PEMBENAHAN TERHADAP LEMBAGA PEMASYARAKATAN DAPAT MENIADAKAN OPSI HUKUMAN MATI BAGI NARAPIDANA DI INDONESIA (THE IMPROVEMENT OF QUALITY OF PENITENTIARY CAN ELIMINATE THE DEATH PENALTY OPTIONS OF CONVICTED CRIMINALS IN INDONESIA)
ABSTRAK
Setelah sekian lama tidak terdengar ke ruang publik, akhir-akhir ini sanksi hukuman mati terhadap terpidana kasus yang tergolong extraordinary crime kembali mencuat. Diantaranya seperti yang Penulis temukan artikel elektronik mengenai eksekusi hukuman mati yang dimana kejaksaan Indonesia bersiap melakukan eksekusi mati terpidana narkoba yang berikutnya. Pemerintahan Presiden Jokowi menyatakan, ini perlu untuk memberikan efek jera dan menjaga moralitas remaja Indonesia. Menurut argumen Penulis, alangkah bijaksananya kita mendisuksikan mengenai pembenahan Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia daripada memperdebatkan boleh atau tidaknya Hukuman Mati di negara Indonesia karena tentu saja Hukuman Mati merugikan banyak pihak seperti melanggar Hak Asasi Manusia seseorang dan menimbulkan beban psikis baik kepada terpidana Hukuman Mati, Keluarganya, para eksekutor hukuman mati, dan kerugian lainnya. Karena jika kita telah melakukan pembenahan terhadap Lembaga Pemasyarakatan, jika fungsi lembaga pemasyarakatan untuk membina moral telah optimal atau layak bagi para warga binaan, kita tidak memerlukan lagi opsi Hukuman Mati untuk semua jenis tindak pidana (extraordinary crime) termasuk untuk kasus peredaran Narkoba yang akhir-akhir ini sibuk diperbincangkan oleh banyak orang. Lembaga Pemasyarakatan merupakan salah satu tempat pelayanan publik dimana bertujuan untuk membina masyarakat yang awalnya berperilaku buruk (melakukan perbuatan kriminal), sehingga memiliki kesadaran untuk mengubah perilaku buruknya tersebut menjadi perilaku yang terpuji, tidak merugikan orang lain, dan berkontribusi positif bagi masyarakat lainnya. Sudah seyogyanya kondisi Lembaga Pemasyarakatan harus didesain sedemikian rupa dan sebaik mungkin, sehingga para warga binaan menjadi betah, seperti memiliki rumah kedua (setelah rumahnya sendiri), dan merasa lebih manusiawi menjalani hari-harinya (masa hukumannya) di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Penulis berkeyakinan bahwa jika Lembaga Pemasyarakatan telah dibenahi dan dioptimalkan fungsinya dengan baik, maka tujuan Lembaga Pemasyarakatan yang sesungguhnya pasti akan tercapai. Seperti yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal 2 yang menyatakan ”Sistem pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.” Pasal 3 dalam undang-undang ini pun menyangatkan fungsi Lembaga Pemasyarakatan yang sesungguhnya “Sistem pemasyarakatan berfungsi menyiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan
agar dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab.”
Kata Kunci: Pembenahan, Lembaga Pemasyarakatan, Hukuman Mati.
ABSTRACT
After a long time was not heard to the public area, lately death penalty toward the criminal cases that classified as extraordinary crime are appear. The author discovers electronic article about the execution of the death penalty which is the prosecutor prepares to execute death penalty toward the drugs dealer. The president of Republic of Indonesia stated that it is necessary to give a deterrent effect to the convicted criminal and keep the morality of Indonesian teenagers. According to my opinion, the author argues that it will be better and wiser if we discuss about renovating all of the Penitentiary in Indonesia than debating whether death penalty could be done in Indonesia or not, because it will be displeasure many parties, death penalty infringed the human rights of the convicted criminals and cause psychological burden to them, families, the executor of the death penalty, and other parties. Because if we have to improve the quality of the Penitentiary, if the function of Penitentiary for fostering moralily has been optimal or properly enough to the convicted criminals, Indonesia will be no longer need the death penalty option as sanction to the convicted crimanals including for the extraordinary crime (especially for drugs trafficking in our country). Penitentiary is one of the public services which aims for fostering the people that initially have bad habits (commited to the crime), so that they will have the awareness to change their bad attitude into the be better ones, will not harm others, and positively contributed to the society. Already Penitentiary ’s conditions should be designed in such a way and as good as possible, so that the inmates feels like at their own home (like having a second home after his own home), and feel humaner to spend their days in the Penitentiary. The author believes that if the Penitentiary has been improved and optimized its function well, then the real purpose of Penitentiary will definitely achieved. As stated in Law Number 12 Year 1995 regarding to Penitentiary Article 2 which states "sanction system are organized in order to fostering the convicted criminals in order to
be the real man, aware of their fault, improve themselves, and not to repeat the criminal act so that they can be friendly received by the community, can actively participated in the development of our country, and can socialize themselves as good citizen."Article 3 on this regulation also intensifies the function of Penitentiary "the function of Penitentiary is to prepare convicted criminals to be able to properly integrated to the society, so they can be accepted again as members of the public who are free and responsible ones."
Keywords: Improvement, Penitentiary, Death Penalty.
PENDAHULUAN
Setelah sekian lama tidak terdengar dimana kejaksaan Indonesia bersiap ke ruang publik, akhir-akhir ini sanksi
melakukan eksekusi mati terpidana narkoba hukuman mati terhadap terpidana kasus
yang berikutnya. Pemerintahan Presiden yang tergolong extraordinary crime
Jokowi menyatakan, ini perlu untuk kembali mencuat. Diantaranya seperti yang
memberikan efek jera dan menjaga Penulis
moralitas remaja Indonesia. Yang terancam mengenai eksekusi hukuman mati yang
eksekusi mati diantaranya dua warga
Australia, Andrew Chan dan Myuran Pengacara Myuran Sukumaran dan Sukumaran. Permohonan pengampunan
Andrew Chan menerangkan, mereka tetap mereka ditolak oleh Presiden Joko Widodo,
segala cara untuk yang menyatakan akan mengambil langkah
mengupayakan
menyelamatkan nyawa kliennya. Juga tegas menghadapi para penjahat narkotika
Perdana Menteri Australia Tony Abbott dan obat bius.
menegaskan, pemerintahnya berupaya keras Pemerintah Australia menyatakan
menyelamatkan warganya yang terancam masih berupaya mencegah eksekusi mati
eksekusi mati di luar negeri. "Kami terhadap warganya. Sukumaran dan Chan
hukuman mati. Kami ditangkap tahun 2005 di Bali dalam kasus
menentang
melakukan segala upaya kemanusiaan yang percobaan penyelundupan heroin sebanyak
dapat dilakukan, untuk menjamin agar tidak
8 kg. Mereka termasuk dalam kelompok ada warga Australia dieksekusi mati di luar yang disebut-sebut sebagai "Bali Nine".
negeri," kata Abbot kepada wartawan. Bulan lalu, Indonesia melakukan eksekusi
Menlu Australia Julie Bishop menerangkan, terhadap enam terpidana mati dalam kasus
negaranya menghormati sistem hukum di narkoba. Langkah itu mengundang kritik
Indonesia. Namun jika ada warga Australia luas dari kalangan aktivis hak asasi dan
yang terancam eksekusi mati, ia akan negara-negara asing, terutama di Eropa.
melakukan segalanya untuk mencapai Brasil dan Belanda menarik Duta Besarnya
penangguhan. "Jadi kami belum putus dari Jakarta sebagai tanda protes. 1 harapan," tandas Bishop.
Kedua terpidana mati sudah Tidak hanya itu, berita yang sedang menyatakan penyesalan dan menyatakan,
hangat diperbincangan oleh publik ialah mereka saat ini sedang menjalani program
kasus Mary Jane Fiesta Veloso yang hanya rehabilitasi di penjara Bali. Menteri Luar
kurir dan diminta untuk Negeru
seorang
mengantarkan barang milik orang lain. Dan menerangkan, negaranya juga bisa menarik
ternyata dia tertangkap tangan mebawa pulang duta besarnya dari Jakarta, jika
narkoba jenis heroin seberat 2,6 Kilogram eksekusi mati terhadap warganya tetap
di bandara Yogyakarta beberapa tahun lalu. dilaksanakan. Tapi juru bicara Kementerian
Dan ternyata menurut Komisioner Komnas Luar Negeri Indonesia, Armanatha Nasir,
Chuzaifah, sempat menjelaskan, ini adalah masalah penegakan
HAM, Yunyanti
beberapa kali bertemu dengan Mary, dan hukum, bukan isu politik atau diplomatik.
menemukan bahwa dia adalah korban mafia "Kami hanya melakukan penegakan
perdagangan orang dan mafia narkoba hukum terhadap kejahatan yang dilakukan
internasional.
orang-orang ini. Kami tidak menentang Masalah hukuman mati belum suatu negara tertentu," tandas Nasir. Ia juga
mendapatkan perhatian khusus dalam ruang mengatakan,
publik (baik para akademisi, praktisi, menyampaikan kepada Australia tentang
pihaknya
sudah
pihak lainnya). penolakan
pengamat,
dan
Dibandingkan dengan negara-negara lain memberikan
yang ada di dunia, perdebatan hukuman Australia, terpidana mati dalam kasus
pengampunan.
Selain
mati di Indonesia masih menuai kontroversi narkoba yang segera dieksekusi antara lain berasal dari Perancis, Ghana, Nigeria dan
1 http://www.dw.de/terpidana-narkoba-dan-
Filipina.
hukuman-mati-di-indonesia/a-18238079, Terpidana Narkoba dan Hukuman Mati di Indonesia , diposting tanggal 7 Februari 2015.
hingga saat ini. Nuansa perdebatan hanya Pernyataan itu mungkin hal yang berkutat pada tataran hukum saja baik itu
wajar karena refleksi otoriter masih antara hukum legisme yang ada di
menancap dalam relung bawah sadarpara Indonesia dengan penerapannya seperti apa.
politisi dan birokrat produk rejim diktator Sedangkan aspek lainnya khususnya untuk
yang selama 32 tahun telah melecehkan hak psikologis (psikis terpidana hukuman mati
asasi warganegara. Makna dan arti dari beserta keluarganya), masih jarang untuk
pernyataan itu, antara lain: 1) Bukti bahwa diteliti.
pernyataan hukuman mati merupakan Foucault pernah merumuskan pisau
manuver politik simbolik dan rendahnya analisis untuk melihat fungsi hukuman
sensitifitas atas kehidupan/nyawa. 2) (mati) dalam sebuah sistem politik hukum
Kelambanan dalam birokrasi adalah hal dan keterkaitannya dengan perkembangan
yang sengaja diciptakan dan dibiarkan, ilmu pengetahuan dan perkembangan
bagian dari intimidasi. 3) masyarakat. 2 Yang terutama menurut dalil
karena
Menegaskan kembali bahwa penggunaan Foucault 3 adalah, kita harus membuang
kekerasan oleh negara baik secara legal atau jauh ilusi bahwa tujuan (eksklusif)
yang irregular (illegal) tetap hukuman adalah mengurangi kejahatan. Hal
pun
berlangsung sampai hari ini. 4) Tatanan ini disebabkan oleh karena hukuman
hirarki sosial dalam masyarakat garisnya mengacu pada kondisi sosial, sistem politik
kembali dipertegas, karena dalam banyak dan kepercayaan agama, sehingga tindak
kasus yang mendapatkan hukuman mati hukum dapat sangat toleran, atau dapat
adalah lapisan sosial terendah dalam sangat keras/kejam, bisa diarahkan pada
masyarakat. 5) Memegang otoritas tidak seorang individu atau sebuah komunitas,
pernah peduli dengan bebasnya para dan terakhir dapat membuat sebuah
koruptor kelas berat dan para pelanggar pertobatan (efek jera) bagi individu/
HAM dari jeratan hukuman, walaupun hal komunitas. Yang harus diperhatikan adalah
tersebut melanggengkan sikap apatis strategi –taktik baru dari kekuasaan dalam
partisipasi politik dan mengenalkan berlakunya undang-undang
terhadap
berfungsinya sistem hukum yang berlaku. pidana (yang baru).
Dengan demikian muncul pula Eksekusi hukuman mati terhadap
beberapa konsekuensi, di antaranya: seorang pelaku kejahatan berat atau lawan
kegeraman masyarakat menjadi sering tidak politik negara sepertinya diterima sebagai
terkendali. Hal ini terlihat dari kerap peristiwa yang lumrah bagi masyarakat
munculnya kasus main hakim sendiri dan Indonesia.
eksekusi masyarakat terhadap tersangka kesadaran hukum masyarakatnya yang
kasus kriminal (dari beragam kategori), masih lemah. Panjangnya proses dan rantai
tepat di depan mata para penegak hukum. birokrasi dapat menimbulkan juga reaksi
Hukuman mati oleh penguasa adalah yang kurang patut dari mulut menteri
langkah formal frustasi publik atas hukum dan HAM, yang menyatakan bahwa
rendahnya kemampuan hukum melindungi dirinya dibuat 4 “bosan“ karena kelambatan masyarakat.
kerja aparatnya yang berakibat terpidana Pada dasarnya Penulis tidak setuju tidak segera dieksekusi.
dengan Hukuman mati untuk semua jenis
2 Michel Foucault, Discipline& Punish, The 4 Tim Imparsial, Jalan Panjang Menghapus Birth of the Prison . 1977. Hal. 23.
Praktik Hukuman Mati di Indonesia, Sebuah studi 3 Ibid, hal. 24.
kebijakan di Indonesia . Juni 2004. Hal. 9.
tindak pidana yang ada termasuk
Kondisi Lembaga Pemasyarakatan di
extraordinary crime seperti kasus peredaran
Indonesia pada umumnya
Narkoba yang sedang mencuat terjadi
Pemasyarakatan akhir-akhir ini. Karena disitulah akan
Lembaga
merupakan salah satu tempat pelayanan terlihat fungsi Lembaga Pemasyarakatan
publik dimana bertujuan untuk membina yang sesungguhnya. Jika memang fungsi
masyarakat yang awalnya berperilaku buruk Lembaga Pemasyarakatan ditujukan untuk
(melakukan perbuatan kriminal), sehingga membina moral para warga binaannya,
memiliki kesadaran untuk mengubah termasuk yang terjerat kasus Narkoba,
perilaku buruknya tersebut menjadi perilaku maka seharusnya dijalankan demikian.
yang terpuji, tidak merugikan orang lain, Penulis meyakini bahwa jika Lembaga
dan berkontribusi positif bagi masyarakat Pemasyarakatan dijalankan dengan baik dan
Sudah seyogyanya kondisi benar, maka tidak diperlukan lagi yang
lainnya.
Lembaga Pemasyarakatan harus didesain namanya Hukuman Mati di Indonesia.
sedemikian rupa dan sebaik mungkin, Menurut hemat Penulis alangkah
sehingga para warga binaan menjadi betah, baiknya
seperti memiliki rumah kedua (setelah pemasyarakatan
rumahnya sendiri), dan merasa lebih mungkin
dijalankan
seoptimal
manusiawi menjalani hari-harinya (masa sebagaimana kita ketahui bersama fungsi
dalam Lembaga lembaga pemasyarakatan berguna untuk
membina moral warga binaannya agar yang Tetapi sebagaimana kita ketahui awalnya memiliki moral atau tingkah laku
bersama, kondisi Lembaga Pemasyarakatan yang buruk dapat menjadi baik dan dapat
di Indonesia jauh dari kata layak dan ideal diterima
yang sebagaimana mestinya. Mulai dari Bagaimana mau menjalankan fungsi
penghuni Lembaga Lembaga Pemasyarakatan dengan baik,
kuantitas
Pemasyarakatan yang over kapasitas. kondisi Lembaga Pemasyarakatan di
Adapun 4 Lembaga Pemasyarakatan yang Indonesia masih sangat memprihatinkan,
dicap sebagai penghuni terpadat di banyak sekali kelemahan yang ditemukan 5 Indonesia. Diantaranya peringkat pertama
di dalamnya, terbatasnya fasilitas, lemahnya diraih cabang Rumah Tahanan (Rutan) pengawasan
Kantor Wilayah Pemasyarakatan, dan masih banyak
Kementrian Hukum dan HAM Riau, yang kelemahan lainnya yang akan Penulis
dihuni sebanyak 593 orang napi yang paparkan lebih lanjut.
seharusnya hanya menampung 66 orang Hal
(sehingga dikatakan over kapasitas sebesar pemikiran Penulis dan tertarik untuk
898 persen). Selanjutnya diikuti oleh mengkaji lebih mendalam mengenai
Lembaga Pemasyarakatan Banjarmasin di kontroversi hukuman mati dan dikaitkan
Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan dengan manfaatnya serta kondisi Lembaga
HAM Kalimantan Selatan dengan kapasitas Pemasyakatan yang masih belum layak
sebanyak 366 orang, tetapi sudah diisi dijadikan tempat untuk membina moral
sebanyak 2.427 orang. Sehingga para narapidana di Indonesia.
5 http://www.republika.co.id/berita/nasional/huku m/13/07/20/mq71sx-kondisi-penjara-di-indonesia-
berjejalan-di-lapas-sempit.
narapidana harus berjejalan di dalam lapas bakal meluap keluar sehingga baunya tak yang kelebihan kapasitas sebesar 663
tertahankan. Penghuni sel sempit yang persen.
terdiri atas 14 orang itu harus berbagi satu Kemudian
wastafel. Tak heran jika selama dibui itu, Pemasyarakatan terpadat lainnya disusul
kuantitas
Lembaga
Rachel Dougall kudisan. Bahkan lebih oleh
Beliau terserang Bengkalis, Kantor Wilayah Kementrian
di Lembaga
pneumonia parah yang menurut Beliau Hukum dan HAM Riau, dengan kapasitas 6 mengancam nyawanya.
sebanyak 174 orang dan saat ini sudah Bukan hanya fenomena mengenai berisi sebanyak 945 orang. Berarti Lembaga
tidak terawatnya Lembaga Pemasyarakatan, Pemasyarakatan ini mengalami kelebihan
peristiwa buruk lainnya diungkapnya kapasitas sebesar 543 persen. Peringkat
peredaran obat terlarang di Lembaga keempat Lembaga Pemasyarakatan terpadat
Pemasyarakatan. Hal ini merujuk pada di Indonesia ditempati oleh Lembaga
kesaksian yang dilontarkan oleh Freddy Pemasyarakatan Anas Martapura yang
Budiman seperti dilansir pada putusan dihuni sebanyak 953 orang. Seharusnya
Pengadilan Militer II-08. Dari bilik penjara, Lembaga Pemasyarakatan yang berada di
Freddy bukannya insyaf tetapi malah bawah
memperbesar bisnis haramnya. Dari Kementrian Hukum dan HAM Kalimantan
berperan sebagai pengedar Selatan ini hanya mampu menampung
awalnya
berkembang besar menjadi importir ekstasi. sebanyak 180 orang. Sehingga dapat
Aksi Freddy Budiman mengendalikan dikatakan Lembaga Pemasyarakatan ini
narkoba dalam jumlah ratusan ribu butir kelebihan kapasitas di lapas itumencapai
dari balik penjara terus terungkap. Ternyata 529 persen. Lembaga Pemasyarakatan di
Freddy telah menggeluti bisnis narkoba atas hanyalah perwakilan empat dari
selama 16 tahun. Terkhir Freddy berusaha Lembaga Pemasyarakatan terpadat di
menyelundupkan 1,4 juta butir ekstasi milik Indonesia. Masih banyak lagi Lembaga
Chandra Halim tetapi terbongkar Badan Pemasyarakatan lainnya yang juga tidak
Narkotika Nasional. Dalam bisnisnya, kalah padatnya dari keempat Lembaga
Freddy juga memanjakan perempuan- Pemasyarakatan tersebut.
yang ada di Selain masalah over kapasitas di
perempuan
cantik
sekelilingnya. Tidak jarang pula Freddy Lembaga
mengajak perempuan tersebut kencan di lainnya yang dihadapi adalah tidak
Pemasyarakatan,
problema
dalam Lembaga Pemasyarakatan. Freddy terawatnya
juga membuat pabrik narkoba di Lembaga Pemasyarakatan. 7 Ini merujuk kepada Pemasyarakatan Cipinang.
pengakuan mantan penghuni Lepaga Di samping itu, permasalahan yang Pemasyarakatan Rachel Dougall usia 40
menjadi sorotan lainnya adalah adanya tahun, warga negara Inggris yang pernah
penyiksaan, perlakuan atau penghukuman dibui selama 12 bulan di Lembaga
manusiawi, dan Pemasyarakatan Krobokan, Bali. Beliau
merendahkan martabat yang diterima warga memaparkan bahwa kondisi buruk Hotel
Prodeo itu secara terperinci. Menurutnya
6 http://www.solopos.com/2013/07/29/kesaksian
kondisi toilet disana adalah lubang yang
-rachel-dougall-media-inggris-sebut-penjara- indonesia-jorok-432645.
digali di tanah. Sehingga ketika hujan
7 http://news.detik.com/read/2013/09/18/182748
turun, halaman tergenang dan limbah pun
/2362699/10/freddy-sudah-mengendalikan-narkoba- dari-balik-penjara-sejak-1997?ntprofil.
binaan Lembaga Pemasyarakatan di terpidana pengedar Narkoba. Alasan yang Indonesia, pungutan liar, dan adanya mafia
paling mendasar Penulis tidak setuju peradilan. Adanya kamar emas bagi warga
dengan Hukuman Mati ialah dikarenakan binaan termasuk dalam mafia peradilan.
melanggar Hak Asasi Manusia. Menurut Mafia peradilan itu memang ada dari
hemat penulis hanya Tuhan saja yang seluruh penegak hukum. Dari penyidik
berhak untuk mengambil nyawa seseorang. sampai sipir penjara. 8 Kondisi Lembaga
Hukuman mati melangkahi wewenang Pemasyarakatan di Indonesia yang dinilai
Yang Maha Kuasa dan jelas bertolak tidak memenuhi standar hak asasi manusia
belakang dengan sila pertama. Segala menjadi sorotan Komite Hak Asasi
didasarkan pada Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.
sesuatunya
harus
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Selain itu Menurut Penulis hal-hal tersebut di
Hukuman mati dinilai tidak manusiawi atas melanggar ketentuan Undang-undang
karena setiap orang memiliki hak mendasar Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
untuk hidup dan itu harus dilindungi oleh Manusia Pasal 12 yang isinya “Setiap orang
negara sebagaimana tercantum dalam berhak
Pancasila Sila kedua. Banyak aturan lainnya pengembangan
atas perlindungan
bagi
yang mengatur mengenai perlindungan memperoleh pendidikan, mencerdaskan
pribadinya,
untuk
terhadap Hak Asasi Manusia, seperti dirinya, dan
meningkatkan kualitas ditemukan dalam Undang-undang Dasar hidupnya agar menjadi manusia yang
Negara Republik Indoesia Tahun 1945 beriman, bertaqwa, bertanggung jawab,
Pasal 28 huruf A dan Pasal 28 huruf I ayat berakhlak mulia, bahagia, dan sejahtera
(1) yang menyatakan bahwa “Hak untuk sesuai dengan hak asasi manusia.” Selain
hidup tiap orang tidak dapat dikurangi itu
dalam keadaan apapun . ” Tentulah hak Pemasyarakatan tidak sesuai dengan
fenomena kondisi
Lembaga
hidup seseorang tidak bisa dibatasi dan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 39
ditentukan oleh siapa pun dalam kondisi Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
apa pun.
Pasal 71 “Pemerintah wajib dan Tidak hanya Hukum Positif di bertanggung
Indonesia saja yang menjunjung tinggi Hak melindungi, menegakkan, dan memajukan
jawab
menghormati,
Asasi Manusia, dunia pun mengakui dan hak asasi manusia yang diatur dalam
melindungi Hak Asasi Manusia untuk dapat Undang-undang ini, peraturan perundang-
terus melangsungkan kehidupannya serta undangan lain, dan hukum internasional
saling menjunjung tinggi harkat dan tentang hak asasi manusia yang diterima
martabat orang lain. Seperti yang tercantum oleh negara Republik Indonesia.”
dalam Deklarasi Universal HAM PBB 1948
Pasal 3 “Tiap orang berhak hidup, berhak atas kebebasan dan keamanan diri pribadi.
Pembenahan terhadap
” Pada dasarnya Penulis tidak setuju
Lembaga
Pemasyarakatan
Dan hal ini diperkuat dalam Pasal 5 yang menyatakan,
dengan hukuman mati termasuk terhadap “Tidak seorang pun boleh
dikenai perlakuan atau pidana yang
8 Pernyataan dari Koordinator Sub Komisi
menganiaya atau kejam, yang tidak
Pengkajian dan Penelitian Komisi Nasional Hak
berperikemanusiaan atau merendahkan
Asasi Manusia Roichatul Aswidah pada Metro TV
martabat.
” Dalam Kovenan PBB tentang
News. http://www.metrotvnews.com/metro
news/read/2013/08/12/1/174270/Kondisi-LP-
Hak-hak Sipil dan Politik Tahun 1966 Pasal
Indonesia-Jadi-Perhatian-Dunia
6 yang telah diratifikasi menjadi undang- 6 yang telah diratifikasi menjadi undang-
bertanggung jawab menjunjung tinggi penegakan Hak Asasi
petugas
yang
menangani terpidana mati ketimbang Manusia. Dengan alasan setiap orang
menembaknya,” sambung eksekutor itu, mempunyai hak alami untuk hidup, hak ini
“karena mereka terlibat sejak menjemput, harus dilindungi oleh hukum. Siapa pun
mengikat tangan terpidana mati, hingga tidak memiliki hak untuk mencabut nyawa
mereka meninggal.” Ternyata pula, ada orang lain. Memang pada dasarnya manusia
batasan berapa kali eksekutor bisa tidak pernah luput dari kesalahan, tidak ada
menjalankan tugasnya. ”Jika kami harus manusia yang sempurna. Karena dasar
mengeksekusi satu atau dua kali, itu tidak itulah Penulis berpendapat sebaiknya
masalah. Namun jika terlalu sering, tentu diberikan kesempatan kepada setiap orang
akan berpengaruh terhadap psikologis agar dapat menyadari dan memperbaiki
kami.” Berbicara kepada The Jakarta Post, kesalahannya, diberikan waktu untuk dapat
baru-baru ini, Kepala Korps Brimob Polri, berperilaku baik dan benar menurut hukum
Brigjen Pol. Robby Kaligis, yang pernah agar dapat diterima kembali oleh
menjadi anggota regu tembak pada 1980- masyarakat. Dan hal ini dapat tercapai
an, mengakui adanya beban psikologis pada melalui perantara peranan dari Lembaga
pasukannya. “Menembak itu bagian Pemasyarakatan yang baik pula.
termudah. Yang paling sulit adalah Di samping Hukuman Mati dianggap
memastikan mereka siap secara mental,” melanggar Hak Asasi Manusia seseorang,
ujar Robby yang pernah menjadi Kapolres Hukuman Mati menimbulkan beban psikis
Solo ini. 9
yang cukup berat bagi terpidananya dan
Menurut
argumen Penulis,
keluarganya. Jangankan yang divonis
alangkah
bijaksananya kita
Hukuman Mati, yang sedang menjalani
mendisuksikan mengenai pembenahan
proses hukum saja pasti akan mengalami
Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia
beban berat tersendiri dalam hidup mereka
daripada memperdebatkan boleh atau
karena tidak ada seorang pun yang akan
tidaknya Hukuman Mati di negara
bahagia dan tenang jika sedang menjalani
Indonesia karena tentu saja Hukuman
proses hukum. Beban psikis yang Penulis
Mati merugikan banyak pihak seperti
maksudkan dapat berupa gangguan
yang telah Penulis paparkan di atas.
kejiwaan, stress, atau kekecewaan karena
Karena jika kita telah melakukan
panjang dan lamanya proses hukum yang
pembenahan
terhadap Lembaga
harus mereka lalui, dan akhirnya juga pasti
Pemasyarakatan, jika fungsi lembaga
akan menjalani hukuman mati.
pemasyarakatan untuk membina moral
Ternyata tidak hanya menimbulkan
telah optimal atau layak bagi para warga
beban psikis yang berat bagi para terpidana
binaan, kita tidak memerlukan lagi opsi
hukuman mati dan keluarganya saja, beban
Hukuman Mati untuk semua jenis tindak
psikis ini juga dialami oleh para eksekutor
pidana (extraordinary crime) termasuk
mati. Berikut kutipan yang saya peroleh
untuk kasus peredaran Narkoba yang
dari artikel elektronik yang Penulis telah baca: “Polisi yang masih muda dan
menolak disebutkan namanya karena
9 http://www.solopos.com/2015/03/10/hukuman
sensitifnya peranan dia sebagai eksekutor,
-mati-begini-pengakuan-blak-blakan-eksekutor- hukuman-mati-583390, Begini Pengakuan Blak-
merupakan anggota kesatuan Brigade Mobil
Blakan Eksekutor Hukuman Mati, diposting tanggal
(Brimob). “Beban mental lebih berat untuk
28 April 2015.
akhir-akhir ini sibuk diperbincangkan
persediaan air di kamar mandi mereka jika
oleh banyak orang.
sewaktu-waktu air PDAM tidak mengalir. Jangan lupa dibuat ventilasi agar terjadi
a. Pendirian
Lembaga
sirkulasi udara di kamar mandi tersebut.
Menurut Penulis tidak masalah jika Disini Penulis mencoba untuk
Pemasyarakatan yang Manusiawi
setiap warga binaan diberikan jadwal piket memberikan deskripsi atau gambaran
untuk membersihkan kamar mandi di tiap kondisi Lembaga Pemasyarakatana yang
selnya. Tidak begitu berat membagi waktu ideal dan berperikemanusiaan. Sudah
piket untuk kebersihan kamar mandi karena selayaknya
ada 4-5 orang dalam satu sel. Tiap orang Pemasyarakatan diberikan pembatasan
setiap
Lembaga
dapat dijadwalkan membersihkan kamar kuantitas atau jumlah warga binaan di
mandi tiap minggunya. Jadi tidak harus setiap selnya. Misalnya pembatasan kuota
melibatkan
petugas Lembaga
sekitar 4-5 orang untuk setiap selnya yang
untuk membersihkan berukuran 8x8 m. Jika memang sel
Pemasyarakatan
kamar mandi tersebut. Jangan lupa Di tiap tersebut telah mencapai kuota maksimal,
kamar mandi disediakan fasilitas untuk seyogyanya warga binaan tidak lagi
membersihkan kamar mandi. Seperti ditempatkan di sel tersebut. Jika memang
misalnya wipol atau sabun, serta sikat untuk setiap sel sudah penuh, seharusnya
membersihkan lantai dan jamban. Di depan diadakan renovasi terhadap Lembaga
sel mereka ditempatkan bunga atau
tanaman kecil dalam pot (sekitar 3 buah)
ditambahkannya sel-sel atau ruang tahanan agar tetap asri suasana dalam sel tersebut. di Lembaga Pemasyarakatan tersebut.
Tiap penghuni dibebankan tanggung jawab Menurut Penulis kesuksesan Lembaga
untuk merawat tanaman tersebut. Tentu saja Pemasyarakatan itu tidak dilihat dari
mengenai kebersihan dan keindahan sel banyaknya kuantitas para warga binaan
tersebut tetap terus diawasi oleh petugas melainkan kualitas yang diberikan oleh
Lembaga Pemasyarakatan. Sekali lagi Lembaga
Pemasyarakatan
tersebut.
semua warga binaan mempunyai fasilitas
Selanjutnya Tidak lupa untuk memberikan
kamar tidur yang sama, tidak ada
keramik pada lantai sel tersebut. Tiap
pembedaan
atau diskriminasi bagi
penghuni sel juga diberikan kasur yang
golongan menengah ke atas untuk
layak sebagai tempat mereka merebahkan
mengakses fasilitas yang lebih istimewa
tubuh jika ingin beristirahat. Tiap sel
dari yang Penulis tawarkan di atas.
disediakan lemari sebagai tempat menaruh pakaian para penghuni sel.
Di samping perbaikan sel atau Di
ruangan pada Lembaga Pemasyarakatan infrastruktur yang penting (sering diakses
tersebut, disediakan juga taman bagi para para penghuni), seperti misalnya kamar
penghuni Lembaga Pemasyarakatan untuk mandi. Tiap sel seharusnya mempunyai
mereka dapat berinteraksi dan menyegarkan kamar mandi. Kamar mandi yang didirikan
pikiran merena agar tidak suntuk. Tentu pun harus memenuhi kriteria yang layak,
saja taman tersebut ditumbuhi dengan misalnya ada tempat pembuangan kotoran
pohon-pohon besar (seperti beringin), lalu (jamban) yang bersih dan berlantai keramik,
bunga-bunga agar tetap rimbun dan indah. ada ember yang besar untuk menampung air
Untuk perawatan taman, bisa diberikan mandi, dan ada drum sebagai tempat
kepercayaan
kepada para penghuni
Lembaga Pemasyarakatan
kotak P3K, obat diare, obat demam, pilek, merawatnya. Tiap sel (yang berisi 4-5 orang
untuk
atau pusing, dan lain-lain). Pada jam kerja tersebut) bisa diberikan jadwal piket
tertentu, terdapat dokter dan perawat yang bergilir untuk merawat taman tersebut. Bisa
membantu pengobatan disini. Jadi warga juga
binaan dapat berkonsultasi mengenai menghasilkan buah
ditumbuhi pohon-pohon
yang
kesehatan raga mereka. dikonsumsi para warga binaan. Bahkan
sehingga
dapat
Mohon untuk Pemerintah tidak kalau pohon-pohon tersebut berbuah
terlalu memikirkan masalah biaya, karena banyak (bisa seperti kebun) sehingga buah-
kemanusiawian jauh lebih penting daripada buah tersebut dapat dijual ke pasar untuk
biaya. Penulis yakin pemerintah sanggup menambah uang kas mereka.
untuk memenuhinya jika memang para Selain taman yang sejuk, disediakan
Koruptor benar-benar dapat diberantas. Jika
memang kualitas yang diberikan sudah berolahraga. Seperti misalnya lapangan
juga lapangan untuk tempat mereka
manusiawi, setiap penghuni Lembaga basket, bulu tangkis, atau volley ball
Pemasyarakatan pasti akan betah untuk (olahraga
hari-harinya dan dapat merakyat). Lapangan ini bertujuan agar
untuk memperbaiki mereka dapat berolahraga sehingga
berkomitmen
perilakunya menjadi lebih baik lagi. kesehatan raga mereka dapat tetap terjaga karena tersedianya fasilitas ini. Penulis rasa
b. Pembentukan
Sekolah dan
dengan kegiatan olahraga ini, dapat juga
Perguruan Tinggi di Lembaga
meningkatkan keakraban diantara para
Pemasyarakatan
warga binaan karena mereka dapat saling Sesuai dengan roh dari Pembukaan berinteraksi satu sama lainnya pada saat
Undang-Undang Dasar Negara Republik berolahraga.
Indonesia Tahun 1945 alinea yang keempat Selajutnya Penulis ingin memberikan
yang menyatakan “Kemudian daripada itu masukan
untuk memajukan Pemasyarakatan
mencerdaskan peribadatan yang mewakili agama-agama
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan yang ada di Indonesia. Tempat peribadatan
yang berdasarkan ini tidaklah harus besar, cukup kecil saja,
ketertiban
dunia
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan paling tidak ada kesempatan bagi mereka
maka disusunlah untuk dapat berdoa, beribadah, dan
keadilan
sosial,
…………………………………………… meningkatkan keimanan mereka di tempat
……………. bagi seluruh rakyat Indonesia. peribadatan tersebut. Penulis yakin tiap
Yang perlu Penulis garis bawahi warga binaan pasti akan memiliki
disini, dalam mencerdaskan kehidupan kesadaran tersendiri untuk
bangsa seluruh Indonesia, tiap orang kebersihan dan kenyamanan tempat
menjaga
“berhak untuk mendapatkan pendidikan peribadatan tersebut.
berdasarkan asas keadilan sosial”. Tidak
Jangan lupa untuk melengkapi
ada pembedaan atau diskriminasi bagi salah
pihak. Semua pihak berhak Kesehatan untuk dapat merawat warga
Lembaga Pemasyarakatan dengan Unit
satu
mendapatkan pendidikan termasuk warga binaan yang terganggu kesehatannya. Disini
binaan di Lembaga Pemasyarakatan dari disediakan obat-obatan yang umumnya
Sekolah Menengah digunakan orang pada umumnya (seperti
Sekolah
Dasar,
Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga
tidak diskriminatif dengan menjunjung binaan yang putus sekolah, tidak dapat
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, meneruskan pendidikan karena mereka
nilai kultural, dan kemajemukan b angsa.” harus menjalani masa hukuman di dalam
Jelas aturan ini mendukung adanya prinsip Lembaga Pemasyarakatan. Tentu saja
penyelenggaraan dengan diselenggarakan pendidikan di
keadilan
dalam
pendidikan bagi setiap orang, tanpa adanya dalam Lembaga Pemasyarakatan, moral dan
pembedaan sedikit pun. Setiap orang berhak inteletualitas mereka pun akan terus dibina
atas kesempatan pendidikan yang sama hingga akhirnya mereka dapat menjadi
didasarkan pada upaya menjunjung Hak orang yang sukses dan dapat berguna bagi
Asasi Manusia yang telah dimiliki oleh nusa dan bangsa.
manusia sejak lahir.
Jika kita menelaah lebih jauh hal ini Di dalam Undang-undang Nomor 20 juga diamanatkan oleh Undang-Undang
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Nasional Pasal 5 ayat (1) “Setiap warga 1945 Pasal 28 C ayat (1) yang menyatakan
negara mempunyai hak yang sama untuk “Setiap orang berhak mengembangkan diri
memperoleh pendidikan yang bermutu” dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
(5) “Setiap warga negara berhak mendapat berhak mendapatkan pendidikan dan
kesempatan meningkatkan pendidikan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
sepanjang hayat”, jelas-jelas melindungi dan teknologi, seni budaya, demi
hak setiap orang untuk mendapatkan meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
pendidikan yang sama sepanjang hayat. kesejahter aan umat manusia.” Dan hal ini
Pemerintah pusat dan pemerintah juga jelas-jelas tercantum di dalam Undang-
daerah disini pun wajib memberikan Undang Dasar Negara Republik Indonesia
layanan pendidikan yang berkualitas Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) yang
dengan sama rata, tanpa adanya pembedaan menyatakan bahwa “Setiap warga negara
sedikitpun. Hal ini diamanatkan dalam berhak mendapatkan pendidikan.” Jelas
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 kedua Pasal ini menjelaskan secara tersurat
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal bahwa setiap orang (tanpa terkecuali)
11 ayat (1) “Pemerintah dan pemerintah berhak untuk medapatkan pendidikan dan
daerah wajib memberikan layanan dan pengajaran demi peningkatan mutu atau
serta menjamin kualitas diri serta bagi peningkatan
kemudahan,
terselenggaranya pendidikan yang bermutu kesejahteraan orang lain. Dengan membuka
warga negara tanpa Perguruan Tinggi khusus bagi warga
binaan, itu menandakan negara peduli Untuk melaksanakan pendidikan terhadap peningkatan kualitas Sumber Daya
yang layak dan berkualitas, sesuai dengan Manusia tanpa adanya pembatasan diantara
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 masyarakat umum dengan binaan.
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal Tidak ada salahnya jika Penulis
46 ayat (1) Pendanaan Pendidikan telah berpegangan pada prinsip penyelenggaraan
menjadi tanggung jawab bersama antara pendidikan
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
melalalui
Undang-undang
Yang dimana semua Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat (1) yang
Masyarakat.
pendanaan tersebut harus didasarkan pada berbunyi “Pendidikan diselenggarakan
prinsip
keadilan,
kecukupan, dan kecukupan, dan
mendapatkan pendidikan, hal ini juga 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dilindungi dalam Deklrasai Universal HAM Pasal 47 ayat (1)). Oleh karena itu
tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi Pemerintah sudah seyogyanya peduli dan
217 A (III) Pasal 26 ayat (1) yang memperhatikan nasib penghuni warga
”Setiap orang berhak negara
menyat akan
memperoleh pendidikan. Pendidikan harus memperoleh pendidikan karena pendidikan
binaan dalam
hak
untuk
dengan cuma-cuma, setidak-tidaknya untuk itu sangatlah penting dalam membina
tingkatan sekolah rendah dan pendidikan akhlak dan intelektual mereka agar menjadi
dasar. Pendidikan rendah harus diwajibkan. maju dan tidak tertinggal oleh masyarakat
Pendidikan teknik dan kejuruan secara pada umumnya.
umum harus terbuka bagi semua orang, dan Undang-undang Nomor 39 Tahun
pendidikan tinggi harus dapat dimasuki
1999 tentang Hak Asasi Manusia pun
dengan cara yang sama oleh semua
mendukung adanya persamaan hal dalam orang, berdasarkan kepantasan. Yang pendidikan. Hal ini dapat ditemukan dalam
perlu Penulis tekankan disini, jelas bahwa Pasal 12 yang isinya “Setiap orang berhak
negara-negara yang termasuk dalam atas perlindungan bagi pengembangan
keanggotaan PBB termasuk Indonesia ini pribadinya, untuk memperoleh pendidikan,
harus menyediakan metode yang sama dan mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan
adil bagi setiap orang yang ingin kualitas hidupnya agar menjadi manusia
mengenyam pendidikan tinggi termasuk yang beriman, bertaqwa, bertanggung
warga binaan di dalam Lembaga jawab, berakhlak mulia, bahagia, dan
Pemasyarakatan. Mereka mempunyai hak sejahtera sesuai dengan hak asasi manusia.”
yang sama dengan masyarakat umum dalam Selanjutnya disangatkan di dalam Pasal 71
mengakses dunia pendidikan. “Pemerintah wajib dan bertanggung jawab
Di samping Deklarasi Universal menghormati, melindungi, menegakkan,
HAM, Internasional mengakui persamaan dan memajukan hak asasi manusia yang
setiap orang memperoleh pendidikan diatur dalam Undang-undang ini, peraturan
melalui Konvenan Internasional tentang perundang-undangan lain, dan hukum
Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya resolusi internasional tentang hak asasi manusia
Majelis Umum 20 A (XXI) tertanggal 16 yang diterima oleh negara Republik
Desember 1966. Hal ini dinyatakan dalam Indonesia.” Untuk itu agar pemerintah
Pasal 13 yang berbunyi “Negara-negara Indonesia
Pihak pada Kovenan ini mengakui hak melindungi serta memajukan hak warga
dikatakan
menghormati,
setiap orang atas pendidikan. Negara- negara dalam hal pendidikan, negara
negara tersebut sepakat bahwa pendidikan selayaknya
harus diarahkan pada pengembangan pendidikan termasuk akses pendidikan
memberikan
fasilitas
sepenuhnya kepribadian manusia dan mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah
kesadaran akan harga dirinya, dan Menengah Pertama, Sekolah Menengah
memperkuat penghormatan terhadap hak Atas, hingga jenjang perguruan tinggi bagi
asasi manusia dan kebebasan dasar. warga binaan agar mereka dapat
Mereka selanjutnya sepakat bahwa
memajukan pendidikan di Indonesia
pendidikan harus memungkinkan semua
Tidak hanya undang-undang dalam
orang untuk berpartisipasi secara efektif
Negeri saja yang mengakui adanya dalam suatu masyarakat yang bebas, Negeri saja yang mengakui adanya dalam suatu masyarakat yang bebas,
moralitas agar mereka persahabatan antar semua bangsa dan
perbaikan
mempunyai perilaku yang terpuji dan tidak semua kelompok, ras, etnis atau agama, dan
mengulangi lagi kejahatan di masa meningkatkan
mendatang. Sehingga kelak apabila mereka Bangsa-Bangsa
kegiatan
Perserikatan
telah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan, perdamaian.
untuk
memelihara
mereka dapat diterima kembali di tengah- Yang perlu Penulis tekankan disini,
tengah masyarakat. Karena pada umumnya, jelas bahwa setiap negara yang termasuk
para warga binaan yang dibina di Lembaga dalam Konvenan Internasional ini termasuk
Pemasyarakatan, kurang begitu mendalami Indonesia
wajib untuk memberikan masalah Agama, biasanya mereka berasal kesempatan pendidikan bagi setiap orang
dari kehidupan atau keluarga yang termasuk warga binaan di Lembaga
bermasalah (entah itu berasal dari keluarga Pemasyarakatan untuk dapat berpartisipasi
broken home, perekonomian yang di bawah secara efektif dalam suatu masyarakat
rata-rata, dan tekanan hidup lainnya), yang bebas. Tidak ada lagi pembedaan secara
memaksa mereka untuk historis, status, dan latar belakang mereka.
kemudian
melakukan kejahatan. Disinilah perananan Mereka seharusnya mendapatkan perlakuan
Ahli Agama untuk menyadarkan hidup yang sama dalam memperoleh pendidikan
mereka, mereka dapat melakukan ibadah dan masyarakat harus memfasilitasinya
bersama-sama di Lembaga Pemasyarakatan tanpa adanya diskrimasi.
dengan dibantu atau dibina oleh Ahli Agama juga disana, sehingga mereka dapat
c. Tersedianya Psikiater dan Ahli
kembali ke jalan yang benar. Sekali mereka
Agama
diberikan seminar atau penyuluhan juga Disini Penulis merekomendasikan
mengenai keimanan mereka sebagai untuk setiap Lembaga Pemasyarakatan
pencerahan bagi batin mereka. Apabila hari disediakan Psikiater dan Ahli Agama
besar keagamaan, mereka juga dapat (untuk setiap agama yang diakui di
secara bersama-sama. Indonesia) yang stand by pada waktu-waktu
merayakannya
Intinya melalui Psikiater dan Ahli Agama tertentu. Psikiater ini berfungsi untuk
bertujuan untuk memperbaiki moralitas menyelami kepribadian para warga binaan
mereka menjadi lebih baik lagi dari agar jiwa mereka tidak merasa terbebani.
sebelumnya.
Karena pada umumnya kondisi kejiwaan para warga binaan bergejolak, emosi tidak
d. Peningkatan sistem Keamanan dan
stabil, dan merasa jenuh dan bosan ketika
Pengawasan
di Lembaga
menjalani masa hukuman di penjara
Pemasyarakatan
sehingga terkadang membuat jiwa mereka Dalam pembahasan disini, Penulis terganggu. Disini Psikater juga dapat
lebih cenderung atau fokus kepada membantu
peningkatan kualitas sistem keamanan di kepribadian yang tidak normal sehingga
Pemasyarakatan untuk dapat menjadi normal kembali.
Lembaga
menghindari penyiksaan, perlakuan atau Selain Psikiater, diperlukan juga
penghukuman yang keji, tidak manusiawi, campur tangan para Ahli Agama untuk
dan merendahkan martabat yang diterima setiap Agama yang ada. Disini para Ahli
warga binaan, pungutan liar, peredaran Agama berperan penting dalam membina
Narkoba, adanya mafia peradilan, dan keimanan masing-masing warga binaan dan
tindakan
lainnya. Misalnya dengan lainnya. Misalnya dengan
yang sebenarnya.
setiap aktifitas akan terpantau melalui Di samping itu dapat juga kamera tersebut. Tentu saja kamera yang
dilaksanakan Investigasi atau Sidak
terpasang harus terhubung langsung dengan dadakan secara rutin yang dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM baik yang
Staff Kementerian Hukum dan HAM di di daerah Provinsi maupun Pusat.
Lembaga Pemasyarakatan.Sidak ini lebih Penulis mempunyai konsep seperti
ditingkatkan lagi intensitasnya. Sehingga NTMC Polri yang selalu melaporkan berita
setiap perilaku atau tindakan yang terkini mengenai perkembangan lalu lintas
dilakukan dalam Lembaga Pemasyarakatan di Jalan Raya, apakah sedang macet atau
terjadi secara alamiah, apa adanya, tanpa lenggang? Sehingga kalau macet, dapat
adanya kegiatan yang disembunyikan yang dilaporkan
dilarang menurut hukum. Tetapi sidak ini solusinya. Begitu juga dengan Lembaga
harus benar-benar dapat dilakukan tanpa Pemasyarakatan, ada penempatan staff
sebelumnya, karena Kementerian Hukum dan HAM di
pemberitahuan
terkadang untuk sidak atau investigasi Kementerian Hukum dan HAM selalu
dadakan, beritanya bocor atau terlebih mengawasi dan melaporkan berita terkini di
terdengar di Lembaga Lembaga
dahulu
Pemasyarakatan sehingga sidak atau apabila terjadi penyimpangan, seperti
Pemasyarakatan.
Sehingga
investigasinya menjadi tidak efektif. penyiksaan, perlakuan atau penghukuman yang
keji, tidak
manusiawi,
dan
e. Tersedianya Taman Bermain dan
merendahkan martabat yang diterima warga
Taman Pintar.
binaan, pungutan liar, peredaran Narkoba, Mengenai hal tersedianya Taman dan adanya mafia peradilan baik yang
Bermain lebih difokuskan kepada Lembaga dilakukan
Pemasyarakatan untuk warga binaan anak Pemasyarakatan maupun para warga
di bawah umur (belum dewasa). Disini para binaannya dapat segera diketahui, ditindak
warga binaan anak di bawah umur lebih lanjut, dan diberi sanksi jika memang
diberikan kesempatan untuk bermain pelanggarannya berat.
sehingga mereka merasa terhibur atas itu. Selain itu, sistem pengawasan dapat
Karena sebagaimana kita ketahui bersama, lebih ditingkatkan dengan mengadakan
untuk anak-anak masih memerlukan waktu sistem finger prints untuk setiap tamu
untuk bermain bersama teman-temanya. warga binaan yang berkunjung ke Lembaga
Jangan sampai Lembaga Pemasyarakatan Pemasyarakatan
memberikan beban yang berat untuk psikis investigasi. Untuk finger prints akan sangat
bermanfaat untuk mengetahui setiap orang Selain Taman Bermain, Lembaga yang
Pemasyarakatan disediakan juga Taman Pemasyarakatan. Jadi kalau sewaktu-waktu
datang mengujungi
Lembaga
Pintar untuk setiap orang dapat meng- ada terindikasi melakukan penyimpangan
update keilmuan mereka. Misalnya hukum (misalnya peredaran Narkoba),
disediakan buku atau akses internet untuk setiap tamu yang datang dapat diselidiki
mereka dapat belajar bersama disana. dan dimintakan keterangan atas maksud
Tetapi suasananya dibuat semenarik kedatangannya. Sehingga bisa dapat
mungkin agar mereka terdorong untuk mengakses informasi dan ilmu disana. Jadi mungkin agar mereka terdorong untuk mengakses informasi dan ilmu disana. Jadi
memiliki bakat tersebut, dapat diberikan
“bermain sambil
belajar”
lebih
kursus singkat untuk memasak oleh
diutamakan dalam hal ini. Taman bermain pakarnya sehingga kemampuan mereka dan Taman Pintar ini dapat diakses juga
dapat terus diasah dan dikembangkan dalam oleh anak-anak para warga binaan yang
kelas masak tersebut. Jika mereka telah sedang bertandang mengunjungi orang tua
benar-benar mahir atau professional, mereka yang berada di dalam Lembaga
mereka dapat menggunakan keterampilan Pemasyarakatan.
memasak mereka untuk menjadi koki Sekali lagi Penulis memohon kepada
masak atau membuat kue yang kemudian Pemerintah tidak terlalu memikirkan
hasil masakan mereka tersebut dapat dijual masalah biaya, karena kemanusiawian jauh
kepada publik. Tentu jika telah mencapai lebih penting daripada biaya. Penulis yakin
sangat membantu pemerintah sanggup untuk memenuhinya
level
ini, akan
perekonomian mereka. jika memang para Koruptor benar-benar