Bulletin Warta NTT 2
2
TRIWULAN IV/TAHUN 2014
Editorial
“Sakitnya tuh di sini”
Ijin : STT No.0799/SK Dir PG/STT/1979
Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi NTT
Jl. Palapa – Kupang Telp.0380-821294
Fax: 833108
Empat kata tentang rasa yang dialami seseorang lantaran cinta yang dibohongi,
lagi tenar melalui liukan nada Cita Citata ‘sakitnya tuh di sini.’ Tapi editorial Warta NTT
edisi IV, tidak bicara soal sakit hati di dada karena cinta yang diingkari.
PELINDUNG:
Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Frans Lebu Raya
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Benny A. Litelnoni, SH.M.Si
Sekretaris Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Fransiskus Salem, SH, M.Si
Asisten Administrasi Umum
Drs. Klemens Meba, MM.
Ketua Pengarah (Penanggungjawab)
Kepala Biro Humas Setda Provinsi NTT.
(Drs.Lambertus L. Ibi Riti,MT)
Redaktur (Pemimpin Redaksi)
Kepala Bagian Pers dan Kajian
Pendapat Umum.
(Viktor Manek, S.sos,M.Si)
Sekretaris
Kepala Bagian Dokumentasi dan
Perpustakaan.
(Drs.Ec.M.Nasir Abdullah,MM)
Sakitnya tuh di sini, di setiap gugus tugas kehumasan Biro Humas, ketika dalam
momentum Bimbingan Teknis Kehumasan tanggal 27-29 November 2014 kemarin,
potret kinerja Biro Humas diobok-obok, gugus tugasnya diacak-acak, pemahaman
para staf tentang tugasnya diceraiberaikan tak beraturan. Kebanggaan akan prestasi
kerja merosot ke titik terendah oleh kupasan-kupasan informasi yang digagas cerdas,
diulas cantik, diungkap apik, konsisten dan fokus. Momentum Bimtek kehumasan
kemarin, seolah cemeti yang mencambuki selimut salah kaprah, salah paham dan
salah mengerti dan kinerja tugas yang lamban.
Sakitnya tuh di sini, sembari menunjuk kening yang berkerut mencetak gurat alur.
Sakit kepala memang untuk sebuah langkah brilian yang tidak dipersiapkan secara
baik. Kepala sakit, otak serasa mau pecah berantakan, ketika langkah, pemahaman
dan kinerja kehumasan masih tertatih-tatih. Ah.. tugas kehumasan ternyata
berat. Humas menjalankan fungsi manajemen untuk mengevaluasi sikap publik,
mempelajari kebijakan yang tepat, kepentingan publik, menjalankan program untuk
mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.
Sakitnya tuh di sini, sembari menunjuk dada, untuk mereka yang menerima
materi dalam bimtek ini secara masa bodoh bukan sebagai langkah koreksi yang
menggugat harga dirinya dan motivasinya untuk belajar, belajar dan belajar.
Wakil Sekretaris
Kepala Bagian Pelayanan Masyarakat
dan Hubungan Kelembagaan
(Dra. Lidia Dunga Poety,MM)
Redaktur Pelaksana
Kasubag Penerbitan
Selama ini, humas baru sebatas diminta informasi bila ada klariikasi soal
statement Gubernur atas kasus-kasus tertentu, menyusun sambutan, peliputan dan
foto, membuat siaran pers dan menerbitkan buletin Warta NTT dan NTT Membangun.
Sebuah pelaksanaan gugus tugas yang masih jauh dari representatif, untuk sebuah
organisasi sebesar Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
(Lucius W.Luly,S.STP,MA)
Anggota
Kasubag Penyaringan Informasi dan
Kajian Pendapat Umum
(Zeth O.S.Blegur,S.Sos,M.Si)
Kasubag Penyajian Pemberitaan
(Dina M. Balo,SP)
Kasubag Dokumentasi Foto,
Lukisan & Audiovisual
(Aplinuksi Asamani,S.Sos,M.Si)
Kasubag Pelayanan Masyarakat &
Hubungan Kelembagaan
(Maria Rosalinda Ndiwa,S.Sos)
Kasubag Perpustakaan Setda
Lucas Wilson Boimau
Defrianus elvis Ch. Alle, S.STP
Indah Jayanti, S.STP
Yosefa Charmelia F. Satu,S.STP
Biro Humas ternyata tidak sekadar menjadi juru bicara pemerintah, namun
sekaligus konsultannya pemerintah. Semua staf Biro Humas, hendaknya berbenah
diri menjadi mata, telinga, mulut dan bahkan hati pemerintah provinsi. Semua
staf Humas adalah komunikator (membuka akses dan saluran pemerintah),
presscrimes, konselor, advisor dan interpretor (humas sebagai konsultan, penasihat
dan penerjemah kebijakan pemerintah) dan katalisator. Karena itu, seorang staf
humas harus komprehensif, sebagai creator, conceptor, mediator, analitis dan
problem solver sehingga setiap masalah pemerintah, dapat dihadapi secara proaktif,
antisipatif, inovatif, dinamis dan solutif. Setiap staf humas harus ahli, menjaring
aspirasi serinci mungkin, tidak sekadar jejaring asmara.
Ah.. sakitnya tuh di sini (sambil meremas harga diri) bila tugas kehumasan
kemudian tersendat di pundak setiap staf Biro Humas saat ini, oleh motivasi yang
masih perlu diluruskan.
Terima kasih Bu Catharina, Bu Esky, Bang Kum Kum, Bang Syafrudin dan Bang
Ram-Ram atas sharing ilmu dan pengalaman yang mahal ini.
Melky Edison Illu
Fotografer
Kaletus Melek Moring
KEPALA BIRO HUMAS SETDA PROV. NTT,
Saul Kapitan
Joseph Puu Heu, ST
2
Drs. Lambertus L. Ibi Riti,MT
Pembina Tingkat I
NIP. 19590512 199503 1 002
TRIWULAN IV/TAHUN 2014
Editorial
“Sakitnya tuh di sini”
Ijin : STT No.0799/SK Dir PG/STT/1979
Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi NTT
Jl. Palapa – Kupang Telp.0380-821294
Fax: 833108
Empat kata tentang rasa yang dialami seseorang lantaran cinta yang dibohongi,
lagi tenar melalui liukan nada Cita Citata ‘sakitnya tuh di sini.’ Tapi editorial Warta NTT
edisi IV, tidak bicara soal sakit hati di dada karena cinta yang diingkari.
PELINDUNG:
Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Frans Lebu Raya
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Benny A. Litelnoni, SH.M.Si
Sekretaris Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Fransiskus Salem, SH, M.Si
Asisten Administrasi Umum
Drs. Klemens Meba, MM.
Ketua Pengarah (Penanggungjawab)
Kepala Biro Humas Setda Provinsi NTT.
(Drs.Lambertus L. Ibi Riti,MT)
Redaktur (Pemimpin Redaksi)
Kepala Bagian Pers dan Kajian
Pendapat Umum.
(Viktor Manek, S.sos,M.Si)
Sekretaris
Kepala Bagian Dokumentasi dan
Perpustakaan.
(Drs.Ec.M.Nasir Abdullah,MM)
Sakitnya tuh di sini, di setiap gugus tugas kehumasan Biro Humas, ketika dalam
momentum Bimbingan Teknis Kehumasan tanggal 27-29 November 2014 kemarin,
potret kinerja Biro Humas diobok-obok, gugus tugasnya diacak-acak, pemahaman
para staf tentang tugasnya diceraiberaikan tak beraturan. Kebanggaan akan prestasi
kerja merosot ke titik terendah oleh kupasan-kupasan informasi yang digagas cerdas,
diulas cantik, diungkap apik, konsisten dan fokus. Momentum Bimtek kehumasan
kemarin, seolah cemeti yang mencambuki selimut salah kaprah, salah paham dan
salah mengerti dan kinerja tugas yang lamban.
Sakitnya tuh di sini, sembari menunjuk kening yang berkerut mencetak gurat alur.
Sakit kepala memang untuk sebuah langkah brilian yang tidak dipersiapkan secara
baik. Kepala sakit, otak serasa mau pecah berantakan, ketika langkah, pemahaman
dan kinerja kehumasan masih tertatih-tatih. Ah.. tugas kehumasan ternyata
berat. Humas menjalankan fungsi manajemen untuk mengevaluasi sikap publik,
mempelajari kebijakan yang tepat, kepentingan publik, menjalankan program untuk
mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.
Sakitnya tuh di sini, sembari menunjuk dada, untuk mereka yang menerima
materi dalam bimtek ini secara masa bodoh bukan sebagai langkah koreksi yang
menggugat harga dirinya dan motivasinya untuk belajar, belajar dan belajar.
Wakil Sekretaris
Kepala Bagian Pelayanan Masyarakat
dan Hubungan Kelembagaan
(Dra. Lidia Dunga Poety,MM)
Redaktur Pelaksana
Kasubag Penerbitan
Selama ini, humas baru sebatas diminta informasi bila ada klariikasi soal
statement Gubernur atas kasus-kasus tertentu, menyusun sambutan, peliputan dan
foto, membuat siaran pers dan menerbitkan buletin Warta NTT dan NTT Membangun.
Sebuah pelaksanaan gugus tugas yang masih jauh dari representatif, untuk sebuah
organisasi sebesar Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
(Lucius W.Luly,S.STP,MA)
Anggota
Kasubag Penyaringan Informasi dan
Kajian Pendapat Umum
(Zeth O.S.Blegur,S.Sos,M.Si)
Kasubag Penyajian Pemberitaan
(Dina M. Balo,SP)
Kasubag Dokumentasi Foto,
Lukisan & Audiovisual
(Aplinuksi Asamani,S.Sos,M.Si)
Kasubag Pelayanan Masyarakat &
Hubungan Kelembagaan
(Maria Rosalinda Ndiwa,S.Sos)
Kasubag Perpustakaan Setda
Lucas Wilson Boimau
Defrianus elvis Ch. Alle, S.STP
Indah Jayanti, S.STP
Yosefa Charmelia F. Satu,S.STP
Biro Humas ternyata tidak sekadar menjadi juru bicara pemerintah, namun
sekaligus konsultannya pemerintah. Semua staf Biro Humas, hendaknya berbenah
diri menjadi mata, telinga, mulut dan bahkan hati pemerintah provinsi. Semua
staf Humas adalah komunikator (membuka akses dan saluran pemerintah),
presscrimes, konselor, advisor dan interpretor (humas sebagai konsultan, penasihat
dan penerjemah kebijakan pemerintah) dan katalisator. Karena itu, seorang staf
humas harus komprehensif, sebagai creator, conceptor, mediator, analitis dan
problem solver sehingga setiap masalah pemerintah, dapat dihadapi secara proaktif,
antisipatif, inovatif, dinamis dan solutif. Setiap staf humas harus ahli, menjaring
aspirasi serinci mungkin, tidak sekadar jejaring asmara.
Ah.. sakitnya tuh di sini (sambil meremas harga diri) bila tugas kehumasan
kemudian tersendat di pundak setiap staf Biro Humas saat ini, oleh motivasi yang
masih perlu diluruskan.
Terima kasih Bu Catharina, Bu Esky, Bang Kum Kum, Bang Syafrudin dan Bang
Ram-Ram atas sharing ilmu dan pengalaman yang mahal ini.
Melky Edison Illu
Fotografer
Kaletus Melek Moring
KEPALA BIRO HUMAS SETDA PROV. NTT,
Saul Kapitan
Joseph Puu Heu, ST
2
Drs. Lambertus L. Ibi Riti,MT
Pembina Tingkat I
NIP. 19590512 199503 1 002