Pengaruh harga jual, biaya bahan baku, jumlah tenaga kerja terhadap omset penjualan industri sapu dari sabut kelapa : studi kasus Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, DIY.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PENGARUH HARGA JUAL, BIAYA BAHAN BAKU, JUMLAH TENAGA
KERJA TERHADAP OMSET PENJUALAN INDUSTRI SAPU DARI
SABUT KELAPA
Studi Kasus: Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo,
DIY
Timotius Hendra Armanta
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga jual, biaya
bahan baku, dan jumlah tenaga kerja terhadap omset penjualan pada industri sapu
dari sabut kelapa di Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon
Progo, DIY.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatif yang dilaksanakan
pada bulan November tahun 2012. Populasi dari penelitian ini adalah pengusaha
sapu dari sabut kelapa yang berjumlah 63 orang dengan teknik sampling jenuh.
Pengumpulan data menggunakan metode wawancara. Data dianalisis dengan
menggunakan uji analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Harga jual tidak berpengaruh
terhadap omset penjualan industri sapu dari sabut kelapa, (2) Biaya bahan baku
berpengaruh terhadap omset penjualan industri sapu dari sabut kelapa, (3) Jumlah
tenaga kerja berpengaruh terhadap omset penjualan industri sapu dari sabut
kelapa. Jumlah tenaga kerja adalah variabel yang berpengaruh paling besar
terhadap omset penjualan industri sapu dari sabut kelapa. Nilai Adjusted R Square
pada penelitian ini adalah 0,854 mengandung arti bahwa prosentase pengaruh
ketiga variabel independen (harga jual, biaya bahan baku, jumlah tenaga kerja)
dapat menjelaskan variabel dependen (omset penjualan) sebesar 85,4 %.
Sedangkan sisanya 14,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian ini.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE IMPACT OF SELLING PRICE, RAW MATERIALS COST, THE
NUMBER OF EMPLOYEES TOWARDS THE TURNOVER OF SALES
OF THE COCONUT FIBER-BROOM INDUSTRY

A Case Study : Coconut Fiber-Broom Industry in Sendangsari Village, Pengasih
District, Kulon Progo Regency, Yogyakarta
Timotius Hendra Armanta
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
The objective of this study is to find out the impact of selling price, raw
materials cost, and the number of employees towards the turnover of sales of the
coconut fiber-broom industry at Sendangsari Village, District of Pengasih, Kulon
Progo Regency, Yogyakarta.
The type of this study is an explanatory research conducted in November
2012. The population of this study were 63 coconut fiber-broom industry
entrepreneurs. Technique of taking samples was random sampling technique. The
data collection was an interview method. The data were analyzed by using a
multiple regression test.
The results of research show that : (1) The selling price doesn’t affect the turnover
of sales of the coconut fiber-broom industry, (2) The raw materials cost affects the
turnover of sales of the coconut fiber-broom industry, (3) The number of
employees affects the turnover of sales of the coconut fiber-broom industry. The
number of employees is the variable which has the biggest impact on the turnover

of sales of the coconut fiber-broom industry. The value of Adjusted R Square in
this research is 0,854, it means that the impact of the independent variable (selling
price, raw materials cost, and the number of employees) towards the dependent
variable (selling turnover) is as much as 85,4%, or the independent variable
variation used (selling price, raw materials cost, and the number of employees) is
as much as 85,4% towards the dependent variable variation (selling turnover).
Meanwhile the other 14,6% represents the other variables which are axcluded
inthis research model.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH HARGA JUAL, BIAYA BAHAN BAKU, JUMLAH
TENAGA KERJA TERHADAP OMSET PENJUALAN
INDUSTRI SAPU DARI SABUT KELAPA
Studi Kasus : Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo,
DIY

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :
TIMOTIUS HENDRA ARMANTA
NIM: 07 1324 016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH HARGA JUAL, BIAYA BAHAN BAKU, JUMLAH
TENAGA KERJA TERHADAP OMSET PENJUALAN
INDUSTRI SAPU DARI SABUT KELAPA

Studi Kasus : Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo,
DIY

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :
TIMOTIUS HENDRA ARMANTA
NIM: 07 1324 016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya Ini Untuk :

Allah, Bapa, Putra, dan Roh Kudus
“….Yang selama ini telah menuntun langkah hidupku hingga menjadi
seperti sekarang ini…..”

da n
Untuk Kedua Orang Tuaku :

Eusebius Sugiharsono (Alm) dan Theresia Sri Hartati, S.Pd.

“…..Terimakasih atas segala pengorbanan dan cinta kasihmu yang
tulus ikhlas selama ini…..”

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“……..Hidup adalah sebuah pilihan, dimana setiap pilihan itu
pasti ada konsekuensi logisnya, dan setiap pilihan dalam hidup
akan menjalani proses untuk mencapai tujuan yang
diharapkan……”
“…….Lebih baik gagal dalam kejujuran dari pada sukses dan
berhasil dalam kebohongan…….”
“…….Hidup terus belajar dan berkarya menjadikan semuanya
lebih bermakna …….”


v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Februari 2013
Penulis

Timotius Hendra Armanta

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
Nomor Mahasiswa

: Timotius Hendra Armanta
: 07 1324 016

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH HARGA JUAL, BIAYA BAHAN BAKU, JUMLAH
TENAGA KERJA TERHADAP OMSET PENJUALAN
INDUSTRI SAPU DARI SABUT KELAPA
Studi Kasus : Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo,
DIY
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 15 Februari 2013
Yang menyatakan

Timotius Hendra Armanta

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PENGARUH HARGA JUAL, BIAYA BAHAN BAKU, JUMLAH TENAGA
KERJA TERHADAP OMSET PENJUALAN INDUSTRI SAPU DARI
SABUT KELAPA
Studi Kasus: Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo,
DIY
Timotius Hendra Armanta

Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga jual, biaya
bahan baku, dan jumlah tenaga kerja terhadap omset penjualan pada industri sapu
dari sabut kelapa di Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon
Progo, DIY.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatif yang dilaksanakan
pada bulan November tahun 2012. Populasi dari penelitian ini adalah pengusaha
sapu dari sabut kelapa yang berjumlah 63 orang dengan teknik sampling jenuh.
Pengumpulan data menggunakan metode wawancara. Data dianalisis dengan
menggunakan uji analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Harga jual tidak berpengaruh
terhadap omset penjualan industri sapu dari sabut kelapa, (2) Biaya bahan baku
berpengaruh terhadap omset penjualan industri sapu dari sabut kelapa, (3) Jumlah
tenaga kerja berpengaruh terhadap omset penjualan industri sapu dari sabut
kelapa. Jumlah tenaga kerja adalah variabel yang berpengaruh paling besar
terhadap omset penjualan industri sapu dari sabut kelapa. Nilai Adjusted R Square
pada penelitian ini adalah 0,854 mengandung arti bahwa prosentase pengaruh
ketiga variabel independen (harga jual, biaya bahan baku, jumlah tenaga kerja)
dapat menjelaskan variabel dependen (omset penjualan) sebesar 85,4 %.
Sedangkan sisanya 14,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian ini.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE IMPACT OF SELLING PRICE, RAW MATERIALS COST, THE
NUMBER OF EMPLOYEES TOWARDS THE TURNOVER OF SALES
OF THE COCONUT FIBER-BROOM INDUSTRY
A Case Study : Coconut Fiber-Broom Industry in Sendangsari Village, Pengasih
District, Kulon Progo Regency, Yogyakarta
Timotius Hendra Armanta
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
The objective of this study is to find out the impact of selling price, raw
materials cost, and the number of employees towards the turnover of sales of the
coconut fiber-broom industry at Sendangsari Village, District of Pengasih, Kulon
Progo Regency, Yogyakarta.
The type of this study is an explanatory research conducted in November
2012. The population of this study were 63 coconut fiber-broom industry
entrepreneurs. Technique of taking samples was random sampling technique. The
data collection was an interview method. The data were analyzed by using a
multiple regression test.
The results of research show that : (1) The selling price doesn’t affect the turnover
of sales of the coconut fiber-broom industry, (2) The raw materials cost affects the
turnover of sales of the coconut fiber-broom industry, (3) The number of
employees affects the turnover of sales of the coconut fiber-broom industry. The
number of employees is the variable which has the biggest impact on the turnover
of sales of the coconut fiber-broom industry. The value of Adjusted R Square in
this research is 0,854, it means that the impact of the independent variable (selling
price, raw materials cost, and the number of employees) towards the dependent
variable (selling turnover) is as much as 85,4%, or the independent variable
variation used (selling price, raw materials cost, and the number of employees) is
as much as 85,4% towards the dependent variable variation (selling turnover).
Meanwhile the other 14,6% represents the other variables which are axcluded
inthis research model.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
kemurahan, berkat, dan penyertaan-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan, doa, dan dukungan dari
banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
a. Allah, Bapa, Putera, dan Roh Kudus atas segala hal yang dianugerahkan
kepada penulis.
b. Bapakku Eusebius Sugiharsono (Alm) dan Ibuku Theresia Sri Hartati, S.Pd.
c. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
d. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd.,M.Sc. selaku Dosen
Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan
semangat.
e. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi.
f. Seluruh dosen dan Ibu Titin, serta seluruh pihak administrasi Program Studi
Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

g. Keluarga besar Prodi Pendidikan Ekonomi angkatan 2007 terimakasih atas
suka duka dan kebersamaannya selama penulis menjalani studi di Universitas
Sanata Dharma.
h. Anabela Da Silva yang terkadang menjadi motivasi penulis dan sangat amat
serta terlalu sering mengganggu pikiran penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini, sehingga kuliah menjadi berantakan, serta skripsi ini tertunda lama dalam
proses penyelesaiannya.
i. Adikku de yuni yang telah membantu abstrack dan teman-teman di
lingkunganku seperti Sri Kuntarto (pknt) , Sigit Nahrowi (unthul), dan Sofyan
Effendi (78) yang semakin hari semakin valid saja, terimakasih atas semua
dukungan dan sandung srimpetnya.
j. Bapak ibu pengusaha sapu dari sabut kelapa di Desa Sendangsari, Kecamatan
Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, DIY, terimakasih atas kesabaran,
keramahan, kerjasama, dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, akan tetapi
penulis berharap semoga skripsi ini tetap bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Yogyakarta, 15 Februari 2013

Timotius Hendra Armanta

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................
HALAMAN MOTTO ...............................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................
ABSTRAK ...............................................................................................
ABSTRACK.............................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
BAB I

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
xv
xvii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................

1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 11
C. Definisi Operasional ................................................................. 11
D. Batasan Masalah....................................................................... 12
E. Tujuan Penelitian...................................................................... 12
F. Manfaat Penelitian.................................................................... 13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Produksi .......................................................................... 14
B. Omset Penjualan....................................................................... 23
C. Harga Jual ................................................................................ 25
D. Biaya Bahan Baku .................................................................... 29
E. Tenaga Kerja ............................................................................ 35
F. Hasil Peneliti Yang Relevan ..................................................... 41
xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Kerangka Teoritik..................................................................... 41
H. Hipotesis Penelitian .................................................................. 43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 44
C. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 45
D. Populasi dan Sampel................................................................. 45
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................ 46
F. Data yang diperlukan ................................................................ 47
G. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 48
H. Uji Prasarat............................................................................... 49
I. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 49
J. Teknik Analisis Data ................................................................ 52
BAB IV

GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian......................................... 57
B. Kependudukan .......................................................................... 58
C. Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya..................................... 60
D. Awal Berdirinya Industri Sapu Dari Sabut Kelapa .................... 61
E. Gambaran Responden Pemilik Industri ..................................... 62
F. Gambaran Tentang Harga Jual .................................................. 64
G. Gambaran Bahan Baku ............................................................. 65
H. Gambaran Tenaga Kerja ........................................................... 66
I. Gambaran Pesaing .................................................................... 66
J. Kendala yang Dihadapi............................................................. 68

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif .................................................................... 69
B. Hasil Uji Normalitas ................................................................. 75
C. Hasil Uji Linearitas .................................................................. 77
D. Hasil Uji Heterokedastisitas...................................................... 78
E. Hasil Uji Autokorelasi .............................................................. 81
F. Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................ 82
G. Hasil Uji F ................................................................................ 84
H. Hasil Uji T-test ......................................................................... 85
I. Analisis Regresi Berganda ........................................................ 87
J. Pembahasan .............................................................................. 90

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 97
B. Saran-saran ............................................................................... 99
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 100

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

I.1

Kriteria UMKM menurut UU Nomor 20 Tahun 2008

I.2

Statistik Perkebunan Indonesia 2009-2011

IV.1

Jumlah Penduduk Desa Sendangsari Tahun 2010

IV.2

Jumlah Penduduk Desa Sendangsari Berdasarkan Usia Tahun 2010

IV.3

Jumlah Penduduk Desa Sendangsari Berdasarkan Usia Kelompok Kerja
Tahun 2010

IV.4

Jumlah Penduduk Desa Sendangsari Berdasarkan Usia Tahun 2010

IV.5

Jumlah Penduduk Desa Sendangsari Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun
2010

IV. 6 Jumlah Penduduk Desa Sendangsari Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2010
IV. 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
IV.8

Karakteritik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

V.1

Data Pengusaha Sapu dari Sabut Kelapa

V.2

Data Hasil Penelitian Sapu dari Sabut Kelapa

V.3

Hasil Uji Normalitas Sapu dari sabut kelapa (Kolmogorov – Smirnov)

V.4

Hasil Uji Linearitas

V.5

Hasil Uji Heterokedastisitas (Spearman Rank)

V.6

Hasil Uji Autokorelasi Sapu dari sabut kelapa (Durbin – Watson)

V.7

Hasil Uji Multikolinieritas Sapu dari sabut kelapa

V.8

Hasil Uji F

V.9

Hasil Uji T

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

V.10

Persamaan Linear Berganda untuk Omset penjualan

V.11

R Square dan Adjusted R Square

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

I.

Surat Ijin Penelitian

II.

Pedoman Wawancara

III.

Hasil Data Penelitian

IV.

Hasil Uji - Uji

V.

Gambar Berbagai Produk Sapu Dari Sabut Kelapa

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia kaya akan
bahan-bahan mentah yang sangat berpotensi sebagai sebuah negara industri
yang akan terus maju jika dikembangkan dengan benar. Semua kekayaan alam
yang ada di Indonesia tidak terlepas dari kesuburan tanah dan iklim yang baik,
yang mampu ditanami berbagai jenis tanaman dalam kategori pertanian dan
perkebunan yang melimpah.
Namun kita ketahui bahwa beberapa tahun belakangan ini terjadi
pemanasan global (global warming), yang menyebabkan keadaan suhu dan
cuaca di bumi menjadi kurang baik dalam hubungannya dengan pertanian
ataupun perkebunan yang berdampak langsung pada kemerosotan hasil
pertanian dan perkebunan, yang juga mempengaruhi perindustrian di
Indonesia. Cuaca ekstrim merupakan salah satu dampak dari pemanasan
global yang memicu kemerosotan hasil pertanian dan perkebunan, yang mana
sangat berpengaruh besar bagi masyarakat terutama yang bermata pencaharian
di bidang pertanian dan perindustrian.
Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
(UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar.
Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan
krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok usaha

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

mikro, kecil dan menengah yang melibatkan banyak kelompok. Kriteria usaha
yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah diatur dalam
hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah (UMKM) menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) digolongkan berdasarkan jumlah aset
dan Omset yang dimiliki oleh sebuah usaha.

No

Usaha

1
2

Tabel I.1
Kriteria UMKM
Kriteria
Asset

Omset

Usaha Mikro

Maks. 50 Juta

Maks. 300 Juta

Usaha Kecil

> 50 Juta – 500 Juta

> 300 Juta – 2,5 Miliar

> 500 Juta – 10 Miliar

> 2,5 Miliar – 50 Miliar

3 Usaha Menengah

Sumber : UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Industri sendiri merupakan senjata bagi sebuah negara dalam
mencapai kemajuan yang seharusnya mampu dikembangkan, karena pada
dasarnya negara Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk
memajukan sektor industrinya. Apalagi jika dilihat dari beraneka ragamnya
bahan mentah dan sumber daya alamnya yang sangat melimpah, maka
Indonesia bisa menjadi sebuah Negara industri yang besar disamping menjadi
negara agraris yang sudah dikenal selama ini.
Industri sapu dari sabut kelapa merupakan salah satu contoh
industri di pedesaan yang bisa menjadi komoditi ekspor, sehingga akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

memberikan pengaruh bagi pendapatan keluarga yang memproduksi sapu dari
sabut kelapa. Sebagai contoh usaha pembuatan sapu yang ada di Desa
Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, DIY ini telah
memasarkan hasil produksinya yang berupa sapu dari sabut kelapa ini sampai
ke kota-kota di luar Yogyakarta seperti Kebumen, Cilacap, Indramayu, dan
kota-kota lainnya di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Oleh karena
sabut kelapa merupakan bahan baku bagi industri sapu, matras, jok mobil, tali
da n

lain-lain,

maka

pengembangan

industri

ini

akan

mendorong

berkembangnya industri pengguna sabut kelapa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi omset penjualan industri sapu
dari sabut kelapa yang pertama adalah kualitas produk, dimana Pembeli akan
membeli produk yang berkualitas, bebas dari kerusakan ataupun kecacatan
saat sampai di tangan pelanggan. Hal ini menunjukan bahwa seorang pembeli
akan memilih suatu produk yang memiliki mutu yang baik, sehingga produk
yang didapat lebih lama digunakan. Kemudian yang kedua adalah kualitas
pelayanan, yang dimaksud adalah kualitas pelayanan yang ramah, ketepatan
waktu penyampaian, serta menggunakan sistem yang mudah dipahami para
pelanggan, sehingga produk serta pelayanan yang diberikan dapat memenuhi
harapan pelanggan. Kemudian faktor yang ketiga adalah harga produk. Harga
produk maupun biaya pelayanan disesuaikan dengan kondisi pasar saat ini,
serta disesuaikan dengan nilai produk atau jasa yang ditawarkan. Karena
pelanggan akan membandingkan antara biaya yang dikeluarkan dengan
manfaat yang diperoleh dari suatu produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

Sebagai negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi
tanah yang bagus, Indonesia memiliki lahan perkebunan kelapa terluas di
dunia, dengan luas areal mencapai 3,86 juta hektare (ha) atau 31,2 persen dari
total areal dunia sekitar 12 juta ha. Sebagian besar (98%) dari total luas
perkebunan kelapa di indonesia merupakan perkebunan rakyat, dan sisanya
berupa perkebunan negara dan perkebunan swasta.
Persebaran kebun kelapa hampir merata di seluruh Indonesia, dengan
sebaran terbanyak berada di Sumatera mencapai 34,5%, Jawa 23,2%,
Sulawesi 19,6%, Bali, NTB dan NTT 8,0%, Kalimantan 7,2%, Maluku, dan
Papua 7,5% (Deptan, 2005). Bila dilihat menurut propinsi, kebun kelapa
terluas berada di propinsi Riau (15,28%), disusul Jawa Tengah (7,68%), Jawa
Timur (7,67%), Sulawesi Utara (7,27%), Sulawesi Tengah (4,78%), dan Jawa
Barat (4,60%), serta beberapa derah lainnya. Total produksi kelapa tahun 2007
mencapai 3,3 juta ton setara kopra, atau sebesar 29,8% dari total produksi
dunia sebesar 10,3 juta ton (APCC, 2008). Produksi kelapa terbesar kedua
adalah Philipina 2,10 juta ton (18%), India 1,85 juta ton (17,1%), Srilangka
0,51 juta ton (5,0%), Papua Nugini 0,17 juta ton (2,0%), dan negara lainnya
2,39 juta ton (28,1%). (www.dekindo.com).
Sedangkan khusus untuk Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan
awal tahun 2012 ini telah menggunakan lahan untuk perkebunan kelapa yang
juga merupakan perkebunan rakyat dengan rincian sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

Wilayah Potensi Pengembangan Komoditi Kelapa Update 21-2-2012

No

Tabel 1.2
Statistik Perkebunan Indonesia 2009-2011
Nama Daerah
Luas Lahan

1

Kabupaten Bantul

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 10.565
Status Lahan: Perkebunan Rakyat

2

Kabupaten Gunungkidul

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 9.998
Status Lahan: Perkebunan Rakyat

3

Kabupaten Kulonprogo

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 17.740
Status Lahan: Perkebunan Rakyat

4

Kabupaten Sleman

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 5.498
Status Lahan: Perkebunan Rakyat

5

Kota Yogyakarta

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 29
Status Lahan: Perkebunan Rakyat

Sumber: Badan Statistik Perkebunan Indonesia 2009-2011

Dengan melihat data tersebut, maka DIY memiliki potensi yang
besar dalam mengolah kelapa menjadi beraneka ragam makanan dan
kerajinan/industri yang mampu dikembangkan oleh masyarakat yang memiliki
keterampilan dalam mengolah setiap bagian dari pohon kelapa. Bahkan setiap
kabupaten yang ada di DIY memiliki lahan perkebunan yang bisa
dimanfaatkan masyarakat sebagai mata pencaharian selain sebagai petani pada
umumnya. Jadi salah satu usaha yang dapat dijalankan adalah mengelola sabut
kelapa menjadi sapu, yang mana dengan melihat jumlah luas perkebunan yang
ada di DIY menjadikan industri sapu mampu bertahan dan terus berkembang.
Hal ini juga didukung oleh mudahnya mendapatkan bahan baku tanpa harus
mencari ke luar daerah.
Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting baik ditinjau dari
aspek ekonomi maupun sosial budaya. Sabut kelapa merupakan hasil samping,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa. Dari aspek teknologi,
pengolahan serat sabut kelapa relatif sederhana yang dapat dilaksanakan oleh
usaha-usaha kecil. Adapun kendala dan masalah dalam pengembangan usaha
kecil dan menengah industri pengolahan serat sabut kelapa adalah
keterbatasan modal, akses terhadap informasi pasar, dan pasar yang terbatas,
serta kualitas sabut yang masih belum memenuhi persyaratan.
Di jaman yang serba modern ini banyak sekali orang yang
menganggap bahwa industri yang berbahan baku dari sabut kelapa ini kurang
diperhatikan kegunaannya, hal ini dikarenakan banyak orang yang
menganggap bahwa sabut kelapa merupakan bahan yang kotor dan susah
untuk dijadikan suatu barang yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, saat ini hanya sedikit orang yang mau memanfaatkan sabut
kelapa untuk dijadikan industri kecil yang utama dalam menambah
penghasilan keluarga. Padahal kita ketahui bahwa pengolahan sabut kelapa ini
merupakan peluang usaha yang sangat berpotensi mengingat ketersediaan
bahan baku di Indonesia yang melimpah dan mudah didapat, serta mampu
menambah penghasilan keluarga.
Dari aspek sosial ekonomi atau manfaat sosial ekonomi, bahan
baku sabut kelapa yang awalnya hanya merupakan limbah dari industri
pengolahan kopra/pedagang buah kelapa, setelah dikelola menjadi industri
pembuatan sapu, sabut ini akan memberikan nilai ekonomis yang lebih
bermanfaat, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani/pedagang buah
kelapa. Pemanfaatan sabut kelapa sebagai bahan baku industri, akan menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

komoditi perdagangan yang dapat membuka lapangan/kesempatan kerja baru,
seperti pedagang pengumpul sabut kelapa serta usaha jasa transportasi.
Karakteristik industri kecil pengolahan sabut kelapa ini secara
umum tidak sepenuhnya menggunakan mesin/peralatan dalam proses
produksinya, khususnya pada tahap pembersihan dan pengeringan. Pada
kondisi teknologi produksi yang seperti ini, bisa membutuhkan tenaga kerja
sekitar 5 – 20 orang, dengan jam kerja sekitar 6 – 8 jam per hari.
Manfaat

Regionalnya,

secara

umum

keberadaan

da n

pengembangan industri sabut kelapa memberikan dampak yang positif bagi
wilayah sekitarnya. Dengan terbukanya peluang kerja serta peningkatan
pendapatan masyarakat, yang sekaligus menjadi peningkatan pendapatan
daerah, merupakan dampak positif dari pengembangan industri sabut kelapa.
Aspek dampak lingkungan dari industri pengolahan sabut kelapa
tidak menghasilkan limbah cair maupun gas. Limbah yang terjadi hanya
dalam bentuk fisik, yaitu berupa gabus sabut kelapa. Dimana gabus ini masih
mempunyai nilai ekonomis, karena gabus dapat digunakan sebagai media
tanam diantaranya untuk tanaman jamur dan lain-lain.
Meskipun Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar
di dunia, namun pangsa pasar serat sabut kelapa masih sangat kecil.
Kecenderungan kebutuhan dunia terhadap serat kelapa yang meningkat, dan
perkembangan jumlah serta keragaman industri di Indonesia yang berpotensi
dalam menggunakan serat sabut kelapa sebagai bahan baku/bahan pembantu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

merupakan potensi yang besar bagi pengembangan industri pengolahan sabut
kelapa.
Banyak usaha kecil pada saat sekarang ini saling bersaing,
terutama pada industri yang memproduksi produk sejenis. Hal tersebut bagi
industri kecil merupakan ancaman yang harus segera ditindak lanjuti karena
secara langsung akan mempengaruhi kelangsungan hidup usahanya,
mengingat penjualan dari produk yang dihasilkan merupakan sumber
pendapatan utama bagi perusahaan atau industri kecil tersebut. Untuk
mengatasi hal itu, pengusaha dituntut untuk antisipatif terhadap segala
kemungkinan yang terjadi dalam persaingan. Salah satunya adalah penentuan
harga jual. Penentuan harga jual yang tidak tepat sering berakibat fatal pada
masalah keuangan perusahaan,
usaha perusahaan.

Ketidaktepatan

dan akan mempengaruhi kontinuitas
tersebut

akan

menimbulkan

resiko

pada perusahaan, misalnya kerugian yang terus menerus atau menimbunnya
produk di gudang karena macetnya pemasaran. Untuk itu setiap perusahaan
harus menetapkan harga jualnya secara tepat, karena harga merupakan satusatunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau
pendapatan bagi perusahaan. Pada hakekatnya perusahaan dalam menjual
produknya harus dapat mencapai keuntungan yang diharapkan, sehingga
perusahaan dalam menjual produknya harus menetapkan harga jual.
Pada dasarnya dalam keadaan normal, harga jual produk atau jasa
harus dapat menutup biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa
dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Biaya penuh merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

total pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan produk atau jasa,
sehingga semua pengorbanan ini harus dapat ditutup oleh pendapatan yang
diperoleh dari penjualan produk atau jasa. Disamping itu, harga jual harus
pula dapat menghasilkan laba yang memadai, sepadan dengan modal/investasi
yang ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa.
Biaya bahan baku termasuk biaya produksi yang juga harus
diperhitungkan. Bahan baku merupakan bahan dasar yang digunakan untuk
membuat suatu barang melalui proses produksi sehingga menjadi produk
setengah jadi maupun produk jadi (Herjanto, 2004). Bahan baku dalam
pembuatan sapu dari sabut kelapa ini meliputi sabut kelapa sebagai bahan
baku utama, kemudian ada tongkat, paku, tali sebagai bahan pelengkapnya.
Semakin bahan baku bisa didapatkan dengan harga yang murah
dan berkualitas baik, maka akan menjadikan produsen meraih keuntungan
yang lebih banyak lagi. Namun bahan baku yang diinginkan tidaklah selalu
stabil dalam memperolehnya, apalagi dengan kondisi lingkungan dan cuaca
yang berubah-ubah, tentu saja hal ini juga menjadi salah satu hambatan yang
mempengaruhi omset penjualan sapu yang berbahan baku dari sabut kelapa
ini.
Selain bahan baku yang dapat menjadi hambatan adalah tenaga
kerja. Keterampilan tenaga kerja dalam mengolah dan menciptakan produk
akan sangat mempengaruhi omset penjualan. Selain itu jumlah tenaga kerja
yang terbatas juga akan mengurangi jumlah produk yang dihasilkan. Alangkah
baiknya jika dalam suatu industri terdapat jumlah tenaga kerja yang cukup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

yang disertai dengan keterampilan yang memadai dalam mengolah bahan
baku menjadi barang jadi yang siap dipasarkan di masyarakat.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Bab I
pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Menurut Chaniago (2001) memberikan pendapat tentang omset
penjualan adalah: "Keseluruhan jumlah pendapatan yang didapat dari hasil
penjulan suatu barang/jasa dalam kurun waktu tertentu". Berdasarkan
pendapat itu para pengusaha dituntut untuk selalu meningkatkan omset
penjualannya.
Setiap industri memiliki potensi untuk meningkatkan omset
penjualan, namun terkadang banyak kendala yang harus dihadapi oleh setiap
pengusaha untuk tetap mampu mempertahankan industrinya, baik itu kendala
dari dalam seperti tenaga kerjanya, atau bisa juga kendala dari luar seperti
kesulitan dalam memperoleh bahan baku dan menentukan pangsa pasar.
Dari masalah di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana
pengaruh harga jual, biaya bahan baku, jumlah tenaga kerja terhadap omset
penjualan industri sapu dari sabut kelapa di Desa Sendangsari, Kecamatan
Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, DIY.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka untuk mempermudah
dalam pembahasan penelitian ini perlu disederhanakan dalam sebuah bentuk
rumusan masalah, yaitu :
1. Seberapa besar pengaruh harga jual terhadap omset penjualan sapu dari
sabut kelapa?
2. Seberapa besar pengaruh biaya bahan baku terhadap omset penjualan sapu
dari sabut kelapa?
3. Seberapa besar pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap omset penjualan
sapu dari sabut kelapa?
4. Seberapa besar pengaruh harga jual, biaya bahan baku, dan jumlah tenaga
kerja terhadap omset penjualan sapu dari sabut kelapa?

C. Definisi Operasional
1. Harga jual adalah harga produk sapu dari sabut kelapa yang ditentukan
oleh produsen. Harga jual produk sapu yang ditawarkan produsen ini
dimulai dari harga yang terendah yaitu Rp 3.000, sampai dengan harga
tertinggi yaitu Rp 8.000.
2. Bahan baku adalah total biaya yang dikeluarkan pengusaha untuk
memproduksi industri sapu dari sabut kelapa per unit. Bahan baku tersebut
meliputi sabut kelapa, tongkat sapu, paku, tali, dan anthok.
3. Tenaga kerja adalah banyaknya orang yang bekerja pada industri sapu dari
sabut kelapa, yang meliputi jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

4. Omset penjualan adalah keseluruhan dalam penjualan barang/jasa dalam
kurun waktu tertentu yang dihitung berdasarkan uang yang diperoleh.
Omset penjualan dapat dihitung dalam waktu per hari, per minggu, dan per
bulan.

D. Batasan Masalah
Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap omset penjualan
pa da

industri

sapu

dari

sabut

kelapa,

diantaranya

adalah

strategi

pemasarannya, modal, kemudian ada barang substitusi yang lebih baik,
pesaing yang banyak, terbatasnya akses pasar, kualitas bahan baku yang
belum memenuhi syarat, dan sebagainya.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti membatasi penelitian
dalam hal “Pengaruh Harga Jual, Biaya Bahan Baku, dan Jumah Tenaga Kerja
Terhadap Omset Penjualan Industri Sapu Dari Sabut Kelapa”.

E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh harga jual terhadap omset penjualan pada
industri pembuatan sapu dari sabut kelapa.
2. Untuk mengetahui pengaruh biaya bahan baku terhadap omset penjualan
pada industri pembuatan sapu dari sabut kelapa.
3.

Untuk mengetahui pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap omset
penjualan pada industri pembuatan sapu dari sabut kelapa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

4. Untuk mengetahui pengaruh harga jual, biaya bahan baku, dan jumlah
tenaga kerja terhadap omset penjualan pada industri pembuatan sapu dari
sabut kelapa.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat Sekitar
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat, bahwa dengan adanya usaha pembuatan sapu dari sabut
kelapa dapat memberikan contoh positif bagi masyarakat sekitar untuk
mencoba mendirikan industri sebagai mata pencaharian tambahan selain di
bidang pertanian seperti di desa-desa lain pada umumnya.
2. Bagi Penulis
Untuk Menambah pengetahuaan dan sarana berlatih dalam menerapkan
teori yang didapat selama mengikuti perkuliahaan dengan kenyataan yang
terjadi di dalam dunia industri.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah referensi mengenai
industri kecil/rumah tangga di perpustakaan Universitas Sanata Dharma,
khususnya bagi mahasiswa yang berminat membuka industri kecil/rumah
tangga di sekitar tempat tinggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Produksi
1. Pengertian Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi
output. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat
dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi
tertentu (Sugiarto dkk, 2002). Produksi dapat digambarkan sebagai berikut :
Input
(kapital, tenaga
kerja, tanah dan
sumber alam,
keahlian
keusahawanan)

Fungsi Produksi
(dengan teknologi
tertentu)

Output
(barang atau
jasa)

2. Pengertian Fungsi Produksi dan Fungsi Penerimaan
Fungsi produksi menetapkan bahwa suatu perusahaan tidak bisa
mencapai suatu output yang lebih tinggi tanpa menggunakan input yang
lebih banyak, dan suatu perusahaan tidak bisa menggunakan lebih sedikit
input tanpa mengurangi jumlah outputnya. Pada umumya terdapat dua
batasan yang umum, yaitu harus cukup singkat sehingga pengusaha tidak
sanggup mengubah tingkatan input tetapnya, dan cukup singkat sehingga
bentuk produksi tidak diubah melalui perbaikan teknologi. Berdasarkan
definisi diatas maka fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input
dengan output (Joesron dan Fathorrazi, 2012).

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

Untuk memproduksi barang dan jasa, perusahaan memerlukan
faktor-faktor produksi. Teori produksi membahas hubungan antara input dan
output atau hubungan antara kuantitas produksi dan faktor-faktor produksi
yang digunakan untuk memproduksi. Hubungan ini dapat dinyatakan
sebagai berikut: Q = f (K,L,T,N).
Dimana Q adalah kuantitas output yang dapat diproduksi, K adalah
faktor capital, L adalah faktor tenaga kerja, T adalah teknologi, dan N adalah
tanah. Jadi kuantitas yang diproduksi merupakan fungsi atau dipengaruhi
oleh kuantitas dan kualitas fakor-faktor produksi atau input yang digunakan
untuk memproduksinya. (Faried Wijaya, 1991:210).
Hubungan input output atau fungsi produksi bersama-sama dengan
harga-harga input maka dapat diperoleh biaya produksi untuk masingmasing tingkat output. Dengan mengalikan harga input dengan kuantitas
input yang digunakan untuk memproduksi sejumlah output tertentu, maka
diperoleh besarnya biaya total untuk memproduksi sejumlah output tersebut.
Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa
penerimaan atau revenue atau total revenue. Pengertian revenue atau
penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan
barang pada tingkat tertentu. Secara matematik total revenue dirumuskan
sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

TR= PQ
Keterangan :
TR

= Penerimaan Total.

P

= Harga Barang.

Q

= Jumlah barang yang dijual.

Penerimaan rata-rata (AR) adalah penerimaan rata-rata tiap unit produksi
dapat dirumuskan sebagai berikut : AR=TR/Q, kemudian penerimaan
marginal atau marginal revenue adalah tambahan penerimaan sebagai akibat
dari tambahan produksi dapat dirumuskan sebagai berikut :
MR=∆TR/∆Q atau turunan dari TR.
Keterangan :
MR

= Marginal revenue.

∆TR

= Tambahan penerimaan.

∆Q

= Tambahan Produksi.

Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC) dapat diketahui
beberapa kemungkinan diantaranya :
TR < TC

= Keadaan untung/laba.

TR = TC

= Keadaan Break event point.

TR > TC

= Keadaan rugi.

3. Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Untuk menghasilkan jumlah output yang tertentu, perusahaan harus
menentukan kombinasi pemakaian input yang sesuai. Jangka waktu analisis
terhadap perusahaan yang melakukan kegiatan produksi dapat dibedakan
menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Analisis terhadap kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

produksi perusahaan dikatakan berada dalam jangka pendek apabila
sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya (fixed input).
Dalam jangka pendek tersebut perusahaan tidak dapat menambah
jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap
tetap biasanya adalah modal seperti mesin dan peralatannya, bangunan
perusahaan, dan lain-lain. Sedangkan faktor produksi yang dimisalkan dapat
mengalami perubahan (variable input) misalnya adalah tenaga kerja.Waktu
yang dipandang sebagai jangka pendek berbeda-beda dari satu perusahaan
ke perusahaan lainnya.
Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan. Berarti dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat
ditambah, penggunaan mesin-mesin dapat dirombak dan ditingkatkan
efisiensinya, jenis-jenis komoditas baru dapat dihasilkan, dan sebagainya
(Sugiarto dkk, 2002).
4. Teori Penawaran
Dalam ilmu ekonomi, istilah penawaran (supply) mempunyai arti
yang menunjukkan pada jumlah barang yang dijual. Menurut T. Gilarso
(2001 : 27) Penawaran adalah jumlah dari suatu barang tertentu yang mau
dijual pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu,
ceteris paribus. Dari perumusan diatas dapat dipahami bahwa pengertian
penawaran menunjuk pada hubungan fungsional antara jumlah yang akan
dijual (Qs) dan harga persatuan (P): berapa jumlah barang yang ditawarkan
dipengaruhi oleh harga barang yang bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

5. Hukum Penawaran
Cateris paribus, produsen atau penjual cenderung menghasilkan dan
menawarkan lebih banyak pada harga yang tinggi daripada harga yang
rendah. Hal tersebut disebabkan karena ada tiga alasan sebagai berikut:
a. Pengaruh penghasilan
Makin tinggi harga jual makin banyak penerimaan/pendapatan dan ia
akan semakin bersedia menjual lebih banyak. sebaliknya, semakin rendah
harga jual, ia semakin tidak terdorong untuk menjual banyak (income
effect).
b. Pengaruh substitusi
Jika harga jual suatu barang tidak cukup tinggi untuk menutup
semua biaya produksinya, maka tenaga dan modal produsen lebih baik
dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang lain, yang lebih
menguntungkan. Sebaliknya, jika harga jual suatu barang relatif tinggi
sehingga produksinya mendatangkan keuntungan, lebih baik produsen
yang terdorong untuk memasuki bidang usaha itu: harga yang lebih tinggi
menimbulkan tambahan jumlah yang akan dijual.
c. Pengaruh biaya produksi
Jika jumlah produksi diperbesar, biaya produksi juga akan
bertambah. Tetapi pertambahan biaya itu tidak selalu proporsional (law of
diminishing returns). Bertambahnya biaya yang diperlukan untuk
menambah produksi menyebabkan para produsen pada umumnya hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

bersedia memperbesar jumlah yang ditawarkan (dalam jangka pendek)
pada harga jual yang lebih tinggi.
d. Elastisitas penawaran
Kurva penawaran menggambarkan hubungan yang terdapat antara
harga (P) suatu barang dengan jumlah yang akan dijual (Qs). Jika harga
pasar tinggi, para produsen akan bersedia menjual lebih banyak daripada
jika harga rendah. Tetapi tidak setiap barang dapat segera ditambah
jumlahnya. Untuk mengukur cepat lambatnya jumlah yang ditawarkan
(Qs) disesuaikan dengan perubahan harga ini merupakan pengertian dari
elastisitas penawaran (elasticity of supply). Elastisitas penawaran dapat
dihitung dengan rumus seagai berikut:
Koefisien penawaran ε atau ή =

%ΔQs
%ΔP



ΔQs
ΔP

×

P



Faktor-faktor yang terpenting yang mempengaruhi elastisitas
penawaran adalah waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan produksi
dengan perubahan permintaan masyarakat, dan biaya produksi kalau
produksi diperbesar maupun diperkecil.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran dengan
anggapan cateris paribus (Gilarso, 2001:31) :
1) Pengaruh harga terhadap penawaran
Menurut T. Gilarso (2001 : 70) harga suatu barang adalah nilai
(tukar) barang tersebut dinyatakan atau diukur dengan uang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

Penawaran suatu barang dipengaruhi dengan adanya perubahan harga
pasar yang terjadi. Jika harga pasar tersebut naik maka produsen akan
menambah jumlah yang ditawarkan, tetapi jika harga rendah/turun
produsen akan mengurangi jumlah yang ditawarkan. Setiap industri
maupun perusahaan akan menggunakan kesempatan menambah
jumlah yang ditawarkan ketika harga pasar naik karena industri
maupun perusahaan bertujuan mencari laba/keuntungan yang sebesarbesarnya.
2) Harga faktor-faktor produksi
Harga faktor-faktor produksi akan mempengaruhi jumlah barang
yang ditawarkan. Karena jika harga-harga faktor produksi naik maka
produsen dalam mengeluarkan uang juga naik sehingga menurunkan
angka penawaran, sedangkan saat harga turun dalam pengeluaran
uangnya juga turun sehingga menaikkan angka penawarannya.
Pengeluaran uang untuk membeli faktor-faktor produksi tersebut yang
dinamakan dengan biaya produksi. Para produsen menawarkan atau
menjual

barang

yang

dihasilkan

dengan

tujuan

memperoleh

keuntungan yang maksimal. Keuntungan adalah selisih antara harga
jual produk dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Makin besar
keuntungan makin banyak barang yang ditawarkan. Memaksimalkan
keuntungan tersebut dengan melihat harga faktor produksinya, jika
harga faktor naik maka produsen mengurangi penawarannya, tetapi
jika harga turun produsen menaikkan penawarannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

3) Pengaruh teknologi produksi terhadap penawaran
Kemajuan

teknologi

dapat

mengurangi

biaya

produksi

mempertinggi produktifitas, mutu dan menciptakan barangbarang baru.
Ini akan mendorong kenaikan penawaran. Penggunaan teknik produksi
yang lebih efisien menyebabkan penurunan biaya produksi selanjutnya
menaikkan penawaran. Tetapi sebaliknya penggunaan teknologi yang
kurang efisien akan menyebabkan penurunan penawaran.
4) Pengaruh Pajak dan Subsidi terhadap penawaran
Pengenaan pajak menyebabkan kenaikan biaya produksi dan
sebaliknya pemberian subsidi akan menurunkannya. Jadi pengenaan
pajak akan menurunkan penawaran sedangkan pemberian subsidi akan
menaikkan penawaran.
5) Perkiraan orang tentang masa yang akan datang
Perkiraan orang tentang masa yang akan datang juga berpengaruh
terhadap jumlah yang ditawarkan dalam berbagai harga. Kalau di
perkirakan bahwa harga akan naik maka produsen atau penjual akan
menunggu kenaikan harga tersebut. Tetapi jika di perkirakan harga
akan turun maka produsen atau penjual akan segera menjual produk
tersebut.
6) Pengaruh laba terhadap penawaran
Perusahaan

adalah

organisasi

yang

berorientasikan

pada

laba/keuntungan (profit oriented) yang membeli faktor produksi atau
jasa dan menjual hasil produksinya berupa barang atau jasa. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

Gilarso (2001:150), laba adalah selisih antara penerimaan total dan
jumlah semua biaya.
Grafik
P

TC
TR

Q
Dalam grafik di atas, besarnya laba pada berbaga