Rombakan Sistem Pendidikan Nasional Oleh Mendikbud

“Saya minta kepada seluruh elemen yang terlibat agar menyiapkan diri dengan rencana
perombakan tersebut. Apa yang saya lakukan ini sebagai bentuk mengejawantahkan visi misi
Presiden. Visi dan misi Pak Presiden tersebut telah tertuang dalam Nawacita,” ujar Muhajir.

Muhajir mengemukakan untuk perombakan mendasar akan dilakukan pada tingkat SD. Muhajir
menyebut akan mengurangi jumlah mata pelajaran bagi siswa SD. Tak hanya itu, pihak sekolah
juga tidak diperkenankan untuk memberikan pekerjaan rumah(PR) ketika siswa pulang sekolah.
Kebijakan tersebut dimaksudkan agar siswa lebih banyak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Lalu untuk pendidikan karakter, tidak dapat dilakukan jika mayoritas waktu anak dihabiskan di
sekolah.

Muhajir

mengingatkan

bahwa

pendidikan

karakter


tidak

dapat

diseragamkam

sebagaimana pembelajaran ilmu pengetahuan. Setiap individu memiliki karakter yang berbeda
serta minat yang beragam.

Selain perombakan terhadap kurikulum pembelajaran, Mendikbud juga akan merubah sumber
daya manusia(SDM) yang ada di dalamnya meliputi kepala sekolah, guru dan komite sekolah.

Kepala sekolah nantinya akan diposisikan sebagai manager yang tidak memiliki tugas tambahan
sebagai guru pengajar. Ia memiliki kewajiban untuk mengatur sekaligus mengawasi kinerja
seluruh kegiatan di sekolah. Selain itu kepala sekolah juga diperkenankan untuk menarik
sumbangan dari orangtua siswa yang mampu. Kalau Cuma mengandalkan dana BOS saya yakin
tidak cukup. Maka perlu memakai skema partisipasi masyarakat secara langsung. Yang kaya

menyumbang lebih banyak.


Yang tidak

mampu tidak

hanya gratis,

tetapi juga diberi

pendampingan.
“Saat ini kepala sekolah masih memiliki beban mengajar. Padahal dia kadang harus rapat keluar,
ngurus ini itu. Kalau ditinggal seperti itu maka murid yang dirugikan. Untuk itu, kepala sekolah
diwacanakan tidak mendapatkan tugas mengajar,” imbuhnya.