Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010 | Pratiwi | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 61 206 1 PB

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010

Yuniana Eka Pratiwi
Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar
[email protected]

ABSTRAK
Penentuan kode Penyebab Dasar kematian merupakan salah satu fungsi yang penting dari fungsifungsi unit kerja rekam medis yang membutuhkan ketelitian. Dalam menentukan kode Penyebab
Dasar kematian, petugas harus memperhatikan prosedur atau Rule yang telah ditetapkan oleh
WHO di dalam ICD-10 volume 2. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketepatan penentuan
kode penyebab dasar kematian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV tahun
2010.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan secara retrospektif. Metode
penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah
dokumen rekam medis pasien rawat inap yang meninggal triwulan IV di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Salatiga tahun 2010 sebanyak 28 dokumen. Tehnik pengambilan sampel yaitu
sampling jenuh, dengan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwaketepatan hasil penentuan kode penyebab dasar kematian
pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun kode penyebab dasar
kematian yang tepat sebanyak 21 (75%) dan kode penyebab dasar kematian yang tidak tepat

sebanyak 7 kode (25%). Cara menentukan kode penyebab dasar kematian pasien adalah
berdasarkan kode dari diagnosis utama yang ditulis dokter dalam status pasien. Hal ini belum
sesuai dengan peraturan yang ada pada ICD-10 yaitu dalam menentukan kode penyebab dasar
kematian petugas haruslah melakukan reseleksi dengan penerapan Rule, yang meliputi penerapan
Prinsip Umum, Rule 1, Rule 2 atau Rule 3.
Cara untuk menghasilkan ketepatan kode penyebab dasar kematian yaitu dengan penerapan
prosedur atau Rule sesuai dengan ICD-10 yaitu tentang penentuan kode penyebab dasar kematian.
Selain itu perlu dibuat prosedur tetap tentang cara penentuan kode penyebab dasar kematian dan
penyediaan tabel Medical Mortality Data System (MMDS) untuk membantu dalam penetapan
kode penyebab dasar kematian.

Kata Kunci

: Kode Penyebab Dasar Kematian, ICD-10, MMDS
rekam medis adalah pendokumentasian serta

PENDAHULUAN
Rekam

medis


adalah

berkas

pengodean (coding) diagnosis.

yang

Pelaksanaan kodefikasi dilakukan oleh

berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,

seorang

perekam

medis


dengan

tindakan serta pelayanan lain yang telah

menggunakan standar klasifikasi yaituICD-

diberikan kepada pasien (DepKesRI, 2008).

10. ICD-10 merupakan klasifikasi statistik,

Rekam medis dikatakan bermutu apabila

yang terdiridari sejumlah kode

rekam medis tersebut akurat, lengkap, dapat

numerik

dipercaya, valid dan tepat waktu (Abdelhak,


menurut kategori, yang

2001). Salah satu bentuk pengelolaan dalam

konsep seluruh penyakit. Klasifikasi dalam

alpha-

yang satu sama lain berbeda
menggambarkan

ICD-10 mencakup panduan yang berisi

89

Rules atau peraturan yang spesifik untuk

penelitian

menggunakannya. Pelaksanaan pengodean


Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian

diagnosis tersebut harus lengkap dan akurat

Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

sesuai dengan arahan ICD-10 (WHO, 2004).

Salatiga Triwulan IV tahun 2010”.

ICD-10 digunakan sebagaidasar dalam

dengan

judul“Ketepatan

Penyebab Dasar Kematian (Underlying

kematian.


Cause of Death) adalah sebab dasar terjadi

WHO menyusunsertifikat kematian yang

serentet sebab-sebab kematian. Sebab dasar

merupakansumberutama data mortalitas dan

terjadinya

digunakan sebagai dasar pembuatan laporan

terjadinya cedera sebagai pemicu serentetan

penyebab kematian (Kasim F. dan Ekardius,

kejadian yang mengakibatkan kematian,

2010).Laporan tentang penyebab kematian


kejadian kecelakaan atau kekerasan yang

sangatlah berguna agar rumah sakit dapat

menghasilkan cedera fatal.(Anggraini M,

membuat

2004)

mempersiapkan

data

statistik

klasifikasi tentang penyebab

kualitas


pelayanan,

yaitu

:

Penyakit

Tabel Medical Mortality Data System

kematian utama yang dapat digunakan untuk
evaluasi

kematian

kebutuhan

(MMDS)


tenaga medis dan alat-alat medis.

dipakai

untuk

membantu

penetapan penyebab dasar yang benar.

Berdasarkan survei pendahuluan yang

Decision tabel ini adalah kumpulan daftar

dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah

yang memberikan panduan dan arah dalam

Kota Salatiga diketahui bahwa secara umum


penerapan Rule seleksi dan modifikasi yang

untuk penentuan kode Penyebab Dasar

dipublikasikan dalam ICD-10 volume 2.

kematian di Rumah Sakit Umum Daerah

(DepKes RI, 2008)

Kota Salatiga belum mengacu pada aturan
yang ada di ICD-10. Petugas coding

METODE PENELITIAN

menetapkan kode diagnosis utama yang

Jenis Penelitian ini adalah penelitian

tertulis pada status pasien sebagai kode


deskriptif yang menggambarkan tentang

penyebab dasar kematian tanpa melihat

ketepatan penentuan kode penyebab dasar

kembali aturan atau Rule yang ada di ICD-

kematian pasien di Rumah Sakit Umum

10 tentang penentuan kode penyebab dasar

Daerah Kota Salatiga Triwulan IV tahun

kematian. Hal ini menyebabkan masih

2010,

ditemukan adanya ketidaktepatan

dalam

retrospektifdimana peneliti mengumpulkan

penentuan kode Penyebab Dasar kematian,

data-data yang ada pada masa lalu atau yang

yang akan berpengaruh terhadap laporan

pernah terjadi.

dengan

pendekatan

secara

mortalitas yang berkenaan dengan penyakit,

Variable penelitian adalah ketepatan

trend

penentuan kode penyebab dasar kematian

klasifikasi 10 besar penyakit penyebab

yaitu ketentuan pemberian kode penyebab

kematian.

dasar kematian.

monitoring

survei

serta

Berdasarkan

dalam

latar

belakang

tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

90

Populasi dalam penelitian ini yaitu

ditemukan dilihat ICD-10 volume 1 untuk

dokumen rekam medis pasien rawat inap

memastikan ketepatan kodenya. Kode ditulis

yang meninggal pada triwulan IV di Rumah

pada lembar ringkasan masuk dan keluar

Sakit Umum Daerah Kota Salatiga tahun

kolom diagnosa.Setelah dikoding petugas

2010 sebanyak 28 dokumen. Sampel yang

menyerahkan dokumen ke bagian indeksing

digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh

untuk dibuat indeks.

dokumen rekam medis pasien rawat inap

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab

yang meninggal triwulan IV di Rumah Sakit

Dasar Kematian di Rumah Sakit Umum

Umum Daerah Kota Salatiga tahun 2010

Daerah Kota Salatiga Berdasarkan ICD-10.

sebanyak 28 dokumen dengan menggunakan

Upaya mengetahui ketepatan penentuan

teknik sampling jenuh.Instrumen Penelitian

kode dan diagnosis penyebab kematian

terdiri dari : Pedoman Wawancara, Pedoman

dengan

observasi,

observasi pada dokumen rekam medis

Cara

Pengumpulan

Data,

Wawancara, Observasi

ICD-10,

peneliti

melakukan

pasien meninggal pada triwulan IV tahun

Analisis data yang digunakan dalam

2010. Observasi yang dilakukan peneliti

penelitian ini adalah dengan menggunakan

adalah mencocokkan antara hasil penentuan

analisis

diskriptif

dengan

cara

kode diagnosis yang dianggap sebagai kode

yang

telah

sebab kematian dengan aturan atau rule

dikumpulkan dan diolah menjadi ketepatan

menurut prosedur WHO yang ada di ICD-

penentuan kode penyebab dasar kematian di

10.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga

dilakukan peneliti terhadap data kematian

Triwulan IV tahun 2010.

pasien rawat inap triwulan IV tahun 2010

mendiskripsikan

yaitu
data

Data

hasil

observasi

yang

telah

dapat dilihat padalampiran 10.
Persentase dari keseluruhan data hasil

HASIL

analisis ketepatan penentuan kode Penyebab

Tata cara pemberian kode di Rumah
Salatiga

Dasar kematian pasien di Rumah Sakit

Pemberian kode penyakit di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV

Umum Daerah Kota Salatiga dilakukan oleh

Tahun

petugas Codingmenggunakan International

sebanyak 28 angka kematian adalah sebagai

Statistical Classification of Diseases and

berikut:

Sakit

Umum

Daerah

Kota

2010

dengan

jumlah

populasi

Related Health Problems Tenth Revision
(ICD-10). Tata cara pengodeannya adalah
sebagai berikut :Petugas Codingmenerima
bekas dari Assembling.Memberi kode dari
diagnosis pasien menggunakan ICD -10
volume

3

dengan

melihat

Tabel 1.Rekapitulasi Ketepatan Hasil
Penentuan
KodePenyebab
Dasar
Kematian Pasien

alfabetikal

indeks.Bila kode pada volume 3 sudah

91

PEMBAHASAN
Kriteria
Tepat
Tidak
Tepat
Jumlah

Jumlah
22
6

Persentase (%)
78,57
21,43

28

100

Dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa tata cara pengodean di sesuai dengan
teori pada ICD-10. Dalam menentukan kode
diagnosis utama pasien, petugas coding
memperhatikan

Dari tabel 1 dapat kita lihat bahwa

tunjuk

silang

(cross

ketepatan hasil penentuan kode Penyebab

references) juga mengikuti inclusion dan

Dasar kematian pasien di Rumah Sakit

exclusion dibawah kode atau dibawah

Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV

chapteruntuk mendapatkan kode yang tepat.

Tahun 2010 adalah sebanyak 22 kode (78,57

Agar dapat memberikan kode penyakit

%) sedangkan persentase ketidaktepatannya

secara tepat untuk memudahkan dalam

adalah

%).

pembuatan laporan yang dibutuhkan oleh

Penyebab dasar kematian terbesar di Rumah

manajemen rumah sakit, petugas sudah

Sakit Umum Daerah Kota Salatiga adalah

berpedoman pada prosedur tetap pemberian

penyakit Stroke, pada triwulan IV terdapat 9

kode penyakit di Rumah Sakit Umum

(Sembilan)

Daerah Kota Salatiga nomor 28/1/07/CM 13

sebanyak

pasien

6

kode

(21,43

meninggal

dengan

Januari 2007 revisi 1.

penyebab dasar kematian Stoke (lampiran

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab

10).
Cara Penentuan Kode Penyebab Dasar

Dasar Kematian di Rumah Sakit Umum

Kematian di Rumah Sakit Umum Daerah

Daerah Kota Salatiga Berdasarkan ICD-

Kota Salatiga. Berdasarkan hasil wawancara

10.Menurut Abdelhak (2001), kesesuaian

yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa di

data dan informasi yang disajikan dengan

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga

informasi yang dibutuhkan sangat berperan

belum mempunyai prosedur tetap yang

dalam proses pengambilan keputusan. Untuk

berkaitan dengan prosedur penentuan kode

dapat menghasilkan data serta informasi

penyebab dasar kematian. Penentuan kode

yang baik serta dapat digunakan sebagai

penyebab dasar yang dilakukan selama ini di

dasar

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga

manajemen, dibutuhkan peran aktif petugas

belum menggunakan prosedur yang telah

dalam melakukan proses pengolahan data.

dalam

pengambilan

keputusan

ditetapkan oleh World Health Organitation

Dari hasil penelitian diketahui bahwa

(WHO) maupun Depkes yaitu dengan

ketepatan hasil penentuan kode Penyebab

menggunakanRule atau peraturan yang ada.

Dasar kematian pasien di Rumah Sakit

Penentuan kode penyebab dasar kematian

Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV

masih berdasarkan kode dari diagnosis

Tahun kode penyebab dasar kematian yang

utama yang ditulis dokter dalam status

tepat sebanyak

pasien.

penyebab dasar kematian yang tidak tepat

22 (78,57 %) dan kode

sebanyak 6 kode (21,43%).

92

Ketidaktepatan

penentuan

kode

menetapkan kode diagnosis utama pada

penyebab dasar kematian ini disebabkan

lembar status pasien sebagai kode penyebab

karena petugas menetapkan kode penyebab

dasar

dasar

contohnya yaitu :

kematian berdasarkan kode

dari

kematian.

Sebagai

salah

I (a) Cardiac Arrest (I46.9)

diagnosis utama yang ditulis dokter dalam
status pasien. Sedangkan menurut teori,

(b) Coma hepaticum (K72.9)

untuk menentukan kode penyebab dasar

(c)Cirrhosis

kematian

Anemia berat (D50.0)

petugas

haruslah

satu

melakukan

reseleksi dengan penerapan Rule, yang

Pada

urutan

hepatic

ini,

(K74.6),

Coding

petugas

meliputi penerapan Prinsip Umum, Rule 1, 2

menetapkan Cardiac Arrest (I46.9) yang

atau 3.

tertulis sebagai diagnosis utama pada lembar

Cara Penentuan Kode Penyebab Dasar

status pasien sebagai kode Penyebab Dasar

Kematian di Rumah Sakit Umum Daerah

Kematian.

Kota Salatiga. Berdasarkan buku DepKes

Cardiac Arrest (I46.9) tidak diperbolehkan

(2008) dijelaskan bahwa dalam penentuan

menjadi penyebab kematian karena dalam

kode penyebab kematian harus mengikuti

sertifikat

prosedur atau Rule yang telah ditetapkan.

penyebab kematian tidak boleh diisi cara

Jika hanya ada satu penyebab kematian yang

meninggal (mode of dying) seperti Heart

dilaporkan, maka penyebab tersebut adalah

Failure, Respiratory Failure. Seharusnya

penyebab kematiannya dan digunakan untuk

penyebab kematian diisi dengan penyakit,

tabulasi. Jika lebih dari satu penyebab

cedera atau komplikasi yang menyebabkan

kematian yang dilaporkan, maka langkah

kematian (DepKes, 2008). Karena aturan ini,

yang

yaitu

maka diagnosis penyebab kematian yang

menentukan penyebab awal yang tepat yang

dipilih tidak sesuai dengan aturan yang ada

mendahuluinya

terbawah

pada ICD-10. Setelah di cek menggunakan

dibagian I dari sertifikat kematian dengan

aturan yang ada dalam ICD-10 volume 2

menerapkan prinsip umum atau Rule 1, 2

dengan penerapan Rule 1 dengan bantuan

dan 3.

Decision Table D, ternyata kode penyebab

digunakan

pertama

pada

kali

baris

Dalam

kematian

sertifikat

kematian

menyebutkan

untuk

dasar kematian tersebut adalah Cirrhosis

Berdasarkan observasi yang dilakukan
peneliti terhadap kasus kematian di Rumah

hepatic

Sakit

Salatiga,

diterapkan karena terdapat lebih dari satu

diketahui bahwa dalam penentuan kode

urutan yang berakhir dengan kondisi yang

Penyebab Dasar kematian masih belum

diisikan pertama pada sertifikat. Untuk

sesuai dengan prosedur yang ditetapkan di

menerapkan Rule 1 pada contoh diatas, kita

dalam ICD-10 volume 2. Ketidaktepatan

perlu memeriksa hubungan kausal antara

penentuan kode penyebab dasar kematian

masing-masing kondisi yang tercantum pada

Umum

Daerah

Kota

disebabkan karena petugas rekam medis

93

(K74.6).

Prinsip

umum

tidak

sertifikat kematian. Adapun langkah-langkah

G35 -G379

yang harus ditempuh yaitu :

G937

Langkah 1 :

I10 -K929

< (K74.6)

Kita ingin menemukan penyebab asal

M000 -M1990

kondisi yang pertama diisikan pada

########

sertifikat kematian. Dalam kasus ini
adalah Cardiac Arrest

Jadi Cirrhosis hepatic (K74.6) dan

(I46.9), jadi

Anemia berat (D50.0) keduanya dapat

apakah Coma hepaticum (K72.9) dapat

menyebabkan Coma hepaticum (K72.9).

menyebabkan Cardiac Arrest (I46.9)?

Karena Cirrhosis hepatic (K74.6) adalah

Carilah I46.9 sebagai address dalam

penyebab asal dari urutan pertama yang

tabel D, kita temukan address untuk

berakhir dengan kondisi yang pertama

I46.9 termasuk dalam rentang kode

disebutkan yaitu Cardiac Arrest (I46.9)

address ICD-10 (I440 -I509).

maka Cirrhosis hepatic (K74.6) dipilih

Cardiac Arrest (I46.9) bisa disebabkan

sebagai kode penyebab dasar kematian.

oleh Coma hepaticum (K72.9) karena

Dalam kasus ini, hal yang menyebabkan

K72.9 ada dalam rentang kode I00-L599.

kesalahan

--- I440 -I509 ---

adalah

kematian yang salah. Maka dari itu, dengan

H000 -H959

adanya prosedur atau rule dapat menuntun

I00 -L599
M

ketidaktepatan

prosedur penentuan kode penyebab dasar

A000 -G98
M

atau

< (K72.9)

kita dalam penentuan kode penyebab dasar

L88 -L929

kematian.

########

Untuk menghasilkan ketepatan kode
penyebab

Langkah 2

dasar

medis

seharusnya

Sekarang kita perlu memeriksa apakah

petugas

Cirrhosis

hepatic

(K74.6)

ataupun

menerapkan

Anemia

berat

(D50.0)

dapat

meliputi penerapan prinsip umum, Rule 1, 2

menyebabkan Coma hepaticum (K72.9).

atau 3 dalam proses penentuan kode

Kita bisa memeriksa keduanya pada saat

penyebab dasar kematian di rumah sakit. Hal

yang bersamaan, kita cari address code

ini penting, agar dalam penentuan kode

K72.9 dalam tabel D dan memeriksa

penyebab

apakah K74.6 ataupun D50.0 tercantum

menemukan lagi pemilihan kode yang salah

sebagai sub address.

dan mempermudah dalam pengolahan data,

(Coding)

peraturan reseleksi

dasar

kematian

kita

dapat
yang

tidak

khususnya tentang data mortalitas menjadi

--- K729 --A000 -E899

rekam

kematian

akurat

< (D50.0)

serta

mempermudah

F100 -F169

pengambilan keputusan.

F180 -F199

SIMPULAN

G000 -G129

94

dalam

Pemberian kode penyakit di Rumah
DepDikNas. 2001. Kamus Bahasa Indonesia
Edisi ke 3. Jakarta : Balai Pustaka.

Sakit Umum Daerah Kota Salatiga telah
sesuai dengan tata cara coding pada ICD-10.

DepKes RI. 2006. Pengelolaan Rekam
Medis Rumah Sakit Di Indonesia
Revisi II, Jakarta.

Dalam menentukan kode penyakit, petugas
koding memperhatikan tunjuk silang (cross
references) juga mengikuti inclusion dan

Hatta, Gemala. 2010. Pedoman Manajemen
Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Edisi Revisi.
Jakarta : Universitas Indonesia (UIPress).

exclusion term dibawah kode atau dibawah
chapter untuk mendapatkan kode yang tepat.
Ketepatan

kode

Penyebab

Dasar

kematian di Rumah Sakit Umum Daerah

Hidayat, A A. 2010. Metode Penelitian
Kebidanan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.

Kota Salatiga triwulan IV tahun 2010
sebanyak 22 kode (78,57 %) dan kode yang

KepMenKes
RI.
Nomor
50/MENKES/SK/1/1998
tentang
Pemberlakuan Klasifikasi Statistik
Internasional Tentang Penyakit
Revisi Ke-10.

tidak tepat sebanyak 6 kode (21,43%).
Cara penentuan kode penyebab dasar
kematian di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Salatiga masih berdasarkan kode dari

Kumala,

diagnosis utama yang ditulis dokter dalam
status pasien, hal ini belum sesuai dengan

Poppy. 1998. Kamus saku
kedokteran dorland. Edisi 25.
Jakarta.

peraturan yang ada pada ICD-10 yaitu dalam
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta
Kedokteran.
Media
Aesculapius FKUI: Jakarta.
(halaman: 421-425)
Notoatmodjo, Soekijdo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi
Revisi Pertama. Jakarta : PT
Rineka Cipta.

menentukan kode penyebab dasar kematian
petugas

haruslah

melakukan

reseleksi

dengan penerapan Rule, yang meliputi
penerapan Prinsip Umum, Rule 1, Rule 2
atau Rule 3.

PerMenKes
RI.
269/MenKes/Per/III/2008
Rekam Medis. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, TQ. 2004. Pengantar Metodologi
Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan.
Surakarta : CSGF (The Community
of Self Help Group Forum). hal : 71
__

Nomor
tentang

Sudra, R I. 2008. Kompetensi Perekam
Medis. Diakses: 22 Maret 2012.
http://www.ranocenter.net/modules.
php?name=News&file=article&sid
=139

. 2009. Pengantar
Metodologi Penelitian Untuk Ilmu
Kesehatan. Surakarta : Lembaga
Pendidikan (LPP) UNS dan UPT
Penerbit dan Pencetakan UNS. hal :
45

Sugiyono. 2007. Statistika untuk penelitian.
Revisi terbaru. Bandung : CV
Alfabeta. Hal. 27
World

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur
Penelitian(Suatu Pendekatan dan
Praktik) Edisi Revisi X. Jakarta :
PT Rineka Cipta.

95

Health
Organization,
2005.
International
Statistical
Clasification Of Diseases And

Related Health Problems(ICD-10,
Volume 1), Geneva.
_______________________,
2005.International
Statistical
Clasification Of Diseases And
Related Health Problems (ICD-10,
Volume 2), Geneva.
_______________________,
2005.
International
Statistical
Clasification Of Diseases And
Related Health Problems (ICD-10,
Volume 3), Geneva.

96

Dokumen yang terkait

GAMBARAN PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI Gambaran Penyebab Kematian Neonatal Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.

0 1 15

GAMBARAN PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI Gambaran Penyebab Kematian Neonatal Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.

0 2 10

KAJIAN PEMANFAATAN INFORMASI PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN MENINGGAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR | Sunaryo | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 43 134 1 PB

0 0 9

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA | Fauziah | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 42 130 1 PB

0 1 5

EVALUASI KETEPATAN KODE DIAGNOSIS PENYEBAB DASAR KEMATIAN BERDASARKAN ICD-10 DI RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA | Nuryati | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 41 126 1 PB

0 0 8

DESAIN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SLEMAN | Farlinda | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 75 258 1 PB

0 0 7

ANALISIS KETEPATAN KODE NEOPLASMA DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG | Susanto | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 154 510 1 PB

1 0 2

TINJAUAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS CEDERA DAN PENYEBAB LUAR CEDERA (EXTERNAL CAUSES) PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM “SITI HAJAR” MATARAM | - | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 132 436 1 PB

0 1 9

KAJIAN PENULISAN DIAGNOSIS DOKTER DALAM PENENTUAN KODE DIAGNOSIS LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI | Mariyati | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 63 214 1 PB

1 1 8

PDF ini KELENGKAPAN SERTIFIKAT MEDIS PENYEBAB KEMATIAN DAN AKURASI PENYEBAB DASAR KEMATIAN | Wahyuni | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 1 PB

0 1 5