S KOR 0900254 CHAPTER 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Olahraga merupakan aktivitas yang melibatkan serangkaian gerak teratur
dan terencana yang dilakukan oleh orang dalam meningkatkan kemampuan
fungsionalnya. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai melalui aktivitas
olahraga, kegiatan ini dikelompokkan ke dalam olahraga pendidikan, rekreasi,
kesehatan, serta olahraga prestasi. Olahraga prestasi merupakan aktivitas fisik
yang mempunyai tujuan serta sasaran untuk pencapaian prestasi.
Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak
penggemarnya.Permainan ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang
dewasa maupun orang tua baik pria maupun wanita. Permainan ini dapat
dimainkan di dalam rumah dengan peralatan yang relatif murah dan tidak
membutuhkan tempat yang luas, sehingga olahraga tenis meja ini cukup digemari
oleh semua kalangan masyarakat.
Permainan ini merupakan aktivitas yang mempunyai karakter cepat,
sehingga bagi seseorang yang bermain tenis meja diperlukan kemampuankemampuan tertentu, seperti ketangkasan, kecerdasan, refleks, dan daya bereaksi
tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Siregar (1976:10), bahwa: “Tenis
meja adalah suatu cabang olahraga yang sangat mementingkan ketangkasan,
kecerdasan, refleks dan daya bereaksi tinggi”. Dengan demikian, untuk dapat

menjadi seorang pemain tenis meja yang baik yang kemudian diharapkan dapat
berprestasi di nasional dan internasional, dipengaruhi oleh berbagaifaktor antara
lain, bakat yang dimiliki atlet, kemampuan fisik, tehnik, dll.
Selain dapat dijadikan sebagai olahraga prestasi dan untuk memelihara atau
meningkatkan kebugaran jasmani, olahraga tenis meja ini juga dapat melatih
kesabaran dan kemampuan untuk menahan diri.Untuk dapat mencapai prestasi
pada cabang ini, maka diperlukan penguasaan teknik bagi seorang pemain, seperti
yang dijelaskan oleh Kusmaedi (1992:30) bahwa: “Teknik dasar permainan tenis
1
Nita Noviani, 2014
Modifikasi Tes Service Dalam Cabang Olahraga Tenis Meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

meja yaitu terdiri dari: “1) Grip (pegangan), 2) Stance(posisi siap), 3) Stroke
(Teknik pukulan), dan 4) Footwork (posisi kaki)”. Simpulan dari kutipan tersebut
menunjukan bahwa untuk meningkatkan keterampilan dalam bermain tenis meja,
setiap pemain harus berusaha dan menguasai berbagai teknik dasar dalam
permainan tenis meja.

Proses latihan yang dijalani atlet merupakan salah satu hal yang sangat
dominan dalam membuat atlet meraih prestasi. Namun demikian latihan saja tidak
cukup tanpa disertai evaluasi untuk mengetahuiketerampilan proses yang dijalani.
Evaluasi dalam olahraga tenis meja umumnya menggunakan struktur instrumen
tes dan pengukuran. Definisi tes dan pengukuran dijelaskan oleh Suharsimi
Arikunto (1995:51) yang dikutip oleh Nurhasan (2000:2) pengertian mengenai
tes:
Tes adalah merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan. Dari hasil tes, biasanya diperoleh tentang
atribut atau sifat-sifat yang terdapat pada individu atau obyek yang
bersangkutan. Data dapat dihimpun melalui tes, angket, observasi dan
wawancara atau bentuk yang sesuai.
Dari hail tes, biasanya diperoleh tentang atribut atau sifat-sifat yang terdapat
pada individu atau obyek yang bersangkutan. Data dapat dihimpun dari tes,
angket, observasi dan wawancara atau bentuk lainnya yang sesuai. Melalui tes
akan dihimpun data yang bersifat obyektif. Namun meskipun tes itu telah
dilaksanakan dan diusahakan mengikuti aturan, cara dan prosedur yang telah
ditentukan namun tes itu sendiri mengandung kelemahan. Kelemahan dari tes, itu
menurut pendapat Arikunto (1995:54,56) yang dikutip dari pendapat Gilbert sax
meliputi antara lain yaitu:

a).Adakalanya tes “menyinggung perasaan pribadi” seseorang (walaupun
tidak sengaja demikian, misalnya dalam rumusan soal, pelaksanaan dan atau
pengumuman hasil. b) Tes menimbulkan kecemasan sehingga
mempengaruhi hasil belajar yang murni. c) Tes mengkatagorikan siswa
secara tetap. Seorang siswa yang telah tergolong kepada kategori pandai,
sedang atau kurang, sangat sukar bagi testeruntuk mengubah predikat
kategori tersebut. Jika memang hasil dari tes berikutnya tidak menonjol. d)
Tes tidak mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa. Sikap terlalu
Nita Noviani, 2014
Modifikasi Tes Service Dalam Cabang Olahraga Tenis Meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

berhati-hati bagi siswa yang pandai dalam mempertimbangkan susunan
kalimat ia akan terjebak pada sesuatu butir tes dan ia akan kehabisan waktu.
e) Perilaku yang mencerminkan sifat-sifat manusia, adakalanya lebih cocok
diketahui melalui pengamatan secara cermat daripada diukur melalui tes.
Dalam proses pembelajaran tes dan pengukuran merupakan suatu bagian
yang tak terpisahkan dalam kegiatan evaluasi. Nurhasan (2000:4) mengemukakan

tentang pengertian pengukuran: “Pengukuran adalah suatu proses untuk
memperoleh data secara obyektif, kuantitatif dan hasilnya dapat diolah secara
statistik”. Dijelaskan oleh Nurhasan (2007:5), alat ukur ini bisa berupa:
a).Tes dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, b) tes dalam bentuk
psikomotor, c) berupa skala sikap dan berupa alat ukur yang bersifat standar
misalnya ukuran meter, berat, ukuran suhu derajat Fahrenhit (ºF), derajat
Celcius(ºC). Dengan alat ukur ini kita akan memperoleh data dari suatu
obyek tertentu, sehingga kita dapat mengungkapkan tentang keadaan obyek
tersebut secara obyektif. Dengan demikian bahwa pengukuran tidak sama
dengan tes atau penilaian.
Tes yang baik mempunyai tiga karakteristik utama yaitu kesahihan,
keterandalan, dan obyektivitas. Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap
pembuatan alat ukur diperlukan untuk mengetahui apakah alat tersebut cocok
(valid). Validitas diartikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan
fungsi tesnya. Sedangkan suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut
menunjukkan ketelitian, keajegan, dari hasil pengukuran.
Dalam perkembangan cabang olahraga tenis meja, telah memiliki alat
ukur/instrumen keterampilan servis. Alat ukur ini telah lama sekali dipakai dan
biasanya digunakan sebagai tes akhir perkuliahan cabang olahraga tenis meja di
FPOK UPI Bandung yaitu tesback board dan tes pengskoran. Sebagaimana

Nurhasan, (2007:215) dijelaskan: “tes ini sudah memiliki uji validitas sebesar
(0.615) dan reliabilitas (0.738)”. Oleh karena itu penulis ingin menginofasi
instrumen tes untuk meningkatkan kreatifitas dan bahan perbandingan yang dibuat
untuk menguji apakah validitas dan reliabilitas instrumen tersebut dapat memadai
sebagai alat ukur yang baru.

Nita Noviani, 2014
Modifikasi Tes Service Dalam Cabang Olahraga Tenis Meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Instrumen tersebut dibuat untuk menguji teknik servis dalam cabang
olahraga tenis meja. Salah satu teknik dasar yang sering dipakai ketika bermain
tenis meja adalah teknik pukulan servis.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil satu teknik yaitu: service. Service
adalah suatu pukulan yang dilakukan untuk memulai atau membuka permainan
dengan tiap bagian alat pemukul memulai bagian atas net, setelah bola
dilambungkan pada daerah service. Dapat pula ditambahkan bahwa service
merupakan tindakan pertama dalam permainan tenis meja dan juga sebagai

serangan pertama kali bagi pemain yang melakukan service yang sukar atau sulit
diterima oleh pihak lawan dapatlah dipakai suatu senjata untuk mengadakan suatu
serangan.
Definisi servis, dijelaskan oleh Simpson (1986:83) yang dialih bahasakan
oleh PionirJaya mengemukakan bahwa: “Servis adalah salah satu teknik yang
sangat penting, kita harus menguasai servis yang baik karena servis adalah
kesempatan pertama untuk menguasai permainan dan memegang inisiatif”.
Pukulan servis ini sangat penting untuk dikuasai dengan benar, karena salah satu
cara untuk memperoleh angka/point dari lawan yaitu dengan melakukan servis
dengan baik dan juga dapat dipakai sebagai senjata untuk mengadakan serangan
serta dapat dijadikan kesempatan pertama untuk menguasai permainan. Teknik
pukulan servis dalam permainan tenis meja umumnya dilakukan dengan forehand
maupun backhand.
Berdasarkan analisis penulis, terkait dengan instrumen yang dijelaskan
untuk mengukur keterampilan dalam cabang olahraga tenis meja penulis
bermaksud untuk mengembangkan tes service dengan cara menambahkan sasaran
yang diasumsikan dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengukur keterampilan
tes servis dengan memodifikasi tes yang diikuti dengan menggambarkan dari tes
servis bola voli yaitu menggunakan 2 tali diatas net yang masing-masing tali
diberi jarak yang sudah disesuaikan.

Bertitik tolak dari permasalahan di atas, maka penulis ingin mencoba
mengembangkan bentuk tes service yang baru dalam permainan tenis meja. Oleh

Nita Noviani, 2014
Modifikasi Tes Service Dalam Cabang Olahraga Tenis Meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

karena itu, peneliti tertarik untuk membahasnya dalam penelitian dengan judul
“Modifikasi Tes Service Dalam Cabang Olahraga Permainan Tenis Meja”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dapat diidentifikasikan terkait
dengan modifikasi tes servis dalam olahraga tenis meja adalah sebagai berikut:
1.

Menginofasi tes servis yang sudah ada

2.


Membuat variasi baru tes servis.

3.

Meningkatkan kreatifitas tes servis.

C. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan penelitian yang penulis
ajukan adalah sebagai berikut :
1.

Apakah tes modifikasi yang memakai tali pembatas di atas net memiliki nilai
validitas dan reliabilitas yang signifikan ?

D. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian harus mempunyai tujuan-tujuan yang dicapai. Nasution
(1988:17) mengemukakan bahwa : “Tujuan harus bertalian erat dengan masalah
yang dipilih serta analisis masalah tersebut”. Sehubungan dengan hal itu maka
tujuan penelitian ini adalah :
Tujuan Khusus :

1.

Untuk mengetahui tes servis modifikasi itu memiliki nilai validitas dan
reliabilitas yang signifikan.
Tujuan umum :

1.

Ingin menginofasi bentuk tes yang baru.

2.

Untuk menigkatkan kreatifitas dalam membuat instrumen tes.

Nita Noviani, 2014
Modifikasi Tes Service Dalam Cabang Olahraga Tenis Meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6


E. Manfaat Penelitian
Dengan diperolehnya hasil penelitian di atas, maka manfaat yang
diharapkan, yaitu :
1. Secara Teoretis
a. Dapat dijadikan sebagai informasi ilmiah serta masukan bagi segenap insan
olahraga terutama bagi para pelatih maupun pembina dan pihak yang
berkompeten terhadap pembina atlet khususnya pembinaan atlet tenis meja.
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi para pakar dalam
bidang olahraga tenis meja dalam penggunaan tes servis dapat diterapkan
seefisien serta seefektif mungkin guna mendapatkan ketepatan dan
kecepatan hasil pukulan yang akurat.
c. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi para peneliti khususnya tetang
hal-hal yang berhubungan dengan tes servis dalam permainan cabang
olahraga tenis meja.
2. Secara Praktis
a. Bahan masukan bagi para pembina dan pelatih tenis meja sehubungan
dengan proses pengukuran kemampuan tes servis.
b. Bahan acuan baru bagi para pembina dan pelatih tenis meja dalam
pelaksanaan pengukuran tes servis pada atletnya.


F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur Organisasi Skripsi terdiri atas lima bab. Bab I adalah pendahuluan
yang diddalamnya berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian,
definisi operasional dan struktur organisas skripsi. Bab II menjelaskan tentang
kajian pustaka, anggapan dasar dan hipotesis penelitian. Bab III menjabarkan
mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari
lokasi pengambilan data, desain penelitian, metode penelitian, instrumen
penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan
analisis data. Kemudian Bab IV memaparkan mengenai hasil penelitian dan
pembahasan, dimana terdiri dari dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data
Nita Noviani, 2014
Modifikasi Tes Service Dalam Cabang Olahraga Tenis Meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

dan pembahasan atau analisis temuan yang berkaitan dengan penelitian yang telah
dilaksanakan. Bab V merupakan kesimpulan dan saran terhadap hasil analisis
temuan penelitian.

Nita Noviani, 2014
Modifikasi Tes Service Dalam Cabang Olahraga Tenis Meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu