BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Studi Pustaka - Reaktualisasi Konsep Saprah Amal sebagai sumber keuangan publik Islam” (Studi: Saprah Amal di Mendawai Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah)” - Digital Library IAIN Palangka Raya

11

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Studi Pustaka
Penelitian yang berkaitan dengan reaktualisasi konsep saprah Amal
sebagai sumber keuangan publik Islam, sebelumnya belum pernah di teliti oleh
para penulis lain namun ada penelitian yang menyinggung sedikit mengenai
aktualisasi nilai-nilai Islam diantaranya: Matthoriq, Suryadi, Mochamad Rozikin
pada tahun 2008, dengan judul : “Aktualisasi Nilai Islam dalam Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir (Studi pada Masyarakat Bajulmati, Gajahrejo, Kecamatan
Gedangan, Kabupaten Malang)” hasil dari penelitian ini dapat di simpulkan
bahwa : Pemberdayaan masyarakat di Bajulmati menujukkan aktualisasi dari
nilai-nilai Islam melalui penguatan dalam lingkup dan sektor penting dalam
masyarakat. Integritas keberdayaan pada lingkup individu, keluarga dan
masyarakat, menuju yang sejahtera material dan memiliki kualitas spiritual yang
tinggi/masyarakat madani (civil society) melalui tatanan kehidupan yang terdiri
dari komunitas sosial (masyarakat) saling bergaul secara beradab, kesalehan
pribadi dan kesalehan sosial. Sedangkan secara praktis, penguatan pada matra
pokok pemberdaya yaitu: kerohani melalui penguatan kelembagaan agama yaitu
Masjid al-Azhar, TPA Nurul Huda, Pengajian Rutinan; matra intelektual melalui

penguatan institusi pendidikan formal dan non formal berupa TK Harapan, PAUD
Bina Harapan, Rumah Pintar dan Perpustakaan Harapan dan pendidikan

11

12

lingkungan pesisir, terakhir pada matra ekonomi melalui penguatan program
kewirausahaan melalui Posdaya Harapan Mandiri dan pengkaderan pemberdaya. 1
Rizalatul Umami, pada tahun 2012 dengan judul : “Nilai-nilai Pendidikan
Islam dalam Tradisi Sedekah Desa pada Masyarakat Nyatnyono.” Hasil dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : Mayoritas masyarakat Nyatnyono
melalui tradisi sedekah desa ternyata mampu menjadi sebagai pengembangan
pendidikan Islam terutama dalam hal akhlak anak-anak dan remaja sebagai
penerus, dan diharapkan baik dari masyarakat Nyatnyono dari upacara tradisi
sedekah desa ini ditemukan ternyata masyarakat menyambut tentang tradisi
tersebut.2
Rurie Ulfa Syahra pada tahun 2015, dengan judul “Aktualisasi Nilai-nilai
Islami dalam Membangun Harmonisasi Akutansi”, dengan hasil penelitian:
Islamic


Accounting Concept

jauh lebih dulu dari conventional accounting

concept, dan bahkan Islam telah membuat serangkaian kaidah yang belum
terpikirkan oleh accounting experts konvensional. Akuntansi merupakan domain
muAmalah dalam kajian Islam. Artinya diserahkan kepada kemampuan minds
manusia untuk mengembangkannya. Maka Allah SWT memberikannya tempat
didalam kitab suci al-Qur’an, Al-Baqarah: 282. Ayat ini sebagai symbol of
economic yang mempunyai nature of accounting yang dapat dianalogkan dengan
1

Matthoriq, Aktualisasi Nilai Islam dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir,
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved=0CEAQFjAFahU
KEwirttfIw9LIAhXCc44KHRmvAiA&url=http%3A%2F%2Fadministrasipublik.studentjournal.u
b.ac.id%2Findex.php%2Fjap%2Farticle%2Fview%2F405%2F278&usg=AFQjCNE1TIjHjry1YfsI
tipLL7aepORTnw&bvm=bv.105454873,d.c2E, diunduh pada tanggal 20 Oktober 2015.
2
Rizalatul Umami, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sedekah Desa pada

Masyarakat Nyatnyono, http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/9cd73b8cacb03223.pdf. ,
diunduh pada tanggal 20 Oktober 2015.

13

“double entry”, dan menggambarkan angka keseimbangan atau neraca. Nilai-nilai
dalam Islam yang ada, tidak bermaksud secuilpun untuk merugikan sebelak pihak
dari manusia ataupun yang lainnya, melainkan justru mencari jalan lain yang bisa
menguntungkan semua pihak yang bersangkutan dengan transaksi tersebut. Yaitu
kemunculan akuntansi syari’ah yang akan menjadi akuntansi alternatif dari
akuntansi konvensional.3
Dari ketiga penelitian yang sudah dilakukan para peneliti di atas
sebelumnya memang terdapat perbedaan yang signifikan dengan penelitian yang
akan lakukan penelitian oleh penulis, namun sebagai bahan acuan dan pelengkap
penelitian terdahulu dapat terlihat sebagai berikut:
1. Matthoriq, Suryadi, Mochamad Rozikin pada tahun 2008 mengkaji tentang
perlakuan pengkaderan pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui
penguatan kelembagaan agama dengan cara nilai-nilai Islam.
2. Rizalatul Umami, pada tahun 2012 mengkaji tentang mayoritas masyarakat
Nyatnyono melalui


upacara tradisi

sedekah

sebagai

pengembangan

pendidikan Islam terutama dalam hal akhlak anak-anak dan remaja sebagai
penerus.
3. Rurie Ulfa Syahra pada tahun 2015 mengkaji tentang perlakuan akutansi
keseimbangan neraca melalui nilai-nilai Islam yang memperhatikan Qs. alBaqarah: 282.

3

Rurie As-Syahra, Aktualisasi Nilai-nilai Islami dalam Membangun Harmonisasi
Akutansi,
http://www.academia.edu/9246383/_Aktualisasi_NilaiNilai_Islami_Dalam_Membangun_Harmonisasi_Akuntansi_, diunduh pada tanggal 20 Oktober
2015.


14

Untuk memudahkan dalam membedakan penelitian

penulis dengan para

peneliti sebelumnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
TABEL PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENELITIAN

No.

1.

Nama, Judul, Tahun, dan Jenis
Penelitian

Persamaan

Perbedaan


Matthoriq, Suryadi, Mochamad Mengkaji tentang Mengkaji tentang
Rozikin, Aktualisasi Nilai Islam nilai-nilai
dalam Pemberdayaan Masyarakat pada

Islam perlakuan
aktivitas pengkaderan

Pesisir (Studi pada Masyarakat penerapannya.

pemberdayaan

Bajulmati, Gajahrejo, Kecamatan

keluarga dan

Gedangan, Kabupaten Malang),

masyarakat


pada

melalui penguatan

Tahun

2008,

Kualitatif

Deskriptif.

kelembagaan
agama dengan
cara nilai-nilai
Islam

2.

Rizalatul


Umami,

Nilai-nilai Mengkaji tentang Mengkaji tentang

Pendidikan Islam dalam Tradisi nilai-nilai
Sedekah Desa pada Masyarakat pada

Islam mayoritas
aktivitas masyarakat

Nyatnyono, pada Tahun 2012, penerapannya.

Nyatnyono

Kualitatif Deskriptif.

melalui upacara
tradisi sedekah
merupakan

sebagai
pengembangan
pendidikan Islam

15

terutama dalam
hal akhlak anakanak dan remaja
sebagai penerus.
3.

Rurie Ulfa Syahra, Aktualisasi Mengkaji tentang Mengkaji tentang
Nilai-nilai

Islami

Membangun
Akutansi,

pada


dalam nilai-nilai

Harmonisasi pada
Tahun

Kualitatif Deskriptif.

Islam perlakuan akutansi
aktivitas keseimbangan

2015, penerapannya.

neraca melalui
nilai-nilai Islam
yang
memperhatikan
Qs. al-Baqarah:
282


Tabel 1: Persamaan dan perbedaan penelitian yang dibuat oleh penulis
Muhammad Nordin Tahun 2016)
B. Kerangka Teori
1. Pengertian Reaktualisasi
Reaktualisasi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah bermula dari kata aktualisasi adalah perihal mengaktualkan atau
pengaktualan suatu kegiatan yang pernah dilaksanakan.4 sedangkan
reaktualisasi merupakan proses, cara, perbuatan mengaktualisasikan kembali,
penyegaran dan pembaruan nilai-nilai kehidupan masyarakat.5 Menurut

4

Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, cet. 3,
2005, hlm. 23.
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Reaktualisasi, Http://kbbi.web.id/reaktualisasi,
diunduh pada tanggal 04 Oktober 2016.

16

penulis reaktualisasi adalah suatu proses mengaktualkan suatu kegiatan yang
pernah dilaksanakan untuk mendapatkan suatu kesimpulan, berdasarkan
kesimpulan tersebut akan memberikan suatu hasil mengenai kegiatan yang
telah di aktualkan sebagai pembaharuan nilai-nilai kehidupan masyarakat.
2. Konsep Saprah Amal
Saprah Amal berasal dari kata bahasa Arab yaitu Safāratul Amal yang
berarti merupakan suatu kegiatan perjalanan amal dengan konsep kegiatan
yang berisikan musik orkes Islami, lelang komoditas produk ekonomi,
pencerahan melalui ustad Kyai, dengan berjualan barang produk dengan
harga dilebihkan dari harga normal yang bertujuan untuk mengumpulkan
dana sosial berupa bangunan sekolah, masjid dan sebagainya yang didalam
kegiatannya berimplementasikan nilai-nilai sedekah.6 Sedangkan berdasarkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tempat berjual beli yang
diadakan oleh perkumpulan masyarakat dan sebagainya dengan maksud
mencari dana untuk keperluan tertentu yang bersifat membangun untuk
kesejahteraan bersama.7 Saprah Amal/bazar sendiri merupakan sebuah
saprah yang menjual makanan, minuman, dan lainnya. Biasanya saprah
seperti ini dibuka dalam waktu tertentu dan jangka waktu terbatas, hasil
penjualannya disalurkan masyarakat untuk kegiatan Amal.8

6

Pemaparan dari Bapak Dr. Ahmad Dakhoir, MHI selaku Wakil Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya , pada tanggal 01 Oktober 2016.
7
Ibid., hlm. 833.
8
Ant,
Pemkab
Bengkalis
Bakal
Buka
Pasar
Amal
Ramadan,
http://news.okezone.com/read/2015/06/12/340/1164224/pemkab-bengkalis-bakal-buka-pasaramal-ramadan, diunduh pada tanggal 20 Oktober 2015.

17

Saprah Amal adalah sebuah tradisi yang sering kali dilaksanakan oleh
sebagian masyakat Banjar dalam mengumpulkan dana dan merupakan suatu
kebudayaan yang sering dilaksanakan.9 Kebudayaan itu sendiri berasal dari
(bahasa Sansekerta) buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata “buddhi”
yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal”.10 Seorang antropolog lain, yaitu E.B
Tylor (1871), pernah mencoba memberikan definisi mengenai kebudayaan;
Kebudayaan

adalah

kompleks

yang

mencakup

pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuankemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.11
Kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari
oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala
sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif.12
Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang saling
berbeda satu dengan lainnya, setiap kebudayaan memiliki masing hakikat
yang berlaku umum bagi semua kebudayaan di mana pun juga. Diantaranya;
a. Kebudayaan

bersifat

universal

artinya

perwujudan

kebudayaan

mempunyai ciri-ciri khusus yang sesuai dengan situasi maupun
lokasinya,

9

Berdasarkan observasi awal dengan masyarakat sekitar dilapangan, ditemukan bahwa
kebanyakan pelaksanaan tersebut sering di lakukan oleh masyarakat Banjar.
10
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers, Cet. 47, 2015,
hlm. 148.
11
Ibid.
12
Ibid.

18

b. Kebudayaan bersifat stabil dan setiap kebudayaan mengalami perubahanperubahan yang kontinu artinya setiap kebudayaan pasti mengalami
perubahan atau perkembangan-perkembangan. Hanya kebudayaan mati
saja yang bersifat statis,
c. Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia,
walaupun hal itu jarang disadari oleh manusia sendiri.13
Penulis merumuskan kebudayaan adalah suatu hasil karya dan suatu
cipta masyarakat yang akan menghasilkan suatu tujuan yang dapat diabadikan
untuk keperluan masyarakat bersama. Kebudayaan tidak dapat berjalan dan
berkembang secara strategis14 jika tidak ada suatu lembaga masyarakat yang
dapat mengelola dan mengkordinir dalam suatu praktek.
Lembaga masyarakat diartikan sebagai suatu jaringan proses-proses
hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi untuk
memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan
kepentingan-kepentingan manusia dan kelompoknya. Lembaga masyarakat
bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada dasarnya
mempunyai beberapa fungsi yaitu;

13

Ibid., hlm. 158-159.
Strategis adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan
gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam
strategis yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor
pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam
pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
14

19

a. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka
harus bertingkah laku atau bersikap didalam menghadapi masalahmasalah dalam masyarakat, terutama menyangkut kebutuhan-kebutuhan,
b. Menjaga keutuhan masyarakat,
c. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial (social control) sistem pengawasan masyarakat
terhadap tingkah laku anggota.15
3. Saprah Amal sebagai Kegiatan Ekonomi Islam
a. Konsep Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari
fungsi-fungsi manajemen. Manajemen merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan.16 Menurut para pakar diantaranya
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu atau seni yang
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel berpendapat bahwa manajemen
adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain,
dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas
orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,
pengarahan, dan pengendalian.17 Encylopedia of the social science

15

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar....., hlm. 171.
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta:Bumi
Aksara, 2014, hlm. 1.
17
Ibid., hlm. 2-3.
16

20

dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana praktek
suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.18
Menurut Penulis pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas
meliputi

fisik,

pengetahuan,

waktu,

dan

perhatian

sedangkan

kebutuhannya tidak terbatas, karena itu usaha untuk memenuhi suatu
kebutuhan dengan kemampuan terbatas dengan itu manusia perlu
membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab.

Manajemen sangat

berperan aktif dengan cara:
1. Pekerjaan itu berat dan sulit dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan
pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan
dengan baik.
3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna
semua potensi yang dimiliki.
4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.
5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan
memanfaatkan 6M19 dalam proses manajemen tersebut.
6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur dan
selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.20
18

Muhammad Manullang, Dasar-dasar Manajemen, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2006, hlm. 3.
19
Unsur-unsur manajemen meliputi Men (tenaga kerja manusia), Money (uang yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan), Methods (cara-cara yang dipergunakan dalam
usaha mencapai tujuan), Materials (Bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan),
Machines (mesin/alat yang diperlukan atau dipergunakan dalam mencapai tujuan), Market (pasar
untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan.

21

Suatu kegiatan akan tercapai dengan baik apabila dilaksanakan sesuai
fungsi manajemen, diantaranya:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman
praktek, dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang
ada.21
Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber
daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural
resources), dan sumber daya lainnya (other resources) untuk
mencapai tujuan. Suatu perencanaan adalah suatu aktivitas integratif
yang berusaha memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari suatu
organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.

Berdasarkan

definisi

tersebut

perencanaan

minimum

memiliki tiga karakteristik:
a. Perencanaan tersebut harus menyangkut masa yang akan datang.
b. Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi, yang
serangkaian tindakan di masa yang akan datang dan akan diambil
oleh perencana.
c. Masa yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi serta
organisasi merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap
perencanaan.22

20

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah......, hlm. 3-4.
Ibid., hlm. 40.
22
H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm. 42.
21

22

Beberapa definisi rencana (plan) diantaranya The New Webster
Dictionary:
Berpendapat bahwa rencana diartikan sebagai pernyataan dari
segala sesuatu yang dikehendaki, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa apa pun macam dan bentuknya segala
sesuatu yang dinyatakan itu, asal saja menggambarkan
keinginan yang hendak dicapai maka dapat diartikan sebagai
rencana.23
Selain itu Malayu S.P. Hasibuan juga berpendapat:
Rencana adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.24
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian

adalah

suatu

proses

penentuan,

pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada
setiap

aktivitas

ini,

menyediakan

alat-alat

yang

diperlukan,

menetapkan wewenang secara relatif didelegasikan kepada setiap
individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.25
Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang
saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan
bersama. Berdasarkan definisi tersebut bahwa suatu organisasi
minimum mengandung tiga elemen yang saling berhubungan. Ketiga
elemen organisasi tersebut adalah:
a. Sekelompok orang

23

Brantas, Dasar-dasar Manajemen........, hlm. 57.
Ibid., hlm. 57.
25
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah......, hlm. 40.

24

23

b. Interaksi dan kerja sama
c. Tujuan bersama
Salah satu ciri utama dari suatu organisasi adalah adanya
sekelompok orang yang menggabungkan diri dengan suatu ikatan
norma, peraturan, ketentuan, dan kebijakan yang telah dirumuskan
dan masing-masing pihak siap untuk menjalankannya dengan penuh
tanggung jawab.
Ciri yang kedua adalah bahwa adalah bahwa dalam suatu
organisasi yang terdiri atas sekelompok orang tersebut saling
mengadakan hubungan timbal balik, saling memberi dan menerima,
dan juga saling bekerja sama untuk melahirkan dan merealisasikan
maksud (purpose), sasaran (objective), dan tujuan (goal).
Ciri yang ketiga adalah bahwa suatu organisasi yang terdiri
atas sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama
tersebut diarahkan pada suatu titik tertentu, yaitu tujuan bersama dan
ingin direalisasikan. Setiap organisasi memiliki tujuan yang telah
dirumuskan bersama-sama. Tujuan bersama yang hendak direalisasikn
tersebut dapat merupakan tujuan jangka panjang maupun tujuan
jangka pendek.26
Tujuan dibentuknya kepanitiaan atau organisasi (organizing)
adalah mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya
yang dimilikinya dalam mencapai tujuannya, mencapai secara lebih

26

H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm. 73.

24

efektif dan efisien karena dikerjakannya bersama-sama, wadah
memanfaatkn sumber daya dan teknologi bersama-sama, sebagai
wadah mengembangkan potensi dan spesialis yang yang dimiliki
seseorang, sebagai wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja,
sebagai wadah mengelola lingkungan bersama-sama, sebagai wadah
mencari keuntungan, kekuasaan, pengawasan, penghargaan bersamasama, serta sebagai wadah memenuhi kebutuhan manusia yang
semakin banyak dan kompleks.27
3. Pengarahan atau Penggerakan (Actuating)
Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan agar mau
bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan.28 Praktek
pengarahan atau penggerakan (actuating) menurut George R. Terry,
penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok atau
organisasi agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta
bersemangat untuk mencapai sesuai dengan perencanaan dan usahausaha pengorganisasian.29
Penggerakan adalah hubungan antara aspek-aspek individual
yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan
untuk dapat dimengerti dan pembagian pekerjaan yang efektif dan
efisien untuk tujuan perusahaan yang nyata. Agar proses penggerakan
berjalan efektif, suatu keharusan bagi seorang manajer untuk
memahami perilaku manusia, sehingga dapat memimpin organisasi
27

Brantas, Dasar-dasar Manajemen........, hlm. 73-74.
Ibid., hlm. 41.
29
Ibid., hlm. 95.

28

25

dengan baik, menjalankan komunikasi dengan efektif, dapat
memberikan motivasi yang tepat serta dapat menciptakan hubungan
yang harmonis dengan bawahannya.30
4. Pengendalian atau Pengawasan (Controlling)
Pengendalian adalah proses pengaturan atau pengukuran
berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar sesuai dengan
ketetapan-ketetapan dalam perencanaan.31
pengawasan (controlling) adalah fungsi terakhir dari proses
manajemen, dalam tahap ini sangat menentukan praktek proses
manajemen. Pengawasan adalah proses pemantauan, penilaian, dan
pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk
tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut.32 Pengawasan
berkaitan erat dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini
merupakan hal yang sangat mengisi:
a. Pengawasan harus terlebih dahulu direncanakan
b. Pengawasan baru dapat dilakukan jika ada rencana
c. Praktek rencana akan baik, jika pengawasan dilakukan dengan
baik
d. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak
setelah pengawasan atau penilaian dilakukan.33

30

Ibid., hlm. 95.
Ibid., hlm. 41.
32
Brantas, Dasar-dasar Manajemen........, hlm. 188.
33
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah........, hlm. 241.

31

26

Pengawasan dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah
proses, yakni hingga hasil akhir diketahui. Pengawasan diharapkan
juga agar pemanfaatan semua unsur (6M)34, efektif dan efisien.
Adapun tujuan dari pengawasan yaitu:
a. Supaya proses praktek dilakukan sesuai dengan ketentuanketentuan dari rencana
b. Melakukan

tindakan

perbaikan

(corrective),

jika

terdapat

penyimpangan-penyimpangan (deviasi).
c. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya
d. Menghentikan

atau

meniadakan

kesalahan,

penyimpangan,

penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan
e. Mencegah

terulangnya

kembali

kesalahan,

penyimpangan,

penyelewengan pemborosan, hambatan dan ketidakadilan
f. Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang lebih
baik
g. Menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan
akuntabilitas organisasi
h. Meningkatkan kelancaran operasi organisasi
i. Meningkatkan kinerja organisasi
j. Memberikan opini atas kerja organisasi

34

Unsur-unsur manajemen meliputi Men (tenaga kerja manusia), Money (uang yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan), Methods (cara-cara yang dipergunakan dalam
usaha mencapai tujuan), Materials (Bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan),
Machines (mesin/alat yang diperlukan atau dipergunakan dalam mencapai tujuan), Market (pasar
untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan.

27

k. Mengarahkan manajemen untuk membuat koreksi atas masalahmasalah pencapaian kinerja yang ada
l. Menciptakan terwujudnya praktek yang bersih.35
Grafik Fungsi Manajemen Dilihat dari Sudut Proses

Perencanaan

Pengendalian/
Pengawasan

Pengorganisasian

Pengarahan

Grafik 1: Grafik fungsi manajemen dikutip dari buku dasar-dasar
manajemen yang ditulis oleh Drs. M. Manullang.
b. Konsep Pasar
1) Pengertian Pasar
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur,
hubungan sosial dan infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa
dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan
jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang
fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah
pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item
35

Brantas, Dasar-dasar Manajemen........, hlm. 190-191.

28

pertukaran. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis,
lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan
jasa yang diperdagangkan.36 Syarat-syarat terbentuknya pasar,
diantaranya sebagaimana di bawah ini:
1. Adanya penjual dan adanya pembeli.
2. Adanya barang atau jasa yang akan diperjualbelikan.
3. Terjadinya kesepakatan harga dan transaksi, antara penjual dan
pembeli.37
2) Klasifikasi Pasar
Berdasarkan perbedaannya klasifikasi pasar terbagi menjadi dua yaitu:
a) Pasar Tradisonal
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual
dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual
pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar,
bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan
dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola
pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahanbahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging,
kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada
pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar
seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya
36

Mei 2016.

Wikipedia, Konsep Pasar, Https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar, diunduh pada tanggal 18

Andini
Elizabeth’s
Castle,
Pasar
Tradisional
dan
Pasar
Modern,
Http://dokumen.tips/documents/konsep-an-pasar-modern.html, diunduh pada tanggal 18 Mei 2016.
37

29

terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli
untuk mencapai pasar.38
Kelemahan pasar tradisional kini terlihat jelas, dapat dilihat
dari persaingan menjadi tidak seimbang karena perbedaan modal
antara pedagang di pasar tradisional dengan peritel modern. Modal
para pedagang tradisional, umumnya berasal dari individu dan
kecil. Sedangkan modal para peritel modern besar dan
menggunakan sistem jejaring. Sistem jejaring inilah yang
membuat para peritel modern kembali diuntungkan dari segi
harga. Selain modal dan jaringan, pasar tradisional juga kalah dari
segi tempat. Sebagian besar pasar tradisional di Indonesia kumuh,
penataannya kacau, berbeda dengan pasar modern yang memiliki
tempat yang nyaman dan efisien. Toko yang ber-AC, barangbarang yang teratur rapi, tanpa ada proses tawar menawar dan
menggunakan mesin di bagian kasir, menawarkan efisieni dan
kenyaman bagi pembeli. Hal-hal semacam inilah yang tidak
dimiliki oleh pasar tradisional. Namun pasar tradisional juga
memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan pasar modern.
Kelebihan tersebut diantaranya adalah:
1. Di pasar tradisional pembeli dapat melakukan tawar menawar
harga dengan pedagang.
2. Harga yang ditawar cukup terjangkau.
38

Mei 2016.

Wikipedia, Konsep Pasar, Https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar, diunduh pada tanggal 18

30

3. Secara budaya pasar tradisional merupakan tempat publik
dimana terjadi interaksi sosial. Dari banyak sisi, pasar
tradisional tidak lebih baik dari pasar modern, apalagi karakter
masyarakat saat ini lebih menyukai tempat belanja yang
nyaman dan efisien dan hal inilah yang ditawarkan oleh pasar
modern.39
b) Pasar Modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional,
namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi atau
bertemu secara langsung. Melainkan pembeli melihat label harga
yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan
dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain
bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian
besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat
bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermart, pasar
swalayan (supermarket), dan minimarket.40
Berikut ini ciri dari pasar modern diantaranya seperti:
1. Tidak bisa tawar-menawar harga.
2. Harga sudah tertera di barang yang dijual dan umumnya diberi
barcode.
39

Jurnal Eis Al Masitoh, upaya menjaga eksistensi pasar tradisional: studi revitalisasi
pasar
piyungan
bantul,
http://www.aifisdigilib.org/uploads/1/3/4/6/13465004/jurnal_pmi_63_78.pdf, diunduh pada tanggal 18 Mei 2016.
40
Wikipedia, Konsep Pasar, Https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar, diunduh pada tanggal 18
Mei 2016.

31

3. Barang yang dijual beranekaragam dan biasanya memiliki
kualitas yang baik.
4.

Layanan yang baik dan biasanya memuaskan.

5. Tata tempat yang rapih supaya konsumen atau pembeli dapat
dengan mudah menemukan barang yang akan di belinya.
6. Pembayarannya dilakukan dengan membawa barang ke Kasir
dan tentunya tidak ada tawar-menawar lagi.41
c. Konsep Keuangan Publik Islam
Sejarah pada masa Rasulullah SAW menunjukkan bahwa keuangan
publik bertumpu untuk mempertahankan eksistensi ajaran dan umat Islam
dalam masyarakat. Keuangan publik meliputi setiap sumber keuangan
yang dikelola untuk kepentingan masyarakat, baik yang dikelola secara
individual, kolektif ataupun pemerintahan. Sumber-sumber keuangan
publik dalam sejarah Islam selain zakat, mayoritas adalah bersifat
sukarela yaitu dalam bentuk infaq, waqaf, dan sedekah.42 Sejarah
keuangan publik pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaurrasyidin dapat
dilihat dari praktik dan kebijakan yang diterapkan oleh beliau dan para
sahabat. Rasulullah SAW dan Khulafaurrasyidin memfokuskan seperti
pembangunan masjid sebagai tempat utama dalam mengadakan forum
bagi para pengikutnya, merehabilitasi muhajirin Makkah di Madinah,
menciptakan kedamaian dalam negara, mengelurkan kewajiban bagi
41

Sora,
Pengertian
Pasar
Modern
Dan
Ciri-Cirinya
Terlengkap,
Http://www.pengertianku.net/2015/04/pengertian-pasar-modern-dan-ciri-cirinya.html,
diunduh
pada tanggal 18 Mei 2016.
42
Pusat Pengajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam , Jakarta:
Rajawali Pers, 2014, hlm. 515-516.

32

warga negaranya, membuat konstitusi negara, menyusun sistem
pertahanan madinah, dan meletakkan dasar-dasar sistem keuangan
negara.43
Ekonomi Islam uang dikenal sebagai public goods44. Ciri dari
public goods adalah barang tersebut dapat digunakan oleh masyarakat
tanpa menghalangi orang lain untuk menggunakannya. Sebagai contoh:
jalan raya. Jalan raya digunakan oleh siapa saja tanpa terkecuali, akan
tetapi masyarakat yang mempunyai kendaraan berpeluang lebih besar
dalam pemanfaatan jalan raya tersebut dibandingkan dengan masyarakat
yang tidak mempunyai kendaraan. Oleh karena itu, penimbunan
(hoarding) dilarang karena menghalangi yang lain untuk menggunakan
public goods tersebut.45 Sistem keuangan publik Islam, uang publik
dipandang amanah di tangan penguasa dan harus diarahkan serta di
tujukan pada lapisan masyarakat agar terciptanya keamanan masyarakat,
kesejahteraan umum dan pendistribusian pendapatan yang adil diantara
berbagai lapisan masyarakat.46
Sumber pendanaan publik, secara garis besar telah ditentukan
dalam al-Qur’an, namun karena sesuai perkembangan zaman sumber
pendanaan publik tidak hanya pada zakat dan ghanimah, sebagai berikut
instrumen pemungutan dana publik:
43

Ibid., hlm. 486.
Public goods adalah barang publik biasa dipahami sebagai sesuatu yang dapat dinikmati
atau dibutuhkan oleh semua orang. Suatu barang publik merupakan barang-barang yang tidak
dapat dibatasi siapa penggunanya.
45
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami, Cet. 1, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2007, hlm. 89.
46
Sabahuddin Azmi, Menimbang Ekonomi Islam, Bandung: Nuansa, 2005, hlm. 42.
44

33

Tabel Prinsip Pokok Sumber Keuangan Publik Islam Klasik
Sumber

Karakteristik Utama

Penerimaan
1. Merupakan kewajiban langsung dari Allah Swt
pada kitab suci al-Qur’an.
2. Pembayaran zakat adalah: individu muslim dan
mampu secara material melebihi satu nisab yang
Zakat

dibebankan atas kekayaan atau keuntungan, bukan
atas modal kerja.
3. Dipungun secara berkala sesuai masa perolehan
atau panen.
1. Merupakan kewajiban yang dibebankan oleh
pemerintah kepada pedagang, yang ditujukan untuk
meningkatkan perdagangan.
2. Pembayaran ushr adalah pedagang muslim dan

Ushr

non-muslim

yang

diebankan

atas

volume

perdagangan.
3. Temporer, ketika terjadi perdagan yang tidak fair
(tarif dikurangi untuk meningkatkan perdagangan
yang fair).
1. Kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah
kepada pengguna lahan negara atau tanah.
Kharaj

2. Tingginya tarif semakin tinggi dengan kondisi
kualitas tanah, maupun nilai hasil produksi.
3. Dipungut secara permanen berkala.
1. Kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah

Jizya (pajak
dzimmi)

sebagai

konpensasi

atas

perlindungan

jiwa,

property, ibadah dan tanggung jawab militer.
2. Dipungut dari non-muslim (dzimmi) yang tinggal

34

di negara Islam, tingginya tarif dipengaruhi oleh
kemampuan material pemvayar jizya yang dibayar
secara individual msupun kolektif.
3. Dipungut secara permanen, kecuali jika dzimmi
berpindah

agama

ke

Islam,

maka

terkena

kewajiban sebagai muslim.
1. Harta yang diperoleh secara paksa melalui perang,
ditujukan
Ghanimah

untuk

pembiayaan

kesejahteraan tentara

perang

(80%) sebagian

dan
(20%)

dialokasikan untuk sabilillah, sebagaimana tarif
zakat yang dikenakan atas harta temuan (rikaz).
1. Harta yang diperoleh dari non-muslim secara
damai atau non-perang, prinsipnya pemanfaatan
harta yang menganggur yang dimiliki oleh pemilik
Fai’

asal jika ia masih hidup atau masuk Islam, dan
menjadi milik negara jika pemilik asal meninggal
atau tetap non-muslim.
1. Merupakan harta yang diperoleh karena tidak ada

Amwal Fadhila

yang memiliki baik karena ditinggal pemiliknya
ataupun tanpa ahli waris.
1. Pungutan yang dibebankan oleh pemerintah kepada
orang tertentu untuk tujuan negara tertentu,
misalnya untuk pertahanan negara.

Nawaib

2. Pemungutan dilakukan secara purposif, untuk
kepentingan darurat (perang) yang dikenakan atas
orang kaya saja.
1. Harta

yang

kepemilikannya
Wakaf

secara
oleh

sukarela
seorang

diserahkan

muslim

untuk

digunakan kemaslahatan umat Islam.
2. Dikhususkan pada harta yang memiliki manfaat

35

jangka panjang dan tidak ada ketentuan mengenai
besarannya, tergantung kemauan waqif.
1. Harta

yang

secara

sukarela

diserahkan

kepemilikannya oleh seorang muslim kepada orang
Sedekah

lain atau umat Islam atau negara.
2. Tidak

ada

ketentuan

mengenai

besarannya

tergantung kemauan pemberi sedekah.
Tabel 2 : Prinsip Pokok Sumber Keuangan Publik Islam Klasik di kutip
dari Buku Ekonomi Islam yang ditulis oleh Pusat Pengajian dan
Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI)
d. Maqās}hid al-syari’ah
Secara bahasa maqās}hid al-syari’ah terdiri dari dua kata, yakni
maqās}hid dan al-syari’ah. Maqās}hid berarti kesengajaan atau tujuan,
sedangkan al-syari’ah berarti jalan menuju sumber air, dapat pula
dikatakan sebagai jalan kearah sumber pokok kehidupan.47
Menurut al-Syatibi menyatakan bahwa sesungguhnya maqās}hid
al-syari’ah adalah bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di
dunia dan di akhirat. Dari tujuan tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan
syari’ah menurut al-Syatibi adalah kemaslahatan umat manusia,
kemaslahatan dalam hal ini diartikan sebagai segala sesuatu yang
menyangkut rezeki manusia, pemenuhan penghidupan manusia, dan
perolehan apa-apa yang dituntut oleh kualitas-kualitas emosional dan

47

Fazlurrahman, Islam, Bandung: Penerbit Pustaka, 1984, hlm. 140.

36

intelektualnya.48 Wahbah al-Zuhaili mengatakan bahwa maqās}hid alsyari’ah adalah nilai-nilai dan sasaran syara yang tersirat dalam segenap
atau bagian terbesar dari hukum-hukumnya. Nilai-nilai dan sasaransasaran itu dipandang sebagai tujuan dan rahasia syari’ah. Yusuf alQardhawi mendefinisikan maqās}hid al-syari’ah sebagai tujuan dari
target teks dan hukum-hukum partikular untuk direalisasikan dalam
kehidupan manusia. Baik berupa perintah, larangan, dan mubah. Karena
dalam setiap hukum yang diSyari’atkan Allah kepada hambanya pasti
terdapat hikmat, yaitu tujuan luhur yang ada di balik hukum.49
Menurut Imam al-Ghazali, “Tujuan utama syari’ah adalah
mendorong kesejahteraan manusia, yang terletak dalam perlindungan
terhadap agama mereka (lī hifdz} al din), diri (lī hifdz} an nafs), akal (lī
hifdz} al ‘akl), keturunan (lī hifdz} al nasl), harta benda (lī hifdz} al
mal).50 Adapun uraian dari unsur-unsur dari tujuan maqās}hid syari’ah
sebagai berikut:
a. Peran Keimanan (Agama)
Tujuan utama dari syari’ah adalah menjaga atau memelihara
agama. Islam mengajarkan manusia menjalani kehidupannya secara
benar, sebagaiman telah diatur oleh Allah. Islam telah mencakup
keseluruhan ajaran kehidupan secara komprehensif. Jadi, agama
merupakan
48

kebutuhan

manusia

yang

paling

penting.

Islam

Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2012, hlm. 381.
49
Muhammad dan Rahmad Kurniawan, Visi dan Aksi Ekonomi Islam.........., hlm. 32.
50
M. Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta: Gema Insani Press, 2000,
hlm. 7.

37

mengajarkan bahwa agama bukanlah hanya ritualitas, namun agama
berfungsi untuk menuntun keyakinan, memberikan ketentuan atau
aturan berkehidupan serta membangun moralitas manusia. Agam
sebagai media menumbuhkan iman menyediakan filter moral yang
menyutikkan makna hidup dan tujuan dalam diri manusia ketika
menggunakan sumber daya, dan memberikan mekanisme motivasi
yang diperlukan bagi beroperasinya secara objektif.51
b. Peran Jiwa (an nafs)
Kehidupan jiwa raga (an nafs) di dunia sangat penting, karena
merupakan ladang bagi tanaman yang akan di panen di kehidupan
akhirat nanti. Kehidupan sangat dijunjung tinggi oleh ajaran Islam,
sebab merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada hambanya
untuk dapat digunakan sebaik-baiknya. Tugas manusia dibumi adalah
mengisi kehidupan dengan sebaik-baiknya, untuk kemudian akan
mendapatkan balasan pahala atau dosa-dosa Allah.
c. Peran Akal
Untuk dapat memahami alam semesta (ayat-ayat kauniyah) dan
ajaran agama dalam al-Quran dan Hadist (ayat-ayat qauliyah) manusia
membutuhkan ilmu pengetahuan. Tanpa ilmu pengetahuan maka
manusia tidaka akan dapat memahami dengan baik kehidupan ini
sehingga akan mengalami kesulitn dan penderitaan. Oleh karena itu,

51

Muhammad, Visi dan Aksi Ekonomi Islam......, hlm. 34.

38

Islam memberikan perintah yang sangat tegas bagi seorang mukmin
untuk menuntut ilmu.
d. Peran Keturunan (an nasl)
Untuk

menjaga

kontinuitas

kehidupan,

maka

manusia

harus

memelihara keturunan dan keluarganya, meskipun seorang mukmin
menyakini bahwa horison waktu kehidupan tidak hanya mencakup
kehidupan dunia melainkan hingga akhirat. Oleh karena itu,
kelangsungan keturunan dan keberlanjutan dari generasi ke generasi
harus diperhatikan karena merupakan suatu kebutuhan yang amat
penting bagi eksistensi manusia.
e. Peran Harta (māal)
Harta material sangat dibutuhkan, baik untuk kehidupan duniawi
maupun ibadah. Manusia membutuhkan harta untuk pemenuhan
kebutuhan makanan, minuman, pakaian, rumah, kendaraan, perhiasan
sekedaranya dan kebutuhan lainnya untuk menjaga kelangsungan
hidupnya. Selain itu, hampir semua ibadah memerlukan harta,
misalnya zakat, infak, sedekah, haji, menuntut ilmu, membangun
sarana-sarana peribadatan, dan lain-lain tanpa harta yang memadai
kehidupan akan menjadi susah, termasuk menjalankan ibadah. 52
Kemaslahatan dalam taklif Tuhan dapat berwujud dalam dua
bentuk, pertama dalam bentuk hakiki yakni manfat langsung dalam
kausalitas. Kedua dalam bentuk majazi yakni bentuk yang merupakan

52

Ibid., hlm. 36.

39

sebab yang membawa kemaslahatan. Kemaslahatan itu oleh al-Syatibi
dilihat pula dari sudut pandang yaitu sebagai berikut:
1) Maqās}hid al-syari’ah (Tujuan Tuhan)
2) Maqās}hid al-Mukallaf (Tujuan Mukallaf)
3) Maqās}hid

al-syari’ah

dalam

arti

Maqās}hid

al-syari’ah,

mengandung empat aspek. Keempat aspek itu adalah:
a) Tujuan awal dari Syari’at yakni kemaslahatan manusia didunia
dan diakhirat.
b) Syari’at sebagai suatu yang harus dipahami.
c) Syari’at sebagai suau hukum taklif yang harus dilakukan, dan
d) Tujuan Syari’at adalah membawa manusia kebawah naungan
hukum.53
Dalam rangka pembagian Maqās}hid syari’ah, aspek pertama
sebagai aspek inti menjadi fokus analisis. Sebab, aspek pertama berkaitan
dengan hakikat pemberlakuan Syari’at oleh Tuhan. Hakikat atau tujuan
awal pemberlakuan Syari’at adalah untuk mewujudkan kemaslahatan
manusia. Kemaslahatan itu dapat diwujudkan apabila lima unsur pokok
seperti yang penulis telah paparkan terpelihara, maka al-Syatibi membagi
kepada tingkat Maqās}hid atau tujuan syari’ah, yaitu:
a) Maqās}hid al-Daruriyat
Dimaksudkan untuk memelihara unsur pokok dalam
kehidupan manusia, yakni agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
Asafri Jaya Bakhri, Konsep Maqashid al-Syari’ah Menurut al-Syatibi, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1996, hlm. 69-72.
53

40

b) Maqās}hid al-Hajiyat
Dimaksudkan

untuk

menghilangkan

kesulitan

atau

menjadikan pemeliharaan terhadap lima unsur pokok menjadi lebih
baik lagi.54
c) Maqās}hid al-Tahsiniyat
Dimaksudkan agar manusia dapat melakukan yang terbaik
untuk penyempurnaan pemeliharaan lima unsur pokok.
Tidak terwujudnya aspek daruriyat dapat merusak kehidupan
manusia dunia dan akhirat secara keseluruhan. Pengabaian aspek hajiyat
tidak sampai merusak keberadaan lima unsur pokok, akan tetapi hanya
membawa kepada kesulitan bagi manusia sebagai mukallaf dalam
merealisasikannya. Sedangkan pengabaian aspek tahsiniyat membawa
upaya pemeliharaan lima unsur pokok tidak sempurna.55
a) Contoh dari Maqās}hid al-daruriyat dalam ilmu ekonomi syari’ah
adalah seperti aturan-aturan yang berkaitan dengan kemaslahatan
sesama manusia, umpamanya aturan perpindahan hak milik dengan
cara jual beli, hibah, pewarisan, dan transaksi lainnya.
b) Contoh dari Maqās}hid al-hajiyat dalam ilmu ekonomi syari’ah
adalah terdapat ketentuan Syari’at yang membolehkan seseorang
melakukan utang piutang dan jual beli dengan cara panjar.

54
55

Ibid.
Ibid.

41

c) Contoh dari Maqās}hid al-tahsiniyat dalam ilmu ekonomi syari’ah
adalah adanya larangan melakukan transaksi dagang terhadap bendabenda najis dan haram.56
Sesungguhnya Maqās}hid al-syari’ah adalah bertujuan untuk
mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan di akhirat. Pada
dasarnya tujuan hidup setiap manusia adalah untuk mencapai
kesejahteraan, meskipun manusia memaknai kesejahteraan dengan
persfektif yang berbeda-beda, sebagaian besar paham ekonomi
memaknai kesejahteraan sebagai kesejahteraan material duniawi. Islam
memaknai kesejahteraan dengan istilah falah yang berarti kesejahteraan
holistik dan seimbang antara dimensi material spiritual, individual sosial
dan kesejahteraan di kehidupan duniawi dan di akhirat. Sejahtera dunia
diartikan sebagai segala yang memberikan kenikmatan hidup indrawi,
baik

fisik,

intelektual,

biologis

ataupun

material.

Sedangkan

kesejahteraan akhirat diartikan sebagai kenikmatan yang akan diperoleh
setelah kematian manusia.57 Menjaga kemaslahatan bisa dengan cara min
haytsu al wujud yaitu menjaga kemaslahatan dengan cara min haytsu alwujud dengan cara mengusahakan segala aktivitas dalam ekonomi yang
bisa membawa kemaslahatan.58
Definisi falah itu sendiri adalah berasal dari bahasa Arab dari kata
kerja yakni aflaha-yuflihu yang berarti kesuksesan, kemuliaan, atau
56

Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, Jakarta: AMZAH, 2011, hlm. 309-311.
Pusat Pengajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, Jakarta:
Rajawali Pers, 2014, hlm. 42-43.
58
Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Persfektif
Maqashid al-Syari’ah, Jakarta: Kencana, 2014, hlm. 49.
57

42

kemenangan. Dalam pengertian literal, falah adalah kemuliaan dan
kemengan yaitu kemuliaan dan kemenangan dalam hidup. Istilah falah
menurut Islam diambil dari kata al-Qur’an yang sering dimaknai sebagai
keberuntungan jangka panjang, dunia dan akhirat.59
Dalam kehidupan dunia, falah mencakup tiga pengertian, yaitu
kelangsungan hidup, kebebasan berkeinginan, serta kekuatan dari
kehormatan. Sedangkan untuk kehidupan akhirat, falah mencakup
pengertian kelangsungan hidup yang abadi, kesejahteraan abadi,
kemuliaan abadi, dan pengetahuan abadi atau bebas dari segala
kebodohan. Adapun tabel penjelasan aspek mikro dan aspek makro
dalam falah, diantaranya:
Tabel Aspek Mikro dan Aspek Makro dalam Falah
Unsur Falah

Aspek Mikro

Aspek Makro

Kelangsungan hidup
biologis, kesehatan,

Keseimbangan ekologi

kebebasan keturunan

dan lingkungan

dan sebagainya
Pengelolaan sumber
Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup

daya alam dan

ekonomi meliputi

penyediaan

kepemilikan faktor

kesempatan berusaha

produksi

untuk semua
penduduk

Kelangsungan hidup

59

Kebersamaan sosial,

Pusat Pengajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam......, hlm. 2.

43

sosial meliputi

ketiadaan konflik antar

persaudaraan dan

kelompok

harmoni hubungan
sosial
Kelangsungan hidup
politik meliputi

Jati diri dan

kebebasan dalam

kemandirian

partisipasi politik
Penyediaan sumber
Terbebas kemiskinan

daya untuk seluruh
penduduk

Kebebasan
Penyediaan sumber

Berkeinginan
Kemandirian hidup

daya untuk generasi
yang akan datang
Kekuatan ekonomi

Harga diri

dan kebebasan dari
utang

Kekuatan dan Harga
Diri

Kemerdekaan,
perlindungan terhadap

Kekuatan militer

hidup dan kehormatan
Tabel 3 : Aspek Mikro dan Aspek Makro dalam Falah di kutip dari Buku
Ekonomi Islam yang ditulis oleh Pusat Pengajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam (P3EI)
Penjelasan pada tabel di atas, tampak bahwa falah mencakup aspek
yang lengkap dan menyeluruh bagi kehidupan manusia. Aspek ini secara
poko meliputi spiritual dan moralitas, ekonomi, sosial dan budaya, serta

44

politik. Misalnya untuk memperoleh suatu kelangsungan hidup, maka
dalam aspek mikro manusia membutuhkan: (a) pemenuhan kebutuhan
biologis seperti kesehatan fisik atau bebas dari penyakit; (b) faktor
ekonomi misalnya memiliki sarana kehidupan; (c) faktor sosial misalnya
adanya persaudaraan dan hubungan antarpersonal yang harmonis. Dalam
apek makro kesejahteraan menuntut adanya keseimbangan ekologi,
lingkungan yang baik, manajemen lingkungan hidup, dan kerjasama antar
anggota masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan, faktor-faktor ini
akan lengkap jika manusia terbebas dari kemiskinan dan kemiliki kekuatan
serta kehormatan.60 Konsep Islam tentang falah amatlah komprehensif.
Istilah tersebut merujuk kepada kebahagiaan spritual, moral, dan sosioekonomi di dunia dan kesuksesan di akhirat. Dalam lapangan ekonomi,
konsep falah merujuk kepada kesejahteraan materiil semua warga negara
Islam. Oleh karena itu sistem ekonomi Islam bertujuan mencapai
kesejahteraan ekonomi dan kebaikan masyarakat melalui distribusi
sumber-sumber materiil yang merata.61
Pendefinisian Islam tentang kesejahteraan didasarkan pandangan
yang komprehensif tentang kehidupan ini. Kesejahteraan menurut ajaran
Islam mencakup dua pengertian:

60

Pusat Pengajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, Jakarta:
Rajawali Pers, 2014, hlm. 2-3.
61
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana, 2012, hlm. 3132.

45

a) Kesejahteraan holistik dan seimbang, yaitu kecukupan materi yang
didukung oleh terpenuhinya kebutuhan spiritual serta mencakup
individu dan sosial. Sosok manusia terdiri dari unsur fisik dan jiwa,
karenanya kebahagiaan haruslah menyeluruh dan seimbang di antara
keduanya.
b) Kesejahteraan di dunia dan di akhirat, sebab manusia tidak hanya
hidup

di

alam

dunia

saja,

tetapi

juga

di

alam

setelah

kematian/kemusnahan dunia (akhirat). Kecukupan materi didunia
ditunjukkan dalam rangka untuk memperoleh kecukupan di akhirat.
Kesejahteraan di akhirat lebih diutamakan sebab ia merupakan suatu
kehidupan yang abadi dan lebih bernilai (valuable) dibandingkan
kehidupan di dunia.
Falah kehidupan yang mulia dan sejahtera di dunia dan di akhirat,
dapat terwujud apabila terpeuhi kebuuhan-kebutuhan hidup manusia
secara seimbang. Tercukupinya kebutuhan masyarakat akan memberikan
dampak yang disebut dengan maslahah. Maslahah adalah segala bentuk
keadaan baik material maupun non material yang mampu meningkatkan
kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia.62 Komitmen
Islam yang demikian mendalam terhadap persaudaraan dan keadilan
menyebabkan konsep kesejahteraan bagi semua umat manusia sebagai
suatu tujuan pokok Islam. Kesejahteraan ini meliputi kepuasan,

62

4-5.

Pusat Pengajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam........., hlm.

46

kebahagiaan dan kedamaian antara kebutuhan materi dan rohani dari
personalitas manusia.63
C. Kerangka Berpikir
Pada belakangan ini ekonomi Islam semakin marak dan semakin
meningkat. Melihat tujuan dari ekonomi Islam itu sendiri bahwa kebahagiaan
merupakan tujuan utama kehidupan manusia, dimana kebahagiaan itu perlu
dirasakan di dunia maupun di akhirat. Akhirat merupakan kehidupan yang
diyakini nyata-nyata ada dan akan terjadi, memiliki nilai kuantitas dan kualitas
yang lebih berharga dibandingkan dunia. Perilaku manusia dan masyarakat yang
didasarkan atas ajaran agama Islam inilah perlu diperhatikan sebab kemudian
sebagai perilaku rasional Islam yang akan menjadi dasar pembentukan suatu
perekonomian Islam.
Islam mengajarkan agar manusia menjalani kehidupannya secara benar,
sebagaimana telah diatur oleh Allah. Bahkan, usaha untuk hidup secara benar dan
menjalani hidup secara benar inilah yang menjadikan hidup seseorang bernilai
tinggi. Islam mendefinisikan agama bukan hanya berkaitan dengan spiritual dan
ritualitas, namun agama merupakan serangkaian keyakinan, ketentuan dan
peraturan serta tuntutan moral bagi setiap aspek kehidupan manusia. Islam
memandang agama sebagai suatu jalan hidup yang melekat pada setiap aktivitas
kehidupan, baik ketika manusia melakukan hubungan ritual dengan Tuhannya
maupun ketika manusia berinteraksi dengan sesama manusia atau alam semesta.

63

hlm. 7-8.

M.Umer Chapra, Islam dan Pembangunan Ekonomi, Jakarta: Gema Insani Press, 2000,

47

Islam memposisikan kegiatan ekonomi sebagai suatu aspek penting untuk
mendapat kemuliaan dan karenanya kegiatan ekonomi dan sebagaimana kegiatan
lainnya perlulah dituntun dan dikontrol agar berjalan seirama dengan ajaran Islam
secara keseluruhan. Falah hanya akan dapat diperoleh jika ajaran Islam
dilaksanakan secara menyeluruh atau kaffah. Karena itulah agama Islam
memberikan tuntunan bagaimana mausia seharusnya berinteraksi dengan Allah
(ibadah

mahdhah)

dan

bagaimana

manusia

melaksanakan

kehidupan

bermasyarakat, baik dalam lingkungan, bernegara, berekonomi, dan sebagainya.
Telah kita ketahui di berbagai negara,

Dokumen yang terkait

A. Result - The effectiveness of Team Pair Solo (TPS) techniqueon speaking performance score of the eighth graders of SMP Negeri 1 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 26

The effect of “friend” strategy on writing skill in argumentative essay development at Fourth Semester students of English education study program at IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

The effect of “friend” strategy on writing skill in argumentative essay development at Fourth Semester students of English education study program at IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 24

B. Research Type and Design - The effect of “friend” strategy on writing skill in argumentative essay development at Fourth Semester students of English education study program at IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 14

A. The Data Presentation - The effect of “friend” strategy on writing skill in argumentative essay development at Fourth Semester students of English education study program at IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 27

The Effectiveness of questioning strategy in Prewriting Technique Toward thesStudents’ ability in writing narrative text at Tenth Grades of SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 23

The Effectiveness of questioning strategy in Prewriting Technique Toward thesStudents’ ability in writing narrative text at Tenth Grades of SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

The Effectiveness of questioning strategy in Prewriting Technique Toward thesStudents’ ability in writing narrative text at Tenth Grades of SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 44

A. Research Design - The Effectiveness of questioning strategy in Prewriting Technique Toward thesStudents’ ability in writing narrative text at Tenth Grades of SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 17

Reaktualisasi Konsep Saprah Amal sebagai sumber keuangan publik Islam” (Studi: Saprah Amal di Mendawai Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah)” - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 32