3fpertemuan4observasiveny hidayat

(1)

JENIS – JENIS

OBSERVASI


(2)

APA YANG DIOBSERVASI ??

No. Materi Observasi Contoh

1 Perilaku Verbal Dialek, volume, intonasi, salah ucap, content, gagap, cadel

2 Perilaku Non-verbal Ekspresi wajah, bahasa tubuh 3 Peristiwa / kejadian Banjir, kebakaran, upacara

pernikahan, wisuda 4 Setting & Lingkungan

alam Setting tempat : dirumah, dikampus, dipasar Setting waktu : pagi, siang, saat

matahari terbenam, jam ... WIB Lingk. Fisik : warna cat, pintu, jendela, lampu, hiasan dinding, marka jalan

Lingk. Sosial : jumlah siswa, interaksi yg tjd

5 Interaksi objek &


(3)

APA YANG DIOBSERVASI ??

Berdasarkan tujuan / variabel yang menjadi

target :

Ekspresi verbal, non verbal, respons

verbal/non verbal/perilaku terhadap stimulus,

atau kemunculan indikator khusus

Level observasi : bisa aspek khusus dari

perilaku individu, kelompok, dan

situasi/proses

Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi

(tempat), penampakan eksterior (cara jalan,

berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan

kata)


(4)

SYARAT-SYARAT OBSERVER

YANG BAIK

1. Memiliki alat indera yang baik

2. Adanya minat dan kesediaan melakukan observasi

3. Mengerti latar belakang ttg materi yg akan diobservasi

4. Mampu memahami kode–kode/tanda–tanda tingkah laku untuk membedakan tingkah laku yang satu dg yang lain.

5. Membagi perhatian dan memusatkan perhatian

6. Dapat melihat hal –hal yang detail

7. Dapat mereaksi dengan cepat dan menerangkan contoh – contoh tingkah laku secara verbal/ nonverbal.

8. Menjaga hubungan antar observer dan observee.

9. Observer sebaiknya bersikap netral dan bebas


(5)

LANGKAH-LANGKAH OBSERVASI

DALAM PENELITIAN

• Buatlah suatu cara untuk mencatat hasil – hasil observasi.

• Adakan dan batasi dengan tegas macam – macam kategori yg akan digunakan.

Kecuali mencatat jumlah frekuensi dari suatu jenis tingkah laku, sering kali penyelidik perlu

mengetahui besar kecilnya jenis tingkah laku yang muncul.

Adakan observasi secermat – cermatnya.

• Catatlah tiap gejala secara terpisah.

• Ketahuilah dengan baik alat – alat pencatatan dan tata cara mencatat sebelum melakukan observasi.


(6)

Observasi Sistematik/ terstruktur Observasi Partisipan Observasi laboratory/ eksperimental Observasi unobstrusif Observasi tidak sistematik Observasi natural Observasi Non partisipan Observasi obstrusif

Yuli Fajar & Amitya, UGM


(7)

(8)

Jenis-jenis observasi Berdasar keterlibatan observer

Observasi Non - Partisipan

observer tidak ikut serta dalam kegiatan yang

dilakukan.

Observer berlaku sebagai penonton.

Kelemahannya : observee akan bertingkah laku

tidak wajar/dibuat-buat jika tahu bahwa dirinya

sdg di observasi

Cara mengatasinya adalah hendaknya observer

dapat mengatur sedemikian rupa, sehingga

observasi itu berlangsung secara tidak formal,

seakan-akan tanpa kesengajaan.


(9)

Jenis-jenis observasi Berdasar keterlibatan observer

OBSERVASI PARTISIPAN

Observer turut ambil bagian & ikut serta dalam

kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang

diselidiki.

Observer sbg pelaku atau peserta.

Umumnya digunakan untuk penelitian yang

bersifat eksploratif. Untuk menyelidiki

satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat suku

bangsa

Bentuk ini pada dasarnya timbul sebagai usaha

untuk mengatasi kelemahan dari observasi

non-partisipan.


(10)

YANG PERLU DIPERHATIKAN

OBSERVER PARTISIPAN

a. Materi Observasi

Materi observasi tidak dapat dilepaskan dari scope dan tujuan penelitian yang hendak

diselenggarakan

Observer perlu memusatkan perhatiannya pada

apa yang sudah dikerangkakan dalam pedoman observasi (observation guide) dan tidak terlalu insidental dalam observasinya


(11)

B. WAKTU DAN BENTUK PENCATATAN

Kapan dan bagaimana mengadakan pencatatan

adalah masalah yang pelik dan penting dalam observasi partisipan

Pencatatan dengan segera thd

kejadian dalam situasi interaksi merupakan yang terbaik

Pencatatan on the spot, akan mencegah

pemalsuan ingatan karena terbatasnya ingatan


(12)

Jika pencatatan on the spot tidak dapat

dilakukan, sedang kelangsungan situasi cukup lama, maka perlu dijalankan pencatatan dengan

kata-kata kunci (dengan tidak menarik perhatian dan tidak menimbulkan kecurigaan)

Tiap pencatatan dapat mengambil dua bentuk : 1. bentuk kronologis, menurut urutan

kejadiannya

2. bentuk sistematik, memasukkan tiap-tiap kejadian ke dalam kategori masing-masing

tanpa


(13)

Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu

memisahkan antara pencatatan yang faktual dengan pencatatan yang interpretatif

Oleh sebab itu ada baiknya jika pencatat

memberi kode-kode tertentu untuk dua jenis pencatatan, misal kode (F) untuk pencatatan faktual, kode (I) untuk interpretatif

Pemisahan penting karena :

1. untuk membedakan mana data yg otentik dan

mana yang tidak

2. jika observasi dilakukan suatu tim, dalam analisa


(14)

C. HUBUNGAN ANTARA OBSERVER DAN

OBSERVEE

Pedoman minimal yang perlu dipegang teguh

oleh penyelidik :

1. mencegah adanya kecurigaan 2. mengadakan

good rapport

3. menjaga agar situasi dalam masyarakat yang diselidiki tetap wajar

Good rapport

, saling hubungan antar pribadi

yang ditandai oleh semangat kerjasama, saling mempercayai, saling tenggang rasa, sama derajat dan saling membantu sec.


(15)

OBSERVASI DIBAGI DUA GOLONGAN

a. Controlled observation = Structured observation

prosedur serta pelaksanaan sangat ketat

biasanya dibantu dengan alat-alat yang peka, didalam lembar observasinya dipergunakan

proses kontrol yang memungkinkan observasi diulang

lembar observasi itu sendiri sangat terperinci dan rancangannya sangat kompleks

sebelum observasi dilakukan, dipelajari secara teliti gejala yang akan diobservasi (diadakan


(16)

b. Uncotrolled observation = unstructured observation

suatu proses observasi yg dilakukan secara

spontan thd suatu gejala tertentu tanpa

menggunakan bantuan alat-alat yg peka atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi

lembar observasi sebagai pedoman

pelaksanaan

sangat sederhana, berisi garis besar pedoman saja tanpa suatu rancangan yang kompleks


(17)

OBSERVASI TIDAK

BERSTRUKTUR

Dalam penelitian sosial observasi ini biasanya dilakukan untuk mengamati gejala-gejala

sosial, seperti suasana kerja di

pabrik/perusahaan, gerakan yg menyangkut t.l manusia, upacara keagamaan yg sangat suci

Biasanya dikenakan pada gejala sosial yg

sangat kompleks & di dalam melaksanakannya tanpa bantuan alat-alat yg peka


(18)

YANG PERLU DIPERHATIKAN AGAR

HASIL OPTIMAL

1. Participant

dalam hal ini perlu diperhatikan siapa yang diobservasi, dari golongan mana dari

masyarakat, hubungan apa saja yang terjadi antara mereka

2. Setting

dalam hal ini diperlukan situasi sosial dan lingkungan sosial yg bagaimana para

participant tadi berada ( bisa fisik maupun psikis )


(19)

3. Tingkah laku sosial yang terjadi

fenomena tingkah laku tertentu yang tjd diantara para participan dalam setting tsb di atas, perlu diperhatikan jenis-jenis tingkah laku apa,interaksi sosial apa yang terjadi

4. Tujuan

mengapa para participan dalam setting tsb. di atas terkumpul, apakah kebersamaan mereka ini sec. kebetulan saja, apakah berkumpul krn ada

kesengajaaan

5. Frekuensi dan durasi ,

beberapa gejala yang diobservasi tsb terjadi dan berapa lama setiap gejala itu terjadi Slide 37


(20)

OBSERVASI BERSTRUKTUR

Observasi ini biasanya memerlukan persiapan lebih lama dengan bantuan peralatan-peralatan tertentu, dan selalu disertai dengan apa yang disebut sebagai Lembar Observasi (Observation

sheet)

Untuk dapat menyusun lembar observasi biasanya dilakukan studi pendahuluan sebagai berikut :


(21)

1. Mengamati gejala, setting dan participant

didalam situasi sosial atau penampilan tingkah laku yang diperkirakan menyerupai atau identik dengan gejala yang akan diobservasi pada

penelitian yg sesungguhnya

2. Mencoba menggolong-golongkan penampilan

yang muncul dengan participant yang ada

3. Mencoba menuangkan butir 1 dan 2 tersebut di

atas dalam suatu lembar rekaman (recording

sheet) yang mempunyai format tertentu. Setelah observasi percobaan selesai, hasil pengamatan yg tercatat dituangkan dalam lembar observasi


(22)

OBSERVASI SISTEMATIK

/ BERSTRUKTUR

Disebut juga

observasi

berkerangka atau

structured observation

Ciri pokok dari

observasi ini adalah kerangka yang

memuat

faktor-faktor yang telah di atur kategorisasinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori-kategori itu


(23)

a.

MATERI OBSERVASI

Isi dan luas yang akan diobservasi umumnya

lebih terbatas

Sebagai alat ukur untuk penyelidikan

deskriptif, peneliti berlandaskan pada

perumusan-perumusan yang lebih khusus

Wilayah atau scope observasinya sendiri lebih

dahulu dibatasi dengan tegas sesuai dengan tujuan dari penelitian


(24)

b.

CARA-CARA PENCATATAN

Persoalan-persoalan yang telah dirumuskan

secara teliti memungkinkan jawaban-jawaban, respons, atau reaksi yang dapat dicatat secara teliti pula

Ketelitian yang tinggi pada prosedur observasi

ini yang memberikan kemungkinan penyelidik untuk mengadakan “kuantifikasi” thd hasil-hasil penyelidikannya. Jenis gejala / t.l yg timbul


(25)

c.

HUBUNGAN ANTARA OBSERVER DAN

OBSERVEE

Dalam observasi sistematik hubungan

observer & observee mengajukan suatu persoalan yang pelik

Jika tidak dilakukan di belakang “one way

screen”, akan menimbulkan masalah, shg perlu rapport yang baik, situasi harus

disiapkan agar observee bersedia menerima observer, observer tidak menyembunyikan kenyataan saat penelidikan (kerjasama


(26)

OBSERVASI EKSPERIMENTAL

Observasi dapat dilakukan dalam lingkup

alamiah / natural ataupun dalam lingkup eksperimental

Dalam observasi alamiah, observer mengamati

kejadian, peristiwa, dan perilaku observee dalam lingkup natural, tanpa adanya usaha untuk mengontrol

Observasi eksperimental, sebagai cara

penyelidikan yg relatif murni, menyelidiki

pengaruh kondisi tertentu thd perilaku manusia, faktor lain dikontrol secermat-cermatnya


(27)

CIRI-CIRI OBSERVASI EKSPERIMENTAL :

Observer dihadapkan pada situasi

perangsang yang dibuat seseragam

mungkin untuk semua observee

Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk

memungkinkan variasi timbulnya tingkah

laku yang akan diamati oleh observer


(28)

Situasi dibuat sedemikian rupa,

sehingga observee tidak tahu maksud

yang sebenarnya dari observasi

Observer atau alat pencatat, membuat

catatan dengan teliti mengenai

cara-cara observee mengadakan aksi

reaksi, bukan hanya jumlah aksi

rekasi semata


(29)

PELOPOR PENYUSUNAN

LEMBAR OBSERVASI

1. Dr. Dorothy Thomas

2. Dr. Charlotte Buhler

Mereka menemukan cara mereka

pada saat melakukan observasi dalam setting situasi bermain dari

anak-anak balita sewaktu mereka bertemu pertama kali di taman kanak-kanak


(30)

LANGKAH-LANGKAH

MENYUSUN LEMBAR

OBSERVASI

1. Tentukan terlebih dahulu tujuan observasi

secara jelas dan terperinci.

Jelaskan tujuan yang terperinci ini dalam pola tingkah laku yang diobservasi

2. Buatlah inventarisasi pola tingkah laku pada

butir 1 di atas secara terperinci mulai dari penampilan tingkah laku yang paling

sederhana sampai penampilan tingkah laku yang paling kompleks


(31)

3. Tuangkanlah invetarisasi pola tingkah laku tsb. Dalam suatu lembar rekaman observasi

(recording sheet) sekaligus dengan frekuensi,

durasi dan keterangan-keterangan lain

4. Lembar observasi beserta lembar rekaman

tadi sebelum dipergunakan dalam penelitian yang sesungguhnya harus dicoba terlebih

dahulu melalui suatu trial observation.

Di dalam observasi percobaan ini usahakan agar baik participant, setting maupun gejala tingkah lakunya mendekati atau sama dengan yang diteliti


(32)

5.

Setelah dilakukan percobaan lembar

observasi dan lembar rekaman bila perlu

diadakan perbaikan-perbaikan agar lebih

sempurna

6.

Setelah ke lima langkah tersebut

dilakukan, sudah siap untuk melakukan

observasi pada penelitian yang

sesungguhnya

Hy


(1)

CIRI-CIRI OBSERVASI EKSPERIMENTAL :

Observer dihadapkan pada situasi

perangsang yang dibuat seseragam

mungkin untuk semua observee

Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk

memungkinkan variasi timbulnya tingkah

laku yang akan diamati oleh observer


(2)

Situasi dibuat sedemikian rupa,

sehingga observee tidak tahu maksud

yang sebenarnya dari observasi

Observer atau alat pencatat, membuat

catatan dengan teliti mengenai

cara-cara observee mengadakan aksi

reaksi, bukan hanya jumlah aksi

rekasi semata


(3)

PELOPOR PENYUSUNAN

LEMBAR OBSERVASI

1. Dr. Dorothy Thomas 2. Dr. Charlotte Buhler

Mereka menemukan cara mereka

pada saat melakukan observasi dalam setting situasi bermain dari

anak-anak balita sewaktu mereka bertemu pertama kali di taman kanak-kanak


(4)

LANGKAH-LANGKAH

MENYUSUN LEMBAR

OBSERVASI

1. Tentukan terlebih dahulu tujuan observasi

secara jelas dan terperinci.

Jelaskan tujuan yang terperinci ini dalam pola tingkah laku yang diobservasi

2. Buatlah inventarisasi pola tingkah laku pada

butir 1 di atas secara terperinci mulai dari penampilan tingkah laku yang paling

sederhana sampai penampilan tingkah laku yang paling kompleks


(5)

3. Tuangkanlah invetarisasi pola tingkah laku

tsb. Dalam suatu lembar rekaman observasi (recording sheet) sekaligus dengan frekuensi, durasi dan keterangan-keterangan lain

4. Lembar observasi beserta lembar rekaman

tadi sebelum dipergunakan dalam penelitian yang sesungguhnya harus dicoba terlebih

dahulu melalui suatu trial observation.

Di dalam observasi percobaan ini usahakan agar baik participant, setting maupun gejala tingkah lakunya mendekati atau sama dengan yang diteliti


(6)

5.

Setelah dilakukan percobaan lembar

observasi dan lembar rekaman bila perlu

diadakan perbaikan-perbaikan agar lebih

sempurna

6.

Setelah ke lima langkah tersebut

dilakukan, sudah siap untuk melakukan

observasi pada penelitian yang

sesungguhnya