PENGOLAHAN AIR ASAM TAMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT, TEPUNG JAGUNG DAN SERBUK BESI

  

PENGOLAHAN AIR ASAM TAMBANG DENGAN

MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK BERBAHAN

TANAH LIAT, TEPUNG JAGUNG DAN SERBUK BESI

  • *

    Subriyer Nasir , Marlis Purba, Otto Sihombing

  • Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

  Email:

  Abstrak

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kualitas air asam tambang setelah diolah dengan menggunakan membran keramik berbahan tanah liat , tepung jagung dan serbuk besi. Variabel tekanan yang digunakan 28, 30 dan 32 psi . Variabel waktu yang digunakan 15 , 30 ,45 dan 60 menit. Parameter yang diukur dalam mengolah air asam tambang yaitu pH , EC, TDS, Fe , Mn dan Sulfat. Dari hasil penelitian untuk komposisi membran (82,5 % tanah liat : 15 % tepung jagung : 2,5 % serbuk besi) didapat persentase penurunan Fe tertinggi 98,76 % pada tekanan 30 psi dan waktu 45 menit) dengan fluks 2 permeat terbaik sebesar 509,55 (L/m . jam). Untuk komposisi membran (85 % tanah liat : 12,5 % tepung jagung : 2,5 % serbuk besi) menit). Persentase penurunan Mn tertinggi sebesar 60,21 % pada tekanan 28 psi dan waktu 60 menit) dan persentase penurunan Sulfat tertinggi sebesar 96,08 % pada tekanan 30 psi dan waktu 60 menit.

  Kata kunci

  : air asam tambang, tanah liat, membran keramik, serbuk besi

  

Abstract

  The purpose of this research was determining the quality of acid mine water treatment by using ceramic’s membrane made from clay, cornstarch, and iron powder. Pressure variables used 28, 30 and 32 psi. Variable time used 15, 30, 45 and 60 minutes. Parameters measured were pH, EC, TDS, Fe, Mn and Sulphate . Result showed the composition of membrane (82,5 % clay :15 % corn starch : 2,5 % iron powder) gave the highest percentage reduction of Fe as 98,76 % at operating pressure of 30 psi and 45 2 minutes of operating time with the best permeate flux of 509,55 (L/m . hrs). For the composition of membrane (85 % clay : 12,5 % corn starch : 2,5 % iron powder) showed the best increase of pH as 50,89% at operating pressure of 32 psi and 60 minutes. The highest percentage reduction of both Mn and Sulphate was 60,21 % at 28 psi and 60 min and 96,08% at operating pressure of 30 psi at 60 minutes respectively.

  Keywords : acid mine, ceramic membranes ,clay ,iron powder 1.

  media air akan terangkut sehingga mencemari

   PENDAHULUAN lokasi di sekitarnya.

  Air asam tambang atau dalam bahasa asing Adapun dampak negatif dari air asam tambang disebut Acid Mine Drainage merupakan air tersebut adalah : yang terbentuk di lokasi penambangan dengan

  1.Masyarakat di sekitar wilayah tambang nilai pH yang rendah (pH < 4). Nilai pH yang

  2.Biota perairan rendah pada air asam tambang menyebabkan

  3.Kualitas air tanah mudahnya logam-logam tertentu larut dalam air.

  4.Terhadap bangunan dan alat tambang Hal ini jika tidak ditangani dengan baik Untuk mengatasi masalah di atas , maka

  ,pada konsentrasi tertentu akan membahayakan perlu dilakukan pengolahan terhadap air asam lingkungan, sebab hasil oksida sulfida oleh tambang agar tidak membahayakan lingkungan disekitarnya. Teknologi pemurnian yang

  Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 20, Agustus 2014 Page | 22

  Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 20, Agustus 2014 Page | 23 dilakukan adalah dengan menggunakan membran keramik. Yaitu membran yang digunakan terbuat dari campuran tanah liat , tepung jagung dan serbuk besi .

  c. Sumber-sumber Air Asam Tambang

  . Pada oksidasi ini terjadi pelepasan elektron. Sebaliknya , pada reduksi ferri menjadi ferro terjadi penangkapan elektron.

  ferri

  1. Besi Keberadaan besi pada kerak bumi menempati posisi keempat terbesar. Besi ditemukan dalam bentuk kation ferro (Fe 2+ ) dan ferri (Fe 3+ ). Pada perairan alami dengan pH sekitar 7 dan kadar oksigen terlarut yang cukup, ion ferro yang bersifat mudah larut dioksidasi menjadi ion

  Pada pertambangan batubara, kandungan logam yang dimaksud dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003 yaitu besi dan mangan.

  d. Kandungan logam yang terdapat pada Air Asam Tambang

  4. Air dari unit pengolahan limbah tailing

  3. Air dari lokasi penimbunan batuan

  2. Air dari pengolahan batuan buangan

  1. Air dari tambang terbuka

  Air asam tambang dapat terjadi pada kegiatan penambangan baik itu tambang terbuka maupun tambang dalam, umumnya keadaan ini terjadi karena unsur sulfur yang terdapat di dalam batuan teroksidasi secara alamiah didukung juga dengan curah hujan yang tinggi semakin mempercepat perubahan oksida sulfur menjadi asam. Sumber-sumber air asam tambang berasal dari kegiatan sebagai berikut :

  3) Nilai keasaman : 50-15.000 mg/L dan konduktivitas listrik umumnya antara 1000- 20.000 µS/cm. 4) Konsentrasi yang rendah dari oksigen terlarut (< 6 mg/L). 5) Tingkat kekeruhan (turbiditas) atau total padatan tersuspensi yang rendah

  a. Air Asam Tambang

  Reaksi antara besi, oksigen dan air akan membentuk asam sulfat dan endapan besi hidroksida. Warna kekuningan yang mengendap di dasar saluran tambang atau pada dinding kolam pengendapan lumpur merupakan gambaran visual dari endapan besi hidroksida (Yellowboy). Di dalam reaksi umum pembentukan air asam tambang terjadi empat reaksi pada pirit yang menghasilkan ion-ion hidrogen yang apabila berikatan dengan ion-ion negatif dapat membentuk asam. Adapun karakteristik kimia dari air asam tambang yaitu: 1) pH rendah (nilainya berkisar antara 1,5 hingga 4). 2) Konsentrasi logam dapat larut tinggi (seperti besi, aluminium, mangan, kadmium, tembaga, timah, seng, arsenik dan merkuri).

  Yellowboy Sulfure Acid

  4 Fe + 15 O 2 + 14H 2 O 4 Fe (OH 3 ) + 8 H 2 SO 4 Pyrite + oxygen + water

  Reaksi Pembentukan Air Asam Tambang

  Air asam tambang timbul apabila mineral-mineral sulfida yang terkandung dalam batuan pada saat penambangan berlangsung, bereaksi dengan air dan oksigen. Oksidasi pirit (FeS 2 ) akan membentuk ion ferro (Fe 2+ ), sulfat, dan beberapa proton pembentuk keasaman, sehingga kondisi lingkungan menjadi asam.

  b. Pembentukan dan Karakteristik Air Asam Tambang

  terbentuk akibat kegiatan pertambangan terbuka maupun tertutup (bawah tanah) dimana terjadi reaksi antara air, oksigen, dan batuan-batuan yang mengandung mineral-mineral sulfida sehingga menyebabkan terjadinya air asam tambang.

  mine drainage (CMD) merupakan air yang

  pertambangan batubara disebut dengan coal

  acid rock drainage (ARD). Dalam industri

  Air asam tambang (AAT) atau dalam bahasa asing acid mine drainage (AMD) , atau

  2. Mangan Mangan adalah kation logam yang memiliki karakteristik kimia serupa dengan besi. Mangan berada dalam bentuk manganous (Mn 2+ ) dan manganik (Mn 4+ ).

e. Media Penyaring Air Asam Tambang

  Bagan Proses Penelitian a.

  Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Salah satu kelemahan yang dijumpai adalah sifat membran yang rapuh dan mudah patah (brittle) Untuk memperkuat struktur keramik yang dibuat Nasir et al (2011) menambahkan konsentrasi serbuk besi.

  f. Faktor yang mempengaruhi kinerja membran

  Fluks atau permeabilitas sering disebut juga sebagai kecepatan permeat adalah ukuran kecepatan suatu spesi melewati membran persatuan luas dan waktu dengan gradien tekanan sebagai gaya pendorong. Faktor yang mempengaruhi permeabilitas adalah jumlah dan ukuran pori, interaksi antara membran dan larutan umpan, viskositas larutan serta tekanan dari luar. Fluks (Jv) dirumus sebagai berikut :

  Jv =

  V A x t dimana : Jv = fluks (L/m 2 . jam ),

  V = volume permeat (L), A = luas permukaan membran (m 2 ), t = waktu (jam).

  2. METODOLOGI PENELITIAN Gambar 1.

   Pembuatan Membran keramik

  Tepung jagung tersusun dari jaringan serat-serat selulosa yang halus yang berguna sebagai pembentuk pori pada membran.

  Tahap-tahap pembuatan membran yang digunakan untuk proses utama adalah:

  1. Tanah liat diiris tipis-tipis, lalu dijemur untuk menguapkan kandungan airnya selama dua hari, lalu ditumbuk dan diayak menjadi tepung dengan ukuran 500 μm.

  2. Jagung dihaluskan hingga menjadi tepung jagung lalu diayak dengan ukuran 500 μm.

  3. Serbuk besi diayak dengan ukuran 500 μm.

  4. Campurkan sampai rata tanah liat, tepung jagung dan serbuk besi dengan perbandingan

  Pengolahan Data Analisa Permeat (pH, TDS, EC, Kadar Mn, Fe dan Sulfat ) Proses Penyaringan dengan membran Keramik tepung jagung Analisa Sampel Awal (pH, TDS,

  EC, Kadar Mn , Fe dan Sulfat) Pengambilan Feed (Air Asam Tambang)

  3. Serbuk Besi

  Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 20, Agustus 2014 Page | 24

  Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Kegiatan

  1. Pasir Silika

  Penambangan Batubara

  Parameter Satuan Kadar Maksimum

  pH 6-9 Residu

  Tersuspensi Mg/L 400

  Besi (Fe) Mg/L

  7 Mangan (Mn) Mg/L

  4 Sumber : Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 113 tahun 2003

  2. Spons membran

  Tanah liat merupakan bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan keramik, dimana kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaiannya yang sangat luas .

  3. Karbon aktif

  4. Membran keramik Untuk pengolahan air asam tambang digunakan membran keramik dengan komposisi: Tabel 2.

  Komposisi Membran Keramik Membran

  Keramik Komposisi

  Tanah liat Tepung jagung

  Serbuk besi 1 77,5 % 20,5 % 2,5 % 2 80 % 17,5 % 2,5 % 3 82,5 % 15 % 2,5 % 4 85 % 12,5 % 2,5 %

  1.Tanah Liat (lempung)

  2. Tepung Jagung

  Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 20, Agustus 2014 Page | 25 a. 77,5% : 20% : 2,5%.

  Fl u ks (L/ m

  28

  30 P (in) =

  32 P (in) =

  P (in) =

  Fl u ks (L/ m 2 . Jam ) waktu (menit) (b)

  50 100 150 200 250 300 15 30 45 60

  28

  30 P (in) =

  32 P (in) =

  P (in) =

  2 . J am ) waktu (menit) (a)

  100 200 300 400 500 600 15 30 45 60

  b. 80,0% : 17,5 % : 2,5 %

  permeat air asam tambang pada membran keramik Gambar 3(a) memperlihatkan fluks tertinggi dicapai sebesar 509,55 (L/ m 2 . jam) pada tekanan 32 psi dengan waktu proses 15 menit. Angka ini menunjukkan efektivitas dari pori-pori membran yang terbentuk dari tepung jagung dibandingkan dengan Gambar (b) yang memperlihatkan bahwa fluks permeat tertinggi hanya 277,93 (L/m 2 . jam) pada tekanan 32 psi dan waktu proses 15 menit .Sedangkan untuk perbandingan fluks yang terkecil ditemukan pada tekanan yang paling rendah yaitu 28 psi pada Gambar (a) bernilai 83,38 (L/m 2 . Jam) dan Gambar (b) bernilai 48,63 (L/m 2 . jam) . Hal ini menunjukkan bahwa tekanan berbanding lurus dengan nilai fluks permeat. Tetapi berbanding terbalik dengan waktu dimana terjadi penurunan nilai fluks permeat seiring dengan meningkatnya waktu dikarenakan adanya fouling (penyumbatan pada membran).

  a. Fluks Permeat Gambar 3. Pengaruh waktu terhadap fluks

  Pada pembahasan ini di uraikan hasil penelitian berupa nilai fluks terhadap waktu, pH , EC , TDS, persentase penurunan Fe , Mn dan Sulfat .

  Rangkaian Alat Penelitian Air Asam Tambang di tampung pada tangki berkapasitas 250 liter dan dialirkan dengan pompa sentrifugal melewati rangkaian alat. Aliran air yang melalui rangkaian alat melalui 4 buah filter yaitu, pasir silika, spons membran, karbon aktif, dan terakhir filter keramik. Tekanan operasi di atur dengan valve untuk mencapai tekanan 28 psi , 30 psi dan 32 psi. Permeat yang keluar dari filter keramik di tampung pada ember penampungan untuk kemudian di ukur volumenya menggunakan beker gelas setiap rentang waktu 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit.

  Pompa Pressure Gauges Flowmeter Pasir Silika Spons Membran Karbon Aktif Membran Tepung Jagung Ember Air asam tambang Gambar 2.

  b. Proses Filtrasi

  8. Membran dibakar pada suhu 900 C selama 9 jam.

  7. Adonan dikeluarkan dari cetakan membran, kemudian dikeringkan pada temperatur kamar selama 7 hari.

  6. Adonan membran dicetak dengan cetakan membran.

  5. Tambahkan sedikit air ke dalam adonan membran dan sambil diaduk rata.

  d. 85,0%: 12,5% : 2,5 %

  c. 82,5% : 15,0% : 2,5 %

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 20, Agustus 2014 Page | 26

  E C s/c m ) waktu (menit) (b)

  TD S ( p p m ) waktu (menit) (b)

  1000 1050 1100 1150 1200 15 30 45 60

  Data awal sampel P (in) = 28 P (in) = 30 P (in) = 32

  TD S ( p p m ) waktu (menit) (a)

  1000 1050 1100 1150 1200 15 30 45 60

  Data sampel awal P (in) = 28 P (in) = 30 P (in) = 32

  1000 2000 3000 4000 5000 15 30 45 60

  μ

  Data awal sampel P (in) = 28 P (in) = 30 P (in) = 32

  E C s/c m ) waktu (menit) (a)

  permeat air asam tambang pada membran keramik Gambar 5(a) dan (b) memperlihatkan kecenderungan bertambahnya nilai TDS permeat seiring dengan bertambahnya waktu. Hal ini disebabkan semakin banyaknya zat terlarut yang menumpuk pada permukaan membran. Pada gambar 5 (a) nilai terendah TDS permeat 1070 ppm ada pada tekanan 32 psi dan waktu proses 15 menit. Pada data awal nilai TDS adalah 1150 ppm, sehingga penurunan TDS permeat sebesar 0,0695 %. Gambar (b) memperlihatkan nilai terendah TDS permeat 1060 ppm pada tekanan 32 psi dan waktu proses 15 menit, sehingga penurunan TDS permeat sebesar 0.078 %. Nilai penurunannya cukup kecil sehingga menjadi salah satu faktor penyebab kenaikan nilai TDS permeat. 1000 2000 3000 4000 5000 15 30 45 60

   TDS Gambar 5. Pengaruh waktu terhadap TDS

  permeat air asam tambang pada membran Gambar 4(a) dan (b) memperlihatkan kecenderungan penurunan nilai EC permeat seiring dengan meningkatnya waktu operasi. Hal ini disebabkan adanya absorpsi ion-ion terlarut oleh membran keramik. Gambar (a) memperlihatkan nilai terendah EC permeat 3200 (μs/cm) ada pada tekanan 32 psi dengan waktu proses 60 menit. Pada data awal nilai EC adalah 3870 (μs/cm), sehingga efektifitas penyerapan nilai EC permeat sebesar 17,31 %. Sedangkan pada Gambar (b) memperlihatkan nilai terendah EC permeat 3180 (μs/cm) pada tekanan 32 psi dan lama proses 60 menit, maka efektivitas penyerapan nilai EC permeat sebesar 17,82% c.

   EC Gambar 4. Pengaruh waktu terhadap EC

  Dat P P P b.

  Data sampel awal P (in) = 28 P (in) = 30 P (in) = 32

  d. e. pH

   Persentase penurunan Mn (a) (a)

  8

  60 Data awal

  am

  sampel

  6

  al )

  55

   d

  4 P (in) = 28 (%

  n pH

  P (in) = 28

   M at

  50

  2

  e

  P (in) = 30

  rm tase

  P (in) = 30

  e

  45

  p

  P (in) = 32

  rsen

  15 30 45 60

  e p 15 30 45 60

  P (in) = 32

  waktu (menit) waktu (menit) (b)

  8 Data awal

  (b)

  6 sampel

  62

  4 P (in) = 28

  pH am

  60

  al )

  2

   d

  58

  n (%

  P (in) = 30

  56

  at

  P (in) = 28

   M e

  54 15 30 45 60

  rm tase P (in) = 30

  52

  e

  P (in) = 32

  p

  50

  waktu (menit) sen

  P (in) = 32

  Per

  15 30 45 60 Gambar 6. Pengaruh waktu terhadap pH permeat air asam tambang pada membran

  waktu (menit)

  Gambar (a) dan (b) memperlihatkan kecenderungan kenaikan nilai pH artinya

  Gambar 7. Persentase penurunan Mn permeat

  adanya kenaikan tingkat keasaman pada air air asam tambang pada membran asam tambang oleh penyerapan membran keramik. Gambar (a) memperlihatkan nilai

  Gambar (a) memperlihatkan nilai tertinggi pH permeat sebesar 5,85 ada pada persentase penurunan Mn terendah yaitu tekanan 32 psi dengan waktu proses 60 menit. 49,53% pada kondisi tekanan 28 psi dan waktu

  Efisiensi kenaikan pH permeat mencapai 48,85 proses 45 menit sedangkan nilai tertinggi yaitu %. Gambar (b) memperlihatkan nilai tertinggi

  57,30 % pada kondisi tekanan 32 psi dan lama pH permeat 5,93 pada tekanan dan waktu proses 60 menit. Gambar (b) memperlihatkan operasi yang sama. Sehingga efisiensi terbaik nilai persentase penurunan Mn terendah yaitu kenaikan pH permeat sebesar 50,89 %. 54,39 % pada kondisi tekanan 30 psi dan waktu proses 45 menit sedangkan nilai tertinggi yaitu 60,21 % pada kondisi tekanan 28 psi dan waktu proses 60 menit. Untuk penurunan konsentrasi terbaik kadar Mn adalah 4,1 mg/L. Berdasarkan data Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 113 tahun 2003 bahwa kandungan maksimum yang diperbolehkan adalah 4 mg/L, sehingga hasil ini hampir mendekati kadar yang diinginkan.

  Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 20, Agustus 2014 Page | 27

  Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 20, Agustus 2014 Page | 28

  40

  p e rsen tase p e n u ru n an kad ar S u lfat (% ) waktu (menit) (a)

  96 15 30 45 60

  94

  92

  90

  88

  86

  84

  P (in) = 28 P (in) = 30 P (in) = 32

  p e rsen tase p e n u ru n an kad ar Fe (% ) waktu (menit) (b)

  80 100 15 30 45 60

  60

  20

  20

  P (in) = 28 P (in) = 30 P (in) = 32

  p e rsesn tase p e n u ru n an kad ar Fe (% ) waktu (menit) (a)

  50 100 15 30 45 60

  Persentase penurunan Sulfat permeat air asam tambang pada membran Gambar (a) memperlihatkan nilai terendah penurunan sulfat yaitu 88,50 % pada kondisi tekanan 30 psi dan waktu proses 15 menit sedangkan untuk nilai penurunan tertinggi sulfat yaitu 94,57 % pada kondisi tekanan 32 psi danwaktu proses 45 menit. Gambar 4.7 (b) memperlihatkan nilai terendah penurunan sulfat yaitu 64,21 % pada kondisi tekanan 32 psi dan waktu proses 60 menit sedangkan untuk nilai penurunan tertinggi sulfat yaitu 98,92 % pada kondisi tekanan 32 psi dan waktu proses 30 menit. Data sampel awal kadar sulfat 1340,9 mg/L, terjadi penurunan yang cukup signifikan pada proses penyerapan terbaik dimana kadar sulfat menjadi 72,8 mg/L. Hal ini disebabkan membran keramik dapat menurunkan kandungan sulfat dengan baik.

  g. Persentase penurunan Sulfat Gambar 9.

  45 menit. Gambar (b) memperlihatkan nilai terendah penurunan kadar Fe yaitu 76,50 % pada kondisi 28 psi dan waktu proses 15 menit sedangkan nilai tertinggi penurunan kadar Fe yaitu 95,05 % pada kondisi tekanan 28 psi dan waktu proses 60 menit. Penurunanan kandungan Fe terbaik mencapai 0,01 mg/L. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 113 tahun 2003 tentang kadar maksimum Fe dalam limbah pengolahan batu bara adalah 7 mg/L.

  Persentase penurunan Fe permeat air asam tambang pada membran Gambar (a) memperlihatkan nilai terendah penurunan kadar Fe yaitu 1,08 % pada kondisi tekanan 28 psi dan waktu proses 15 menit sedangkan nilai penurunan kadar Fe tertinggi yaitu 98,76 % pada kondisi tekanan 30 psi dan waktu proses

   Persentase Penurunan Fe Gambar 8.

  P (in) = 28 P (in) = 30 P (in) = 32 f.

  p e rsen tase p e n u ru n an kad ar S u lfat ( % ) waktu (menit) (b)

  80 100 15 30 45 60

  60

  40

  P (in) = 28 P (in) = 30 P (in) = 32

KESIMPULAN DAN SARAN

  Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 20, Agustus 2014 Page | 29 4.

  Nasir, S., Budi T., 2011, Pengolahan Air

  Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

  Teknis Pengelolaan Air Limbah Tambang Batubara Terbuka .

  Tim Penyusun Buku KLH. 2008. Pedoman

  Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 113 tahun 2003 tentang Air Limbah batu bara.

  Suarni. 2005. Karakteristik fisikokimia dan amilograf tepung jagung sebagai bahan pangan. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Makassar, 29-30 Sepetember 2005. p. 440-444.

  Suarni. 2002. Karakteristik sifat fisik dan komposisi kimia biji jagung beberapa varietas. Hasil Penelitian Balitsereal Maros. 12 p.

  Program Keahlian Teknik dan Manajemen Lingkungan Institut Pertanian Bogor

  Asam Tambang Di PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. Unit Pertambangan Tanjung Enim. [Laporan Tugas Akhir];

  Rahadiansyah. 2013. Pengelolaan Limbah Air

  Separations Chemical, Pharmaceutical, Food, And Biotechnological Applications . CRC Press Taylor & Francis Group: New York.

  2009. Handbook Of Membrane

  Pabby, Anil K., S. S. H. Rizvi, A. M. Sastre.

  Limbah Hasil Proses Laundry Menggunakan Filter Keramik Berbahan Campuran Tanah Liat Alam Dan Zeolit , Laporan Penelitian Hibah Kompetitif 2011 . Universitas Sriwijaya: Palembang.

  Membrane Technology. Netherlands: Kluwer Academic Publisher.

  1. Perbandingan komposisi terbaik membran untuk parameter fluks , EC, TDS, pH, kadar Mn, kadar Fe dan kadar Sulfat :

  Mulder, M. (1996). Basic Principle Of

  Air Sungai Musi dan Air Rawa Sakatiga dengan Membran Keramik. [Riset]. Program Studi Teknik Kimia Universitas Sriwijaya.

  a. Komposisi membran (82,5 % tanah liat : 15 % tepung jagung : 2,5 % serbuk besi) Fluks permeat : 277,93 mg/L EC : 3200 μs/cm TDS : 1070 ppm pH : 5,85 Kadar Mn : 4,4 mg/L Kadar Fe : 0,01 mg/L Kadar Sulfat : 72,8 mg/L b . Komposisi membran (85 % tanah liat : 12,5 % tepung jagung : 2,5 % serbuk besi) Fluks permeat : 509,55 mg/L EC : 3180

  μs/cm TDS : 1060 ppm pH : 5,93 Kadar Mn : 4,1 mg/L Kadar Fe : 0,04 mg/L Kadar Sulfat : 52,51 mg/L

  2.Ada dua komposisi membran yang tidak dapat digunakan yaitu (77,5 % Tanah liat : 20 % Tepung Jagung: 2,5 % Serbuk besi) dan (80 % Tanah liat : 17,5 % Tepung Jagung: 2,5 % Serbuk besi) karena membran tidak mampu menahan tekanan yang diberikan sehingga membran menjadi pecah.

DAFTAR PUSTAKA

  Asam Tambang

  . Forum Pengelola Lingkungan Pertambangan Mineral & Batubara, Bandung.

  Tambang Menggunakan Sistem “Passive Treatment”, Pusat Penelitian Limnologi-

  Cynthia, Henni . 2010. Pengolahan Air Asam

  Berkelanjutan Untuk Industri Pertambangan : Mengelola Drainase Asam dan Logam. Jakarta : Global Village Translations Pty Ltd.

  Baiquni Hendry (eds). 2007. Praktek Unggulan

  Hartaty, Amelin., Sulaiman D., 2013. Pengaruh koagulan Poly Aluminium Chloride dan

  Sodium Alginate

  Terhadap Kuailtas Air Bersih yang dihasilkan Pada Pengolahan

  LIPI. Gautama, Rudy Sayoga. 2012. Pengelolaan Air Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 20, Agustus 2014 Page | 30 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4

  Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. USEPA.2004. Impact of Acid Mine Drainage, A study Case . Washington, DC.

  Widowati, S., S. Santosa, dan Suarni. 2005. Mutu gizi dan sifat fungsional jagung. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Makassar, 29-30 September 2005. p. 343- 350.

  Yang Gordon , Ching Ming . 2007. Effects of

  starch addition on characteristics of tubular porous ceramic membrane substrates.

  Yolansyah, Ezmir. 2006. Kajian Pengelolaan

  Air Asam Tambang Dengan Metode Successive Alkalinitas Producing System di Timbunan Backfilling Muara Tiga Besar Selatan PT. Bukit Asam . [Skripsi]. Program

  Studi Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya,Indralaya.