BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (st

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam

  kehidupan, karena pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia sepenuhnya agar menjadi manusia yang berilmu, cakap, kreatif mandiri dan bertanggung jawab.Sehingga kemampuan professional guru sangat dibutuhkan dan sangat berperan penting dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus- menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, buku- buku pelajaran, alat-alat laboratorium, maupun materi-materi pelajaran.

  Perkembangan pendidikan dimaksudkan agar mutu pendidikan sesuai dengan perkembangan yang terjadi pada masyarakat, sehingga perubahan yang dilaksanakan benar-benar merupakan perbaikan dan peningkatan dari yang sudah ada. Secara alamiah, manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Akan tetapi, suatu proses yang diinginkan dalam usaha kependidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan, yaitu mengarahkan anak didik (manusia)

  1 1 kepada titik optimal kemampuannya. Anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan

  2 pengarahan.

  Dalam Al Qur’an Allah SWT berfirman:

  

  

  

  

 

 

   

  Artinya :”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. An Nahl [16]:78.

  Ayat di atas menggambarkan bahwa anak didik adalah mereka yang belum memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepribadian, karena ketika dilahirkan memreka tidak membawa bekal pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang di butuhkannya kelak. Dalam hadits Rasulullah SAW digambarkan bahwa walaupun seorang anak sebagai sumber daya manusia dilahirkan tidak membawa pengetahuan dan keterampilan, tetapi mereka sebenarnya membawa fitrah (potensi), modal dasar umum yang siap dikembangkan melalui proses pendidikan islam. Hadist tersebut adalah sebagai berikut :

  ِا ٍد ٌُل ٌَْم ْنِم اَم : َمَّلَسًَ ِوٍَْلَع ُالله َلَص ًِبَّنلا َل اَق ُوْنَع ُللهاٍَِضَر ة َرٌ َرُى ًِبأ يراخبلا وج رخأ( ٌُ ًْ َا ِوِن اَد ٌَِّيٌُ ُه اٌََب َأَف ِة َرْطفِلْا ىَلَع ُذَل ٌٌُْ َّلا ِوِن اَسِّجَمٌُ ًَْا ِوِن اَرِّصَن

  ) وٍلع ىلصٌ لى ت امف ًبصلا ملسا ارا ب اب 08 : رئ انجلا ب اتك 32 : ًف

  2

  Artinya :”Hadits Abu Hurairah R.A. ia berkata:”Tidaklah seseorang dilahirkan kecuali membawa fitrah (potensi), maka orang tuanyalah yang menentukan apakah anak tersebut akan menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi (Riwayat Al Bukhari Muslim no. 1702).

  Dalil di atas mengisyaratkan bahwa hakikat peserta didik adalah manusia muda, baik dari segi biologis maupun psikologis yang memiliki fitrah (potensi) untuk berkembang atau dikembangkan melalui proses

  3 pendidikan.

  Madrasah Tsanawiyah Negeri Model (MTsN 1 MODEL) Palangka Raya adalah lembaga pendidikan formal yang turut mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan. MTsN 1 Model Palangka Raya memiliki rencana strategis yaitu peningkatan mutu akademik, peningkatan mutu guru, pemanfaatan sarana pembelajaran dan penataan lingkungan madrasah yang kondusif. MTsN Model Palangka Raya memilki kelebihan dibandingkan sekolah SMP karena selain meningkatkan IPTEK, MTsN Model juga memiliki tujuan meningkatkan IMTAQ.

  MTsN 1 Model Palangka Raya memiliki perangkat pembelajaran yang memadai sehingga memberi nilai lebih daripada MTsN yang lain. Kendala yang terjadi dalam pembelajaran di MTsN Model diantaranya adalah hasil belajar fisika kelas VIII rata-rata sekitar 40% siswa, nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75. Hasil belajar siswa pada mata 3 pelajaran fisika perlu ditingkatkan mengingat diikutsertakannya mata pelajaran fisika dalam UAN bagi jurusan IPA dalam beberapa tahun terakhir.

  Salah satu guru fisika MTsN 1 Model Palangka Raya mengatakan bahwa dalam proses belajar mengajar masih didominasi menggunakan metode konvensional, tetapi bukan berarti metode yang lain tidak pernah di gunakan, seperti halnya pembelajaran kooperatif pernah digunakan. Tetapi dalam hal ini dalam pembelajaran fisika khususnya materi gaya dalam pembelajaran kooperatif harus memiliki alat yang lengkap, agar siswa bisa melakukan/menggunakan alat dengan benar. Serta dibutuhkan persiapan yang lebih banyak. Maka untuk itu dibutuhkan suatu sistem pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam mempelajari suatu pelajaran dengan cepat dan menarik. Sedangkan untuk materi gaya memiliki kendala-kendala seperti mengingat rumus, penyebutan satuan dan perkalian serta harus di sertai dengan kehidupan sehari-hari dalam proses belajar mengajar.

  Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka peneliti melakukan upaya untuk melihat hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA Fisika dengan melaksanakan penelitian dengan judul

  Perbandingan Hasil Belajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Dan Penerapan Model Kooperatif Belajar Pada Materi Gaya Kelas VIII Semester I Di Mts Negeri 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015(Studi Eksperimen)

  ”.

B. Penelitian yang Relevan / Sebelumnya

  Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Ekosistem (penelitian tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII SMP Islam Cipasung). Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh data hasil belajar siklus 1 hasil belajar siswa dinyatakan 39,13 % tuntas, dan hasil belajar pada siklus 2 hasil belajar siswa menjadi 78,26 % tuntas. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

  Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Islam Cipasung.

  Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan Dalam mata Kuliah Bio Umum 2 Melalui Model Pembelajaran Make A Match. Hasil penelitian memperoleh nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa pada pre test 66,20 % setelah menerapkan model pembelajaran Make A Match siklus I nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa 77,45 % dan pada siklus II rata-rata hasil belajar mahasiswa 92,23 %.

  Sedangkan keaktifan belajar mahasiswa pada siklus I kategori baik dengan presentase rata-rata 75,70 % dan setelah siklus II jadi sangat baik 98,00 %.

  Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar mahasiswa.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan masalah di atas diindentifikasi beberapa fokus pertanyaan penelitian meliputi:

  1) Bagaimana pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VIII MTS

  Negeri 1 Model Palangkaraya tahun ajaran 2014/2015 pada materi gaya ? 2)

  Bagaimana perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match, dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VIII MTS Negeri 1 Model Palangkaraya tahun ajaran 2014/2015 pada materi gaya ?

  3) Bagaimana respon siswa terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan metode pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VIII MTS Negeri 1 Model Palangkaraya tahun ajaran 2014/2015 pada materi gaya ?

D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya harus diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka dan merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya serta merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan

  4

  penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha = Terdapat perbedaan antara siswa yang diajar dengan model koperatif tipe Make A Match dibandingkan dengan siswa yang 4 diajar dengan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas

  VIII MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 pada materi gaya.

  H = Tidak terdapat perbedaan antara siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Make a Match dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas

  VIII MTS Negeri 1 Model Palangkaraya tahun ajaran 2014/2015 pada materi gaya.

E. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1)

  Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan guru terhadap pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VIII MTS Negeri 1 Model Palangkaraya tahun ajaran 2014/2015 pada materi gaya.

  2) Untuk mengetahui perbedaan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match, dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VIII MTS Negeri 1 Model Palangkaraya tahun ajaran 2014/2015 pada materi gaya

  3) Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VIII MTS Negeri 1 Model Palangkaraya tahun ajaran 2014/2015 pada materi gaya.

  F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan.

  Manfaat yang diharapkan peneliti adalah: 1)

  Memberikan gambaran mengenai hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran koperatif tipe Make A Match pada materi gaya di kelas VIII semester I MTs Negeri 1 Model Palangka Raya sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk persiapan menjadi tenaga pendidik. 2)

  Memberikan informasi pada guru-guru Fisika Madrasah Tsanawiyah khususnya di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tentang model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. 3)

  Memberikan pertimbangan bagi guru dalam memberi metode pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

  Make A Match.

  4) Bagi peneliti, dapat menjadi sarana bagi pengembangan diri peneliti dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk kajian peneliti lain dan pada tulisan yang sejenis.

  G. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kerancuan dan mempermudah pembahasan tentang beberapa definisi konsep dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan sebagai berikut :

  1) Penerapan merupakan kemampuan menggunakan bahan yang telah

  5 dipelajari, ke dalam situasi baru yang konkrit.

  2) Ranah kognitif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan kemampuan intelektual.

  3) Model merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi

  6 petunjuk kepada mengajar di kelas.

  4) Pembelajaran adalah suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri dalam

  7 interaksi dengan lingkungannya.

  5) Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk

  8 meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.

  5 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PMB, Jakarat : Rajawali, 1998,h.169. 6 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2011, h.72. 7 8 Ibid, h.72.

  Miftahul Huda, Cooperative Learning Metode, tekhnik, Struktur dan Model Penerapan.

  6) Metode Make a Match ( membuat pasangan) merupakan salah satu

  9

  jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif . Teknik belajar mengajar mencari pasangan (Make A Match)dikembangkan oleh Lorna Curran. 7)

  Penilaian hasil belajar adalah segala macam prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai unjuk kerja (Performance) siswa atau seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan

  10 pembelajaran yang telah ditetapkan.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 bagian: 1)

  Bab pertama, merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian. Dalam latar belakang penelitian ini digambarkan secara global penyebab serta alasan-alasan yang memotivasi penulis untuk melakukan penelitian ini. Setelah itu, penelitian yang relevan / sebelumnya, kemudian dirumuskan secara sistematis mengenai masalah penelitian yang akan dikaji agar penelitian lebih terarah.

  Dilanjutkan dengan hipotesis penelitian untuk mendefinisikan anggapan sementara, dan tujuan penelitian. Manfaat penelitian untuk menjelaskan manfaat metode yang digunakan serta definisi operasional untuk menghindari kerancuan dan mempermudah

  9 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : Rajawali Pers,2011,h. 223. 10 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : pembahasan dan terakhir dari bab pertama ini adalah sistematika pembahasan.

  2) Bab kedua, memaparkan deskripsi teoritik yang menerangkan tentang variabel yang diteliti yang akan menjadi landasan teori atau kajian teori dalam penelitian yang memuat dalil-dalil atau argumen-argumen variabel yang akan diteliti.

  3) Bab ketiga, jenis dan metode penelitian ,waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel serta metode dan desain penelitian. Selain itu di bab ini juga dipaparkan mengenai instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data agar yang diperoleh benar- benar shahih dan dapat dipercaya

4) Bab keempat, berisi hasil penelitian dari data-data dalam penelitian.

  5) Bab kelima pembahasan

  6) Bab keenam, Kesimpulan dari penelitian yang menjawab rumusan masalah dan saran-saran dari peneliti dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya.

Dokumen yang terkait

Peranan Model Pembelajaran Novick dalam Pemahaman Konsep Kalor Bagi Siswa Kelas VII Semester II MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Peranan Model Pembelajaran Novick dalam Pemahaman Konsep Kalor Bagi Siswa Kelas VII Semester II MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemahaman Konsep - Peranan Model Pembelajaran Novick dalam Pemahaman Konsep Kalor Bagi Siswa Kelas VII Semester II MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian - Peranan Model Pembelajaran Novick dalam Pemahaman Konsep Kalor Bagi Siswa Kelas VII Semester II MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian - Peranan Model Pembelajaran Novick dalam Pemahaman Konsep Kalor Bagi Siswa Kelas VII Semester II MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Pendidikan karakter melalui rekonstruksi pendidikan agama - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 21

Kepemimpinan pendidikan perspektif lintas budaya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 16

A. Background of The Study - Error Analysis Of The Second Semester Students’ Writing Ofstudy Program Of The English Education Of STAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 7

A. The Previous Studies - Error Analysis Of The Second Semester Students’ Writing Ofstudy Program Of The English Education Of STAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 34

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22