In this study that has been conducted in four villages, we found five species of Anopheles

EAUNAI\"YAMUK Anopheles DI DAERAII PERBATASAN KOTAPALU,
SULAWESI TENGAH
Sitti Chadijahl

ABSTRACT
In an effort to control malaria, severalfactors that need to htow are the type and behavior of
theAnopheles mosquitoes inmalaria endemic areas. Althoughthemunicipality of Paluis still
endemic area with low malaria cases (the Low Incidence area LIA), but there are always
cases of malaria throughout the yean From that reason, there is still important to htow
Anopheles diversity in this region. This research is intended to identifu Anopheles diversity in
the area andto obtaineinformation on thevector status.
The methods that usedfor Anapheles collection is Hole night collection to identify the density
and diversity ofmalariavectors in the area. The density of mosquitoes based on the number of
mosquitoes that caught per person per hour as well as fluctuations in the density of biting
people inside and outside the home per hour In this study, we used 6 persons to collect the
mosquitoes. Three persons were collected mosquitoes indoor; whereas three others persons
were collected Anopheles outdoor
In this study that has been conducted in four villages, we found five species of Anopheles
mosquitoes, namely: An, vasus. An. barbirostris. An. indefinitus. An. maculatus and An.
ludlowae. An. vagus is most oftenfound as many as 15 mosquitoes (65.2%o), and then An.
barbirostris is three mosquitoes (13.1%0), An. indelinitus and An. maculatus are two

mosquitoesper each (8.7%o). Anopheles ludlowaeis onemosquito (4.3%o). TheresultofELISA
test to indentify the presence of sporozoite of the malariaplasmodium in mosquitoes salivary
gland showed negative (sporozoit in all ofmosquitoes salivary gland are negative) .
Kelmords : Endemisity, Spleen Rate, Parasite Rate, hypoendemic, Low Prevalence Malaria

PENDAHI,]LUAN

Sampai saat

ini

malaria masih

merupakan masalah kesehatan masyarakat

terutama di Indonesia. Hampir seluruh
wilayahnya merupakan daerah endemis
malaria. Malaria dapat menimbulkan
beban sakit dan kematian serta
mengakibatkan dampak sosial-ekonomi

yang besar, khususnya bagi penduduk
miskin di daerah endemik malaria'.
Di Propinsi Sulawesi Tengah, sarrpai
saat ini malaria masih merupakan masalah
bagi kesehatan masyarakat. Penyakit ini
tersebar di seluruh wilayah kabupaten
(Donggala, Banggai, Banggai Kepulauan,
'Balai Litbang P2B2 Douggala
Badan Litbang Kesehatan, KEMENKES RI

50

Parigi-Moutong, Morowali, Buol dan Tolidengan tingkat endemisitas yang
berbeda-beda. Di Propinsi inl lsldapat dua
kabupaten dengan kategori endemis tinggi
yaitu Kab. Buol dan Banggai, empat
kabupaten dengan endemisitas sedang
yaitu Kab. Donggala, Poso, Banggai
Kepulauan dan Tolitoli), dan satu daerah
dengan tingkat endemis rendah, yaitu Kota


toli)

Pa1u2.

Di Kota Palu, Propinsi Sulawesi
Tengah Berdasarkan data malaria kliuis
selama safu tahun per seribu penduduk
(AMI : Annual Malaria Incidence) dalarr

tiga tahun terakhir

menunjukkan

Jnnral Vektor Penyakit, Vol.

III No. Z,Z00g: 50 - 54

terj adinya penufl,tnan, y aitu 4,28' l, Q004),


4,l4oloo (2005), dan

3,45'/,

(2006)3.

Walaupun Kota Palu term asuk daerah L ow
Incidence area (I),L), tetapi kasus malaia
selalu ada sepanjang tahun, sehingga perlu

diketahui fauna nyamuk malaria di
wilayahini.
Di Indonesia, terdapat 22 vektor
malaria, 18 spesies Anopheles telah
ditemukan sporozoit dan empat spesies
lainnya masih tersangka vektor ma\aria4.
Di Sulawesi Tengah terdapat empat
spesies Anopheles yang diduga sebagai
vektor, yaitu An. barbirostris, An.
subpictus, An. flavirostris, dan An.

Parangensist.

Dalam upaya pemberantasan malaria,
yaitu
spesies dan perilaku nyamuk Anopheles
yang berperan di lokasi tersebut dengan
cara melalnrkan survei entomologi.
salah satu faktoryangperlu diketahui

entomologi dilakukan dari Bulan Febnrari
sampaiOktober2006.

Penangkapannyamuk
Alat dan bahan yang digunakan pada

penangkapan nyamuk yaitu: form
penangkapan nyamuk, aspirator,
eppendorf tube, papper cup, kain kasa,
karet gelang, senter, batu baterai, dan
jarumseksi.


Metode penangkapan nyamuk yang
dilalrukan adalah penangkapan nyamuk
separjang malam (all night collection)
untuk melihat kepadatan vektor malaria di
daerah tersebut, kepadatan nyamuk

berdasarkan jumlah nyamuk yar'g
tertangkap per orang per pukul serta
fluktuasi kepadatannya menggigit orang di

dalam dan

di luar rumah per pulut.

mengetahui farura nyamuk Anopheles di
daerah peuelitian dan diperolehnya
infonnasi meugenai status vektor di daerah
tersebut, sehingga dapat digrrnakan untuk
mengkaji pemetaan distribusi vektor yang

pada a&hinrya metrjadi dasar peupsunar
stategi pernberantasan.

Penangkapan nyamuk dilalrukan dengan
menggunakan cara landing collection.
Penangkapan dilakukan oleh enam (6)
orang yang sudah terlatih, dilakukan di
dalanr rumah, di luar rumah, diading dan
sekitar kandang dengan menggunkan
aspirator. Penangkapan dilakukan dari
pukul 18.00 - 06.00. Nya,muk Anopheles
sp. yang tertangkap didentifikasi meuurut
kunci identifikasi O'Connor dan Anvati S
097q)6.

BAIIANDANMETODE

HASILPEI\"ELITIAN

Lokasi dan wakfu penelitian


Hasil penangkapan nyamuk dewasa di
empat kelurahan daerah perbatasan di

Penelitiam

ini bertujuan untuk

Lokasi penangkapan nyamuk

dilakukan di daerah perbatasan Kota palu
yaitu di Kelurahan Pantoloan, palupi,
Watusampu, dan Petobo. Spot survqt

Kota Palu ditemukan lima (5) spesies
nyamukAnopheles yaitu : An. vagus, An.
barbirostris, An. indefinitus, An.
maculatus danAn. ludlow e.

Tatrel 1. Spesies nyamuk Anopheles yang tertangkap di

empat kelurahan di Kota palu, 2006.
Maode penangkapan

No
I
2
3
4
5

Spesies
An.vagus
An. barbirostris
An. indefinitus
An. maculatus
An. ludlowe

Umpaaorang
dalam


u@
luar

-+
++
-+
-+
-+
5l

FaunaNyamuk

Semua nyamuk Anopheles yang
tertangkap ditemukan di sekitar kandang
ternak. An. barbirostris ditemukan
istirahat di dinding dan sekitar kandang
ternak, sedangkan An. indefinitus
ditemukan pada penangkapan dengan
urnpan orang di dalam rumah dan sekitar
kandang temak (Tabel I ).


Di Kelurahan Pantoloan spesies
nyamuk Anopheles yang tertangkap
adalah An. vagus, dan An. maculatus.
Semua nyamuk yang tertangkap
ditemukan di sekitar kandang. An. vagus
ditemukan pada pukul24.00

-

01.00 dan
pukul
04.00, adapun An.
maculatus hanya ditemukan pada pukul

03.00

02.00-03.00.
Di Kelurahan Petobo ditemukan tiga
spesies nyamuk Anopheles yai[t An.
vagus, An. b arbiros tris dan An. indefinitus .
An. vagus hanya ditemukan di kandang
mulai pukul 20.00 sampai 24.00. An.
barbirosfris ditemukan di dinding dan di

Anopheles

(Sitti Chadijah)

kandang. Ditemukan di dinding pada
pukul 20.00 -21.00 sedangkan di kandang
pada pnkul 24.A0 - 01.00. An. indefinitus
hanya ditemukan dengan Umpan Orang
Dalam (OUD) pada pukul 24.00 - 0 I .00.
Di Kelurahan Watusampu nyamuk
hanya ditemukan di kandang sebanyak tiga
spesies yaifuAn. vagus, An. maculatus dan
An. ludlowe. An. vagus ditemukan pada
pukul 24.00 - 01.00 dan 03.00 - 04.00,
sedangkan I n. maculatus dan An. ludlowe
hanya pada pukul 03.00 - 04.00. Pada saat
dilakukan penangkapan nyamuk di
Kelurahan Palupi tidak ditemukan adanya
nyamttkAnopheles.
Pada tabel 2.terlibatAn. vagus paling
banyak ditemukan yaitu sebanyak 15 ekor
(65,2Yo), kemudian An. barbirostris tiga
ekor (13,l%o), An. indefinitus dan An.

maculatus masing-masing dua ekor
(8,7%) serta An. ludlowe hanya satu ekor
(4,3%).

Tabel 2. llslimpahan nisbi spesies nyamuk Anopheles yang didapatkan dengan
empat metode penangkapan di empat kelurahan di Kota Palu, 2006.

No.

Spesies

%

1.

An. vagus

15

65,2

2.

An. barbirostris

3

13,1

3.

An. indeJinitus

2

8,7

4.

An. maculatus

2

8r7

5.

An. ludlowe

1

4,3

Jumlah

23

100

PEMBAHASAN
Kegiatan penangkapan nyamuk
dewasa dengan berbagai metode di empat
kelnrahan ditemukan ln. vagus, An.
barbirostris, An. indefinitus, An.
maculatus dan An. ludlowe. An.
barbirostris hanya ditemukan di
Kelurahan Petobo dengan metode
penangkapan di dinding dan di kandang.
52

fumbh

Walaupun Anopheles ini dilaporkan
sebagai vektor malaria di Sulawesi
Tengah, tetapi karena hasil pembedahan

kelenjar ludah dan uji ELISA
menunjukkan batrwa nyamuk ini negatif
mengandung sporozoit, maka keberadaan
nyamuk ini tidak menjadi masalah di
KelurahanPetobo.
Hasil penelitian menunjuk&an bahwa

Jumal Vektor Penyakit, Vol.

I[

No. 2, 2009 : 50 - 54

pada saat penangkapan hanya sedikit
nyamuk yang diperoleh baik dari jumlah
(23 ekor) maupun jenisnya (lima spesies).
Hal
disebabkan karena tempat
perkembangbiakan nyamuk Anopheles
sebagai velctor malaria kurang tersedia,
sehingga dapat mempengaruhi jumlah
vektor.

ini

Situasi malaria pada suatu daerah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain dalam transmisi malaria memerlukan
kehadiran vektor. Keberadaan vektor
sangat tergantung dengan lingkungannya,
terutama pada tersediany a habitat-habitat

yang cocok untuk stadia pradewasanya
yaitu larva dan pupa. Perubahan
lingkungan dapat mempengaruhi
keberadaan tempat perkembangbiakan
vektor. Adanya perubahan terhadap
tempat perkembangbiakan vektor di suatu

tempat, sangat berpengaruh terhadap
keadaan malaria dan dapat mempunyai
dampak yang positif dan negatif terhadap
keadaan m alaia didaerah tersebutT.

Dalam penelitian

ini

spesies

Anopheles yang kontak dengan manusia
hanya An. indefinitus. Semua spesies
nyamuk yang tertangkap ditemukan di
kandang. Hasil ini mengindikasikan

bahwa Anopheles tersebut bersifat
zoofilik. Hal ini disebabkan karena adanya
ternak penduduk yang ditempatkan tidak
jauh dari rumah penduduk, sehingga
tersedia pakan yang cukup untuk nyamuk
Anopheles yang jumlahnya tidak banyak.

KESIMPTJLAI\
Berdasarkan hasil penangkapan
nyamuk di Kelurahan Pantoloan, Petobo,
Watusampu dan Palupi ditemukan lima
spesies Anopheles yaitu: An. vagus, An.
barbirostris, An. indefinitus, An.
maculatus danAn. Ludlowe, dan dari hasil
pembedahan kelenj ar ludah dan uji ELISA
menunjukkan bahwa semua nyamuk ini
negatif mengandung sporozoit.

SARAN

Untuk menghindari kontak nyamuk
Anopheles dengan manusia sebaiknya
menempatkan temak minimum 10 meter
dari rumah penduduk, karena semua
spesies Anopheles yang tertangkap
bersifat zoofilik.

UCAPAI{TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih di sampaikan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota
Palu, para Kepala Puskesmas, dan Para
lurah Kelurahan di lokasi penelitian.
Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Kepala Loka Litbang P2B2
Donggala atas saran dan masukannya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada

teman-teman Loka Litbang P2B2
Donggala atas dukungannya selama
kegiatan penelitian ini berlangsung
sehingga dapat dilaksanakan sesuai
dengan yang diharapkan.

DAFTARPUSTAKA

1.

Harijanto PN. Malaria : Epidemiologi,
Patogenesis, Manifestasi Klinis, dan
Penanganan. EGC. Jakarta. 2000;

2.

Dinkes Prop. Sulteng. Situasi P2
Malaria Di Propinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2005. Sub Din Bina PPPL.
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
Tengah, Palu.2006.

3.

Dinkes Kota Palu. Analisis Situasi
Malaria Kota Palu. Sub Din P2M,
Dinas Kesehatan Kota Palu, Palu.
2007.

4.

T. Mosquito
Bome Diasease Status and Control in
Indonesia. Nat. Sem. Vector Control
by Molecular Technology. Trop. Med.
Ctr.Yogyakarta. 1998.

5.

Marwoto, H.A., et. al. Anopheles

Abednego, Soeroso

parangensis Sebagai Vektor Malaria di

Sulawesi Utara, Puslitbang PP,
Balitbangkes, Dep.Kes. RI. Jakarta.
2002.

53

FauuaNyamuk

O'Connor

& Arwati, S. Kunci

Bergambar untuk Anopheles Betina
dari Indonesia. Dit. Jen. P2M & PL,
Depkes R.I. Jalmra. 1979.

54

7.

n
"

Anophelu

(Sitti Chad{ah)

Kepel B, TUda J, Najoan I, Kaseke M,
Warouw F, Karundeng Y, SumayarA.
2005. Media Kesehatan 2005; 1(2) :
45-50.