PERANCANGAN LEMARI ALAT PERKULIAHAN YANG ERGONOMIS DI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

PERANCANGAN LEMARI ALAT PERKULIAHAN YANG ERGONOMIS
DI J URUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPN “VETERAN” J AWA TIMUR

SKRIPSI

OLEH :
MUHAMMAD HUSNI
1032215013

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya serta
lindunganNya yang telah melimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Tugas Akir ini.
Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Dan Pembuatan Lemar i
Alat Perkuliahan Yang Ergonomis Di J ur usan Teknik Industr i Fakultas
Teknologi Industr i UPN ‘Veter an’ J awa Timur ” ini disusun untuk memenuh
syarat kelulusan mata kuliah Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi
Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, serta nasihat yang
paling berharga dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini.
Oleh karena itu pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Prof.Dr.Ir.Teguh Soedarto,MP selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur

2.

Prof.Dr.Ir.Soemargono,SU selaku Wakil Rektor I UPN “Veteran” Jawa Timur.


3.

Ir.Effi Damaijati, MS selaku Wakil Rektor II UPN “Veteran” Jawa Timur.

4.

Drs.Ec.Patrap Wiprapto, MS selaku Wakil Rektor III UPN “Veteran” Jawa
Timur.

5.

Ir.Sutiyono,MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa
Timur.

6.

Ir.Mu’tasin Billah,MS selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.


7.

Ir.Budi Santoso,MMT selaku Wakil Dekan II Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.

8.

Dr.Ir.Minto Waluyo,MM selaku Kepala Jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

9.

Drs.Pailan, M.Pd selaku Sekertaris Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi
Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.


10. Ir.Iriani,MT selaku PIA Jurusan Teknik Industri FTI UPN “Veteran” Jawa
Timur.
11. Ibu Enny Ariyani,ST,MT. selaku pembimbing pertama.
12. Bapak Suseno Budi Prasetyo, ST, MT. selaku pembimbing ke dua.
13. Para Dosen penguji yang sudah memberikan nasihat dan masukan sewaktu
seminar dan sidang.
14. Dosen-dosen pengajar Jurusan Teknik Industri yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan wawasan yang berguna bagi penulis.
15. Orang Tua tercinta, Abah Umi dirumah yang selalu memberikan dukungan dan
do’a semoga selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan.
16. Keluarga tersayang, istri dan anak ku (linda dan alif), yang selalu memberi
semangat, do’a, dan pengertiannya disaat penulis menyusun laporan ini. Papa
sayang kalian.
17. Teman-teman seperjuangan ku yang telah menemani dan membantu.
18. Dan buat semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, penulis ucapkan
terima kasih banyak.
Akhir kata, penulis berharap laporan Tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surabaya, 14 Juni 2013


Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR J UDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii
ABSTRAKSI ................................................................................................. ix
BAB I


PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah .............................................................. 2
1.3. Batasan Masalah ................................................................... 2
1.4. Asumsi - Asumsi ................................................................... 3
1.5. Tujuan Penelitian .................................................................. 3
1.6. Manfaat Penelitian ................................................................ 3
1.7. Sistematika Penulisan ........................................................... 4

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Produk .................................................................................. 6
2.1.1.

Perancangan Produk ....................................................... 6

2.1.2.

Proses Perancangan Produk ............................................ 9


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

2.2. Ergonomi .............................................................................. 14
2.2.1.

Pengertian Ergonomi ...................................................... 14

2.2.2.

Faktor Yang Berkaitan Dengan Ergonomi ...................... 15

2.2.3.

Tujuan Ergonomi ........................................................... 16

2.2.4.


Ruang Lingkup Ergonomi .............................................. 17

2.3. Antropometri ........................................................................ 18
2.4. Konsep Persentil ................................................................... 31
2.5. Pengujian Data ...................................................................... 32
2.5.1.

Uji Keseragaman Data ................................................... 32

2.5.2.

Uji Kecukupan Data ....................................................... 34

2.6. Lemari Alat Perkuliahan ....................................................... 36
2.7. Penelitian Terdahulu ............................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 39
3.2. Identifikasi Variabel .............................................................. 39
3.3. Langkah – Langkah Pemecahan Masalah ............................... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data ......................................................................46
4.1.1 Data Anthropometri Pengguna..............................................46
4.2 Pengolahan Data..........................................................................48
4.2.1 Desain Lemari Alat Perkuliahan Usulan................................48
4.2.1.1 Uji Keseragaman Data ......................................... 48
4.2.1.2 Uji Kecukupan Data ............................................. 50

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

4.2.1.3 Menentukan Persentil ........................................... 52
4.2.1.4 Perancangan Lemari Menurut Metode Pahl And
Beitz .................................................................... 55
4.2.1.5 Perancangan Lemari Alat Perkuliahan Usulan ...... 57
4.2.1.6 Uji Coba Pemakaian Produk Usulan Lemari alat
perkuliahan .......................................................... 59
4.2 Hasil dan Pembahasan ................................................................. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 63
5.2 Saran ........................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ix

PERANCANGAN LEMARI ALAT PERKULIAHAN YANG ERGONOMIS
DIJ URUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPN “VETERAN” J AWA TIMUR
Muhammad Husni
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur
E-mail : tn.husni.tea@gmail.com
Abstraksi
Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya ergonomi bagi kemajuan

sumber daya manusia dalam beraktifitas dapat meningkatkan kesehatan dan
keselamatan kerja, karena sakit akan menurun, biaya pengobatan berkurang,
kerugian akibat kecelakaan kerja berkurang, tenaga kerja akan mampu bekerja
dengan produktifitas yang lebih tinggi, keuntungan akan meningkat dan pada
akhirnya kesejahteraan menjadi buah manis dari pentingnya menerapkan aspekaspek ergonomi.
Selama ini di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur menggunakan sebuah tas untuk menyimpan peralatan
pekuliahan, tas tersebut dinilai tidak praktis dan tidak ergonomis, dimana jika akan
melakukan perkuliahan maka tas ini akan dibawa dari ruang Dikjar ke ruang kelas.
Hal ini menjadi perhatian tatkala dosen yang akan membawanya menjadi kerepotan
dikarenakan mereka sudah terbebani dengan perlengkapan pribadi mereka sendiri
seperti tas, buku, laptop, handphone dan sebagainya.
Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan perancangan lemari alat
perkuliahan yang ergonomis dengan metode antropometri, dan persentil 95 yang
sesuai dengan kebutuhan penggunanya sehingga mampu memberikan kenyamanan
pada saat menggunakannya.
Hasil penelitian dan perhitungan penentuan ukuran lemari alat perkuliahan
yang ergonomis adalah tinggi lemari 45 cm, panjang pegangan lemari 12 cm, lebar
lemari 30 cm dan panjang lemari 40 cm.
Kata kunci

: Lemar i alat per kuliahan, Er gonomi, Anthropometr i, Per sentil.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

x

PERANCANGAN LEMARI ALAT PERKULIAHAN YANG ERGONOMIS
DIJ URUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPN “VETERAN” J AWA TIMUR
Muhammad Husni
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur
E-mail : tn.husni.tea@gmail.com

Abstract
With increasing awareness of the importance of ergonomics to the
advancement of human resources in activities to improve health and safety, because
the pain will decrease, reduced medical costs, reduced losses due to accidents,
workers will be able to work with higher productivity, profits will increase and
ultimately the welfare of a sweet fruit of the importance of applying ergonomics
aspects.
During this time in the Department of Industrial Engineering Technology
Faculty of Industrial UPN "Veteran" East Java uses a bag to store equipment
pekuliahan, these bags are not considered to be practical and ergonomic, where if
will do the lectures then this bag will be taken from the classroom to the Dikjar
space. It becomes a concern when faculty who will bring a hassle because they are
burdened with their own personal gear such as bags, books, laptop, mobile phone
and so on.
With the existence of the problem then the design is ergonomic tool cabinets
lectures with anthropometric methods in accordance with the needs of its users so as
to provide comfort when using it.
The results and calculations determining the size of a closet lectures
ergonomic tool is 45 cm tall cabinets, cabinet handle length 12 cm, width 30 cm and
length wardrobe cabinets 40 cm.
Keywords: Wardrobe tool lectur es, er gonomics, anthr opometry, Per centile.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Pada jaman kemajuan teknologi seperti saat ini dimana lebih

mempermudahkan manusia dalam hal aktifitas bekerja maupun aktifitas di luar
bekerja dimana dilakukan sehari hari, sekarang telah banyak bermunculan
penemuan akan peralatan ciptaan baru maupun peralatan hasil pengembangan
yang mempunyai fungsi dan tujuan lebih dari pada dasar kemampuan sebelumnya.
Hal ini ditunjang pula dengan ketersediaan berbagai macam alat penunjang untuk
perancangan dan pembuatan serta semakin pentingnya kebutuhan manusia akan
sebuah kemudahan. Dalam menggunakan suatu produk, pengguna akan selalu
mencari faktor kepraktisan tanpa menghilangkan faktor kenyamanan dalam
penggunaannya, karena hal tersebut akan sangat membantu dalam meringankan
beban dari pengguna dalam menggunakannya.
Dalam keseharian di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terdapat suatu hal yang
menjadi perhatian yaitu penggunaan perlengkapan alat perkuliahan. Dimana
perlengkapan alat perkuliahan disini terdiri dari seperangkat spidol tulis,
penghapus papan, microphone, remote untuk proyektor dan remote untuk AC.
Pada prakteknya semua perlengkapan ini dijadikan satu di dalam suatu tas,
dimana jika akan melakukan perkuliahan maka tas ini akan dibawa dari ruang
Dikjar ke ruang kelas. Hal ini dinilai tidak praktis dan tidak ergonomis dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

menggunakannya karena harus membawa tas tersebut, juga faktor keamanan yang
kurang karena sering terjadi hilang pada alat perkuliahan. Hal ini diperkuat dari
hasil interview dan kuisioner kepada pengguna yaitu dosen dan mahasiswa bahwa
perlunya mengganti tas tersebut dengan alat atau barang yang lebih
mempermudah dan nyaman dalam penggunaannya.
Dengan permasalahan tersebut, maka dibuatlah satu produk lemari alat
perkuliahan yang ergonomis dan terpasang tetap di ruang kelas sebagai tempat
untuk menyimpan alat perkuliahan, sehingga lebih praktis, mempermudah dan
nyaman untuk digunakan.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang

dihadapi yaitu :
“Bagaimana

merancang lemari alat perkuliahan yang ergonomis di

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri–UPN ‘Veteran’ Jawa Timur
sehingga

mampu

memberikan

kemudahan

dan

kenyamanan

dalam

penggunaannya”

1.3

Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1.

Penelitian hanya membahas produk usulan lemari alat perkuliahan yang
bersifat ergonomis.

2.

Hasil pengukuran antropometri hanya diterapkan pada ukuran lemari alat
perkuliahan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

3.

Data antropometri yang digunakan adalah mahasiswa dan dosen di Jurusan
Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN ‘Veteran’ Jawa Timur

4.

Persentil yang digunakan adalah 95.

5.

Tidak dilakukannya perhitungan biaya

6.

Tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%

7.

Produk usulan lemari alat perkuliahan terbuat dari bahan baku utama kayu
multiplek, ditambah bahan baku pendukung yaitu acrylic.

1.4

Asumsi - Asumsi
Asumsi yang dipertahankan dalam penelitian ini adalah :

1.

Kondisi pengguna diukur dalam keadaan normal.

2.

Tidak terdapat kelalaian dalam melakukan pengukuran antrophometri.

1.5

Tujuan Penelitian
Adapun

tujuan

dalam

melakukan

penelitian

adalah

melakukan

perancangan lemari alat perkuliahan yang ergonomis di Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri–UPN ‘Veteran’ Jawa Timur sehingga mampu
memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaannya

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian ini adalah :

1.

Bagi Peneliti.
Sebagai latihan untuk menerapkan teori yang diberikan dibangku kuliah
dalam permasalahan nyata.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

2.

Bagi Pengguna (lemari alat perkuliahan).
Memberikan kemudahan dan kenyamanan serta mengurangi beban pengguna
untuk membawa peralatan perkuliahan, karena akan terpasang tetap di ruang
kelas.

3.

Bagi Ilmu Pengetahuan.
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah sejenis
dengan penulisan ini, khususnya tentang faktor-faktor yang dominan terhadap
perancangan dan pengembangan produk sehingga masih dapat dikembangkan
dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

1.7

Sistematika Penulisan
Pada dasarnya sistematika penyusunan adalah suatu hal yang sangat

diperlukan dalam pembuatan karya tulis karena sistematika penyusunan memuat
seluruh isi karya tulis secara berurutan sehingga dapat terlihat dengan jelas
mengenai masalah-masalah yang dibahas. Dalam hal ini makalah skripsi yang
dibuat oleh penyusun adalah membahas mengenai hal-hal sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan secara umum mengenai latar belakang, tujuan ruang
lingkup sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang teori-teori mengenai obyek produk yaitu,
teori mengenai ergonomi dan desain perancangan produk.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian ,metode pengumpulan data
dan langkah pemecahan masalah.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang pengumpulan data dan perancangan lemari
alat perkuliahan yang ergonomis dan multifungsi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan terhadap permasalahan yang
telah dibahas serta memberikan saran yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Produk
Produk menurut Stanton yang dikutip oleh Buchari Alma (2007:139),

merupakan seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk
di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang
menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima
oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.
Produk menurut Kotler dan Keller (2009 :4) adalah sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. Produk –
produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara- acara,
orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.
2.1.1 Perancangan Produk
Menurut (Rosnani Ginting, 2010 : 233) manusia dalam kehidupannya
banyak menggunakan desain sebagai fasilitas penunjang aktivitasnya. Manusia
menginginkan desain sebagai produk yang sesuai dengan trend dan mewadahi
kebutuhannya yang semakin meningkat. Melihat kondisi saat ini, kecenderungan
desain

yang

berubah

akibat

peningkatan

kebutuhan

manusia

tersebut

menimbulkan kesadaran manusia tentang pentingnya desain yang eksklusif dan
reprensentatif, makin bertambahnya usaha-usaha di bidang desain yang
mengakibatkan persaingan mutu desain, peningkatan faktor pemasaran (daya tarik
dan daya jual di pasaran), serta tuntutan kapasitas produksi yang semakin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

meningkat. Selain itu aktivitas desain menghasilkan gagasan kreatif dipengaruhi
pula oleh kecepatan membaca situasi, khususnya kebutuhan pasar dan permintaan
konsumen.
Menurut (Eko Nurmianto, 2003) perancangan adalah suatu proses yang
bertujuan menganalisa, menilai dan memperbaiki serta menyusun suatu sistem
baik untuk sistem fisik maupun nonfisik yang optimum untuk waktu yang akan
dating dengan memanfaatkan informasi yang ada.
Menurut (Merris Asimov) perancangan yaitu suatu aktivitas dengan
maksud tertentu menuju kearah tujuan dari pemenuhan kebutuhan manusia
terutama yang dapat diterima oleh faktor teknologi peradaban kita. Melihat dari
uraian tersebut, jadi untuk dapat melakukan perancangan sebuah produk perlu
diperhatikan beberapa aspek diantaranya :
1.

Aktifitas dengan maksud tertentu.

2.

Sasaran padapemenuhan kebutuhan manusia.

3.

Berdasarkan pada pertimbangan teknologi.
Menurut (Eko Nurmianto, 2003)Jadi empat hal tersebut juga merupakan

serangkaian urutan proses dari perancangan produk, yang dimana memiliki
definisi dan pengertian seperti berikut :
1.

Tahap Pertama - Need.
Seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasi kebutuhan (need),
sehubungan dengan alat atau produk yang harus dirancang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

2.

Tahap Kedua – Idea.
Pengembangan ide-ide yang melahirkan berbagai alternative untuk memenuhi
kebutuhan tadi. Suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai
alternatif yang ada.

3.

Tahap Ketiga - Decision
Memutuskan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada.

4.

Tahap Keempat - Action.
Melakukan proses pembuatan.
Menurut (Eko Nurmianto, 2003) hasil rancangan yang dibuat dituntut

dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna produk. Oleh
karena itu, rancangan yang akan dibuat harus memperhatikan factor manusia
sebagaia pengguna. Faktor manusia ini diantaranya dipelajari dalam ergonomic
dengan metode antropometri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat suatu rancangan selain faktor manusia antara lain :
1.

Analisa teknik yaitu berhubungan ketahan, kekerasan dan sebagainya.

2.

Analisa ekonomi yaitu berhubungan dengan perbandingan biaya yang harus
dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh.

3.

Analisa legalisasi yaitu berhubungan dengan segi hokum atau tatanan hokum
yang berlaku dan dari hak cipta.

4.

Analisa pemasaran yaitu berhubungan dengan jalur distribusi produk atau
hasil rancangan sehingga dapat sampai kepada konsumen atau pemakai.

5.

Analisa nilai yaitu suatu prosedur yang mengidentifikasi ongkos-ongkos yang
tidak ada gunanya. Analisa nilai dibagi menjdai empat kategori antara lain :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

a. Uses value yaitu berhubungan dengan nilai kegunaan.
b. Esteem value yaitu berhubungan dengan nilai estetika atau keindahan.
c. Cost value yaitu berhubungan dengan pembiayaan.
d. Exchange value yaitu berhubungan dengan kemampuan tukar.
Menurut (Eko Nurmianto, 2003) terdapat tiga tipe perancangan yang ada
pada antropometri. Adapun tipe perancangan tersebut antara lain :
1. Perancangan untuk pemakaian nilai ekstrim yaitu data dengan persentil
ekstrim minimum 5% dan ekstrim maksimum 95%.
2. Perancangan pemakaian nilai rata-rata yaitu data dengan persentil 50%.
3. Perancangan untuk pemakaian yang dapat disesuaikan (adjustable).

2.1.2 Proses Perancangan Produk
Gerhard Pahl dan Wolfgang Beitz (Pahl And Beitz) mengusulkan cara
merancang produk sebagaimana yang dijelaskan dalam bukunya; Engineering
Desaign : A Systematic Approach. Cara merancang Pahl dan Beitz tersebut terdiri
dari 4 kegiatan atau fase, yang masing – masing terdiri dari beberapa langkah.
Keempat fase tersebut adalah :
1. Perancangan dan penjelasan tugas
Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai
fungsi khusus dan karakteristi terrentu yang memenuhi kebutuhan
msyarakat. Produk ini dengan fungsi khusus dan karakteristik tertentu
tersebut merupakan olahan hasil survei bagian pemasaran atau atas
permintaan segmen pasar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2. Perancangan Konsep Produk
Berdasarkan spesifikasi prosuk hasil fase pertama, dicarilah beberapa
konsep prosuk yang dapt memenuhi persyaratan-persyaratan dalam
spesifikasi tersebut. Konsep produk biasanya berupa gambar skets atau
gambar skema sederhana.
3. Perancangan bentuk produk (embodiment desaign)
Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk “diberi bentuk”, yaitu
komponen – komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau
gambar skets masih berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk
sedemikian ruapa sehingga komponen – komponen tersebut secara
bersama menyusun bentuk produk, sehingga produk dapat melakukan
fungsinya.
4. Perancangan Detail
Pada fase detail, maka susunan komponen produk, bentuk, dimensi,
kehalusan permukaan, material dari setiap komponen produk ditetapkan.
Demikian juga kemungkinan cara pembuatan setiap produk diselesaikan
dan perkiraan biaya sudah dihitung. Hasil fase ini adalah gambar
rancangan lengkap dan spesifikasi produk pembuatan.Dalam prakteknya
proses perancangan produk identik dengan sasaran dari pengguna produk
tersebut. Proses perancangan produk secara garis besar dapat dibedakan
menjadi proses perancangan technology push dan proses perancangan
generik (sumber : jurnal siswiyanti dkk, 2008). Kedua proses tersebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

berbeda dari segi konsep, sehingga tim perancang harus menetukan
terlebih dahulu model yang akan digunakan.

-

Perencanaan dan
Penjelasan Produk

Tugas Pasar,Perusahaan,Ekonomi

Perencanaan dan Penjelasan Tugas
Analisis pasar dan keadaan perusahaan
Memformulasi usulan produk
Penjelasan tugas
Mengembangkan daftar persyaratan

Mengembangkan Solusi Utama
Mengidentifikasi masalah-masalah penting
Menentukan struktur fungsi produk
Mencari prinsip-prinsip kerja produk
Membentuk beberapa alternatif produk
Evaluasi terhadap kriteria teknis & ekonomis

Perancangan
Konsep Produk

-

-

Mengembangkan Struktur Produk
Menentukan bentuk awal, memilih material dan perhitungan-perhitungan
Memilih layout awal yang terbaik
Memperbaiki layout
Evaluasi terhadap criteria teknis & ekonomis

Layout awal

-

Menetukan struktur produk
Menghilangkan kelemahan dan kekurangan
Cek kalau-kalau ada kesalahan
Persiapan daftar komponen awal dan dokumen
Pembuatan dan susunan produk

Perancangan Bentuk

Konsep produk
(Solusi)
Tingkatkan dan perbaikan

Informasi perbaiki daftar persyaratan hasil umpan balik

Daftar persyaratan
(Spesifikasi Produk)

- Menyiapkan dokumen pembuatan
- Mengembangkan gambar atau daftar detail
- Menyelesaikan instruksi-instruksi pembuatan susunan danpengiriman
produk
- Periksa semua dokumen

Dokumen produk

Solusi

Gambar 2.1 Diagram Alir Perancangan Menurut Pahl And Beitz

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Perancangan Detail

Layout akhir

12

(Sumber : Pahl & Beitz ;
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=metode%20pahl%20beitz&s
ource=web&cd=2&cad=rja%ved=0CC0QFjAB&url=http%3A%2F%2F
dp2m.umm.ac.id%2Ffile%2FARSIP%250DOKUMEN%2520RISTEK%2F
MetodeDesainPAHLBEITZ.doc&ei=AIzJUNjDN8XUrQfcioHoAQ&usg=AFQjCNFXGqIVxW6ss6mQcokeD4s6aQ7BVM=BV.1355272958,D.bmk Di akses tanggal 6
desember 2012)

Gambar 2.2 Proses Perancangan Produk Generik
(Ulrich dan Eppinger, 2004)
Penjelasan dari gambar 2.1 proses perancangan produk generik adalah :
1.

Pengembangan konsep.
Tahapan pada proses ini menekankan supaya lebih memahami kebutuhan
pasar (sasaran), juga perlu membangun serta mengevalusai alternatif yang ada
dari konsep produk dan pada akhirnya akan terpilih kosep produk yang akan
dikembangkan. Beberapa aktifitas yang termasuk dalam tahap ini adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

a. Identifikasi keinginan konsumen.
b. Analisis kompetisi produk.
c. Penentuan spsifikasi target.
d. Pengembangan konsep.
e. Pemilihan konsep.
f. Analisis finansial.
g. Perencanaan proyek pengembangan produk.
2.

Rancangan tingkatan sistem produk.
Tahapan ini meliputi pendefinisian gambaran produk, pembagian produk
kedalam komponen–komponennya dan pendefinisian skema perakitan produk
tersebut. Outputnya berupa komponen dan penyusun produk, spesifikasi tiap
komponen produk dan precedance diagram yang menggambarkan keterikatan
aktivitas pada lini perakitan.

3.

Rancangan rinci.
Untuk tahap inimenghasilkan spesifikasi lengkap mengenai bentuk geometri
produk dan konponennya, bahan yang digunakan serta ukuran dan
toleransinya dari seluruh komponen atau bagian dari produk.

4.

Tes dan perbaikan.
Pada tahapan ini meliputi pembuatan produk percontohan (prototype) untuk
dapat dilakukan evaluasi secara menyeluruh sebelum dilakukan proses
produksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

5.

Uji coba proses produksi.
Tahapan terakhir ini bertujuan untuk melatih para pekerja dan untuk
mengetahui permasalahan yang mungkin timbul ketika produk dicoba untuk
dibuat.

2.2

Ergonomi

2.2.1 Pengertian Ergonomi
Pengertian ergonomi menurut Rosnani Ginting (2010 : 232) adalah suatu
cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi–informasi
mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu
sistem kerja, sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan
baik yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif,
efisien, aman dan nyaman.
Pengertian ergonomi menurut Sritomo Wignjosoebroto (2003 : 56) adalah
ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai
kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja
sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik, yaitu
untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif,
efisien, aman dan nyaman.
Pengertian Ergonomi menurut Tarwaka (2004:1) adalah ilmu, seni dan
penerapan teknologi untuk menyerasikan antara segala fasilitas yang digunakan
baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan
menjadi lebih baik.
Pengertian

ergonomi

menurut

Eko

Nurmianto

(2004:1)

adalah

“ergonomic” berasal dari bahasa yunani yaitu Ergon (Kerja) dan Nomos (Hukum
alam) dan dapat didefiniskan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
engineering, manajemen, dan desain perancangan. Ergonomi disebut juga sebagai
“Human Factors”. Ergonomi juga digunakan oleh berbagai macam ahli dan
profesional pada bidangnya misalnya : ahli anatomi, arsitektur, perancangan
produk industri, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan, psikologi, dan teknik industri.
Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah penting adalah untuk desain
dan evaluasi produk. Produk– produk ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan
(dimengerti dan digunakan) pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa
mengakibatkan bahaya serta resiko dalam penggunaannya.

2.2.2 Faktor Yang Ber kaitan Dengan Ergonomi
Menurut (Sritomo Wignjosoebroto, 2003 : 58), Pendekatan khusus yang
ada dalam ilmu ergonomi adalah mengaplikasikan secara sistematis dari segala
informasi yang didapatkan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku
manusia didalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang
dipakai. Untuk ini analisis dan penelitian ergonomi akan meliputi hal – hal yang
berkaitan dengan:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

1.

Anatomi.
Berhubungan dengan struktur dan organisasi mahluk hidup.

2.

Fisiologi.
Berhubungan dengan berlangsungnya sistem kehidupan.

3.

Anthropometri.
Berhubungan dengan pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi
fisik manusia.

4.

Psikologi.
Berhuungan dengan

berfungsinya otak dan sistem syaraf yang berperan

dalam tingkah laku manusia.
5.

Kondisi kerja negatif.
Kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang pendek maupun
panjang ataupun membuat celaka manusia.

6.

Kondisi kerja positif.
Kondisi kerja yang dapat membuat nyaman kerja bagi manusia (pekerjanya).

Dengan memperhatikan hal–hal tersebut maka penelitian dan pengembangan
ergonomi akan memerlukan dukungan berbagai keilmuan seperti psikologi,
anthropologi, faal / anatomi dan teknologi (engineering).

2.2.3 Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan ergonomi yaitu membuat manusia yang dengan
kemampuan dan keterbatasannya dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan
efisien. Sedangakan menurut para ahli dibidang ini ergonomi memiliki tujuan
sebagai berikut (Tarwaka, 2004 : 7 ) :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

1.

Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2.

Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun
setelah tidak produktif.

3.

Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan
sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

2.2.4 Ruang Lingkup Ergonomi
Menurut (Bambang Suhandri, 2008 : bab 3 : 3) pada dunia industri dan
lapangan kerja ergonomi juga memiliki peranan yang cukup penting. Hampir
seluruh bidang perkerjaan selalu menggunakan ergonomi dalam aplikasi dan
pelaksanaannya. Ergonomi ini diterapkan pada dunia kerja agar pekerja merasa
nyaman dalam melakukan pekerjaanya. Dengan adanya rasa nyaman tersebut
maka produktivitas kerja diharapkan akan meningkat.Secara garis besar ergonomi
dalam dunia kerja akan memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1.

Bagaimana orang mengerjakan pekerjaanya

2.

Bagaimana posisi dan gerakan tubuh yang digunakan ketika bekerja.

3.

Peralatan apa yang mereka gunakan.

4.

Apa efek yang ditimbulkan dari faktor – faktor diatas bagi kesehatan dan
kenyaman pekerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.3

Antropometri
Menurut (Bambang Suhandri, 2008 : bab 3 : 16) istilah antropometri

berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran.
Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia
khususnya dimensi tubuh. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (design)
produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia.
Pengertian antropometri menurut Eko Nurmianto (2004: 54) adalah satu
kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh
manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk
penanganan masalah desain.
Sedangkan pengertian antropometri menurut Sritomo Wignjosoebroto
(2003: 60) adalah berasal dari kata “anthro” yang berarti manusia dan “metri”
yang berarti ukuran. Secara definitif dapat dinyatakan sebagai satu studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya
akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar,dsb) berat dan lain–lain yang berbeda
satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan–pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
Menurut (Bambang Suhandri, 2008 : bab 3 : 21) Dimensi tubuh manusia
untuk perancangan produk terdiri dari dua jenis, yaitu struktural dan fungsional.
Dimensi tubuh struktural yaitu pengukuran tubuh manusia dalam keadaan tidak
bergerak. Sedangkan dimensi tubuh fungsional adalah pengukuran tubuh manusia
dalam keadaan bergerak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Menurut Eko Nurmianto (2004: 52) penyusunan data antropometri perlu
memperhatikan variabilitas yang ada, sebab terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi ukuran tubuh manusia. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
a.

Keacakan (Random).
Walau telah terdapat dalam suatu kelompok populasi yang sudah jelas sama
jenis kelamin, suku/ bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun masih
ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam masyarakat.
Distribusi frekuensi secara statistik dari dimensi kelompok anggota
masyarakaat jelas dapat dioperasikan dengan menggunakan distribusi normal,
yaitu dengan menggunakan data persentil yang telah diduga, jika mean (ratarata) dan standart deviasi (SD) nya telah dapat diestimasi.

b.

Jenis kelamin.
Pada umumnya dimensi pria dan wanita memiliki perbedaan yang signifikan.
Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya dari pada wanita, oleh
karenanya data antropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu
disajikan secara terpisah.

c.

Suku bangsa.
Suku bangsa juga mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Orang Eropa dan
Amerika memiliki dimensi tubuh yang lebih besar bila dibandingkan dengan
dimensi tubuh orang Asia terutama orang Asia Tenggara.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

d.

Jenis pekerjaan.
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menurut adanya persyaratan dalam seleksi
karyawan / stafnya. Seperti misalnya : buruh dermaga / pelabuhan adalah
harus mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar dibanding dengan
karyawan perkantoran pada umumnya. Apalagi jika dibanding dengan jenis
pekerjaan militer.

e.

Usia.
Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk
anthropometri anak- anak. Antropometrinya cenderung akan terus meningkat
sampai batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi
badan manusia mempunyai kecenderungan menurun yang antara lain
disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral
discs). Selain itu juga berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki.

f.

Pakaian.
Hal ini juga merupakan sumber variabilitas yang disebabkan oleh
bervariasinya iklim/ musim yang berbeda dari satu tempat ketempat yang
lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu
musim dingin manusia akan memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan
ukuran yang relatif lebih besar.

g.

Faktor kehamilan wanita.
Faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti
dibanding dengan wanita yang tidak hamil.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

h.

Cacat tubuh secara fisik.
Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu
dengan diberikanya skala prioritas pada rancangan bangun fasilitas
akomodasi, untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka
dapat ikut serta merasakan “kesamaan” dalam penggunaan jasa dari ilmu
ergonomi didalam pelayanaan untuk masyarakat. Masalah yang sering timbul
misalnya : keterbatasan jarak jangkauan, dibutuhkan ruang kaki (knee space)
untuk desain meja kerja, jalur khusus untuk keluar masuk perkantoran,
kampus, hotel, restoran, super market dan lain-lain.
Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2003: 60) data antropometri yang

berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:
a.

Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll)

b.

Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya.

c.

Perancangan produk–produk konsumtif seperti pakaian, kursi/ meja
computer, dan lain-lain.

d.

Perancangan lingkungan kerja fisik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan

menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan
produk tersebut.
Menurut Rosnani Ginting (2010 : 250) Agar rancangan suatu produk
nantinya bisa sesuai dengan

dengan ukuran tubuh manusia yang akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

mengoperasikannya, maka prinsip–prinsip yang harus diambil di dalam aplikasi
data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu antara lain :
a.

Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim.
Disini perancangan produk dibuat agar dapat memenuhi dua sasaran produk
yaitu:
• Bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi
ekstrim
• Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas
dari populasi yang ada)

b.

Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang tertentu.
Disini rancangan bisa diubah–ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel
dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh,
contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang
mana dalam hal ini letaknya bisa digeser maju mundur dan sudut sandarannya
bisa diubah–ubah sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitannya untuk
mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini, maka data antropometri
yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang 5 – 95 persentil.

c.

Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata–rata.
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata–rata ukuran
manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali
mereka yang berada dalam ukuran rata–rata. Disini produk dirancang dan
dibuat untuk mereka yang berukuran sekitar rata–rata, sedangkan mereka
yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses
perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa langkah dalam
pembuatannya :
a.

Terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh mana yang nantinya akan
difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.

b.

Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut.

c. Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan
menjadi target utama pemakai produk tersebut. Hal ini lazim dikenal sebagai
market segmentation seperti produk mainan untuk anak–anak, peralatan
rumah tangga untuk wanita, dan lain–lain.
d. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut
untuk ukuran individu ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel ataukah ukuran
rata–rata.
e. Pilih persentase populasi yang harus diikuti, 5, 50, 95, ataukah nilai persentil
lain yang dikehendaki.
f. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya tetapkan
nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai.
Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data antropometri untuk
diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja. Pada
gambar 2.2 akan memberikan informasi tentang berbagai macam dimensi tubuh
yang perlu diukur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Gambar 2.3. Antropometri Dimensi Tubuh Manusia.
(Sumber : Eko Nurmianto, 2004)

Gambar 2.4. Antropometri Tinggi Badan Berdiri dan Duduk
(Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2003)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Keterangan Gambar 2.3, yaitu :
1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung
kepala).
2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan).
6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat
sampai dengan kepala).
7 : Tinggi mata dalam posisi duduk.
8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
10 : Tebal atau lebar paha.
11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.
12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari
lutut betis.
13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16 : Lebar pinggul ataupun pantat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam
gambar).
18 : Lebar perut.
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 : Lebar kepala.
21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 : Lebar telapak tangan.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan
(tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.
25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai
dengan ujung jari tangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Tabel 2.1. Perkiraan Antrophometri Untuk Masyarakat Hongkong, Dewasa, Dapat
Diekivalensikan Sementara Untuk Masyarakat Indonesia (Kesamaan Etnis Asia) (mm)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

25

26

Dimensi Tubuh
Tinggi Tubuh Posisi
Berdiri Tegak
Tinggi Mata
Tinggi Bahu
Tinggi Siku
Tinggi Genggaman
Tangan (Knuckle) pada
Posisi relaks kebawah
Tinggi Badan Posisi
Duduk
Tinggi Mata Posisi
Duduk
Tinggi Bahu Posisi
Duduk
Tinggi Siku Posisi
Duduk
Tebal Paha
Jarak dari Pantat ke Lutut
Jarak dari Lipat Lutut
(Popliteal) ke Pantat
Tinggi Lutut
Tinggi Lipat Lutut
(Popliteal)
Lebar Bahu (bideltoid)
Lebar Panggul
Tebal dada
Tebal Perut (abdominal)
Jarak dari Sikut ke Ujung
Jari
Lebar Kepala
Panjang Tangan
Lebar Tangan
Jarak Bentang dari Ujung
Jari tangan Kanan ke Kiri
Tinggi Pegangan Tangan
(grip) pada Posisi tangan
Vertikal ke atas & duduk
Tinggi Pegangan Tangan
(grip) pada Posisi tangan
Vertikal ke atas & duduk
Jarak genggaman tangan
(grip) ke punggung pada
posisi tangan ke depan
(horizontal)

Pria
5%

X

Wanita
X
95%

95%

S.D

5%

S.D

1.585 1.680 1.775

58

1.455

1.555

1.655

60

1.470 1.555 1.640
1.300 1.380 1.460
950 1.015 1.080

52
50
39

1.330
1.180
870

1.425
1.265
935

1.520
1.350
1.000

57
51
41

685

750

815

40

650

715

780

41

845

900

955

34

780

840

900

37

720

780

840

35

660

720

780

35

555

605

655

31

165

230

295

38

190

240

290

31

165

230

295

38

110
505

135
550

100
595

14
26

105
470

130
520

155
570

14
30

405

450

495

26

385

435

485

29

450

495

540

26

410

455

500

27

365

405

445

25

325

375

425

29

380
300
155
150

425
335
195
210

470
370
235
270

26
22
25
36

335
295
160
150

385
330
215
215

435
365
270
280

29
21
34
39

410

445

480

22

360

400

400

24

150
165
70

160
190
80

170
195
90

7
9
5

135
150
60

150
165
70

165
180
80

8
9
5

1.480 1.635 1.790

95

1.350

1.480

1.610

80

1.835 1.970 2.105

83

1.685

1.825

1.965

86

1.110 1.205 1.300

58

855

940

1.025

51

38

580

635

690

32

640

705

770

(Sumber Data : Eko Nurmianto 2004)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

Tabel 2.2. Antrophometri Masyarakat Indonesia Yang Didapat Dari Interpolasi Masyarakat
British Dan Hongkong (Phesant, 1286) Terhadap Masyarakat Indonesia (mm)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

25

26

Pria

Dimensi Tubuh

5%

Tinggi Tubuh Posisi
Berdiri Tegak
Tinggi Mata
Tinggi Bahu
Tinggi Siku
Tinggi Genggaman
Tangan (Knuckle) pada
Posisi relaks kebawah
Tinggi Badan Posisi
Duduk
Tinggi Mata Posisi
Duduk
Tinggi Bahu Posisi
Duduk
Tinggi Siku Posisi
Duduk
Tebal Paha
Jarak dari Pantat ke Lutut
Jarak dari Lipat Lutut
(Popliteal) ke Pantat
Tinggi Lutut
Tinggi Lipat Lutut
(Popliteal)
Lebar Bahu (bideltoid)
Lebar Panggul
Tebal dada
Tebal Perut (abdominal)
Jarak dari Sikut ke Ujung
Jari
Lebar Kepala
Panjang Tangan
Lebar Tangan
Jarak Bentang dari Ujung
Jari tangan Kanan ke Kiri
Tinggi Pegangan Tangan
(grip) pada Posisi tangan
Vertikal ke atas & duduk
Tinggi Pegangan Tangan
(grip) pada Posisi tangan
Vertikal ke atas & duduk
Jarak genggaman tangan
(grip) ke punggung pada
posisi tangan ke depan
(horizontal)

X

5%

Wanita
X
95%

S.D

95%

S.D

1.532 1.632 1.732

61

1.464 1.563 1.662

60

1.425 1.520 1.615
1.247 1.338 1.429
932 1.003 1.074

58
55
43

1.350 1.446 1.542
1.184 1.272 1.361
886
957 1.028

58
54
43

655

718

782

39

646

708

771

38

809

864

919

33

775

834

893

36

694

749

804

33

666

721

776

33

523

572

621

330

501

550

599

30

181

231

282

31

175

229

283

33

117
500

140
545

163
590

14
272

115
488

140
527

165
586

15
30

405

450

495

27

488

537

586

30

448

496

544

29

428

472

516

27

361

403

445

26

337

382

428

28

382
291
174
174

424
331
212
228

466
371
250
282

26
24
23
33

342
298
178
175

385
345
228
231

428
392
278