dengan tujuan
menghasilkan laba dewasa ini dituntut untuk dapat bersaing dalam lingkungan
bisnis. Agar dapat bersaing, perusahaan harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam
manajemen terutama fungsi perencanaan (Hafiz, 2007 : 1). Menurut Nafarin
(2004 : 4), “perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan
asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan
datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan”. Komponen penting dalam fungsi
perencanaan adalah membuat anggaran.
Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun
berdasarkan program-program yang telah disahkan atau anggaran merupakan alat
manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran bukan tujuan dan tidak dapat

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

digantikan manajemen (Nafarin, 2000 : 9). Menurut Schieff dan Lewis (1970)
dalam Riyadi (2000 : 137), anggaran yang telah disusun memiliki dua peran yang
meliputi : (1) anggaran berperan sebagai perencanaan, yaitu bahwa anggaran
tersebut berisi tentang ringkasan rencana-rencana kegiatan organisasi di masa
yang akan datang, dan (2) anggaran berperan sebagai kriteria kinerja, yaitu
anggaran dipakai sebagai sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial.
Anggaran menggambarkan kondisi suatu perusahaan yang diharapkan dimasa
yang akan datang selain itu anggaran juga merupakan pertimbangan untuk
meningkatkan kinerja manajemen perusahaan.
Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua
pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuatan keputusan
tersebut (Mulyadi, 2001 : 513). Selain itu partisipasi sebagai suatu proses
pengambilan keputusan bersama antar dua pihak atau lebih, yang akan membawa
pengaruh pada masa yang akan datang bagi para pembuat keputusan (Sari, 2009).
Penyusunan anggaran (Nafarin, 2000) adalah proses penentuan peran
setiap manajer dalam melaksanakan program, dalam proses penyusunan anggaran
memerlukan kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan. Tujuan penyusunan
anggaran

(Nafarin,

2000)

untuk

mengetahui

terjadinya

penyimpangan-

penyimpangan dalam perusahaan, baik yang menguntungkan maupun merugikan.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005) dalam (Hafiz, 2007 : 2)
“Terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran, yaitu
Top-down (pendekatan dari atas ke bawah), Bottom-up (pendekatan dari bawah ke
atas), dan pendekatan lain yang merupakan gabungan dari kedua pendekatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

tersebut, yaitu pendekatan partisipasi”. Inti dari partisipasi dalam penyusunan
anggaran adalah diperlukan kerjasama antara seluruh tingkat organisasi. Manajer
puncak biasanya kurang mengetahui bagian sehari-hari, sehingga harus
mengandalkan informasi anggaran yang lebih rinci dari bawahannya, dari sisi lain,
manajer puncak mempunyai perspektif yang lebih luas atas perusahaan secara
keseluruhan yang sangat vital dalam pembuatan anggaran secara umum. “Setiap
tingkatan tanggung jawab dalam suatu organisasi harus memberikan masukan
terbaik sesuai dengan bidangnya dalam suatu sistem kerjasama penyusunan
anggaran” (Garrison dan Noreen,2000 : 409) dalam (Hafiz, 2007 : 2).
Menurut Bruns dan Weterhause (1975) dalam (Riyadi, 2000 : 139)
menunjukkan bahwa manajer atau bawahan dalam organisasi yang tingkat
desentralisasinya tinggi merasa dirinya orang yang lebih berpengaruh, lebih
berpartisipasi dalam perencanaan anggaran, dan merasa dipuaskan dengan
kegiatan yang berhubungan dengan anggaran. Sebaliknya dalam organisasi
dengan tingkat desentralisasinya rendah (sentralisasi), manajer merasa dirinya
dianggap kurang bertanggung jawab, sedikit terlibat dalam perencanaan anggaran,
dan mengalami tekanan dari atasan, mereka merasa anggaran sebagai sesuatu
yang kurang berguna dan membatasi keleluasaan mereka (Brownell, 1982a)
dalam (Riyadi, 2000 : 139). Gul et al. (1995) dalam (Riyadi, 2000 : 139)
menemukan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial akan berpengaruh positif dalam organisasi yang pelimpahan
wewenangnya bersifat desentralisasi, dan akan berpengaruh negatif dalam
organisasi yang pelimpahan wewenangnya bersifat sentralisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Partisipasi dalam penyusunan anggaran berarti keikutsertaan manajer
operasional dalam memutuskan bersama dengan komite anggaran mengenai
rangkaian kegiatan di masa yang akan datang yang akan ditempuh oleh manajer
operasional tersebut dalam mencapai sasaran anggaran (Mulyadi, 2001 : 513).
Sistem yang diberlakukan perusahaan juga mengatur pelimpahan wewenang,
dimana dalam pelimpahan wewenang yang ada di perusahaan akan menimbulkan
kepercayaan dan motivasi bagi pegawainya untuk melaksanakan tugasnya, dengan
demikian kinerja manajerial dapat dilihat dari bagaimana motivasi yang diberikan
terhadap pegawai untuk mencapai tujuan perusahaan dan sejauh mana partisipasi
manajer dalam menyusun serta tata cara pelimpahan wewenang yang dilakukan
(Sukardi, 2004) dalam (Nurdiana, 2008 : 5).
Paradigma kerjasama tim merupakan salah satu karakter sentral
manajemen kualitas total (TQM), hakekatnya Total Quality Management adalah
perbaikan proses dan pelibatan karyawan yang merupakan bagian vital dari
perbaikan proses (Stephen P.Robbins, Marry Coulter, 1999 : 449), jadi Total
Quality Management merupakan suatu teknik yang sering digunakan oleh
perusahaan manufaktur dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
Lingkungan yang dinamik dan kompleks merupakan pembuatan keputusan
yang cepat, pendekatan fleksibel, pekerjaan berdasarkan knowledge serta proses
intensif capital (Lawler, 1993) dalam (Diana, 2003 : 754). Pada kondisi tersebut
membutuhkan keterlibatan pekerjaan yang sangat tinggi dalam organisasi melalui
pembentukan tim. Kerjasama tim merupakan salah satu unsur fundamental dalam
perusahaan. Tim merupakan sekelompok orang yang mempunyai tujuan bersama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Adanya kerjasama yang kompak antara atasan dan bawahan atau dengan
mitra kerja akan memungkinkan terjadinya penambahan laba perusahaan,
pembentukan suatu tim tidak dengan sendirinya akan berjalan sebagaimana yang
diharapkan, untuk itu diperlukan usaha mengatasi yang dapat menghambat
kesuksesan kerjasama tim dan dibutuhkan pula berbagai upaya agar tim dapat
mencapai misi dan tujuan pembentukannya (Goetch dan Davis, 1997 : 218-219)
dalam (Mahanani, 2009 : 2-3).
Kinerja manajer adalah kerja manajer perusahaan dari aspek manajerial
dalam memanfaatkan aset-aset perusahaan untuk mencapai (wealth creating
institution) melalui kemampuan serta usaha beberapa orang lain yang berada
didalam daerah wewenangnya (Mulyadi, 2001 : 164). Kinerja manajerial yang
akan dicapai oleh manajer meliputi aktifitas atau kegiatan-kegiatan manajerial
yang

meliputi

:

perencanaan,

investigasi,

pengkoordinasian,

evaluasi,

pengawasan, pengaturan staff (staffing), negosiasi dan perwalian / represtasi
(Riyadi, 2000 : 141).
Kinerja yang efektif apabila tujuan anggaran tercapai dan bawahan
mendapat kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan
anggaran serta memotivasi bawahan mengidentifikasi dan melakukan negosiasi
dengan atasan mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan
melaksanakannya sehingga dapat terhindar dari dampak negatif anggaran (Dunk
dalam Poerwati, 2002 :738).
PT. Barindo Anggun Industry merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang indutri pembuatan meteran air dan kran air, didalam menjalankan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

usahanya PT. Barindo Anggun Industry sangat berkaitan erat dengan permintaan
pelanggan karena desain dan kualitas yang baik dari produk yang dihasilkan.
Pencapaian tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang maksimal,
maka perusahaan harus mengandalkan peran aktif dari seluruh sumber daya
manusia yang dimiliki dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan,
tetapi pada kenyataana produktivitas kerja karyawan pada PT. Barindo Anggun
Industry kurang baik, hal ini tercermin dari besarnya realisasi hasil penjualan
tidak sesuai dengan besarnya target penjualan yang dianggarkan oleh perusahaan.
Untuk lebih jelasnya berikut ini merupakan data hasil penjualan yang
diperoleh oleh PT. Barindo Anggun Industry, Surabaya. Tahun 2009-2011, yang
disajikan pada tabel 1, sebagai berikut :
Tabel 1 : Data Realisasi Hasil Penjualan
PT. Bar indo Anggun Industr y, Surabaya
Tahun 2009-2011
Tahun

Target Penjualan

Realisasi Penjualan

Selisih

2009

Rp. 15.500.000.000,-

Rp. 13.700.000.000,-

Rp. 1.800.000.000,-

2010

Rp. 15.250.000.000,-

Rp. 12.460.000.000,-

Rp. 2.790.000.000,-

2011

Rp. 18.500.000.000,-

Rp. 15.000.000.000,-

Rp. 3.500.000.000,-

Sumber : PT. Bar indo Anggun Industr y
Berdasarkan tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa dapat diketahui bahwa
hasil penjualan yang terjadi pada PT. Barindo Anggun Industry, Surabaya selama
tiga tahun yaitu tahun 2009-2011, tidak sesuai dengan apa yang dianggarkan oleh
perusahaan, hal ini mungkin disebabkan karena dampak dari krisis global yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

mengakibatkan daya beli menurun, selain ini banyaknya perusahaan pesaing yang
mengakibatkan penjualan menurun.
Adanya pengolahan kegiatan manajemen perusahaan berdasarkan prinsipprinsip efisiensi, dengan memperhatikan azas-azas ekonomi perusahaan untuk
mencapai hasil yang diharapkan, untuk bisa meningkatkan kinerja manajerial,
maka harus dibutuhkan partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran dan
kerjasama tim agar berjalan dengan baik dan optimal. Disamping itu pelimpahan
wewenang juga menjadi tolok ukur untuk meningkatkan kinerja manajerial.
Dengan pelimpahan wewenang yang bersifat desentralisasi, maka dapat
memberikan peningkatan kinerja dan pada akhirnya target anggaran dapat
terealisasi.
Dan dari uraian diatas maka dapatlah menjadi gambaran bagaimana
kinerja manajerial PT. Barindo Anggun Industry Surabaya pada periode 2009,
2010, dan 2011, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “
Pengaruh Par tisipasi Penyusunan Anggaran, Pelimpahan Wewenang dan
Ker jasama Tim Ter hadap Kiner ja Manajer ial pada PT. Bar indo Anggun
Industr y, Surabaya “.
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah apakah partisipasi penyusunan anggaran,
pelimpahan wewenang dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja
manajerial pada PT. Barindo Anggun Industry ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menguji secara empiris pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, pelimpahan
wewenang dan kerjasama tim terhadap kinerja manajerial pada PT. Barindo
Anggun Industry ?
1.4

Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran secara realistis
tentang permasalahan dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan yang
pernah penulis pelajari sehingga akan membuka wawasan berpikir dalam
praktek dunia usaha.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pemikiran dan
pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam meningkatkan kinerja
perusahaan yang akan menentukan kebijakan perusahaan yang berkaitan
dengan masalah yang dihadapi agar lebih produktif dan efisien.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Universitas sebagai
dharma bhakti terhadap perguruan tinggi, serta dapat digunakan sebagai
referensi penelitian lain sesuai dengan materi yang berhubungan dengan
permasalahan yang telah diteliti oleh peneliti.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL

2.1.

Hasil Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan
penelitian ini telah dilakukan oleh :
A. Slamet Riyadi (2000)
a. Judul :
Motivasi dan pelimpahan wewenang sebagai variabel moderating dalam
hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
b. Permasalahan :
Apakah motivasi dan derajat pelimpahan wewenang dalam organisasi yang
berfungsi sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan antara
partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial ?
c. Kesimpulan :
1. Interaksi antara motivasi dengan partisipasi penyusunan anggaran
tidak mempengaruhi kinerja manajerial.

9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2. Interaksi antara pelimpahan wewenang dengan partisipasi penyusunan
anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial.
B. Mar ia Rosar i P (2010)
a. Judul :
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pelimpahan wewenang
terhadap kinerja manajerial pada PT. Tri Anugerah Perdana Surabaya.
b. Permasalahan :
1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran dan pelimpahan wewenang
berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Tri Anugerah
Perdana Surabaya ?
2. Manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan antara partisipasi
penyusunan anggaran dan pelimpahan wewenang terhadap kinerja
manajerial pada PT. Tri Anugerah Perdana Surabaya ?
c. Kesimpulan
1. Partisipasi penyusunan anggaran dan pelimpahan wewenang tidak
berpengaruh secara bersamaan terhadap kinerja manajerial pada PT. Tri
Anugerah Perdana Surabaya.
2. Pertisipasi manajer dalam penyusunan anggaran mempunyai pengaruh
yang lebih besar terhadap kinerja manajerial pada PT. Tri Anugerah
Perdana Surabaya daripada pelimpahan wewenang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

C. Ema Tri Catur Wulandar i (2007)
a. Judul :
Pengaruh motivasi, pelimpahan wewenang, dan partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial PT. Jara Silica di Tuban.
b. Permasalahan :
1. Apakah motivasi, pelimpahan wewenang, dan partisipasi penyusunan
anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Jara Silica
di Tuban ?
2. Variabel Mana yang dominan berpengaruh terhadap kinerja manajerial
pada PT. Jara Silica di Tuban ?
c. Kesimpulan :
1. Motivasi (X1), pelimpahan wewenang (X2) dan partisipasi penyusunan
anggaran (X3) berpengaruh terhadap kinerja manajerial (Y), sehingga
hipotesis pertama teruji kebenarannya.
2. Dari hasil r2 parsial menunjukkan bahwa variabel yang lebih dominan
berpengaruh terhadap kinerja manajerial adalah penyusunan anggaran,
karena nilai r2 parsial pada variabel ini lebih tinggi dari variabel
motivasi dan pelimpahan wewenang, sehingga hipotesis kedua teruji
kebenarannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

D.

Cecilia Novi Diah Andr iani (2009)
a. Judul :
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, motivasi, dan team work
terhadap kinerja manajerial pada PT. Putra Mandiri Intipack, Krian.
b. Permasalahan :
1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran, motivasi, dan team work
berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Putra Mandiri
Intipack, Krian ?
2. Dari variabel-variabel yang di teliti yaitu partisipasi penyusunan
anggaran, motivasi, dan team work, variabel manakah yang
berpengaruh paling dominan terhadapa kinerja manajerial pada PT.
Putra Mandiri Intipack, Krian ?
c. Kesimpulan :
1. Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa diduga bahwa partisipasi
penyusunan anggaran, motivasi, dan kerjasama tim (team work)
berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Putra Mandiri
Intipack, Krian, teruji kebenarannya.
2. Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa diduga kerjasama tim (Team
work) yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja manajerial
pada PT. Putra Mandiri Intipack, Krian, teruji kebenarannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Tabel 2 : Per bedaan penelitian sekar ang dan penelitian ter dahulu
No

Nama Peneliti

Judul

Variabel

1

Slamet Riyadi (2000)

Motivasi dan pelimpahan X1 = Motivasi
wewenang

sebagai

variabel

moderating

X2

=

Pelimpahan

wewenang

dalam hubungan antara
penyusunan X3

partisipasi
anggaran

Maria Rosai P. (2010)

Pengaruh
penyusunan
dan

Y = Kinerja manajerial
partisipasi X1

=

Partisipasi

anggaran penusunan anggaran
peilmpahan

wewenang

Partisipasi

kinerja penyusunan anggaran

dan

manajerial
2

=

terhadap

X2

=

Pelimpahan

wewenang

kinerja manajerial pada
PT.

Tri

Anugerah Y = Kinerja manajerial

Perdana Surabaya
3

Ema

Tri

Catur Pengaruh

Wulandari (2007)

motivasi, X1 = Motivasi

pelimpahan

wewenang

dan

partisipasi

X2

=

Pelimpahan

wewenang

penyusunan

anggaran

berpengaruh

terhadap X3

=

Partisipasi

kinerja manajerial pada penyusunan anggaran
PT. Jara Silica di Tuban
4

Cecilia

Novi

Andriani (2009)

Diah Pengaruh
penyusunan

partisipasi X1

=

Partisipasi

anggaran, penyusunan anggaran

motivasi, dan team work
terhadap

Y = Kinerja manajerial

kinerja

X2 = Motivasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

manajerial

pada

PT. X3 = Team work

Putra Mandiri Intipack,

Y = Kinerja manajerial

Krian
5

Tri

Setyaji

Indra Pengaruh

Saputra (2012)

penyusunan
pelimpahan
dan

partisipasi X1

wewenang,

terhadap

Barindo

Partisipasi

anggaran, penyusunan anggaran

kerjasama

manajerial

=

tim

X2

=

Pelimpahan

wewenang

kinerja
pada

PT. X3 = Kerjasama tim

Anggun

Y = Kinerja manajerial

Industry, Surabaya
Sumber : Peneliti

2.2.

Landasan Teor i

2.2.1.

Anggaran

2.2.1.1. Pengertian Anggaran
Penganggaran memainkan peranan penting dalam perencanaan dan
pengendalian. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan-tujuan dan tindakantindakan yang akan dilakukan untuk mencapainya, untuk mengetahui pengertian
anggaran maka dikemukakan pendapat Hansen dan Mowen (2001 : 714),
anggaran adalah bentuk kuantitatif dari rencana tersebut, dinyatakan dalam istilah
fisik atau keuangan atau keduanya, ketika digunakan untuk perencanaan, sebuah
anggaran merupakan sebuah metode untuk menterjemahkan tujuan dan strategi
dari suatu organisasi ke istilah-istilah operasional.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Anggaran menurut Munawir (2002 : 391), anggaran adalah perencanaan
keuangan (perencanaan yang dinyatakan dalam satuan uang) secara menyeluruh
untuk periode mendatang (biasanya untuk jangka waktu setahun), yang
mengidentifikasikan tujuan dan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut, dengan demikian, anggaran adalah alat yang efektif
untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang mempunyai
karakteristik :
1. Merupakan estimasi laba potensial dari suatu unit usaha.
2. Dinyatakan dalam satuan moneter, walaupun sering di dukung dengan jumlah
unit yang diproduksi atau dijual.
3. Biasanya meliputi periode satu tahun.
4. Merupakan komitmen manajemen untuk menerima tanggung jawab dalam
pencapaian tujuan yang dianggarkan.
5. Merupakan perencanaan yang memungkinkan untuk di kaji ulang dan
disetujui oleh penyusun budged.
6. Sekali ditetapkan, budget hanya dapat dirubah dalam kondisi khusus.
7. Secara periodik, kinerja yang sesungguhnya dicapai dibandingkan dengan
anggarannya dan selisih yang terjadi harus di analisis dan ditindak lanjuti.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.2.1.2. Fungsi Anggaran
Anggaran digunakan sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja
dan sebagai alat pengawasan kerja, dengan demikian anggaran merupakan alat
bagi manajemen untuk membantu menjalankan fungsi-fungsinya (Munandar,
2001 : 12)
Menurut Mulyadi (2001 : 502), fungsi anggaran adalah sebagai berikut :
1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja
2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan
di masa yang akan datang.
3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan
berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan menghubungkan manajer
bawah dengan manajer atas.
4. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil
operasi sesungguhnya.
5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendali yang memungkinkan manajemen
untuk menunjukkan yang kuat dan yang lemah bagi perusahaan.
6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan motivasi manajer
dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien dengan
tujuan organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.2.1.3. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Anggar an
Anggaran merupakan salah satu faktor terpenting yang menjadi bahan
pertimbangan bagi perusahaan untuk meningkatkan

kinerja manajemen

perusahaan.
Menurut Nafarin (2004 : 15) ada beberapa tujuan disusunnya suatu
anggaran perusahaan, yaitu antara lain :
1. Dapat digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana.
2. Dapat memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3. Dapat merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana
sehingga dapat memudahkan pengawasan.
4. Dapat merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil
yang maksimal.
5. Dapat menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran
lebih jelas dan nyata terlihat.
6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Sedangkan manfaat anggaran menurut Bustami dan Nurlela (2006 : 2), yaitu
sebagai berikut :
1. Pedoman kerja
Anggaran sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus
memberikan target-target

yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan

perusahaan diwaktu yang akan datang.
2. Pengkoordinasian kerja
Anggaran sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja semua lini yang terdapat
dalam perusahaan, dengan tujuan agar dapat saling mendukung dan
menunjang, serta saling kerja sama dengan baik, sehingga dapat menuju
kesasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3. Memberi harapan
Anggaran memberikan arah pasti, yang merupakan kerangka kerja terbaik
untuk bisa menilai prestasi kerja.
4. Pengawasan kerja
Anggaran sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai realisasi
kegiatan perusahaan, dengan membandingkan antara apa yang tertuang pada
anggaran dengan apa yang telah terealisasi, dapat dilakukan penilaian apakah
perusahaan berhasil atau tidak berhasil.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.2.1.4. Anggaran dan Fungsi Manajemen
Secara umum fungsi manajemen menurut Schermerhorn (2003 : 12) ada 4,
yaitu :
1. Perencanaan (planning)
Proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah
yang harus diambil untuk mencapainya.
2. Pengorganisasian (organising)
Proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan
secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan
rencana.
3. Pengarahan (leading)
Proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan supaya bekerja giat
serta membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai tujuan.
4. Pengendalian (controlling)
Proses mengukur prestasi kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya
dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan.
Keempat fungsi manajemen tersebut, yang terkait dengan anggaran adalah
planning (perencanaan) dan controlling (pengendalian), dalam kaitannya dengan
fungsi perencanaan, anggaran merupakan tujuan atau target yang ditetapkan untuk
dicapai dalam periode tertentu, sedangkan kaitannya dengan fungsi pengendalian,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

anggaran dapat dijadikan alat pengendalian kegiatan-kegiatan yang ada di
perusahaan seperti digunakan untuk menentukan sumber daya yang dilibatkan
untuk memulai kegiatan serta dapat digunakan untuk membandingkan realisasi
dangan anggarannya yang hasilnya untuk menyusun dan mengendalikan kegiatan
yang akan datang.
Anggaran juga sering digunakan sebagai dasar untuk menentukan kinerja
manajemen sehingga pemberian bonus, kenaikan gaji dan promosi dipengaruhi
oleh kemampuan para manajer untuk mencapai tujuan yang dianggarkan
(Munawir, 2002 : 413).
2.2.1.5. Par tisipasi Penyusunan Anggaran
Tercapainya tujuan anggaran tidak hanya ditentukan oleh seorang manajer
saja, tetapi didukung pula oleh pihak-pihak yang ada di bawah koordinasinya,
dengan ikut serta berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, para manajer akan
lebih memahami masalah-masalah yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan
anggaran.
Menurut Anthony (2005 : 87) partisipasi penyusunan anggaran adalah
proses di mana pembuatan anggaran terlibat dan mempunyai pengaruh dalam
penentuan besar anggaran.
Menurut Mardiasmo (2000 : 24) mengartikan partisipasi anggaran adalah
keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan
aspirasinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Selanjutnya Supriyono (2000 : 40) mendefinisikan penyusunan anggaran
merupakan suatu proses penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan
program atau bagian program.
Beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi
penyusunan anggaran merupakan keterlibatan manajer didalam menentukan atau
menyusun anggaran yang ada dalam departemen atau bagiannya, baik secara
periodik maupun tahunan.
2.2.2.

Pelimpahan Wewenang
Menurut Gul et al dalam Riyadi (2000 : 141) pelimpahan wewenang

berkaitan dengan wewenang yang diberikan pimpinan pada bawahan (manajer)
apakah bersifat sentralisasi atau desentralisasi. Menurut Lawler (1986) dalam
Riyadi (2000 : 139) mengemukakan bahwa keberadaan atau ketidakberadaan
kekuasaan pada tingkat manajemen yang lebih rendah dalam organisasi adalah
penting untuk menentukan keefektifan program manajemen partisipatif.
2.2.2.1. Konsep Pendelegasian Wewenang
Menurut Mulyadi (2007 : 272) pendelegasian wewenang adalah pemberian
wewenang oleh manajer yang lebih atas kepada manajer yang lebih rendah untk
melaksanakan suatu pekerjaan dengan otorisasi secara eksplisit dari manajer
pemberi wewenang pada waktu wewenang tersebut dilaksanakan. Pendelegasian
wewenang, dapat diambil kesimpulan bahwa :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

1. Pendelegasian wewenang dilakukan dari manajer yang lebih tinggi posisinya
ke manajer yang lebih rendah (buka kepada karyawan)
2. Manajer yang lebih rendah posisinya memerlukan otorisasi secara eksplisit
dari manajer pendelegasian wewenang pada waktu akan melaksanakan
wewenang yang telah didelegasikan kepadanya.
3. Pemberian wewenang yang dilaksanakan dalam pendelegasian wewenang,
meskipun telah diberi wewenang dalam pelaksanaan wewenang dalam
pelaksanaan wewenang yang didelegasikan kepadanya jika kepada manajer
bawah saja manajer tingkat atas mendelegasikan wewenang secara setengahsetengah, dapat dibayangkan seberapa rendah tingkat kepercayaan manajemen
tingkat atas kepada karyawan untuk mengambil keputusan.
4. Pendelegasian wewenang lebih menekankan pada aspek pengendalian dan
kepatuhan daripada pemberi kebebasan dalam pelaksanaan wewenang yang
telah didelegasikan tersebut. Pengendalian untuk menciptakan kepatuhan
bawahan dilakukan oleh manajer jenjang lebih atas melalui tigas instrumen
pengendalian :
a. Melalui otorisasi secara eksplisit sebelum wewenang dilaksanakan oleh
manajer yang lebih rendah.
b. Melalui laporan pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang yang dibuat
oleh manajer tingkat yang lebih rendah ke manajer pendelegasi wewenang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

c. Melalui audit kerja (performance audit) yang dilaksanakan oleh auditor
intern.
2.2.2.2. Pengertian Sistem Desentralisasi
Delegasi adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan
kepada jenjang yang lebih rendah (Hansen-Mowen, 2001 : 819), sedangkan
menurut Heckert (1986 : 26) disentralisasi merupakan kecenderungan untuk
mendelegasikan kewenangan yang semakin besar kepada para pejabat rendahan
bidang operasi yang terletak pada lokasi-lokasi yang jauh.
Dapat disimpulkan, bahwa desentralisasi terkait dengan pendelegasian
wewenang manajer dan sebaliknya semakin besar wewenang itu didelegasikan
keseluruh organisasi yang bersangkutan semakin terdesentralisasi organisasi
tersebut.
Organisasi yang didesentralisasikan terdapat empat kegiatan yang terjadi
ketika delegasi dilakukan (Hani, 1992 : 224).
1. Pendelegasian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada
bawahannya.
2. Pendelegasian pelimpahan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan tugas.
3. Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit, yang menimbulkan
kewajiban atau tanggung jawab.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

4. Pendelegasian menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang
dicapai.
Dengan adanya desentralisasi memungkinkan keputusan yang diambil
akan lebih baik karena para bawahan yang paling dekat dengan lingkungan yang
ada disekitar. Maka akan memiliki suatu pandangan yang lebih jelas tentang
fakta-fakta, disamping itu juga mempercepat pengambilan keputusan.
2.2.2.3. Keuntungan-Keuntungan dar i Desentr alisasi
Menurut Heckert (1986 : 28) keuntungan-keuntungan dari desentralisasi
dapatditunjukkan sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi psikologis, desentralisasi cenderung manaikan inisiatif
pimpinan setempat.
2. Pengorganisasian data secara lokal mencegah untuk bersifat pasif atau bekerja
kurang baik dengan menggunakan alasan-alasan “laporan datang terlambat”
atau “laporannya salah”. Faktor ini sebagai bersifat psikologis dalam
hubungan dengan manfaat-manfaatnya.
3. Duplikasi pekerjaan dapat dihindarkan, terutama apabila cabang atau pabrik
menyelenggarakan catatan-catatan agar dapat memiliki informasi yang
mutakhir atau dapat mengecek laporan dari kantor pusat.
4. Dalam keadaan biasa, dapat dicapai hasil-hasil yang lebih cepat. Apabila
seluruh operasi berada dibawah pengendalian setempat, maka setiap usaha

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

akan dilakukan untuk memperoleh data yang tepat waktunya. Ini akan berguna
bagi pengendalian biaya yang lebih ketat.
5. Tanggung jawab akuntansi yang lebih luas pada lapangan setempat
merupakan suatu cara melatih tenaga kerja setempat mencapai promosi dan
biasanya menghasilkan suatu organisasi yang lebih baik.
6. Personalia yang cakap dapat segera menyiapkan data dari kantor pusat seperti
halnya pada organisasi yang terpusat. Desentralisasi bukanlah merupakan alat
untuk tidak menghiraukan data bagi pengendalian manajemen.
7. Desentralisasi bukanlah berarti menolak adanya kesatuan dan keseragaman. Ia
memberikan fleksibilitas dan tetap memungkinkan diterapkannya praktek dan
kebijakan akuntansi melalui pengguna formulir standart dan pedoman praktis
yang standart.
2.2.3.

Kerjasama Tim (Team Work)

2.2.3.1. Pengertian Ker jasama Tim (Team Work)
Perusahaan akan dapat mencapai tujuannya, bila perusahaan tersebut
mempunyai tenaga manajemen yang handal dan profesional, seta dapat
bekerjasama dalam suatu tim dengan baik.
Menurut Tjiptono (2003 : 165), kerjasama tim adalah merupakan unsur
paling penting dalam pelaksanaan kegiatan di perusahaan. Dan untuk dapat
dianggap sebagai tim maka sekumpulan orang tertentu harus memiliki
karakteristik sebagai berikut (Tjiptono, 2003 : 166)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

1. Adanya kesepakatan terhadap misi tim
Agar suatu kelompok dapat menjadi tim dan supaya tim tersebut dapat bekerja
dengan efektif, semua anggotanya harus memahami dan menyepakati misinya.
2. Semua anggota mentaati peraturan tim yang berlaku
Suatu tim harus mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat
membentuk kerangka usaha pencapaian misi. Suatu kelompok atau group
dapat menjadi tim manakala ada kesepakatan terhadap misi dan ketaatan
terhadap peraturan yang berlaku.
3. Ada pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil
Keberadaan tim tidak meniadakan struktur dan wewenang. Tim dapat berjalan
dengan baik apabila tanggungjawab dan wewenang dibagi dan berjalan
dengan baik apabila tanggungjawab dan wewenang dibagi dan setiap anggota
diperlukan secara adil.
4. Orang beradaptasi terhadap perubahan
Untuk dapat terus berkembang dan menghasilkan suatu output yang lebih
baik, maka dalam suatu perusahaan mutlak diperlukan suatu perubahan ke
arah perbaikan. Sayangnya, orang umumnya menolak adanya perubahan
secara positif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Menurut Tjiptono (2003 : 165) Faktor-faktor yang mendasari perlunya
dibentuk tim-tim tertentu dalam suatu perusahaan adalah :
1. Pemikiran 2 orang atau lebih cenderung akan lebih baik daripada pemikiran
satu orang saja.
2. Konsep sinergi (1+1=2), yaitu bahwa hasil keseluruhan tim jauh lebih baik
daripada jumlah bagiannya (anggota individu).
3. Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga mereka
dapat saling membantu.
4. Kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik.
2.2.3.2. Faktor -faktor Penghambat Kesuksesan Ker jasama Tim
Seperti dijelaskan, sekumpulan orang belum tentu merupakan suatu tim.
Orang-orang dalam suatu kelompok tidak secara otomatis dapat bekerjasama.
Seringkali tim tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Penyebab
utamanya adalah faktor manusia.
Menurut Tjiptono (2003 : 167-168) ada beberapa aspek yang menjadi
penghambat dalam kesuksesan kerjasama tim, yaitu :
1. Identitas pribadi anggota tim
Sudah merupakan hal yang alamiah, bila seseorang ingin tahu apakah mereka
cocok di suatu organisasi,

termasuk di dalam

suatu

tim. Orang

mengkhawatirkan hal-hal seperti kemungkinan menjadi outsider, pergaulan

Hak Cipta © milik U

Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pelimpahan Wewenang Sebagai Variabel Moderating ( Survey Pada RSUD dr. Raden Soedjati di Purwoda

0 0 14

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pelimpahan Wewenang Sebagai Variabel Moderasi (Survey pada Industri Mebel di Kabup

0 0 14

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING (SURVEY PADA PT. JAVA MESSA SARANA).

0 0 9

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Survey Pada Perusahaan Tekstil di Dati II Karanganyar).

0 2 12

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KULTUR PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KULTUR ORGANISASIONAL DAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Survei pada Pemkab K

0 1 14

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pelimpahan Wewenang Sebagai Variabel Moderating Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 12

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pelimpahan Wewenang Sebagai Variabel Moderating Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 17

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL: PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial: Pelimpahan Wewenang Sebagai Variabel Moderating: (Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Da

0 0 13

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pelimpahan Wewenang Terhadap Kinerja Manajerial Pada Pemerintah Kota Padang.

0 0 7

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN,PELIMPAHAN WEWENANG, DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. BARINDO ANGGUN INDUSTRY, SURABAYA

0 1 18