MANAJEMEN LIKUIDITAS PERBANKAN SYARIAH | Elfadhli | JURIS (Jurnal Ilmiah Syariah)
MANAJEMEN LIKUIDITAS PERBANKAN SYARIAH
likuiditas di pasar keuangan global menjadi kering dan terganggu. Dunia perbankan dan keuangan di Indonesia, meskipun tidak memiliki
K
Di sisi lain, di tengah ketatnya likuiditas global, Bank Indonesia memberikan insentif bagi dunia usaha dengan menurunkan angka Giro Wajib Minimum sehingga meningkatkan likuiditas di kalangan perbankan. Namun dengan meng-
nesia dimana dana talangan yang dikeluarkan oleh perbankan berku- rang, karena kecenderungan me- ningkatnya faktor risiko yang tinggi di negara-negara penginpor.
Letter of Credit bagi eksportir Indo-
negara besar membuat perbankan di Indonesia harus meningkatkan ting- kat kehati-hatiannya terkait dengan dampak dari risiko likuiditas ter- sebut. Salah satunya dengan mem- perketat aturan main pembukaan
exposure terhadap aset subprime
Oleh: Elfadhli*
Abstract: There are some factors to be concerned and anticipated by the bank morder to maintain
the bank liquidity. It must be realised that Islamic banking is a new beginning industry, it still unable to be a leader in industry of banking particular in Indonesia.Dengan bangkrutnya beberapa Bank Investasi besar di dunia dan perbankan di negara-negara besar melakukan write down atas aset-aset yang terkena dampak krisis subprime
risis di sektor keuangan yang terjadi pada dekade terakhir ini telah membawa dampak yang luas, pada pasar surat-surat berharga, pada sektor perbankan dan lebih jauh lagi pada sektor riil.
PENDAHULUAN
likuiditas bank, kompetitif, tingkat bagi hasil, kinerja perbankan syariah
Kata kunci:
Based on that reality, there fare in this liquidity issue, beside being competitive to other Islamic banking, this competition also happen to conventional banking. There are three ways of anticipating and overcoming the problem of liquidity if we relate it to the efforts of developing Islamic banking, customer needs, profesionality, profitability rate and obedient to the Islamic system : to boost the education and the socialization of Islamic banking specially explaining about economic aspects and Islamic values system to the society, to revise and to enhance work of Islamic banking, and to strengthen the coordination, communication and understanding of customer and bisnis partner, to identity some rationale customer in the bank, and to desain bank portofolio include the instrument liquid.
mortgage dan turunannya, maka
50 JURIS Volume 11, Nomor 1 (Juni 2012)
pengetatan aturan main Letter of
Credit , dunia perbankan tampaknya
masih berhati-hati dalam meman- faatkan longgarnya likuiditas ter- sebut.
Dari gambaran tersebut, ter- lihat bahwa kebijakan otoritas mo- neter dan juga gejolak perekonomian global maupun nasional berpenga- ruh terhadap kebijakan internal kalangan perbankan dimana tujuan- nya adalah untuk menjaga kelang- sungan hidup industri perbankan itu sendiri.
Manajemen aset dan liabilities dalam dunia perbankan adalah hal yang utama untuk menjaga ke- langsungan tersebut. Beberapa tuju- an dari manajemen aset dan lia- bilities adalah untuk mencapai per- tumbuhan bank yang wajar, pen- dapatan yang maksimal, menjaga likuiditas yang memadai, memben- tuk cadangan, memelihara dana masyarakat dan memenuhi kebutuh- an masyarakat akan kredit. Berkaitan dengan pencapaian tujuan tersebut, maka manajemen likuiditas di in- dustri perbankan yang menjadi bagi- an dari manajemen aset dan liabilities adalah hal yang harus dilakukan untuk menjaga tingkat profitabilitas bank dan menjaga kepercayaan masyarakat.
Secara umum tugas utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Kemudian dana yang telah terkum- pul tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit), serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Untuk bisa uang yang mereka titipkan dijamin keamanannya. Dengan demikian, agar bisa memberikan keamanan kepada para nasabah, maka bank tersebut haruslah likuid.
Kajian mengenai likuiditas di dunia perbankan, merupakan satu keharusan yang harus dilakukan, baik itu oleh pihak perbankan, prak- tisi keuangan, ataupun pihak-pihak ketiga yang berencana menitipkan dananya di bank. Pentingnya pe- nilaian atas likuiditas suatu bank, merupakan salah satu cara untuk bisa menentukan apakah bank ter- sebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.
Salah satu penyebab kebang- krutan suatu bank adalah karena ketidakmampuannya dalam meme- nuhi kebutuhan likuiditasnya. Oleh karena itu, likuiditas yang tersedia harus cukup sehingga tidak meng- ganggu kebutuhan operasional. Saat dilanda krisis moneter tahun 1998- 1999, banyak sekali bank yang ter- likuidasi. Pada tanggal 13 Maret 1999 saja, setidaknya ada 31 bank yang dilikuidasi oleh pemerintah, antara lain: BDNI, Budi Int'l, Centris, Deka, Dana Asia, Dewa Rutji, Dana Hutama, BDI, Intan, Hokindo, Indotrade, Kredit Asia, Modern, Namura Int'l, Putra Surya Perkasa, Pelita, Pesona, Surya, Subentra, SGP, Tata, Yama, BUN, Uppindo, Aspac, Orient, BCD, Hastin, Ganesha, Harda Int'l, Aken. Hal ini kemudian menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat menjadi berkurang, atau bisa dikatakan menjadi hilang.
Elfadhli, Manajemen Likuiditas Perbankan Syariah 51
sekali bank yang gulung tikar, di- akuisisi, dimerger dan lain sebagai- nya. (Merza Gamal, 2004: 5)
Salah satu alat ukur yang utama yang bisa digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis CAMEL. Analisis ini terdiri dari aspek-aspek: Pertama, Capital, yakni penilaian terhadap kewajiban penye- diaan modal minimum yang dimiliki bank. Kedua, Kualitas Aset, yakni menilai jenis-jenis asset yang dimiliki suatu bank. Ketiga, Kualitas Mana- jemen, yakni penilaian terhadap kualitas manusianya dalam menge- lola bank, bisa dilihat dari segi pen- didikan, pengalaman para karya- wannya, dan lain-lain. Keempat, Earning, yakni penilaian terhadap kemampuan bank dalam meningkat- kan keuntungan. Kelima, Likuiditas, yakni penilaian atas kemampuan bank untuk membayar semua utang- nya, terutama utang jangka pendek. (Veithzal Rivai, 2009: 819)
Secara umum, pengertian li- kuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash
flow ) dengan segera dan dengan
biaya yang sesuai, dimana fungsi dari likuditas secara umum untuk: a.
Menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari b.
Mengatasi kebutuhan dana yang mendesak c.
Memuaskan permintaan nasa- bah akan pinjaman d.
Memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi menarik yang menguntungkan.
Dalam terminologi keuangan dan perbankan terdapat banyak pengertian mengenai likuiditas, be- berapa diantaranya dapat disebut- kan sebagai berikut
: “Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito/simpanan oleh deposan/ penitip”. Dengan kata lain, menurut definisi ini, suatu bank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari pada penitip dana maupun dari para peminjam /debitur.
“Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat memba- yar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan.”
Pengertian likuiditas bank ada- lah kemampuan bank untuk me- menuhi kewajibannya, terutama ke- wajiban dana jangka pendek. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah ke- mampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudut pasiva, li- kuiditas adalah kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas. (Siamat Dahlan, 2003: 102)
PENGERTIAN LIKUIDITAS
Dalam terminologi yang ham- pir sama, dapat disebutkan bahwa “likuiditas adalah kemampuan bank untuk menyediakan saldo kas dan saldo harta likuid yang lain untuk
52 JURIS Volume 11, Nomor 1 (Juni 2012)
1. jumlah reserves cermin dari peraturan bank Indo- Menutup required. nesia yang menetapkan likuiditas 2. sebagai salah satu dari delapan
Membayar chek, giro berbunga, tabungan dan deposito ber- risiko yang harus dikelola oleh bank. jangka milik nasabah yang Anto, Manajemen Likuiditas Perbankan
( Syariah. 2010. Akses: 25 Maret 2010. diuangkan kembali. 3. Menyediakan dana kredit yang diminta calon debitur sehat, . sebagai bukti bahwa mereka
Konsep likuiditas didalam tidak menyimpang dari kegiat- dunia bisnis diartikan sebagai ke- an utama bank yaitu pemberian kredit. mampuan menjual asset dalam 4. waktu singkat dengan kerugian yang
Menutup berbagai macam ke- wajiban segera lainnya. paling minimal. Tetapi pengertian likuiditas dalam dunia perbankan 5. Menutup kebutuhan biaya lebih kompleks dibanding dengan operasional perusahaan. dunia bisnis secara umum. Dari
Berdasarkan pengertian-pe- sudut aktiva, likuiditas adalah ke- ngertian tersebut di atas dapat mampuan untuk mengubah seluruh disimpulkan secara singkat bahwa aset menjadi bentuk tunai (cash), likuiditas adalah kemampuan suatu sedangkan dari sudut pasiva, likui- bank atau suatu perusahaan untuk ditas adalah kemampuan bank me- memenuhi kewajiban-kewajiban menuhi kebutuhan dana melalui jangka pendeknya. Sedangkan pe- peningkatan portofolio liabilitas. ngertian manajemen likuiditas me-
Secara garis besar manajemen nurut beberapa pakar perbankan likuiditas terdiri dari dua bagian, adalah sebagai berikut: yaitu; pertama, memperkirakan ke-
- Duane B Graddy: ”Manajemen butuhan dana, yang berasal dari likuiditas melibatkan perkiraan penghimpunan dana (deposit inflow) permintaan dana oleh masya- dan untuk penyaluran dana (fund out rakat dan penyediaan cadang-
flow ) dan berbagai komitmen pem-
an untuk memenuhi semua biayaan (finance commitments). kebutuhan”
Bagian kedua dari manajemen Oliver G Wood: ”Manajemen
- likuiditas adalah, bagaimana bank likuiditas melibatkan perkiraan bisa memenuhi kebutuhan likuidi- kebutuhan dan penyediaan kas tasnya. Oleh karena itu bank harus secara terus menerus baik mampu mengidentifikasi karakter- kebutuhan jangka pendek atau istik setiap produk bank baik disisi musiman atau kebutuhan jang- aktiva maupun passiva serta faktor- ka panjang” faktor yang mempengaruhinya.
Likuiditas merupakan suatu Kelebihan dan kekurangan li- hal yang sangat penting bagi bank kuiditas sama-sama memiliki dam-
Elfadhli, Manajemen Likuiditas Perbankan Syariah 53
akibatkan profitabilitas bank men- dasarkan prediksi pembiayaan jadi rendah walaupun dari sisi dan prediksi pertumbuhan dana,
liquidity shortage risk akan aman. termasuk mencermati tingkat
Sebaliknya jika bank menganut fluktuasi dana.pengelolaan likuiditas yang agresif Ketepatan dalam mengatur struk- maka cenderung akan dekat dengan tur dana termasuk kecukupan
liquidity shortage risk akan tetapi dana-dana non PLS.
memiliki kesempatan untuk mem- Ketersediaan aset yang siap di- peroleh profit yang tinggi. Shortage konversikan menjadi kas.
liquidity risk akan menyebabkan
Kemampuan menciptakan akses dampak serius terhadap business ke pasar antar bank atau sumber contuinity dan business sustainibility. dana lainnya, termasuk fasilitas lender of last resort.
Apabila kesenjangan tersebut
RISIKO LIKUIDITAS
cukup besar maka akan menurunkan Bank wajib menyediakan likui- kemampuan Bank untuk memenuhi ditas tersebut dengan cukup dan kewajibannya pada saat jatuh tempo. mengelolanya dengan baik, karena
Oleh karena itu untuk meng- apabila likuiditas tersebut terlalu antisipasi terjadinya risiko likuiditas, kecil maka akan mengganggu ke- maka diperlukan manajemen likui- giatan operasional bank, namun ditas, yang mana pengelolaan likui- demikian likuiditas juga tidak boleh ditas bank juga merupakan bagian terlalu besar, karena apabila jumlah dari pengelolaan liabilitas. likuditas terlalu besar maka akan
Dalam mengantisipasi terjadi- menurunkan efisiensi bank sehingga nya Risiko Likuditas, aktivitas berdampak pada rendahnya tingkat Manajemen Risiko yang umumnya profitabilitas. Dalam hal Bank tidak ditetapkan oleh Bank antara lain mampu memenuhi kebutuhan dana adalah : dengan segera untuk memenuhi ke- a.
Melaksanakan monitoring secara butuhan transaksi sehari-hari mau- harian atas besarnya penarikan pun guna memenuhi kebutuhan dana yang dilakukan oleh nasa- dana yang mendesak maka mun- bah baik berupa penarikan me- cullah risiko likuditas. lalui kliring maupun penarikan
Risiko Likuditas adalah risiko tunai. terjadinya kerugian yang merupakan b.
Melaksanakan monitoring secara akibat dari adanya kesenjangan harian atas semua dana masuk antara sumber pendanaan yang pada baik melalui incoming transfer umumnya berjangka pendek dan maupun setoran tunai nasabah. aktiva yang pada umumnya ber- c.
Membuat analisa sensitivitas li- jangka panjang. Besar kecilnya risiko kuiditas Bank terhadap skenario likuditas ditentukan antara lain: penarikan dana berdasarkan pe-
54 JURIS Volume 11, Nomor 1 (Juni 2012)
pernah terjadi dan membanding- kannya dengan penarikan dana bersih rata-rata saat ini. Dari analisa tersebut dapat diketahui tingkat ketahanan likuiditas bank.
MANAJEMEN LIKUIDITAS
e.
Duane B Graddy: ” Manajemen
Selanjutnya Bank menetapkan secondary reserve untuk menjaga posisi likuiditas Bank, antara lain menempatkan kelebihan dana ke dalam instrumen keuangan yang likuid.
Untuk menjaga posisi ke- uangan agar tetap likuid perusahaan menyisihkan sebagian uang tunai- nya yang disertai dengan sebagian kekayaan yang mudah dicairkan menjadi uang untuk keperluan likuiditas. Kekayaan yang mudah dicairkan disebut current asset se- dangkan kewajiban yang harus di- bayar dan datang sewaktu-waktu
Manajemen Likuiditas Bank adalah suatu proses pengendalian dari alat-alat likuid yang mudah ditunaikan guna memenuhi semua kewajiban bank yang segera harus dibayar, (Muchdarsyah Sinungan, 1992: 75). Manajemen likuiditas adalah menegelola bagaimana bank dapat memenuhi baik kewajiban yang sekarang maupun kewajiban yang akan datang bila terjadi pe- narikan atau pelunasan asset liability yang sesuai dengan perjanjian atau yang belum diperjanjikan, (Muhamad, 2004 : 66).
likuiditas melibatkan perkiraan kebutuh- an dan penyediaan kas secara terus menerus baik kebutuhan jangka pendek atau musiman atau kebutuhan jangka panjang”.
Oliver G Wood : ”Manajemen
likuiditas melibatkan perkiraan per- mintaan dana oleh masyarakat dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan”
Menurut beberapa pakar per- bankan pengertian manajemen likuiditas adalah sebagai berikut: (Benton E Gup and James.W. Kolari, 2005: 109)
Menetapkan kebijakan Cash Holding Limit pada kantor-kantor cabang Bank. Melaksanakan fung- si ALCO (Asset & Liability Committee) untuk mengatur tingkat bunga dalam usahanya.
Risiko Likuiditas Pendanaan, ya- itu risiko yang timbul karena bank tidak mampu mencairkan asset- nya atau memperoleh pendanaan dari sumber dana lain. Risiko likuiditas dapat melekat pada aktivitas fungsional penye- dian dana, treasury, investasi, kegiatan pendanaan, dan instru-
d.
mengkategorikan risiko likuiditas sebagai berikut:
and Financial Institution Management Conventional and Syariah System ”
Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A dkk dalam bukunya “Bank
Meningkatkan/menurunkan sumber dana tertentu.
f.
Risiko Likuiditas Pasar, yaitu risiko yang timbul karena bank tidak mampu melakukan offsetting posisi tertentu dengan harga pasar karena kondisi likuiditas pasar yang tidak memadai atau terjadi gangguan di pasar (market disruption).
Elfadhli, Manajemen Likuiditas Perbankan Syariah 55
Kendala operasional, kesulitan dalam mengendalikan likuiditas- nya secara efisien, sebagai contoh tidak tersedianya kesempatan investasi segera atas dana-dana yang diterimanya, kesulitan men- cairkan dana investasi yang se- dang berjalan sehingga berakibat bank-bank Islam menahan alat likuidnya dalam jumlah besar di- bandingkan dengan rata-rata per- bankan konvensional.
Menyimpan dananya di bank konvensional tanpa menerima bunga sebagai imbangan dari
d.
Menginvestasikan dalam bentuk emas dan atau logam mulia lain- nya secara tunai dengan kontrak berjangka.
c.
Mengambil bunga dan meng- gunakannya untuk tujuan sosial berdasarkan fatwa.
b.
Mengupayakan dana di pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah dengan meng- gunakan berbagai instrumen pa- sar uang yang tersedia di pasar uang tersebut.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, ada beberapa pilihan yang kebanyakan dilakukan oleh penge- lola bank-bank Islam yang bersifat darurat yaitu: a.
c.
a) Menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang ditentukan oleh otoritas moneter yakni Bank Indonesia.
Kurangnya akses ke pasar uang sehingga bank syariah hanya da- pat memelihara likuiditas dalam bentuk kas.
b.
Kurangnya akses untuk memper- oleh pendanaan jangka pendek.
Baik bank konvensional mau- pun bank syariah wajib mengelola likuiditasnya, karena pengelolaan likuditas tersebut diperlukan untuk memenuhi kewajiban bank terutama kewajiban jangka pendek. Namun demikian terdapat beberapa kendala dalam pengelolaan likuiditas dalam Bank dengan berbasis Syariah (bank Islam) apabila dibandingkan dengan bank konvensional, mengingat bank dengan berbasis syariah, produk- produknya masih dibilang baru, bank syariah. Adapun kendala-ken- dala tersebut antara lain yaitu: a.
Fungsi dari manajemen likuidi- tas salah satunya adalah untuk memberikan keyakinan kepada para penyimpan dana bahwa deposan dapat menarik sewaktu-waktu dana- nya atau pada saat jatuh tempo dana tersebut dapat ditarik. Oleh karena itu bank wajib mempertahankan sejumlah dana likuid agar bank da- pat memenuhi kewajibannya ter- sebut.
d) Menjaga posisi likuiditas dan pro- yeksi arus kas agar selalu dalam posisi aman
c) Memperkecil terjadinya idle fund (dana yang menganggur).
b) Mengelola alat likuid agar selalu dapat memenuhi semua kebutuh- an cash flow termasuk kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan.
PENGELOLAAN LIKUIDITAS BANK SYARIAH
56 JURIS Volume 11, Nomor 1 (Juni 2012)
equity based financing seperti joint financing untuk membiayai pro-
Secara singkat proses tersebut dapat digambarkan pada bagan berikut ini:
Pengukuran dan monitoring dana.
Tingkah laku masyarakat ka- rena operasional bank syariah didasarkan pada amanah dan berbagi risiko dengan patner bisnis. 2) Harmonisasi asset dan liability. 3)
Memperkuat koordinasi, komuni- kasi dan pengertian dengan de- posan/investor dan patner bisnis. Terkait dengan pendekatan sya- riah terhadap risiko likuiditas, proses mobilisasi dana dan proses penyaluran dana menyangkut tiga komponen penting yaitu: 1)
c.
yek-proyek pemerintah dan swas- ta, membeli sukuk pemerintah atau corporate,dll. Menawarkan return tinggi dan kompetitif ada- lah salah satu cara memelihara loyalitas segmen deposan rasional juga untuk menarik deposan baru.
Strategi Pengelolaan Likuiditas
Didalam memelihara likuiditas maka faktor ekstern harus diper- hatikan dan diantisipasi. Harus disadari bahwa perbankan syariah adalah industri yang masih dalam tahap permulaan sehingga belum mampu menjadi pemimpin dalam industri perbankan khususnya di Indonesia. Berdasarkan kenyataan tersebut maka di dalam issue likuidi- tas ini, disamping bersaing dengan sesama bank syariah, persaingan juga terjadi dengan bank konven- sional yang sudah mapan. Untuk mengantisipasi dan mengatasi masa- lah likuiditas dikaitkan dengan upaya pengembangan bank syariah, tuntutan deposan, profesionalitas, tingkat profitabilitas dan kepatuhan terhadap sistem syariah, bank sya- riah harus melakukan hal-hal berikut ini: a.
based financing daripada debt based financing akan menyebabkan me-
Terus memperbaiki dan mening- katkan kinerja bank Islam. Meng- intensifkan dan fokus pada equity
b.
Deposan tidak terpengaruh dengan Return tinggi yang tidak halal yang ditawarkan oleh Lembaga keuangan kon- vensional.
Peningkatan dana baru yang masuk akan meningkatkan ke- mampuan ekspansi bisnis Bank Islam dan suatu saat diharap- kan mampu mewarnai industri perbankan. 3)
Deposan/investor baru akan datang mendeposit dananya ke bank Islam. 2)
Menggiatkan pendidikan dan sosialisasi bank Islam khususnya menjelaskan tentang aspek-aspek ekonomi dan sistem nilai keislam- an kepada masyarakat. Diharap- kan dengan cara ini akan mem- berikan dampak positif berikut: 1)
ningkatnya profit jangka pendek dan panjang. Saat ini terbuka kesempatan untuk menyalurkan
Elfadhli, Manajemen Likuiditas Perbankan Syariah 57
Bagan 1 : Sharia Approach on liquidity Risk Mitigation d.
- Balancing of financing needed and amount of fund to be collected
- Managing maturity date of deposit products and projects financing - Liquidity risk management (quantitative and qualitative ) - Prudential financing allocation and decision. - Supporting information from credit
bureau and credit
rating company - High profit orientation of portfolio allocation (for consumer’s confidence) - Characteristic of deposit fitted to types of financing, - Matching projects return with PLS executing date, - Partners, selection (due diligent), behavior, ethics, business prospects, etc.
- Joint financing to minimize risk. - Monitoring and cooperative business management - Liquid instruments preparation. - External fund for emerging liquidity risk (central bank, government, money market), - Insurance/takaful - Default mitigation policy (guarantee in asset, third party guarantee, rescheduling, etc)
- Reserve in capital - International intervaention (IDB, IIFM,etc) Sharia compliance, Islamic Rules and Regulations, Religious Responsibility
Mengidentifikasi berapa ba- nyak deposan rational yang dimiliki bank. Salah satu cara untuk mengidentifikasi rational deposan adalah dengan meng- amati berapa banyak dari me- reka yang menarik dananya dan memindahkan ke Bank Konvensional ketika tingkat suku bunga dari bank konven- sional lebih tinggi dari return yang dihasilkan oleh bank Islam. mengevaluasi dan mendeteksi kemungkinan terjadinya kesu- litan likuiditas yang akan me- nimpa bank. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mene- liti aliran dana untuk meng- antisipasi mismatch asset – likuiditas, menetapkan kebijak- an internal mengenai ukuran
default dari partner bisnis, men-
desain strategi menghadapi ma- salah likuiditas sekaligus struk- tur birokrasi pengambilan ke- putusan didalam memenuhi Investors involment in liquidity risk mitigation Risk sharing
Islamic Bank’s Involvement in Liquidity Risk Mitigation Risk sharing Business Partners, stakeholders and international involvement in liquidity Risk mitigation Deposit source of fund Islamic Bank Real sector financing - Understanding of Islamic banking principle - Understanding of Islamic banking operations and consequences. - Understanding of non Islamic (speculation,riba, activities etc) - Types of product adjusted to projects to be financed
58 JURIS Volume 11, Nomor 1 (Juni 2012) f.
istics, Economic Condition and Liquidity Risk Problem Indonesia
- – 2007, akses: 03 April 2010).
1) Irreguler tetapi dapat di- prediksi,
Menyiapkan kas dan cadangan likuiditas untuk kondisi ter- tentu. Bank membutuhkan li- kuiditas untuk transaksi reguler maupun irreguler. Transaksi re- guler adalah operasional sehari- hari, sementara transaksi irre- guler terdiri dari 2 hal;
Case: 2001
PENENTUAN KEBUTUHAN LIKUIDITAS BANK SYARIAH
Mendisain portofolio bank ter- masuk instrumen yang likuid. Likuid instrumen tersebut siap setiap saat untuk dicairkan kapan- pun dibutuhkan. Alternatif lain adalah dengan mencari likuiditas dari pasar uang syariah atau di- dalam keadaan yang sangat men- desak bank dapat memohon bantuan likuiditas dari bank sentral. (Rifki Ismal, 2010. Islamic Banking Character-
Kebutuhan likuiditas irreguler yang dapat diprediksi diantaranya adalah kewajiban menyediakan dana untuk kebutuhan keuangan untuk operasional pemerintah yang biasa- nya sangat besar. Tetapi kebutuhan likuiditas irreguler adalah penarikan yang tiba-tiba oleh deposan dalam jumlah besar yang disebabkan ke- adaan tertentu.
Kewajiban reserve yang ditetapkan oleh bank sentral.
Merupakan Giro Wajib Mini-
mum (GWM) yang merupakan ke- tentuan Bank Indonesia. Giro Wajib Minimum merupakan kewajiban reserve (reserve requirement) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar prosentase dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Perhitungan prosen- tase GWM dilakukan berdasarkan jumlah harian saldo giro pada Bank Indonesia dan rata-rata harian jum- lah DPK sebagai berikut:
Persentase GWM Jumlah Harian Saldo Giro Rata-Rata DPK Tanggal Tanggal Tanggal
1 s/d 7 1 s/d 7 16-23 bulan sebelumnya 8 s/d 15 8 s/d 15 24-s/d akhir bulan sebelumnya
16 s/d 23 16 s/d 23 1-7 bulan yang sama
24 s/d akhir bulan 24 s/d akhir bulan 8-15 bulan yang samaDana Pihak Ketiga meliputi seluruh DPK dalam rupiah ataupun rupiah meliputi kewajiban kepada pihak ketiga yang terdiri dari:
2) Irreguler dan tidak dapat diprediksi.
Pada umumnya kebutuhan likuiditas bank ditentukan oleh ada- nya beberapa faktor yang meliputi: (Muhamad, 2005: 24)
Elfadhli, Manajemen Likuiditas Perbankan Syariah 59
DPK dalam rupiah tersebut tidak termasuk dana yang diterima 10 trilyun sampai dengan Rp 50 oleh Bank Syariah atau Unit Usaha trilyun wajib memelihara Syariah dari Bank Indonesia dan GWM tambahan dalam rupiah Bank Perkreditan Rakyat. sebesar 2% dari DPK.
Bank yang memiliki DPK > Rp
DPK Bank dalam bentuk valuta Bank yang memiliki DPK > Rp asing meliputi kewajiban dalam 50 trilyun wajib memelihara valuta asing kepada pihak ketiga GWM tambahan dalam rupiah termasuk bank dan Bank Indonesia sebesar 3% dari DPK. yang terdiri dari:
b. Bagi bank yang memiliki rasio
- Giro wadi’ah pembiayaan dalam rupiah terha-
- Deposito investasi mudharabah dap DPK sebesar 80% atau lebih,
- Kewajiban lainnya dan atau yang memiliki DPK dalam rupiah sampai dengan
Formula perhitungan GWM :
Rp.1.000.000.000.000,- tidak di- GWM Rupiah = 5% x DPKt-2 kenakan tambahan GWM.
GWM Valas = 3% x DPKt-2 Karena GWM adalah ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia,
DPKt-2 : rata-rata harian jumlah DPK maka pelanggaran GWM akan di-
bank dalam satu masa laporan untuk
kenakan sanksi. Pelanggaran GWM
periode dua masa laporan sebelumnya
terjadi apabila saldo harian Rekening Sebelum diterbitkannya Per-
Giro Bank pada Bank Indonesia aturan Bank Indonesia mengenai kurang dari saldo harian Rekening ketentuan Giro Wajib Minimum Giro Bank yang telah ditetapkan yang terbaru tahun 2008, pada tahun untuk pemenuhan GWM. 2004 Bank Indonesia menentukan
Sanksi yang dikenakan pada GWM untuk mata uang rupiah
Bank Syariah jika terjadi pelang- adalah 5% dari Dana Pihak Ketiga, garan GWM adalah: sedangkan GWM valuta asing a.
Sebesar 125% dari tingkat indikasi adalah 3% dari Dana Pihak Ketiga. imbalan Pasar Uang Antar Bank
Selain itu terdapat ketentuan tam- Syariah (PUAS) jika terjadi pe- bahan untuk Bank Syariah sebagai langgaran GWM dan rekening berikut: giro rupiah bank bersaldo positif.
a. Bagi bank yang rasio pembiayaan b.
Sebesar 125% dari tingkat indikasi dalam rupiah terhadap DPK ku- imbalan PUAS atas kekurangan rang dari 80%, mendapat tam- GWM ditambah 150% dari tingkat bahan perhitungan GWM sebagai indikasi imbalan PUAS atas saldo berikut: negative. Bank yang memiliki DPK > Rp
c.
Sebesar 0.04% per hari kerja yang 1 trilyun sampai dengan Rp 10 berdasarkan pada selisih antara trilyun wajib memelihara saldo harian Rekening Giro valuta
GWM tambahandalam rupiah
60 JURIS Volume 11, Nomor 1 (Juni 2012)
saldo harian Rekening Giro valuta asing Bank yang dicatat pada sistem akuntansi Bank Indonesia yang dibayarkan dalam bentuk rupiah dengan menggunakan kurs transksi Bank Indonesa pada hari terjadinya pelanggaran.
Tipe dana yang Ditarik oleh Bank
Dilihat dari waktu penarikan- nya, maka pada Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah terdapat dua jenis, yakni dana yang ditarik se- waktu-waktu meliputi tabungan dan giro wadi’ah, serta dana yang ditarik pada saat jatuh tempo meliputi investasi mudharabah.
Untuk memperkirakan jumlah penarikan pada tabungan dan giro wadi’ah, Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah perlu mengetahui:
Pengalaman penarikan dana hari- an pada masa-masa sebelumnya
Spreading resources, yaitu perse- baran dan jumlah pemegang re- kening. Sebagai contoh, jika pada suatu daerah terjadi kecen- derungan penarikan dana akibat terjadinya bencana alam, maka dengan estimasi kebutuhan dana dapat dilakukan dengan melihat persebaran kantor cabang di da- erah tersebut dan jumlah peme- gang rekening.
Komitmen Bank Kepada Nasabah atau Pihak Lain Untuk Mem- berikan Fasilitas Pembiayaan atau Melakukan Investasi
Bisnis di perbankan merupakan bisnis kepercayaan, oleh karenanya pemenuhan komitmen harus men- suatu Bank Garansi, maka jika nasa- bah yang memegang bank Garansi tersebut wanprestasi terhadap mitra kerjanya, maka komitmen Bank Syariah untuk menjamin wanpres- tasi tersebut harus dilaksanakan. Jika hal ini terjadi, maka dibutuhkan kecukupan dana untuk memenuhi komitmen tersebut. Sebaliknya jika Bank Syariah tidak mampu meme- nuhi komitmen tersebut karena kesulitan likuiditas, maka kepercaya- an nasabah pemegang bank garansi tersebut akan jatuh, dan selanjutnya akan berpengaruh kepada keper- cayaan masyarakat terhadap Bank Syariah tersebut. Selain itu, Bank Syariah juga akan dihadapkan pada tuntutan ganti rugi yang dapat meningkatkan beban perusahaan. (Heri Sudarsono: 2003)
PENGELOLAAN ARUS KAS
Tujuan pengelolaan arus kas adalah untuk memperoleh proyeksi arus kas (cash flow projection) dimana proyeksi arus kas tersebut ber- manfaat untuk mengantisipansi ter- jadinya kebutuhan likuiditas.
Kegiatan dalam pengelolaan arus kas dan likuiditas bank dalam rangka optimalisasi pendapatan dan menjaga kepercayaan masyarakat diperankan oleh Divisi Treasury.
Divisi Treasury di Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah dihadapkan pada tantangan dalam pengelolaan arus kas ini. Di satu sisi, Divisi Treasury harus dapat menjaga likuiditas jika terjadi kebutuhan jangka pendek, sehingga harus
Elfadhli, Manajemen Likuiditas Perbankan Syariah 61
c.
(net operational assets ), yakni aktiva
Metode ini dibantu oleh pe- nyusunan ikhtisar neraca akhir tahun I dan II dalam rangka analisa aliran dana (fund flow analysis) yang menunjukkan bagaimana dua unsur utama dari aset operasional bersih
Metode Ramalan Aliran Dana (Fund Flow Forecast)
Sebagaimana telah diwajibkan oleh Bank Indonesia, Laporan Proyeksi Arus Kas disampaikan dua kali dalam sebulan, yaitu setiap tanggal 15 dan tanggal akhir bulan, se- dangkan Laporan Maturity Profile disampaikan hanya pada akhir bulan.
Untuk membantu penyusunan Laporan Proyeksi Arus Kas, di- perlukan Laporan Maturity Profile.
Posisi Kas Akhir, adalah per- kiraan saldo bank yang merupa- kan penjumlahan antara posisi kas awal ditambah jumlah arus kas masuk dan dikurangi jumlah arus kas keluar.
d.
Arus Kas Keluar, mencatat semua transaksi bank yang menyebab- kan berkurangnya posisi awal kas seperti pembelian surat berharga, pembayaran dana pihak ketiga, dan biaya operasinal.
Arus Kas Masuk, mencatat se- kan bertambahnya posisi awal kas seperti penerimaan dana pihak ketiga, pendapatan operasional, dan penjualan/pelunasan surat berharga.
capai tingkat profitablitas yang diharapkan. Risiko tingginya dana yang menganggur (idle fund) atau- pun biaya yang muncul jika terjadi kekurangan likuiditas perlu di- hindari agar pendapatan perusahaan meningkat. Semakin besar idle fund akan semakin besar loss opportunity
Posisi Awal Kas, merupakan saldo uang tunai yang dimiliki bank (kas dan giro pada Bank Indo- nesia) b.
Dalam metode ini, jumlah penerimaan dan jumlah pembayaran dalam periode tertentu dicatat dalam bentuk laporan proyeksi arus kas yang terdiri dari: a.
Metode Penerimaan dan Pem- bayaran (Receipt and Payment Method)
Payment Method ) dan Ramalan Aliran Dana (Fund Flow Forecast).
Pendekatan yang dimiliki oleh Bank Syariah dalam melakukan pro- yeksi arus kas terdiri dari 2 pen- dekatan, yaitu Metode Penerimaan dan Pembayaran (Receipt and
Sebaliknya, jika persediaan dana kurang, maka akan muncul kebutuhan untuk mengupayakan dana dari Pasar Uang Antar Bank Syariah dimana terdapat biaya dalam hal ini. Untuk itulah, proyeksi arus kas menjadi penting dalam menjaga likuiditas suatu Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah.
menganggur tersebut tidak diinves- tasikan pada instrument keuangan yang menghasilkan pendapatan.
income bagi Bank karena dana yang
tetap (fixed assets) dan modal kerja (working capital) didanai. Selanjutnya, dilakukan penyusunan Fund Flow
62 JURIS Volume 11, Nomor 1 (Juni 2012)
_____, Manajemen Likuiditas. Akses : 2 April 2010.
PENUTUP
Secara garis besar kondisi likuiditas bank dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah uncontrollable factor sedangkan faktor internal pada umumnya adalah yang bisa diken- dalikan oleh bank. Faktor eksternal antara lain kondisi ekonomi dan moneter, Karakteristik deposan, kon- disi pasar uang, peraturan, dll. Sedangkan faktor internal sangat tergantung kepada kemampuan manajemen mengatur setiap instru- men likuiditas bank. Contohnya adalah pemilihan strategi penerapan asset-liabities manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Anto, Manajemen Likuiditas Perbankan
Syariah. 2010. Akses: 25 Maret 2010.
Bank Indonesia (2010). Laporan sta- tistik perbankan syariah Januari 2010. Bidabad,Bijan and Mahmoud
Allahyarifard. 2010. Asset and
liability Management in Islamic Banking. Paper prepared to be presented 3rd International Conference on Islamic banking and finance, Karachi, Pakistan, 24-
Flow Forecast , apakah Bank akan kekurangan likuiditas atau tidak.
25 March,2008. Akses: 18 Maret 2010.
2005. Comercial Banking, The
Batusangkar: Orientasi Ma- gang. Gup, Benton.E and James.W. Kolari.
Koran tempo, terbitan selasa 6 April 2010
Muhammad, 2005, Manajemen Dana
Bank Syariah , Yogyakarta: Ekonesia.
Peraturan Bank Indonesia No.
Gamal, Merza, 2004, Perbankan
El-Diwani, Tarek, 2003, The Problem With Interest (Sistem Bunga dan Permasalahannya), Jakarta: AKBAR Media Eka Sarana
Syariah Antara Teori dan Praktek,
Elfadhli, Manajemen Likuiditas Perbankan Syariah 63
Malaysian Islamic Bank during 1984-1997: An Exploratory Study.
Ekonesia, Kampus Fakultas Ekonomi UI. Thantawi, 2005, Pengaruh hubungan
Lembaga Keuangan Syariah Des- kripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta:
Sudarsono, Heri, 2003, Bank dan
Lembaga Keuangan, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.
Siamat, Dahlan, 2003, Manajemen
akses: 7 April 2010.
International Journal of Islamic Financial Services Vol. 1 No.3.
(2010). The Performance of
5/8/PBI/2003 tentang pene- rapan manajemen risiko bagi bank umum. Pramuharjo, 2005, Pengaruh kebijakan
Samad, Abdus dan M. Kabir Hasan.
Financial Institution Management Konventional and Syariah Symtem, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal, dkk, 2009, Bank and
Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta : AMP-YKPN.
2002, Analisis Laporan Keuangan
Indonesia. Prastowo, Dwi dan Juliaty, Rifka,
moneter terhadap kinerja per- bankan syariah , Universitas
antara bonus SWBI terhadap penetapan bonus PUAS dalam bentuk persentase, Universitas Indonesia.