Dian Sandi Pratama1 , Imas Ratna Ermawaty
JIPFRI, Vol. 1 No. 2
JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah
Halaman: 88 - 93 November 2017 ADVERSITY QUOTIENT SELF EFFICACY HUBUNGAN ANTARA DAN PBL
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA SMA
1
2
3 Dian Sandi Pratama , Imas Ratna Ermawaty , dan Tri Isti Hartini 1,2,3
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jl. Tanah Merdeka, Kp. Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Indonesia * 3 E-mail: tri.isti@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Adversity Quotient dengan Hasil Belajar fisika siswa SMA, mengetahui hubungan antara Self Efficacy dengan Hasil Belajar fisika siswa SMA, serta mengetahui hubungan antara Adversity Quotient dan Self Efficacy dengan hasil belajar fisika siswa SMA. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier Y atas X 1 diperoleh hitung
̂ = 33,797 + 0,5505 Dari hasil perhitungan ANAVA didapat F = 0,117 < F tabel = 2,28. Hasil perhitungan regresi linier Y atas X 2 diperoleh
̂= 30,061 + 0,5965 dan hasil perhitungan ANAVA didapat F hitung = 0,4681 < F tabel = 2,28. Sedangkan hasil perhitungan regresi linier Y atas X 1 dan X 2 diperoleh 1 ) + (0,586 2 ) dan koefisien korelasi ganda F h = 14,076 > F t (0,05 : 2/31) = ̂ = 43,52 + (0,996
3,32. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis korelasi ganda dan korelasi parsial didapat analisis korelasi Y atas X 1 adalah t hitung > t tabel yaitu 6,108 > 2,042 yang berarti Ha diterima. Analisis korelasi Y atas X 2 didapat t hitung > t tabel yaitu 10,870 > 2,042 yang berarti Ha diterima, sedangkan analisis korelasi Y atas X tabel 1 1 dan X 2 2 diperoleh F hitung
= 14,076 > F = 3,32 yang berarti Ha diterima. Koefisien korelasi parsial X dan Y jika X dikontrol diperoleh t hitung > t tabel yaitu 2,640 > 2,042 yang berarti Ha diterima, sedangkan koefisien korelasi parsial X hitung tabel 2 dan Y jika X 1 dikontrol diperoleh t > t yaitu 6,582 > 2,042 yang berarti Ha diterima. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Adversity Quotient dan Self Efficacy dengan Hasil Belajar fisika siswa SMA.
Kata kunci: Adversity Quotient, Self Efficacy, Hasil Belajar.
siswa untuk mampu menguasai mata pelajaran
PENDAHULUAN
fisika, dan bahkan dapat pula menyebabkan Pada jenjang pendidikan menengah stres di kalangan siswa itu sendiri. hingga atas, umumnya mata pelajaran fisika Melihat kondisi seperti yang telah masih (saja) dianggap sulit bagi sebagian besar dijabarkan di atas, sudah sepatutnya guru siswa. Hal ini pernah juga peneliti alami ketika sebagai seorang pendidik harus memahami peneliti berada pada masa-masa Sekolah keadaan psikis dan non-psikis yang terjadi
Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah pada siswa-siswinya. Sehingga dapat Menengah Atas (SMA). Anggapan tentang mengetahui faktor-faktor yang menjadi betapa sulitnya fisika disebabkan oleh permasalahan siswa dalam belajar, baik beberapa faktor, salah satunya adalah banyak internal maupun eksternal. Permasalahan terdapatnya rumus dan hukum di dalamnya. internal siswa dalam belajar dari fakor
Kesulitan-kesulitan tersebut kerap kali psikologis, yaitu antara lain intelegensi, membuat siswa menjadi kehilangan semangat, motivasi, minat, bakat, percaya diri, dan kondisi menyebabkan kehilangan motivasi, sehingga stres.Di samping itu, untuk mendapatkan hasil siswa menjadi enggan mengerjakan soal-soal belajar yang baik pula dibutuhkan daya juang
Hubungan Antara Adversity Quotient dan Self Efficacy dengan Menggunakan Model PBL Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA
Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasional, yang dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel. Penelitian ini dilakukan pada seluruh siswa kelas XI MIA di SMAN 32 Jakarta sebagai Populasi terjangkau, dan kelas XI MIA-3 sebagai sampelnya.
a. Uji Prasyarat Analisis Data:
sebagai berikut:
Self Efficacy, dan Hasil Belajar dengan tahapan
Analisis data hasil penelitian meliputi analisis hasil instrument Adversity Quotient,
untuk mengetahui tingkat AQ dan SE yang dimiliki oleh peserta didik. Lebih jauh lagi, hal ini juga bertujuan untuk mencari tahu seperti apa hubungan antara AQ dan SE terhadap hasil belajar siswa dalam hal ini adalah nilai pada mata pelajaran fisika.
favourable dan unfavourable, dan bertujuan
perlakuan, siswa diberikan instrumen skala sikap yang dipisahkan menjadi pernyataan
multi stage random sampling. Setelah diberikan
sampel secara random bukan didasarkan pada individual atau anggota-anggotanya, tetapi lebih didasarkan pada kelompok daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama [3]. Dari kelas eksperimen diambil 34 siswa secara random sampling, dimana seluruh siswa diajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Jadi, pengambilan sampel dilakukan dengan cara
Cluster Random Sampling dengan memilih
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain penelitianPre-Experimental Design, pengambilan sampel menggunakan teknik
bersama-sama dalam model pembelajaran berbasis masalah dengan hasil belajar Fisika siswa SMA Negeri 32 Jakarta.
Dian Sandi Pratama
1
, Imas Ratna Ermawaty 2 , dan Tri Isti Hartini 3Quotient (AQ) dan Self Efficacy (SE) secara
Tabel 1. Rekapitulasi Nilai UHKelas XI MIA SMA Negeri 32 Jakarta Selatan maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukan dan membuktikan secara empiris bahwa terdapat hubungan antara Adversity
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap siswa-siswi di SMA Negeri 32 di Jakarta Selatan, ternyata masih banyak siswa- siswi yang tidak menyukai pelajaran fisika, mereka menganggap bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sangat sulit dan penuh dengan rumus-rumus yang harus dihafal. Hal tersebut terlihat dari rendahnya tingkat pemahaham siswa terhadap konsep- konsep fisika, dan kurangnya keyakinan untuk dapat menyelesaikan soal-soal fisika yang diperlihatkan dengan banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) yang di tetapkan oleh guru mata pelajaran fisika pada rekapitulasi ulangan harian 1, 2 dan 3 sebagai berikut:
terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan[2]. Rasa kepercayaan pada diri dan keyakinan akan keberhasilan akan usaha yang dilakukan untuk menjadi yang terbaik di kelas, setidaknya akan membuat siswa mengerahkan usaha yang lebih lagi, dan akan bertahan pada tugas yang ada meskipun itu sulit.
Self Efficacy adalah evaluasi seseorang
sebagaimana yang diharapkan, dibutuhkan juga rasa percaya diri yang muncul dari keinginan dalam merepresentasikan keberhasilan yang diinginkan. Ada berbagai jenis dari kepercayaan diri yang ada pada manusia, salah satunya adalah Self Efficacy.
(AQ), untuk mencapai hasil belajar siswa
Selain dari faktor Adversity Quotient
Quotient(AQ)[1].
dikonseptualisasikan oleh Paul G. Stolz dalam Shen sebagai kecerdasan ketegaran daya juang atau disebut juga sebagai Adversity
89
METODE
JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset Ilmiah, 1(2), 88 - 93.
90 2017
1. Uji Normalitas menggunakan Lilliefors
1. Diduga tidak terdapat hubungan yang
Galat Taksiranpada taraf signifikansi α signifikan antara Adversity Quotient
= 0,05 hitung tabel dengan hasil belajar fisika siswa Jika L < L berarti kelas
2. Diduga tidak terdapat hubungan yang berdistribusi normal signifikan antara Self Efficacy dengan hitung tabel Jika L > L berarti kelas hasil belajar fisika siswa tidak berdistribusi normal
3. Diduga tidak terdapat hubungan yang
2. Uji Homogenitas menggunakan Uji signifikan antara AQ dan SE dengan hasil belajar fisika siswa Bartlettpada taraf signifikansi α = 0,05 hitung tabel
Jika χ < χ berarti kelas H : ρ ≠ 0 artinya: bersifat homogen hitung tabel
1. Diduga terdapat hubungan yang Jika χ > χ berarti kelas signifikan antara Adversity Quotient bersifat tidak homogen dengan hasil belajar fisika siswa
3. Uji Linieritas dengan mencari
2. Diduga terdapat hubungan yang persamaan regresi dan menggunakan signifikan antara Self Efficacy dengan metode kuadrat terkecilpada taraf hasil belajar fisika siswa signifikansi α = 0,05
3. Diduga terdapat hubungan yang signifikan antara AQ dan SE dengan = = + berarti model regresi berpola linier hasil belajar fisika siswa = ≠ + berarti model regresi berpola tidak linier
HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Analisis Korelasi 1
1. Koefisien korelasi ganda Y atas X dan 2 Secara terperinci, data hasil perhitungan X pada taraf signifikansi α = 0,05 Hitung Tabel uji prasyarat dapat dilihat pada tabel-tabel
Jika F maka tidak ≤ F berikut ini: terdapat hubungan yang signifikan Hitung Tabel
a. Uji Normalitas Jika F > F maka
Tabel 2. Uji Normalitas AQ dan SE terdapat hubungan yang signifikan
2. Koefisien korelasi parsial antara Y dan 2 1 X jika X dikontrolpada taraf signifikansi α = 0,05 tabel Hitung Tabel Jika – t ≤ t ≤ t maka tidak terdapat hubungan yang signifikan Hitung Tabel
b. Uji Homogenitas Jika t > t maka H maka
Tabel 3. Uji Homogenitas AQ dan SE
3. Koefisien korelasi parsial antara Y dan 1 2 X jika X dikontrolpada taraf signifikansi α = 0,05 tabel Hitung Tabel Jika maka
- – t ≤ t ≤ t tidak terdapat hubungan yang signifikan Hitung Tabel
Setelah data terdistribusi Normal dan Jika t > t maka H maka
Homogen, maka kemudian tahap selanjutnya terdapat hubungan yang signifikan adalah menguji signifikansi dan linieritas dari
c. Uji Hipotesis persamaan regresi Hasil Belajar dengan H
: ρ = 0 artinya:
Adversity Quotient dan Hasil Belajar dengan Hubungan Antara Adversity Quotient dan Self Efficacy dengan Menggunakan Model
91 1 PBL Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA 2 3 Dian Sandi Pratama , Imas Ratna Ermawaty , dan Tri Isti Hartini
Tabel 4. Uji Signifikansi dan Linieritas Hasil Belajar dan AQ Tabel 5. Uji Signifikansi dan Linieritas Hasil Belajar dan SE
90
80
70
60 y =33,797 + 0,5505x
lajar
50
e l
40
asi
30 H
20
10
20
40
60 80 100
Adversity Quotient
Gambar 1. Grafik Persamaan Regresi Antara Hasil Belajar dan AQ
JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset Ilmiah, 1(2), 88 - 93.
92 2017
Grafik 2. Grafik Persamaan Regresi Antara Hasil Belajar dan SE
90
80
70
60
lajar
50
e
y = 30,061 + 0,5965x
B l
40 R² = 0,1389
asi
30 H
20
10
20
40
60 80 100
Self Efficacy
Langkah selanjutnya adalah pengujian hiotesis Tabel 8. Koefisien Korelasi Parsial Antara Y 1 2 dengan analisis korelasi, pengujian ini dan X Jika X Dikontrol bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan dapat terbukti secara empiris sehingga hipotesis dapat diterima atau bahkan ditolak. hitung tabel (0,025;31)
Karena t > t yaitu 2,640 > Tabel 6.Pengujian Hipotesis Korelasi Ganda Y 1 2 2,042 maka pengujian hipotesis menolak a atas X dan X H dan menerima H
PENUTUP
Secara garis besar, kesimpulan pada Berdasarkan tabel 6. di atas, pengaruh penelitian ini dapat dijelaskan menjadi: keberadaan AQ dan SE secara bersama-sama
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara terhadap Hasil belajar didapatkan nilai adversity quotient dengan hasil belajar persentase sebesar 71,57%, sedangkan hitung tabel (0,025;32) dengan nilai t = 6,108 >t = sisanya ditentukan oleh variabel lain. Setelah 2,042 pada taraf signifikansi nilai a = 0,05/2. mengetahui hubungan antar variabel,
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara selanjutnya adalah mencari tingkat keeratan
self efficacy dengan hasil belajar dengan
hubungan suatu variabel independent dengan hitung tabel (0,025;32) nilai t = 10,870 >t = 2,042 variabel dependent menggunakan korelasi dengan taraf signifikansi nilai a = 0,05/2. parsial.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara 2 adversity quotient dan self efficacy dengan
1. Koefisien Korelasi Parsial Antara Y dan X hitung 1 hasil belajar dengan nilai F = 34,076 dan
Jika X Dikontrol tabel F = 3,35 dengan taraf signifikansi a =
Tabel 7. Koefisien Korelasi Parsial Antara Y pembilang penyebut 2 1 0,05 dengan dk = 2 dan dk = 34 dan X Jika X Dikontrol
- – 2 – 1 = 31 hitung tabel (0,025;31) UCAPAN TERIMAKASIH Karena t > t yaitu 6,582 > 2,042 maka pengujian hipotesis menolak a Penulis mengucapkan terima kasih H dan menerima H 1 kepada berbagai pihak yang telah membantu
2. Koefisien Korelasi Parsial Antara Y dan X
Hubungan Antara Adversity Quotient dan Self Efficacy dengan Menggunakan Model
93
1
PBL Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA 2 3 Dian Sandi Pratama , Imas Ratna Ermawaty , dan Tri Isti Hartini dan juga Dr.(Can) Tri Isti Hartini, M.Pd.DAFTAR PUSTAKA Bandura, A., & Self-efficacy In, V. S. (1994).
Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of Human Behavior, 4, 71-81.
Academic Press. New York., (Reprinted in H. Friedman[Ed.],
Encyclopedia of mental health. San Diego. Academic Press. (1998).
Darmadi,
H. (2011). Metode penelitian pendidikan. Alfabeta: Bandung. Robert, A. B., & Byrne, D. (2004). Psikologi
Sosial Edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Shen, C. Y. (2014). A Study Investigating the Influence of Demographic Variables on Adversity Quotient. The Journal of Human Resource and Adult Learning, 10(1), 22-32.
Shivaranjani . .(2014). Adversity Quotient: One
Stop Solution to Combat Attrition Rate of Women in Indian it Sector.
International Journal of Business and Administration Research Review,
1(5), 182-189
Stoltz, P. G. (2005). Adversity Quotient (Alih Bahasa: T. Hermaya). Grasindo.
Jakarta.