Pengenalan Citra Baru untuk Setrasari Foto Studio.

(1)

iii

ABSTRAK

Latar belakang dari dibuatnya Tugas Akhir ini adalah Setrasari Foto Studio yang terletak di Bancung merupakan sebuah studio foto biasa yang memiliki banyak pesaing, sehingga konsumen yang datang berkurang, sehingga omset penjualan pun menurun. Oleh karena itu pemilik ingin menerapkan citra dan identitas baru pada studio foto tersebut. Untuk mewujudkannya diperlukan citra yang bisa bersaing dengan studio lain yang ada di Bandung. Untuk itu, harus dilakukan analisis terhadap kajian teoritik dan empirik mengenai dunia fotografi, bisnis studio foto dan

konsumen yang menjanjikan bagi bisnis studio foto. Setelah meninjau dan menganalisa, citra yang baru pun mulai bisa dibentuk, citra studio diarahkan pada target remaja yang ditinjau dari karakternya yang beranekaragam. Maka studio foto dibuat dengan identitas pelayanan tema yang beraneka ragam, sesuai dengan karakter remaja. Desain grafis dimanfaatkan untuk membantu pengenalan citra tersebut. Diharapkan dengan promosi dan pengenalan terhadap citra studio, masalah pun dapat teratasi.


(2)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Pernyataan Hasil Karya Pribadi ………... ii

Abstrak.. ... iii

Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih ………...iv

Daftar Isi ...vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar... x

BAB 1 PENDAHULUAN………...…1

1.1 3Latar Belakang...………..…… 1

1.2 Identifikasi Masalah ………..….2

1.3 Rumusan Masalah ………..……….. 2

1.4 Pembatasan Masalah ...3

1.5. Tujuan penciptaan ……….….4

1.6 Manfaat Penciptaan ……….………4

1.7 Metode Penciptaan ………...……...5

BAB 2 LANDASAN PENCIPTAAN………7

2.1 Kajian Pustaka ( Teoritik ) ………..7


(3)

vii

2.1.2 Karakter Manusia………...…………9

2.1.3 Analisis Dunia Fotografi……….…10

2.1.4 Prinsip Desain Komunikasi Visual………..11

2.1.5 Strategi Promosi : Figur Manusia Dalam Promosi ( iklan ) ..11

2.2 Tinjauan Faktual ( Empirik )...14

2.2.1 Tinjauan dunia bisnis fotografi dan layanan terhadap keinginan konsumen...14

2.3 Gagasan Awal ...16

2.3.1 Tinjauan target audience………16

2.3.1 Penetapan Target Audience ………...………17

2.3.2 Pentapan Konsep Studio Foto...19

2.3.3 Media Periklanan sebagai proses komunikasi...21

2.3.4 Kategori Media Periklanan...22

2.3.5 Proses Komunikasi...23

2.3.6 Membuat Media Promosi yang Menarik...23

2.3.7 Tahapan kerja ...24

BAB 3 KONSEP PENCIPTAAN... 24

3.1 Tema Penciptaan………...………… 25

3.1.1 Tema Penciptaan dikaitkan dengan DKV...28


(4)

viii

3.3 Kerangka Kerja untuk DKV pada proses pengenalan studio foto

...31

3.4 Strategi Promosi ………...……… 31

3.4.1 Strategi Komunikasi... 31

3.4.2 Strategi Media ...32

3.4.3 Strategi Kreatif...35

3.4.4 Strategi Visual ...36

3.4.5 Studi Target Audience...37

3.4.6 Studi Visual...41

BAB IV VISUALISASI KARYA...47

4.1 Konsep Visual ...47

4.2 Karya ...49

DAFTAR PUSTAKA ...53

LAMPIRAN...54

KOMENTAR DOSEN PENGUJI...59


(5)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Proses Komunikasi... 23

Tabel 3.1 Tabel Strategi Media ... 33

Tabel 3.2 Tabel Distribusi Media ... 34


(6)

x

DAFTAR GAMBAR


(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adanya sebuah studio foto & cuci cetak foto yang bernama Setrasari Photo & Studio, terletak di Jl. Ir. Sutami No 124F, Bandung 40164, dimana studio ini memberikan jasa pelayanan, pemotretan, dan cuci cetak ( manual dan digital) dan penjualan perlengkapan foto yang berasal dari Fuji Film. Studio ini memiliki target demografi untuk pria dan wanita semua usia, memiliki kelas sosial menengah ke bawah yang bertempat tinggal di Bandung,

Papan nama di depan toko Tampak depan Bagian dalam toko

Bagian dalam toko Pajangan di dalam toko Tempat mencetak foto Sumber : Data penulis, 2006

Gambar 1.1


(8)

2 Studio ini sebenarnya sudah memiliki konsumen yang tetap. Namun melihat

persaingan dari studio – studio foto yang ada pada saat ini, studio dengan konsep yang seperti dijelaskan di atas memiliki terlalu banyak pesaing, apalagi bila

dibandingkan dengan Jonas Photo yang mendominasi konsumen umum di Bandung saat ini, target audience untuk umum dari studio ini dirasa kurang maksimal

Selain itu, studio ini memiliki fasilitas pemotretan yang kurang mengikuti jaman, karena fasilitasnya masih dominan untuk kamera manual dan cuci cetak manual, sehingga bila dibandingkan dengan studio foto lain yang sudah beralih ke digital, studio ini kalah bersaing. Hal ini mempengaruhi jumlah pengunjung yang datang dan omset pendapatan, karena kebanyakan konsumen pada masa sekarang lebih banyak yang memilih teknologi digital. Sehingga tidak memenuhi alasan pengunjung untuk datang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berikut ini perincian masalah dari latar belakang yang ada :

• Studio Foto memiliki banyak pesaing, karena kesamaan konsep dan pelayanan yang ada pada studio lain, menyebabkan tidak maksimalnya konsumen yang datang

• Keinginan untuk memperbaiki studio foto agar memiliki identitas, konsep, dan citra yang baru supaya studio foto tersebut bisa lebih bersaing dan menarik banyak konsumen.

Target audience yang terlalu umum membuat kepuasan konsumen tidak maksimal.


(9)

3 • Banyaknya persaingan pada studio foto di Bandung mengharuskan sebuah

studio foto memiliki sesuatu yang unik dan berbeda supaya bisa menyaingi studio lainnya.

1.3 Rumusan Masalah

• Konsep, citra, dan identitas baru apa yang bisa ditawarkan supaya bisa menyaingi studio lain dan sesuai dengan target audience?

• Apa yang membuat studio ini unik atau berbeda dari studio yang lain? • Pendekatan apa saja yang bisa dilakukan supaya sasaran konsumen bisa

tercapai?

• Berapa usia dan karakter yang cocok sebagai target audience dari studio foto?

• Sarana komunikasi mana yang paling tepat untuk mempromosikan sebuah studio foto?

1.4 Pembatasan Masalah

Masalah dibatasi pada ruang lingkup proses penciptaan dan pengenalan citra baru pada studio foto, citra tersebut meliputi : konsep foto studio, target audience, penawaran fasilitas, identias inti ( logo ), serta promosi sebagai pengenalan dan perencanaanya. Pembatasan harus dilakukan karena masalah dari penciptaan sebuah studio foto baru menjadi terlalu luas dan tidak fokus bila dibahas secara keseluruhan. Oleh karena itu, pengerjaan dibatasi pada promosi sebagai proses pengenalan, karena untuk sebuah lahan usaha yang baru, promosi merupakan hal yang penting untuk dikerjakan, karena pada proses promosi kita bisa memperkenalkan studio foto baru


(10)

4 tersebut sekaligus menerapkan citra baru yang ditawarkan pada konsumen. Tanpa pengenelan, konsumen tidak akan mengetahui identitas baru dari studio.

Masalah juga dibatasi pada waktu promosi sebagai proses pengenalan tersebut. Dengan kata lain jangka waktu yang digunakan sebagai proses pengenalan harus digunakan secara maksimal untuk mengenalkan citra baru tersebut.Agar pada proses promosi kita bisa menyampaikan pada masyarakat pesan yang ingin disampaikan mengenai studio foto tersebut . Penyampaian pada konsumen menjadi hal yang penting bagi sebuah usaha.

1.5 Tujuan penciptaan

• Untuk membentuk studio foto yang memiliki citra, identitas, dan konsep yang baru, unik, dan bisa bersaing dengan studio lain yang ada di Bandung serta memanfaatkan peranan desain graphis dalam membentuk hal – hal tersebut. • Menjadikan studio foto menjadi studio yang memiliki citra dan fasilitas untuk

kalangan menengah ke atas.

• Memfokuskan penciptaan pada promosi pengenalan dari studio foto dan identitas – identitas yang diperlukan dalam mendukung promosi tersebut.

1.6 Manfaat Penciptaan

• Bisa menerapkan citra baru yang baik dan menjanjikan pada studio foto • Dengan merencanakan sebuah konsep yang baru dari sebuah studio foto,

diharapkan bisa memberikan warna yang berbeda bagi studio – studio foto yang telah ada di Bandung.


(11)

5 • Masyarakat yang menggunakan studio foto bisa memperoleh kepuasan yang

belum pernah didapat dari studio lain.

• Memberikan keuntungan yang lebih baik bagi studio foto itu sendiri • Memberikan kepuasan secara pribadi jika penerapan citra baru tersebut

berhasil direspon dengan baik oleh kensumen.

1.7 Metode Penciptaan

Berikut ini pendekatan yang akan dilakukan dalam proses penciptaan, yaitu melalui : • Kajian Pustaka ( Teoritik )

Data mengenai fotografi akan diambil dari buku, majalah, atau sumber tertulis yang berhubungan dengan prinsip desain, prinsip komunikasi visual, prinsip fotografi, perlengkapan fotografi, dunia bisnis fotografi dan fotografi modern yang menjadi trend saat ini.

Data mengenai konsumen akan diambil dari buku / sumber tertulis yang akan menganalisis perilaku konsumen pada dasarnya serta perilaku konsumen pada jaman sekarang ini.

Tinjauan Empirik

Tinjauan tentang bisnis fotografi dan layanan studio foto saat ini akan dianalisis melalui :

- Observasi, dilakukan ke studio-studio yang maju di Bandung , agar bisa melihat bisnis dan pelayanan yang direspon oleh masyarakat di Bandung.


(12)

6 - Wawancara atau memberikan kuisioner kepada pemilik – pemilik dari studio foto yang sukses di Bandung. Selain itu dilakukan juga wawancara dengan fotografer – fotografer yang sudah berpengalaman di dunia fotografi. - Meninjau konsumen di Bandung dengan melakukan wawancara dengan target yang diperkirakan sesuai.


(13)

53

DAFTAR PUSTAKA

Jefkins, Frank. Periklanan. Penerbit Erlangga, Jakarta, 1985

Kasali, Rhenald. Membidik Pasar Indonesia – Segmentasi Targeting Positioning. PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 2005

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002 Hurlock, Elisabeth B. Development Psychology A Life – Span Approach Fifth

Edition. Tara Mc GrAlfonzoaw – Hill Publishing Company LTD. New Delhi, 1980

Alfonzo. Makalah : Fotografi Sebagai Bahasa Komunikasi Visual ( Dan Kaitannya dengan Pemotretan Model Trend 2000). Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung.

Rahardja T, Riadi dkk. Modul Potrait Photography. Pelatihan Fotografi Program 1 Tahun Pusat Pelatihan Fotografi Jonas.

Rahardja T, Riadi dkk. Fotografi Dasar I. Pelatihan Fotografi Program 1 Tahun Pusat Pelatihan Fotografi Jonas.

Dyer, Gillian. Advertising as Communication. Methuen & Co.ltd, London & New York, 1982


(1)

Studio ini sebenarnya sudah memiliki konsumen yang tetap. Namun melihat persaingan dari studio – studio foto yang ada pada saat ini, studio dengan konsep yang seperti dijelaskan di atas memiliki terlalu banyak pesaing, apalagi bila

dibandingkan dengan Jonas Photo yang mendominasi konsumen umum di Bandung saat ini, target audience untuk umum dari studio ini dirasa kurang maksimal

Selain itu, studio ini memiliki fasilitas pemotretan yang kurang mengikuti jaman, karena fasilitasnya masih dominan untuk kamera manual dan cuci cetak manual, sehingga bila dibandingkan dengan studio foto lain yang sudah beralih ke digital, studio ini kalah bersaing. Hal ini mempengaruhi jumlah pengunjung yang datang dan omset pendapatan, karena kebanyakan konsumen pada masa sekarang lebih banyak yang memilih teknologi digital. Sehingga tidak memenuhi alasan pengunjung untuk datang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berikut ini perincian masalah dari latar belakang yang ada :

• Studio Foto memiliki banyak pesaing, karena kesamaan konsep dan pelayanan yang ada pada studio lain, menyebabkan tidak maksimalnya konsumen yang datang

• Keinginan untuk memperbaiki studio foto agar memiliki identitas, konsep, dan citra yang baru supaya studio foto tersebut bisa lebih bersaing dan menarik banyak konsumen.

Target audience yang terlalu umum membuat kepuasan konsumen tidak maksimal.


(2)

• Banyaknya persaingan pada studio foto di Bandung mengharuskan sebuah studio foto memiliki sesuatu yang unik dan berbeda supaya bisa menyaingi studio lainnya.

1.3 Rumusan Masalah

• Konsep, citra, dan identitas baru apa yang bisa ditawarkan supaya bisa menyaingi studio lain dan sesuai dengan target audience?

• Apa yang membuat studio ini unik atau berbeda dari studio yang lain? • Pendekatan apa saja yang bisa dilakukan supaya sasaran konsumen bisa

tercapai?

• Berapa usia dan karakter yang cocok sebagai target audience dari studio foto?

• Sarana komunikasi mana yang paling tepat untuk mempromosikan sebuah studio foto?

1.4 Pembatasan Masalah

Masalah dibatasi pada ruang lingkup proses penciptaan dan pengenalan citra baru pada studio foto, citra tersebut meliputi : konsep foto studio, target audience, penawaran fasilitas, identias inti ( logo ), serta promosi sebagai pengenalan dan perencanaanya. Pembatasan harus dilakukan karena masalah dari penciptaan sebuah studio foto baru menjadi terlalu luas dan tidak fokus bila dibahas secara keseluruhan. Oleh karena itu, pengerjaan dibatasi pada promosi sebagai proses pengenalan, karena untuk sebuah lahan usaha yang baru, promosi merupakan hal yang penting untuk dikerjakan, karena pada proses promosi kita bisa memperkenalkan studio foto baru


(3)

tersebut sekaligus menerapkan citra baru yang ditawarkan pada konsumen. Tanpa pengenelan, konsumen tidak akan mengetahui identitas baru dari studio.

Masalah juga dibatasi pada waktu promosi sebagai proses pengenalan tersebut. Dengan kata lain jangka waktu yang digunakan sebagai proses pengenalan harus digunakan secara maksimal untuk mengenalkan citra baru tersebut.Agar pada proses promosi kita bisa menyampaikan pada masyarakat pesan yang ingin disampaikan mengenai studio foto tersebut . Penyampaian pada konsumen menjadi hal yang penting bagi sebuah usaha.

1.5 Tujuan penciptaan

• Untuk membentuk studio foto yang memiliki citra, identitas, dan konsep yang baru, unik, dan bisa bersaing dengan studio lain yang ada di Bandung serta memanfaatkan peranan desain graphis dalam membentuk hal – hal tersebut. • Menjadikan studio foto menjadi studio yang memiliki citra dan fasilitas untuk

kalangan menengah ke atas.

• Memfokuskan penciptaan pada promosi pengenalan dari studio foto dan identitas – identitas yang diperlukan dalam mendukung promosi tersebut.

1.6 Manfaat Penciptaan

• Bisa menerapkan citra baru yang baik dan menjanjikan pada studio foto • Dengan merencanakan sebuah konsep yang baru dari sebuah studio foto,

diharapkan bisa memberikan warna yang berbeda bagi studio – studio foto yang telah ada di Bandung.


(4)

• Masyarakat yang menggunakan studio foto bisa memperoleh kepuasan yang belum pernah didapat dari studio lain.

• Memberikan keuntungan yang lebih baik bagi studio foto itu sendiri • Memberikan kepuasan secara pribadi jika penerapan citra baru tersebut

berhasil direspon dengan baik oleh kensumen.

1.7 Metode Penciptaan

Berikut ini pendekatan yang akan dilakukan dalam proses penciptaan, yaitu melalui : • Kajian Pustaka ( Teoritik )

Data mengenai fotografi akan diambil dari buku, majalah, atau sumber tertulis yang berhubungan dengan prinsip desain, prinsip komunikasi visual, prinsip fotografi, perlengkapan fotografi, dunia bisnis fotografi dan fotografi modern yang menjadi trend saat ini.

Data mengenai konsumen akan diambil dari buku / sumber tertulis yang akan menganalisis perilaku konsumen pada dasarnya serta perilaku konsumen pada jaman sekarang ini.

Tinjauan Empirik

Tinjauan tentang bisnis fotografi dan layanan studio foto saat ini akan dianalisis melalui :

- Observasi, dilakukan ke studio-studio yang maju di Bandung , agar bisa melihat bisnis dan pelayanan yang direspon oleh masyarakat di Bandung.


(5)

- Wawancara atau memberikan kuisioner kepada pemilik – pemilik dari studio foto yang sukses di Bandung. Selain itu dilakukan juga wawancara dengan fotografer – fotografer yang sudah berpengalaman di dunia fotografi. - Meninjau konsumen di Bandung dengan melakukan wawancara dengan target yang diperkirakan sesuai.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Jefkins, Frank. Periklanan. Penerbit Erlangga, Jakarta, 1985

Kasali, Rhenald. Membidik Pasar Indonesia – Segmentasi Targeting Positioning. PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 2005

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002 Hurlock, Elisabeth B. Development Psychology A Life – Span Approach Fifth

Edition. Tara Mc GrAlfonzoaw – Hill Publishing Company LTD. New Delhi, 1980

Alfonzo. Makalah : Fotografi Sebagai Bahasa Komunikasi Visual ( Dan Kaitannya dengan Pemotretan Model Trend 2000). Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung.

Rahardja T, Riadi dkk. Modul Potrait Photography. Pelatihan Fotografi Program 1 Tahun Pusat Pelatihan Fotografi Jonas.

Rahardja T, Riadi dkk. Fotografi Dasar I. Pelatihan Fotografi Program 1 Tahun Pusat Pelatihan Fotografi Jonas.

Dyer, Gillian. Advertising as Communication. Methuen & Co.ltd, London & New York, 1982