Mengetahui Qadha dan Qadar

MEYAKINI QADHA DAN QADAR

  Oleh: Oneng Nurul Bariyah

  MATERI

  1. Pengertian Taqdir

  2. Tingkatan Taqdir

  3. Manusia dan Taqdir

  4. Hikmah Iman Kepada Taqdir

  5. Memahami Taqdir Secara Rasional Imani

PENGERTIAN TAQDIR

  Secara etimologi, kata qadha bentuk mashdar dari kata kerja qadha, artinya putusan, kehendak, ketetapan hukum. Qadha di sini sbg kehendak atau ketetapan hukum Allah thdp segala sesuatu.

  Sedangkan qadar secara etimologis adlh bentuk mashdar dari kata qadara yg berarti ukuran atau ketentuan. Jd qadar sbg ukuran atau ketetentuan Allah SWT thdp segala sesuatu. Secara terminologi, ada ulama yg menyatakan bahwa kedua istilah tsb memiliki makna yg sama. Ada pula ulama yg membedakan kedua istilah tsb. lanjutan

  

Qadar adalah Ilmu Allah SWT ttg apa2 yg akan terjadi

pada seluruh makhluk-Nya pd masa yg akan datang.

  

Qadar : aturan yg kokoh dan hkm alam yg umum serta

pola2 yg diletakkan Allah bagi setiap yg maujud yg

dikaitkan dgn hub. sebab akibat

Qadha adalah Penciptaan segala sesuatu oleh Allah SWT

sesuai dgn Ilmu dan Iradah-Nya.

  

Mnrt ulama yg mendefinisikan sama, bahwa qadha dan

qadar yaitu segala ketentuan, undang2, peraturan dan

hukum yg ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT utk

segala yg ada (maujud) yg mnegikat antara sebab dan

akibat segala sesuatu yg terjadi.

  TINGKATAN TAQDIR 1.Al-Ilmu: Allah SWT mengetahui segala sesuatu.

  Allah mengetahui segala yg telah terjadi, sedang dan akan terjadi. Dalam al-Qur’an surat al-Hajj/22:70 Allah berfirman:

  

َّنإِ ضْر ْلْأَاو ءامَّسلا يف ام ُملْعي هَّللا َّنأَ ْملْعت ْملأَ

) 70 ( ٌريسي هَّللا ىلع كلذ َّنإِ ٍباتك يف كلذ

  

70. Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah

mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu Amat mudah bagi Allah.

  Lihat pula: al-Qur’an surat al-Hasyr/59:22, al-An’am/06:59

  2.al-Kitabah: Allah telah menuliskan segala sesuatu di Lauh Mahfuzh, dan tulisan itu terjaga sampai hari kiamat. Lihat: QS. al-Hajj/22:70

  3. al-Masyiah: Allah SWT berkehendak atas segala sesuatu yg ada di langit dan di bumi. Lihat: QS. al-Insan/76:30

   )

  30 ( اًميِك َح اًميِلَع َناَك َاللَّه نِإِ ُاللَّه َءاَشَي ْنَأَ لَّاِإِ َنوُءاَشَت اَم َو

“Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali

bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah

  Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

  

4.al-Khalq: Allah SWT menciptakan segala

sesuatu. Segala sesuatu ciptaan Allah adlh makhluk. Dalam al-Qur’an surat al-

  Furqan/25:2 Allah berfirman:

اًدَلَو ْذِخَّتَي ْمَلَو ِضْرَ ْلْأَاَو ِتاَواَم َّسلا ُكْلُم ُهَل يِذَّلا

ٍءْي َش َّلُك َقَلَخَو ِكْلُمْلا يِف ٌكيِر َش ُهَل ْنُكَي ْمَلَو

   )

  2 ( ا ًريِدْقَت ُه َرَّدَقَف

Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia

tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi- rapinya.

  Lihat pula QS.al-Zumar/39:62, al-Shaffat/37:96

  MANUSIA & TAQDIR Manusia memiliki dua hal yaitu sbg makhuk yg menerima ketentuan Allah (musayyar = tdk punya kebebasan utk menerima atau menolak) dan ada kebebasan untuk menerima atau menolak (mukhayyar).

  Contoh musayyar: terlahir ke bumi sbg laki2 atau pr, anak si Fulan, gerak-gerik, warna kulit, ukuran tubuh, dll. Untuk hal-hal di atas, manusia tidak dapat menolaknya. Semua itu telah menjadi ketetapan dari Allah SWT. Dalam beberapa hal manusia memiliki kebebasan untuk memilih lanjutan

  Dalam memahami ttg masyiah Allah harus pula dibarengi dgn memahami masyiah manusia karena jika tdk demikian akan melahirkan pemahaman dan sikap jabariyah (meniadakan kehendak dan ikhtiar manusia). Sebaliknya, jika memahami ayat al-Qur’an ttg

  

masyiah dan iradah manusia tanpa memahami

  kemutlakan dan iradah Allah akan melahirkan pemahaman dan sikap qadariyah (manusia sepenuhnya yg menentukan sendiri perbuatnnya tanpa campur tangan Allah SWT).

  Dalil-Dalil ttg hak ikhtiar

  1. Dlm al-Qur’an disebutkan adanya masyiah dan iradah manusia spt dimuat dalam QS. al- Baqarah/2:223

  ْمُتْئْ ِش ىَّن َأَ ْمُكَثْرَح اوُتْأَْف ْمُكَل ٌثْرَح ْمُكُؤُاَسِن

“Isteri-isterimu adalah ibarat tanah tempat kamu

bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat

bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu

kehendaki.”

  Lihat pula al-Qur’an surat al-Taubah/09:46

  

QS. al-Najm: 38, 39, 40, 41, 42, 43

ى َر ْخُأَ َر ْزِو ٌةَر ِزا َو ُر ِزَت لَّاَأَ

  38 ىَع َس ا َم لَّاِإِ ِنا َسنِلإِِل َسْيل نَأَ َو 39 ى َرُي َف ْو َس ُهَي ْع َس نَأَ َو

  40 ىَف ْوَلأَا َءآ َز َجْلا ُها َز ْجُي مُث 41 ىَهَتنُمْلا َكِّب َر ىَلِإِ نَأَ َو

  42 ُهنَأَ َو ى َكْبَأَ َو َك َح ْضَأَ َوُه ُهنَأَ َو اَي ْحَأَ َو َتاَمَأَ َوُه lanjutan

  2. Adanya perintah dan larangan Allah tdhp hamba- hamba-Nya berdasarkan pertimbangan dia dapat memilih. Dalal surat al-Baqarah /02 ayat 286 Allah berfirman:

  

ْتَب َسَك اَم اَهَل اَهَع ْسُو َّلَّاِإِ ا ًسْفَن ُهَّللا ُفِّلَكُي َلَّا

ْتَبَسَتْكا اَم اَهْيَلَعَو “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya .”

  3. Allah memuji orang yg berbuat baik dan mencela orang yg berbuat jahat serta membalas perbuatannya

  

lanjutan

4. Allah mengutus para Rasul untuk menjadi mubasyisyirin (pemberi

  kabar gembira) dan munzirin (memberi peringatan) supaya tidak ada alasan (hujjah) bagi umat manusia untuk membantah Allah sesudah

diutus para Rasul itu. Dalam surat al-Anisa/04:165 Allah berfirman:

  

ِهَّللا ى َلَع ِساَّنلِل َنوُكَي َّلَّاَئِْل َنيِرِذْنُمَو َنيِر ِّشَبُم ًلَّا ُسُر

) 165 ( اًميِكَح ا ًزيِزَع ُهَّللا َناَكَو ِلُسُّرلا َدْعَب ٌةَّجُح

  

“(mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan

pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

  

lanjutan

  5. Dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan tindakan tanpa ada yang memaksa.

  Manusia dapat membedakan perbuatan yang dipaksa atau terpaksa dengan perbuatan yang dilakukan atas kehendak sendiri. Atas dasar ikhtiyar manusia tidak dapat menjadikan taqdir sbg alasan untuk menghindar dari tanggung jawab. Hal ini sbg penolakan atas argumen orang-orang kafir yang menilai kekafirannya sbg takdir Allah. Lihat surat al- An’am/6:148 HIDAYAH HIDAYAH ALLAH ALLAH

Kata “al-hidayah” dalam al-Quran memiliki 2 pengertian

yaitu: 1.al-Dila >lah wa al-irsha>d )داشرلإ او ةل لادل ا( artinya menunjukki dan membimbing. Dlm QS. Fushshilat/41:17 Allah berfirman:

  

ى َلَع ى َمَعْلا اوُّبَحَت ْساَف ْمُهاَنْيَدَهَف ُدوُمَث ا َّمَأََو

ا َمِب ِنوُهْلا ِباَذَعْلا ُةَقِعا َص ْمُهْتَذَخَأَْف ىَدُهْلا

)

  17 ( َنوُبِسْكَي اوُناَك

“Dan Adapun kaum Tsamud, Maka mereka telah Kami beri

petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan)

daripada petunjuk, Maka mereka disambar petir azab yang

  ل اخدإ

  2. Idkha>l al-ima>n ila al-qalb ) ىل ا ناميلإ ا بلقل ا

  (

  

Artinya memasukkan iman ke dalam hati. Atau

menjadikan seseorang beriman. Firman Allah

dlm surat al-Qashash/28: 56 disebutkan sbb:

  

ْنَم يِدْهَي َهَّللا َّنِكَلَو َتْبَبْحَأَ ْنَم يِدْهَت َلَّا َكَّنِإِ

) 56 ( َنيِدَتْهُمْلاِب ُمَلْعَأَ َوُهَو ُءا َشَي

  

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada

orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada

orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang- orang yang mau menerima petunjuk.” lanjutan

  Hidayah dalam pengertian pertama dapat dilakukan oleh para Rasul, ulama, mubaligh, guru, dan siapa saja yg mau melakukannya. Namun, untuk hidayah yang kedua hanya Allah yang memilikinya. Dalam hal ini tentu Allah memberikan hidayah kepada yang dikehendaki- Nya apabila: 1.mereka membuka hatinya untuk mendapat hidayah.

  2.membuka akalnya pada kebenaran.

  3.Mencari manhaj Allah dgn ikhlas dan jujur.

  4.Tunduk pada agama-Nya dgn peuh ketaatan.

  Hal demikian dapat dilihat dlm firman Allah surat Muhammad/47:17 sbb:

   )

  17 ( ْمُهاَوْقَت ْمُهاَتَآََو ىًدُه ْمُهَدا َز اْوَدَتْها َنيِذَّلاَو

“Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk

kepada mereka dan memberikan Balasan ketaqwaannya.” Dlm surat al-Kahfi/18 :13 Allah berfirman:

  َأَْبَن َكْيَلَع ُّصُقَن ُنْحَن ْمُهاَنْدِزَو ْمِهِّبَرِب اوُنَمَآَ ٌةَيْتِف ْمُهَّنِإِ ِّقَحْلاِب ْمُه )

  13

“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka

adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk

( ىًدُه mereka petunjuk.”

  Orang-orang Yang Tersesat (Tidak mendapat Hidayah)

  1. Mereka lari dari kebenaran

  2. Berpaling dari petunjuk Allah

  3. Menutup pintu yang ada dalam dirinya Dalam surat al-Baqarah/2:264 Allah berfirman: ) 264 ( َنيِرِفاَكْلا َمْوَقْلا يِدْهَي َلَّا ُهَّللاَو

  QS. al-Maidah/5:108 Allah berfirman: ) 108 ( َنيِقِساَفْلا َمْوَقْلا يِدْهَي َلَّا ُهَّللاَو

  QS. al-Baqarah/02:258 Allah berfirman: ) 258 ( َنيِمِلاَّظلا َمْوَقْلا يِدْهَي َلَّا ُهَّللاَو

ORANG2 YG MENOLAK HIDAYAH DIAZAB

  1. Mereka dibekali fitrah suci yg berpotensi utk menerima hidayah Allah SWT. Sabda Nabi saw:

هنادِّوهُي ُهاوبأَف ةرْطفْلا ىلع ُدلْوٌي ٍدْوُلْوم ُّلُك

)ىراخبلا هاور( هناسِّجمُي ْوا هنارِّصنُي ْوا

  

“Setiap anak dilahirkan dlm keadaan fithah, maka ibu-

bapaknyalah (yg berperan) mengubah anak itu m enjadi seorang Yahudi atau Nashrani atau Majuzi). “ (HR al- Bukhari)

  2. Mereka dibekali alat indera utk mencari kebenaran. Allah akan meminta pertanggungjawaban penggunaan alat indera tersebut. Firman Allah dlm surat al-Isra/17:36

  

َعْم َّسلا َّنِإِ ٌمْلِع ِهِب َكَل َسْيَل ا َم ُفْقَت َلَّاَو

ًلَّاوُئْ ْسَم ُهْنَع َناَك َكِئَْلوُأَ ُّلُك َداَؤَُفْلاَو َر َصَبْلاَو

) 36 (

  

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak

mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya

pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta

pertanggungan jawabnya.”

  3. Mereka diberi akal untuk membedakan yang baik dan buruk, yang hak dan batil, antara hidayah dan dlalal. Dlm surat al-Mulk/67:10 Allah

  berfirman:

ِباَح ْصَأَ ي ِف ا َّنُك ا َم ُلِقْعَن ْوَأَ ُعَم ْسَن ا َّنُك ْوَل اوُلاَقَو

)

  10 ( ِريِعَّسلا

“Dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan atau

memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah Kami Termasuk

penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".

  4. Mereka diberi hak ikhtiyar untuk menerima atau menolak hidayah. Allah SWT. berfirman dlm al-Qur’an surat al-Kahfi/18:29

  

َءا َش ْنَمَف ْمُكِّب َر ْنِم ُّقَحْلا ِلُقَو

ْرُفْكَيْلَف َءا َش ْنَمَو ْنِمْؤَُيْلَف “Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".

  5. Kepada mereka sudah diutus Rasul, diturunkan Kitab suci disampaikan dakwah Islam untuk membimbing mereka mencari hidayah Allah.

  Allah berfirman dlm surat al-Isra/17:15 )

  15 ( ًلَّاو ُس َر َثَعْبَن ىَّتَح َنيِبِّذَعُم اَّنُك اَمَو ……dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”

6. Mereka hanya dibebani hal2 yg sanggup mereka memikulnya. Pd surat al-

  فِّلَك ُي َلَّا Baqarah/02:286 Allah berfirman: َّلَّا ِإِ اًسْف َن ُهَّلل ا ُ ا َهَع ْسُو

  

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya.”

PERBUATAN BAIK DAN BURUK

  Semua perbuatan manusia yang baik dan buruk diciptakan Allah. Namun, Allah menyuruh manusia berbuat baik dan melarang manusia berbuat buruk. Oleh karena itu, perbuatan baik itu dinisbatkan kpd Allah, sedangkan yang buruk krn manusia itu sendiri. Dlm surat al-Nisa/04:78 Allah berfirman:

  

ِهَّللا ِدْنِع ْنِم ِهِذَه اوُلوُقَي ٌةَن َسَح ْمُهْب ِصُت ْنِإَِو

َكِدْنِع ْنِم ِهِذَه اوُلوُقَي ٌةَئِّْيَس ْمُهْبِصُت ْنِإَِو dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu ."

HIKMAH IMAN KEPADA TAQDIR

  1. Melahirkan kesadaran dalam diri setiap muslim bahwa segala sesuatu yg ada di alam ini berjalan sesuai dgn aturan dan hukum Allah yang telah ditetapkan secara pasti.

  2. Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dgn sungguh-sungguh

  3. Menanamkan sikap tawakkal dlm diri manusia

  4. Mendatangkan ketenangan jiwa 5. dll

  

MEMAHAMI TAQDIR SECARA RASIONAL

Dalam tadir ada yg disebut qadar baik dan buruk.

  Qadar baik yaitu interaksi dalam batas-batas tertentu yang menimbulkan kausalitas/kejadian baik (positif) atau disebut “khairul qadar’. Sedangkan qadar buruk yaitu interaksi dalam batas-batas tertentu yang menimbulkan kauslaitas/kejadian buruk (negatif). Misal, tubuh kita dapat berinteraksi dengan vitamin, oksigen, protein akan melahirkan kejadian positif. Begitu pula tubuh berinteraksi dng virus yang akan melahirkan kejadian negatif.

  SUNNATULLAH

Sunnatullah fi al-khaliqah yaitu sistem Allah dlm mengelola alam

ciptaan-Nya. Dgn sifat konstan itu, maka manusia dapat

melakukan pengamatan, penelitian, sehingga didapatkan ilmu

pengetahuan (science)

Alam diciptakan Allah dgn sistem pengelolaan yang konstan,

tidak mengenal perubahan dan tidak mengenal penggantian.

Firman Allah dalam surat Fathir/35:43

  

ِهَّللا ِةَّن ُسِل َدِجَت ْنَلَو ًلَّايِدْبَت ِهَّللا ِةَّن ُسِل َدِجَت ْنَلَف

) 43 ( ًلَّايِوْحَت

  

Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi

sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui

penyimpangan bagi sunnah Allah itu.

HUKUM ALLAH BERLAKU SECARA OBJEKTIF

  

Hukum Allah yaitu hukum sebab akibat (kausalitas) yakni pergeseran

atau interaksi-interaksi yg terjadi antara sesuatu dgn yang lainnya

menurut qadar masing2 kemudian melahirkan kausalitas atau

kejadian tertentu yang berproses dan berjalan secara alamiah

objektif. Dalam surat Hud/11 ayat 15 Allah berfirman:

  

اَهيِف ْمُهَلاَمْعَأَ ْمِهْيَلِإِ ِّفَوُن اَهَتَنيِزَو اَيْنُّدلا َةاَيَحْلا ُديِرُي َناَك ْنَم

) 15 ( َنوُسَخْبُي َلَّا اَهيِف ْمُهَو

  

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya,

niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di

dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. lanjutan

  Semua peristiwa yang ada di alam diatur sehingga terjadi keseimbangan (al-mizan). Antara makhluk terbentuk dalam ekosistem. Manakala rusak ekosistem, maka keseimbangan pun akan rusak.

  Adanya keseimbangan tersebut, agar manusia dapat menjaganya serta menegakkan timbangan (al-wazn). Keseimbangan alam diciptakan untuk kelestarian alam dan kemaslahatan manusia.

  باوصلاب ملعا اللهو