Pengaruh frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar Terhadap return saham lq45 - Perbanas Institutional Repository

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

  Penelitian ini didasarkan pada hasil penilitian terdahulu mengenai topik pengaruh frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar terhadap return saham LQ45.

2.1.1 Azwir Nasir dan Achmad Mirza (2013)

  Penelitian ini mengambil topik tentang pengaruh Nilai Kurs, Inflasi, Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Nilai Kurs, Inflasi, Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28 perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun 2006-2008.

  Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

  

purposive sampling dan data yang diperoleh dianalisis dengan metode regresi

  linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukan dari empat variabel yang ada, terdapat tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap return saham dan satu variabel tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Tingkat inflasi, suku bunga deposito, dan volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan perbankan, adapun nilai kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan perbankan.

  Persamaan dari penelitian Azwir Nasir dan Achmad Mirza dengan penelitian sekarang yakni: a.

  Terdapat variabel yang sama pada penelitian saat ini dan penelitian terdahulu, yaitu volume perdagangan.

  b.

  Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.

  c.

  Teknik analisis yang digunakan sama-sama menggunakan analisis regresi linier berganda.

  Perbedaan dari dari penelitian Azwir Nasir dan Achmad Mirza dengan penelitian sekarang yakni: a.

  Sampel penelitian terdahulu yang digunakan adalah saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian sekarang menggunankan sampel yaitu saham yang tercatat pada BEI dan masuk pada kategori LQ45 b.

  Penelitian yang sekarang ditambahkan variabel frekuensi perdagangan, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar. Sedangkan pada penelitian terdahulu tidak terdapat variabel frekuensi perdagangan, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar

2.1.2 Ahmad Taslim & Andhi Wijayanto (2016)

  Penelitian ini mengambil topik tentang pengaruh Frekuensi Perdagangan Perdagangan Terhadap Return Saham (Studi pada Saham Perusahaan Dagang Eceran yang Terdaftar Dalam Indeks Saham Syariah Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh frekuensi perdagangan, volume perdagangan, kapitalisasi pasar, dan jumlah hari perdagangan saham terhadap return saham menjelang sampai sesudah ramadhan.

  Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan dagang eceran yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia selama tahun 2012-2014.

  Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel frekuensi perdagangan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, variabel volume perdagangan, kapitalisasi pasar dan variabel hari perdagangan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

  return saham

  Persamaan dari penelitian Ahmad Taslim & Andhi Wijayanto dengan penelitian sekarang yakni: a.

  Terdapat variabel yang sama pada penilitian saat ini dan penelitian terdahulu, yaitu frekuensi perdagangan, volume perdagangan dan kapitalisasi pasar.

  b.

  Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.

  c.

  Teknik analisis yang digunakan sama-sama menggunakan analisis regresi linier berganda. Perbedaan dari dari penelitian Ahmad Taslim & Andhi Wijayanto dengan penelitian sekarang yakni: a.

  Variabel yang digunakan dalam dalam penelitian saat ini tidak terdapat jumlah hari perdagangan sedangkan pada penelitian terdahulu terdapat hari perdagangan.

  b.

  Penelitian yang terdahulu menggunakan Sampel perusahaan dagang eceran yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia selama tahun 2012-2014. Sedangakn penelitian saat ini menggunakan saham LQ45.

2.1.3 Ni Luh Nonik Tika Silviyani, Edy Sujana, I Made Pradana Adi Putra (2014)

  Penelitian ini mengambil topik tentang pengaruh likuiditas perdagangan saham dan kapitalisasi pasar terhadap return saham perusahaan yang berada pada indeks LQ45 di bursa efek indonesia periode tahun 2009-2013 (studi empiris pada perusahaan LQ45 di bursa efek indonesia). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh likuiditas perdagangan saham dan kapitalisasi pasar terhadap return saham perusahaan yang berada pada indeks LQ45 di bursa efek Indonesia periode tahun 2009-2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 22 perusahaan selama 5 tahun pengamatan.

  Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengujian penelitian ini diperoleh kesimpulan, tidak adanya pengaruh secara signifikan terhadap frekuensi perdagangan dengan return saham. Adanya pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap volume perdagangan dengan return saham. Tidak adanya pengaruh secara signifikan terhadap kapitalisasi pasar dengan return saham

  Persamaan dari penelitian Ni Luh Nonik Tika Silviyani, Edy Sujana, I Made Pradana Adi Putradengan penelitian sekarang yakni: a.

  Penelitian terdahulu menggunakan variabel kapitalisasi pasar, penelitian saat ini juga menggunakan variabel kapitalisasi pasar sebagai salah sattu variabelnya.

  b.

  Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang sahamnya tergolong dalam kategori LQ45 Perbedaan dari penelitian Ni Luh Nonik Tika Silviyani, Edy Sujana, I Made Pradana Adi Putradengan penelitian sekarang yakni: a.

  Variabel yang digunakan sekarang ditambahkan pengaruh frekuensi perdagangan dan volume perdagangan terhadap return saham.

  b.

  Penelitian yang saat ini tidak menggunakan variabel likuiditas perdagangan saham.

  2.1 Tabel Pemetaan dan Persamaan Serta Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Sekarang

  Dari penelitian terdahulu dan penelitian sekarang terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Maka dari itu untuk memudahkan analisis data penulis membuat pemetaan seperti yang ada di bawah ini:

Tabel 2.1 Tabel Persamaan Dan Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Sekarang Azwir Nasir & Achmad Mirza (2013) Ahmad Taslim & Andhi Wijayanto (2016) Ni Luh Nonik Tika Silviyani, Edy Sujana & I Made Pradana (2014) Erika Novaliasari (2018)

  Variabel Dependen Return saham Return saham Return saham Return saham Variabel Independen Nilai Kurs, Inflasi, Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan

  Frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham, kapitalisasi pasar dan jumlah hari perdagangan

  Likuiditas perdagangan saham dan kapitalisasi pasar Frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar.

  Sampel Penelitian 28 perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun 2006- 2008 Perusahaan dagang eceran yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia selama tahun 2012-2014 22 perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2013 Perusahaan yang sahamnya secara konsisten tergolong dalam kelompok LQ45 pada tahun 2017.

  Teknik Analisis Data Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Hasil Penelitian Tingkat inflasi, suku bunga deposito, dan volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham

  Frekuensi perdagangan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham sedangkan variabel volume perdagangan, kapitalisasi pasar berpengaruh negatif tidak signifikan dan variable hari perdagangan berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham Tidak adanya pengaruh secara signifikan terhadap frekuensi perdagangan dengan return saham. Adanya pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap volume perdagangan dengan return saham. Tidak adanya pengaruh secara signifikan terhadap kapitalisasi pasar dengan return saham

  Frekuensi perdagangan saham berpengaruh positif tidak signifikan, sedangkan volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar berpengaruh positif signifikan terhadap return saham LQ45.

  Persamaan Dengan Penelitian Terdahulu Meneliti tentang pengaruh volume perdagangan terhadap return saham, Sama-sama meneliti tentang pengaruh frekuensi perdagangan, volume

  Sama-sama meneliti tentang pengaruh kapitalisasi Variabel yang digunakan sama yaitu frekuensi

  Azwir Nasir & Achmad Mirza (2013)

Ahmad Taslim & Andhi

Wijayanto (2016)

  Ni luh nonik tika silviyani, Edy sujana & i made Pradana (2014) Erika Novaliasari (2018) Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia, Teknik analisis yang digunakan sama-sama menggunakan analisis regresi linier berganda.

  Perdagangan dan kapitalisasi pasar terhadap return saham. Populasi yang digunakan adalah

perusahaan yang sahamnya

tercatat di Bursa Efek Indonesia, Teknik analisis

yang digunakan sama-sama

menggunakan analisis regresi linier berganda.

  Pasar terhadap return saham. Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang sahamnya tergolong dalam kategori LQ45

  Perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar. Dan teknik yang digunakan sama- sama menggunakan regresi linier berganda

  Perbedaan dengan penelitian terdahulu Penelitian sekarang menggunankan sampel yaitu saham yang tercatat pada BEI dan masuk pada kategori LQ45 dan Penelitian yang sekarang ditambahkan variabel frekuensi perdagangan, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar.

  Variabel yang digunakan

dalam dalam penelitian saat

ini tidak terdapat jumlah hari perdagangan. Sedangakn penelitian saat ini menggunakan saham LQ45.

  Variabel yang digunakan sekarang ditambahkan pengaruh frekuensi perdagangan dan volume perdagangan terhadap return saham. Dan Penelitian yang saat ini tidak menggunakan variabel likuiditas perdagangan saham.

  Tidak terdapat variabel hari perdagangan, nilai Kurs, inflasi, dan suku bunga deposito. Sampel yang digunakan adalah saham yang tergolong LQ 45 pada tahun 2017.

  Sumber : data diolah

2.2 Landasan Teori

  Landasan teori adalah suatu konsep, definisi yang telah disusun secara sistematis dan merupakan teori dasar mengenai variabel yang ada dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai landasan teori adalah

  

return saham dan faktor-faktor yang mempengaruhi return saham dan serta teori-

teori terdahulu yang dikemukakan oleh para peneliti.

2.2.1 Pasar Efisien

  Pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua saham yang diperdagangkaun telah mencerminkan semua informasi yang tersedia, baik informasi masa lalu (misalnya laba perusahaan tahun lalu), informasi saat ini (misalnya informasi rencana pembagian deviden tahun ini), maupun informasi yang bersifat pendapat atau opini rasional yang beredar di pasar yang bisa memengaruhi perubahan harga. (Cahyaningdyah, 2005)

  Pasar / perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bersifat transparan kepada investor maupun calon investor. Segala sesuatu yang sekiranya harus dimengerti oleh para investor sebaiknya dipublikasi sebagai bahan kajian untuk para investor menganalisis kinerja perusahaan tersebut dan juga sebagai acuan para calon investor dengan melalui keterbukaan laporan keuangan di masa lalu dan saat ini maka para calon investor dapat menganalisis apakah modalnya layak ditanamkan di perusahaan tersebut atau tidak.

  Pasar dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas tidak terlalu jauh menyimpang dari nilai instrinsiknya. Nilai instrinsik dalam hal ini dikaitkan dengan efisien merupakan suatu pasar sekuritas yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Sedangkan berdasarkan dsitribusi informasi, pasar efisien jika harga-harga sekuritas bertindak mengamati sistem informasi yang ada.

  Diasumsikan bahwa bisa saja investor mempunyai ekspektasi yang berbeda terhadap informasi yang ada. Pasar efisien merupakan pasar yang harga-harganya secara cepat dan penuh mencerminkan informasi yang tersedia terhadap aktiva tersebut. Kecepatan yang dimaksud disini adalah kecepatan dalam menyesuaikan ke harga equilibrium baru ketika ada informasi baru yang dimasukkan ke pasar. Misalnya saja ada informasi kenaikan laba yang dianggap sebagai kabar baik. Investor akan bereaksi dengan cepat setelah menerima informasi ini. Ini berarti pasar bereaksi cepat dan akan terbentuk harga baru yang merefleksikan informasi tersebut

  Menurut Fama (1970) bentuk efisien pasar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yang dikenal sebagai hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis). Ketiga bentukefisien pasar dimaksud adalah (1) hipotesis pasar efisien bentuk lemah (weak

  

form of the efficient market hypothesis), (2) hipotesis pasar efisien bentuk setengah

  kuat (semistrongform of the efficient market hypothesis), dan hipotesis pasar efisien bentuk kuat(strong form of the efficient market hypothesis). Masing-masing bentuk pasar efisientersebut terkait erat dengan sajauh mana penyerapan informasi terjadi di pasar.

  Fama (1970) yang membagi jenis pasar efisien menjadi tiga berdasarkan pada yaitu pasar efisien secara operasional atau internal (operationally or internally

  

efficient market ) dan pasar efisien secara eksternal atau harga (price or externally

efficient market ). Dikatakan pasar efisien secara operasional bilamana investor

  dikenai jasa transaksi semurah mungkin berkaitan dengan biaya-biaya atas terjadinya suatu transaksi. Contoh biaya-biaya transaksi di pasar modal (uang) adalah biaya komisi broker (brokerage commission), biaya eksekusi (execution

  

fees ), biayabiaya lain, dan biaya peluang (opportunity loss) (Fabozzi dan

Modligiani 1996: 155).

  Adapun yang dimaksud dengan pasar efisien secara eksternal atau harga adalah suatu kondisi bilamana harga setiap saat benar-benar mencerminkan informasi yang tersedia (available information). Informasi yang tersedia tersebut merupakan informasi yang relevan untuk dipergunakan dalam penilaian sekuritas.

  Informasi relevan dalam hal ini adalah informasi yang dengan segera tercermin pada harga sekuritas.

  Definisi pasar efisien juga dapat ditinjau berdasarkan pada distribusi informasi. Beaver (1986:130) mencoba untuk melihat pasar efisien dari sudut pandang distribusi informasi dengan mengatakan bahwa “a security market is said

  

to be efficient with respect to an information system if and only if the prices act as

if everyone observes the signals from that information system”. Menurut definisi

  ini, harga merupakan cermin dari adanya pemahaman menyeluruh (universal) atas suatu informasi, sehingga jika harga memiliki kandungan informasi, maka dikatakan bahwa harga yang terbentuk ‘sepenuhnya mencerminkan’ sistem

  Terkait dengan definisi menurut Beaver (1986), pertanyaannya yang perlu dijawab sekarang adalah informasi apa yang dikatakan se bagai ‘mencerminkan sepenuhnya tadi. Tidak dapat disangkal bahwa informasi yang diyakini dapat mencerminkan harga akan menjadi sorotan banyak pihak yang berkepentingan di pasar modal. Pihak-pihak dimaksud antara lain adalah pembuat kebijakan (pemerintah, badan pengawas pasar modal atau asosiasi penentu kebijakan akuntansi), manajemen perusahaan sebagai pembuat laporan keuangan, akuntan (auditor) sebagai pihak yang memberikan sertifikasi, dan perantara informasi, seperti pelanggan dan pesaing, serta investor.

  Walaupun ada tiga definisi pasar efisien yang kita kenal, pembahasan dalam tulisan ini ditekankan pada definisi pasar efisien menurut Fama (1970), karena definisi pasar efisien tersebut yang paling mendapat perhatian dan paling sering diuji. Selain itu, secara teoritis, operasional, dan empiris pengujian tiap bentuk pasar efisien memang berdasarkan pada teori pasar efisien yang dikemukan oleh Fama (1970).

  Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah (Weak Form)

  Dalam hipotesis ini harga saham diasumsikan mencerminkan semua informasi yang terkandung dalam sejarah masa lalu tentang harga sekuritas yang bersangkutan. Artinya, harga yang terbentuk atas suatu saham, misalnya, merupakan cermin dari pergerakan harga saham yang bersangkutan di masa lalu.

  Misalkan, ada bentuk musiman atas kinerja harga suatu saham yang menunjukkan bahwa harga saham akan naik menjelang tutup tahun (akhir tahun) dan kemudian

  Berdasarkan pada hipotesis pasar efisien bentuk lemah, pasar akan segera mengetahui dan merevisi kebijakan harganya dengan melakukan perubahan terhadap strategi perdagangannya. Mengantisipasi kemungkinan penurunan harga pada awal tahun, pedagang akan menjual saham yang dimilikinya sesegera mungkin untuk menghindari kerugian sebagai akibat dari “jatuhnya” harga saham perusahaan yang diamati. Upaya yang dilakukan pedagang tersebut akan menyebabkan harga saham perusahaan secara keseluruhan akan turun. Investor yang cerdik tentu akan menjual saham yang dimilikinya pada akhir tahun untuk menghindari kerugian sebagai akibat dari menurunnya harga saham di awal tahun.

  Singkatnya, upaya pedagang untuk sesegera mungkin menjual saham tersebut akan secara umum menyebabkan terjadinya penurunan harga pada awal tahun. Bentuk yang sama juga terjadi bilamana sebuah saham memiliki karakter harga yang secara historis turun di akhir tahun dan naik di awal-awal perdagangan setiap tahun.

  Apabila kondisi pasar memang demikian, artinya bahwa harga yang terbentuk mencerminkan perilaku harga secara historis, bentuk pasar efisien lemah dapat dikatakan terpenuhi.

  Jika hipotesis pasar bentuk lemah terpenuhi, dan akibatnya harga adalah bebas (independen) dari bentuk harga saham historis, maka dapat dikatakan bahwaperubahan-perubahan harga akan mengikuti kaedah jalan acak (random

  

walk ) manakala pengujian hanya dilakukan terhadap perubahan harga secara

  historis. Jalan acak adalah konsep statistik yang memprediksi bahwa keluaran (output) berikutnya(akan datang) dalam suatu urutan tidak tergantung pada adalah pelemparan uang receh, yang misalnya, satu sisi bergambar kepala dan sisi lainnya bergambar pohon. Walaupun dalam tiga lemparan pertama yang keluar adalah gambar kepala, tidak berarti bahwa lemparan yang berikutnya akan keluar lagi gambar kepala. Hasil untuk lemparan berikutnya sama sekali tidak tergantung pada lemparan pertama atau kedua.

  Karena sekuritas berisiko menawarkan return positif, kita dapat mengharapkan bahwa harga saham akan senantiasa naik atau mengalami apresiasi sepanjang waktu. Tetapi tren atau kecenderungan kenaikan tersebut tidak selamanya akan begitu, karena perubahan harga mengikuti kaedah jalan acak.

  Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Semi-Kuat (Semi-Strong Form)

  Menurut hipotesis pasar efisien bentuk semi-kuat, dalam artikel yang lain Fama (1991) menyebutnya sebagai studi peristiwa (event studies), harga mencerminkan semua informasi publik yang relevan. Di samping merupakan cerminan harga saham historis, harga yang tercipta juga terjadi karena informasi yang ada di pasar, termasuk di dalamnya adalah laporan keuangan dan informasi tambahan (pelengkap) sebagaimana diwajibkan oleh peraturan akuntansi. Informasi yang tersedia di public juga dapat berupa peraturan keuangan lain seperti pajak bangunan (property) atau suku bunga dan/atau beta saham termasuk rating perusahaan.

  Menurut konsep semi-kuat, investor tidak akan mampu untuk memperoleh

  

abnormal returns dengan menggunakan strategi yang dibangun berdasarkan

  informasi yang tersedia di publik. Dengan kata lain, analisis terhadap laporan sekali informasi tersebut menjadi informasi publik (umum), artinya tersebar di pasar, maka semua investor akan bereaksi dengan cepat dan mendorong harga naik untuk mencerminkan semua informasi publik yang ada. Jadi, informasi yang baru saja didapat dari membaca koran Bisnis Indonesia atau Kompas, misalnya mengenai penemuan obat baru atau ancaman akan munculnya perang di Kawasan Asia Timur atau Timur Tengah, dengan segera sudah tercermin pada harga sekuritas. Investor sudah tidak mungkin mendapatkan abnormal return ketika melakukan transaksi di pasar modal berdasarkan informasi publik tersebut. Harga pada tingkat beli atau jual saham sudah lebih dahulu mencerminkan informasi tersebut karena pasar akan dengan segera bereaksi.

  Berlawanan dengan pendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah, pada pasar efisien bentuk semi-kuat ada banyak investor yang berfikir bahwa mereka dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan pengamatan secara seksama terhadap informasi publik yang tersedia di pasar, khususnya informasi akuntansi.

  Investor yang melakukan analisis dengan menggunakan data atau informasi akuntansi (dari laporan keuangan) dan dari sumber lain untuk mengidentifikasi saham yang salah harga (mispriced) disebut investor tersebut melakukan analisis fundamental (Fundamental Analysis).

  Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Kuat (Strong Form)

  Pasar efisien bentuk kuat menyatakan bahwa harga yang terjadi mencerminkan semua informasi yang ada, baik informasi publik (public

  

information ) maupun informasi pribadi (private information). Jadi, dalam hal ini, yang ada di publik yang relevan, disamping juga informasi yang hanya diketahui oleh beberapa pihak saja, misalnya manajemen perusahaan, dewan direksi, dan kreditor. Misalnya, salah satu anggota direktur perusahaan telekomonikasi PT. Telkom Indonesia Tbk. mengetahui sebuah rencana akuisisi atau pengambil-alihan terhadap PT. Indosat Tbk. Informasi tersebut dimanfaatkan oleh Direktur dengan menyuruh istri atau anaknya atau teman dekatnya untuk membeli saham PT. Telkom Indonesia Tbk., sebelum informasi atau rencana akuisisi tersebut diberitakan atau menjadi milik umum. Hal ini dapat dikatakan sebagai suatu perdagangan dengan orang dalam (insider trading), adanya penggunaan kelebihan informasi untuk membeli saham atau melakukan suatu perdagangan. Bila bentuk pasar efisien kuat memang ada, maka dipercaya bahwa keluarga dekat Direktur tersebut tidak akan memperoleh abnormal returns. Sebaliknya, bilamana keluarga Direktur tersebut mendapatkan abnormal return, maka dikatakan bahwa pasar belum berbentuk efisiensi kuat (strong form).

  Perlu dicatat di sini bahwa perdagangan dengan menggunakan informasi orang dalam atau tepatnya perdagangan oleh orang dalam (insider trading) tidak dibenarkan dan dilarang. Bentuk pasar efisien kuat merupakan bentuk pasar efisien paling ketat. Hal ini terkait dengan pengertiannya bahwa harga pasar mencerminkan semua informasi, baik publik maupun nonpublik. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka dalam konteks pasar efisien bentuk kuat tidak ada seorangpun baik individu maupun institusi dapat memperoleh abnormal return, untuk suatu periode tertentu, dengan menggunakan informasi yang tersedia di publik dalam konteks kelebihan informasi, termasuk di dalamnya informasi yang hanya dapat diakses oleh orang-orang tertentu.

  Beberapa bukti empiris mendukung adanya pasar efisien, khususnya di Amerika Serikat, tetapi bukti-bukti yang tidak mendukung juga banyak. Sehingga, efisien tidaknya pasar modal, atau tepatnya masuk dalam kelompok bentuk efisien mana sebuah pasar modal, tergantung dari ada tidaknya bukti tentang abnormal

  

return yang dapat diperoleh oleh investor. Dalam perkembangannya, para peneliti

  sepertinya sepakat untuk menyebut bahwa pengujian terhadap bentuk kuat hipotesis pasar efisien sering dikaitkan dengan keberhasilan dalam penggunaan akses monopolistik terhadap informasi oleh pelaku pasar tertentu. Tentu saja efisiensi bentuk kuat mengungguli baik pasar efisien bentuk lemah maupun bentuk semi- kuat dan merupakan bentuk efisiensi paling tinggi dan secara empiris paling sulit untuk diuji.

2.2.2 Signalling Theory

  Signalling Theory atau Teori signal yang menunjukkan kecenderungan

  adanya asimetri informasi antara pemilik perusahaan dan investor (Jensen dan Meckling, 1976). Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi yaitu dengan menerbitkan laporan keuangan, yang menyajikan seluruh unsur di dalamnya termasuk laporan arus kas, karena dari laporan keuangan dapat diperoleh informasi dan mengurangi ketidakpastian investor terhadap investasi yang dilakukan. Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan merupakan signal bagi pemilik maupun pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.Sebelumnya investor akan menganalisis terlebih dahulu pengumuman tersebut apakah merupakan sinyal positif atau sinyal negatif, jika pengumuman itu bernilai positif bagi investor maka diharapkan pasar akan bereaksi saat pengumuman diterima oleh pasar yang akan berdampak pada volume perdagangan saham.

2.2.3 Analisis Teknikal (Analisis Pasar)

  Analisis teknikal merupakan suatu studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh di pasar saham dan implikasi yang ditimbulkannya pada harga saham. Analisis ini sering disebut juga dengan market

  

analysis (analisis pasar). Pada dasarnya, analisis teknikal ini berusaha untuk

  mempelajari bagaimana pengaruh berbagai kekuatan seperti kekuatan supply (penawaran) dan demand (permintaan) bisa memberikan pengaruh terhadap pergerakan harga saham (Ang, 1997).

  Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti harga saham, volume perdagangan saham, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Salah satu cara yang cukup popular digunakan untuk melakukan analisa teknikal adalah charting (gambar).

  Beberapa contoh yang menjadi indikasi adanya pengaruh pasar terhadap pergerakan harga saham adalah , pada kondisi pasar yang sedang bullish, pada umumnya harga saham juga bergerak dengan pola yang sama, demikian pula dengan keadaan pasar yang sedang bearish, harga saham umumnya juga bergerak dengan pola bearish.

  

demand yang merupakan manifestasi dari tingkah laku investor. Dengan naiknya

  volume perdagangan maka keadaan pasar dikatakan menguat demikian pula sebaliknya.

  Sasaran yang ingin dicapai dari analisis ini adalah ketepatan waktu dalam memprediksi harga (price movement) jangka pendek suatu saham, oleh karena itu informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting bagi investor untuk menentukan kapan saatnya suatu sekuritas (saham) dibeli dan kapan harus dijual.

  Dananti (2004) menyatakan bahwa para analis teknikal percaya bahwa gerakan saham akan mengikuti tren, baik menurun, meningkat maupun mendatar.

  Pada saat pergerakan harga saham mencapai titik terendah dan mulai meningkat, bagi para analis teknikal merupakan indikator untuk melakukan tindakan membeli saham. Tren peningkatan harga saham tersebut akan mencapai puncaknya, para analis teknikal biasanya akan menahan saham yang dimiliki untuk dijual di kemudian hari. Tren berikutnya pada saat pergerakan harga saham yang mendatar, para analis teknikal bisa saja menjual sahamnya, tetapi di satu sisi mereka mungkin berharap akan terjadi tren peningkatan, sehingga mereka lebih memilih untuk menahan sahamnya dan tidak segera dijual. Tetapi jika pada akhir tren mendatar, ternyata diikuti tren penurunan harga saham, maka situasi ini bagi para analis teknikal akan merupakan sinyal untuk menjual sahamnya, untuk menghindari kerugian yang lebih besar akibat harga terus turun. Selain mempertimbangkan informasi yang disediakan oleh data harga, analis teknikal juga mempercayai data volume perdagangan sebagai indikator pergerakan harga masa yang akan datang. mendasarkan diri pada data-data pasar di masa lalu (seperti data harga saham, volume penjualan saham), sebagai dasar untuk mengestimasi harga saham di masa mendatang (Tandelilin, 2001).

2.2.4 Return

  Menurut Samsul (2006: 291), return adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Menurut Brigham dan Houston (2006: 215), return atau tingkat pengembalian adalah selisih antara jumlah yang diterima dan jumlah yang diinvestasikan, dibagi dengan jumlah yang diinvestasikan.

  Suatu perusahaan akan sangat digemari oleh para investor ketika perusahaan tersebut memberikan return yang tinggi ke para investor. Perusahaan dapat mengembalikan modal yang ditanamkan para investor ke perusahaan karena ada beberapa faktor misalnya penjualan yang meningkat, reputasi atau nama baik perusahaan dianggap bersih di mata masyarakat sehingga mengangkat nilai dari perusahaan tersebut. Jika perusahaan tersebut mendapatkan laba maka perusahaan akan membagikan deviden ke para pemegang saham, namun apabila perusahaan mengalami kerugian maka yang akan mendapat sisa keuntungan dari perusahaan tersebut adalah pemegang saham preferen terlebih dahulu, jika ada sisa baru dibagikan ke pemegang saham biasa, tapi jika tidak ada sisa maka pemegang saham biasa tidak mendapatkan keuntungan sama sekali.

  Menurut Jogiyanto (2009: 199), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Dalam investasi apapun seorang investor pasti menginginkan hasil atau

  

return yang tinggi. Maka dari itu sebelum menentukan investasi apa yang kita pilih

  kita harus melakukan analisis, ada dua analisis yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham yaitu analisi teknikal dan fundamental. Analisis teknikal adalah sebuah metode peramalan pergerakan harga saham, indeks atau instrument keuangan lainnya dengan menggunakan grafik berdasarkan data historis.

  Pada analisis fundamental dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan atau mempelajari kinerja perusahaan tersebut. Ada pepatah yang mengatakan “don't put your money in one basket” artinya jangan menempatkan semua uang yang ada pada satu investasi / perusahaan karena tidak ada yang tahu kapan perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan atau kolaps, jadi ada baiknya menginvestasikan sebagian uang pada banyak perusahan, karena tiap perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang berbeda yang mungkin dapat memberikan keuntungan yang lebih. Return secara matematis dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

  − −1

Return = .......... (1)

  −1 Keterangan: Pt = harga saham pada periode t t-1

  P = harga saham pada periode sebelumnya (t

  • – 1)

2.2.2 Pasar Modal

  Menurut (Husnan, 1998;3) Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar unttuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

  Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal bisa jadi digunakan perusahaan untuk mencari dana dengan cara menjual saham atau surat berharga atas kepemilikan suatu perusahaan tertentu yang sah kepada masyarakat / investor. Alasan suatu perusahaan menjual sahamnya di pasar modal salah satunya adalah untuk melakukan ekspansi perusahaan, semakin banyak dana yang dihimpun perusahaan dari masyarakat / investor maka ekspansi perusahaan juga akan semakin besar. Atau bisa juga dana yang dihimpun dari saham yang beredar digunakan untuk membayar hutang yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi barang-barang/ jasa kembali.

  Masyarakat / investor ketika akan melakukan investasi pastinya akan memilih suatu perusahaan yang liquid dan memiliki kapitalisasi yang besar sehingga dapat memberikan keuntungan sesuai dengan harapan para masyarakat / investor, biasanya saham yang likuid dan memiliki kapitalisasi yang besar adalah saham yang mendapat predikat saham LQ45 dari Bursa Efek Indonesia. Saham LQ45 dianggap mampu memberi keuntungan atau pengembalian keuntungan yang besar bagi para investor, baik saham dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

  2.2.3 Frekuensi Perdagangan Saham

  Frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali transaksi jual beli yang terjadi pada saham yang bersangkutan pada waktu atau periode tertentu. Dengan frekuensi transaksi perdagangan saham dapat diketahui saham tersebut diminati investor atau tidak . Semakin banyak frekuensi perdagangan suatu saham maka berarti saham tersebut semakin likuid. Sebaliknya jika saham tersebut frekuensi perdagangannya sedikit berarti saham tersebut tidak likuid atau tidak menarik di mata investor.

  Banyak hal yang memengaruhi mengapa saham perusahaan tersebut kurang laku dipasaran, salah satunya adalah hilangnya kepercayaan investor terhadap perusahaan yang bersangkutan yang mungkin saja disebabkan karena laporan keuangan yang tidak jelas sehingga minat beli investor anjlok, selain itu manajemen yang buruk, terlalu banyak memiliki hutang dan juga kinerja perseroan yang kurang baik, padahal tugas utama dari perseroan adalah meningkatkan asset jika asset suatu perusahaan masih belum meningkat dari waktu ke waktu kinerja perseroan harus dipertanyakan dan membuat para investor akan berpikir kembali akan menanamkan dananya di perusahaan tersebut atau tidak dengan cara membeli sahamnya.

  2.2.4 Volume Perdagangan Saham

  Volume perdagangan saham diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000). Di pasar modal pergerakan suatu saham dapat dilihat dari frekuensi perdagangan saham / kapitalisasi pasar. Semakin tinggi frekuensi perdagangan saham menggambarkan berapa kali suatu saham diperjualbelikan dalam suatu periode tertentu, maka hal ini akan sangat berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

  Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam analisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan pasar seharusnya bereaksi positif.

  Banyaknya jumlah lembar saham yang dibeli hal ini dikarenakan saham tersebut termasuk golongan saham yang baik dan digemari investor. Hal ini bisa saja disebabkan karena perusahaan tersebut tidak memiliki dana yang menganggur, semua dana digunakan untuk perputaran modal untuk melakukan banyak hal misalnya ekspansi, membayar hutang/ kreditur, memproduksi barang atau jasa untuk dijual kembali kepada masyarakat. Sehingga dengan aktifnya perputaran modal dan diiringi dengan tingkat pendapatan dari perusahaan yang meningkat akan menarik minat investor untuk menanamkan dananya atau membeli saham perusahaan tersebut karena dianggap akan memberikan tingkat pengembalian yang baik sesuai dengan harapan investor atau bahkan lebih. Zulhawati (2000) menyatakan bahwa aktivitas volume perdagangan saham (i) pada periode (t) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

  ℎ ℎ ℎ − TVAit=

  ......... 2 ℎ ℎ ℎ −

2.2.5 Kapitalisasi Pasar

  Kapitalisasi pasar merupakan nilai dari saham perusahaan yang beredar di pasar. Nilai kapitalisasi pasar berbeda dengan nilai asset perusahaan. Bagi sebuah perusahaan, kapitalisasi pasar sangatlah penting karena hal ini menggambarkan nilai keseluruhan dari perusahaan tersebut. Tolak ukur dari suatu keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan terbuka seringkali dikaitkan dengan pertumbuhan dan besar kecilnya kapitalisasi pasar itu sendiri. Semakin besar nilai kapitalisasi perusahaan maka akan semakin mahal harga dari perusahaan tersebut di pasar. Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar perusahaan tersebut dengan harga saham perusahaan pada saat ini.

  Kapitalisasi pasar tidak didefinisikan sebagai bagus atau jeleknya suatu perusahaan, namun dengan semakin besarnya kapitalisasi perusahaan tersebut akan lebih mudah untuk mendapatkan dana. Kapitalisasi pasar yang tinggi sangat membantu para investor untuk memprediksi besarnya pengaruh suatu perusahaan ke index BEI, semakin besar kapitalisasi pasarnya maka akan semakin besar pula pengaruhnya ke index, hal ini menjadi salah satu tolak ukur bagi investor apakah akan membeli sham tersebut atau tidak dengan mengetahui besarnya kapitalisasi.

  Saham-saham yang memiliki kapitalisasi yang besar dan memiliki fundamental yang baik akan mengurangi resiko kerugian yang fatal di masa mendatang dan cenderung stabil dalam pembagian deviden. Begitu pula dalam jangka menengah (lebih dari 1 tahun), biasanya perusahaan ini akan memberikan tingkat pengembalian / return yang lebih optimal, dan investor tidak perlu memantau saham dengan kapitalisasi pasar yang tinggi setiap hari, cukup dengan memantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saja para investor akan mengerti perkembangan dari saham tersebut.

  Menurut Robert Ang (1997) kapitalisasi pasar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

  Vs= Ps X Ss .......... 3

  Keterangan: Vs= kapitalisasi pasar Ps= harga pasar / closing price Ss= jumlah saham yang beredar

  2.3 Kerangka Pemikiran

  Kerangka pemikiran merupakan suatu pernyataan atau pemecahan dari suatu masalah yang sedang diteliti atau didentifikaasi untuk menentukan kejelasan atau valid tidaknya proses penelitian secara keseluruhan atau dapat juga disebut sebagai solusi dari permasalahan yang telah ditetapkan.

  Berdasarkan penjelasan sub bab sebelumnya, maka dapat dibuat kaitan antara frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar terhadap return saham LQ45 dengan kerangka pemikiran sebagai berikut :

  Frekuensi Perdagangan

  Saham H2 (+)

  Return Saham Volume

  LQ45 Perdagangan H3 (+)

  Saham H1

  (TVAit)

  H4 (+) Kapitalisasi

  Pasar

  (Vs)

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

  2.4 Hipotesis Penelitian

  Dalam penelitian ini terdapat beberapa hipotesis penelitian yang dijadikan sebagai acuan awal pada penelitian ini yang didasarkan pada teori-teori yang ada dan penelitian terdahulu. H1: Frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham LQ45

  H2: Frekuensi perdagangan saham berpengaruh positif terhadap return saham LQ45

  H3: Volume perdagangan saham berpengaruh positif terhadap return saham LQ45 H4: Kapitalisasi pasar berpengaruh positif terhadap return saham LQ4

Dokumen yang terkait

Pengaruh Investment Oportunity Set Terhadap volume perdagangan Saham Perusahaan Go Public Di...

0 18 3

Analisis perbedaan return saham masing-masing hari perdagangan di Bursa Efek Jakarta: (studi penelitian Juni-Juli 2000) -

0 2 113

Pengaruh volume perdagangan saham dan earining pershare(EPS) terhadap harga saham :(pada perusahaan maufaktur sektor logam dan sejenisnya yang go public di Bursa Efek Indonesia)

0 11 139

Pengaruh frekuensi perdagangan, harga saham masa lalu, dan volume perdagangan saham terhadap harga saham idx30 - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

Pengaruh return on equity, quick ratio dan debt To equity ratio terhadap return saham Pada perusahaan farmasi - Perbanas Institutional Repository

2 1 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh return on equity, quick ratio dan debt To equity ratio terhadap return saham Pada perusahaan farmasi - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh return on equity, quick ratio dan debt To equity ratio terhadap return saham Pada perusahaan farmasi - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

Pengaruh frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar Terhadap return saham lq45 - Perbanas Institutional Repository

0 1 14

Pengaruh frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar Terhadap return saham lq45 - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

Pengaruh frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitalisasi pasar Terhadap return saham lq45 - Perbanas Institutional Repository

0 0 10