T BIO 1302623 Chapter3

(1)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quassy experimental dengan desain penelitian posttes only control group (Creswell, 2008). Terdiri dari kelas eksperimen dengan pembelajaran klasifikasi tumbuhan menggunakan kooperatif tipe two stay two stray dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

Tabel 3.1. Desain Penelitian Posttest Only Control Group Design

Kelompok Perlakuan Posttest

Kontrol X1 T1

Eksperimen X2 T2

Sumber: (Creswell, 2008). Keterangan:

X 1 : kegitan pembelajaran klasifikasi tumbuhan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol

X2 : Perlakuan kegitan pembelajaran klasifikasi tumbuhan menggunakan kooperatif tipe two stay two stray pada kelas eksperimen

T1 dan T2 : Posttest beban kognitif germane

B. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

1. Beban kognitif yang diukur pada penelitian ini meliputi tiga komponen yaitu beban kognitif intrinsic, beban kognitif extraneous, dan beban kognitif germane. Beban kognitif intrinsic diukur dengan memberikan skor kemampuan menerima dan mengolah informasi. Dijaring dengan menggunakan pertanyaan singkat yang terintegrasi dengan DKP (disain kegiatan praktikum) (Brunken et al., 2010). Beban kognitif intrinsic dikatakan rendah apabila skor kemampuan mengolah dan memroses informasinya semakin tinggi.


(2)

Beban kognitif extraneous merupakan beban yang diakibatkan oleh strategi pembelajaran, sehingga ada suatu usaha yang dilakukan selain dari menggunakan kapasistas sistem kognitif. Dijaring dengan menggunakan pernyataan yang mengacu pada langkah-langkah proses pembelajaran (Brunken et al., 2010) dan penilaian skor usaha mental menggunakan skala Likert. Beban kognitif extraneous dikatakan rendah apabila skor skala sikap siswa semakin rendah.

Beban kognitif germane merupakan kemampuan siswa dalam berpikir menalar dan penguasaan konsep. Dijaring dengan menggunakan soal essay dan diukur dengan memberikan skor kemampuan penalaran. Beban kognitif germane dikatakan rendah apabila skor kemampuan penalarannya tinggi.

2. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, pada kelas eksperimen menggunakan kooperatif tipe two stay two stray, pembelajaran ini setiap kelompok ada yang bertugas menjadi tamu dan ada yang bertugas untuk tinggal. Kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Kedua pembelajaran menekankan pada sistem kognitif dalam memproses dan menganalisis informasi. Materi klasifikasi tumbuhan yang dibelajarkan berdasarkan Kompetensi Dasar 3.7 dan 4.7. 3. Gaya belajar yang dimaksud adalah berdasarkan kategorisasi yang

diperoleh dari tes sebelum melaksanakan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mendapatkan informasi kategori gaya belajar yang dimiliki oleh setiap siswa yaitu gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Gaya belajar siswa dijaring menggunakan instrumen yang dikembangkan dari guru BK di sekolah.

4. Sosial ekonomi yang dimaksud adalah golongan yang dimiliki oleh setiap siswa yaitu golongan tidak mampu, golongan kurang mampu, golongan mampu, dan golongan sangat mampu. Sosial ekonomi dijaring menggunakan instrumen yang dikembangkan dari guru BK di sekolah, diukur dengan memberikan skor yang diperoleh dari jumlah jawaban pada setiap pertanyaan, mengacu pada penilaian skala Likert.


(3)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah beban kognitif seluruh siswa SMA Negeri 7 Bandung kelas X tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari lima kelas.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah beban kognitif siswa kelas X IPA 3 yang dijadikan kelas eksperimen sebanyak 33 siswa dan kelas X IPA 1 yang dijadikan kelas kontrol sebanyak 34 siswa pada tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes pengukuran kemampuan menerima dan mengolah informasi

Mengukur kemampuan menerima dan mengolah informasi menggunakan task complexity worksheet (Brunken et al., 2010). Berisi pertanyaan singkat terkait penerimaan dan pengolahan informasi yang terintegrasi dengan disain kegiatan praktikum, berdasarkan standar pemrosesan informasi dari Marzano et al (1993). (dapat dilihat pada Lampiran C1)

2. Tes pengukuran usaha mental

Pengukuran usaha mental menggunakan angket subjective ratting scale (skala Likert) dengan lima pilihan jawaban : Sangat Setuju (1), Setuju (2), Kurang Setuju (3), Tidak Setuju (4), Sangat Tidak Setuju (5). Semakin rendah rata-rata nilai yang didapat oleh mahasiswa maka semakin


(4)

rendah usaha mental yang diperlukan untuk memahami materi ajar. (dapat dilihat pada Lampiran C2 dan C3)

3. Tes pengukuran beban kognitif germane

Tes untuk mengetahui kemampuan mengembangkan skema dengan cara mengorganisasikan pengetahuan dan menguhubungkannya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya menggunakan tes penalaran. Intrumen tes kemampuan penalaran yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa soal essay, mengacu pada standar penalaran yang dikembangkan oleh Marzano et al (1993). kategori pemrosesan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan kategori membandingkan, mengklasifikasikan, induksi, deduksi, membuat keputusan, investigasi, dan pemecahan masalah. Kategori pemrosesan yang digunakan dalam instrumen beban germane disesuaikan dengan standar kompetensi lulusan yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, mencipta. (dapat dilihat pada Lampiran C4)

Tabel 3.2. Kisi – Kisi Instrumen Kemampuan Penalaran

Aspek kemampuan berpikir kritis Indikator No. Soal Mengembangkan dan Menyeleksi

Pengetahuan

Membandingkan 1

Mengklasifikasi 2

Induksi 3&4

Deduksi 5&6

Analisis Kesalahan 7 Menggunakan Pengetahuan

Bermakna

Membuat keputusan 8

Investigasi 9

Pemecahan masalah 10 Sumber : Marzano et al (1993) 4. Tes pengukuran gaya belajar siswa

Pengukuran gaya belajar dilakukan sebelum pembelajaran. Instrumen yang digunakan menggunakan tes gaya belajar yang dikembangkan dari guru BK di sekolah, berdasarkan kebiasaan yang sering dilakukan oleh siswa dalam menerima informasi. (dapat dilihat pada Lampiran C5)

5. Pengukuran sosial ekonomi

Pengukuran sosial ekonomi dimaksud adalah untuk mengetahui golongan yang dimiliki oleh setiap siswa yaitu golongan tidak mampu,


(5)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

golongan kurang mampu, golongan mampu, dan golongan sangat mampu dengan memberikan intrumen yang dikembangkan dari guru BK di sekolah, berupa pertanyaan yang terkait dengan keadaan sosial ekonomi keluarga. (dapat dilihat pada Lampiran C6)

E. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Ketiga tahap tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Penyusunan rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP).

b. Membuat instrumen berupa soal postest berupa uraian untuk mengukur beban kognitif germane.

c. Membuat instrumen kuisioner dengan menggunakan skala Likert untuk mengukur beban kognitif extraneous.

d. Membuat instrumen menggunakan Task Complexity worksheet dari Marzano et al (1993) untuk mengukur beban kognitif intrinsic.

e. Membuat instrumen untuk mengukur gaya belajar siswa. f. Membuat instrumen untuk mengukur sosial ekonomi siswa. g. Meminta judgement semua instrumen kepada dosen ahli.

h. Meminta pertimbangan instrumen pada dosen ahli, kemudian dilakukan perbaikan.

i. Observasi terhadap sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian, menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian, serta mengurus surat izin penelitian.

j. Melakukan uji coba instrumen penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan tes gaya belajar siswa untuk mengetahui gaya belajar siswa pada kelas yang dijadikan subjek penelitian.


(6)

b. Memberikan instrumen sosial ekonomi untuk mengetahui golongan sosial ekonomi siswa pada kelas yang dijadikan subjek penelitian. c. Masing-masing kelas, yakni kelas eksperimen dan kontrol diberikan

perlakuan. Pada kelas eksperimen pembelajaran menggunakan kooperatif tipe two stay two stray, sedangkan pada kelas kontrol, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Penjelasan langkah-langkah pembelajaran pada kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 3.3.

d. Proses pembelajaran dilaksanakan selama 3 pertemuan, pada akhir pembelajaran disetiap pertemuan dilakukan tes beban kognitif intrinsic dan beban kognitif extraneous

e. siswa diberi posttest untuk menjaring kemampuan beban kognitif germane siswa.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil penelitian kemudian dibuat pembahasannya b. Menarik kesimpulan

Tabel 3.3. Perbandingan Pembelajaran Menggunakan

Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Pembelajaran

konvensional

Pembelajaran Menggunakan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Pembelajaran konvensional

Apersepsi

Mengorganisasikan komponen kelas Mengorganisasikan komponen kelas

Memperlihatkan berbagai macam tumbuhan untuk menarik minat

Memperlihatkan berbagai macam tumbuhan untuk menarik minat Kegiatan inti

Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang.

Guru memberikan materi secara sekilas spermatophyta secara terstruktur, meliputi ciri-ciri umum tumbuhan biji

Guru memberikan tugas pada setiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan bersama-sama mengenai tumbuhan spermatophyta

Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 4 orang.

Hasil diskusi setiap kelompok ditampilkan dalam bentuk berbagai media (tergantung kreatifitas siswa)

Setiap kelompok melakukan praktikum untuk mengidentifikasi tumbuhan spermatophyta yang

berbeda-beda baik menggunakan spesimen asli ataupun menggunakan bantuan media visual kemudian mengelompokannya

Setelah selesai disiapkan, 2 anggota dari masing-masing kelompok diminta meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu pada kelompok lain.


(7)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dua orang yang “tinggal” dalam kelompok bertugas membagikan informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka.

Tamu kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.

Siswa melakukan presentasi hasil diskusi kelompok, ditampilkan dalam bentuk berbagai media (tergantung kreatifitas siswa)

Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua. Hasil diskusi secara keseluruhan

dipresentasikan di depan kelas

Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa

Kegiatan penutup Guru dan peserta didik pada akhir proses

pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas

Guru memberikan penguatan pemahaman kepada siswa mengenai materi tumbuhan biji

4. Alur Penelitian

Pengolahan Data dan

Tes gaya belajar siswa dan Pemberian instrumen sosial ekonomi

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penyusunan dan Pembuatan Instrumen Penelitian

Perizinan Penelitian

Pelaksanaan Uji Coba dan Revisi Instrumen

Judgement Instrumen

Penentuan Sampel Penelitian Perizinan Penelitian ke

Sekolah

Pertemuan pertama pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional

Pertemuan pertama kelas eksperimen menggunakan strategi

kooperatif tipe two stay two stray

Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous

Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous

Pertemuan kedua pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional

Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous

Pertemuan kedua kelas eksperimen menggunakan strategi kooperatif

tipe two stay two stray

Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous

Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous

Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous

Posttest beban kognitif


(8)

Gambar. 3.1. Alur penelitian

F. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen

Tujuan utama dari analisis pokok uji adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas tes yang dipakai dan mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik dan soal yang jelek agar dapat diperbaiki. Untuk mengetahui kualitas instrumen yang akan digunakan, berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Validitas Butir Soal

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto, 2007).

Rumus yang digunakan:

� = � ∑ − ∑ ∑

√ �∑ − ∑ �∑ − ∑

(Riduwan, 2007)

Keterangan: ∑ = Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut ∑ = Jumlah skor total seluruh siswa pada tes

N = Jumlah seluruh siswa

X = Skor tiap siswa pada item tersebut Y = Skor total tiap siswa

rxy = Koefisien korelasi = validitas

Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas Butir Soal


(9)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

(Riduwan, 2007)

2. Tingkat Kesukaran

Rumus untuk mencari indeks kesukaran adalah: P =

(Riduwan, 2007)

Keterangan: P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Rentang Arti 0,70 < TK < 1,00 Mudah 0,30 < TK < 0,70 Sedang 0,00 < TK < 0,30 Sukar

(Riduwan, 2007)

3. Daya Pembeda (indeks diskriminasi)

Kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah (Arikunto, 2007). Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks deskriminasi adalah sebagai berikut:

D = B J −

B

J = P − P

(Arikunto, 2007)

Keterangan: D = Daya pembeda

JA = Jumlah kelompok atas

JB = Jumlah kelompok bawah

BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar


(10)

dengan benar

PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.6. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai P Kriteria Negatif Soal di eliminasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2007)

4. Realibilitas (Keajegan)

Rumus untuk menghitung reliabilitas tes kemampuan nalar siswa adalah sebagai berikut:

� = ( − ) −∑

Keterangan: r11 = reliabilitas yang dicari

∑ � = jumlah varians skor tiap-tiap item

� = varians tota

K = Jumlah item

Tabel 3.7. Interpretasi Tes Reliabilitas

Nilai Arti

0,80 < � ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < � ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < � ≤ 0,60 Cukup 0,20 < � ≤ 0,40 Rendah 0,00 < � ≤ 0,20 Sangat rendah

(Riduwan, 2007) Perhitungan dan analisis butir soal yang meliputi validitas item, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran dilakukan dengan bantuan program Anates Uraian Versi 4.0™ uraian untuk analisis soal pencapaian beban kognitif germane.


(11)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Essay (Beban Kognitif Germane)

No Validitas Tingkat kesukaran keterangan Nilai Ket Nilai Ket

1 0.609 Tinggi 0.833 Mudah -

2 0.649 Tinggi 0.750 Mudah Dipakai

3 0.606 Tinggi 0.638 Sedang Dipakai

4 0.543 Cukup 0.750 Mudah Dipakai

5 0.766 Tinggi 0.750 Mudah Dipakai

6 0.583 Cukup 0.833 Mudah Dipakai

7 0.816 Sangat tinggi 0.708 Mudah Dipakai

8 0.751 Tinggi 0.763 Mudah Dipakai

9 0.622 Tinggi 0.541 Sedang Dipakai

10 0.615 Tinggi 0.694 Sedang Dipakai

11 0.273 Rendah 0.763 Mudah -

12 0.193 Sangat rendah 0.819 Mudah -

13 0.328 Rendah 0.750 Mudah -

14 0.493 Cukup 0.777 Mudah Dipakai

15 0.447 Cukup 0.763 Mudah -

Reabilitas 0.90

keterangan: - : soal dibuang

Data hasil pengolahan software Anatest kemudian diinterpretasikan dengan kriteria interpretasi yang dikembangkan oleh Arikunto (2007). Melihat hasil analisis pengolahan uji instrumen yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran D1.

G. Analisis dan Pengolahan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban kognitif siswa melalui posttest yang diberikan. Sebelum melakukan analisis dan pengolahan data, nilai yang diperoleh dari soal uraian (instrumen beban kognitif germane) dengan rumus sebagai berikut:

Nilai = � � �� �

(Arikunto, 2007)

Nilai tingkat kemampuan penalaran siswa diadaptasi dari kategorisasi Arikunto (2007), sebagai berikut:


(12)

Tabel 3.9. Kategorisasi Kemampuan Penalaran

Skor Keterangan

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

Sumber: Arikunto (2007)

Analisis dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan program/software analisis statistik SPSS™ 20.0. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau 0,5% : 1. Pengolahan dan analisis data beban kognitif germane, intrinsic, dan

extraneous

a. Dilakukan perhitungan nilai posttest yang diperoleh dari masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari nilai instrumen beban kognitif germane. Seluruh data posttest telah diperoleh diolah dengan menggunakan software SPSS™ 16.0.

b. Uji Normalitas

Uji Shapiro-Wilk (Shapiro-Wilk Test), uji normalitas yang sangat direkomendasikan untuk jumlah sampel kecil (n<50). Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengujiannya adalah “jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal” (Sugiyono, 2011).

c. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengujiannya adalah “jika signifikansi (sig.) ≥0,05 maka data homogen” (Sugiyono, 2011).

d. Uji Perbedaan Rata-rata

Uji hipotesis atau uji perbedaan rata-rata dilakukan menggunakan Independent Sample T-test jika data berdistribusi normal. Namun jika


(13)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat data yang tidak berdistribusi normal, dilakukan uji U Mann-Whitney.

Hipotesis pengujian uji perbedaan rata-rata adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011).

H0: μ1 = μ2 (Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen)

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah “jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka H0 diterima”. Artinya jika H0 diterima, maka tidak terdapat perbedaan rata-rata.

2. Pengolahan Beban Kognitif Intrinsic

Menggunakan task complexity worksheet dikembangkan berdasarkan strandar pemrosesan informasi dari Marzano et al (1993). Nilai tingkat kemampuan siswa dalam menganalisis informasi merujuk pada kategorisasi dari Arikunto (2007), sebagai berikut:

Tabel 3.10. Kategorisasi Kemampuan Menganalisis Informasi

Skor Keterangan

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

Sumber: Arikunto (2007)

3. Pengolahan Instrumen Beban Kognitif Extraneous

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah beban kognitif extraneous personal siswa, akan tetapi data ini dibuat kuantitatif. Analisis angket mengenai proses pembelajaran digunakan untuk menjaring respon mengenai tanggapan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe two stay two stray dan menggunakan pembelajaran


(14)

konvensional. Proses pengolahannya, teknik pengolahan yang digunakan adalah dengan menggunakan skala Likert yang mengacu pada kategorisasi menurut Rahmat dan Soesilawaty (2014). Pengolahan ini dilakukan dengan cara menghitung rata-rata skoring setiap jawaban dari responden. Berikut adalah formulasi dari perhitungan angket respon siswa.

Rekapitulasi hasil jawaban responden dicari rata-ratanya dengan perhitungan sebagai berikut:

Rata-rata skor = total skor jumlah item

Tabel 3.11. Kategorisasi Usaha Mental

Skor Keterangan

30-39 Sangat rendah

40-55 Rendah

56-65 Sedang

66-79 Tinggi

80-100 Sangat tinggi

Sumber: Diadaptasi oleh peneliti (2015)

4. Analisis Korelasi

Korelasi dimaksudkan untuk menganalisis sejauh mana hubungan diantara ketiga komponen beban kognitif, hubungan setiap komponen beban kognitif pada setiap gaya belajar siswa, dan hubungan sosial ekonomi terhadap komponen beban kognitif. jika korelasi bernilai positif, maka hubungan antara dua variabel bersifat searah. Sebaliknya jika korelasi bernilai negatif, maka hubungan antara dua variabel berlawanan arah. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan keduanya dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Produk Momen Pearson dengan rumus dam interpretasinya sebagai berikut:

 

   

 

2 2 2 2

Y X -XY n r

   

 

   


(15)

Rifki Risma Munandar, 2015

PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterangan :

n = Jumlah data Y = Return On Investment X = Investasi Aktiva Tetap

Tabel 3.12. Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Interpretasi

0,00 - 0,199 Korelasi sangat lemah 0,20 - 0,399 Korelasi lemah 0,40 - 0,599 Korelasi sedang 0,60 - 0,799 Korelasi kuat 0,80 - 1,000 Korelasi sangat kuat

(Sugiyono, 2011) 5. Pengolahan Instrumen Sosial Ekonomi

Pengukuran sosial ekonomi dimaksud adalah untuk mengetahui golongan yang dimiliki oleh setiap siswa yaitu golongan tidak mampu, golongan kurang mampu, golongan mampu, dan golongan sangat mampu dengan memberikan intrumen berupa pertanyaan yang terkait dengan keadaan sosial ekonomi keluarga. Hasil jawaban diolah dengan memberikan skor yang diperoleh dari jumlah pilihan jawaban pada setiap pertanyaan kemudian diinterpretasikan berdasarkan kategori golongan sosial ekonomi pada Tabel 3.12.

Tabel 3.13. Interpretasi Golongan Sosial Ekonomi

No Rata-Rata Nilai Sosial

Ekonomi Golongan Keterangan

1 0 – 25 1 Tidak mampu

2 26 – 50 2 Kurang mampu

3 51 – 75 3 Mampu

4 76 – 100 4 Sangat mampu


(1)

dengan benar

PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.6. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai P Kriteria

Negatif Soal di eliminasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2007)

4. Realibilitas (Keajegan)

Rumus untuk menghitung reliabilitas tes kemampuan nalar siswa adalah sebagai berikut:

� = ( − ) −∑

Keterangan: r11 = reliabilitas yang dicari

∑ � = jumlah varians skor tiap-tiap item

� = varians tota

K = Jumlah item

Tabel 3.7. Interpretasi Tes Reliabilitas

Nilai Arti

0,80 < � ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < � ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < � ≤ 0,60 Cukup 0,20 < � ≤ 0,40 Rendah 0,00 < � ≤ 0,20 Sangat rendah

(Riduwan, 2007) Perhitungan dan analisis butir soal yang meliputi validitas item, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran dilakukan dengan bantuan program Anates Uraian Versi 4.0™ uraian untuk analisis soal pencapaian beban kognitif germane.


(2)

Rifki Risma Munandar, 2015

Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Essay (Beban Kognitif Germane)

No Validitas Tingkat kesukaran keterangan

Nilai Ket Nilai Ket

1 0.609 Tinggi 0.833 Mudah -

2 0.649 Tinggi 0.750 Mudah Dipakai

3 0.606 Tinggi 0.638 Sedang Dipakai

4 0.543 Cukup 0.750 Mudah Dipakai

5 0.766 Tinggi 0.750 Mudah Dipakai

6 0.583 Cukup 0.833 Mudah Dipakai

7 0.816 Sangat tinggi 0.708 Mudah Dipakai

8 0.751 Tinggi 0.763 Mudah Dipakai

9 0.622 Tinggi 0.541 Sedang Dipakai

10 0.615 Tinggi 0.694 Sedang Dipakai

11 0.273 Rendah 0.763 Mudah -

12 0.193 Sangat rendah 0.819 Mudah -

13 0.328 Rendah 0.750 Mudah -

14 0.493 Cukup 0.777 Mudah Dipakai

15 0.447 Cukup 0.763 Mudah -

Reabilitas 0.90

keterangan: - : soal dibuang

Data hasil pengolahan software Anatest kemudian diinterpretasikan dengan kriteria interpretasi yang dikembangkan oleh Arikunto (2007). Melihat hasil analisis pengolahan uji instrumen yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran D1.

G. Analisis dan Pengolahan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban kognitif siswa melalui posttest yang diberikan. Sebelum melakukan analisis dan pengolahan data, nilai yang diperoleh dari soal uraian (instrumen beban kognitif germane) dengan rumus sebagai berikut:

Nilai = � � �� �

(Arikunto, 2007)

Nilai tingkat kemampuan penalaran siswa diadaptasi dari kategorisasi Arikunto (2007), sebagai berikut:


(3)

Tabel 3.9. Kategorisasi Kemampuan Penalaran

Skor Keterangan

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

Sumber: Arikunto (2007)

Analisis dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan program/software analisis statistik SPSS™ 20.0. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau 0,5% : 1. Pengolahan dan analisis data beban kognitif germane, intrinsic, dan

extraneous

a. Dilakukan perhitungan nilai posttest yang diperoleh dari masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari nilai instrumen beban kognitif germane. Seluruh data posttest telah diperoleh diolah dengan menggunakan software SPSS™ 16.0.

b. Uji Normalitas

Uji Shapiro-Wilk (Shapiro-Wilk Test), uji normalitas yang sangat direkomendasikan untuk jumlah sampel kecil (n<50). Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengujiannya adalah

“jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal”

(Sugiyono, 2011). c. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengujiannya adalah “jika signifikansi (sig.) ≥0,05 maka data

homogen” (Sugiyono, 2011). d. Uji Perbedaan Rata-rata

Uji hipotesis atau uji perbedaan rata-rata dilakukan menggunakan Independent Sample T-test jika data berdistribusi normal. Namun jika


(4)

Rifki Risma Munandar, 2015

terdapat data yang tidak berdistribusi normal, dilakukan uji U Mann-Whitney.

Hipotesis pengujian uji perbedaan rata-rata adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011).

H0: μ1 = μ2 (Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas kontrol

dengan kelas eksperimen)

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria

pengujiannya adalah “jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka H0 diterima”.

Artinya jika H0 diterima, maka tidak terdapat perbedaan rata-rata.

2. Pengolahan Beban Kognitif Intrinsic

Menggunakan task complexity worksheet dikembangkan berdasarkan strandar pemrosesan informasi dari Marzano et al (1993). Nilai tingkat kemampuan siswa dalam menganalisis informasi merujuk pada kategorisasi dari Arikunto (2007), sebagai berikut:

Tabel 3.10. Kategorisasi Kemampuan Menganalisis Informasi

Skor Keterangan

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

Sumber: Arikunto (2007)

3. Pengolahan Instrumen Beban Kognitif Extraneous

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah beban kognitif extraneous personal siswa, akan tetapi data ini dibuat kuantitatif. Analisis angket mengenai proses pembelajaran digunakan untuk menjaring respon mengenai tanggapan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe two stay two stray dan menggunakan pembelajaran


(5)

konvensional. Proses pengolahannya, teknik pengolahan yang digunakan adalah dengan menggunakan skala Likert yang mengacu pada kategorisasi menurut Rahmat dan Soesilawaty (2014). Pengolahan ini dilakukan dengan cara menghitung rata-rata skoring setiap jawaban dari responden. Berikut adalah formulasi dari perhitungan angket respon siswa.

Rekapitulasi hasil jawaban responden dicari rata-ratanya dengan perhitungan sebagai berikut:

Rata-rata skor = total skor jumlah item

Tabel 3.11. Kategorisasi Usaha Mental

Skor Keterangan

30-39 Sangat rendah

40-55 Rendah

56-65 Sedang

66-79 Tinggi

80-100 Sangat tinggi

Sumber: Diadaptasi oleh peneliti (2015)

4. Analisis Korelasi

Korelasi dimaksudkan untuk menganalisis sejauh mana hubungan diantara ketiga komponen beban kognitif, hubungan setiap komponen beban kognitif pada setiap gaya belajar siswa, dan hubungan sosial ekonomi terhadap komponen beban kognitif. jika korelasi bernilai positif, maka hubungan antara dua variabel bersifat searah. Sebaliknya jika korelasi bernilai negatif, maka hubungan antara dua variabel berlawanan arah. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan keduanya dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Produk Momen Pearson dengan rumus dam interpretasinya sebagai berikut:

 

 

n XY- X Y


(6)

Rifki Risma Munandar, 2015 keterangan :

n = Jumlah data Y = Return On Investment X = Investasi Aktiva Tetap

Tabel 3.12. Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Interpretasi

0,00 - 0,199 Korelasi sangat lemah 0,20 - 0,399 Korelasi lemah 0,40 - 0,599 Korelasi sedang 0,60 - 0,799 Korelasi kuat 0,80 - 1,000 Korelasi sangat kuat

(Sugiyono, 2011) 5. Pengolahan Instrumen Sosial Ekonomi

Pengukuran sosial ekonomi dimaksud adalah untuk mengetahui golongan yang dimiliki oleh setiap siswa yaitu golongan tidak mampu, golongan kurang mampu, golongan mampu, dan golongan sangat mampu dengan memberikan intrumen berupa pertanyaan yang terkait dengan keadaan sosial ekonomi keluarga. Hasil jawaban diolah dengan memberikan skor yang diperoleh dari jumlah pilihan jawaban pada setiap pertanyaan kemudian diinterpretasikan berdasarkan kategori golongan sosial ekonomi pada Tabel 3.12.

Tabel 3.13. Interpretasi Golongan Sosial Ekonomi No Rata-Rata Nilai Sosial

Ekonomi Golongan Keterangan

1 0 – 25 1 Tidak mampu

2 26 – 50 2 Kurang mampu

3 51 – 75 3 Mampu

4 76 – 100 4 Sangat mampu