Kumpulan Contoh Karya Tulis Ilmiah Remaja SMA • Komentarmu BAB I-V

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui kebutuhan pokok manusia terdiri atas kebutuhan
pangan, sandang, dan papan. Ketiga kebutuhan itu sangatlah penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan pangan adalah merupakan kebutuhan
akan makanan, kebutuhan sandang adalah kebutuhan akan pakaian, dan
kebutuhan papan adalah kebutuhan akan tempat tinggal.
Setiap manusia pasti membutuhkan tempat untuk tinggal, berlindung, dan
menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta, itulah mengapa rumah menjadi
kebutuhan pokok manusia.
Rumah adalah sebuah bangunan yang merupakan kebutuhan pokok manusia
yang berfungsi sebagai tempat perlindungan, beristirahat, berkumpul dengan
keluarga, dan tempat untuk melakukan aktivitas dan rutinitas sehari-hari. Rumah
yang baik adalah rumah yang dapat digunakan dan berfungsi seperti sebagaimana
yang telah disebutkan di atas. Untuk membangun rumah yang baik tersebut
diperlukan berbagai macam bahan material yang berkualitas, yang kemudian
dibangun sehingga menjadi sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa bagian,
misalnya pondasi, lantai rumah, dinding rumah, pintu, jendela dan atap.
Atap merupakan salah satu bagian penting dari rumah. Atap berfungsi untuk
melindungi rumah dari gangguan cuaca, seperti panas, hujan, dan lain sebagainya.

Dalam pembuatan atap ini tidak lepas kaitannya dengan prinsip matematika.
Terutama dalam menentukan kemiringan yang ideal bagi atap rumah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, kami tertarik untuk membuat karya tulis
sederhana tentang kemiringan atap yang ideal bagi rumah yang kita angkat sebagai
topik karya tulis ini agar kita dapat mengetahui lebih lanjut mengenai hal tersebut.
Topik karya tulis ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati.

1.2 Rumusan Masalah

1

1.2.1 Apa manfaat dan fungsi kedudukan atap rumah di Indonesia yang cenderung
miring?
1.2.2 Bagaimana cara menghitung derajat kemiringan atap rumah?
1.2.3 Bagaimana cara menghitung luas permukaan atap?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui dan memaksimalkan manfaat dan keuntungan kedudukan
atap yang cenderung miring
1.3.2 Memberi informasi kepada masyarakat tentang kemiringan atap rumah yang
ideal secara penghitungan matematika.

1.3.3 Memberikan informasi tentang cara menghitung dan menentukan luas
permukaan atap dengan menggunakan prinsip matematika
1.4 Manfaat penulisan
Dengan penulisan karya ilmiah ini, kami berharap dapat memberikan beberapa
informasi tentang kemiringan atap rumah yang ideal yang nantinya akan berguna
bagi setiap kalangan yang membaca karya tulis ini.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Manfaat dan fungsi kedudukan atap rumah di Indonesia yang cenderung miring
Atap adalah bagian paling atas dari suatu banguan yang melindungi
bangunan dan penghuni bangunan tersebut secara fisik maupun
metafisik (mikrokosmos/makrokosmos). Atap merupakan bagian dari suatu
bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di

2

bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan
perlindungan.
Syarat – syarat pengerjaan atap yang harus di penuhi antara lain :



Konstruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan terhadap
tekanan maupun tiupan angin



Pemilihan bentuk atap yang akan dipakai hendaknya sedemikian rupa,
sehingga menambah keindahaan serta kenyamanaan bertempat tinggal
bagi penghuninya



Agar rangka atap tidak mudah diserang oleh rayap/bubuk, perlu diberi
lapisan pengawet



Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh cuaca




Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan dengan jenis bahan
penutupnya maka kemiringannya dibuat lebih landai.

Keberadaan atap sebagai penutup rumah menjadi poin tersendiri pada
bangunan. Selain memperindah bentuk bangunan, kehadiran atap memiliki
fungsi penting sebagai penutup ruang dari terpaan angin, panas, maupun hujan.
Selain fungsi itu, atap pun berperan penting dalam estetika rumah. Bentuk atau
desain yang tepat dan warna yang sesuai dengan rumah akan membuat hunian
lebih memesona.
Sebuah rumah tidak akan lengkap dan diakatakan rumah jika bangunan
tersebut tidak memiliki atap. Kehadiran atap sendiri sangat vital karena berfungsi
sebagai pelindung dari panas dan hujan. Namun dewasa ini atap rumah tidak
lagi hanya sebagai sebuah pelengkap sebuah konstruksi bangunan. Fungsi atap
ternyata dapat memosisikannya sebagai komponen yang mendukung status
sosial si pemilik rumah. Semakin berkualitas atap yang digunakan, maka
semakin baik pula citra yang diperlihatkan. Oleh karena itu, tidak heran jika atap
sebuah rumah dapat diasosiasikan sebagai mahkota dari suatu bangunan.
Namun sebuah rumah tidak akan terlihat cantik dengan sempurna jika ternyata

atap rumah gagal menjalankan fungsinya sebagai pelindung, terutama pada saat
musim hujan.
3

Ditinjau dari segi tradisional, adanya atap adalah sebagai lambang
hubungan vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu bentuk atap
meruncing ke atas seperti gunung. Di daerah Bali hal tersebut terdapat dalam
konsep TriAngga (kepala, badan, kaki) jadi keberadaan atap seperti member jiwa
kebangunan sama seperti penghuninya.
Ditinjau dari segi modern, keberadaan atap termasuk salah satu elemen
pembentuk ruang pada bangunan (lantai, dinding, atap).
Kedudukan atap di setiap wilayah berbeda-beda. Salah satu hal yang
mempengaruhinya adalah iklim di daerah tersebut. Contohnya rumah di daerah
kutub memiliki bentuk atap yang menyerupai setengah lingkaran berbeda
dengan rumah yang ada di Indonesia dengan bentuk atap yang cenderung
miring.
Untuk daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi dan disertai angin yang
kuat, maka atap rumah harus memperhitungkan teknik mengalirkan air hujan
yang baik. Kedudukan atap yang miring dimaksudkan agar saat hujan turun, titik
beban air berada di samping (bukan di seluruh permukaan atap) sehingga atap

tidak mudah bocor. Selain itu air hujan tidak akan tertampung di atas atap
sehingga air hujan tidak merembes ke permukaan langit-langit rumah yang akan
mengurangi nilai estetika rumah.
Daratan Indonesia terletak di wilayah khatulistiwa yang beriklim tropis dan
cenderung bercuaca panas juga mempengaruhi mengapa kedudukan atap
rumah miring. Atap rumah yang miring menyediakan ruang kosong yang berada
di bawah atap atau sering kita sebut sebagai loteng. Ruang kosong ini berfungsi
sebagai buffer. Udara panas yang masuk akan didinginkan terlebih dahulu dalam
ruang kosong ini, sehingga udara di dalam rumah tidak terlalu panas. Bentuk
atap yang miring juga lebih aerodinamis.
Seperti yang kita tahu rumah adalah sebuah bangunan yang merupakan
kebutuhan pokok manusia yang berfungsi sebagai tempat perlindungan,
beristirahat, berkumpul dengan keluarga, dan tempat untuk melakukan aktivitas
dan rutinitas sehari-hari. Keberadaan rumah tidak terlepas dari atap. Berikut
beberapa manfaat dan kegunaan atap:
4

 Melindungi bangunan dari sinar panas matahari dan hujan.
 Mencegah masuknya debu atau air hujan sekaligus sebagai penyejuk
udara secara alamiah.

 Menyediakan tempat teduh, segar, dan nyaman.
 Perlindungan bagi penghuninya

Selain manfaat diatas atap miring berfungsi utama sebagai penerus air hujan,
oleh karena itu kemiringan atap ini tergantung jenis penutup atap yang dipakai.
Seng dan penutup atap lembaran lainnya dapat digunakan dengan kemiringan
yang rendah karena tidak khawatir terjadinya air meluap balik. Sedangkan
penutup atap jenis kecil seperti genteng dan sirap mempunyai kemiringan yang
tinggi untuk mengalirkan air hujan.
2.2 Cara menghitung derajat kemiringan atap rumah
Cara mudah untuk menghitung derajat kemiringan atap rumah adalah
dengan mengukur jarak horisontal (x) dan jarak vertikal (y) dari atap, lalu
menggunakan rumus tangensial untuk menentukan sudutnya.

α =
5

y
x


Keterangan :

α

= Sudut kemiringan atap

y

= Panjang vertikal ujung atap dari titik terendah ke titik tertinggi

x

= Panjang horizontal dari titik terendah ke titik tertinggi

Contoh 1:


panjang horizontal ujung atap dari titik terendah ke titik tertinggi adalah 5
meter dan panjang vertikal ujung atap dari titik terendah ke titik tertinggi
adalah 3 meter. Berapakah derajat sudut kemiringan atap tersebut?


Diketahui :
x= 5 meter
y= 3 meter

6

Ditanya :
Sudut kemiringan atap?
Jawab :
tan α = y/x
= 3/5
α

= 30,95 derajat

Sudut kemiringan atap mempengaruhi cepat lambat aliran air ke tanah.
Maka dari itu sangat penting untuk membuat atap dengan sudut kemiringan yang
tepat. Sudut kemiringan atap yang ideal adalah sekitar 30-35 derajat, dengan
sudut kemiringan 30-35 derajat maka air akan cepat mengalir ke tanah sehingga

tidak tertampung atau tergenang di atas atap. Jangan sampai tingkat kemiringan
atap melebihi standar minimal kemiringan atap. Jika tingkat kemiringan atap lebih
dari 35 derajat, maka genteng akan gampang merosot. Akan tetapi, ada
beberapa jenis atap yang sudut kemiringannya dibuat sangat landai. Atap juga
dapat direkatkan dengan paku agar tidak bergeser yang nantinya akan
memberikan akses masuknya air hujan.
2.3 Cara menghitung luas permukaan atap
Cara menghitung luas permukaan atap rumah berbeda-beda tergantung
pada bentuk atap tersebut. Berikut adalah cara menghitung luas permukaan atap
dengan bentuk pelana atau atap perisai dan atap dengan bentuk yang lebih
kompleks.
2.3.1 Atap dengan bentuk pelana atau atap perisai
Perlu anda ketahui bahwa metode untuk menghitung luas
permukaan atap rumah ini hanya berlaku untuk sebuah atap pelana atau
atap perisai yang sederhana. Perbedaan keduanya dapat dilihat pada
gambar dibawah. Akan lebih mudah jika anda memiliki cetak biru
(blueprint) atau gambar design atap dari bangunan yang bersangkutan.

7


Atap Pelana :

Atap Perisai :

Cara menghitung luas permukaan atap diatas. Gunakan persamaan

(i) dibawah. Luas dasar atap dibagi dengan cosinus sudut kemiringan
atap. Rumus ini berlaku baik untuk atap pelana maupun atap perisai.

Keterangan :
Adasar = Luas dasar atap

α

= Sudut kemiringan atap

8

Dalam gambar dibawah, yang dimaksud dengan luas dasar atap
adalah area persegi yang dibatasi oleh garis hijau, sehingga luasannya
adalah perkalian antara x dan y, sebagaimana dinyatakan dalam
persamaan (ii). Luas dasar atap ini bisa dengan mudah dihitung dengan
melihat

gambar

perencanaan

ataupun

diukur

dengan

melakukan

pengukuran sederhana menggunakan pita ukur.

Sementara itu, data mengenai sudut kemiringan atap akan agak
sulit kita dapatkan. Jika anda mempunyai cetak biru alias blueprint dari
bangunan yang bersangkutan, kemungkinan besar anda tidak akan
kesulitan untuk mendapatkan data mengenai sudut kemiringan atap. Tapi
bagaimana jika jika anda tidak memiliki cetak birunya? Jika keadaannya
demikian, maka satu-satunya cara adalah naik ke atap dan mengukur
ketinggian atap. (dinotasikan dalam gambar sebagai "z"). Dengan
demikian, sudut kemiringan atap bisa dihitung menggunakan rumus (iii)
diatas. Harap diingat, bahwa sudut α tidaklah sama dengan sudut β, jadi
jangan sampai anda keliru saat menentukan sudut α. Setelah anda
memiliki data mengenai luas dasar atap dan sudut kemiringan atap, maka

9

anda sudah bisa menghitung luas permukaan atap dengan rumus yang
diberikan sebelumnya.
2.3.2 Atap dengan bentuk lebih kompleks
Berikut cara menghitung luas permukaan atap dengan bentuk yang
agak lebih kompleks.

Pada gambar atap diatas, kita dapat memisahkan area atap menjadi
dua bagian, yaitu atap I dan atap II. Pada atap I, kita bisa menerapkan
rumus sebelumnya, dengan cara memindahkan area segitiga berwarna
merah ke area segitiga yang berwarna hijau. Dengan demikian, atap I akan
tetap berbentuk atap perisai yang penuh, dan luas permukaan dapat
dihitung dengan persamaan (iv). Atap II terdiri dari 2 bidang yang berbentuk
10

bangun belah ketupat. Jika kita sedikit merubah bentuk belah ketupat ini
menjadi persegi, maka kita bisa mengasumsikan bahwa atap II ini
merupakan atap pelana, sehingga atap II masih tetap bisa dihitung dengan
rumus yang sama.dalam hal ini adalah persamaan (v). Luas keseluruhan
atap dapat dihitung dengan menjumlahkan luas permukaan atap I dan luas
permukaan atap II.

BAB III
METODOLOGI PENULISAN

11

3.1 Metode Pengumpulan Data
Pencatatan Dokumen
Data-data yang dipergunakan dalam karya tulis ini sebagian bersumber dari
referensi dan media lainnya yang sebanding dengan topik permasalahan yang
dibahas. Dari data referensi dan media yang digunakan dapat dipertanggung
jawabkan. Jenis data yang diperoleh berupa data empiris yang menampilkan data
sesuai dengan apa yang dibahas.
3.2 Pengolahan Data
Metode pengolahan data dijelaskan melalui fakta yang ada, bersifat objektif,
akurat. Gagasan pengolahan data dibangun secara sistematis dan logis, sehingga
tidak bersifat argumentatif, tetapi menghadirkan kesimpulan umum.
3.3 Cara Menarik Kesimpulan
Setelah

beberapa

proses

dilakukan

dengan

menggabungkan

dan

menghubungkan rumusan masalah, tujuan penulisan serta pembahasan yang
dilakukan. Kemudian ditarik kesimpulan secara umum dan direkomendasikan.

BAB IV
PEMBAHASAN

12

Rumah itu sendiri terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah pondasi,
lantai, dinding, dan atap. Atap merupakan salah satu bagian yang penting dari rumah itu
sendiri. Pengerjaan atap tidak terlepas dari prinsip-prinsip matematika, contohnya
dalam menentukan derajat kemiringan atap dan luas permukaan atap. Kemiringan atap
yang tepat diperlukan mengingat iklim Indonesia yang tropis dan memiliki curah hujan
yang cukup tinggi. Rata-rata curah hujan pertahun di Indonesia berbeda-beda tiap
tahunnya, namun rata-rata curah hujan di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu sekitar
2000-3000 mm/tahun.
Derajat kemiringan atap dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
tangensial, yaitu perbandingan panjang vertikal dari titik terendah ke titik tertinggi
dengan panjang horisontal ujung atap dari titik terendah ke titik tertinggi. Sudut
kemiringan atap mempengaruhi cepat lambat aliran air ke tanah. Maka dari itu sangat
penting untuk membuat atap dengan sudut kemiringan yang tepat. Sudut kemiringan
atap yang ideal adalah antara 30-35 derajat, dengan kisaran sudut kemiringan yang
demikian maka air akan cepat mengalir ke tanah sehingga tidak tertampung atau
tergenang di atas atap. Sehingga air cepat mengalir ke tanah dan tidak tertampung atau
tergenang di atas atap maka kayu-kayu penyangga atap tidak mudah lapuk. Tingkat
kemiringan atap disarankan tidak melebihi standar minimal kemiringan atap, jika tingkat
kemiringan atap lebih dari 35 derajat, maka genteng akan gampang merosot. Ada
beberapa jenis atap yang sudut kemiringannya dibuat sangat landai dan dapat
direkatkan dengan paku agar tidak bergeser yang nantinya akan memberikan akses
masuknya air hujan.
Beberapa manfaat dan kegunaan atap antara lain adalah sebagai pelindung
bangunan dari sinar panas matahari dan hujan, mencegah masuknya debu atau air
hujan sekaligus sebagai penyejuk udara secara alamiah melalui ruang kosong yang
berada di bawah atap, menyediakan tempat teduh, segar, dan nyaman, dan
perlindungan bagi penghuninya.
BAB V
PENUTUP
13

5.1 Simpulan
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Dalam pembuatan atap rumah tidak terlepas dari prinsip-prinsip matematika agar
kemiringan atap rumah tersebut tepat dan ideal sehingga rumah tersebut bisa
melindungi penghuninya dari panas matahari, hujan, dan gangguan lainnya. Pada
wilayah tropis seperti Indonesia yang tergolong memiliki curah hujan tinggi, derajat
kemiringan atap sangat penting untuk diperhitungkan. Karena dengan sudut
kemiringan atap yang tepat yaitu antara 30-35 derajat, air hujan akan mudah
mengalir ke tanah sehingga tidak tertampung di atas atap dan tidak menyebabkan
kayu-kayu penyangga atap mudah lapuk.
5.2 Saran
Seluruh warga masyarakat disarankan menggunakan prinsip-prinsip matematika
dalam pengerjaan atap rumah sehingga atap dapat berfungsi secara maksimal dan
air akan mudah mengalir ke tanah dan tidak menyebabkan kayu-kayu penyangga
atap lapuk.

14