J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 1 9 9 2
TENTANG
BENDA CAGAR BUDAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa
yang pent ing art inya bagi pemahaman dan pengembangan sej arah,
ilmu penget ahuan dan kebudayaan, sehingga pcrlu dilindungi dan
dilest arikan demi pemupukan kesadaran j at idiri bangsa dan
kepent ingan nasional;
b. bahwa unt uk menj aga kelest arian benda cagar budaya diperlukan
langkah pengat uran bagi penguasaan, pemilikan, penemuan,
pencarian, perlindungan, pemeliharaan, pengelolaan, pemanf aat an,
dan pengawasan benda cagar budaya;

c. bahwa pengat uran benda cagar budaya sebagaimana diat ur dalam
Monument en Ordonnant ie Nomor 19 Tahun 1931 (St aat sblad Tahun
1931 Nomor 238), sebagaimana t elah diubah dengan Monument en
Ordonnant ie Nomor 21 Tahun 1934 (St aat sblad Tahun 1934 Nomor
515) dewasa ini sudah t idak sesuai dengan upaya perlindungan dan
pemeliharaan demi pelest arian benda cagar budaya; dan oleh
karena it u dipandang perlu menet apkan pengat uran benda cagar
budaya dengan Undang-undang;

Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 32 Undang-Undang
Dasar 1945;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

2


-

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982
Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);
3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 t ent ang Kepariwisat aan
(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 8, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3427);
Dengan Perset uj uan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menet apkan : UNDANG-UNDANG TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Benda cagar budaya adalah:
a. benda buat an manusia, bergerak at au t idak bergerak yang

berupa kesat uan at au kelompok, at au bagian-bagiannya at au
sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (limapuluh)
t ahun, at au mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa
gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) t ahun, sert a dianggap
mempunyai nilai pent ing bagi sej arah, ilmu penget ahuan, dan
kebudayaan;
b. benda alam yang dianggap mempunyai nilai pent ing bagi sej arah,
ilmu penget ahuan , dan kebudayaan.
2. Sit us adalah lokasi yang mengandung at au diduga mongandung

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3

-

benda cagar budaya t ermasuk lingkungannya yang diperlukan bagi

pengamanannya.
BAB II
TUJUAN DAN LINGKUP
Pasal 2
Perlindungan benda cagar budaya dan sit us bert uj uan melest arikan
dan memanf aat kannya unt uk memaj ukan kebudayaan nasional
Indonesia.
Pasal 3
Lingkup pengat uran Undang-undang ini meliput i benda cagar budaya,
benda yang diduga benda cagar budaya, benda berharga yang t idak
diket ahui pemiliknya, dan sit us.
BAB III
PENGUASAAN, PEMILIKAN, PENEMUAN, DAN PENCARIAN
Bagian Pert ama
Penguasaan dan Pemilikan
Pasal 4
(1)

Semua benda cagar budaya dikuasai oleh Negara.


(2)

Penguasaan benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) meliput i benda cagar budaya yang t erdapat di wilayah
hukum Republik Indonesia.

(3)

Pengembalian benda cagar budaya yang pada saat berlakunya
Undang-undang ini berada di luar wilayah hukum Republik
Indonesia, dalam rangka penguasaan oleh Negara, dilaksanakan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4

-


Pemerint ah sesuai dengan konvensi int ernasional.
Pasal 5
(1)

Dalam rangka penguasaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
benda cagar budaya yang karena nilai, sif at , j umlah, dan
j enisnya sert a demi kepent ingan sej arah, ilmu penget ahuan, dan
kebudayaan perlu dilest arikan, dinyat akan milik Negara.

(2)

Ket ent uan
mengenai
sebagaimana dimaksud
Perat uran Pemerint ah.

penent uan
benda
cagar

dalam ayat (1) dit et apkan

budaya
dengan

Pasal 6
(1)

Benda cagar budaya t ert ent u dapat dimiliki at au dikuasai oleh
set iap orang dengan t et ap memperhat ikan f ungsi sosialnya dan
sepanj ang t idak bert ent angan dengan ket ent uan dalam
Undang-undang ini.

(2)

Benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah benda cagar budaya yang :
a. dimiliki at au dikuasai secara t urun-t emurun at au merupakan
warisan;
b. j umlah unt uk set iap j enisnya cukup banyak dan sebagian t elah

dimiliki oleh Negara.

(3)

Dalam hal orang sebagaimana rdimaksud dalam ayat (1) adalah
warga negara Indonesia yang dapat dimiliki at au dikuasai adalah
benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf
a dan huruf b.

(4)

Dalam hal orang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
warga negara asing, yang dapat dimiliki at au dikuasai adalah
hanya benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-


5

-

huruf b.
Pasal 7
(1)

Pengalihan pemilikan at as benda cagar budaya t ert ent u yang
dimiliki oleh warga negara Indonesia secara t urun-t emurun at au
karena pewarisan hanya dapat dilakukan kepada Negara.

(2)

Pengalihan pemilikan benda cagar budaya sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dapat disert ai pemberian imbalan yang waj ar.

(3)

Ket ent uan mengenai t at a cara pengalihan dan pemberian

imbalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 8

(1)

Set iap pemilikan, pengalihan hak, dan pemindahan t empat benda
cagar budaya t ert ent u sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan
Pasal 7 waj ib didaf t arkan.

(2)

Ket ent uan mengenai pendaf t aran sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 9

Set iap orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, yang benda cagar
budayanya hilang dan/ at au rusak waj ib melaporkan perist iwa t ersebut
kepada Pemerint ah dalam j angka wakt u selambat -lambat nya 14
(empat belas)hari sej ak di ket ahui hilang at au rusaknya benda cagar

budaya t ersebut .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

Bagian Kedua
Penemuan
Pasal 10
(1)

Set iap orang yang menemukan at au menget ahui dit emukannya
benda cagar budaya at au benda yang diduga sebagai benda cagar
budaya at au benda berharga yang t idak diket ahui pemiliknya,
waj ib melaporkannya kepada Pemerint ah selambat -lambat nya 14
(empat
belas) hari sej ak dit emukan at au menget ahui
dit emukannya.

(2)

Berdasarkan laporan t ersebut , t erhadap benda sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) segera dilakukan penelit ian.

(3)

Sej ak dit erimanya laporan dan selama dilakukannya proses
penelit ian
t erhadap
benda
yang
dit emukan
diberikan
perlindungan sebagai benda cagar budaya.

(4)

Berdasarkan hasil penelit ian sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), Pemerint ah menent ukan benda t ersebut sebagai benda cagar
budaya at au bukan benda cagar budaya, dan menet apkan :
a. pemilikan oleh Negara dengan pemberian imbalan yang waj ar
kepada penemu;
b. pemilikan sebagian dari benda cagar budaya oleh penemu
berdasarkan ket ent uan Pasal 6 ayat (2) huruf b;
c. penyerahan kembali kepada penemu, apabila t erbukt i benda
t ersebut bukan sebagai benda cagar budaya at au bukan
sebagai benda berharga yang t idak diket ahui pemiliknya;
d. pemilikan, penguasaan, dan pemanf aat annya sesuai dengan
ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku,
apabila benda t ersebut t ernyat a merupakan benda berharga
yang t idak diket ahui pemiliknya.

(5)

Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

(3), dan ayat (4) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 11
Pemerint ah menet apkan lokasi penemuan benda cagar budaya at au
benda yang diduga benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam
pasal 10 ayat (1) sebagai sit us dengan menet apkan bat as-bat asnya.
Bagian Ket iga
Pencarian
Pasal 12
(1)

Set iap orang dilarang mencari benda cagar budaya at au benda
berharga yang t idak diket ahui pemiliknya dengan cara
penggalian, penyclaman, pengangkat an at au dengan cara
pencarian lainnya, t anpa izin dari Pemerint ah.

(2)

Ket ent uan mengenai pencarian benda cagar budaya at au benda
berharga yang t idak diket ahui pemiliknya t ermasuk syarat -syarat
dan t at a cara perizinan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
BAB IV
PERLINDUNGAN DAN PEMELIHARAAN
Pasal 13

(1)

Set iap orang yang memiliki at au menguasai benda cagar budaya
waj ib melindungi dan memeliharanya.

(2)

Perlindungan dan pemeliharaan benda cagar budaya sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) waj ib dilakukan dengan memperhat ikan
nilai sej arah dan keaslian bent uk sert a pengamanannya.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

Pasal 14
(1)

Dalam hal orang yang memiliki at au menguasai benda cagar
budaya t ert ent u sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 t idak
melaksanakan
kewaj iban
melindungi
dan
memelihara
sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, Pemerint ah memberikan
t eguran.

(2)

Apabila dalam wakt u 90 (sembilan puluh) hari sej ak dikeluarkan
t eguran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) upaya
perlindungan t et ap t idak dilaksanakan olch pemilik at au yang
menguasai benda cagar budaya, Pemerint ah dapat mengambil
alih kewaj iban unt uk melindungi benda cagar budaya yang
bersangkut an.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 15

(1)

Set iap orang dilarang merusak benda cagar budaya dan sit us
sert a lingkungannya.

(2)

Tanpa izin dari Pemerint ah set iap orang dilarang:
a. membawa benda cagar budaya ke luar wilayah Republik
Indonesia;
b. memindahkan benda cagar budaya dari daerah sat u ke daerah
lainnya;
c. mengambil at au memindahkan benda cagar budaya baik
sebagian maupun seluruhnya, kecuali dalam keadaan darurat ;
d. mengubah bent uk dan/ at au warna sert a memugar benda cagar
budaya;
e. memisahkan sebagian benda cagar budaya dari kesat uannya;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

f . memperdagangkan
at au
memperj ualbelikan
memperniagakan benda cagar budaya.
(3)

at au

Pelaksanaan ket ent uan dan perizinan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 16
Pemerint ah dapat menahan at au memerint ahkan agar benda cagar
budaya yang t elah dibawa at au dipindahkan t anpa izin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) dikembalikan ke t empat asal at as
beban biaya orang yang membawa at au memindahkannya.
Pasal 17
(1)

Set iap kegiat an yang berkait an dengan penet apan suat u lokasi
sebagai sit us disert ai dengan pemberian gant i rugi kepada
pemilik t anah yang bersangkut an.

(2)

Pelaksanaan pemberian gant i rugi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang-undangan yang berlaku.
BAB V
PENGELOLAAN
Pasal 18

(1)

Pengelolaan benda cagar budaya dan sit us adalah t anggung
j awab Pemerint ah.

(2)

Masyarakat , kelompok, at au perorangan berperansert a dalam
pengelolaan benda cagar budaya dan sit us.

(3)

Ket ent uan mengenai t at a cara pengelolaan benda cagar budaya
dan sit us dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

BAB VI
PEMANFAATAN
Pasal 19
(1)

Benda cagar budaya t ert ent u dapat dimanf aat kan unt uk
kepent ingan agama, sosial, pariwisat a, pendidikan, ilmu
penget ahuan, dan kebudayaan.

(2)

Pemanf aat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t idak dapat
dilakukan dengan cara at au apabila :
a. bert ent angan dengan upaya perlindungan benda cagar budaya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2);
b. semat a-mat a unt uk mencari keunt ungan pribadi dan/ at au
golongan.

(3)

Ket ent uan t ent ang benda cagar budaya yang dapat dimanf aat kan
unt uk kepent ingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
cara pemanf aat annya dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 20

Pemerint ah dapat menghent ikan kegiat an pemanf aat an benda cagar
budaya apabila pelaksanaannya t ernyat a berlangsung dalam keadaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2).
Pasal 21
Benda cagar budaya yang pada saat dit emukan t ernyat a sudah t idak
dimanf aat kan lagi sepert i f ungsi semula dilarang unt uk dimanf aat kan
kembali.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

Pasal 22
(1)

Benda cagar budaya bergerak at au benda cagar budaya t ert ent u
baik yang dimiliki oleh Negara maupun perorangan dapat
disimpan dan/ at au dirawat di museum.

(2)

Pemeliharaan benda cagar budaya yang disimpan dan/ at au
dirawat di museum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 23

(1)

Pemanf aat an benda cagar budaya dengan cara penggandaan
waj ib mendapat kan izin dari Pemerint ah.

(2)

Ket ent uan mengenai pemberian izin sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
BAB VII
PENGAWASAN
Pasal 24

(1)

Pemerint ah melaksanakan pengawasan t erhadap benda cagar
budaya besert a sit us yang dit et apkan.

(2)

Ket ent uan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilaksanakan secara t erpadu dan dit et apkan dengan
Perat uran Pemerint ah.
Pasal 25

At as dasar sif at benda cagar budaya, diadakan Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS) yang mempunyai wewenang dan bekerj a sesuai

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 26
Barangsiapa dengan sengaj a merusak benda cagar budaya dan sit us
sert a
lingkungannya
at au
membawa, memindahkan, mengambil, mengubah
bent uk
dan/ at au
warna, memugar, at au memisahkan benda cagar budaya t anpa izin
dari Pemerint ah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan
ayat (2) dipidana dengan pidana penj ara selama-lamanya 10 (sepuluh)
t ahun dan/ at au denda set inggi-t ingginya Rp 100. 000. 000, 00 (serat us
j ut a rupiah).
Pasal 27
Barangsiapa dengan sengaj a melakukan pencarian benda cagar budaya
at au benda berharga yang t idak diket ahui pemiliknya dengan cara
penggalian, penyelaman, pengangkat an, at au dengan cara pencarian
lainnya t anpa izin dari Pemerint ah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (1) dipidana dengan pidana penj ara selama-lamanya 5 (lima)
t ahun dan/ at au denda set inggi-t ingginya Rp 50. 000. 000, 00 (lima puluh
j ut a rupiah).
Pasal 28
Barangsiapa dengan sengaj a :
a. t idak melakukan kewaj iban mendaf t arkan pemilikan, pengalihan
hak, dan pemindahan t empat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (1);
b. t idak melakukan kewaj iban melapor at as hilang dan/ at au rusaknya

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

benda cagar budaya t ersebut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9;
c. t idak melakukan kewaj iban melapor at as penemuan at au
menget ahui dit emukannya benda cagar budaya at au benda yang
diduga sebagai benda cagar budaya at au benda berharga yang t idak
diket ahui pemiliknya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(1);
d. memanf aat kan kembali benda cagar budaya yang sudah t idak
dimanf aat kan lagi sepert i f ungsi semula sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21;
e. memanf aat kan benda cagar budaya dengan cara penggandaan t idak
seizin Pemerint ah sebagaimana diat ur
dalam
Pasal
23;
masing-masing dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1
(sat u) t ahun dan/ at au dcnda set inggi-t ingginya Rp 10. 000. 000, 00
(sepuluh j ut a rupiah).
Pasal 29
Perbuat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dan Pasal 27 adalah
t indak pidana kej ahat an dan perbuat an sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 adalah t indak pidana pelanggaran.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
(1)

Pada saat mulai bert akunya Undang-undang ini set iap orang yang
belum mendaf t arkan benda cagar budaya t ert ent u sebagaimana
diat ur dalam Undang-undang ini, yang dimiliki at au dikuasainya
waj ib mendaf t arkan kepada Pemerint ah dalam j angka wakt u
selambat -lambat nya 2 (dua) t ahun t erhit ung sej ak saat mulai
berlakunya undang-undang ini.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(2)

14

-

Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, semua perat uran
perundang-undangan yang ada sebagai pelaksanaan Monument en
Ordonnant ie Nomor 19 Tahun 1931 (St aat sblad Tahun 1931 Nomor
238),
sebagaimana
t elah
diubah
dengan
Monument en
Ordonnant ie Nomor 21 Tahun 1934 (St aat sblad Tahun 1934 Nomor
515), dinyat akan t et ap berlaku selama t idak bert ent angan
dengan Undang-undang ini at au belum digant i dengan ket ent uan
perat uran perundang-undangan yang baru sebagai pelaksanaan
dari Undang-undang ini.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31

Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, Monument en
Ordonnant ie Nomor 19 Tahun 1931 (St aat sblad Tahun 1931 Nomor
238), sebagaimana t elah diubah dengan Monument en Ordonnant ie
Nomor 21 Tahun 1934 (St aat sblad Tahun 1934 Nomor 515), dinyat akan
t idak berlaku.
Pasal 32
Undang-undang ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

-

Disahkan di Jakart a
pada t anggal 21 Maret 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 21 Maret 1992
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 1992
TENTANG
BENDA CAGAR BUDAYA
UMUM
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 menegaskan bahwa "Pemerint ah
memaj ukan kebudayaan nasional Indonesia"sert a penj elasannya ant ara
lain menyat akan "Usaha kebudayaan harus menuj u ke arah kemaj uan
adab, budaya, dan persat uan, dengan t idak menolak bahan-bahan
baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan at au
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, sert a mempert inggi deraj at
kemanusiaan bangsa Indonesia".
Ket et apan Maj elis Permusyawarat an Rakyat Nomor II/ MPR 1988
t ent ang Garis-garis Besar Haluan Negara menegaskan bahwa"
kebudayaan Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa,
harus dipelihara, dibina dan dikembangkan guna memperkuat
penghayat an dan pengamalan Pancasila, meningkat kan kualit as hidup,
memperkuat kepribadian bangsa, mempert ebal rasa harga diri dan
kebanggaan nasional, memperkokoh j iwa persat uan dan kesat uan
bangsa sert a mampu menj adi penggerak bagi perwuj udan cit a-cit a
bangsa di masa depan".
Beranj ak dari amanat ini maka Pemerint ah berkewaj iban unt uk
mengambil segala langkah dalam usaha memaj ukan kebudayaan
bangsa.
Benda cagar budaya mempunyai art i pent ing bagi kebudayaan bangsa,
khususnya unt uk memupuk rasa kebanggaan nasional sert a
memperkokoh kesadaran j at idiri bangsa. Oleh karena it u, Pemerint ah

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

17

-

berkewaj iban unt uk berdasarkan perat uran perundang-undangan yang
berlaku melindungi benda cagar budaya sebagai warisan budaya
bangsa Indonesia. Tidak semua benda peninggalan sej arah mempunyai
makna sebagai benda cagar budaya. Sej auh peninggalan sej arah
merupakan benda cagar budaya maka demi pelest arian budaya
bangsa, benda cagar budaya harus dilindungi dan di lest arikan; unt uk
keperluan ini maka benda cagar budaya perlu dikuasai oleh Negara
bagi pengamanannya sebagai milik bangsa.
Sebagian besar benda cagar budaya suat u bangsa adalah hasil cipt aan
bangsa it u pada masa lalu yang dapat menj adi sumber kebanggaan
bangsa yang bersangkut an. Oleh karena it u, pelest arian benda cagar
budaya Indonesia merupakan ikht iar unt uk memupuk kebanggaan
nasional dan memperkokoh kesadaran j at i diri sebagai bangsa yang
berdasarkan Pancasila. Kesadaran j at idiri suat u bangsa yang banyak
dipengaruhi oleh penget ahuan t ent ang masa lalu bangsa yang
bersangkut an, sehingga keberadaan kebangsaan it u pada masakini dan
dalam proyeksinya ke masa depan bert ahan kepada ciri khasnya
sebagai bangsa yang t et ap berpij ak pada landasan f alsaf ah dan
budayanya sendiri.
Upaya melest arikan benda cagar budaya dilaksanakan, selain unt uk
memupuk rasa kebanggaan nasional dan memperkokoh kesadaran j at i
diri sebagai bangsa yang berdasarkan Pancasila, j uga unt uk
kepent ingan sej arah, ilmu penget ahuan, dan kebudayaan sert a
pemanf aat an lain dalam rangka kepent ingan nasional.
Memperhat ikan hal-hal t ersebut di at as dipandang perlu unt uk
melaksanakan t indakan penguasaan, pemilikan, penemuan, pencarian,
perlindungan,
pemeliharaan,
pengelolaan,
pemanf aat an,
dan
pengawasan berdasarkan suat u perat uran perundang-undangan.
Karena perat uran perundang-undangan yang berlaku sekarang sudah
t idak sesuai dengan j iwa dan semangat t ersebut di at as, maka
disusunlah undang-undang t ent ang Benda Cagar Budaya ini.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
Cukup j elas
Pasal 3
Penegasan mengenai lingkup ini diperlukan agar pengat uran
Undang-undang ini j uga dapat menj angkau masalah benda berharga
yang t idak diket ahui pemiliknya. Karena sif at dan hakikat benda
berharga yang t idak diket ahui pemiliknya dapat mendekat i
pengert ian benda cagar budaya, maka benda berharga yang t idak
diket ahui pemiliknya dimasukkan dalam pengat uran Undang-undang
ini.
Dengan demikian :
a. Hal ihwal t erut ama dalam hal kegiat an pencarian, penemuan,
at au pengangkat an t ent ang benda berharga yang t idak diket ahui
pemiliknya yang kemudian t ernyat a merupakan benda cagar
budaya dit undukkan sepenuhnya pada Undang-undang ini;
b. Dalam hal benda berharga yang t idak diket ahui pemiliknya
kemudian t ernyat a bukan merupakan benda cagar budaya
dit undukkan pada perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 4
Ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

19

-

Penguasaan oleh Negara mempunyai art i bahwa Negara pada
t ingkat t ert inggi berhak menyelenggarakan pengat uran segala
perbuat an hukum berkenaan dengan pelest arian benda cagar
budaya. Pelest arian t ersebut dit uj ukan unt uk kepent ingan
umum, yait u pengat uran benda cagar budaya harus dapat
menunj ang pembangunan nasional di bidang ilmu penget ahuan,
pendidikan, pariwisat a, dan lain-lain.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Upaya pengembalian benda cagar budaya oleh Pemerint ah dalam
rangka penguasaan oleh Negara dilakukan oleh Ment eri yang
bert anggung j awab at as bidang kebudayaan.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 6
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan orang adalah perorangan at au badan
hukum/ yayasan/ perhimpunan/ perkumpulan dan badan yang
sej enis. Sekalipun benda cagar budaya pada dasarnya dikuasai
oleh Negara, t et api set iap orang j uga dapat memiliki dan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

20

-

menguasai
benda cagar
budaya t ert ent u,
dalam art i
melaksanakan pengelolaan, pengampuan, at au t indakan sej enis,
dengan t et ap memperhat ikan f ungsi sosial dan pemanf aat annya
bagi kepent ingan pendidikan dan ilmu penget ahuan, sert a
pelest ariannya.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Imbalan dapat berupa uang at au benda penggant i yang
bermanf aat bagi pemilik. Ket ent uan ini t idak berlaku apabila
pengalihannya berlangsung secara hibah.
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

21

-

Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 9
Laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini waj ib disampaikan
kepada inst ansi yang bert anggung j awab at as perlindungan dan
pengawasan benda cagar budaya, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, at au aparat pemerint ah daerah yang t erdekat .
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup j elas (lihat penj elasan Pasal 9)
Ayat (2)
Penelit ian dilakukan oleh inst ansi yang dit unj uk oleh Ment eri
yang bert anggung j awab at as bidang kebudayaan.
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Pasal 11
Cukup j elas
Pasal 12

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

22

-

Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 14
Ayat (1)
Teguran sebagaimana dimaksud dalam ayat ini dapat dilakukan
secara t ert ulis, at au secara lisan yang dicat at dalam buku
kunj ungan.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 15
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah kawasan di sekit ar at au

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

23

-

di sekeliling benda cagar budaya dan sit us, yang diperlukan bagi
perlindungan, pelest arian, dan pemanf aat annya.
Ayat (2)
But ir a
Cukup j elas
But ir b
Yang dimaksud dengan daerah dalam but ir ini adalah
Kabupat en/ Kot amadya/ Daerah Tingkat II di Wilayah Negara
Kesat uan Republik Indonesia.
But ir c
Yang dimaksud dengan dalam keadaan darurat dalam but ir ini
adalah kondisi yang dapat mengancam benda cagar budaya,
sepert i kebakaran, bencana alam, at au perist iwa lainnya.
But ir d
Cukup j elas
But ir e
Cukup j elas
But ir f
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 16

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 20

24

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas
Pasal 21
Cukup j elas
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 25
Cukup j elas

25

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Pasal 26
Cukup j elas
Pasal 27
Cukup j elas
Pasal 28
Cukup j elas
Pasal 29
Cukup j elas
Pasal 30
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 31
Cukup j elas
Pasal 32
Cukup j elas

26

-