DOI: 10.24014jush.v26i1.4269 KRITIK KUALITAS MATAN HADIS PEREMPUAN LEMAH AKALNYA PERSPEKTIF SALAHUDIN IBN AHMAD AL-ADLABI Atiyatul Ulya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia athiya_ulyayahoo.com Abstract - KRITIK KUALITAS MATAN H
KRITIK KUALITAS MATAN HADIS PEREMPUAN LEMAH AKALNYA PERSPEKTIF SALAHUDIN IBN AHMAD AL-ADLABI
Atiyatul Ulya
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia athiya_ulya@yahoo.com
Abstract
Islam glorifies women, there are even many verses of the Qur’an and hadith that indicate that women are the same creatures as men. However, there is a tradition that justifies that women are a creature with a weak mind, ess religion and most hell dwellers. Stigma or justification of women is very contrary to the general picture of women in the Prophet Muhammad SAW intelligent. This article is a critical analysis of the re-reading of the tradition which states women are weak. By using the methodology of matan’s criticism Salahudin ibn Ahmad al-Adlabi, the quality of the hadith matan is known not to meet the criteria of Matan’s.
Keywords: Hadîth, Woman, Mind
Abstrak
Islam sangat memuliakan perempuan, bahkan terdapat banyak ayat al-Qur’an dan hadis yang menyatakan bahwa perempuan adalah makhluk mulia dan sama seperti laki-laki. Namun, terdapat sebuah hadis yang menjustifikasi bahwa kaum perempuan adalah makhluk yang lemah akalnya, kurang agamanya dan penghuni neraka terbanyak. Stigma atau justifikasi terhadap perempuan tersebut sangat bertolak belakang dengan gambaran umum tentang perempuan pada masa Rasulullah SAW yang cerdas dan berakal. Untuk mengetahui keotentikan hadis tersebut, maka perlu sekali dilakukan pengkajian hadis terutama dari segi matan. Dari beberapa metode kritik matan yang ada, teori tentang ke-sahîh-an matan yang relatif memadai adalah metodologi Salahudin ibn Ahmad al-Adlabi. Setelah melakukan pengkajian hadis berdasarkan metodologi tersebut, maka disimpulkan bahwa kualitas matan hadis tersebut tidak memenuhi kriteria ke-sahîh-an matan hadis.
Kata Kunci: Hadis, Perempuan, Akal
Pendahuluan
باطخلا نارمع لاق :لاق امهنع الله يضر ساــبع نبا نــع Dalam beberapa riwayat hadis dijelaskan ءاج املف ،ائيش ءاسنلا دعنل ةيلهاجلا يف انك :هنع الله يضر
bahwa perempuan memperoleh posisi terhormat
1 .اقح كلذب نهل انيأر ،الله نهركذو ملسلإا pada masa Rasulullah SAW. Umar bin Khattab
bahkan memberi kesaksian dalam hal ini, sebagaimana yang diriwayatkan dalam Sahîh
1 Abî ‘Abdillâh Muhammad bin Ismâ’îl bin Ibrâhîm bin al-
Bukhârî berikut:
Mughîrah al-Ju’fî Al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî (Riyâd: Maktabah al-Rasyid, 2006), no. 5843.
J urnal u shuluddin Vol . 26 No.1, Januari-Juni 2018 57
Artinya: “… dulu kami pada masa Jahiliyah, menanyakan kepada Nabi Muhammad SAW akan tidak memperhitungkan perempuan sama 5 segala sesuatu yang tidak dipahami dengan baik.
sekali. Ketika Islam turun, dan Allah SWT Nabi SAW juga biasa meminta pendapat mengakui mereka, kemudian kami memandang
para istrinya tentang berbagai hal, sebagaimana bahwa mereka pun memiliki hak atas kami.”
yang pernah dilakukan kepada Ummu Salamah pada peristiwa Hudaibiyah. Ketika selesai
Perempuan mendapat perlakuan yang tidak penulisan perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah berbeda dengan laki-laki, tidak diperjualbelikan
SAW memerintahkan para sahabat untuk atau tidak dianggap sebagai setengah manusia mencukur rambut (tahallul) dan menyembelih (separuh dari laki-laki). Perempuan pada masa hewan kurban. Akan tetapi tidak satupun sahabat Nabi juga memiliki peran besar dalam periwayatan
yang menghiraukan perintah Rasulullah SAW hadis. Bahkan sepanjang sejarah periwayatan tersebut. Beliau lalu menemui Ummu Salamah hadis, masa Nabi adalah masa dimana jumlah
dan menceritakan apa yang sedang dialami. perempuan periwayat hadis memiliki jumlah Ummu Salamah kemudian memberikan saran paling banyak.
supaya Rasulullah SAW mencukur rambutnya dan Agung Danarta yang menjelaskan bahwa tidak
menyembelih hewan kurbannya tanpa mengatakan kurang dari 50 perempuan yang berstatus sebagai
apa-apa kepada para sahabat. Rasulullah SAW sahabat telah terlibat dalam periwayatan hadis. mengikuti saran yang disampaikan oleh Ummu Bahkan dari penelitian yang dilakukan oleh Agung 6 Salamah. Danarta menunjukkan jumlah yang lebih besar
Dalam hal ini A. Shallabi berkomentar bahwa yaitu 132 orang sahabat perempuan terlibat dalam
peristiwa tersebut menunjukkan Islam tidak periwayatan hadis pada masa Rasulullah SAW. 2 membedakan apakah sebuah masukan pendapat
Di antara para perempuan periwayat hadis berasal dari laki-laki atau perempuan selama yang ada pada masa Rasulullah SAW, para istri
masukan tersebut adalah masukan yang benar. Nabi terlihat yang paling banyak meriwayatkan Bahkan hal ini merupakan bentuk penghormatan hadis. ‘Âisyah dan Ummu Salamah adalah istri kepada wanita yang dianggap oleh musuh-
Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadis. 3 musuh Islam hak-hak mereka dihilangkan dan Selain para istri Nabi, beberapa sahabat perempuan 7 keberadaan mereka tidak dianggap. juga tercatat sebagai periwayat hadis, seperti
Para perempuan ketika masa Rasulullah SAW Zainab binti Abî Salâmah, Asmâ’ binti Abû Bakar,
juga menuntut diberikan pengajaran tersendiri Ummu ‘Athiyah, Fâtimah binti Abî Tâlib atau
sebagaimana yang juga dilakukan Rasulullah Ummu Hani’, Fâtimah binti Qays dan sebagainya.
SAW terhadap laki-laki. Beberapa riwayat hadis ‘Âisyah dan Ummu Salamah juga dikenal juga menggambarkan bagaimana perempuan- sebagai rujukan para sahabat dalam meng-kroscek
perempuan berpartisipasi dalam dunia pemikiran riwayat yang mereka dengar. 4 ‘Âisyah juga selalu
Islam dan praktik keagamaan, mengomentari secara fair dalam topik apapun. Al-T abâri,
2 Agung Danarta, Perempuan Periwayat Hadis (Yogyakarta:
sebagaimana dikutip oleh M. Hadi Masruri
Pustaka Pelakar, 2013), 6. 3 Ibn S alâh, Muqaddimah Ibn Salâh fî ‘Ulum al-Hadîts (Beirut:
menjelaskan tentang sikap protes dan menuntut
Dâr al-Kutub al-’Ilmiyyah, t.t), 177.
keadilan yang ditunjukkan oleh para perempuan
Para sahabat pernah meng-kroscek kepada ‘Âisyah dan Ummu Salamah tentang riwayat yang diperoleh dari Abû Hurairah, bahwa orang yng sedang junub sampai pagi belum bersuci, maka puasanya
5 Abî ‘Abdillâh Muhammad bin Ismâ’îl, Sahîh al-Bukhârî, kitab batal. ‘Âisyah dan Ummu Salamah mengklarifikasi riwayat tersebut
al-‘Ilm, no. 103.
bahwa mereka pernah melihat Nabi SAW junub pada malam hari 6 Ibid., Kitab al-Syurut, no. 2371 dan 2732. sampai pagi karena jima’, Nabi SAW tetap melanjutkan puasanya.
7 Ali Muhammad al-Sallabî, Sirâh Nabawiyyah, jil. 1, terj. dari Lihat: Muhammad ‘Abid al-Sanadî, Tartîb Musnad al-Imâm al-
bahasa Arab oleh Imam Fauji (Jakarta: Beirut Publishing, 2014), Syâfi’î, no. 694 (Beirut: Dâr al-Fikr, 1997), 168.
58 Atiyatul Ulya: Kritik Kualitas Matan Hadis Perempuan lemah Akalnya Perspektif Salahudin Ibn Ahmad al-Adlabi 58 Atiyatul Ulya: Kritik Kualitas Matan Hadis Perempuan lemah Akalnya Perspektif Salahudin Ibn Ahmad al-Adlabi
ىِذِل َبَلْغَأ ٍنيِدَو ٍلْقَع ِتاَصِقاَن ْنِم ُتْيَأَر اَم َريِشَعْلا َنْرُفْكَتَو saat yang sama para perempuan harus memenuhi
َلاَق ِنيِّدلاَو ِلْقَعْلا ُناَصْقُن اَمَو ِ َّالله َلوــُسَر اَي ْتَلاَق .َّنُكْنِم ٍّبُل seruan Allah dan Rasul-Nya. Sikap protes ini
ْنِم اَذَهَف ٍلُجَر َةَداَهَش ُلِدْعَت ِنْيَتَأَرْما ُةَداَهَشَف ِلْقَعْلا ُناَصْقُن اَّمَأ tentu dilatarbelakangi adanya pandangan dalam
َناَضَمَر ىِف ُرِطْفُتَو ىِّلَصُت اَم َىِلاَيَّللا ُثُكْمَتَو ِلْقَعْلا ِناــَصْقُن masyarakat Islam saat itu bahwa kaum pria
ِنيِّدلا ِناَصْقُن ْنِم اَذَهَف mengungguli perempuan dalam hak-haknya,
terutama pengetahuan agama. Mereka juga “… Wahai para wanita, bersedekahlah meminta kepada Nabi Muhammad untuk
kalian dan perbanyaklah istighfar, karena memberikan tambahan waktu untuk mengajar
aku melihat mayoritas penghuni neraka mereka, sehingga dapat menyamai kaum pria.
adalah kalian.” Salah seorang wanita Menurut suatu riwayat diceritakan bahwa Ummu
cerdik di antara mereka bertanya, “Wahai Salamah mewakili kaumnya bertanya kepada
Rasulullah, mengapa kebanyakan kami Nabi Muhammad: “ Kenapa kaum laki-laki
menjadi mayoritas penghuni neraka?” Beliau selalu disebut di dalam al-Qur’an, dan kami
menjawab,”(Karena) kalian sering melaknat para perempuan tidak demikian? ” Pertanyaan
dan mengingkari (kebaikan) suami, dan Ummu Salamah tersebut kemudian terjawab
tidaklah aku pernah melihat (seseorang di dengan turunnya Surat al-Ah zâb ayat 35-36 yang
antara kalian para wanita yang lemah akal didengar langsung oleh Ummu Salamah ketika
dan agamanya, lebih berakal dari (seorang Nabi SAW di mimbar membacakan ayat tersebut. 8
laki-laki) yang berakal,” Wanita itu bertanya Uraian di atas menjelaskan bahwa para sahabat
lagi, “Apa maksud dari kekurangan akal dan perempuan adalah orang-orang yang cerdas,
agama?” Beliaupun menjawab, “Adapun smart, dan berakhlak mulia. Sementara dalam
kelemahan akal, karena persaksian dua satu riwayat yang dinilai sahîh dan diriwayatkan
orang wanita sebanding dengan persaksian dalam jalur yang cukup banyak, justru Nabi SAW
seorang laki-laki, inilah (tanda) kurangnya menyatakan bahwa perempuan adalah makhluk
akal, serta kalian berdiam selama beberapa yang lemah akalnya, sebagaimana dalam hadis
hari tidak melaksanakan shalat, serta yang terdapat dalam Sunan Ibnu Mâjah no. 4138
berbuka (di siang hari) Ramadhan. Inilah sebagai berikut: 9
kurangnya agama”.
ْنَع ِداَهْلا ِنْبا ِنَع ٍدْعــَس ُنْب ُثْيَّللا اَنَأَبْنَأ ٍحْمُر ُنْب ُدَّمَحُم اَنَثَّدَح ىلص- ِ َّالله ِلوُسَر ْنَع َرَمُع ِنْب ِ َّالله ِدْبَع ْنَع ٍراَنيِد ِنْب ِ َّالله ِدْبَع
Hadis di atas memiliki 9 buah sanad. Lima َنِم َنْرِثْكَأَو َنْقَّدَصَت ِءاَسِّنلا َرَشْعَم اَي َلاَق ُهَّنَأ -ملسو هيلع الله sanadnya bersumber dari Abû Said al-Khudry,
َّنُهْنِم ٌةَأَرْما ِتَلاَقَف .ِراَّنلا ِلــْهَأ َرَثْكَأ َّنُكُتْيَأَر ىِّنِإَف ِراَفْغِتــْسِلا tiga sanad dari ‘Abdullâh Ibnu Umar dan satu sanad bersumber dari Abû Hurairah. Semua
periwayatnya laki-laki, tidak satupun melibatkan
M. Hadi Masruri, “Peran Sosial Perempuan dalam Islam Kajian Historis-Normatif,” dalam Egalita Jurnal Kesetaraan dan
periwayat perempuan.
Keadilan Gender VII, no. 1 (2012): 22-42. 9 Sanad hadis ini diperoleh dari 5 sahabat, yaitu Abû Sa’îd al-
Secara teks, hadis di atas menjustifikasi
Khudrî, Ibn ‘Abbâs, Ibn ‘Umar, Abû Hurayrah, dan Ibn Mas’ûd,
bahwa kaum perempuan adalah makhluk yang
dengan banyak sekali jalur periwayatan yang ditulis dalam kitab
lemah akalnya, kurang agamanya dan penghuni
hadis muktabar seperti al-Bukhârî, Muslim, al-Tirmidzî, Ibn Mâjah dan Ahmad. Uraian selengkapnya tentang riwayat hadis
neraka terbanyak. Stigma atau justifikasi
ini, lihat misalnya al-Bukhârî, al-Jâmi’, vol.2, 45; Muslim,
terhadap perempuan tersebut sangat bertolak
al-Jâmi’, vol.1, 61; Abû ‘Abd Allâh Muhammad ibn Yazîd al-Qazwaynî ibn Mâjah (w. 275 H.), Sahîh Sunan Ibn Mâjah,
belakang dengan gambaran umum tentang
dalam: Muh ammad Nâsir al-Dîn al-Albânî, cet.1, vol.3, (Riyâdh:
perempuan pada masa Rasulullah SAW yang
Maktabah al-Ma’ârif, 1997 M/1417 H), 312; al-Tirmidzî, al- Jâmi’, 589; Ahmad, Musnad, vol.1, 376, 436.
cerdas dan berakal.
J urnal u shuluddin Vol . 26 No.1, Januari-Juni 2018 59
Oleh karena itu, tidak berlebihan ketika
Metodologi Kritik Matan Salahudin ibn
ungkapan Nabi SAW dalam hadis tersebut
Ahmad al-Adlabi
menimbulkan pertanyaan, bahkan oleh sahabat Salah satu teori atau metodologi untuk perempuan yang cerdas sekalipun sebagaimana
mengkritik hadis dari segi matan adalah yang yang terungkap dalam hadis tersebut. Secara
dikemukakan oleh Salahudin ibn Ahmad al- logika, Rasulullah SAW sebagai orang yang
Adlabi dalam bukunya Manhaj Naqdu al-Matn paling santun akhlaknya dibanding siapapun,
‘Inda ‘Ulamâ al-Hadîts al-Nabawî. Buku ini telah tidak mungkin melontarkan pernyataan yang
diterjemahkan oleh Qodirun Nur dan Ahmad “merendahkan” kaum perempuan dengan
Musyafiq dengan judul Metodologi Kritik Matan mengatakan mereka adalah makhluk yang Hadis. Dalam buku tersebut, Salahudin ibn paling lemah akalnya dan kurang agamanya. 10
Ahmad al-Adlabi mengemukakan empat kategori Pemahaman terhadap hadis tersebut menarik
dalam menilai ke-sahîh-an matan hadis, yaitu: untuk didiskusikan dan dikaji agar stigma bahwa
1. Matan hadis tidak bertentangan dengan ayat- perempuan lemah akalnya bisa dibuktikan
ayat al-Qur’an;
keotentikan matannya. Sementara dalam beberapa
2. Tidak bertentangan dengan hadis sahîh dan riwayat hadis sahîh di atas maupun dari ayat al-
sirah nabawiyah yang sahîh; Qur’an menjelaskan dan menggambarkan bahwa
3. Tidak bertentangan dengan akal, indra dan semua manusia, lelaki dan perempuan, adalah
sejarah;
setara di hadapan Allah. Tentu saja pandangan
4. Matan hadis tidak menunjukkan ungkapan yang mencerminkan ketidaksetaraan di atas
yang serampangan, atau tidak menunjukkan makna yang rendah. sangat menyedihkan dan dapat berkembang 11 menjadi pandangan yang inferior, diskriminatif, dan misoginis bahwa seolah perempuan setengah
Kerangka teori ke-sahîh-an matan yang manusia laki-laki, posisi dan kualitas perempuan
dikemukakan oleh al-Adlabi ini sengaja dipilih lebih rendah ketimbang laki-laki, dan perempuan
dengan pertimbangan bahwa dalam sejarah ‘ulum kurang bisa dipercaya secara penuh dalam al-hadîts, metode kritik matan yang dikemukakan urusan apapun karena lemah akalnya dan kurang
oleh para ulama hadis, pada umumnya tetap agamanya.
terfokus pada penelitian sanad. Sementara karya Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengkaji
yang meneliti tentang matan seperti kitab al- lebih lanjut tentang keotentikan matan hadis ini
Manâr al-Munîf karya Ibn al-Qayyim (w. 751 H), dengan menggunakan teori ke-sahîh-an matan dan kitab al-Ijâbah fî mâ Istadrakathu al-Sayyidah yang dikemukakan oleh al-Adlabi.
‘Âisyah ‘alâ al-Sahâbah yang ditulis oleh al- Teori Penelitian ini akan menitikberatkan pada
Zarkasyi, masih terbatas isinya bila dikaitkan penelitian kajian ke-sahîh-an matan. Perspektif
dengan kebutuhan akan penelitian terhadap al-Adlabi ini dipilih karena metodenya yang tepat
matan hadis. Teori tentang ke-sahîh-an matan digunakan untuk membahas validitas sebuah yang relatif memadai setelah dua kitab tersebut di hadis. Selain itu, karena adanya pertimbangan atas, adalah karya al-Adlabi yang akan dijadikan bahwa teori tentang ke-sahîh-an matan yang landasan teori dalam penelitian ini. Kajian relatif memadai adalah karya al-Adlabi yang akan
atau penelitian terhadap matan hadis ini sangat dijadikan landasan teori dalam penelitian ini.
11 Salâh al-Dîn ibn Ahmad al-Adabî, Manhaj Naqd al-Matn ‘inda ‘Ulamâ al-Hadîts al-Nabawî (Beirut: Dâr al-Ifaq al- Jadîdah, 1983), 225-358. Lihat juga, Salahudin ibn Ahmad al-
10 Lia Aliyah al-Himmah, “Kesaksian Perempuan, Benarkah Adlabi, Metodologi Kritik Matan Hadis, terj. dari bahasa Arab Separuh Laki-laki?,” dalam SUPLEMEN Edisi 06, Swara
oleh Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq (Jakarta: Gaya Media Rahima VIII, no. 25 (2008): 19-20.
Pratama, 2004), 197-280.
60 Atiyatul Ulya: Kritik Kualitas Matan Hadis Perempuan lemah Akalnya Perspektif Salahudin Ibn Ahmad al-Adlabi 60 Atiyatul Ulya: Kritik Kualitas Matan Hadis Perempuan lemah Akalnya Perspektif Salahudin Ibn Ahmad al-Adlabi
hadis berdasar pada sanad saja, “mengabaikan” َرَمُع ِنْب ِ َّالله ِدْبَع ْنَع ٍراَنيِد ِنْب ِ َّالله ِدْبَع ْنَع ِداَهْلا ِنْبا ِنَع penelitian matan, atau sebaliknya, terjebak pada
َرَشْعَم اَي « َلاَق ُهَّنَأ -ملسو هيلع الله ىلص- ِ َّالله ِلوُسَر ْنَع penelitian matan saja, “mengabaikan” pada kajian
َرَثْكَأ َّنُكُتْيَأَر ىــِّنِإَف َراَفْغِتــْسِلا َنْرِثْكَأَو َنْقَّدَصَت ِءاــَسِّنلا sanad.
Takhrîj Hadis Perempuan Lemah Akal
َّنُكْنِم ٍّبُل ىِذِل َبَلْغَأ ٍنيِدَو ٍلْقَع ِتاَصِقاَن ْنِم ُتْيَأَر اَمَو Dari hasil penelusuran terhadap kitab-kitab
« َلاَق ِنيِّدلاَو ِلْقَعْلا ُناَصْقُن اَمَو ِ َّالله َلوــُسَر اَي ْتَلاَق .» induk hadis, hadis yang menjelaskan tentang
ٍلُجَر َةَداَهــَش ُلِدْعَت ِنْيَتَأَرْما ُةَداَهــَشَف ِلْقَعْلا ُناَصْقُن اــَّمَأ perempuan lemah akalnya diriwayatkan dalam
ىِف ُرِطْفُتَو ىِّلَصُت اَم َىِلاَيَّللا ُثُكْمَتَو ِلْقَعْلا ُناَصْقُن اَذــَهَف delapan kitab induk hadis dengan jalur sanad
.» ِنيِّدلا ُناَصْقُن اَذَهَف َناَضَمَر yang berbeda-beda. Delapan kitab induk hadis itu adalah kitab Sahîh al-Bukhârî, Musnad Ahmad
4. Kitab Sunan Abû Dâwud Bab al-Dalîl ‘alâ Ibn Hanbal, Sahîh Muslim, Sunan Ibnu Mâjah,
Ziyâdah al-Îmân wa Nuqsânihi Sunan al-Tirmidzî, Sunan Abû Dâwud, Sunan al-
12 ْنَع ، ٍبْهَو ُنْبا اَنَثَّدَح ، ِحْرَّسلا ِنْب وِرْمَع ُنْب ُدَمْحَأ اَنَثَّدَح Nasâ’i, dan Sunan al-Dârimî. Teks hadis secara ، ٍراَنيِد ِنْب ِالله ِدْبَع ْنَع ، ِداَهْلا ِنْبا ِنَع ، َرَضُم ِنْب ِرْكَب
lengkap sebagaimana berikut: ْنِم ُتْيَأَر اَم : َلاَق ِالله َلوُسَر َّنَأ ، َرَمُع ِنْب ِالله ِدْبَع ْنَع
1. Kitab Sahîh al-Bukhârî Bab Tark al-Khaidli اَمَو : ْتَلاَق َّنُكْنِم ٍّبُل يِذِل َبَلْغَأ ٍنيِد َلَو ٍلْقَع ِتاَصِقاَن al-Sauma
5. Kitab Sunan al-Turmudzî Bab ma jâ’a fî َنْلُقَف ِراَّنلا ِلْهَأ َرَثْكَأ َّنُكُتيِرُأ يِّنِإَف َنْقَّدَصَت ِءاَسِّنلا َرــَشْعَم
Istikmâl al-Îmân wa Ziyâdatihi wa Nuqsânihi اَم َريــِشَعْلا َنْرُفْكَتَو َنْعَّللا َنْرِثْكُت َلاَق ِ َّالله َلوــُسَر اَي َمِبَو
2. Kitab Sahîh al-Bukhârî Bab Syahadah al- ِباَبْلَ ْلأا يِوَذِل َبَلْغَأ ٍنيِدَو ٍلْقَع ِتاَصِقاَن ْنِم ُتْيَأَر اــَمَو Nisâ’
6. Kitab Sunan al-Kubrâ li al-Nasâ’i 8928 وُرْمَع ان :َلاَق ،ُليِعاَمــْسِإ ان :َلاَق ،ٍرْجُح ُنْب ُّيِلَع اَنَرَبْخَأ
3. Kitab Sahîh Muslim Bab Bayanu Nuqsâni ،َةَرْيَرُه يِبَأ ْنَع ،ِّيِرُبْقَمْلا ٍديِعَس يِبَأ ْنَع ،وٍرْمَع يِبَأ ُنْب al-Îmân bi Naqsi al-Ta’ât
12 Winsink, Al-Mu’jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-
، َّنُكاَدْحِإ ُثُكْمَت ،َّنُكُبيِصُت يِتَّلا ُةَضْيَحْلاَف :َّنُكِنيِد ُناَصْقُن J urnal u shuluddin Vol . 26 No.1, Januari-Juni 2018 61
Nabawwî (Leiden: Beril, 1936).
ُناَصْقُن َكِلَذَف ،ُموُصَت لَو ،يِّلَصُت ل ،َثُكْمَت ْنَأ ُ َّالله َءاَش اَم tersebut diriwayatkan oleh tiga orang sahabat, ُةَداَهــَش اَمَّنِإ ،َّنُكُتَداَهــَشَف :َّنُكِلوُقُع ُناَصْقُن اَّمَأَو ،َّنُكِنيِد yaitu ‘Abdullâh Ibn ‘Umar, Abû Hurairah, dan
.« ٍةَداَهَش ُفْصِن ،ِةَأْرَمْلا Abû Sa’id al-Khudrî. Hadis yang diriwayatkan oleh Abû Sa’id al-Khudrî hanya diriwayatkan
7. Kitab Sunan Ibnu Mâjah Bab Fitnah al-Nisâ’ oleh al- Bukhârî. Dari periwayatan Abû Hurairah, ِنْبا ِنَع ، ٍدْعــَس ُنْب ُثْيَّللا اَنَرَبْخَأ ، ٍحْمُر ُنْب ُدَّمَحُم اَنَثَّدَح diriwayatkan oleh al-Nasâ’î dan al-Turmudzî.
ْنَع ، َرَمُع ِنْب ِالله ِدْبَع ْنَع ، ٍراَنيِد ِنْب ِالله ِدْبَع ْنَع ، ِداَهْلا Sedangkan pada julur periwayatan ‘Abdullâh Ibn ِءاَسِّنلا َرَشْعَم اَي : َلاَق ُهَّنَأ ، َمَّلَسو ِهْيلَع الله ىَّلَص ِالله ِلوُسَر ‘Umar, diriwayatkan oleh al-Bukhârî, Muslim, ِلْهَأ َرَثْكَأ َّنُكُتْيَأَر يِّنِإَف ، ِراَفْغِتْسِلا َنِم َنْرِثْكَأَو ، َنْقَّدَصَت Ibn Mâjah, Ahmad Ibn Hanbal, al-Dârimî dan
، ِالله َلوُسَر اَي اَنَل اَمَو : ٌةَلْزَج َّنُهْنِم ٌةَأَرْما ِتَلاَقَف ، ِراَّنلا Abû Dâwud. َريــِشَعْلا َنْرُفْكَتَو ، َنْعَّللا َنْرِثْكُت : َلاَق ؟ ِراَّنلا ِلْهَأ َرَثْكَأ
Dari penelusuran matan dapat diketahui, َّنُكْنِم ٍّبُل يِذِل َبَلْغَأ ٍنيِدَو ٍلْقَع ِتاَصِقاَن ْنِم ُتْيَأَر اَم ، bahwa hadis di atas diriwayatkan secara makna.
َلاَق ؟ ِنيِّدلاَو ِلْقَعْلا ُناَصْقُن اَمَو ، ِالله َلوُسَر اَي : ْتَلاَق ، Teks matan hadis di atas menunjukkan adanya ٍلُجَر َةَداَهَش ُلِدْعَت ِنْيَتَأَرْما ُةَداَهــَشَف : ِلْقَعْلا ِناَصْقُن اَّمَأ : redaksi matan yang berbeda. Riwayat yang
، يِّلَصُت اَم َيِلاَيَّللا ُثــُكْمَتَو ، ِلْقَعْلا ِناَصْقُن ْنــِم اَذــَهَف ، dikemukakan oleh ‘Abdullâh Ibn ‘Umar yang .ِنيِّدلا ِناَصْقُن ْنِم اَذَهَف ، َناَضَمَر يِف ُرِطْفُتَو diriwayatkan oleh Ibn Mâjah, Muslim, Ahmad
Ibn Hanbal dan riwayat Abû Sa’id al-Khudrî
8. Kitab Musnad Ahmad ibnu Hanbal juz 2 yang diriwayatkan oleh al-Bukhârî menunjukkan : َلاَقَو ، ٍبْهَو ُنْبا اَنَثَّدَح ، ٍفوُرــْعَم ُنْب ُنوُراَه اــَنَثَّدَح bahwa Rasulullah SAW menyampaikan hadis ِنَع ، ٍراَنيِد ِنْب ِالله ِدْبَع ْنَع ، ِداَهْلا ِنْبا ِنَع ، ُةَوْيَح ًةَّرَم tersebut ketika beliau melewati sekelompok kaum
اَي : َلاَق َمَّلــَسَو ِهْيَلَع ُ َّالله ىَّلَص ِالله َلوــُسَر َّنَأ ، َرَمُع ِنْبا perempuan ketika beliau akan melaksanakan ِلْهَأ َرَثْكَأ َّنُكُتْيَأَر يِّنِإَف ، َنْرِثْكَأَو َنْقَّدَصَت ِءاَسِّنلا َرــَشْعَم shalat Idul Adha atau Idul Fitri.
ِتاَصِقاَن ْنِم ُتْيَأَر اَم ، ِريِشَعْلا ِرْفُكَو ِنْعَّللا ِةَرْثَكِل ، ِراَّنلا Sedangkan riwayat dari ‘Abdullah Ibn ‘Umar ِالله َلوُسَر اَي : ْتَلاَق . َّنُكْنِم ٍّبُل يِذِل َبَلْغَأ ، ٍنيِدَو ٍلْقَع yang diriwayatkan oleh Al-Dârimî menjelaskan
ِلْقَعْلا ُناَصْقُن اــَّمَأ : َلاَق ؟ ِنيِّدلاَو ِلْقَعْلا ُناــَصْقُن اــَمَو ، bahwa Rasulullah SAW menyampaikan kepada ُناَصْقُن اَذَهَف ٍلُجَر َةَداَهَش ُلِدْعَت ِنْيَتَأَرْما ُةَداَهَشَف : ِنيِّدلاَو
perempuan tanpa disebutkan peristiwanya. َناَضَمَر يِف ُرِطْفُتَو يــِّلَصُت َل َيِلاَيَّللا ُثُكْمَتَو ، ِلــْقَعْلا Kemudian seorang laki-laki menanggapi riwayat
ِنيِّدلا ُناَصْقُن اَذَهَف. ‘Abdullâh Ibn ‘Umar dan menanyakan kepada ‘Abdullâh Ibn ‘Umar tentang yang dimaksud
9. Kitab Sunan al-Dârimî Bab al-khaid Tasma’u kekurangan akal dan agama perempuan. Yang al-Sajdah fa lâ Tasjud
menjelaskan tentang maksud kekurangan akal لاق مكحلا نع ةبعش انث عيبرلا نب ديعس ديز وبأ انربخأ dan agama perempuan adalah ‘Abdullâh Ibn
يبنلا نع الله دبع نع ةــناهم نب لئاو نع ارذ تعمــس ‘Umar. Sementara riwayat dari Abû Hurairah رثكأ نكنإف نقدصت : ءاــسنلل لاق ملــس و هيلع الله ىلص yang diriwayatkan oleh al-Nasâ’î menjelaskan وأ مل ءاسنلا فارــشأ نم تــسيل ةأرما تلاقف رانلا لهأ bahwa Nabi SAW menyampaikan tentang لاق ريــشعلا نرفكتو ةنعللا نرثكت نكنإ لاــق ميف وأ مــب masalah kekurangan akal dan agama perempuan لاجرلل بلغأ لقعلاو نيدلا يصقان نم ام الله دبع لاقو ketika beliau kembali dari shalat subuh kemudian ام الله دبعل لجر لاق ءاسنلا نم مهرمأ ىلع رملأا يوذ menemui para perempuan di masjid. Namun, لجر ةداهــشب نيتأرما ةداهــش تلعج لاق اهلقع ناصقن riwayat dari Abû Hurairah yang diriwayatkan موي نم اذكو اذك ثكمت لاــق اهنيد ناصقن ام لئــس لاق oleh al-Nasâ’î menjelaskan bahwa Rasulullah
.ةلص لله يلصت ل ةليلو menyampaikan hadis ini ketika beliau sedang
berkhutbah.
Dari beberapa teks hadis di atas menunjukkan, Redaksi matan dalam riwayat Muslim relatif bahwa pada periwayat generasi sahabat, hadis mirip dengan riwayat Ibn Mâjah, dibanding dari
62 Atiyatul Ulya: Kritik Kualitas Matan Hadis Perempuan lemah Akalnya Perspektif Salahudin Ibn Ahmad al-Adlabi 62 Atiyatul Ulya: Kritik Kualitas Matan Hadis Perempuan lemah Akalnya Perspektif Salahudin Ibn Ahmad al-Adlabi
perempuan yang muslim, laki-laki dan Muslim, yaitu dari Ibn ‘Umar, ‘Abdullâh bin
perempuan yang mukmin, laki-laki dan Dinâr, Yazîd bin ‘Abdullâh bin al-Had, Laits bin
perempuan yang tetap dalam ketaatannya, Sa’ad, Muhammad bin Rumh. Setelah penulis
laki-laki dan perempuan yang benar, laki- melakukan penelitian sanad pada hadis riwayat
laki dan perempuan yang sabar, laki- Ibn Mâjah dan Muslim, hadis ini telah mencukupi
laki dan perempuan yang khusyuk, laki- syarat ke 13 -sahîh-an hadis dari segi sanad.
laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,
Penelitian Matan Hadis Perempuan Lemah
laki-laki dan perempuan yang memelihara
Akal
kehormatannya, laki-laki dan perempuan Penelitian matan ini menggunakan teori
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Metodologi Kritik Matan Hadis yang dikemukakan
telah menyediakan untuk mereka ampunan oleh al-Adlabi dalam bukunya Manhaj Naqd al-
dan pahala yang besar.” Matni ‘Inda ‘Ulamâ al-Hadîts al-Nabawî. 14
1. Matan Hadis Tidak Bertentangan dengan
Ayat-ayat al-Qur’an
Dalam al-Qur’an tidak dijumpai ayat
yang menjelaskan tentang kelemahan akal perempuan. Sebaliknya banyak dijumpai
ayat-ayat yang menyamakan antara laki-laki Artinya: “ (yaitu) pada hari ketika kamu dan perempuan. Di antaranya adalah Surat
melihat orang mukmin laki-laki dan al-Ah zâb ayat 35 dan Surat al-Hadîd ayat 12
perempuan, sedang cahaya mereka bersinar sebagai berikut:
di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (Dikatakan kepada meraka): «Pada hari
ini ada berita gembira untukmu, (yaitu)
syurga yang mengalir di bawahnya sungai- sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah
keberuntungan yang besar”.
Perempuan di dalam al-Qur’an mendapat perhatian yang sangat dominan, bahkan
lebih dari sepuluh surat di dalam al-Qur’an
berbicara tentang segala permasalahan hukum yang berhubungan dengan perempuan. Al-
Qur’an juga meletakkan prinsip-prinsip persamaan antara laki-laki dan perempuan
memiliki kedudukan yang sama, sebab tirai
pemisah antara seseorang dengan yang lain
Al-Imâm Syams al-Dîn Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsmân Al-Dzahabî, Siyâr A’lâm al-Nubalâ’; (Mesir: Al-Maktabah al-
menurut al-Qur’an adalah Taqwa. Dalam surat
Tawfiqiyyah, tt); Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf al-Mizî,
al-Hujurat ayat 13 disebutkan sebagai berikut: 15
Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ’ al-Rijâl; (Beir ut: Muassasah al- Risalah, 1983); Syamsuddîn al-Dzahabî, Târikh al-Islâm wa Wafayât al-Masyâhir al-‘A’lâm; (T.tp: Dâr al-Gharb al-Islâmî,
15 Ibrahim Hosen dan Ahmad Munif Suratmaputra, al-Qur’an tt).
dan Peranan Perempuan dalam Islam (Jakarta: IIQ Jakarta, 14 Salâh al-Dîn ibn Ahmad al-Adabî, Manhaj Naqd al-Matn.
2007), 22-23.
J urnal u shuluddin Vol . 26 No.1, Januari-Juni 2018 63
2. Matan Hadis Tidak Bertentangan dengan
Hadis Sahîh dan Sirah Nabawiyah yang
Sahîh Dalam beberapa riwayat hadis dijelaskan
bahwa perempuan memperoleh posisi terhormat pada masa Rasulullah SAW. Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami ‘Umar bin Khattab bahkan memberi kesaksian
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan dalam hal ini, sebagaimana sudah dijelaskan seorang perempuan dan menjadikan kamu
di bagian pendahuluan tulisan ini. berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
Pada masa generasi sahabat, kaum kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
wanita tidak segan-segan untuk menanyakan orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
langsung hukum-hukum agama kepada Nabi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara
SAW. mengenai masalah-masalah yang kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
mereka alami, apabila mereka merasa ragu lagi Maha Mengenal.
terhadap jawaban atau fatwa yang diberikan oleh orang lain, atau apabila mereka tidak
Pada surat al-Nisâ’ ayat 32 menegaskan: puas akan jawaban atau fatwa yang diberikan selain Rasulullah. Mereka ini sangat detail
dalam mengajukan pertanyaan sehingga mereka benar-benar yakin. Demikian itulah sikap wanita cerdas dan benar-benar sadar 17 akan ajaran agamanya.
Uraian di atas menjelaskan bahwa para sahabat perempuan adalah orang-orang
yang cerdas, smart, dan berakhlak mulia, Artinya: “ Dan janganlah kamu iri hati bukan orang-orang yang lemah akalnya dan
terhadap apa yang dikaruniakan Allah
agamanya.
kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang
3. Matan Hadis Tidak Bertentangan dengan
laki-laki ada bahagian dari pada apa yang
Akal, Indra dan Sejarah
mereka usahakan, dan bagi para wanita Hasil test IQ yang dilakukan terhadap 489 (pun) ada bahagian dari apa yang mereka
siswa menengah pertama di salah satu sekolah usahakan, dan mohonlah kepada Allah
swasta di daerah Ciputat, Tangerang Selatan, sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya
terdiri dari 268 laki-laki, 230 perempuan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
menunjukkan, 93 siswa perempuan memiliki IQ di atas 100, 89 siswa laki-laki memiliki
Ayat ini menunjukkan bahwa dalam IQ di atas 100. Selebihnya rata-rata memiliki muamalah, tidak ada perbedaan antara pria
IQ 80-90. Data ini menunjukkan bahwa tidak dan wanita yang cerdas untuk mencari rezeki
ada perbedaan kecerdasan antara laki-laki dan dan usaha serta bebas pula bertindak terhadap
perempuan. Kecerdasan seseorang tidak ada hasil usahanya tersebut. 16
hubungannya dengan jenis kelamin. Sementara fakta di masyarakat juga menunjukkan bahwa
17 Muhammad Ali Al-Hasyimy, Jatidiri Wanita Muslimah 16 Ibid., 25.
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003) 117.
64 Atiyatul Ulya: Kritik Kualitas Matan Hadis Perempuan lemah Akalnya Perspektif Salahudin Ibn Ahmad al-Adlabi 64 Atiyatul Ulya: Kritik Kualitas Matan Hadis Perempuan lemah Akalnya Perspektif Salahudin Ibn Ahmad al-Adlabi
binti ‘Abdurrahman, Hafshah binti Sirin, dalam beberapa bidang.
dan wanita-wanita lain dari generasi pertama Tujuh atau delapan orang dari 10 besar/
dan kedua, terkenal sebagai ahli hukum dan ranking di sekolah-sekolah didominasi oleh
dilukiskan memberikan fatwa dalam masalah- anak perempuan, sehingga tidak mengherankan 21 masalah hukum.
banyak fakultas-fakultas sekarang ini dibanjiri Selain itu, perempuan pada masa oleh mahasiswa perempuan. Mereka dapat
Rasulullah SAW memiliki peran besar mengalahkan dominasi laki-laki. Bahkan
dalam meriwayatkan hadis. 132 orang sahabat pada fakultas tertentu, Fakultas Sastra, Ilmu
perempuan terlibat dalam periwayatan hadis Pendidikan, Ekonomi, Keperawatan dan
dari 1046 sahabat yang meriwayatkan hadis Kesehatan, hampir 75% mahasiswanya adalah
dalam al-kutub al-tis’ah. Jumlah ini sangat perempuan. 18
besar untuk masa-masa awal sejarah Islam Sejak zaman abad ketiga Islam, sekitar
masa Rasulullah SAW., mengingat peralihan sepuluh wanita dalam satu periode seratus
kedudukan perempuan dari masa jahiliyah. tahun yang dapat dikenali bahwa mereka itu
Bahkan ‘Âisyah menduduki peringkat adalah penyampai ilmu pengetahuan. Mereka
ketiga untuk sahabat yang paling banyak ada yang hamba sahaya, ada pula yang dari
meriwayatkan hadis setelah Abû Hurairah dan keluarga raja, tetapi kebanyakan berasal 22 ‘Abdullâh ibn ‘Umar.
dari kelas menengah yang berpendidikan, Zaenab, istri ‘Abdull âh ibn Mas’ud termasuk dua putri hakim. 19 Jika para perawi
adalah perempuan bekerja yang menghidupi wanita dari generasi pertama menyampaikan
keluarganya dengan hasil keterampilannya. informasi yang mereka peroleh semata-
Ketika ia menyatakan hal tersebut kepada mata karena mereka dekat dengan sumber
Rasulullah SAW, Rasul menjawab, “Kamu atau ahli-ahli terpercaya, maka wanita-
mendapatkan pahala dari apa yang kamu wanita dari generasi terkemudian yang luas
nafkahkan untuk mereka ”. Bahkan dalam pengetahuannya adalah ulama dan guru. 20
riwayat lain Zaenab dan juga para perempuan Di kalangan banyak wanita alim yang
lain disuruh oleh Rasul untuk bersedekah, direkam dalam kamus-kamus biografi,
sebagaimana yang diriwayatkan dalam Sahîh pengetahuan tentang hukum Islam disebutkan
Bukhârî, no. 1462:
dalam sekitar dua belas kasus, dan ada empat … اَي َليِقَف ِهْيَلَع ُنِذْأَتْسَت ٍدوُعــْسَم ِنْبا ُةَأَرْما ُبَنْيَز ْتَءاَج wanita yang bertindak sebagai mufti. Relatif
ِنْبا ُةَأَرْما َليِقَف ِبِناَيَّزلا ُّيَأ َلاــَقَف ُبَنْيَز ِهِذَه ِالله َلوــُسَر banyaknya wanita yang belajar hukum
َكَّنِإ ِالله َّيِبَن اَي ْتَلاَق اَهَل َنِذُأَف اَهَل اوُنَذْئا ِمَعَن لاَق ٍدوُعــْسَم berlangsung sejak dari generasi-generasi awal
ْنَأ ُتْدَرَأَف يِل ٌّيِلُح يِدْنِع َناَكَو ، ِةَقَدَّصلاِب َمْوَيْلا َتْرَمَأ sampai abad kedua belas/ketujuh belas, dan
ُتْقَّدَصَت ْنَم ُّقَحَأ ُهَدَلَوَو ُهَّنَأ ٍدوُعْسَم ُنْبا َمَعَزَف ِهِب َقَّدَصَتَأ mereka bertugas di berbagai pusat ilmu Islam.
ُنْبا َقَدَص ملــسو هيلع الله ىلص ُّيِبَّنلا َلاــَقَف ْمِهْيَلَع ِهــِب Dengan demikian, wanita tidak sepenuhnya
.ْمِهْيَلَع ِهِب ِتْقَّدَصَت ْنَم ُّقَحَأ ِكُدَلَوَو ِكُجْوَز ٍدوُعْسَم tersingkir dari dunia ahli hukum, justru
pastisipasi wanita tampaknya luar biasa. Artinya : “ … datang Zainab istri Ibnu Mas’ud meminta izin kepadanya (Rasul), lalu berkata:
‘Wahai Rasul ini adalah Zainab’. Rasul
Nelsi Arisandy, “Pendidikan dan Karir Perempuan dalam Perspektif Islam,” Marwah XV, no. 2 (2016): 126. 19 Ruth Roded, Kembang Peradaban Citra Wanita di Mata Para
21 Ibid., 148.
Penulis Biografi Muslim (Bandung: Mizan. 1995), 122. 22 Agung Danarta, Perempuan Periwayat Hadis, 6, dan Ibn Salâh, 20 Ibid., 123.
Muqaddimah Ibn Salâh fî ‘Ulum al-Hadîts, 177.
J urnal u shuluddin Vol . 26 No.1, Januari-Juni 2018 65 J urnal u shuluddin Vol . 26 No.1, Januari-Juni 2018 65
٢3 ٍديِع ُماَّيَأ اَهَّنِإَف silahkan.’ Maka dia diizinkan lalu berkata:
‘Wahai Nabi Allah, sungguh Anda hari ini Artinya:“Diriwayatkan dari ‘Âisyah bahwa sudah memerintahkan sedekah, sedangkan
pada suatu hari, Abû Bakar menemui aku memiliki emas yang hendak aku zakatkan,
‘Âisyah, ketika itu ia bersama dua hamba namun Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa
sahaya perempuan yang sedang bernyanyi dia dan anaknya lebih berhak terhadap apa
sambil memukul rebana, padahal waktu itu yang akan aku sedekahkan ini dibandingkan
Rasulullah SAW. sedang tiduran dengan mereka (mustahiq). Maka Nabi bersabda:
menutup tubuhnya. Abû Bakar membentak ‘Ibnu Mas’ud benar, suami dan anak-anakmu
kedua hamba sahaya perempuan tersebut, lebih berhak kau berikan sedekah dari pada
kemudian Rasulullah SAW. membuka kain mereka’.”
yang menutup muka Beliau dan berkata: “Biarkan mereka berdua wahai Abû Bakar,
4. M a t a n H a d i s T i d a k M e n u n j u k k a n
karena hari ini adalah hari raya” (Muttafaq
Ungkapan yang Serampangan, Tidak
‘Alaih).
Menunjukkan Makna yang Rendah
Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak Sikap memperlakukan dan mempergauli yang sangat mulia. Bahkan istrinya, Siti
dengan baik yang dimiliki oleh Rasululah ‘Âisyah RA mengatakan apabila ingin
SAW. tidak hanya terbatas pada para sahabat mengetahui akhlak Rasulullah SAW, maka
beliau saja. Akan tetapi mencakup semua akhlaknya Rasul adalah al-Qur’an. ‘Âisyah
kaum perempuan, saudara mara, orang lain RA menceritakan saat Rasulullah pulang
dan juga budak-budak kecil, baik itu dilakukan ke rumah, ‘Âisyah memberikan minum
ketika berada dalam perjalanan ataupun tidak. kepada Rasul. Ketika Rasul meminumnya,
Di antara bukti bahwa Rasulullah SAW begitu Rasul merasakan asin dalam minumannya.
memperhatikan tentang hal mempergauli istri Kemudian Rasulullah memanggil ‘Âisyah:
dan keluarga dengan baik dan lembut adalah “Ya Humaira, kamu haus tidak? Ayo temani
riwayat yang mengatakan bahwa Rasul tidak saya minum. ” Ketika ‘Âisyah ikut minum
pernah marah kepada istri-istri beliau ketika bersama Rasul, ‘Âisyah ikut merasakan asin
mereka mengoreksi ucapan beliau, dan juga dalam minumannya. Rasul tidak menegurnya,
ada di antara mereka yang menjauhi beliau apalagi memarahinya. Dalam riwayat
selama satu hari satu malam. Pada suatu ketika disebutkan, bahwa Abû Bakar memarahi
Rasulullah SAW. berkata kepada ‘Âisyah RA: ‘Âisyah dan budak yang sedang bernyanyi dan
“Sesungguhnya aku mengetahui perbedaan bermain rebana sehingga terdengar berisik,
kamu, apakah kamu sedang marah atau sementara Rasul sedang beristirahat. Rasul
tidak.” ‘Âisyah RA berkata: “Bagaimana justru menegur Abû Bakar dan membiarkan
cara baginda mengetahuinya?” Beliau mereka bernyanyi dan bermain rebana,
berkata: “Jika kamu sedang tidak marah, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis
maka kamu akan berkata: “Tidak, demi Tuhan riwayat Imam al-Bukhârî dan Muslim
Muhammad.” Dan jika kamu sedang marah, meriwayatkan sebagai berikut:
maka kamu akan berkata: “Tidak, demi Tuhan اَهَدْنِعَو اَهْيَلَع َلَخَد ُهْنَع ُ َّالله َيِضَر ٍرْكَب اَبَأ َّنَأ َةَشِئاَع ْنَع
ُ َّالله ىَّلَص ُّيِبَّنلاَو ِناــَبِرْضَتَو ِناَفِّفَدُتَو ِناــَيِّنَغُت ِناــَتَيِراَج 23 Muhammad bin Ismâ’îl Abû ‘Abdullâh al-Bukhârî al-Ju’fî, ُّيِبَّنلا َفَشَكَف ٍرْكَب وُبَأ اَمُهَرَهَتْناَف ِهِبْوَثِب ٍّشَغَتُم َمَّلَسَو ِهْيَلَع Sahîh Bukhârî (Riyâd: Maktabah al-Rasyid, 2006), 185.
66 Atiyatul Ulya: Kritik Kualitas Matan Hadis Perempuan lemah Akalnya Perspektif Salahudin Ibn Ahmad al-Adlabi
Ibrâhîm.” ‘Âisyah RA menjawab: “Baginda juga tidak pernah berkata kepadaku ‘ah’, benar, ketika saya marah, maka saya tidak
tidak berkata atas yang saya lakukan ‘kenapa akan menggunakan namamu.”
kau melakukannya’ dan tidak pula berkata atas sesuatu yang tidak saya lakukan, ‘kenapa
Rasulullah SAW selalu memberi wasiat kau tidak melakukannya’…” agar mempergauli para istri dengan baik, beliau menjelaskan bahwa sikap mengajak
Sikap memperlakukan dan mempergauli bercanda dan bermain kepada seorang istri
orang lain dengan baik dan ramah tidak merupakan sikap yang dianjurkan, dan bukan
akan dapat dilakukan kecuali oleh orang merupakan sebuah sikap yang tercela. Beliau
yang memiliki akhlak dan perilaku yang bersabda:
baik serta lurus. Rasulullah SAW tidak وُبَأ انأ ،ُّيِروُباَسْيَّنلا اَّيِرَكَز ِنْب ِ َّالله ِدْبَع ُنْب ُدَّمَحُم ٍرْكَب وُبَأ أبنأ
pernah mengatakan perkataan secara ،ُّيِمَلُّسلا َديِزَي ُنْب ُدَّمَحُم انث ،ُّيِداَبآ ُنْرُفْلا ٍروُصْنَم ُنْب ِساَّبَعْلا
serampangan untuk mendatangkan hal-hal ْنَع ،ٍفيِرَط ُنْب ُناَمْلَس انث ،ُّيِزَوْرَمْلا َميِهاَرْبِإ ُنْب ِ َّالله ُدْبَع انث
yang menakjubkan yang tidak dapat dicerna َمَّلــَسَو ِهْيَلَع ُ َّالله ىَّلَص ِّيِبَّنلا ِنَع ،ِءاَدْرَّدلا يِبَأ ْنَع ،ٍلوــُحْكَم
akal sehat, baik maknanya atau lafadznya. ْوَأ - َكِسْوَقِب َكِيْمَرَو ،َكــَسَرَف َكِبيِدْأَت :ٍث َلَث يِف ُوْهَّللا « :َلاَق
Berkaitan dengan masalah ini, rasanya
َكَلْهَأ َكِتَبَع َلُمَو - َكَلْصَن َلاَق. 24
sulit untuk diterima bahwa Rasulullah menyampaikan kepada para perempuan bahwa
Artinya: “…Tiada hiburan dan permainan mereka adalah makhluk yang kurang akal (yang diperbolehkan) kecuali dalam tiga
dan agamanya, tetapi mampu mengalahkan hal, melatih kuda, memanah dan mengajak
ketangguhan laki-laki yang cerdas, seperti bercanda istri.”
dalam teks hadis berikut: … َّنُكْنِم ٍّبُل ىِذِل َبَلْغَأ ٍنيِدَو ٍلْقَع ِتاَصِقاَن ْنِم ُتْيَأَر اَم Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa seorang sahabat, yaitu Anas bin Mâlik sebagai
Artinya: “...dan tidaklah aku pernah melihat pelayan Rasul, menjadi saksi bahwa Rasul
(seseorang di antara kalian para wanita yang tidak pernah sekalipun menegur, membentak
lemah akal dan agamanya, lebih berakal dari atau berkeluh kesah atas pekerjaannya,
(seorang laki-laki) yang berakal.” apalagi sampai mencela dan memarahi Anas
bin Mâlik .
Kesimpulan
ٍدْيَز ُنْب ُداَّمَح اَنَثَّدَح َلاَق ِعيِبَّرلا وُبَأَو ٍروُصْنَم ُنْب ُديِعَس اَنَثَّدَح Hadis yang menjustifikasi bahwa kaum ِ َّالله َلوــُسَر ُتْمَدَخ َلاَق ٍكِلاَم ِنْب ِسَنَأ ْنَع ِّىِناَنُبْلا ٍتــِباَث ْنــَع
perempuan adalah makhluk yang lemah akalnya, َنيِنِس َرْشَع -ملسو هيلع الله ىلص-.َلَو ُّطَق .اًّفُأ ىِل َلاَق اَم ِ َّاللهَو
kurang agamanya, dan penghuni neraka terbanyak ٍءْىَشِل ىِل َلاَق::ِعيِبَّرلا وُبَأ َداَز ؟اَذَك َتْلَعَف َّلَهَو ؟اَذَك َتْلَعَف َمِل
adalah tidak memenuhi kriteria ke-sahîh-an matan ٢5 .ِ َّاللهَو ُهَلْوَق ْرُكْذَي ْمَلَو .ُمِداَخْلا ُهُعَنْصَي اَّمِم َسْيَل
hadis berdasarkan metodologi Salahudin ibn Ahmad al-Adlabi. Maka dari itu, hadis tersebut
Artinya: “Saya menjadi pembantu Rasulullah dinilai tidak otentik, karena hadis ini: SAW. selama sepuluh tahun, demi Allah
1. Matan hadis bertentangan dengan ayat-ayat beliau tidak pernah mencelaku sekalipun,
al-Qur’an;
2. Bertentangan dengan hadis sahîh dan sirah
nabawiyah yang sahîh;
Abû Ya’qûb Ish âq bin Abî Ishâq Ibrâhîm bin Muhammad ibn ‘Abd al-Rah mâ al-Sarkhosî al-Hurwî al-Qurrâb, Fadâilu al-Rumî
3. Bertentangan dengan akal, indra dan fakta
fî Sabîlillâh, juz 1 (al-Ardan: Maktabah al-Manâr, 1989), 54.
sejarah; dan
Muslim bin al-H ajjâj Abû al-Husain al-Qasyîrî al-Naisâbûrî, Sahîh Muslim (Beirut: Dâr Ihyâ’ al-Turâts al-‘Arabî, t.t), 1804.
4. Matan hadis ini juga tidak menunjukkan
J urnal u shuluddin Vol . 26 No.1, Januari-Juni 2018 67 J urnal u shuluddin Vol . 26 No.1, Januari-Juni 2018 67
Benarkah Separuh Laki-laki?,” SUPLEMEN Edisi 06, Swara Rahima
VIII, no. 25 (2008): 19-20.
Daftar Kepustakaan
M. Hadi Masruri. “Peran Sosial Perempuan dalam Islam Kajian Historis-Normatif.” Egalita
al-Ad abî, Salâh al-Dîn ibn Ahmad. Manhaj Jurnal Kesetaraan dan Keadilan Gender Naqd al-Matn ‘inda ‘Ulamâ al-Hadîts
VII, no. 1 (2012): 22-42. al-Nabawî. Beirut: Dâr al-Ifaq al-Jadîdah,
al-Mizî, Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf. 1983.
Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ’ al-Rijâl. -------. Metodologi Kritik Matan Hadis Terj. dari
Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983. bahasa Arab oleh Qodirun Nur dan Ahmad
al-Naisâbûrî, Muslim bin al-Hajjâj Abû al-Husain Musyafiq. Jakarta: Gaya Media Pratama,
al-Qasyîrî. Sahîh Muslim. Beirut: Dâr 2004.
Ih yâ’ al-Turâts al-‘Arabî, t.t. Agung Danarta. Perempuan Periwayat Hadis.
Nelsi Arisandy. “Pendidikan dan Karir Perempuan Yogyakarta: Pustaka Pelakar, 2013.
dalam Perspektif Islam.” Marwah XV, no. al-Albânî, Muhammad Nâsir al-Dîn. Riyâdh:
2 (2016): 126.
Maktabah al-Ma’ârif, 1997 M/1417 H. al-Qurrâb, Abû Ya’qûb Ishâq bin Abî Ishâq al-Bukhârî, Abî ‘Abdillâh Muhammad bin Ismâ’îl
Ibrâhîm bin Muhammad ibn ‘Abd al- bin Ibrâhîm bin al-Mughîrah al-Ju’fî.
Rah mâ al-Sarkhosî al-Hurwî. Fadâilu Sahîh al-Bukhârî. Riyâd: Maktabah al-
al-Rumî fî Sabîlillâh. al-Ardan: Maktabah Rasyid, 2006.
al-Manâr, 1989.
al-Bukhârî, Abû Nasr. Rijâl Sahîh al-Bukhârâ. Roded, Ruth. Kembang Peradaban Citra Wanita di Mata Para Penulis Biografi Muslim.
al-Dzahabî, al-Imâm Syams al-Dîn Muhammad bin Ah
mad bin ‘Utsmân. Siyâr A’lâm Bandung: Mizan, 1995. al-Nubalâ’. Mesir: Al-Maktabah al-
S alâh, Ibn. Muqaddimah Ibn Salâh fî ‘Ulum al- Tawfiqiyyah, t.t.
Hadîts . Beirut: Dâr al-Kutub al-’Ilmiyyah, t.t.
al-Dzahabî, Syamsuddîn. Târikh al-Islâm wa Wafayât al-Masyâhir al-‘A’lâm. T.tp: Dâr
Al-Sallabî, Ali Muhammad. Sirâh Nabawiyyah. al-Gharb al-Islâmî, t.t.
Terj. dari bahasa Arab oleh Imam Fauji. Jakarta: Beirut Publishing, 2014.
al-Hasyimy, Muhammad Ali. Jatidiri Wanita Muslimah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, al-Sanadî, Muhammad ‘Abid. Tartîb Musnad al- 2003.
Imâm al-Syâfi’î. Beirut: Dâr al-Fikr, 1997. Ibrahim Hosen Suratmaputra dan Ahmad Munif.
Winsink. Al-Mu’jam al-Mufahras Li Alfāz al- Al-Qur’an dan Peranan Perempuan
H âdîts al-Nabawiyyah. Leiden: Maktabah dalam Islam. Jakarta: IIQ Jakarta, 2007.
Baril, 1936.
68 Atiyatul Ulya: Kritik Kualitas Matan Hadis Perempuan lemah Akalnya Perspektif Salahudin Ibn Ahmad al-Adlabi