03. Yunyun asepPENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS THD kb

  Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 38 – 57

  ISSN : 1829 -7188

PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS SUSU SAPI TERHADAP

KEUNGGULAN BERSAING PRODUK SUSU SAPI PADA PETERNAK SAPI

PERAH DI KECAMATAN LEMBANG DAN KECAMATAN PARONGPONG

KABUPATEN BANDUNG BARAT

  Yun Yun

  1 , Asep Kurniawan

  2 Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi 1,2 [email protected]

  1 ,[email protected]

  2 Abstract

This study was conducted to determine the effect of cow milk quality control on the

competitive advantage of local cow milk. So the purpose of this research mapped a

variety of problems in terms of competitive advantage of cow's milk. By doing this

research in District of Lembang and Parongpong Subdistrict which enough of its

society as cattle rancher, can give understanding in managing quality in order to gain

competitive advantage in milk product of cow. Method used in research that is

quantitative research with associative descriptive method. With a sample of 41 cattle

ranchers and using product moment correlation tool, to determine the effect of quality

control varaibel to varaibel competitive advantage. The results of research show that

there is influence of quality control to the competitive advantage of dairy farmers. Thus,

dairy farmers should pay attention to the quality of cow's milk, in order to gain

competitive advantage. Keywords: Quality Control, Competitive Advantage,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

  Penduduk Indonesia yang berjumlah 240 juta jiwa memerlukan asupan gizi yang cukup agar dapat hidup sehat. Tingginya kebutuhan makanan dan minuman yang bergizi haruslah mampu dipenuhi oleh seluruh masyarakat Indonesia agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada masyarakat Indonesia.

  Salah satu minuman yang bergizi tinggi yaitu susu sapi. Susu sapi merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Sususapi berperan sebagai asupan penting untuk kesehatan, kecerdasan, dan pertumbuhan, khususnya anak-anak (Farid dan Sukesi, 2011)

  Konsumen susu sapi sangat bervariasi, mulai dari bayi, anak-anak, remaja dan dewasa menjadikan produk susu merupakan produk yang memiliki pasar yang sangat luas. Pada 2011 konsumsi susu di Indonesia mencapai 12,85 liter per kapita

  per tahun, meningkat dibandingkan 2010 yaitu 11,95 liter. Meskipun terjadi peningkatan jumlah, konsumsi susu di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan sejumlah negara di Asia, seperti Malaysia (50,9 liter), India (47,1 liter), Singapura (44,5 liter), Thailand (33,7 liter), Vietnam (14,3 liter), dan Filipina (13,7 liter) (tempo.co).

  Total impor susu sapi dari beberapa negara mencapai US$ 54,64 juta sepanjang Januari 2014. Sedangkan beratnya sebesar 12,09 juta kilogram (kg)dari jumlah impor tersebut ada lima negara pemasok terbesar susu sapi ke Tanah Air,

  

Pengaruh Pengendalian Kualitas Susu Sapi Terhadap Keunggulan Bersaing Produk Susu Sapi

Pada Peternak Sapi Perah Di Kecamatan Lembang Dan Kecamatan Parongpong Kabupaten

Bandung Barat

  yakni Amerika Serikat (AS), Australia, Selandia Baru, Belgia, dan Kanada .Produk susu impor sangat dominan bukan hanya karena kurangnya produksi, tetapi dari kualitas susu lokal yang masih kurang. Pada dasarnya standar untuk kualitas susu yang baik. Untuk memperoleh susu sapi yang berkualitas, harus didapat dari sapi yang berkualitas pula, sehingga untuk dapat meningkatkan kualitas susu sapi, harus di tingkatkan juga kualitas dari pada sapi perah yang ada di Indonesia sehingga kualitas susu yang di hasilkan dapat memenuhi standar yang baik.

  Salah satu daerah penghasil susu sapi di Indonesia yaitu daerah kecamatan Lembang dan kecamatan Parongpong, dimana banyak masyarakatnya yang berprofesi sebagai peternak sapi. Kedua daerah tersebut yang terletak di Bandung Utara membuat daerah tesebut sangat cocok dijadikan daerah peternakan sapi. Kerenadataran tinggi kawasan Bandung Utara menjadi potensi dan keuntungan tersendiri bagi masyarakat yang sebagaian besar menggantungkan kehidupan ekonomi pada kondisi alam, kesuburan tanah dan luas lahan yang yang memadai bagi sektor pertanian dan peternakan (www.pertanian.go.id).

  Salah satu permasalahan yang muncul dari para peternak di daerah Lembang dan Parongpong tersebut yaitu kualitas susu sapi dari para peternak yang belum tersetandar. Tinggi perbedaan kualitas dari setiap peternak sapi membuat sulitnya menjamin kualitas susu yang dikirim ke industri pengolahan susu sapi. Standar yang harus dapat dipenuhi oleh para peternak sapi untuk menghasilkan susu yang sesuai dengan standar milk codex. Produk susu perah lokal kuantitasnya tidak mampu mencukupi permintaan Industri Pengolahan Susu (IPS), kualitas tidak memenuhi standard milk codex, dan harga lebih tinggi dari susu impor, membuat peternak lokal kalah bersaing dengan negara-negara pengekspor susu dunia (Nugroho, dkk,2011)

  Peternak harus memperhatikan ketentuan ini agar kualitas susu yang dihasilkan memiliki standar yang tinggi, berdaya saing serta aman dikonsumsi(Nugroho,2011). Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa pengendalian kualitas yang dilakukan oleh peternak sapi guna memproduksi susu sapi berkualitas akan memberikan pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing produk susu yang dihasilkannya.

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan pembahasan di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana Pengendalian Kualitas susu sapi pada peternak sapi perah di Kec.

  Lembang dan Parongpong 2. Bagaimana Keunggulan Bersaing susu sapi pada peternak sapi perah di Kec. Lembang dan Parongpong

  3. Bagaimana Pengaruh pengendalian kualitas terhadap keunggulan bersaing pada produk susu sapi di peternak sapi perah Kec. Lembang dan Parongpong. Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 38 – 57

  ISSN : 1829 -7188

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajan Teori dan Studi Empirik Tentang Pengendalian Kualitas ( Qualityn

  Control)

  Kualitas produk digambarkan sebagai kemampuan dari suatu produk/jasa dalam memenuhi harapan dari pelanggan. MenurutHeizer and Render, (2014)The ability of a

  

products or services to get customers needs. Sedangkan menurut Juran dalam Best,

  (2000)Kualitas produk merupakan kecocokan penggunaan produk (fitness for use)untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. menurut Jenal, et al (2011) : “Quality Control refers to activities to

  Quality Control

ensure that produced items are fulfilling the highest possible quality”. Sedangkan

  [12], “Quality Control (QC) may be defined as a system that is used to maintain a desired level of quality in a product or services”. Dalam menjaga kualitas produk agar tetap dapat memenuhi harapan dan keinginan pelanggan, perusahaan harus menerapkan quality control agar setiap produk yang disampaikan ke pasar memiliki kualitas yang sama. Menurut Schroeder, (2011)

  

“Quality control is defined as the continuous improvement of a stable process”

  sedangkan menurut Jenal et al (2011) reuters do activities do ensure that produced Besterfield, (2013) Quality control intents are fulfilling the highest possible quality”.

  

is the use of technique and activities to achieve, sustain, and improve the quality of a

product or services”. Dari definisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

  serangkaian aktivitas guna mempertahankan kualitas dari produk atau jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Tujuan dari pengendalian kualitas menurut Kumar and Suresh, (2008) yaitu

  1. Meningkatkan pendapatan perusahaan dengan cara membuat produksi yang dapat diterima oleh pelanggan dengan menyediakan garansi, kegunaan yang lebih baik, pemeliharan.

  2. Untuk mengurangi biaya operasi perusahaan melalui pengurangan barang cacat.

  Untuk mencapai interchangeability pembuatan dalam skala produksi yang lebih 3. besar. Menghasilkan kualitas optimal pada harga yang efisien 4.

  5. Untuk menjamin kepuasan pelanggan

  6. Untuk melakukan inspeksi yang cepat untuk memastikan control kualitas Untuk menjamin adanya fasilitas selama proses produksi.

  7. Adapun langkah-langkah dalam menjalankan quality control menurut [12] Formulasi

  kebijakan kualitas

  1. Menentukan standar atau spesifikasi dari prefensi konsumen, biaya dan keuntungan

  2. Memilih rencana inspeksi dan membuat prosedur untuk pengecekan

  3. Memdeteksi perbedaan dari standar dan spesifikasi

  4. Mengambil tindakan korektif atau perubahan yang diperlukan untuk mencapai standar.

  5. Decide on salvage to decide how the defective parts are disposed of entire scrap or rework.

  6. Kordinasi masalah kualitas

  7. Mengembangkan kualitas dengan menyesuaikan lingkungan luar organisasi

  8. Mengembangkan prosedur untuk vendor yang baik

  

Pengaruh Pengendalian Kualitas Susu Sapi Terhadap Keunggulan Bersaing Produk Susu Sapi

Pada Peternak Sapi Perah Di Kecamatan Lembang Dan Kecamatan Parongpong Kabupaten

Bandung Barat

  Sistem dari pengendalian kualitas, memerlukan empat hal penting yang harus diperhatikan menurut Gaspersz, (1998) yaitu 1) Proses, 2) informasi tentang kinerja, 3)Tidakan pada proses, 4) Tindakan pada produk.

2.2 Kajian Teoritis dan Studi Empirik Tentang Keunggulan Bersaing ( Competitive

  advantage)

  Menurut Peter,( 2010) “Competitive advantage is powerful idea, but it’s extremely .

  

important to recognize that competitive advantage is a means to an end in itself”

  Selain itu, Thompson dalam Al-Rfou and Trawneh, (2010) “Competitive advantage

  

defined as the ability of an organization to add more value for its customers than its

rivals and thus attain a position of relative advantage, the challenge is to sustain any

advantage once achieved” . Dan menurut Clulow et al dalam Agha and Alrubaiee,

  “A firm is said to have a competitive advantage when it is implementing a

  (2012)

value creating strategy not simultaneously being implemented by any current or

potential player”.

  Seiring dengan adanya perubahan lingkungan yang semakin cepat, membuat persaingan semakin ketat.Banyak cara dalam memperoleh keunggulan bersaing perusahaan, dalam jangka pendek memang daya saing perusahaan dapat diperoleh dari strategi biaya rendah maupun strategi differensiasi (Poter, 1998). Dalam jangka panjang daya saing perusahaan hanya dapat dicapai dengan melakukan inovasi dan perbaikan secara berkesinambungan. Best, (2000)keunggulan bersaing sebagai keunggulan atas pesaing yang didapatkan dengan menyampaikan nilai pelanggan yang lebih besar, melalui harga yang lebih murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi. Dalam mengembakan keunggulan bersaing yang berkesinambungan saat ini semakin sulit. Perusahaan dapat mempertahankan keunggulan bersaing sampai layanan yang mereka berikan dan pola bagaimana mereka menyampaikannya memiliki atribut sesuai dengan kriteria sejumlah pelanggan.Dalam memberikan nilai lebih kepada pelanggan perusahaan harus memperhatikan beberapa dimensi dari

  competitive

  /Keunggulan bersaing. Ukuran dalam menilai ketercapaian dari keunggulan

  advantage

  bersaing sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh manan perusahaan memiliki keunggulan bersaingnya di bandingkan dengan pesaingnya. Blunas dalam AlShbiel and Al-Awaqleh(2012) melihat bahwa competitive advantage dapat diukur dengan low cost, dan on time delivery. Selain itu menurut Heizer and Render, (2014)ditandai

  quality,

  dengan faster response to the customer at lower cost and higher quality”. Sedangkan menurut Dranoveand Whitedalam Diab, (2013)terdapat empat dimensi dalam

  

competitive advantage yaitu cost, flexibility, delivery, and quality. Sementara Horngren,

  et al, (2000)mengemukakan bahwa keunggulan bersaing adalah keinginan manajemen yang kuat dalam menguasai : biaya (cost), mutu (quality), waktu (time) dimana pencapaian nilai pelanggan dalam rangka untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan bersaing erat hubungannya dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan dalam competitive advantage terdiri dari fleksibilitas dalam merespon pasar, biaya, kualitas, dan pengiriman.

  1. Fleksibilitas dalam merespon konsumen Kenggulan dalam merespon keinginan dan kebutuhan pasar merupakan bagian yang penting dalam dimensi keunggulan bersaing. Seperti yang sampaikan oleh Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 38 – 57

  ISSN : 1829 -7188 FleisherandBensoussan dalam Diab, (2013) “the Flexibility is important dimensions for the purpose of competition by quick responding to the customer’s

  Perusahaan yang memiliki competitive advantage harus mampu memberikan needs”. respon yang cepat kepada pelanggan baik untuk permintaan maupun keluhan dari pelanggan.

  2. Biaya Efisiensi dalam penggunaan biaya operasi perusahaan dalam produksi merupakan bagian dari pencapaian competitive advantage perusahaan. Menurut Baranesand dalam Diab, (2013)“In addition we can say that the organizations have a

  Brady competitive advantage, when the accumulated costs related to productive activities less than those of competitors”. Faktor-faktor yang memperngaruhi biaya rendah

  menurut Deborah dalam Diab, (2013) “ The Factor that lead to lower costs;

  increased experience, qualifications, and education, successful investment, initiated suitable polices for production and distribution, and the exploitation of resources available”.

  3. Kualitas Kualitas menjadi proioritas guna memberikan kepuasan kepada pelanggan sehingga menjadi bagian dari competitive advantage.Barker dalam Diab, (2013) “ Use quality

  as the entrance to satisfy customers, not just as a way to solve problems and reduce costs”.

  4. Pengiriman Baker dalam Diab, (2013) menyatakan bahwa pengiriman “ The speed of services

  and response to customer demand has become one of the factors of competitions between organizations, this is linked to the customers willingness to pay higher cost for the services or product he/she need in a timely”.

  Dari kajian teori diatas, peneliti inginmengetahui bagaimana pengendalian kualitas mempengaruhi keunggulan bersaing pada peternak sapi perah.

  Keunggulan Pengendalian Kualitas Kompetitif ( Quality Control) ( Competitive Advantage) Gambar 1. Pengaruh Pengendalian Kualitas Terhadap Keunggulan Bersaing

III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

  Objek penelitian yang diteliti pada penelitian ini, yaitu variabel quality control dan competitive advantage.Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui pengaruh dari terhadap competitive advantage dari peternak sapi perah di Kecamatan

  quality control parongpong dan kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

  Menurut tingkat eksplanasinya (level of explanation), penelitian ini dikelompokkan ke dalam penelitian deskriptif dan asosiatif. penelitian asosiatif merupakan hubungan dan pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya (Sugiono, 2010).

  

Pengaruh Pengendalian Kualitas Susu Sapi Terhadap Keunggulan Bersaing Produk Susu Sapi

Pada Peternak Sapi Perah Di Kecamatan Lembang Dan Kecamatan Parongpong Kabupaten

Bandung Barat

  Populasi dan Sampel merupakan sumber untuk memperoleh jawaban fenomena penelitian. Populasi sebagai keseluruhan dari subjek dari penelitian. Pada penelitian ini populasi merupakan keseluruhan peternak sapi perah di Kec. Lembang dan Kec Parongpong Kab. Bandung Bara.Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik menurut Sugiono, (2010)Nonprobability sampling adalah

  nonprobability sampling

  teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan pada setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.Pada penelitian ini sampel yang digunakan berjumlah 40 orang peternak sapi perah.

  Sumber dan Cara Pengumpulan Data Sumber Data

  Dalam pengumpulan data, digunakan beberapa sumber data. Pada penelitian ini dilihat dari sumber data, mengunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. data sekunder diambil mengenai kondisi dari peternak sapi perahberdasarkan berbagai literatur. Data primer diperoleh dengan mengambil informasi langsung dari peternak sapi perah.

  Teknik Pengumpulan Data dan Pengukuran Data

  Dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian yaitu Studi lapangan (field

  research) , Wawancara, Observasi, Kuesioner, serta Focus Group Discusion (FGD).

  Teknik pengukuran data yang diperoleh berupa persepsi, sikap dan pendapat. Dalam mengukur persepsi tersebut menggunakan skala likert(Sugiono,2010). Skala likert digunakan untuk mengukur pengendalian kualitas dan keunggulan bersaing berupa pernyataan sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju masing-masing pernyataan memiliki skor jawaban yang disajikan pada tabel berikut ini :

  

Tabel1

Skor Jawaban Positif Dan Negatif dari Pengendalian Kualitas dan Keunggulan

Bersaing.

  SKOR JAWABAN JAWABAN PERNYATAAN PERNYATAAN PERNYATAAN POSITIF NEGATIF Sangat Setuju

  5

  1 Setuju

  4

  2 Ragu-Ragu

  3

  3 Tidak Setuju

  2

  4 Sangat Tidak Setuju

  1

  5 Sumber : Sugiyono (2010:133) Teknik Pengujian Alat Ukur Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

  Teknik pengujian alat ukur agar penelitan dapat dipercaya dan data dapat diandalkan untuk mengukur varaibel pengendalian kualitas dan keunggulan bersaing yaitu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Menurut Sugiono, (2010) “Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang sesungguhnya terjadi Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 38 – 57

  ISSN : 1829 -7188

  pada objek yang diteliti”. Instrument yang valid bearti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Penelitian ini menggunakan koefisien korelasi product moment yaitu:

  n

  XY

  X Y

     rXY 2 2

2

2

    n XXn YY

         

 

       

  Keterangan: r = koefisien korelasi (indeks validitas)

  xy

  n = jumlah sampel X = skor masing-masing item Y = skor total item

  Sedangkan uji reliabilitas menurut Sugiono, (2010)Instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan adalah koefisien realibilitas Alpha Cronbach (Sugiono, 2010). Adapun rumus tersebut sebagai berikut: k

    2 S i    k i 1

   

   

  1  2 k

  1 S   t     

  Keterangan: k = adalah banyaknya butir pernyataan

2 S = adalah varians dari skor butir pernyataan ke-i

  I

  2 S = adalah varians dari total skor keseluruhan butir pernyataanx` t

  Sedangkan rumus varians yang digunakan adalah: n

  2

  1

  2 Sxx

  ( ) i

   n

  ( 1) i

  1 Keterangan:

  2 S = varians

  n = banyaknya responden X = skor yang diperoleh responden ke-I

  i

  X = rata - rata Reliabilitas dari setiap pernyataan akan ditunjukkan dengan membandingkan

  ݎ

  ௜

  dengan dengan kaidah keputusan jika > berarti reliabel, jika ݎ

  ݎ ݎ

  ௧௔௕௘௟ ௜ ௧௔௕௘௟

  < berarti tidak reliabel harus diperbaiki atau dihilangkan. Dalam menganalisi uji ݎ ݎ

  ௜ ௧௔௕௘௟ reliabilitas menggunakan bantuan SPSS 17.

  Metode Analisis Data

  Sugiono, (2010).Analisis deskriptif yaitu analisis untuk menggambarkan kondisi nyata setiap variabel dilapangan, dan data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data dan tanggapan responden terhadap setiap indikator variabel yang diteliti (Sugiono, 2010).

  

Pengaruh Pengendalian Kualitas Susu Sapi Terhadap Keunggulan Bersaing Produk Susu Sapi

Pada Peternak Sapi Perah Di Kecamatan Lembang Dan Kecamatan Parongpong Kabupaten

Bandung Barat

  Untuk Menjawab identifikasi masalah ketiga menggunakan metode asosiatif dengan menghitung koefisien determinasi. Analisis determinasi dalam penelitian dapat dilakukan setelah terlebih dahulu menguji besarnya hubungan antara variabel X dan varibel Y dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut : a. Kolerasi product moment

  Menurut Sugiono (2012),rumus kolerasi product moment adalah : ݊(∑ܻܺ) − (∑ݔ)(∑ݕ)

  ݎ =

  ଶ ଶ ଶ ଶ

  ) }{ ) } ඥ{݊(∑ܺ − (∑ܺ) ݊(∑ܻ − (∑ܻ)

  Keterangan : r : Koefisien kolerasi X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total n : Jumlah responden

  Untuk mengukur seberapa besar pengaruh periklanan terhadap loyalitas konsumen dapat diuji dengan menggunakan pengujian statistik sebagai berikut : b. Analisis determinasi

  Menurut Riduwan, (2010)analisis determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

  ଶ

  ݀ = ݎ ݔ 100% Keterangan : d : Koefisien determinasi r : Nilai koefisien kolerasi r adalah kolerasi dari variabel X dan Y sedangkan d adalah peresentase pengaruh variabel X terhadap Y.

  Sedangkan untuk dapat memberikan interpretasi keeratan hubungan diperlukan adanya suatu pedoman yang mendasari, seperti tabel di bawah ini:

  

Tabel 2

Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Kolerasi

  Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

  Sumber : Sugiono, 2010 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengendalian Kualitas

  Berdasarkan hasil tabulasi dari hasil kuesioner yang diperoleh, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengentahui keandalan data yang didapat. Berikut hasil uji validitas untuk variabel X yang dihitung dengan bantuan SPSS 18. Hasil uji validitas pengendalian kualitas disajikan pada tabel berikut : Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 38 – 57

  ISSN : 1829 -7188

Tabel 3

Uji Validitas Variabel Pengandalian Kualitas

  PERNYATAAN t- t-tabel KETERANGAN hitung x1 0,682 0,3 Valid x2 0,755 0,3 Valid x3 0,828 0,3 Valid x4 0,632 0,3 Valid x5 0,605 0,3 Valid x6 0,335 0,3 Valid x7 0,534 0,3 Valid x8 0,525 0,3 Valid x9 0,619 0,3 Valid x10 0,615 0,3 Valid

  Sumber ; Kuesioner, diolah kembali 2015.

  Berdasarkan tabel uji validitas di atas, terlihat bahwa seluruh pernyataan dari kuesioner yang diberikan kepada para peternak sapi perah di Kec. Parongpong dan Lembang valid. Sehingga, alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel pengendalian kualitas dapat digunakan.

  Selanjutnya di uji juga reliablitas dari data yang diperoleh untuk mengetahui keandalan data yang akan mengukur variabel pengendalian kualitas. Uji validitas tersebut di hitunga dengan bantuan program SPSS 18. Hasilnya disajikan pada tabel berikut :

  

Tabel 4

Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

  0,882

  10 Sumber : Kuesioner, diolah kembali 2015 Dari tabel uji relaibilitas di atas diperoleh hasil cronbach’s alpha lebih dari 0,6.

  Artinya data yang diperoleh dapat diandalkan untuk mengukur variabel pengendalian kualitas.

  Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keunggulan Bersaing

  Uji validitas dari data yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada peternak sapi perah di Kec. Lembang dan Parongpong yang di hitung dengan bantuan program SPSS 18, menunjukan hasil bahwa semua data dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas untuk variabel keunggulan bersaing di atas terlihat bahwa keseluruhan pernyataan valid. Sehingga instrumen untuk mengukur keunggulan bersaing dapat digunakan.Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel keunggulan bersaing diperoleh hasil sebagai berikut :

  

Pengaruh Pengendalian Kualitas Susu Sapi Terhadap Keunggulan Bersaing Produk Susu Sapi

Pada Peternak Sapi Perah Di Kecamatan Lembang Dan Kecamatan Parongpong Kabupaten

Bandung Barat

  

Tabel 5

Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

  ,855

  13 Sumber : Kuesioner, diolah Kembali 2015

  Dari tabel uji validitas diatas, hasil cronbach’s alpha menunjukan lebih besar dari 0,6. Artinya instrumen untuk mengukur keunggulan bersaing dapat diandalkan.

IV. PEMBAHASAN PROFIL RESPONDEN

  Penelitian ini dilaksanakan di Kec. Parongpong dan Kec Lembang dengan mengambil data dari 41 responden yang berprofesi sebagai peternak sapi perah. Responden sebanyak 21 orang dari Kec. Parongpong dan 20 orang dari Kec. Lembang. Profil responden yang disajikan terdiri dari jumlah sapi yang dimiliki, pendidikan peternak sapi, jumlah pegawai, dan lamanya berprofesi sebagai peternak sapi serta jumlah produksi susu dan pengiriman susu. Dari data menunjukkan bahwa sebagian besar peternak sapi di Kec.Parongpong dan Kec. Lembang memiliki sapi perah antara 4 sampai dengan 6 ekor, juga cukup banyak pula responden yang memiliki sapi perah kurang dari 3 ekor. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa peternak sapi di Kec. Lembang dan Parongpong masih merupakan peternak kecil yang memiliki sapi kurang dari 6 ekor.

  Profil Selanjutnya yaitu tingkat pendidikan peternak sapi di Kec parongpong dan Kec Lembang yang menjadi responden, mayoritas responden atau sebanyak 21 orang memiliki pendidikan setingkat Sekolah dasar, sedangkan sisanya memiliki pendidikan Sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama sebanyak 16 dan 14 orang. Artinya bahwa tingkat pendidikan para peternak sapi di Kec. Parongpong dan Lembang masih tergolong berpendidikan menengah dan rendah. Mayoritas responden sudah menjadi peternak sapi lebih dari 20 tahun sedangkan responden lainya berprofesi sebagai peternak sapi antar 6 – 20 dengan cukup merata. Artinya bahwa peternak sapi di Kec. Parongpong dan Kec. Lembang sudah lama berprofesi sebagai peternak sapi perah. Sehingga terlihat bahwa responden cenderung untuk tidak meninggalkan profesi sebagai peternak sapi. Hanya saja hanya sedikit masyarakat yang menjadi peternak baru karena tidak ada yang menjadi peternak sapi perah kurang dari lima tahun. Mayoritas jumlah produksi susu sapi kurang dari 30 liter, serta cukup banyak responden yang memiliki produksi antara 31-60 liter, terdapat juga responden yang memiliki jumlah responden lebih dari 60 liter per hari, tapi jumlahnya relatif sedikit. Terlihat bahwa sebagain hanya memiliki sapi kurang dari 6 ekor. Dengan rata-rata satu ekor sapi perah dapat memproduksi sekitar 15 liter perhari. Maka mayoritas responden memiliki sapi perah yang produktif kurang dari empat ekor. Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 38 – 57

  ISSN : 1829 -7188

Analisis Deskriptif Pengendalian Kualitas Susu Sapi di Kecamatan Parongpong

dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat.

  

1. Persepsi Responden pada Proses Pengendalian Kualitas Susu Sapi di

Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat.

  Pada proses pengendalian kualitas susu sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat terdapat 4 pernyataan yang diajukan kepada responden. Terdiri dari kualitas sapi perah, pemberian pakan sapi, kebersihan proses pemerahan sapi dan kebersihan kandang sapi. Berikut penjelasan deskriptif untuk masing-masing jawaban responden terhadap pernyataan responden tersebut.

  Dalam melakukan analisis deskriptif untuk variabel pengendalian kualitas, dijelaskan dengan data yang berasal dari kuesioner yang di isi oleh responden peternak sapi perah di Kec. Parongpong dan Kec Lembang dengan berdasarkan empat indikator yaitu proses, informasi tentang kualitas susu sapi, tindakan pada proses dan tindakan pada produk. Berikut penjelasan masing-masing indikator tersebut.

  Tabel 6 Kategori Sub Variabel Proses dalam Menjaga Kualitas PERNYATAAN FxB KATEGORI

  Kualitas Sapi Perah 176 yang Dimiliki

  Pemberian Pakan Sapi 185

  Kebersihan Proses Baik 186

  Pemerahan Sapi Kebersihan Kandang

  177 Sapi

  724 TOTAL Sumber : Kuesioner, diolah Kembali 2015

  Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa proses dalam menjaga kualitas yang dilakukan oleh peternak sapi perah di Kec. Parongpong dan Kec Lembang termasuk ke dalam kategori Baik karena berada dalam interval antara 658 – 822. Meskipun peternakan di Kec Parongpong dan Kec. Lembang mayoritas masih dilakukan secara tradisional, dalam proses menjaga kualitas tetap dilakukan dengan baik.Para peternak berusaha untuk menggunakan peralatan yang relatif bersih dan seminimal mungkin adanya bakteri dari luar yang akan merusak kualitas susu sapi. Seperti hasil pengamatan peneliti, dimana dalam proses pemerahan selalu dilakukan di kandang yang realtif bersih, menggunakan air hangat serta susu sapi yang dihasilkan sangat minimal bersentuhan dengan tangan.

  

2. Informasi Tentang Kualitas Susu Sapi di Kecamatan Parongpong dan

Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat.

  Dalam informasi tentang kualitas susu sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat terdapat dua pernyataan yang diajukan kepada responden. Terdiri dari pemahaman tentang kualitas susu sapi, dan kuantitas susu sapi yang dihasilkan. Berikut penjelasan deskriptif untuk masing-masing jawaban responden terhadap pernyataan responden tersebut.

  

Pengaruh Pengendalian Kualitas Susu Sapi Terhadap Keunggulan Bersaing Produk Susu Sapi

Pada Peternak Sapi Perah Di Kecamatan Lembang Dan Kecamatan Parongpong Kabupaten

Bandung Barat

  

Tabel 7

Kategori Sub Variabel Kualitas Susu Sapi

PERNYATAAN FxB KATEGORI

  Pemahaman tentang 174 kualitas susu sapi

  Kualitas susu sapi Baik 161 yang dihasilkan

  335 TOTAL Sumber : Kuesioner, diolah Kembali 2015 Dari tabel diatas, kualitas susu sapi yang dihasilkan oleh peternak di Kec.

  Parongpong dan Kec Lembang masih terkategori baik dengan skor antara 329 – 410. Meskipun dari kualitas susu sapi masih harus ditingkatkan. Peternak sebesarnya mengetahui kualitas susu sapi yang baik, tetapi masih banyak kendala yang diterima salah satunya dari kualitas konsentrat atau pakan yang berkualitas yang sulit didapat terutama di musim kemarau yang kualitasnya tidak stabil serta ketersediaan rumput yang berkualitas.

3. Tindakan Pada Proses Pengendalian Kualitas Susu Sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat.

  Berkaitan dengan tindakan pada proses pengendalian kualitas Susu Sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat terdapat 2 pernyataan yang diajukan kepada responden. Terdiri dari kualitas pakan rumput, dan kualitas pakan konsentrat. Berikut penjelasan deskriptif untuk masing-masing jawaban responden terhadap pernyataan responden tersebut.

  Tabel 8 Kategori Sub Variabel Tidakan pada proses PERNYATAAN FxB KATEGORI

  Kualitas Pakan Rumput yang 149 diberikan kepada sapi

  Cukup Baik

  Kualitas Pakan Konsentrat yang 164 diberikan kepada sapi

  335 TOTAL Sumber : Kuesioner, diolah Kembali 2015

  Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tindakan pada proses produksi yaitu terkategori cukup baik karena memiliki skor antara 247 – 328. Artinya bahwa Kualitas pakan rumput dan konsentrat masih harus ditingkatkan karena masih terkategori baik. Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 38 – 57

  ISSN : 1829 -7188

4 Tindakan Pada Produk Dalam Pengendalian Kualitas Susu Sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat.

  Berkaitan dengan tindakan pada produk dalam pengendalian kualitas Susu Sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat terdapat 2 pernyataan yang diajukan kepada responden. Terdiri dari jumlah susu sapi yang dihasilkan, dan kebersihan susu yang diproduksi. Berikut penjelasan deskriptif untuk masing-masing jawaban responden terhadap pernyataan responden tersebut

  Tabel 9 Kategori Subvariabel Tindakan pada Produk Susu Sapi di Kec Parongpong dan Lembang PERNYATAAN F x B KATEGORI

  Kuanlitas susu sapi 163 yang dihasilkan

  Kebersihan susu yang Cukup Baik 168 diproduksi

  321 TOTAL Sumber : Kuesioner, diolah kembali 2015

  Dari tabel di atas, terlihat bahwa tindakan pada produk susu sapi berada pada Kategori Cukup baik, sehingga masih harus ditingkatkan terutama pada kuantitas, karena sebagian masih memproduksi kurang dari 15 liter per ekor. Artinya pakan dan konsentrat berperan penting untuk meningkatkan kuantitas dari produksi susu sapi di Kec Parongpong dan Kec Lembang Kab. Bandung Barat.

  Kebersihan dari produk susu sapi yang dihasilkan peternak yang terkategori baik, sudah dilakukan saat proses produksi, salah satunya dengan melakukan penyaringan baik di pada saat pemerahan dan ketika susu sapi dikirim ke Koperasi sehingga susu sapi yang dihasilkan menjadi bersih. Proses tersebut sangat membantu dalam menjaga kualitas dari produk susu sapi dari peternak di Kec. Parongpong dan Lembang.

  Dari keempat sub variabel yang mengukur variabel pengendalian kualitas, dapat dilihat pada tabel berikut.

  Tabel 10 Kategori Variabel Pengendalian Kualitas. KATEGORI KATEGORI

SUB VARIABEL F X B SUB PENGENDALIAN

VARAIBEL KUALITAS

  Proses Menjaga Baik 724

  Kualitas Kualitas Susu Sapi Baik

  335 Tindakan pada proses 313 Cukup Baik

  Baik

  Tindakan pada Produk Cukup Baik 331

  1703 TOTAL Sumber : Kuesioner, diolah Kembali 2015

  

Pengaruh Pengendalian Kualitas Susu Sapi Terhadap Keunggulan Bersaing Produk Susu Sapi

Pada Peternak Sapi Perah Di Kecamatan Lembang Dan Kecamatan Parongpong Kabupaten

Bandung Barat

  Dari tabel di atas, untuk variabel pengendalian kualitas terkategori baik dengan skor antara 164 – 20150. Sehingga pengendalian kualitas susu sapi pada para peternak di Kec Parongpong dan Kec Lembang sudah dilakukan meskipun dalam tindakan pada proses dan tindakan pada produk masih harus ditingkatkan agar memberikan kualitas produk yang terbaik baik konsumen.

  

Analisis Deskriptif Keunggulan Bersaing Susu Sapi di Kecamatan Parongpong

dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat.

  Pada penjelasan mengenai keunggulan bersaing, dijelaskan oleh empat indikator yaitu fleksibilitas dalam merespon konsumen, biaya, kualitas dan pengiriman. Berikut penjelasan masing-masing indikator tersebut.

  

1. Fleksibilitas Dalam Merespon Konsumen Susu Sapi di Kecamatan

Parongpong dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat.

  Berkaitan dengan fleksibilitas dalam merespon konsumen Susu Sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat terdapat 2 pernyataan yang diajukan kepada responden. Terdiri dari kecepatan respon oleh peternak dan penanganan keluhan dari petugas Koperasi. Berikut penjelasan deskriptif untuk masing-masing jawaban responden terhadap pernyataan responden tersebut.

  Tabel 11 Kategori Sub Variabel Respon Kepada Konsumen PERNYATAAN F x B KATEGORI

  Respon dari keinginan 164 konsumen

  Penanganan keluhan Cukup Baik 159

  321 TOTAL Sumber : Kuesioner, diolah Kembali 2015

  Dari tabel di atas, untuk kategori sub varaibel respon kepada konsumen berada pada kategori cukup baik. Artinya bahwa para peternak harus lebih mampu untuk merespon konsumennya salah satunya koperasi. Artinya dalam merespon keinginan koperasi untuk memperoleh susu sapi sesuai dengan standar harus lebih ditingkatkan.

  

2. Biaya Produksi Susu Sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan

Lembang Kab. Bandung Barat.

  Pada biaya produksi susu sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat terdapat 4 pernyataan yang diajukan kepada responden. Terdiri dari biaya pemberian pakan rumput, biaya pemberian pakan konsentrat, biaya perawatan sapi dan biaya perawatan kandang. Mayoritas peternak menganggap bahwa biaya untuk produksi susu sapi berada pada kategori kurang baik dengan skor antara 329 – 493. Artinya biaya produksi sangat membebani para peternak untuk mengahsilkan susu sapi yang berkualitas. Mahalnya biaya produksi salah satunya Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 38 – 57

  ISSN : 1829 -7188

  karena harga jual susu sapi yang relatif rendah jika dibandingkan dengan beban biaya yang ditanggung oleh peternak.

  Tabel 12 Kategori Sub Variabel Respon Kepada Konsumen

PERNYATAAN F x B KATEGORI

  Biaya pemberian

  90 pakan rumput Biaya pemberian

  83 pakan Konsentrat

  Kurang Baik

  Biaya perawatan sapi 103

  Biaya perawatan 107

  Kandang

  383 TOTAL Sumber : Kuesioner, diolah Kembali 2015

  

3. Kualitas Susu Sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang

Kab. Bandung Barat.

  Pada kualitas susu sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat terdapat 2 pernyataan yang diajukan kepada responden. Terdiri dari kualitas susu sapi yang diproduksi, dan produk susu sapi sesuai dengan keinginan konsumen. Berikut penjelasan deskriptif untuk masing-masing jawaban responden terhadap pernyataan responden tersebut.

  Tabel 13 Kategori Sub Variabel Respon Kepada Konsumen PERNYATAAN F x B KATEGORI

  Respon dari keinginan 164 konsumen

  Penanganan keluhan Cukup Baik 159

  321 TOTAL Sumber : Kuesioner, diolah Kembali 2015

  Dari tabel di atas, untuk sub varaibel respon kepada konsumen berada pada kategori Cukup Baik (321). Artinya dalam menangani respon yang diinginkan oleh koperasi selaku konsumen masih kurang sehingga masih harus ditingkatkan dalam merspon keinginan konsumen agar dapat menjaga kepercayaan dari koperasi.

  

4. Pengiriman Susu Sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang

Kab. Bandung Barat.

  Pada pengiriman susu sapi di Kecamatan Parongpong dan Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat terdapat 2 pernyataan yang diajukan kepada responden. Terdiri dari kecepatan pengambilan susu sapi, dan kesesuaian waktu pengambilan produk susu

  

Pengaruh Pengendalian Kualitas Susu Sapi Terhadap Keunggulan Bersaing Produk Susu Sapi

Pada Peternak Sapi Perah Di Kecamatan Lembang Dan Kecamatan Parongpong Kabupaten

Bandung Barat

  sapi. Berikut penjelasan deskriptif untuk masing-masing jawaban responden terhadap pernyataan responden tersebut.

  Tabel 14 Kategori Variabel Pengiriman PERNYATAAN F x B KATEGORI

  Respon dari keinginan 163 konsumen

  Cukup Baik

  Penanganan keluhan 162

  321 TOTAL Sumber : Kuesioner, diolah Kembali 2015

  Dari tabel diatas, terlihat bahwa untuk variabel pengiriman berada pada kategori cukup baik dengan skor antara 247 – 328. Artinya pengiriman susu sapi harus dipercepat karena produk susu sapi sangat mudah rusak.

  Setelah diketahui penilaian responden untuk masing-masing sub variabel, maka dapat diketahui kategori untuk variabel keunggulan bersaing, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  Tabel 15 Kategori Variabel Keunggulan Bersaing KATEGORI KATEGORI

Sub Variabel F x B SUB PENGENDALI

VARAIBEL AN KUALITAS

  Respon kepada Cukup Baik 323

  Konsumen Biaya Produksi 601 Kurang Baik CUKUP BAIK Pengiriman 325 Cukup Baik

  TOTAL 1249 Sumber : Kuesioner, diolah Kembali 2015

  Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk variabel keunggulan bersaing berada kategori Cukup baik dengan skor antara 985 – 1312. Biaya produksi menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena memiliki kategori yang kurang baik. Secara keseluruhan keunggulan bersaing dari susu sapi peternak di Kec. Parongpong dan Lembang harus ditingkatkan.

  

Hubungan pengendalian Kualitas dan Keunggulan Bersaing Peternak Sapi di Kec

Parongpong dan Kec Lembang.

  Dalam mengukur hubungan pengendalian kualitas susu sapi dan keunggulan bersaing susu sapi peternak di kec. P:arongpong dan Lembang, dengan rumus korelasi Pearson, dibantu dengan SPSS 18. Hasilnya terlihat pada tabel berikut : Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 38 – 57

  ISSN : 1829 -7188

Tabel 16

Hubungan antara Varaibel Pengendalian Kualitas dengan Keunggulan Bersaing

  

Tabel Hubungan antara Pengendalian Kualitas dan Keunggulan

Bersaing

Pengendalian Keunggulan Kualita Bersaing

  • Pengendalian Pearson

  1 0,757 Kualita Correlation

  Sig. (2-tailed) ,000 N

  41

  41

  • Keunggulan Pearson 0,757

  1 Bersaing Correlation Sig. (2-tailed) ,000 N

  41

Dokumen yang terkait

PROFESIONALISME DOSEN DAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI

0 0 18

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA YANG MENGIKUTI SENAM GERAK LATIH OTAK DAN TERAPI MUSIK ANGKLUNG (The Differences of Eldery Women Quality of life Who Undergo Brain Movement Exercise and Angklung Music Therapy)

0 0 7

ARAHAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI (The Policy Direction for Controlling of Erosion and Sedimentation at Keduang Sub-Watershed in Wonogiri Regency)

0 0 14

DINAMIKA N-MINERAL TANAH VERTISOLS PADA BERBAGAI KOMBINASI KUALITAS SERESAH SERTA SERAPAN N JAGUNG MANIS (Vertisols N-Mineral Dynamics In Several Litter Quality Combination and N-Sweet Maize Uptake)

0 0 10

PENGARUH KUALITAS DAN DOSIS SERESAH TERHADAP POTENSIAL NITRIFIKASI TANAH DAN HASIL JAGUNG MANIS (Effect of Litter Quality and Dosage to Potential Nitrification in Soil and Yield of Sweet Corn)

0 0 10

PENENTUAN INDEKS KUALITAS TANAH AGROFORESTRI BERDASARKAN SIFAT KIMIA TANAH DI SUB-DAS BENGAWAN SOLO HULU WONOGIRI (Determination of Soil Quality Index Based on Soil Chemical Properties in The Upstream of Bengawan Solo River Basin Wonogiri)

0 0 9

KLASIFIKASI KUALITAS TANAMAN CABAI MENGGUNAKAN METODE FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FKNN)

0 4 5

106 HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS KARANGANYAR KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013

0 0 10

PENGARUH PENERAPAN PEMERIKSAAN INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi pada PDAM di Propinsi Jawa Barat)

0 0 12

CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) SEBAGAI SALAH SATU METODE UNTUK MENENTUKAN SAHAM EFISIEN Eka Yulianti Program Studi Manajemen, FE, UNJANI Jl Terusan Jenderal Sudirman Cimahi yulianti_eka92yahoo.com Abstract - 03. EKA YULIANTI PORTFOLIO CAPM1

0 0 15