HUBUNGAN TINGKAT STRESS DAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA PENDERITA Hubungan Tingkat Stres Dan Peningkatan Tekanan Darah Terhadap Kualitas Tidur Penderita Hipertensi Lansia Di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto.

HUBUNGAN TINGKAT STRESS DAN PENINGKATAN TEKANAN
DARAH TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA PENDERITA
HIPERTENSI LANSIA DI DESA WONOREJO
KECAMATANPOLOKARTO

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
BAIQ ULFA LAILIANA KHAIRUNNISYA
J210100016

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN TINGKAT STRESS DAN PENINGKATAN TEKANAN

DARAH TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA PENDERITA
HIPERTENSI LANSIA DI DESA WONOREJO
KECAMATANPOLOKARTO
Baiq Ulfa Lailiana Khairunnisya*
H. Abi Muhlisin, S.KM., M.Kep**
Agustaria Budinugroho, S.Kep., Ns***
ABSTRAK
Kebutuhan tidur seseorang bebeda beda, dimana pada seseorang yang lanjut
usia di butuhkan tidur kurang lebihnya 6-8 jam per hari. Sebagian besar lanjut usia
beresiko mengalami gangguan tidur karena di akibatkan adanya pemicu penyakit
yang diderita. Berdasarkan data yang di dapatkan di Puskesmas Polokarto
Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah di dapatkan data kunjungan penderita
penyakit hipertensi mencapai 4.354 orang. Diantaranya kurang lebih 1373 orang
lanjut usia dari 9 desa di Kecamatan Polokarto.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat stress dan peningkatan tekanan darah terhadap
kualitas tidur pada lansia penderita hipertensi.Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif, dengan desain penelitian deskriptif korelatif dengan menggunakan
jenis penelitian cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh lansia
yang mengalami hupertensi di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto sebanyak
163lansia.Teknik pengambilan sampel alam penelitian ini menggunakan

tekniksimple random sampling. Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel
adalah 62 lansia. Alat analisis yang digunakan dengan uji Chi-Square (χ2). Hasil
penelitian diketahui bahwa: 1) ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres
dengan kualitas tidur pada lansia penderita hipertensi di Desa Wonorejo
Kecamatan Polokarto (p= 0,018); 2) ada hubungan yang signifikan antara
peningkatan tekanan darah dengan kualitas tidur pada lansia penderita hipertensi
di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto (p= 0,038).
Kata Kunci :Stres, Tekanan Darah, Kualitas Tidur.
 

Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

RELATIONSHIP OF STRESS AND IMPROVED QUALITY SLEEP ON
BLOOD PRESSURE IN PATIENTS WITH HYPERTENSION
IN DESA WONOREJO KECAMATANPOLOKARTO
Baiq Ulfa Lailiana Khairunnisya*
H. Abi Muhlisin, S.KM., M.Kep**
Agustaria Budinugroho, S.Kep., Ns***


ABSTRACT
Sleep a person needs to be different, where the elderly person in need more
or less sleep 6-8 hours per day. Most of the elderly are at risk for sleep disorders
causes the trigger menyakit suffered. Based on the data in the health centers get
Polokarto Sukoharjo Central Java get traffic data in patients with hypertensive
disease reached 4,354 people. Among approximately 1373 people aged from nine
villages in the district Polokarto. This study aimed to determine the correlation
between stress and increased blood pressure on sleep quality in elderly patients
with hypertension. This research is a quantitative, descriptive study design using
a kind of correlative cross sectional study. The population of this study were all
elderly people in the village who have hupertensi Wonorejo District of Polokarto
many as 163 elderly. Sampling technique nature of this study using simple
random sampling technique. Based on the calculations, the number of samples is
62 elderly. The analytical tool used by Chi-Square. The results reveal that: 1)
there is a significant relationship between levels of stress and sleep quality in
elderly patients with hypertension in the Village District of Polokarto Wonorejo
(p = 0.018); 2) there is a significant relationship between the increase in blood
pressure with sleep quality in elderly patients with hypertension in the Village
District of Polokarto Wonorejo (p = 0.038).

Keywords: Stress, Blood Pressure, Sleep Quality
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hipertensi atau darah tinggi
adalah penyakit yang sebagian besar
adalah penyakit yang di derita oleh
lanjut usia, dimana hipertensi atau
darah tinggi adalah dimana terjadinya
gangguan pada pembuluh darah yang
menyebabkan suplay oksigen dalam
darah menjadi lambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkan.
Selain itu keadaan dimana tekanan
darah
meningkat melebihi batas
normal batas tekanan darah normal

bervariasi
sesuai dengan usia.
Berbagai faktor yang banyak di rasakan

pada penderita hipertensi yaitu salah
satunya
kualitas
tidur
menjadi
menurun , dimana disebabkan karena
peningkatan stress yang dialami
penderita sehingga meningkatnya suatu
tekanan darah yang menyebabkan
keseimbangan tubuh
terganggu
karena efek peningkatan tekanan darah
(Sani dkk, 2008).
Hipertensi
juga
banyak
dipengaruhi oleh gaya hidup yang
kurang sehat dimana salah satunya

Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas

Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

hipertensi disebabkan oleh stres yang
berkepanjangan yang menyebabkan
tekanan darah menjadi cepat meningkat
dan kualitas tidur menjadi menurun.
Strees pada penderita hipertensi hal
yang sudah biasa karena bisa saja di
sebabkan oleh perubahan yang
mendadak pada aktivitas yang biasanya
penderita lakukan, selain itu bisa
disebabkan karena ketidakmampuan
penderita dalam menyesuaikan diri
terhadap penyakit mereka sehingga
mereka bisa memperlihatkan stress yng
mereka alami, depresi maupun keputus
asaan mereka.
Hal lain selain stres yang sering
dialami oleh penderita hipertensi lanjut

usia adalah menurunya kualitas tidur
yang di sebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya bisa karena penyakit stres
dan hal yang menjadikan kualitas
tidurnya menurun. Kualitas tidur
merupakan kemampuan seseorang
dalam
mempertahankan
keadaan
tidurnyauntuk mendapatkan kebutuhan
tidur yang sesuai dengan tidur yang di
butuhkan (Hidayat, 2008).
Kebutuhan tidur seseorang bebeda
beda,dimana pada seseorang yang
lanjut usia di butuhkan tidur kurang
lebihnya 6-8 jam per hari. Sebagian
besar lanjut usia beresiko mengalami
gangguan tidur karena di akibatkan
adanya pemicu menyakit yang diderita
(Hidayat,2008).

Berdasarkan
data
yang di
dapatkan di Puskesmas Polokarto
Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah di
dapatkan data kunjungan penderita
penyakit hipertensi mencapai 4.354
orang. Diantaranya kurang lebih 1373
orang lanjut usia dari 9 desa di
Kecamatan Polokarto.
Dari hasil studi pendahuluan yang
dilakukan
di
Desa
Wonorejo
Kecamatan
Polokarto
ditemukan

lanjutusia yang mengalami hipertensi

sebanyak 163 orang lansia dan dan
hasil wawancara dari 28 lanjut usia di
Kelurahan Belimbing Rt.4 Rw.2 di
Desa Wonorejo mengatakan susah
tidur, karena penyakit sering kambuh,
lemas, sering pusing selain itu banyak
pikiran sehingga mengakibatkan fisik
atau
ksehatan
mereka
menjadi
menurun, dan 15 diantaranya tidak
mengalami gangguan tidur
Dimana
berdasarkan
hasil
wawancara pada penderita hipertensi
yang sudah lanjut usia mengatakan
tidurnya sering terganggu karena sering
mengalami pusing yang berlebih

sehingga
menyebabkan
badannya
menjadi lemas, selain itu mereka sering
merasa minder karena merasa dirinya
sudah tak dibutuhkan karena fisik
mereka sudah tak bisa di harapkan
sepenuhnya, oleh sebab itu yang
menyebabkan mereka
menjadi
stressdan penyakitnya menjadi cepat
kambuh. Selain itu adapun lansia yang
mengatakan merasakan kesepian di
rumah karena anak dan cucu mereka
sudah tinggal di rumah masing masing
sehingga mereka merasa kesepian.
Dari
data Puskesmas yang
didapatkan banyak lansia yang dating
ke puskesmas untuk pemeriksaan rutin

tekanan darahnya. Namun setelah di
data sebagian lansia yangmenderita
hipertensi
banyak
mengalami
peningkatan tekanan darah dan
mengeluh susah untuk tidur.
Dari hasil observasi yang
didapatkan,penelititertarik
untuk
melakukan
penelitian
mengenai:
“Hubungan Tingkat Stress dan
Peningkatan Tekanan Darah terhadap
Kualitas Tidur pada Lansia Penderita
Hipertensi”

Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

Tujuan Penelitian
Untuk
mengetahui
hubungan
tingkat stress dan peningkatan tekanan
darah terhadap kualitas tidur pada
lansia penderita hipertensi.

TINJAUAN PUSTAKA
Lansia
Lansia
adalah perkembangan
individu dimana seseorang tersebut
memasuki usia 60 tahun keatas
(Dediknas,2008). Bab 1 pasal 1 ayat (2)
undang-undang no 13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lanjut usia,
dimana lansia digolongkan menjadi 3
yaitu: young old (65-75 tahun), middle
old (75-85 tahun), dan old-old (85
tahun
keatas
(Tamher
dan
Noorkasiani,2009).
Masalah-masalah yang sering di
hadapi lanjut usia sebagai berikut:
1. Lansia mengalami masalah dari segi
fisik
Timbul penyakit-penyakit yang
menetap seperti dimensia, gangguan
endokrin (diabetes, hipertensi) serta
penyakit
degenerativelainya
(Kusharyadi, 2010).
2. Lansia mengalami masalah dari segi
mental
Masalah mental yang di hadapi oleh
lansia pada umumnya yaitu:
kesepian, tersaing dari lingkungan,
ketidakberdayaan, perasaan tidak
berguna, terlantar, trauma bagi
lansia yang miskin (Sudirman,
2011).
3. Lansia mengalami masalah dari segi
sosial
Masa tua di tandai dengan
berkurangnya kontak sosial , baik
dengan anggota keluarga, anggota
masyarakat maupun teman kerja

sebagai
akibat
terputusnya
hubungan kerja (Stanley dan Beare,
2007).
4. Lansia yang mengalami masalah
ekonomi
Lansia sering dianggap terlalu
lambat dengan gaya reaksi yang
lambat, kecepatan dalam bertindak
dan berfikir menurun sehingga
lansia sering diaanggap sudah tidak
mempunyai kualitas untuk bekerja
dan berdampak pada pendapatan
lansia tersebut (Martono dan Kris,
2009).
Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit tekanan
darah tinggi dimana terjadi gangguan
pada pembuluh darah
yang
menyebabkan suplay oksigen yang
dibawa oleh darah menjadi lambat
sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan(Sustrani, 2006).
Hipertensi adalah faktor utama
penyebab kematian karena stroke dan
faktor yang memperberat faktor
serangan
jantung.
Hipertensi
merupakan gangguan asimptomatik
miokard dimana sering di tandai
dengan peningkatan tekanan darah
secara persisten (Potter dan Pery,
2005).
Hipertensi atau tekanan darah
tinggi dapat di definisikan sebagai
tekanan darah
persistem dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
dan diastoliknya diatas 90 mmHg, pada
lansia
hipertensi di definisikan
sistoliknya diatas 160 mmhg dan
diastoliknya
diaatas
90
mmhg
(Roehadi, 2008).
Berdasarkan
penyebabnya
hipertensi dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu:

Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

1. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah hipertensi
yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut
juga
hipertensi
idiopatik.Terdapat sekitar 95%
kasus.Banyakfaktor
yang
mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiper aktifitas sistem
saraf simpatis, dan faktor-faktor
yang meningkatkan risiko seperti
obesitas, alkohol, serta merokok.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi
sekunder
adalah
hipertensi yang disebabkan oleh
gangguan sistem lain, misalnya
sistem vaskuler, sistem renal, sistem
endokrin, sistem neuron serta
kehamilan juga dapat menyebabkan
hipertensi (Black et al., 2005).
Hipertensi sering muncul tanpa
gejala munculnya hipertensi
di
sebabkan oleh tingginya tekanan darah
, akan tetapi rata rata sebesar 33,86 %
ternyata juga karna adanya faktor
resiko
lain seperti komplikasi
penyakit dan kelainan pada organ
target, yaitu jantung, otak, ginjal dan
pembuluh darah. Pada hipertensi
sistolik terisolasi, tekanan sistolik
mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan distoltik kurang dari 90 mmhg
atau lebih. Hipertensi biasanya sering
di temukan pada usia lanjut. Sejalan
dengan bertambahnya usia, hampir
setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah, tekanan sistolik terus
meningkat hingga usia 80 tahun dan
tekanan darah diastoltik terus menerus
meningkat sampai usia 55-60 tahun
(Puspitorini, 2008).
Tekanan darah mempunyai variasi
spontan yang luas berdasarkan waktu
dan hari, serta di pengaruhi oleh tempat
dimana pengukuran tekanan darah.
Selain itu terdapat variasi biologi

tekanan darah yang dibagi dalam 2
katagori yaitu :
1. Varibilitas
tekanan
darah
berdasarkan hari hari: dipengaruhi
oleh aktifitas fisik, mental dan
faktor emosional.
2. Variasi diurnal: pada saat tidur
tekanan darah turun rata rata 20%
oleh karena aktifitas simpatis yang
menurun, dan akan meningkat
menjelang bangun tidur. Hal ini
dihubungkan dengan meningkatnya
insiden infark miokard, stroke, dan
kematian mendadak yang terjadi
pada beberapa jam pertama setelah
bangun tidur (Tjokroprawiro,2007).
Klasifikasi hipertensi berdasarkan
joint national commitee (JNC) 7 adalah
klasifikasi untuk orang dewasa umur
kurang
lebih
dari
18
tahun.
Didefinisikan hipertensi adalah jika di
dapatkan tekanan darah sisitolik ≥ 140
mmhg tekanan darah diastolik ≤ 90
mmHg.
Stress
Stres adalah suatu respon fisik
normal terhadap suatu peristiwa yang
membuat hidup seseorang menjadi
terancamataumengganggu
keseimbangan dalam beberapa cara,
seperti
yang
ketikaseseorang
mengalami tubuh akan melakukan
pertahanan secara otomatis yang di
kenal dengan sebutan fight or fight
reaction atau reaksi stres (Smith et al,
2012).
Selain itu stres dapat di definisikan
sebagai suatu reaksi atau respon
terhadap stressor psikososial
yang
berupa tekanan mental atau tekanan
hidup, secara umum stres adalah reaksi
tubuh yang dapat menimbulkan
tekanan dan ketegangan
emosi
(Sunaryo, 2004).

Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah kemampuan
individu untuk dapat tetap tertidur.
Tidak hanya mencapai jumlah atau
lamanya tidur, tetapi dapat memperoleh
jumlah istirahat yang sesuai dengan
kebutuhannya (Sulistyani,2012).
Kualitas tidur merupakan suatu
keadaan yang di jalani seseorang
individu untuk mendapatkan kesegaran
atau kebugaran saat terbangun dari
tidurnya, karena kebutuhan seseorang
berbeda-beda,usia lanjut membutuhkan
tidur 6-7 jam per harinya. Sebagian
besar lanjut usia mengalami gangguan
tidur diakibatkan dengan beberapa
faktor antaranya diakibatkan karena
terjadi perubahan fisik dan mental,
adanya penyakit, terjadinya depresi
atau stress, perubahan pola tidur yang
khas yang membedakan dari orang
yang lebih muda (Hidayat, 2008).
Kualitastidur lansia adalah dimana
terganggunya
kemampuan
untukmempertahankankeadaan
tidurnya yang di tandai dengan
seringnya terbangun di malam hari atau
gelisah
saat
tertidur.
Dimana
seharusnya waktu tidur normal ± 6-7
jam menjadi lebih rendah (Khasanah,
2012).
Seiring perubahan usia tanpa di
sadari
pada lanjut usia akan
mengalami perubahan perubahan fisik,
psikososial, dan spiritual, di indonesia
gangguan tidur menyerang sekitar 50%
orang yang berusia 65 tahun ke atas
insomnia merupakan gangguan tidur
yang paling sering di temukan setiap
tahunya di perkirakan sekitar 20%50% lansia melaporkan adanya
insomnia dan sekitar 17% mengalami
gangguan tidur yang serius (Marlina,
2011).
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif, dengan desain penelitian
deskriptif
korelatif
dengan
menggunakan jenis penelitian cross
sectional yaitu suatu penelitian dimana
variablenya berupa kategori-kategori
yang di susun menurut kuantitas atau
besarnya
atau
nilainya
dapat
dinyatakan dengan angka dan peneliti
tidak melakukan percobaan
atau
perlakuan
terhadap
variabel
independentnya dan tidak mengukur
akibat percobaan pada variabel
dependent (Notoatmojo, 2010).
Populasi dari penelitian ini adalah
seluruh lansia yang mengalami
hupertensi
di
Desa
Wonorejo
Kecamatan
Polokarto
sebanyak
163lansia.Teknik pengambilan sampel
alam penelitian ini menggunakan
tekniksimple
random
sampling,
sehingga berdasarkan perhitungan
diperoleh 62 lansia sebagai sampel
penelitian.
Adapun
kriteria
yang akan
dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
a. Lanjut usia yang berusia 60 tahun
keatas
b. Lanjutusia yang bersedia menjadi
responden
c. Lanjut usia penderita hipertensi
yang bertempat tinggal di Desa
Wonorejo Kecamatan Polokarto
Kabupaten Sukoharjo
d. Lanjut
usia
yang
tidak
mengalami
gangguan
pendengaran
dan
bisa
berinteraksi baik secara verbal
maupun non verbal
2. Kriteria Eklusi
a. Pada saat dilakukan penelitian
lanjut usia mengalami sakit dan
dirawat dirumah sakit.
b. Lanjut usia yang tinggal dengan
keluarga.

Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

Tabel2. Jenis Kelamin Lansia
Teknik Analisis Data
Analisa data yang akan digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
Bertujuan untuk menyajikan data
setiap variable baik variabel bebas
maupun
variabel
terikat.
Penyajiandata menggunakan data
deskriptif yang di sajikan dengan
tabel dalam frekuensi masingmasing variabel yaitu tingkat stres
dan peningkatan tekanan darah,
kualitas tidur lansia penderita
hipertensi.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap
dua
variable
yang
diduga
berhubungan
atau
berkorelasi
(Notoatmodjo, 2005). Untuk dapat
menguji hipotesis dan menganalisa
data yang diperoleh digunakanChi
Square (Sugiyono, 2005).
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Distribusi data tentang umur lansia
di
Desa
Wonorejo
Kecamatan
Polokarto adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Umur Lansia
No

Kategori
Frekuensi Persentase
Umur
(%)
1. Lansia awal
43
69,3
2. Lansia tua
14
22,6
3. Lansia Sangat
5
8,1
Tua
Jumlah
62
100,0

WHO, 2012
Sebagian besar lansia di Desa
Wonorejo
Kecamatan
Polokarto
mempunyai umur antara 60-70 tahun.
Distribusi data tentang jenis
kelamin lansia di Desa Wonorejo
Kecamatan Polokarto adalah sebagai
berikut:

No

Jenis
Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
Jumlah

Frekuensi
27
35
62

Persentase
(%)
43,5
56,5
100,0

Sebagian besar lansia di Desa
Wonorejo
Kecamatan
Polokarto
mempunyai jenis kelamin perempuan.
Distribusi data tentang pendidikan
lansia di Desa Wonorejo Kecamatan
Polokarto adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Pendidikan Lansia
No Pendidikan

Frekuensi

1. Dasar
2. Menengah
3. Tinggi
Jumlah

39
16
7
62

Persentase
(%)
62,9
25,8
11,3
100,0

Sebagian besar lansia di Desa
Wonorejo
Kecamatan
Polokarto
mempunyai pendidikan dasar.
Distribusi data tentang pekerjaan
lansia di Desa Wonorejo Kecamatan
Polokarto adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Pekerjaan Lansia
No
1.
2.
3.
4.

Pekerjaan

Frekuensi Persentase
(%)
Buruh
27
43,5
Petani
15
24,2
Pensiunan
12
19,4
Tidak Bekerja
8
12,9
Jumlah
62
100,0

Sebagian besar lansia di Desa
Wonorejo
Kecamatan
Polokarto
mempunyai pekerjaan sebagai buruh
Analisis Univariat
Distribusi data tentang tingkat stres
pada lansia di Desa Wonorejo
Kecamatan Polokartoadalah sebagai
berikut:

Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

Tabel 5. Tingkat Stres pada Lansia
No Tingkat Stres Frekuensi Persentase
(%)
1. Ringan
21
33,9
2. Sedang
26
41,9
3. Berat
15
24,2
Jumlah
62
100,0

Sebagian besar lansia di Desa
Wonorejo
Kecamatan
Polokarto
mempunyai tingkat stres yang termasuk
dalam kategori sedang. Hal ini di
sebabkan karena masih adanya lansia
yang takut terhadap penyakit yang di
derita dan adanya mereka yang masi
takut karena mengalami masalah
terhadap ingatan.
Distribusi data tentang peningkatan
tekanan darah pada lansia di Desa
Wonorejo Kecamatan Polokarto adalah
sebagai berikut:
Tabel 6. Peningkatan Tekanan Darah
pada Lansia
No Peningkatan Frekuensi Persentase
(%)
Tekanan
Darah
1. Baik
21
33,9
2. Sedang
22
35,5
3. Tinggi
19
30,6
Jumlah
62
100,0
Sebagian besar lansia di Desa
Wonorejo
Kecamatan
Polokarto
mempunyai peningkatan tekanan darah
yang termasuk dalam kategori sedang.
Distribusi data tentang kualitas
tidur pada lansia penderita hipertensi di
Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Kualitas Tidur pada Lansia
No Kualitas Frekuensi
Tidur
1. Baik
29
2. Buruk
33
Jumlah
62

Persentase
(%)
46,8
53,2
100,0

Sebagian besar lansia penderita
hipertensi
di
Desa
Wonorejo
Kecamatan Polokarto mempunyai
kualitas tidur yang termasuk dalam
kategori buruk.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian
ini merupakan analisis yang digunakan
untuk mengeratkan hubungan antara
tiga variabel yaitu hubungan tingkat
stres dan peningkatan tekanan darah
terhadap kualitas tidur. Analisis
bivariat dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan alat analisis Chi
Square.
Hubungan antara Tingkat Stres
dengan Kualitas Tidur
Berdasarkan analisis bivariat untuk
hubungan antara tingkat stres dengan
kualitas tidur pada lansia penderita
hipertensi
di
Desa
Wonorejo
Kecamatan Polokarto diperoleh hasil
sebagai berikut:

Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

Tabel8
Hubungan antara Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur pada Lansia Penderita
Hipertensi di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
Kualitas Tidur
P
Tingkat Stres
Baik
Buruk
χ2hitung
N
%
N
%
Ringan
15
71,4
6
28,6
Sedang
8
30,8
18
69,8
8,079
0,018
Tinggi
6
40,0
9
60,0
Jumlah
29
46,8
33
53,2
Berdasarkan
hasil
uji
Chi
Squarediperoleh nilai χ2 hitung = 8,079
dengan p= 0,018. Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa p <
0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat
hubunganyang signifikan antara tingkat
stres dengan kualitas tidur pada lansia
penderita hipertensi di Desa Wonorejo
Kecamatan Polokarto.

Hubunganantara
Peningkatan
Tekanan Darah dengan Kualitas
Tidur
Berdasarkan analisis bivariat untuk
hubungan antara peningkatan tekanan
dasar dengan kualitas tidur pada lansia
penderita hipertensi di Desa Wonorejo
Kecamatan Polokarto diperoleh hasil
sebagai berikut:

Tabel 9
Hubungan antara Peningkatan Tekanan Darah dengan Kualitas Tidur pada Lansia
Penderita Hipertensi di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
Peningkatan
Tekanan Darah
Baik
Sedang
Tinggi
Jumlah

N
14
10
5
29

Kualitas Tidur
Baik
Buruk
%
N
%
66,7
7
33,3
45,5
12
54,5
26,3
14
73,7
46,8
33
53,2

Hasil uji Chi Square diperoleh
nilai χ2hitung = 6,547 dengan p=
0,038. Oleh karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KOMPLIKASI HIPERTENSI DENGAN PERILAKU MENGONTROL TEKANAN DARAH Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan Perilaku Mengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Batuw

0 3 15

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH TERHADAP KUALITAS TIDUR PENDERITA HIPERTENSI LANSIA Hubungan Tingkat Stres Dan Peningkatan Tekanan Darah Terhadap Kualitas Tidur Penderita Hipertensi Lansia Di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto.

0 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Stres Dan Peningkatan Tekanan Darah Terhadap Kualitas Tidur Penderita Hipertensi Lansia Di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto.

0 2 7

Hubungan Kualitas Tidur Terhadap Kontrol Tekanan Darah Pasien Poliklinik Ginjal Hipertensi RSUD Dr. Moewardi.

0 0 12

HUBUNGAN LAMA TIDUR DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA DESA KARANG AREN

0 0 11

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA

0 1 10

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

0 0 17

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TINGKAT TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

0 1 13