BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Inflasi - Analisis Kausalitas Antara Upah Minimum dan Tingkat Inflasi di Kota Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Inflasi

   

  Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus. kenaikan harga pada satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali kenaikan tersebut meluas pada harga barang lain yang mengakibatkan sebagian besar harga barang naik. Kenaikan harga karena musiman seperti menjelang hari raya, atau yang terjadi sekali saja tidak disebut inflasi.

  Sadono (2002) menyatakan bahwa inflasi dapat didefenisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.

  Mankiw (2006) Inflasi adalah kenaikan dalam keseluruhan tingkat harga.

2.1.1. Indikator Inflasi

  Beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui laju inflasi pada periode tertentu yaitu:

  1. Indeks Harga konsumen (Consumer Price Index) Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah indeks harga yang paling umum jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam periode tertentu.

  2. Indeks Harga Perdagangan Besar (wholesale price index) Indeks Harga Perdagangan besar (IHPB) adalah indikator inflasi yang menggambarkan pergerakan dari komoditi yang diperdagangkan pada tingkat produsen di suatu daerah pada periode tertentu. IHPB lebih

   

  mengamati tentang bahan-bahan input bagi produsen berupa bahan mentah dan bahan setengah jadi.

3. Indeks Harga Implisit (GDP deflator)

  Prinsip dasar yang dipakai dalam Indeks Harga Implisit (IHI) adalah membandingkan antara tingkat pertumbuhan ekonomi nominal dan tingkat pertunbuhan ekonomi riil.

2.1.2. Jenis Inflas i

  Jenis-jenis inflasi dapat digolongkan sebagai berikut: 1.

  Jenis inflasi menurut bobot atau besarnya laju inflasi a.

  Inflasi ringan, yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun.

  b.

  Inflasi menengah, yaitu inflasi yang besarnya antara 10%-30% per tahun.

  c.

  Inflasi berat, yaitu inflasi yang besarnya antara 30%-100% per tahun.

  d.

  Inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang besarnya diatas 100% per tahun.

  Jenis inflasi menurut sebab awal inflasi a.

  Demand-pull inflation, yaitu inflasi yang terjadi akibat kenaikan permintaan akan suatu barang atau jasa secara berlebihan, sedangkan tingkat produksi telah berada pada kesempatan kerja penuh.

                              Harga                                                           S 

                                                                                                                                                                                              Q        

  (Sumber : Pindyck Rubienfileld,2003)  

Gambar 2.1 Demand-Pull Inflation b.

  Cost-push inflation, yaitu keadaan dimana harga mengalami kenaikan akibat dari adanya kenaikan biaya produksi berupa kenaikan BBM, tarif dasar listrik, kenaikan upah karyawan, dll.

                            Harga                                                                                                                                                                                       D                              Q    

                          (Sumber : Pindyck Rubienfileld,2003)

Gambar 2.2 Cosh-Push Inflation 3.

  Jenis inflasi menurut asal

   

    a.

  Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), inflasi ini dapat terjadi karena adanya faktor-faktor dari dalam negeri seperti pencetakan uang baru untuk membiayai defisit anggaran belanja.

  b.

  Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation), merupakan inflasi yang terjadi akibat adanya kenaikan harga-harga di luar negeri. Inflasi ini akibat adanya kenaikan harga barang yang diimpor dari luar negeri.

2.1.3. Teori-Teori Inflasi

  Secara garis besar ada tiga teori inflasi yaitu Teori Kuantitas, Teori Keynes, dan Teori Strukturalis. Masing-masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi.

1. Teori kuantitas

  Teori ini dikemukakan oleh Irving Fisher seorang pemikir ekonomi asal amerika yang membahas tentang proses terjadinya inflasi. Dimana inflasi disebabkan oleh dua faktor, yaitu : a.

  Jumlah uang beredar, dimana kenaikan jumlah uang beredar mempunyai b.

  Psikologi masyarakat, yaitu sikap masyarakat mengenai kenaikan harga barang di masa mendatang (expectation).

  Teori kuantitas yang dikemukakan Irving Fisher memiliki rumus sebagai berikut:

  MV  = PT 

    Keterangan: M (money) : jumlah uang beredar V (velocity of circulation money) : kecepatan peredaran uang P (price) : harga barang T (trade) : jumlah barang yang diperdagangkan

  2. Teori Keynes Teori Keynes memandang bahwa terjadinya inflasi akibat dari keinginan hidup masyarakat melebihi batas kemampuan ekonominya. Dimana permintaan akan barang akan bertambah melebihi barang yang tersedia (inflationary gap). Permintaan tersebut akan efektif apabila masyarakat memperoleh dana untuk mewujudkan keinginannya tersebut.

  3. Teori strukturalis Teori strukturalis menjelaskan tentang proses inflasi yang terjadi di negara sedang berkembang dalam jangka panjang. Menurut teori ini ada dua hal yang dapat menimbulkan inflasi di negara sedang berkembang, yaitu : a.

  Ketidakelastisan penerimaan ekspor, yaitu nilai penerimaan ekspor yang tumbuh secara lamban daripada nilai impor. Akibatnya negara kesulitan dalam membiayai barang-barang impor yang dibutuhkan untuk bahan baku maupun barang modal. Hal ini mendorong negara-negara berkembang menggalakkan produksi dalam negeri dengan biaya produksi yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menciptakan inflasi.

  b.

  Ketidakelastisan penawaran bahan makanan, pada umumnya di negara berkembang penawaran bahan makanan lebih rendah dari daripada permintaan yang dilakukan oleh masyrakat akibat dari pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat. Akibatnya harga bahan makanan akan naik, yang kemudian akan mendorong kenaikan upah karyawan. Kenaikan upah tersebut akan meningkatkan biaya produksi yang nantinya akan menaikkan harga barang.

2.2. Defenisi Upah

  Upah merupakan suatu bentuk imbalan yang diberikan oleh perusahaan atau produsen kepada para pekerja dalam bentuk uang atas tenaga yang diberikan atau dikorbankan pada suatu proses produksi.

  Menurut undang-undang tenaga kerja nomor 13 tahun 2003 bab 1, pasal 1, ayat 30, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

2.2.1. Jenis-jenis upah

  Ada beberapa jenis upah yang diberikan oleh pengusaha kepada para pekerja yang telah mengadakan hubungan kerja kepada perusahaan. Jenis-jenis upah tersebut antara lain : 1.

  Upah nominal

   

  Upah nominal adalah sejumlah uang yang diberikan atau dibayarkan secara kontan oleh perusahaan sebagai imbalan atas tenaga atau usaha yang diberikan oleh pekerja.

  2. Upah nyata Upah nyata adalah upah uang yang nyata yang benar-benar harus diterima oleh seseorang yang berhak. Upah nyata ini ditentukan oleh daya beli upah tersebut yang akan tergantung dari : a.

  Besar atau kecilnya jumlah uang yang diterima.

  b.

  Besar atau kecilnya biaya hidup yang diperlukan.

  3. Upah hidup Bilamana upah yang diterima seseorang relatif cukup besar untuk membiayai tidak hanya kebutuhan pokok hidupnya tetapi juga cukup untuk membiayai sebagian kebutuhan sosial keluarganya seperti pendidikan, pakaian, dan pangan dengan gizi dan mutu yang lebih baik, serta asuransi.

  4. Upah wajar Upah wajar dimaksudkan sebagai upah yang secara relatif dinilai cukup wajar oleh seorang pekerja sebagai imbalan atas usaha atau kerjanya untuk

  Upah ini tentunya sangat bervariasi dan bergerak antara upah terendah (minimum) dan upah hidup.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi upah wajar adalah sebagai berikut : a.

  Kondisi ekonomi negara secara umum b. Posisi perusahaan dilihat dari struktur ekonomi negara

   

    c.

  Nilai upah rata-rata di daerah di mana perusahaan tersebut beroperasi d. Undang-undang terutama yang mengatur masalah upah dan jam kerja e. Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam perusahaan f. Peraturan perpajakan g.

  Bargaining Power (kekuatan tawar - menawar) antara perusahaan dan organisasi pekerja. Dalam hal ini dimaksudkan sejauh mana organisasi pekerja mempunyai pengaruh terhadap perusahaan atau manajemen h. Standar hidup dari para pekerja sendiri 5. Upah minimum

  Pengertian upah minimum dalam pasal 1 ayat 1 dari peraturan menteri tenaga kerja No. 1 tahun 1999, upah minimum didefenisikan sebagai upah bulanan terendah yang meliputi gaji pokok dan tunjangan tetap. Kebijakan upah minimum di dalam undang-undang No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang isinya antara lain : 1.

  Pemerintah menetapkan upah berdasarkan kebutuhan hidup layak (KHL) dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

  Upah minimum dapat diterapkan : a.

  Berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota; b. Berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota

  Upah minimum sektoral dapat ditetapkan untuk kelompok lapangan usaha beserta pembagiannya menurut klasifikasi lapangan usaha Indonesia untuk kabupaten/kota, provinsi atau nasional dan tidak boleh lebih rendah dari upah minimum regional daerah yang bersangkutan.

  3. Upah minimum ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Bupati/Walikota.

4. Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum.

  Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum dapat dilakukan penangguhan. Penangguhan upah minimum bagi perusahaan yang tidak mampu dimaksudkan untuk membebaskan perusahaan yang bersangkutan melaksanakan upah minimum yang berlaku dalam kurun waktu tertentu.

  Berdasarkan Undang-Undang No 13 tahun 2003 disebutkan bahwa upah minimum hanya ditujukan bagi pekerja dengan masa kerja maksimal 1(satu) tahun. Terdapat dua unsur penting dari upah minimum (Sumarsono,2003) yaitu: a.

  Upah permulaan adalah upah terendah yang harus diterima oleh buruh pada waktu dia pertama kali diterima bekerja.

  Jumlah upah minimum haruslah dapat memenuhi kebutuhan hidup buruh secara minimal yaitu kebutuhan untuk sandang, pangan dan keperluan rumah tangga.

2.2.2. Teori-Teori Upah

  •  

  Teori upah alami (David Ricardo), teori ini menerangkan: a.

  Upah menurut kodrat adalah upah yang cukup untuk pemeliharaan hidup pekerja dengan sekeluarganya.

  b.

  Di pasar akan terdapat upah menurut harga pasar. Dimana upah ditentukan oleh kekuatan permintan dan penawaran Teori dana upah (stuart mill senior), menjelaskan bahwa upah yang diterima

  • sebenarnya adalah berdasarkan kepada besar kecilnya jumlah dana yang ada pada masyarakat. Jika dana ini jumlahnya besar maka akan besar pula upah yang diterima buruh, sebaliknya kalau dana ini berkurang maka jumlah upah yang diterima buruh pun akan berkurang.
  • upah yang layak diberikan oleh pengusaha kepada pekerja dan keluarganya, juga memberikan tunjangan keluarga.

  Teori upah etika (kaum utopis/idealis), upah menurut teori ini merupakan

  • buruh atau pekerja itu terbatas sama dengan biaya hidup minimum dan keluarganya. Berhubungan dengan kondisi tersebut lassalle menganjurkan untuk menghadapi kebijakan tersebut dengan membentuk serikat pekerja yang akan menyuarakan nasib mereka di parlemen.

  Teori upah besi (Ferdinand lassalle), upah besi merupakan upah rata-rata

  Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus Sadono (2002). Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono,2000). Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus dengan

    persentase yang sama. Inflasi didefinisikan dengan banyak ragam yang berbeda, tetapi semua definisi itu mencakup pokok-pokok yang sama. Dari definisi yang ada terdapat tiga pokok yang terkandung dalam inflasi yaitu: a. Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat.

  b. Peningkatan harga tersebut berlangsung terus menerus, bukan terjadi pada suatu waktu saja.

  c. Mencakup tingkat harga umum (general level of prices) yang berarti tingkat harga yang meningkat pada semua komoditi.

  Diterbitkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 01 tahun 1999 tentang Upah Minimum menyatakan bahwa didalamnya terdapat perubahan tingkat upah minimum pemerintah dengan melihat inflasi atau indeks harga konsumen sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan upah minimum.

  Simanjuntak (1996), kenaikan upah berhubungan dengan inflasi. Pada tingkat pengangguran rendah (kesempatan kerja tinggi), pengusaha cenderung meningkatkan upah untuk merekrut pekerja terbaik. Sebagai kompensasi, harga output harus ditingkatkan. Peningkatan harga output berarti laju inflasi meningkat.

  Laju inflasi yang tinggi mengakibatkan nilai riil upah merosot merugikan Perkembangan tingkat upah yang mengacu pada kebutuhan hidup layak yang selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya akibat dari penyesuaian terhadap kebutuhan hidup layak merupakan pemicu dari peningkatan inflasi. Dimana kenaikan tersebut merupakan kenaikan biaya produksi bagi para produsen atau perusahaan. Kenaikan biaya produksi tersebut mengakibatkan perusahaan

    menaikkan harga outputnya. Hal tersebut dilakukan agar perusahaan dapat mengimbangi kenaikan tingkat upah yang terjadi. Kenaikan biaya produksi tersebut akan membuat harga-harga mengalami kenaikan yang disebut dengan inflasi dorongan biaya (cost push inflation).

  Inflasi yang terjadi akibat dari kenaikan harga barang secara umum yang salah satu faktor penyebabnya adalah karena adanya inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation) dimana kenaikan harga barang yang diimpor dari luar negeri mengalami kenaikan. Sebagai contoh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akibat kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga tersebut akan meningkatkan biaya produksi pada perusahaan, kenaikan tarif dasar listrik, kenaikan biaya hidup masyarakat sehari-hari. Hal ini tentu saja akan mendorong pemerintah untuk menaikkan tingkat upah minimum para pekerja/buruh agar dapat memenuhi kebutuhan hidup layaknya.

2.4. Penelitian Sebelumnya

  Gregory dan Mark (2000) dalam penelitian mereka yang berjudul “Does

  

wage inflation cause price inflation?” dengan menggunakan metode granger

causality test menyimpulkan bahwa terdapat hubungan kausalitas antara inflasi

  terhadap perubahan tingkat inflasi. Oleh karena itu inflasi yang muncul tidak begitu memeperhatikan tren upah melainkan disebabkan faktor lain diluar variabel upah. Peramalan tekanan inflasi jangka pendek tidak bisa dijamin atau dilihat dengan menitikberatkan pada perubahan tingkat upah.

   

  Sara lemos (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “The Effect of The

  

Minimum Wage on Price ” melalui pendekatan empiris menyimpulkan bahwa

  kenaikan upah minimum di Amerika Serikat sebesar 10% akan menaikkan harga makanan tidak lebih dari 4% dan harga-harga keseluruhan tidak lebih dari 0,4%.

  Ini merupakan pengaruh yang kecil. Seperti yang dikatakan converse et al.(1981) bahwa tipe yang umum dalam merespons kenaikan upah minimum adalah menaikkan harga. Hal ini menyarankan perusahaan untuk merespon kenaikan upah minimum tidak dengan mengurangi produksi dan pendapatan, tetapi dengan menaikkan harga.

  Adriatik hoxha (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “causality

  

between prices and wages ” dengan analisis menggunakan model VECM. Hasil

  penelitiannya menemukan hubungan kausalitas antara harga dan upah. Terdapat juga hubungan kointegrasi yang kuat, disamping hubungan jangka panjang, parameter jangka pendek juga mengindikasikan hubungan jangka pendek yang signifikan secara statistik.

  Faith Christian (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Do Higher

  

Wages Cause Inflation ”. Penelitian ini menggunakan model Granger Causality

  menyimpulkan bahwa adanya hubungan kausalitas antara perubahan upah dan inflasi dengan menggunakan data di Filipina tahun 1989-2009.

2.5. Kerangka Konseptual

   

  Didasari rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan kausalitas (timbal-balik) maka peneliti akan mengkaji lebih lanjut hubungan yang terjadi antara upah minimum dan inflasi. Apakah kenaikan upah minimum yang menyebakan inflasi atau inflasi yang menyebabkan kenaikan upah minimum. Penelitian ini juga akan melihat hubungan jangka panjang antara upah minimum dan inflasi.

  KAUSALITAS

  UPAH

  INFLASI  MINIMUM   

  KOINTEGRASI

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

2.6. Hipotesis

  Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasahan yang menjadi objek penelitian yang memerlukan pengujian untuk menguji kebenarannya. Dari rumusan masalah diatas, maka hipotesis nya adalah sebagai berikut : 1.

  Terdapat hubungan jangka panjang antara kenaikan upah minimum dan tingkat inflasi di kota Medan.

2. Terdapat hubungan kausalitas (timbal balik) antara kenaikan upah minimum dan tingkat inflasi di kota Medan.