Studi Ekperimental Pengaruh Jenis Fluida Pendingin Pada Proses Quenching Dan Holding Time Terhadap Sifat Mekanis Dan Struktur Mikro Baja ST 42

  EDISI 6 NO 2 Nopember 2014

ISSN 1978-2497

  ITEKS Intuisi Teknologi Dan Seni ========================================================================= Studi Ekperimental Pengaruh Jenis Fluida Pendingin Pada Proses Quenching Dan Holding Time Terhadap

  Sifat Mekanis Dan Struktur Mikro Baja ST 42 Khanif Setiawan 1 Setiawan Wahyu Aji 3 1,2 Teknik Mesin STT Wiworotomo Purwokerto Jl. Semingkir No. 1 Purwokerto email : hanif.st ) Abstrak Penggunaan baja ST 42 dalam dunia industri baik konstruksi atau pembuatan benda

  • – benda dalam kehidupan sehari mendorong munculnya penemuan baru yang lebih inovatif dalam menciptakan baja ST 42 yang mampu menahan gesekan, tekanan, tarikan dan gaya yang lain. Untuk menghasilkan baja ST42 yang lebih unggul berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan Baja yang terbaik, salah satunya adalah dilakukan Holding Time yaitu melalui proses Quenching. Dengan dilakukan proses pemanasan akan meningkatkan keuletan, kekerasan dan struktur mikro. Pada penelitian ini dilakukan percobaan Holding Time dengan suhu pemanasan 800 C selama 15 menit pada masing
  • – masing specimen. Kemudian dilakukan proses Quenching dengan media pendinginan Air, Udara dan Oli. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik, kekerasan dan foto mikro. Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada material pendingin Air tegangan rata – rata sebesar 526,29 Mpa, pendinginan Udara tegangan rata – rata sebesar 857,50 Mpa dan pendinginan Oli tegangan rata >– rata sebesar 867,53 Mpa. Pada pendinginan Air regangan rata
  • – rata sebesar 18,69%, pada pendingin Udara regangan rata – rata sebesar 20,90% dan pada pendinginan Oli regangan rata
  • – rata sebesar 28,30%. Dari hasil pengujian menghasilkan bahwa pendinginan dengan media Oli menghasilkan sifat mekanis Baja ST 42 yang terbaik.

  Kata Kunci : Holding Time, Quenching, Sifat Mekanis, Struktur mikro

1. Pendahuluan

  Baja merupakan salah satu material yang banyak dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan komponen-komponen mesin, konstruksi bangunan, baik dalam bentuk plat, pipa, batang profil dan sebagainya. Baja merupakan campuran antara besi (Fe) dan karbon (C) sekitar 0,1% sampai 1,7%. Selain itu juga mengandung unsur-unsur lain seperti sulfur (S), fosfor (P), silicon (Si), mangan (Mn), secara terukur untuk mendapatkan sifat mekanik yang dibutuhkan [1] .Perlakuan panas mempunyai tujuan untuk meningkatkan keuletan, menghilangkan tegangan internal, menghaluskan butir kristal, meningkatkan kekerasan, dan sebagainya. Tujuan ini akan tercapai jika memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti suhu pemanasan dan media pendingin [2]

  . Pada penelitian tentang pengaruh jenis media pendingin

  terhadap peningkatan nilai kekerasan baja ST.40 melalui proses pemanasan menyatakan bahwa jenis media pendingin mempunyai pengaruh terhadap peningkatan nilai kekerasan baja ST.40. Media pendingin yang digunakan yaitu air, solar, dan oli, dari media pendingin tersebut media pendingin air sangat cocok digunakan untuk meningkatkan nilai kekerasan [3] . Berdasarkan hasil tentang pengaruh perbedaan waktu penahanan suhu stabil (holding time) terhadap kekerasan logam yang membahas terlalu lama holding time maka akan terjadi pertumbuhan butiran yang menyebabkan turunnya kekerasan [4] . Hasil penelitian tentang pengaruh pemanasan, lama pemanasan dan pendinginan dengan cepat pada baja hypoeutectoid [5] . Peningkatan kekakuan baja pegas daun menyimpulkan bahwa struktur mikro baja pegas daun quenching air garam didapatkan fasa martensit halus dan merata, quenching air fasa martensit kasar dan endapan karbida pada batas butir, quenching oli didapatkan sedikit fasa martensit dan

  EDISI 6 NO 2 Nopember 2014

ISSN 1978-2497

  ITEKS Intuisi Teknologi Dan Seni =================================================================

  banyak endapan karbida pada batas butir serta austenite sisa, annealing didapatkan fasa perlit dan [5][6] ferit .

  Dengan latar belakang tersebut peneliti akan menggunakan sampel baja ST 42 yang dipanaskan pada temperatur 800°C dengan holding time 30 menit. Setelah baja dipanaskan kemudian langsung didinginkan secara cepat (quenching) dengan media pendinginan yang berbeda yaitu udara, air, dan oli. Selanjutnya dilakukan uji kekerasan, uji tarik dan struktur mikro baja berdasarkan perbedaan media pendingin. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan sifat baja yang diharapkan terhadap pengaruh pemanasan dengan media pendingin yang baik.

2. Metode Penelitian

  Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi experimental yang dilakukan dilaboratorium teknik dengan penekanan pada karakteristik mekanik (kekuatan tarik, kekerasan, muai panjang,) dan fisis (struktur mikro) bahan. Penelitian Quasi eksperimental dilakukan dengan memberikan treatment untuk variable penelitian kemudian baru mengukur hasil ekperimen.. Penelitian ini menggunakan baja ST 42 sebagai bahan penelitian.Bahan ini dibentuk menjadi spesimen kekuatan tarik dan kekerasan.

2.1 Bahan penelitian

Gambar 2.1. Dimensi Uji Tarik

  Material yang digunakan sebagai bahan penelitian telah diuji komposisi, dari uji komposisi dihasilkan data kandungan baja yaitu terdiri dari untuk besi, karbon, Mn, P, Cu, S, dan SI. Dengan prosentase kandungan unsur karbon 0,3 % - 0,6 %.

  EDISI 6 NO 2 Nopember 2014

ISSN 1978-2497

  ITEKS Intuisi Teknologi Dan Seni

=========================================================================

Gambar 2.2. Dimensi Uji Kekerasan

  2.2 Proses Perlakuan Panas

  Pemanasan diawali dengan persiapan bahan dan dapur pemanas. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan dapur listrik dengan suhu 800°C dengan melakukan penehanan selama 30 menit. Yang pertama adalah Proses Quenching, Proses quenching dilakukan dengan cara mendinginkan semua spesimen yang telah dipanaskan pada suhu 800°C dan tahan selama 30 menit kemudian didinginkan dengan cara dicelupkan kedalam oli mesran SAE 40, air dan udara.

  2.3 Pengujian specimen

  Langkah pengujian adalah pengujian tarik, Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik dari material bahan uji yang telah dipersiapkan. Benda uji yang telah dibuat sesuai dengan standart yang telah di tentukan.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Data Pengujian Tarik

  Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat mekanis material yang telah di lakukan perlakuan panas. .Hasil pengujian tarik terdiri dari tiga parameter yaitu parameter kekuatan tarik (ultimate strength), parameter kekuatan luluh (yield strength) dan parameter keuletan yang ditunjukan oleh besarnya regangan.Hasil pengujian tarik terlihat dalam grafik uji tarik 3.1, dan

  3.2. Dari hasil pengujian spesimen yang telah dilakukan perlakuan didapatkan hasil pengujian sebagai berikut. Rumus dan perhitungan tegangan tarik baja ST 42 . (1)

  Dengan : = kekeuatan tarik maksimum (N/mm ); p= beban atau gaya (N) Ao = luas penampang batang mula-mula (mm²) Besarnya harga regangan adalah:

  (2) Dengan = regangan (%); Lo = panjang awal (mm); = panjang akhir (mm)

Tabel 3.1. Hasil Uji Tarik MaterialTabel 3.2 Hasil Uji Tarik Perlakuan Dingin

  EDISI 6 NO 2 Nopember 2014

ISSN 1978-2497

  ITEKS Intuisi Teknologi Dan Seni =================================================================

  Dari tabel hasil pengujian spesimen dengan perlakuan variasi pendinginan didapatkan grafik hubungan tegangan tarik dan perlakuan pendingin dapat dilihat pada grafik 3.1 sebagai berikut :

  

Tegangan vs Perlakuan Pendingin

1,600.00

  Spesimen 1,400.00

  1 (udara) )

  1,200.00 pa

  Spesimen M

  1,000.00 2 (air)

   ( n 800.00

  Spesimen ga an

  

600.00 3 (Oli)

eg T

  400.00 Rata- Rata

  200.00

0.00 Perlakuan Pendingin

Gambar 3.1. Grafik hubungan Tegangan Tarik dan Perlakuan Pendinginan

  Berdasarkan grafik 3.1 diatas didapatkan tegangan pada tiap

  • – tiap perlakuan pendinginan diketahui bahwa pada perlakuan pendinginan menggunakan media udara, tegangan rata
  • – rata sebesar 857,60 Mpa, perlakuan pendinginan menggunakan media air, tegangan
  • – rata sebesar 526,29 Mpa dan pada perlakuan pendinginan menggunakan media oli, tegangan rata
  • – rata sebesar 867,53 Mpa.

  Dari hasil tegangan rata

  • – rata didapatkan tegangan rata – rata tertinggi dihasilkan pada specimen dengan perlakuan pendinginan oli, yaitu sebesar 867,53 Mpa. Pada perlakuan pendinginan menggunakan media oli menghasilkan kemampuan menahan dari patahan lebih tinggi. Hal ini disebabkan pada saat benda kerja yang telah dipanaskan kemudian dilakukan pendinginan menggunakan media oli akan mendapatkan unsur karbon yang terdapat pada oli. Unsur karbon yang terdapat pada oli akan bersatu dengan specimen yang masih dalam kondisi panas. Penambahan ini akan menambah kekerasan dari tiap
  • – tiap specimen dengan perlakuan yang sama.

  Dari tabel hasil pengujian spesimen dengan perlakuan variasi pendinginan didapatkan grafik hubungan tegangan tarik dan perlakuan pendingin pada grafik 3.2 sebagai berikut :

  EDISI 6 NO 2 Nopember 2014

ISSN 1978-2497

  ITEKS Intuisi Teknologi Dan Seni

=========================================================================

Gambar 3.2. Grafik hubungan Regangan Tarik dan Perlakuan Pendinginan

  Berdasarkan grafik diatas didapatkan regangan pada tiap

  • – tiap perlakuan pendinginan dapat diketahui pengaruh perlakuan pendinginan menggunakan media udara, regangan rata
  • – rata sebesar 20,90 %, pada perlakuan pendinginan menggunakan media air, regangan
  • – rata sebesar 18,69 % dan pada perlakuan pendinginan menggunakan media oli, regangan rata
  • – rata sebesar 28,30 %.

  Dari hasil regangan rata

  • – rata didapatkan regangan rata – rata tertinggi dihasilkan pada specimen dengan perlakuan pendinginan oli, yaitu sebesar 28,30%. Pada perlakuan pendinginan menggunakan media oli menghasilkan kemampuan menahan dari patahan lebih tinggi. Hal ini disebabkan pada saat benda kerja yang telah dipanaskan kemudian dilakukan pendinginan menggunakan media oli akan mendapatkan unsur karbon yang terdapat pada oli. Unsur karbon yang terdapat pada oli akan bersatu dengan specimen yang masih dalam kondisi panas. Penambahan ini akan menambah kekerasan dari tiap
  • – tiap specimen dengan perlakuan yang sama.

3.2 Data Hasil Pengujian Vikers

  Setelah melakukan pengujian vickers dan perhitungan nilai kekerasan didapat dari perhitungan sebagai berikut Perhitungan nilai kekerasan Vickers pada pendingin udara adalah sebagai berikut:

  (3)

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Kekerasan sebelum perlakuan

  EDISI 6 NO 2 Nopember 2014

ISSN 1978-2497

  ITEKS Intuisi Teknologi Dan Seni =================================================================

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Kekerasan perlakuan dingin

  Tabel di atas adalah tabel dari hasil pengujian Vickers dari variasi material pendingin udara, air dan oli.Hasil pengujian di atas di setiap spesimennya mengalami tiga penitikan yang di lakukan penitikan secara sembarang pada spesimennya.

  Ke kerasan vs Perlakuan Pe ndingin 210.00 Spesime

  ) 205.00

  N n 1 H

V (udara)

  200.00 ( an

  Spesime as

  195.00

er n 2 (air)

ek K

  190.00 185.00

Perlakuan Pendingin

  

Gambar 3.3.Grafik nilai kekerasan spesimen denganperlakuan pendingin

  Berdasarkan grafik diatas didapatkan tegangan pada tiap

  • – tiap perlakuan pendinginan Pada perlakuan pendinginan menggunakan media udara, kekerasan rata
  • – rata sebesar 196,10

  VHN, menggunakan media air, kekarasan rata

  • – rata sebesar 193,00 VHN.Pada perlakuan pendinginan menggunakan media oli, kekerasan rata – rata sebesar 201,50 VHN.

  Dari hasil kekerasan rata

  • – rata didapatkan kekerasan rata – rata tertinggi dihasilkan pada spesimen dengan perlakuan pendinginan oli, yaitu sebesar 201,50 %. Pada perlakuan pendinginan menggunakan media oli menghasilkan kemampuan menahan dari tekanan lebih tinggi. Hal ini disebabkan pada saat benda kerja yang telah dipanaskan kemudian dilakukan pendinginan menggunakan media oli akan mendapatkan unsur karbon yang terdapat pada oli. Unsur karbon yang terdapat pada oli akan bersatu dengan spesimen yang masih dalam kondisi

  EDISI 6 NO 2 Nopember 2014

ISSN 1978-2497

  ITEKS Intuisi Teknologi Dan Seni

=========================================================================

  panas. Penambahan ini akan menambah kekerasan dari tiap

  • – tiap specimen dengan perlakuan yang sama.

3.3 Hasil Pengujian Foto Mikro

  Penggujian spesimen menggunakan media pendinginan Udara dapat dilihat pada gambar 4.5 .

  B A

Gambar 3.5. Foto mikro menggunakan (a) media pendinginan Udara (b) media

  pendinginan Air

  

C

Gambar 3.6. Foto mikro media pendinginan Oli

  Pada pengujian spesimen yang telah dilakukan pendingin menggunakan media pendinginan yang berbeda terdapat perbedaan foto mikro penyusunan material yang terbentuk. Dimana media pendinginan yang digunakan Udara, Air dan Oli. Pada media pendinginan Udara proses pendinginan pada material yang telah dilakukan pemanasan berlangsung dengan lambat, sehingga susunan yang terbentuk pada material hasil pengujian menjadi lebih rapat. Pada media pendinginan Air proses pendinginan pada material yang telah dipanaskan berlangsung lebih cepat sehingga susunan material baru yang terbentuk akan lebih cepat, sehingga susunan yang terbentuk tidak padat. Pada media pendinginan menggunakan media pendinginan Oli pada material yang dipanaskan berlangsung lambat dengan panambahan unsur carbon yang terdapat pada oli bergabung dengan spesimen yang dipanaskan sehingga spesimen yang didinginkan menjadi lebih kuat.

  Bainit adalah salah satu produk yang dihasilkan dari transformasi austenit.Struktur mikro

  bainit terjadi pada fase ferrit dan simentit. Proses difusi dilibatkan dalam bentuk bainit yang berbentuk jarum atau lapisan yang sangat tergantung pada temperatur transformasi. Perlit, Perlit

ISSN 1978-2497

  • – 30 HRC.Perlit yang terbentuk sedikit dibawah temperatur eutektoid memiliki kekerasan yang lebih rendah dan memerlukan waktu inkubasi yang lebih banyak.

4. Kesimpulan Dan Saran

  • – rata sebesar 857,60 Mpa, tegangan tarik yang dihasilkan media pendinginan Air sebesar 526,29 Mpa dan tegangan tarik yang dihasilkan media pendinginan Oli sebesar 867,53 Mpa. Dari hasil tegangan tarik pengujian spesimen media pendinginan Oli menghasilkan tegangan rata – rata tertinggi.
  • – rata sebesar 20,90%, regangan tarik yang dihasilkan menggunakan media pendinginan Air Regangan rata
  • – rata sebesar 18,69% dan Regangan tarik rata – rata yang dihasilkan menggunakan media pendinginan Oli sebesar 28,30%. Dari hasil pengujian spesimen material yang didinginkan menggunakan media Oli menghasilkan Regangan tarik paling besar.

  • – rata sebesar 196,10 VHN. Pengujian menggunakan media pendinginan Air menghasilkan nilai kekerasan rata
  • – rata sebesar 193,00 VHN. Dan pengujian menggunakan media pendinginan Oli menghasilkan nilai kekerasan
  • – rata sebesar 201,50 VHN.
  • –partikelnya. Dimana dengan metode pendinginan menggunakan material yang berbeda
  • –beda akan mengakibatkan perbedaan kerapatan ikatan antara partikel, yang akan mempengaruhi kekuatan tarik dan nilai kekerasan.

  Mesran Sae 40 Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanis Baja St 60 .Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

  [2] Bambang Tri Wibowo. 2006. Pengaruh Temper Dengan Quenching Media Pendingin Oli

  Kekerasan Baja ST 42 dan ST 60 . Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang.

  [1] Ahmad, Fikri. 2013. Pengaruh Temperatur Media Pendingin untuk Quenching terhadap

  Suhu kristalisasi harus lebih variasi sebagai acuan holding time c. Pada pengujian selanjutnya proses pembuatan specimen yang akan digunakan untuk melakukan uji tarik yang telah melewati tahap quenching harus dibuat kasar agar tidak licin.

  b.

  Perlunya karakterisasi fluida secara detail untuk mengetahui sifat termofisik dan kimia sebagai media quenching.

  4.2 Saran a.

  d.

  Pada pengujian foto mikro tiap-tiap spesimen hasil pendinginan menggunakan media Udara, Air dan Oli terdapat perbedaan struktur penyusunan partikel

  Pada pengujian kekerasan terdapat perbedaan nilai kekerasan yang dihasilkan menggunakan media pendinginan Udara, Air dan Oli. Pengujian menggunakan media pendinginan Udara menghasilkan nilai kekerasan rata

  c.

  Pada pengujian tarik terdapat perbedaan regangan tarik yang dihasilkan melalui media pendinginan Udara, Air dan Oli. Pada pengujian spesimen menggunakan media pendinginan udara Regangan rata

  b.

  Pada pengujian tarik, tegangan tarik terdapat perbedaan dari material pendinginan melalui media Udara, Air dan Oli. Pada pengujian material menggunakan media pendinginan Udara tegangan rata

  Setelah dilakukan penelitian dan pengujian terhadap specimenQuenching pada Baja ST 42 dimana pengujian tersebut meliputi pengujian kekuatan tarik, kekerasan bahan dan foto mikro, dan hasil pengamatan dari data-data hasil pengujian yang dihasilkan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a.

  4.1 Kesimpulan

  adalah campuran semintit dan ferit memiliki kekerasan sekitar 10

  ITEKS Intuisi Teknologi Dan Seni =================================================================

  EDISI 6 NO 2 Nopember 2014

5. Daftar Pustaka

  EDISI 6 NO 2 Nopember 2014

ISSN 1978-2497

  ITEKS Intuisi Teknologi Dan Seni

=========================================================================

  [3] Gata, Ihsan, Bangsawan. 2012. Pengaruh Variasi Temperatur Dan Holding Time Dengan

  Media Quenching Oli Mesran Sae 40 Terhadap Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja Assab 760. Jurusan Teknik Pendidikan Dan Kejuruan. Universitas Negeri Surakarta.

  [4] Muhamad, Latief, Kamal. 2009. Study Eksperimen Proses Quenching Dan Tempering Pada Baja ST 40 . Teknik Mesin. Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo. [5] H, Purwanto. 2011. Analisa Quenching Pada Baja Karbon Rendah Dengan Media Solar.

  Jurusan teknik mesin, fakultas teknik, universitas wahid hasyim semarang. [6] Muhamad Alfi Zahwanul Farich dan aisyah endah palupi. 2014. Pengaruh Konsentrasi

  Larutan Elektrolit Dan WaktuTerhadap Karakteristik Lapisanelektroplating Nikel Pada Baja St 42 . Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, universitas negeri Surabaya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Senyawa Kimia Dalam Limbah Penyulingan Minyak Atsiri Terhadap Aktivitas E.coli Effect of Chemical Compounds in Wastes from Essential Oil Distillation on the Activity of E.coli

0 0 11

Kelimpahan dan Keanekaragaman Bakteri Pada pembenihan Ikan Lele (Clarias gariepinus) dengan Sistem Air Tertutup (Close Water System)

0 1 9

Pengaruh Hormon Pregnan Mare Serum (PMSG) Murni dan Kombinasi terhadap Gonadosomatik Indeks, Hepatosomatik Indeks Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) Effect of Pure and Combine Hormone of Pregnant Mare Serum (PMSG) on Gonadosmatic Index, Hepatosomati

0 0 11

Bioakumulasi Logam Berat Merkuri (Hg) Di Musim Hujan Pada Budidaya Kerang Hijau (Perna viridis) Di Perairan Cirebon, Jawa Barat Bioaccumulation Of Heavy Metal Mercury (Hg) In Rain Season In Culture Of Green Mussel (Perna viridis) at Cirebon Water, West Ja

0 0 7

Inventarisasi Ektoparasit Protozoa Dan Arthropoda Yang Menginfestasi Ikan Air Tawar Di Kota Banyuwangi, Jawa Timur Inventarisation of Protozoan and Arthropoda Ectoparasitic Infestation in Freshwater Fish in Banyuwangi City, East Java

0 0 8

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Biosolar Dengan Penambahan Minyak Cengkeh Terhadap Unjuk Kerja Pada Motor Diesel

0 1 12

Analisis Distribusi Tekanan Fluida Cair Melalui Elbow 45° Dengan Variasi Kapasitas Aliran Fluida Dan Jari- Jari Kelengkungan

0 1 8

Perubahan Lobe Separation Angle Pada Motor Bensin 4 Langkah SOHC 3 Katup

0 0 8

Analisa Tegangan Pada Poros Roda Menggunakan Metode Elemen Hingga

0 0 8

Analisis Pengaruh Kuat Medan Listrik Terhadap Lingkungan Dibawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 KV Penghantar Pedan-Tasik

0 0 8