PERATURAN DIRJEN BEA DAN CUKAI NOMOR P-03/BC/2009

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P-03/BC/2009
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR
BARANG DAN BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI KENDARAAN BERMOTOR
UNTUK TUJUAN EKSPOR
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang:

a. bahwa dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 16/PMK.011/2008 tanggal 4 Februari 2008
tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang dan
Bahan Yang Akan Dirakit Menjadi Kendaraan Bermotor Untuk
Tujuan Ekspor, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.04/2008 tanggal 10
November 2008, dipandang perlu untuk mengatur tata cara
pelaksanaannya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a dan untuk mengoptimalkan pelayanan dan
memberikan kepastian hukum perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Tata Cara Pemberian
Fasilitas Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang dan
Bahan Yang Akan Dirakit Menjadi Kendaraan Bermotor Untuk
Tujuan Ekspor;

Mengingat:

1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17
Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4661);
2. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
16/PMK.011/2008 tanggal 4 Februari 2008 tentang
Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang dan Bahan Yang

Akan Dirakit Menjadi Kendaraan Bermotor Untuk Tujuan
Ekspor sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 171/PMK.04/2008 tanggal 10 November
2008.

Menetapkan:

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS PEMBEBASAN BEA
MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN YANG AKAN
DIRAKIT MENJADI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK TUJUAN
EKSPOR.

/Pasal 1

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan :
1. Barang dan Bahan adalah bagian dan perlengkapan kendaraan bermotor untuk dirakit
menjadi kendaraan bermotor;
2. Completely Built Up yang selanjutnya disingkat dengan CBU adalah kendaraan bermotor

dalam keadaan utuh;
3. Completely Knocked Down yang selanjutnya disingkat dengan CKD adalah kendaraan
bermotor dalam keadaan terbongkar sama sekali sesuai dengan yang ditetapkan dari
Departemen Perindustrian.
4. Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
tempat dipenuhinya kewajiban kepabeanan, yaitu
a. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai;
b. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Madya;
c. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.
Pasal 2
Atas barang dan bahan yang diimpor untuk dirakit menjadi kendaraan bermotor yang nyatanyata untuk tujuan diekspor dapat diberikan pembebasan bea masuk.
Pasal 3
Pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan kepada importir
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. mempunyai reputasi sangat baik yang tercermin dari profil perusahaan;
b. mempunyai bidang usaha (nature of bussiness) yang jelas dan spesifik;
c. tidak pernah menyalahgunakan fasilitas di bidang kepabeanan selama 1 (satu) tahun
terakhir;
d. tidak pernah salah memberitahukan jumlah barang, jenis barang, dan/atau nilai pabean
selama 1 (satu) tahun terakhir; dan

e. telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut
tidak mendapat opini disclaimer atau adverse.
Pasal 4
(1) Pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan kepada
perusahaan yang mengimpor barang dan bahan yang akan dirakit menjadi kendaraan
bermotor dalam bentuk Completely Built Up (CBU) dan/atau Completely Knocked Down
(CKD) dan nyata-nyata untuk tujuan diekspor oleh perusahaan pengimpor yang
bersangkutan.
(2) Kendaraan bermotor yang akan diekspor dalam keadaan CKD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus diekspor sebagai unit kendaraan bermotor secara bersama-sama
sebagai satu kesatuan.
(3) Kebutuhan barang dan bahan untuk memproduksi satu unit kendaraan bermotor dalam
bentuk CBU dan CKD (konversi) dibuat oleh perusahaan dan telah diverifikasi serta
disetujui oleh surveyor independen.
Pasal 5
(1) Untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, perusahaan mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Up. Direktur Fasilitas Kepabeanan dengan menggunakan format sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini.


/(2) Permohonan…

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilampiri dengan :
a. Rencana Impor Barang (RIB) paling lama untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan
berupa perkiraan jumlah dan nilai kebutuhan barang dan bahan yang diperlukan
dalam masa periode pembebasan yang akan dimintakan pembebasan bea
masuknya, dengan menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
II Peraturan Direktur Jenderal ini;
b. Konversi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), yang telah diverifikasi dan
disetujui oleh Surveyor Independen;
c. Rencana Ekspor Kendaraan Bermotor untuk jangka waktu paling lama 12 (dua
belas) bulan yang memuat elemen data jumlah, jenis, merek, dan spesifikasi teknis
kendaraan bermotor serta negara tujuan ekspor, dengan menggunakan format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini;
d. Kontrak antara perusahaan pengimpor barang dan bahan kendaraan bermotor
dengan perusahaan pembuat/perakit kendaraan bermotor;
e. Data tentang kapasitas terpasang perusahaan pembuat/perakit kendaraan
bermotor, dengan melampirkan fotocopy izin Usaha Tetap dan/atau Izin Perluasan
yang dimiliki perusahaan pembuat/perakit;
f. Jaminan tertulis dari pimpinan tertinggi perusahaan pemohon, dengan

menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan
Direktur Jenderal ini;
g. Nomor Induk Kepabeanan (NIK);
h. Fotokopi Laporan Keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik;
i. Surat penetapan sebagai Importir Jalur Prioritas yang masih berlaku dan/atau Surat
pernyataan bermaterai dari pimpinan tertinggi perusahaan pemohon yang
menyatakan bahwa perusahaan :
1) tidak pernah menyalahgunakan fasilitas di bidang kepabeanan selama 1 (satu)
tahun terakhir; dan
2) tidak pernah salah memberitahukan jumlah barang, jenis barang, dan/atau nilai
pabean selama 1 (satu) tahun terakhir.
j. Fotokopi Izin Usaha Tetap dan/atau Izin Perluasan perusahaan pemohon yang
dikeluarkan oleh Departemen / Instansi terkait yang telah dilegalisir atau dengan
menunjukan asli dokumennya kepada Pejabat Direktorat Fasilitas Kepabeanan
untuk dilegalisir; dan
k. Profil Perusahaan.
Pasal 6
(1) Atas permohonan dan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Direktur
Fasilitas Kepabeanan melakukan penelitian.

(2) Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur Fasilitas
Kepabeanan memberikan persetujuan atau penolakan.
(3) Dalam hal permohonan disetujui, Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.b Direktur Fasilitas
Kepabeanan atas nama Menteri Keuangan menerbitkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan mengenai pembebasan bea masuk atas impor barang dan bahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dalam jangka waktu paling lama 14 (empat
belas) hari sejak surat permohonan dan dokumen diterima dengan lengkap yang
memuat rincian mengenai:
a. Rencana Impor Barang;
b. Jenis unit kendaraan bermotor yang akan diekspor;
c. Merk dan tipe;
d. Kategori/jenis;

/e. Kapasitas …

e. Kapasitas silinder;
f.

Kapasitas penumpang;


g. Nomor pos tarif sesuai Buku Tarif Bea Masuk Indonesia;
h. Negara tujuan ekspor;
i.

Perkiraan nilai ekspor per unit;

j.

Total nilai ekspor;

k. Kantor Pabean tempat pemuatan ekspor;
l.

Tanggal berakhirnya surat keputusan

(4) Dalam hal permohonan tidak lengkap, Direktur Fasilitas Kepabeanan dalam jangka
waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak surat permohonan diterima, memberitahukan
secara tertulis kepada pemohon untuk melengkapi data yang diperlukan.
(5) Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal surat pemberitahuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pemohon belum melengkapi persyaratan,

permohonan tidak diproses lebih lanjut.
(6) Dalam hal permohonan ditolak, Direktur Fasilitas Kepabeanan atas nama Direktur
Jenderal menerbitkan Surat Penolakan dengan menyebutkan alasannya dalam jangka
waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak surat permohonan dan dokumen diterima secara
lengkap.
(7) Surat Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku
paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal ditetapkan.
Pasal 7
(1) Perusahaan wajib mempertanggungjawabkan impor barang dan bahan yang mendapat
fasilitas pembebasan bea masuk, dengan mengekspor barang dan bahan yang telah
dirakit menjadi kendaraan bermotor sebelum tanggal berakhirnya keputusan mengenai
pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3).
(2) Dalam hal perusahaan tidak mengekspor barang dan bahan yang telah dirakit menjadi
kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perusahaan wajib
membayar bea masuk dan/atau cukai yang terutang sesuai tarif dan nilai pabean pada
saat diimpor, dan dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus
persen) sampai dengan 500% (lima ratus persen) dari bea masuk yang seharusnya
dibayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(3) Pemenuhan kewajiban yang timbul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2),
diselesaikan pada Kantor Pabean tempat pemasukan barang.

Pasal 8
(1) Selain mengekspor barang dan bahan yang telah dirakit menjadi kendaraan bermotor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), perusahaan dapat menyelesaikan
kewajibannya dengan :
a. Menjual barang dan bahan yang rusak ke Daerah Pabean Indonesia Lainnya
dengan membayar bea masuk yang terutang sesuai tarif dan nilai pabean pada saat
diimpor, dan dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus
persen) sampai dengan 500% (lima ratus persen) dari bea masuk yang seharusnya
dibayar sesuai ketentuan yang berlaku; dan/atau
b. Mengekspor barang dan bahan.

/(2) Penyelesaian…

(2) Penyelesaian kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari Kepala Kantor Pabean tempat pemasukan atas nama
Direktur Jenderal Bea dan Cukai sesuai tata cara sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 9
(1) Perusahaan yang mendapat fasilitas pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 wajib menyampaikan laporan kepada Direktur Audit dengan tembusan

kepada Direktur Fasilitas Kepabeanan berupa :
a. Laporan realisasi impor barang dan bahan yang mendapat pembebasan bea masuk
secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal keputusan mengenai pembebasan
bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3), sesuai format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal ini
b. Laporan realisasi ekspor kendaraan bermotor yang atas importasi barang dan
bahannya mendapatkan pembebasan bea masuk secara berkala setiap 3 (tiga)
bulan sejak tanggal keputusan mengenai pembebasan bea masuk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3), sesuai format sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran VII Peraturan Direktur Jenderal ini
c. Laporan barang dan bahan impor yang mendapat pembebasan bea masuk yang
diselesaikan dengan dijual atau diekspor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (1) secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal keputusan mengenai
pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3), sesuai
format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII Peraturan Direktur Jenderal ini.
d. Laporan akhir realisasi impor dan ekspor kendaraan bermotor yang barang dan
bahan impornya mendapatkan pembebasan Bea Masuk paling lambat 14 (empat
belas) hari setelah berakhirnya masa berlaku keputusan mengenai pembebasan
bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3), sesuai format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IX Peraturan Direktur Jenderal ini.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pelaksanaan audit oleh Direktur Audit.
(3) Direktur Fasilitas Kepabeanan melaksanakan pengawasan mengenai kepatuhan
penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 10
Pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5) dicabut, dalam
hal :
a. pemohon tidak melakukan impor barang dan bahan bersangkutan dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan berturut-turut sejak tanggal keputusan mengenai pembebasan
bea masuk ditetapkan; atau
b. perusahaan tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
Pasal 11
(1) Terhadap importasi barang dan bahan yang diimpor untuk dirakit menjadi kendaraan
bermotor yang nyata-nyata untuk tujuan diekspor yang dilakukan sejak tanggal 26
Agustus 2007 sampai dengan tanggal ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan RI
Nomor 16/PMK.011/2008 j.o. Nomor 171/PMK.011/2008, dapat diberikan pembebasan
bea masuk dengan ketentuan :
a. Importasi yang masih dalam proses vooruitslag, dapat diselesaikan dengan
menggunakan pemberitahuan pabean impor;
b. Importasi yang menggunakan fasilitas vooruitslag dan sedang dalam proses
penagihan, maka penagihannya tidak dilanjutkan;

/c. Importasi…

c. Importasi yang sudah dibayar bea masuknya, dapat diberikan pengembalian bea
masuk.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat dilakukan setelah
perusahaan memperoleh Surat Keputusan Menteri Keuangan tentang Pembebasan
Bea Masuk Atas Impor Barang dan Bahan Yang Akan Dirakit Menjadi Kendaraan
Bermotor Untuk Tujuan Ekspor.
(3) Tata cara penyelesaian sebagaimana dimaksud ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan kepabeanan yang berlaku.
Pasal 12
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur
Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Februari 2009 20Jhj05
Direktur Jenderal,
ttd
Anwar Suprijadi
NIP 120050332
Salinan Sesuai Dengan Aslinya;
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana
Salinanttd,sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala
HarryBagian
Mulya Organisasi dan
Tatalaksana
NIP 060079900

NIP 060040274

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P-03/BC/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN
FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR
BARANG DAN BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI
KENDARAAN BERMOTOR UNTUK TUJUAN EKSPOR

Nomor
Lampiran
Hal

:
Tanggal...
:
: Permohonan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang dan Bahan Yang
Akan Dirakit Menjadi Kendaraan Bermotor Untuk Tujuan Ekspor Berdasarkan
PMK Nomor 16/PMK.011/2008 tanggal 4 Februari 2008 jo. Nomor
171/PMK.011/2008 tanggal 11 November 2008.

Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai
u.p. Direktur Fasilitas Kepabeanan
di Jakarta
Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari:
Nama Perusahaan
:
NIK
:
NPWP
:
Bidang Usaha
:
Izin Usaha Nomor
:
Alamat Kantor
:
Telepon
:
Pejabat yang bisa dihubungi

tanggal
:

Faksimili :
Telp.:

Dengan ini mengajukan permohonan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang dan Bahan
Yang Akan Dirakit Menjadi Kendaraan Bermotor Untuk Tujuan Ekspor.
Bersama ini kami lampirkan dokumen pendukung antara lain:
1. Rencana Impor Barang (RIB) untuk jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan berupa
perkiraan jumlah dan nilai kebutuhan barang dan bahan yang diperlukan dalam masa
periode……………………;
2. Konversi kebutuhan barang dan bahan, yang telah diverifikasi dan disetujui oleh Surveyor
Independen;
3. Rencana Ekspor Kendaraan Bermotor untuk jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan;
4. Kontrak antara perusahaan pengimpor barang dan bahan kendaraan bermotor dengan
perusahaan pembuat/perakit kendaraan bermotor;
5. Data tentang kapasitas terpasang perusahaan pembuat/perakit kendaraan bermotor;
6. Jaminan tertulis dari pimpinan tertinggi perusahaan;
7. Fotokopi Laporan Keuangan tahun terakhir yang telah diaudit Kantor Akuntan Publik;
8. Surat penetapan sebagai Importir Jalur Prioritas yang masih berlaku dan/atau Surat
pernyataan bermaterai dari pimpinan tertinggi perusahaan pemohon yang menyatakan
bahwa perusahaan :
1) tidak pernah menyalahgunakan fasilitas di bidang kepabeanan selama 1 (satu) tahun
terakhir; dan
2) tidak pernah salah memberitahukan jumlah barang, jenis barang, dan/atau nilai pabean
selama 1 (satu) tahun terakhir.
9. Fotokopi Izin Usaha Tetap/Izin Perluasan;
10. Fotokopi Nomor Identitas Kepabeanan (NIK);
11. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
12. Profil Perusahaan.
Demikian permohonan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan kami akan mematuhi
semua peraturan yang menjadi dasar pemberian insentif fiskal ini.
Pemohon
Cap
Perusahaan

Materai
Nama Terang*
Jabatan

* Ditandatangani oleh Pimpinan Perusahaan yang tercantum dalam API / API-P / APIT

DIREKTUR JENDERAL,
Salinan Sesuai Dengan Aslinya;
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana
ttd,Harry Mulya
NIP 060079900

ttd
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

LAMPIRAN II

Halaman ………….. dari …………..

Rencana Impor Barang
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.011/2008
Nama Perusahaan
NPWP
Periode Impor/ Produksi
Jenis Kendaraan Yang Akan Diproduksi
Untuk Rencana Produksi
Pelabuhan Pemasukan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
P-03/BC/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS
PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN
BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI KENDARAAN
BERMOTOR
UNTUK
TUJUAN
EKSPOR

:

:
:
:
:
:

unit

Negara

Nomor
Uraian Barang

Urut

Asal

Total
Spesifikasi Teknis

Jumlah

Satuan

Perkiraan Harga (C&F/CIF)

TOTAL PERKIRAAN HARGA (C&F/CIF)
........... , ......
Pemohon
Kasubdit Pembebasan
u.b.
Kasi Pembebasan Mutlak
* Ditandatangani oleh pimpinan perusahaan
Salinan Sesuai Dengan Aslinya;
Sekretaris Direktorat Jenderal
Margaretha W. S.
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana
ttd,Harry Mulya
NIP 060079900

(Nama Terang) *
Jabatan
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

LAMPIRAN III

Halaman ………….. dari …………..

Rencana Ekspor Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.011/2008
Nama Perusahaan
NPWP
Pelabuhan Muat
Periode Ekspor
Nomor
Uraian Barang
Urut

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
P-03/BC/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS
PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN
BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI KENDARAAN
BERMOTOR
UNTUK
TUJUAN
EKSPOR

:
:
:
:
Spesifikasi Teknis
(Merk, Tipe, kategori, kapasitas dll)

Nomor
Pos Tarif

Negara
Tujuan
Ekspor

Perkiraan Harga
Jumlah

Satuan

Per satuan

TOTAL PERKIRAAN HARGA
........... , ......
Pemohon
SALINAN sesuai dengan aslinya
Kasubdit Pembebasan
u.b.
Kasi Pembebasan Mutlak
* Ditandatangani oleh pimpinan perusahaan

(Nama Terang) *
Jabatan
DIREKTUR JENDERAL,

Margaretha W. S.
Salinan Sesuai Dengan Aslinya;
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana
ttd,-

Harry Mulya
NIP 060079900

ttd
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Total

LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P-03/BC/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN
FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR
BARANG DAN BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI
KENDARAAN BERMOTOR UNTUK TUJUAN EKSPOR

JAMINAN TERTULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: (pimpinan perusahaan)

Jabatan

: (nama jabatan pimpinan perusahaan)

Alamat

: (alamat perusahaan)

Berdasarkan Akta Notaris (nomor) tanggal (tanggal) yang dibuat dihadapan (nama
notaris) notaris di (tempat) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama:
Nama Perusahaan

: (nama perusahaan)

NPWP

: (NPWP)

Alamat

: (alamat sesuai NPWP)

Dengan ini menyatakan dan menjamin kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai :
1. Bahwa (Nama Perusahaan) akan membayar penuh semua kewajiban pembayaran
yang timbul sebagai akibat dari Penyalahgunaan Fasilitas berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.011/2008 tanggal 4 Februari 2008 jo. Nomor
171/PMK.011/2008 tanggal 11 November 2008 dan dalam melaksanakan kewajiban
pabean lainnya;
2. Bahwa (Nama Perusahaan) memberikan kuasa penuh dan hak mendahulu kepada
Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas segala tagihan yang menjadi kewajiban (Nama
Perusahaan) dalam hal (Nama Perusahaan) tidak memenuhi kewajiban pembayaran
sebagaimana dimaksud pada butir (1).
Demikian pernyataan ini dibuat dengan benar.
................., tanggal, bulan, tahun

materai Rp. 6000
Stempel Perusahaan
Tandatangan/ Nama
(Pimpinan Perusahaan)

DIREKTUR JENDERAL,
ttd
Salinan Sesuai Dengan Aslinya;
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana
ttd,Harry Mulya
NIP 060079900

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P-03/BC/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN
FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR
BARANG DAN BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI
KENDARAAN BERMOTOR UNTUK TUJUAN EKSPOR

Tata Cara Pengajuan Permohonan Penjualan Barang dan Bahan Yang Rusak atau
Ekspor Barang dan Bahan Yang Mendapat Pembebasan Bea Masuk Atas Impor
Barang dan Bahan Yang Akan Dirakit Menjadi Kendaraan Bermotor Untuk Tujuan
Ekspor

1.

Pimpinan perusahaan penerima fasilitas mengajukan permohonan kepada Kepala
Kantor Pabean tempat pemasukan barang dan bahan.

2.

Permohonan wajib menyebutkan alasannya serta dilengkapi dengan :
a. Daftar barang dan bahan, meliputi jenis barang, spesifikasi teknis, jumlah barang,
nomor dan tanggal SKMK (berikut nomor urut dalam lampiran), nomor dan
tanggal PIB, pelabuhan pemasukan dan pemuatan ekspor barang (dalam hal
ekspor), yang telah ditandatangani pimpinan perusahaan dan cap perusahaan.
b. Fotokopi kartu NPWP.
c. Fotokopi Surat Keputusan Menteri Keuangan pemberian fasilitas.
d. Fotokopi laporan realisasi impor.
e. Fotokopi Nomor Identitas Kepabeanan (NIK).

3.

Kepala Kantor Pabean atas nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai menerbitkan
surat persetujuan atau surat penolakan.

4.

Penyelesaian kewajiban kepabeanan terhadap barang dan bahan yang telah
mendapat persetujuan dimaksud butir 3 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
kepabeanan yang berlaku.

DIREKTUR JENDERAL,
ttd
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Salinan Sesuai Dengan Aslinya;
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana
ttd,Harry Mulya
NIP 060079900

LAMPIRAN VI

Halaman ………….. dari …………..

Laporan Realisasi Impor
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.011/2008
Nama Perusahaan
Periode Impor
Nomor & Tanggal SKMK
Nomor
Urut

:
:
:

PIB
Nomor

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P-03/BC/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN
FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR
BARANG DAN BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI
KENDARAAN BERMOTOR UNTUK TUJUAN EKSPOR

Tanggal

Nomor Urut
Lamp. I SKMK

Jenis barang

Jumlah Satuan

Nilai Impor
(C&F/CIF)

TOTAL NILAI IMPOR (C&F/CIF)
………………., ………………………
SALINAN sesuai dengan aslinya
Kasubdit Pembebasan
u.b.
Kasi Pembebasan Mutlak

Margaretha W. S.
Salinan
Sesuai Dengan Aslinya;
NIP
060028927
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana
ttd,-

Harry Mulya
NIP 060079900

Pimpinan Perusahaan

DIREKTUR JENDERAL,
ttd
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Keterangan

LAMPIRAN VII
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
P-03/BC/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS
PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN
BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI KENDARAAN
BERMOTOR
UNTUK
TUJUAN
EKSPOR

Halaman ………….. dari …………..

Laporan Realisasi Ekspor
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.011/2008
Nama Perusahaan
Periode Ekspor
Nomor & Tanggal SKMK
Nomor
Urut

:
:
:

PEB
Nomor

Tanggal

Nomor Urut
Lamp. II SKMK

Jenis barang

Jumlah Satuan

Nilai Ekspor

TOTAL NILAI EKSPOR
………………., ………………………
SALINAN sesuai dengan aslinya
Kasubdit Pembebasan
u.b.
Kasi Pembebasan Mutlak

Margaretha
W. S.
Salinan Sesuai
Dengan Aslinya;
NIP
060028927
Sekretaris
Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana
ttd,-

Harry Mulya
NIP 060079900

Pimpinan Perusahaan

DIREKTUR JENDERAL,
ttd
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Keterangan

LAMPIRAN VIII
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P-03/BC/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN
FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR
BARANG DAN BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI
KENDARAAN BERMOTOR UNTUK TUJUAN EKSPOR

Halaman ………….. dari …………..

Laporan Penjualan atau Ekspor Barang dan Bahan Yang Diimpor
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.011/2008
Nama Perusahaan
Periode Impor
Nomor & Tanggal SKMK
Nomor
Urut

:
:
:

PIB
Nomor

Tanggal

Nomor Urut
Lamp. I SKMK

Jenis barang

Jumlah
Satuan

Dokumen Penyelesaian
Dijual
Diekspor

Nomor & tanggal Bukti Pembayaran
Surat Persetujuan
BM dan Denda

Kondisi
Barang
rusak/baik*

………………., ………………………
SALINAN sesuai dengan aslinya
Kasubdit Pembebasan
u.b.
Kasi Pembebasan Mutlak

Pimpinan Perusahaan

* coret salah satu
Margaretha W. S.
NIP 060028927

DIREKTUR JENDERAL,
ttd

Salinan Sesuai Dengan Aslinya;
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana
ttd,Harry Mulya
NIP 060079900

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

LAMPIRAN IX

Halaman ………….. dari …………..

Laporan Realisasi Impor dan Ekspor
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.011/2008
Nama Perusahaan
Periode Impor/Produksi
Nomor & Tanggal SKMK
Nomor
Urut

PIB
No.

Tgl.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
P-03/BC/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS
PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN
BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI KENDARAAN
BERMOTOR
UNTUK
TUJUAN
EKSPOR

:
:
:
Nomor Urut
Lamp. I SKMK

Jenis barang

TOTAL NILAI IMPOR

SALINAN sesuai dengan aslinya
Kasubdit Pembebasan
u.b.
Kasi Pembebasan Mutlak

Jumlah
Satuan

Nilai Impor

PEB
No.
Tgl.

Nomor Urut
Lamp. II SKMK

Jenis barang

Jumlah
Satuan

TOTAL NILAI EKSPOR

………………., ………………………

Pimpinan Perusahaan
DIREKTUR JENDERAL,
Margaretha
W. S.
Salinan Sesuai
Dengan Aslinya;
NIP
060028927
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana
ttd,Harry Mulya
NIP 060079900

Nilai Ekspor

ttd
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332