KAJIAN PENULISAN DIAGNOSIS DOKTER DALAM PENENTUAN KODE DIAGNOSIS LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI | Mariyati | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 63 214 1 PB

KAJIAN PENULISAN DIAGNOSIS DOKTER DALAM PENENTUAN
KODE DIAGNOSIS LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

Sri Mariyati
APIKES Mitra Husada Karanganyar
Email: atickkrasivi@ymail.com

ABSTRAK
Bahasa terminologi medis merupakan sarana komunikasi antar petugas kesehatan. Bahasa
terminologi medis yang tercantum pada diagnosis seharusnya ditulis dengan terminologi medis
yang tepat dan memiliki nilai informatif agar dapat membantu petugas koding mengklasifikasikan
pada kondisi dalam kategori ICD yang paling spesifik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
ketepatan penggunaan terminologi medis dan keakuratan kode diagnosis lembar ringkasan masuk
dan keluar di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Wonogiri. Hasil survei pendahuluan yang
dilakukan terhadap 10 dokumen rawat inap bulan Maret tahun 2012 di RSUD dr. Soediran
Mangun Sumarso Kab. Wonogiri menunjukkan bahwa penggunaan bahasa terminologi yang tidak
tepat 40 % dengan ketidaktepatan kode diagnosis akhir 50 %.
Jenis Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh dokumen rekam medis rawat inap di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso
Kabupaten Wonogiri. Besar populasi adalah 1248 lembar ringkasan masuk dan keluar pada bulan

Maret tahun 2012. Teknik pengambilan sampling dengan sampling sistematis. Besar sampel yang
digunakan 125 lembar ringkasan masuk dan keluar. Analisis data menggunakan analisis deskriptif.
Ketepatan penggunaan bahasa terminologi medis sebesar 82 lembar ringkaran masuk dan keluar
(65,6 %) dan ketidaktepatan penggunaan bahasa terminologi medis sebesar 43 lembar ringkaran
masuk dan keluar (34,4 %). Keakuratan kode diagnosis sebesar 101 lembar ringkaran masuk dan
keluar (80,8 %) dan ketidakakuratan kode diagnosis sebesar 24 lembar ringkaran masuk dan keluar
(19,2 %).
Ketepatan penggunaan bahasa terminologi medis sebesar 82 lembar ringkasan masuk dan keluar
(65,6 %) sedangkan ketidaktepatan penggunaan bahasa terminologi medis sebesar 43 lembar
ringkasan masuk dan keluar (34,4 %). Disarankan menggunakan bahasa terminologi medis yang
tepat untuk menunjang keakuratan kode diagnosis berdasarkan ICD-10.
Kata kunci : Terminologi medis dan keakuratan kode

114

menunjukkan bahwa penggunaan bahasa

PENDAHULUAN
Diagnosis adalah identifikasi terhadap


terminologi yang tidak tepat 70 % dengan

penyakit yang diderita oleh pasien. Dalam

ketidaktepatan kode diagnosis akhir 30 %.

formulir ringkasan masuk dan keluar (RM 1)

Salah satu diagnosis yang tertulis pada

terdapat beberapa diagnosis diantaranya

lembar ringkasan masuk dan keluar adalah

diagnosis masuk, diagnosis akhir, diagnosis

BBLR dengan kode Z38.0. Hal tersebut

lain dan diagnosis komplikasi. Diagnosis


belum tepat karena Z38.0 untuk singleton

akhir merupakan diagnosis yang ditangani

born in hospital. Terminologi medis yang

atau diperiksa selama episode perawatan

tepat seharusnya Low birth weight atau LBW

yang relevan. Diagnosis ini seharusnya

dengan kode O44.1 Hal ini menunjukkan

ditulis dengan terminologi medis yang tepat

penggunaan terminologi medis merupakan

dan memiliki nilai informatif agar dapat


salah satu factor penyebab ketidakakuratan

membantu

koding

kode diagnosis. Petugas koding yang kurang

dalam

teliti dalam memilih lead term berdasarkan

kategori ICD yang paling spesifik. Menurut

penulisan diagnosis akan mengakibatkan

Nuryati (2010) terminologi medis adalah

kode tidak akurat. Berdasarkan data tersebut


sarana komunikasi antara mereka yang

maka

berkecimpung langsung atau tidak langsung

membahas tentang ketepatan penggunaan

dibidang pelayanankesehatan.

terminologi medis dan keakuratan kode

petugas

mengklasifikasikan

pada

kondisi


perlu

dilakukan

penelitian

yang

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri

diagnosis pada lembar ringkasan masuk dan

Kesehatan Nomor. 377/Menkes/SK/III/2007

keluar di Rumah Sakit Umum Daerah

tentang Standar Profesi Perekam Medis dan

Kabupaten Wonogiri.


Informasi Kesehatan dijelaskan bahwa salah
satu kompetensi perekam medis adalah
klasifikasi dan kodefikasi penyakit, masalah-

Kajian Pustaka

masalah yang berkaitan dengan kesehatan

Terminologi Medis

dan

tindakan

medis.

Penentuan

kode


Menurut

Nuryati

(2011)

bahwa

diagnosis yang tepat juga dipengaruhi oleh

terminologi medis adalah ilmu peristilahan

peran petugas koding dalam menentukan

medis yang merupakan sarana komunikasi

lead term yang tepat untuk menentukan kode

antara


penyakit dan tindakan dengan tepat sesuai

langsung/tidak langsung dibidang pelayanan

klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia

medis. Menurut Hatta (2010), istilah-istilah

(ICD-10) (Kepmenkes RI, 2007).

penyakit atau kondisi gangguan kesehatan

mereka

yang

berkecimpung

yang didaftar dalam nomenklatur harus


Hasil survei pendahuluan yang dilakukan
terhadap 10 dokumen rawat inap bulan

sesuai

Maret tahun 2012 di RSUD dr. Soediran

didalam suatu sistem klasifikasi penyakit.

Mangun

Unsur terminologi medis

Sumarso

Kab.

Wonogiri

115


dengan

istilah

yang

digunakan

Sebagian

besar

struktur

istilah

medis

Petunjuk Untuk Pencatatan Informasi

tersusun dari 3 (tiga) unsur kata, yakni

Diagnostik Bagi Analisa Kondisi Tuggal

prefix, root, dan suffix. Dalam struktur setiap

Data Morbiditas

kata/istilah harus memiliki minimal satu

Dokter yang merawat bertanggungjawab

root. Tidak semua istilah medis terdiri dari

atas pengobatan pasien harus memilih

tiga unsur prefix, root dan suffix, adakalanya

kondisi utama untuk dicatat, sama halnya

satu istilah terdiri hanya dua unsur kata,

dengan kondisi lain pada episode perawatan.

mungkin hanya terdiri dari prefix dan root

Informasi ini dikelola secara sistematis

atau root dan suffix saja. Namun tidak jarang

dengan

juga istilah memiliki lebih dari tiga unsur

pencatatan yang baku. Catatan yang lengkap

kata.

dan baik penting untuk penanganan pasien

Diagnosis

yang baik dan merupakan sumber data

Kondisi

utama

diagnosis/kondisi
menyebabkan

adalah

perawatan/pemeriksaan,
pada

akhir

episode

metode-metode

suatu

epidemiologi dan statistik lain yang bernilai,

yang

dan statistik lain yang bernilai, data statistik

memperoleh

morbiditas dan masalah-masalah lain dalam

kesehatan
pasien

menggunakan

yang

ditegakkan

pelayanan

perawatan kesehatan.

dan

Setiap

pernyataan

diagnosis

harus

bertanggungjawab atas kebutuhan sumber

mempunyai nilai informatif untuk dapat

daya pengobatannya.

diklasifikasi pada kondisi dalam kategori

Sistem Klasifikasi Penyakit

ICD yang paling spesifik.

Nomenklatur atau terminologi medis

METODE

merupakan sistem yang digunakan untuk

Jenis penelitian yang akan dilakukan

menata daftar kumpulan istilah medis,

adalah

penyakit, gejala dan prosedur. Penggunaan

deskriptif

lebih dari satu perolehan istilah untuk

menggambarkan

penyakit yang sama menyulitkan dalam

terminologi medis dan keakuratan kode

pengumpulan

informasi

diagnosis pada lembar ringkasan masuk dan

morbiditas dan mortalitas yang akurat dan

keluar. Pendekatan yang digunakan adalah

tepat. Untuk menstandarkan bahasa medis

pendekatan retrospektif yaitu data penelitian

maka dikembangkan nomenklatur penyakit,

yang digunakan adalah data masa lampau

sistem

(sebelumnya) (Arief M, 2009).

dan

perolehan

klasifikasi

penyakit

dan

penelitian
yaitu

deskriptif.

Penelitian

penelitian
ketepatan

yang

penggunaan

perbendaharaan istilah medis klinis. Sistem

Populasi dalam penelitian adalah seluruh

klasifikasi penyakit adalah sistem yang

dokumen rekam medis rawat inap di RSUD

mengelompokkan

dan

dr. Soediran Mangun Sumarso kabupaten

prosedur-prosedur sejenis kedalam satu grup

Wonogiri tahun 2012. Besar populasi pada

nomor kode penyakit dan tindakan yang

bulan maret tahun 2012 sejumlah 1248

sejenis.

dokumen rekam medis. Teknik pengambilan

penyakit-penyakit

116

sample (sampling) menggunakan sampling

Data selengkapnya terlampir

sistematis. Jumlah sampel yang diteliti

Tabel

adalah 10 % dari populasi yaitu 125
dokumenrekam
menggunakan

medis.
analisis

Analisis

data

deskriptif

untuk

2

menunjukkan

penggunaan

terminologi medis yang tepat. Hal ini dapat
dilihat pada kasus nomor 2 yaitu pada
diagnosis PPH yang merupakan singkatan

mengkaji penulisan diagnosis dokter dalam

dari postpartum hemorrhage. Pada kasus

penentuan kode diagnosis.

nomor 4 yaitu pada diagnosis abortus

HASIL

imminent.

Tabel 1. Rekapitulasi
KetepatanPenggunaan Terminologi
Medis Pada Lembar Ringkasan Masuk
Dan Keluar

Tabel 3. Penggunaan Terminologi Medis
Yang Tidak Tepat

Ketepatan
penggunaan
terminologi
medis
Tepat
Tidak Tepat
Jumlah
Tabel

1

Jumlah
n

No

Diagnosis RM
1

1

Demam
berdarah

%

82
43
125

65,6
34,4
100

menunjukkan

2

rekapitulasi
3

penggunaan terminologi medis yang tepat

Terminologi
medis
DHF (dengue
hemorrhagic
fever)

Kala II tak
maju e/c kejan Prolonged second
ibu tidak
stage
adekuat
Sequelae TB
Bekas TB
(tuberculosis)

sebesar 82 lembar ringkasan masuk dan

Data selengkapnya terlampir

keluar (65,6 %). Penggunaan terminologi

Tabel
3
menunjukkan
penggunaan
terminologi medis yang tidak tepat. Hal ini
dapat dilihat pada kasus nomor 1 yaitu pada
diagnosis demam berdarah. Pada kasus
nomor 2 yaitu pada diagnosis kala ii tak
maju e/c kejan ibu tidak adekuat.

medis yang tidak tepat sebesar 43 lembar
ringkasan masuk dan keluar (34,4 %).

Tabel 2. Penggunaan Terminologi Medis
Yang Tepat Pada Lembar Ringkasan
Masuk Dan Keluar

Tabel 4. Rekapitulasi Keakuratan Kode
Diagnosis

Berdasarkan

Terminologi

Medis Pada Lembar Ringkasan Masuk
No

Diagnosis RM1

Terminologi
Medis

Dan Keluar
Keakuratan kode

1

Neonatus aterm

Neonatus

2

PPH

Postpartum
hemorrhage

3

4

Riw.APH e/c
susp. PPt pada
sekundigravida
h.preterm bdp sc
7 th yll
Abortus
imminent

diagnosis

pada

Jumlah
n

%

101
24
125

80,8
19,2
100

lembar RM 1
Akurat
Tidak akurat
Jumlah

Placenta Previa
total with
hemorrhage

Tabel
Abortus
imminent

4

keakuratan

117

menunjukkan
kode

diagnosis

rekapitulasi
berdasarkan

terminologi medis pada lembar ringkasan

1

masuk dan keluar. Kode diagnosis yang
akurat sebesar 101 lembar ringkasan masuk
dan keluar (80,8 %). Kode diagnosis yang
tidak akurat sebesar 24 lembar ringkasan
masuk dan keluar (19,2 %).

Pada Lembar Ringkasan Masuk Dan
Keluar
Diagnosi
s pada
lembar
rm 1
Neonatu
s aterm

Termino
logi
medis

Lead
term

Kode

Neonatu
s

Neonatus

Z38.0

2

Typhoid
fever

Typhoid
fever

Typhoid

A01.0

3

DBD
grade III

1

hemorr
hage

O46.9

decom
pensati
on

O42.0

infant

Z38.0

Placenta
Previa
total with
hemorrhag
e

Decompe
nsatio
cordis in
ischemic
heart
diseases
3
Neo BBLR Low birth
cb smk
weigt
Data selengkapnya terlampir
2

Tabel 5. Kode Diagnosis Yang Akurat

No

Riw.APH
e/c susp.
PPt pada
sekundigra
vida
h.preterm
bdp sc 7 th
yll
Decomp
cordis
IHD

Tabel 6 menunjukkan kode diagnosis yang
tidak akurat. Hal ini dapat dilihat pada kasus

DHF
Dengue
(dengue
hemorrh
agic
fever)
Data selengkapnya terlampir

nomor 1 yaitu pada diagnosis riw.APH e/c
susp. PPt pada sekundigravida h.preterm

A91

bdp sc 7 th yll dengan kode diagnosis O46.9.
Pada kasus nomor 3 yaitu pada diagnosis
neo BBLR cb smk dengan kode diagnosis
Z38.0.

Tabel 5 menunjukkan kode diagnosis pada

PEMBAHASAN

lembar ringkasan masuk dan keluar yang

Ketepatan

akurat. Hal ini dapat dilihat pada kasus

penggunaan

bahasa

terminologi medis pada diagnosis lembar

nomor 1 yaitu pada diagnosis neonatus

ringkasan masuk dan keluar tahun 2012

aterm dengan kode diagnosis Z38.0. Pada

di

kasus nomor 2 yaitu pada diagnosis DBD

Rumah

Sakit

Umum

Daerah

Kabupaten Wonogiri

grade III dengan kode diagnosis A91.

Terminologi medis adalah ilmu tentang

Tabel 6. Kode diagnosis yang tidak
akurat pada lembar ringkasan
masuk dan keluar
No Diagnosis
Terminol
Lead
Kode
pada
ogi
term
RS
lembar rm
medis
1

bahasa medis yang digunakan sebagai sarana
komunikasi bagi orang-orang yang berperan
langsung atau tidak langsung dibidang
pelayanan kesehatan. Terminologi medis ini
harus sesuai dengan istilah yang digunakan
dalam suatu sistem klasifikasi penyakit
untuk menunjang keakuratan kode penyakit
(Hatta, 2010). Ketepatan bahasa terminologi
medis pada lembar RM 1 tahun 2012 sebesar

118

82 dokumen dari 125 dokumen rekam

medis.

medis. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2

medisyang tidak tepat terdapat pada tabel 3

kasus nomor 1 diagnosis neonatus aterm.

kasus nomor 1 diagnosis demam berdarah.

Neonatus

bahasa

Demam berdarah bukan merupakan bahasa

terminologi medis yang berasal dari bahasa

terminologi medis sehingga tidak memiliki

latin.Neonatus aterm memiliki unsur-unsur

unsur-unsur pembentuk terminologi medis.

bahasa yaitu neo- (prefix), nat- (root), -us

Bahasa terminologi medis yang tepat adalah

(suffix), a- (prefix), dan -term (root). Kasus

dengue hemorrhagic fever (DHF). Dengue

nomor 3 diagnosis riw.APH e/c susp. PPt

hemorrhagic

pada sekundigravida h.preterm bdp sc 7 th

pembentuk dengue (root), hemo- (root),-

yll merupakan bahasa terminologi medis.

rhagic (suffix) dan fever (berasal dari bahasa

APH merupakan singkatan dari antepartum

inggris). Pada tabel 3

hemorrhage dan PPt adalah singkatan dari

diagnosis bekas TB bukan merupakan

placenta previa total. Riw.APH e/c susp. PPt

bahasa terminologi medis sehingga tidak

pada sekundigravida h.preterm bdp sc 7 th

memiliki

yll memiliki unsur-unsur pembentuk yaitu

medis. Terminologi medis yang tepat adalah

ante (prefix), partum (root), hemo (root),

sequelae tuberculosis atau dapat disingkat

rhage (suffix), placenta (root), previa (root)

sequelae TB yang memiliki unsur-unsur

aterm

merupakan

(root).

dantotalis

Penggunaan

root

dan

menggunakan

bahasa

fevermemiliki

unsur

terminologi

unsur-unsur

kasus nomor 3

pembentuk

terminologi

pembentuk yaitu tubercul- (root) dan –osis

bahasa

(suffix).

terminologi yang tepat memiliki minimal
satu

Penggunaan

bahasa

Berdasarkan

hasil

pengamatan

penggunaan bahasa terminologi medis yang

terminologi medis yang sesuai dengan

tidak

sistem klasifikasi penyakit. Tetapi perlu

diagnosis

diperhatikan bahwa tidak semua bahasa

Indonesia, kurangnya sosialisasi tentang

terminologi medis dapat di bagi menjadi

penggunaan bahasa terminologi medis yang

unsusr-unsur

tepat

terminologi
menjadi

pembentuk.
medis

yang

unsur-unsur

Bahasa

menyulitkan
perolehan

informasi

Penggunaan

menggunakan

petugas

bahasa

medis

belum

dampak

yang

pembentuk

adalah

ditimbulkan dari ketidaktepatan penggunaan

secara

luas

bahasa terminologi medis.

yang

Keakuratan

kode

diagnosis

lembar

sama

ringkasan masuk dan keluar tahun 2012

pengumpulan

dan

di RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso

morbiditas

dan

Kab. Wonogiri

mortalitas yang akurat dan tepat (Hatta,
2010).

sehingga

penulisan

mengetahui

penyakit
dalam

yang

oleh

dibagi

Penggunaan lebih dari satu perolehan
untuk

disebabkan

dapat

bahasa greek dan bahasa latin.

istilah

tepat

bahasa

Pengkodean

morbiditas

sangat

terminologi

bergantung pada diagnosis yang ditetapkan

medis yang tidak tepat sebesar 43 dokumen

dokter yang merawat pasien untuk dijadikan

rekam medis dari 125 dokumen rekam

dasar

119

pengukuran

statistik

morbiditas

(Hatta, 2010). Terminologi medis yang

Penggunaan bahasa terminologi medis

tercantum pada diagnosis digunakan sebagai

yang tidak tepat sebesar 43 dokumen rekam

dasar penentuan kode. Kualitas data terkode

medis dari 125 dokumen rekam medis.

memiliki peran penting dalam meningkatkan

Penggunaan bahasa terminologi medis yang

keakuratan kode yang dihasilkan. Ketepatan

tidak tepat dengan kode diagnosis yang tidak

bahasa terminologi medis pada lembar RM 1

akurat sebesar 8 dokumen rekam medis. Hal

bulan Maret tahun 2012 sebesar 82 dokumen

ini dapat dilihat pada tabel 4.6 kasus nomor

dari 125 dokumen rekam medis.Penggunaan

3 diagnosis Neo BBLR cb smk kode Z38.0.

bahasa terminologi medis yang tepat dengan

BBLR bukan merupakan bahasa terminologi

kode diagnosis yang akurat sebesar 66

medis. Terminologi medis yang tepat untuk

dokumen rekam medis. Hal ini dapat dilihat

BBLR adalah LBW (Low Birth Weight).

pada tabel 4.5 kasus nomor 1 diagnosis

Kode Z38.0 bukan merupakan kode yang

neonatus atermkode Z38.0. Kode Z38.0

akurat karena Z38.0 adalah singleton, born

adalah kode untuk singleton born in hospital

in hospital. Kode yang akurat adalah P07.1

merupakan

yaitu other low birth weight. Hal ini dapat

akurat

untuk

Penggunaan

bahasa

terjadi

karena kesalahan petugas koding

terminologi medis yang tepat dengan kode

dalam

memilih

diagnosis yang tidak akurat sebesar 16

penentuan kode menjadi tidak akurat.Lead

dokumen rekam medis. Hal ini dapat dilihat

term sebaiknya berupa penyakit atau cedera

pada tabel 4.6 kasus nomor 2 diagnosis

yang

decomp cordis IHD kode I51.9. kode I51.9

memaparkan kondisi patologis (Hatta, 2010)

bukan merupakan kode yang akurat untuk

Penggunaan bahasa terminologi medis

diagnosis decomp cordis IHD karena I51.9

yang tidak tepat dengan kode akurat sebesar

adalah heart diseases, unspecified. Kode ini

35 dokumen rekam medis. Hal ini dapat

tidak akurat, sehingga kode yang akurat

dilihat pada tabel 4.5 kasus nomor 3

adalah I25.9 yaitu chronic ischemic heart

diagnosis DBD grade III kode A91. DBD

diseases, unspecified. Hal ini dapat terjadi

grade

karena

tidak

terminologi medis. Diagnosis ini dapat

memperhatikan setiap petunjuk catatan yang

ditulis dengan DHF grade III. Hal ini

muncul dibawah istilah pada ICD-10 volume

menunjukkan, meskipun penggunaan bahasa

diagnosis

3(Hatta,

kode
tersebut.

teknik

yang

penelusuran

2010).

Sehingga

yang

walaupun

merupakan

III

bukan

lead

term

kata

sehingga

benda

merupakan

yang

bahasa

terminologi medis yang tidak tepat tetapi

terminologi medis yang digunakan sudah

petugas sudah terbiasa

tepat tidak menjamin kode yang dihasilkan

tersebut maka akan mudah bagi petugas

adalah kode yang akurat. Petugas koding

untuk melakukan kodefikasi.

juga harus memperhatikan setiap komponen

SIMPULAN

dalam diagnosis untuk dicari dalam ICD-10.

dengan bahasa

Ketepatan bahasa terminologi medis
pada dokumen rekam medis rawatinap bulan

120

Maret tahun 2012 sebesar 82 dokumen
rekam medis. Ketidaktepatan penggunaan
bahasa terminologi medis pada dokumen
rekam medis rawat inap bulan Maret tahun
2012 sebesar 43 dokumen rekam medis.
Keakuratan kode diagnosis berdasarkan
terminologi medis pada dokumen rekam
medis bulan Maret tahun 2012 sebesar 101
dokumen

rekam

medis.

Sedangkan

ketidakakuratan kode diagnosis sebesar 24
dokumen rekam medis.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI., Badan PPSDM.,
2007, Standar Profesi Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan,
Jakarta
Hatta, Gemala R, editor. 2010. Pedoman
Manjemen Informasi Kesehatan
di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Jakarta:UI-Press
WHO.

2005. International Statistical
Classification of Disease and
Related Health Problem Tenth
Revision. Volume 1.

_____.

2005. International Statistical
Classification of Disease and
Related Health Problem Tenth
Revision. Volume 2.

_____.

2005. International Statistical
Classification of Disease and
Related Health Problem Tenth
Revision. Volume3

121

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Hubungan Keterisian Dan Kejelasan Diagnosis Utama Pada Lembar Ringkasan Masuk Dan Keluar Dengan Terkodenya Diagnosis Di Rs Bhayangkara Yogyakarta.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Keterisian Dan Kejelasan Diagnosis Utama Pada Lembar Ringkasan Masuk Dan Keluar Dengan Terkodenya Diagnosis Di Rs Bhayangkara Yogyakarta.

0 2 6

HUBUNGAN KETERISIAN DAN KEJELASAN DIAGNOSIS UTAMA PADA LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DENGAN TERKODENYA Hubungan Keterisian Dan Kejelasan Diagnosis Utama Pada Lembar Ringkasan Masuk Dan Keluar Dengan Terkodenya Diagnosis Di Rs Bhayangkara Yogyakarta

0 4 16

TINJAUAN KETEPATAN TERMINOLOGI MEDIS DALAM PENULISAN DIAGNOSIS PADA LEMBARAN MASUK DAN KELUAR DI RSU JATI HUSADA KARANGANYAR | Khabibah | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 50 162 1 PB

0 2 7

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DOKTER DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR RINGKASAN KELUAR | Maryati | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 20 48 1 PB

0 0 10

PENGARUH PENULISAN DIANOSIS DAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG TERMINOLOGI MEDIS TERHADAP KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS | Sudra | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 99 348 1 PB

0 4 6

KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN ICD-10 PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT LANCANG KUNING PEKANBARU | Sari | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 97 340 1 PB

1 4 7

Problem Solving Cycle SWOT Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Obstetri pada Lembar Masuk dan Keluar (RM 1A) Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Sayidiman Magetan | Seruni | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 78 268 2 PB

0 3 9

HUBUNGAN KETERISIAN DAN KEJELASAN DIAGNOSIS UTAMA PADA LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DENGAN TERKODENYA DIAGNOSIS DI RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA | Nurdiyansyah | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 139 458 1 PB

0 0 7

PDF ini STRATEGI KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN METODE SWOT | . | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 1 PB

0 1 5