Artikel hesty prosiding 2015

Prosiding Seminar Nasional Penelitian 2015
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015

PENGEMBANGAN MODEL PERKULIAHAN BERBASIS ON-LINE UNTUK
MENUNJANG PEMBELAJARAN MATAKULIAH TELAAH KURIKULUM
PENDIDIKAN FISIKA
Hestiningtyas Yuli Pratiwi, Chandra Sundaygara, Hena Dian Ayu
Prodi Pendidikan Fisika Universitas Kanjuruhan Malang
hestiphysics@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian adalah mengembangkan model perkuliahan berbasis on-line, mengetahui
kelayakan model perkuliahan hybrid on-line menurut kajian reviewer ahli, kajian pengguna,
dan keterbacaan mahasiswa serta mendeskripsikan prototype produk akhir model
perkuliahan berbasis on-line. Metode pengembangan yang dilakukan merujuk pada apa
yang telah dilakukan oleh Thiagarajan mengenai pengembangan desain pembelajaran
Define, Design, Develop , dan Disseminate Four-D. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa model pembelajaran berbasis on-line memang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa
dalam rangka meningkatkan penguasaan materi perkuliahan. Mahasiswa merasa bahwa
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi, maka sudah
seyogyanya harus dikembangkan model perkuliahan berbantuan kemajuan iptek.
Disamping itu, model perkuliahan juga dibutuhkan dosen dalam mengelola perkuliahan

yang lebih baik. Pengembangan produk yang dihasilkan divalidasikan pada ahli
pengembangan media pembelajaran. Prototype yang dikembangkan dalam penelitian juga
menerima masukan dan saran dari pihak pengguna produk (mahasiswa). Hal ini
menunjukkan bahwa model perkuliahan yang dikembangkan layak dan patut serta bias
dijadikan sebagai sebuah model pembelajaran berbasis on line.
Kata Kunci: pembelajaran, on line, prototype

PENDAHULUAN
Matakuliah Telaah Kurikulum Pendidikan Fisika merupakan salah satu matakuliah wajib
di Program Pendidikan Fisika FKIP Unikama. Matakuliah ini bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa sebagai calon guru fisika untuk merancang,
melaksanakan dan mengembangkan kurikulum pembelajaran (Prodi Pendidikan Fisika, 2012).
Permasalahan yang seringkali muncul dalam melaksanakan pembelajaran Matakuliah Telaah
Kurikulum Pendidikan Fisika adalah 1) dosen memiliki mahasiswa yang cukup banyak,
sehingga dosen memiliki keterbatasan untuk memberikan tes, segera melakukan koreksi,
melakukan analisis hasil, serta memberikan balikan (feedback) dan remedial secepatnya; 2)
dosen juga mengalami kesulitan dalam mengelola data penilaian dalam jumlah yang banyak dan
diperlukan waktu yang cukup lama untuk perekaman dan analisisnya; 3) keadaan ini
menyebabkan kurang terarsipnya rekaman data penilaian tertulis secara secara rapi mengenai
kegiatan penilaian formatif; 4) adanya keterbatasan waktu interaksi antara dosen dan

mahasiswa; 5) belum tersedia media komputer untuk berbagi sumber belajar guna
meningkatkan khasanah pengetahuan mahasiswa. Adanya berbagai permasalahan tersebut
menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam memahami materi kuliah (Demirci, N., 2008).
Seiring dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), untuk
meminimalisasi akibat dari permasalahan yang dialami dosen maka dikembangkan sebuah
inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan hasil kemajuan Iptek berupa pengembangan model
perkuliahan berbasis On-line. Model perkuliahan berbasis on line yang biasa dikenal dengan
Hybrid On-line merupakan sebutan bagi model perkuliahan yang mengintegrasikan pembelajaran tatap muka dengan kelebihan pembelajaran E-Learning yang menggunakan media
internet (Vaughan & Garrison, 2008:5). Dalam model Hybrid On-line kelebihan E-Learning
dimanfaatkan untuk menutupi kekurangan yang terjadi pada pembelajaran tradisional tatap
muka. Perkuliahan Hybrid On-line dapat dimanfaatkan untuk memberikan tugas, melaksanakan

46

Prosiding Seminar Nasional Penelitian 2015
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015

tes, asesmen informal, mengelola jurnal kuliah, dan menambahkan media-media pendukung
perkuliahan.
Implementasi perkuliahan berbasis On-line memiliki banyak manfaat baik bagi dosen

maupun bagi mahasiswa. Perkuliahan Hybrid On-line juga berpotensi mendukung perkuliahan
Telaah Kurikulum Pendidikan Fisika. Implementasi model ini maka role model implementasi
pembelajaran yang efektif dan inovatif bagi mahasiswa. Sementara itu, interaksi antar
mahasiswa akan terlibat secara aktif yang diyakini oleh berbagai kalangan pendidikan menjadi
salah satu faktor penentu keberhasilan belajar mahasiswa (Jonassen, 1999). Interaksi yang
merupakan hubungan timbale balik baik antar mahasiswa maupun dengan dosen dapat dijadikan
sebagai salah satu indikator fenomena keberhasilan belajar mahasiswa (Anderson, 2003;
Hirumi, 2006).
Model Perkuliahan Hybrid On-line
Model perkuliahan hybrid on-line merupakan salah satu implementasi blended learning.
Dalam model ini, dosen tetap menyelenggarakan perkuliahan tatap muka sebagaimana biasanya
dan menambahkan kegiatan berbantuan internet untuk melengkapi kegiatan tatap muka. Dalam
perkuliahan hybrid on-line dikembangkan sebuah situs untuk mengelola kegiatan perkuliahan
sebagaimana E-learning (Praherdhiono, H., 2010). Namun, perkuliahan hybrid on-line hanya
memanfaatkan e-learning untuk mendukung kegiatan tatap muka. Penilaian, interaksi di luar
perkuliahan, dan berbagi bahan ajar adalah beberapa contoh kegiatan hybrid on-line.
Ernst, J.V. (2008), mendukung pelaksanaan model hybrid on-line dalam perkuliahan.
Mahasiswa yang terlibat dalam penelitian menunjukkan manfaat dari implementasi hybrid online dibandingkan dengan perkuliahan tatap muka meskipun mereka belum berpengalaman
dalam model ini sebelumnya. Namun demikian, penelitian lain yang dilakukan oleh Senn, G.J.
(2008) mendapatkan bahwa penggunaan hybrid on-line tidak dianjurkan untuk matakuliah yang

sarat dengan kegiatan keterampilan (hand on). Matakuliah Telaah Kurikulum Pendidikan Fisika
bukanlah matakuliah yang sarat dengan keterampilan fisik sehingga sesuai dengan model hybrid
on-line
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan melibatkan pengajar matakuliah Telaah Kurikulum
Pendidikan Fisika, dosen-dosen pengajar matakuliah media pembelajaran, dan sejumlah
mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika Unikama peserta matakuliah Telaah Kurikulum Pendidikan
Fisika semester genap 2014-2015. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai April
2015.
Implementasi pengembangan model perkuliahan hybrid on-line ini merupakan penelitian
pengembangan (research and development) yang mengacu pada model desain pembelajaran
Four-D model Thiagarajan (Thiagarajan, 1974). Lingkup kegiatan dan produk dari tiap-tiap fase
pengembangan dengan pendekatan Four-D diuraikan sebagai berikut.
1. Fase Define. Peneliti memulai dengan mengidentifikasi kondisi-kondisi kekinian dan
kondisi-kondisi yang diinginkan pada mendatang. Analisis peneliti lakukan pada kurikulum
perkuliahan dan analisa pengguna. Pada fase ini didapatkan spesifikasi tujuan, identifikasi
kebutuhan, indikator keberhasilan, produk akhir yang diinginkan, dan strategi-strategi pengujian produk.
2. Fase Design. Pada fase ini, peneliti mengembangkan rancangan multimedia interaktif yang
akan dikembangkan. Hasil yang dihasilkan pada tahap ini diantaranya merancang situs
pembelajaran dengan menggunakan moodle dan konten yang berkaitan.

3. Fase Develop. Pada tahapan ini rancangan yang dikembangkan peneliti menjadi produk
dengan mendapatkan masukan dari ahli media dan ahli pembelajaran.
4. Fase Disseminate. Fase lanjutan untuk mengimplementasikan multimedia interaktif yang
dikembangkan pada mahasiswa peserta matakuliah Telaah Kurikulum Fisika.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagaimana tahapan penelitian yang dirujuk dalam pengembangan pembelajaran
47

Prosiding Seminar Nasional Penelitian 2015
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015

berbasis on line, penelitian ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu
1. Tahapan Define
Tahap ini merupakan tahap awal penelitian. Pada tahap ini dilakukan penelitian awal
yang meliputi kajian kurikulum matakuliah Telaah Kurikulum Pendidikan Fisika dan
pengumpulan data pelaksanaan perkuliahan. Telaah terhadap matakuliah Telaah Kurikulum
Pendidikan Fisika menunjukkan bahwa matakulian ini wajib bagi mahasiswa program studi
pendidikan fisika Unikama.
Matakuliah ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa sebagai calon guru fisika untuk merancang, melaksanakan dan mengembangkan

kurikulum Pendidikan Fisika tingkat menengah. Matakuliah ini berbobot 3 sks dengan lama
pertemuan 4 js dalam satu minggu wajib ditempuh oleh mahasiswa prodi pendidikan fisika sebelum mengikuti matakuliah pembelajaran lain, seperti matakuliah Program Pengembangan
Pembelajaran Fisika (PPPF) dan Matakuliah Pengembangan Bahan Ajar Fisika (PBAF).
Investigasi terhadap system pembelajaran yang ada di lingkungan Prodi Pendidikan
Fisika Unikama, terangkum berbagai permasalahan yang dihadapi oleh dosen dan mahasiswa
dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Pengumpulan data juga dilakukan dengan
menggunakan angket. Sumber data utama adalah mahasiswa yang menempuh matakuliah
Telaah Kurikulum Pendidikan Fisika Semester genap tahun akademik 2014-2015. Berdasarkan
metode ini diketahui kondisi perkuliahan dan kemungkinan penggunaan model hybrid on-line.
Hasil angket adalah sebagai berikut.
a. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan perlunya dosen menunjukkan sumber-sumber
belajar di internet. Sebanyak 65,2 % responden menyatakan setuju (S) dosen menunjukkan
sumber-sumber belajar di internet yang bersesuaian dengan materi perkuliahan, sebanyak
28,98 % menyatakan Sangat Setuju (SS), dan selebihnya 5,8 % menyatakan Tidak Setuju
(TS). Selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Deskripsi Respon Mahasiswa Terhadap Hasil Angket

Berdasarkan deskripsi dalam diagram pada Gambar 1 tersebut, responden mempunyai
berbagai macam alasan. Alasan responden yang memberikan persetujuan (Sangat Setuju dan

Setuju) terhadap perlunya menunjukkan sumber belajar di internat adalah 1) Mahasiswa
merasa terbantu dengan mendapatkan materi tambahan dari internet ketika belajar di rumah;
2) mudahnya akses jaringan mempercepat dan memudahkan mahasiswa dalam mendapatkan
materi perkuliahan terbaru yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi; 3)
memberi pelatihan pada mahasiswa secara tidak langsung untuk menemukan informasi
perkuliahan; 4) membantu mahasiswa dalam menemukan referensi perkuliahan yang terbaru;
5) menjadikan mahasiswa menjadi orang yang aktif, kreatif, dan inovatif serta mampu
berpikir yang positif; 6) meningkatkan wawasan mahasiswa dengan banyaknya referensi
bahan perkuliahan; 7) mahasiswa mempunyai literature atau rujukan bahan kuliah yang valid
dan fokus pada tema materi; 8) bervariasinya literature yang dimiliki oleh mahasiswa akan
menambah wawasan dan pengetahuan; 9) Mahasiswa merasa mandiri dalam memperoleh
informasi tentang materi kuliah; dan 10) pembelajaran yang diperoleh lebih berkualitas,
menarik dan menyenangkan.

48

Prosiding Seminar Nasional Penelitian 2015
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015

Sementara itu yang menyatakan ketidaksetujuan (Tidak Setuju dan Sangat Tidak

Setuju) mempunyai beberapa alasan, antara lain 1) mahasiswa merasa kesulitan dalam
mengakses internet; 2) mahasiswa ingin mendapatkan kepastian yang hanya bersumber dari
dosen; dan 3) mahasiswa merasa kurangnya sarana dan prasarana yang disediakan kampus
untuk mengakses internet.
b. Adanya feedback dari dosen.
Mahasiswa memiliki pendapat yang beragam mengenai perlunya feedback ketika
dosen memberikan latihan, tugas dan ujian. Sebanyak 56% mahasiswa yang menjadi
responden menyatakan Setuju (S) untuk mendapatkan feedback dari dosen dan selebihnya
sebanyak 44% menyatakan Sangat Setuju (SS). Selengkapnya disajikan dalam Gambar 1 di
atas. Alasan responden yang memberikan persetujuan (Sangat Setuju dan Setuju) terhadap
feedback dosen adalah 1) mahasiswa menjadikannya sebagai bahan evaluasi untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan; 2) mahasiswa menjadikannya sebagai bahan untuk
memperbaiki dalam mengerjakan soal tugas atau soal-soal berikutnya; 3) mahasiswa akan
menjadi tahu hasil belajar yang dilakukannya; 4) mahasiswa menjadikannya sebagai
motivasi belajar agar tidak terjadi miskonsepsi; dan 6) mahasiswa menggunakannya untuk
mengukur kemampuannya dalam mengikuti pembelajaran.
Beberapa temuan lain menunjukkan bahwa mahasiswa membutuhkan waktu yang
lebih lama dan leluasa untuk berinteraksi dengan dosen di luar perkuliahan. Sebanyak 94,8%
responden memberikan persetujuan diterapkannya model pembelajaran berbasis on line
dalam perkuliahan. Sebanyak 5,2 % responden memberikan pernyataan tidak setuju.

Selengkapnya bisa dilihat dalam Gambar 1.
Pada tahapan ini juga dilakukan kajian terhadap model-model perkuliahan berbasis online yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Kajian pada tahap awal ini
menunjukkan bahwa 1) model yang dikembangkan belum memasukkan melakukan assessment
untuk pembelajaran; 2) kebanyakan model yang dikembangkan memanfaatkan materi pelajaran
diinternet untuk memotivasi mahasiswa mempersiapkan diri; 3) Dosen memberikan pertanyaan
awal berkaitan dengan materi yang akan di bahas; 4) bahan perkuliahan berbantuan internet
dimaksudkan untuk memperkaya materi perkuliahan; dan 5) sangat jarang penggunaan kuis
dalam model perkuliahan on-line
2. Fase Design.
Temuan yang diperoleh pada tahap define digunakan oleh peneliti untuk mengembangkan
rancangan multimedia pembelajaran berbasis online interaktif. Berdasarkan berbagai temuan
tersebut, ditentukan desain model perkuliahan berbasis on-line yang dapat membantu
mahasiswa mempelajari dan memperkaya materi kuliah. Hasil yang dihasilkan pada tahap ini
diantaranya merancang situs pembelajaran dengan menggunakan moodle dan konten yang
berkaitan.
Hasil angket menunjukkan bahwa mahasiswa menginginkan moda atau form video
pembelajaran merupakan bahan penunjang yang paling menarik. Bahan penunjang selain video
pembelajaran, dikembangkan juga berbagai bahan bacaan yang dapat dimanfaatkan oleh
mahasiswa untuk memperkaya pengetahuannya tentang materi perkuliahan. Bahan penunjang
tersebut, dapat diperoleh dan diakses mahasiswa dari internet dan sebagaian dapat diunduh oleh

mahasiswa.
Bahan meliputi video pembelajaran, slide powerpoint perkuliahan, bahan bacaan, dan
bahan-bahan lainnya. Slide perkuliahan yang diunduh mahasiswa diharapkan dapat membantu
mahasiswa jika ingin mempelajari ulang penjelasan dosen. Materi tertulis sifatnya memperkaya
bacaan mahasiswa terhadap materi yang sedang di bahas. Bahan lain seperti video banyak di
dapatkan melalui internet hal ini merupakan bahan kuliah namun dengan format yang berbeda.
Pengembangan berikutnya adalah adanya Forum diskusi dalam laman pembelajaran.
Forum adalah sarana di dalam moodle yang dapat dimanfaatkan untuk berdiskusi antara
mahasiswa dengan dosen atau antar mahasiswa. Dalam model pengembangan pembelajaran ini,
forum di moodle dimulai oleh dosen dengan mengajukan berbagai permasalahan yang berkaitan
49

Prosiding Seminar Nasional Penelitian 2015
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015

dengan perkuliahan. Selanjutnya, mahasiswa dapat melakukan diskusi dan menyampaikan
berbagai gagasannya yang bisa direspon oleh yang lain. Dosen akan memberikan komentar pada
diskusi yang dilakukan mahasiswa.
Sedangkan Modus penugasan juga diberikan ruang dalam laman pembelajaran. Hal ini
karena form ini merupakan salah satu modus dalam moodle yang dimanfaatkan oleh dosen

untuk memberikan tugas baik individu maupun kelompok. Dengan modus penugasan, Dosen
dapat membatasi waktu pengumpulan tugas. Mahasiswa juga dapat mengetahui tugas-tugas
perkuliahan yang diberikan oleh dosen dengan baik. Jika mahasiswa tidak memperhatikan
tugas, maka secara otomatis mereka tidak dapat mengirimkan tugas perkuliahan. Form kuis juga
akan diberikan dalam pengembangan perkuliahan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa
memahami materi perkuliahan.
3. Fase Develop
Tahap develop adalah tahap pengembangan model pembelajaran berbasis online. Pada
tahapan ini, pengembangan dilakukan berdasarkan masukan yang diperoleh dari berbagai pihak
baik dari mahasiswa, dosen yang lain maupun dari akademisi. Tahapan ini dimulai dengan
mengembangkan situs yang dapat diakses oleh mahasiswa. Karena di Unikama belum tersedia
moodle yang dapat dimanfaatkan oleh dosen untuk melakukan pembelajaran berbasis online,
maka pengembangan model ini menyewa pada domain esaba. Pengembangan untuk kuliah ini
mendaftar pada domain situs http://elearning2015.esaba.com. Didalam domain ini menyediakan
berbagai model pembelajaran yang dikehendaki. Dosen mendaftar sebagai admin pada
pengelola situs tersebut. Berikut adalah laman pengembangan pembelajaran yang dapat diakses
oleh mahasiswa. Halaman depan yang dijumpai oleh mahasiswa adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Halaman depan yang dijumpai oleh mahasiswa saat akses

Pada halaman awal ini, mahasiswa diberi form penjelasan mengenai penggunaan
pembelajaran berbasis on-line. Untuk memulai perkuliahan, pada bagian berikutnya situs dibagi
dalam satuan minggu. Setiap minggunya, dosen memberikan bahan-bahan perkuliahan baik
video pembelajaran, slide powerpoint, bacaan-bacaan dan mahasiswa dapat mengakses bahan
perkuliahan dengan cara memilih bahan yang telah disediakan. Selanjutnya bahan-bahan tersebut diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa tentang materi perkuliahan.

Gambar 3. Laman Saat Mahasiswa Memulai Pembelajaran

50

Prosiding Seminar Nasional Penelitian 2015
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015

Untuk memulai kuliah maka mahasiswa tinggal menuju ke matakuliah yang diikuti, yaitu
Telaah Kurikulum Pendidikan Fisika. Gambar 3 di bawah ini merupakan laman ketika
mahasiswa akan mengakses perkuliahan.
Agar mahasiswa bisa mengikuti kuliah, maka mereka harus didaftar oleh admin untuk
menjadi user. Selengkapnya mahasiswa yang menjadi user dalam penelitian ini seperti pada
Gambar 4.

Gambar 4. Pendaftaran Mahasiswa Untuk Mengikuti Pembelajaran Online

4. Fase Disseminate
Model Pembelajaran berbasis on-line yang telah dikembangkan selanjutnya diajukan
kepada beberapa orang ahli media yang terdiri dari dosen pengampu matakuliah di Prodi
Pendidikan fisika. Mereka terdiri dari 3 orang. Untuk pelaksanaan ini penilaian diberikan
rentang nilai. Jika jawaban baik diberikan nilai 4 dan jawaban kurang diberikan nilai 1. Hasil
penilaian dari team ahli diperoleh nilai rerata untuk semua aspek adalah 3,57. Hasil rerata yang
demikian bisa diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran berbasis online yang
dikembangkan sangat layak untuk diimplementasikan.
Model pembelajaran berbasis online yang dikembangkan juga diujicobakan pada
mahasiswa yang sedang menempuh Matakuliah Telaah Kurikulum Pendidikan Fisika. Hasil
angket yang diberikan diperoleh nilai rata-rata untuk semua aspek adalah 3,22. Hasil ini dapat
dijadikan kesimpulan bahwa model pembelajaran berbasis online yang dikembangkan layak
untuk diimplementasikan. Mahasiswa juga berpendapat bahwa model pembelajaran berbasis online memberikan manfaat yang cukup besar bagi dosen dan mahasiswa dalam melaksanaan
perkuliahan Telaah Kurikulum Pendidikan Fisika. Keunggulan yang didapat saat
mengimplementasikan pembelajaran berbasis online adalah 1) dosen lebih mudah dan leluasa
dalam memanajemen perkuliahan sehinnga menjadi praktis dan teratur; 2) menambah khasanah
keilmuan dan wawasan mahasiswa karena memperoleh materi kuliah tambahan yang begitu
beragam di internet; 3) mahasiswa dapat berdiskusi baik dengan dosen maupun dengan sesame
mahasiswa lain di luar waktu perkuliahan; 4) kuis dapat dikelola oleh situs sehingga menghemat
waktu bagi dosen untuk melakukan koreksi hasil dan memberikan umpan balik bagi mahasiswa.
Meski memiliki berbagai macam keunggulan dan kelebihan, model pembelajaran
berbasis online juga memiliki kelemahan sebagai berikut. 1) Situs masih bergabung dan
mendaftar pada situs esaba. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mendaftarkan, memasukkan
dan mengakses pembelajaran oleh mahasiswa. Disamping itu, juga mengalami kesulitan akses
dalam mengatur tampilan. 2) Seringkali ada iklan yang masuk kedalam laman pembelajaran. 3)
Dosen perlu meluangkan waktu untuk mengembangkan materi perkuliahan yang dimuat dalam
pembelajaran berbasis on-line. 4) Dosen perlu melihat perkembangan forum dan ikut serta
dalam diskusi mahasiswa. Hal ini juga cukup menyita waktu. 5) Dosen perlu mengkoreksi
tugas-tugas dengan cepat dan mengupload umpan baik secepatnya.

51

Prosiding Seminar Nasional Penelitian 2015
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015

KESIMPULAN
Model pembelajaran berbasis on-line yang dikembangkan memiliki manfaat yang besar
dalam mengimplementasikan pembelajaran matakuliah Telaah Kurikulum Pendidikan Fisika.
Prototype yang dikembangkan juga dinyatakan layak untuk digunakan dalam perkuliahan.
Keunggulan utama dari produk yang dihasilkan adalah kuliah Telaah Kurikulum Pendidikan
Fisika dapat berjalan dan terselenggara lebih efektif, efisien dan inovatif. Meski demikian,
implementasi pembelajaran berbasis online juga memiliki kekurangan-kekurangan yang perlu
untuk mendapat perbaikan. Oleh karena itu, saran dan masukan sangat diharapkan demi kesempurnaan pembelajaran ini. Saran yang disampaikan adalah 1) mengingat cukup efektifnya
model pembelajaran berbasis on-line, prodi pendidikan fisika diharapkan dapat
mendesimenasikan dan menerapkannya pada matakuliah yang lain; 2) Unikama khususnya
Prodi Pendidikan Fisika mengembangkan situs secara mandiri sehingga mempermudah pengelolaan model pembelajaran berbasis on-line; 3) Untuk memperlancar model pembelajaran
berbasis online ini, maka mahasiswa perlu diberi pelatihan berkaitan dengan penggunaan
Moodle.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, T. 2003. Getting The Might Right Again: Un Update Theoretical Rationale For
Interaction. The International Review of Research in Open and Distance Learning, 4 (2).
Demirci, N. 2008. Misconception pattern from teacher to student: An example for force and
motion concepts. Journal of Science Education, 9, 1.
Ernst, J. V. 2008. A Comparison of Tradisional and Hybrid Online Instructional presentation in
Communication Technology. Journal of Technology Education, 19(2).
Hirumi, A. 2006. Analysing and designing e-learning interactions In C. Juwah (Ed). Interaction
in online education: Implications for theory and practice . New York: Routledge
Jonassen, D.H. 1999. Designing Constructive Learning Environment. New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associates Publisher
Praherdhiono, H. 2010. Sistem Pengelolaan Pembelajaran Online. LP3UM.
Prodi Pendidikan Fisika. 2012. Katalog Pendidikan Fisika . Universitas Kanjuruhan Malang.
Senn, G. J. 2008. Comparison of Face-to-Face and Hybrid Delivery of a Course that Requires
Technology Skills Development, Journal of information Technology, Vol 7.
Thiagarajan, S., Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. 1974. Instructional Development
forTraining Teachers of Exceptional Children. Source Book. Bloomington: Center for
Innovation on Theaching the Handicapped.
Vaughan, N. D, & Garrison, D, R,. 2008. Blended Learning in Higher Education, San
Francisco, John Willey and sons.

52

Prosiding Seminar Nasional Penelitian 2015
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015

492