Pelanggaran Hukum Sektor Sumber Daya Ala

Pelanggaran Hukum Sektor Sumber Daya
Yayasan Silvagama
Alam
GRAHAT NAGARA,

2014

Gambaran Umum Kejahatan
Sumber Daya Alam

1

Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam

1. Sekelumit Persoalan Sumber Daya Alam

TATA RUANG PROVINSI

47.06
%


Selesai

52.94
%

Belum selesai

Penunjukan;
22.36
%
Tata
batas;
77.64
KAWASAN HUTAN
%
Tata batas

 Sumberdaya alam hanya dipandang sebagai komoditas
semata. Didominasi pertimbangan politik jangka pendek mekanisme transaksional.
 Konflik regulasi dan kebijakan pengelolaan SDA setidaknya 13

UU yang berkonflik terkait sumberdaya alam. Ketidakpastian
tatakelola ruang. Kevakuman tataruang – hanya 18 dari 34
provinsi yang sudah punya RTRWP (yang belum tentu dipatuhi)
dan ketidakmantapan kawasan hutan (penetapan 12%).
 Lemahnya penegakan hukum.
 Membiakkan konfilk agraria: 1970-2001  1.753 konflik di
2.834 desa/kecamatan. - Kuartal pertama 2012  setidaknya
30 konflik di 12 provinsi.
 Pengabaian ekosistem.

Penunjukan

Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam

1. Sekelumit Persoalan Sumber Daya Alam
“Jika dikalkulasi
dengan luasan yang
dikelola, eksploitasi
hutan hanya
menyumbang

pemasukan ke negara
70 ribu rupiah per
hektar per tahun.”

562.7
183.8

3,216.9
16,247.3

7.

Manfaat dari sumber daya alam
tidak pernah secara riil
dinikmati oleh masyarakat.
Indonesia

Amerika

350

309
300

20,210.7

246

250
52,187.1

150
193,426.2

100,000.0

150,000.0

200,000.0

115


100

213,636.9
50,000.0

190

200
141,239.1

-

China

250,000.0

50
0


97

20
Cadangan

Ekspor
0

0Impor0

Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam

1. Sekelumit Persoalan Sumber Daya Alam
© KPK, 2014
25 juta

Pertama. Kejahatan
dengan motif
ekonomi dan
dilakukan dalam

jumlah besar. Oleh
karena itu,
melibatkan jumlah
uang yang besar
juga.
Uang adalah darah
dari kejahatannya
(life and blood of the
crime).

PERIZINAN
Persiapan
DAN
permohona
PENYIAPAN
n
KAWASAN

200
TATA USAHA PRODUKSI HASIL HUTAN KAYU


Working
Area

Permohona
n

Tata Batas
200
juta

10
milyar

IHMB

6
milyar

RKT


LHP

LHC
560
juta

RENTE HASIL HUTAN
KAYU

TATA USAHA
PENGANGKUTAN

Sanksi
Administrat
if
Sanksi
Pidana
Rekonsiliasi
PNBP


Pungut
an liar
Indikasi state capture

IIUP

Puluha
n juta

Pengalihan
Izin&Saha
m

SKSKB

DR-PSDH

Izin


RENTE IZIN

Sertifikasi
PHPL/LK

RKU

1
milyar

Penilaian
300
juta

EVALUASI &
WASDAL

juta

Potensi suap, pemerasan, penjualan pengaruh

Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam

2. Karakteristik Kejahatan
Ps. 158 UU
4/2009
Psl. 3 UU
31/99

Ps. 73 UU
26/07

Kedua. Satu peristiwa
kejahatan sebenarnya
dapat terdiri atas
berbagai perbuatan
pidana.
Cockroach theory.

Bupati
menjad
i
pemeg
ang
saham

Izin di
luar
peruntu
kkanny
a

Proses
perenc
anaan
ruang

Operasi
onal
usaha
sebelu
m izin

Bupati
menerb
itkan
izin

Ps. 3 UU
31/99

Ps. 13 UU
31/99

Pengus
ul suap
peruba
han
ruang

Suap
aparat

Ps. 50(3) h
UU 41/99
Ps. 12e UU
13/2013

Tanpa/d
okume
n
angkut
(SKSKB
) aspal

Ps. 50(3) g
UU 41/99

Ps 13
UU
31/99

Ps. 20 UU
20/97

Tidak
bayar
PNBP

Ps. 50(3) d
UU 41/99

Peneba
ngan di
luar
areal
izin

Transfe
r
pricing
dan
pengge
lapan
pajak

Penjual
an kayu
ilegal

Kredit
investa
si
untuk
kegiata
n usaha

Harta
hasil TP
dialihka
n ke
shell
compa
ny

Pembu
kaan
lahan
pemba
karan

Ps. 50(3) e
UU 41/99

Ps. 39 UU
28/07

Permoh
onan
izin
dengan
suap

Ps. 13 UU
31/99

Ps. 50(3) f UU
41/99

Pasal 2, 3 UU
8/10

Pasal 2, 3 UU
8/10

Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam

2. Karakteristik Kejahatan
Ketiga. Dampaknya masif, merugikan
negara luar biasa, tapi dapat terlihat
dengan jelas.

2004

2006

2009

Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam

2. Karakteristik Kejahatan
IUP Tambang

IUP Tambang

IUP Tambang
UU 4/2009

Keempat. Berlindung dibalik
kecacatan atau kelemahan
regulasi atau kebijakan.

Kelemahan ini berupa:
1. Tidak harmonisnya antar
regulasi.
2. Konflik kepentingan antara
sektor dan institusi
pemerintah.
3. Asimetri informasi.

Wilayah Pertambangan
IUP Kebun

IUP Kebun

UU 18/2004

IUPHHK
Blok
Pemanfaatan
Kawasan
Hutan
Produksi
Bd. Hutan

UU 41/1999
Kws Hutan
Lindung/Kons
Bd. Kebun

Bd. Tambang
UU 26/2007

Kawasan Budidaya

Kawasan Lindung

Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam

2. Karakteristik Kejahatan
 Kredibilitas data, masih banyak data dan
informasi yang berkaitan dengan sumber
daya alam, tidak memiliki kategori informasi
publik yang jelas. Beberapa diantaranya
bahkan didefinisikan sebagai sumber PNBP,
sehingga seringkali menyebabkan inefisiensi
bagi pemerintah sendiri.
 Kelembagaan data, dari beberapa ‘tes’
pengumpulan data, kerap ditemukan bahwa
oknum pejabat pemerintah menyalah
gunakan kewenangannya untuk menjual data
dan informasi publik tersebut. Terindikasi
pula, data yang ada di suatu lembaga
pemerintah hanya dimiliki dan dikelola oleh
orang tertentu, ketimbang institusinya.
 Kapasitas dan perhatian publik, sifat terbuka
data tidak serta merta menjamin data dan
informasi tersebut dapat termanfaatkan.

Modus dan Penegakan Hukum
Kejahatan Sumber Daya ALam

2

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam

1. Pasal-Pasal Pidana
UU 41/1999
Perbuatan melawan hukum

Perbuatan di dalam kawasan
hutan tanpa hak/izin,
perbuatan atas hasil hutan
tanpa izin, perusakan hutan,
dll.

UU 26/2007
Perbuatan di dalam ruang
yang tidak sesuai
peruntukan.
Pasal 73.

Pasal 50 ayat (2) dan (3).

UU 31/1999 jo. 20/2001

UU 8/2010

Perbuatan melawan hukum
yang merugikan negara dan
menguntungkan diri sendiri
dan atau orang lain,
penyalahgunaan wewenang,
menerima suap terkait
jabatan, memberi suap.

Menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, menerima
pembayaran untuk
menyamarkan asal usul
harta hasil tindak pidana.
Pasal 3, 4, 5, dll.

Pasal 2, 3, 11, 13, dll.
Kejahatan korporasi

Diatur.

Diatur.

Diatur.

Diatur.

Pidana terkait jabatan

Tidak.

Diatur.

Diatur.

Tidak.

Pengembalian kerugian
negara

Tidak.

Tidak.

Diatur.

Tidak.

Alat bukti

KUHAP

KUHAP

KUHAP dan penambahan

KUHAP dan penambahan

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam

1. Pasal-Pasal Pidana

UU 18/2004
Perbuatan melawan hukum

Perbuatan di dalam
kawasan hutan tanpa
hak/izin, perbuatan atas
hasil hutan tanpa izin,
perusakan hutan, dll.

UU 18/2013

UU 4/2009

UU 32/2009

Idem UU 41/99,
kualifikasi privilese masy.
sekitar hutan,
penggunaan kawasan
hutan tanpa izin.

Tanpa izin, dengan
sengaja laporan tidak
benar, transaksi atas
hasil tambang tanpa izin,
penyalah gunaan
wewenang.

Kriteria lingkungan,
pengelolaan B3, dumping
tanpa izin, usaha tanpa
izin lingkungan (AMDAL,
UKL-UPL).

Pasal 50 ayat (2) dan (3).
Pasal 158-165.

Pasal 98, 103, 104, dan
109.

Kejahatan korporasi

Diatur.

Diatur.

Diatur.

Diatur.

Pidana terkait jabatan

Tidak.

Diatur.

Diatur.

Tidak.

Pengembalian kerugian negara

Tidak.

Diatur.

Diatur.

Diatur.

Alat bukti

KUHAP

KUHAP dan penambahan

KUHAP

KUHAP

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam

2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar

Perkara.


TPK dalam pemberian ijin usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu hutan
tanaman (UIPHHK-HT) di kabupaten
palalawan tahun 2001 – 2007

Peradilan.


Dakwaan.


Primair : Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18
UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana
diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001
jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo
Pasal 64 ayat (1) KUHPidana



Subsidair : Pasal 3 jo Pasal 18 Pasal 18
UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana
diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001
jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo
Pasal 64 ayat (1) KUHPidana

PUTUSAN PN JAKARTA PUSAT :
o

Terbukti korupsi, pasal 2

o

Pidana penjara 11 tahun dan denda
Rp500 jt subsidair 6 bulan kurungan
 Uang penganti rp 12.367.780.000



PUTUSAN PT DKI JAKARTA :
 Terbukti tPk pasal 3
 pidana penjara 16 tahun dan denda
Rp500 jt subsidair 6 bulan kurungan
 Uang penganti rp 12.367.780.000



PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG :
 Terbukti tPk pasal 2
 pidana penjara 11 tahun dan denda
Rp500 jt subsidair 6 bulan kurungan
 Uang penganti rp 12.367.780.000

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam

2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
 Meminta Kepala Dinas untuk memproses
permohonan IUPHHK-HT padahal
mengetahui perusahaan-perusahaan
tersebut tidak memenuhi persyaratan
untuk mengajukan permohonan IUPHHKHT

Perbuatan melawan hukum.


menerbitkan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) bertentangan dengan
ketentuan teknis dibidang pemanfaatan hutan kayu
hutan tanaman sebagaimana diatur dalam:

 SK Menhut No. 21/Kpts-II/2001 tanggal 31
Januari 2001 tentang Kriteria dan standar Ijin
Usaha Pemanfaatan Hasil Usaha Kayu Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi yaitu:

 SK Menhut No. 10.1/Kpts-II/2000 tanggal 6 November
2000 tentang Pedoman pemberian IUPHK-HT yaitu :
 Memberikan iuphhk-ht kepada perusahaanperusahaan yang :
 Tidak memiliki komitmen yang baik terhadap
pengelolaan hutan lestari dan aspek-aspek
lngkungan lainnya,
 tidak mempunyai kemampuan finansial yang
memadai dan tidak memiliki tenaga teknis
dibidang kehutanan,
 permohonan tidak dilengkapi dengan peta
citra satelit TM 542 proses digital serta peta
penafsiran.

  Lahan yang dimohonkan perusahaan
tidak memenuhi persyaratan yaitu bukan
PADA AERAL KOSONG NAMUN PADA LAHAN
YANG MEMILIKI POTENSI KAYU
 perusahaan belum memenuhi
kewajibannya membayar Iuran Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan
Tanaman


TERBUKTI GRATIFIKASI ATAU SUAP SENILAI RP 600
JUTA ATAS DIKELUARKANNYA IZIN-IZIN TERSEBUT

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam

2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
© KPK, 2014

PERIZINAN
Persiapan
DAN
permohona
PENYIAPAN
n
KAWASAN
Permohona
n

Azmun mendapatkan
kompensasi sebesar
19 milyar atas izin
yang
dikeluarkannya.

Penilaian

TATA USAHA PRODUKSI HASIL HUTAN KAYU

Working
Area

IHMB

RKT

LHP

19 milyar

RKU

LHC

Izin

RENTE HASIL HUTAN
KAYU

Sertifikasi
PHPL/LK
Pengalihan
Izin&Saha
m
Sanksi
Administrat
if

600 juta

Tata Batas

EVALUASI &
WASDAL

TATA USAHA
PENGANGKUTAN

Sanksi
Pidana

SKSKB

DR-PSDH

Rekonsiliasi
PNBP

RENTE IZIN

Indikasi state capture

IIUP

Potensi suap, pemerasan, penjualan pengaruh

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan
Sumber Daya Alam

2. Kasus 1. Tengku
Azmun Jafar

Kesalahan
(schuld)

Pasal 3 UU 31/1999 jo. UU 20/2001
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
Subye
k
hukum

Kesala
han

Melaw
an
hukum

Rumusa
n Pidana

Melawan
hukum
(wederrecht
e
lijk)

 mengkonstruksikan pasal pidana bukan
hanya sekedar memenuhi fakta yang ada
ke dalam rumusan pasal pidana

Perbua
tan

Damp
ak dan
kausal
itas

Sanksi
pidana

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam

2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
Elemen Delik

Analisis

Pembuktian

Setiap orang

Norm Adressat. Azmun sebagai pejabat Bupati

Identitas tersangka.

tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang
lain atau suatu
korporasi

Unsur Akibat dan Kesalahan. Dalam kasus ini
KPK membuktikan keuntungan yang diterima
Azmun dari ‘menjual’ izin dan keuntungan (opzet
als oogmerk).

Saksi dan bukti yang menyatakan bahwa Bupati
menerima uang sebagai kompensasi. Selain itu,
diobyektifikasi dari keterangan saksi bahwa sejak
awal izin sudah direncanakan diterbitkan untuk
memperoleh keuntungan.

menyalahgunakan
kewenangan,
kesempatan atau
sarana yang ada
padanya karena
jabatan atau
kedudukan

Unsur Melawan Hukum. Diterjemahkan sebagai
(detournement du povoir) memiliki kewenangan
tapi melanggar tujuan. Prof. Muladi menjabarkan
agar tidak terjebak melawan hukum dalam HAN
(maladm.) dan HPer (onrecht), maka unsur
melawan hukum dalam UU 31/99 harus
mengandung ‘akal-akalan’, manipulasi,
kecurangan, pengelakan aturan, dll.

Kewenangan Bupati untuk menerbitkan izin. Namun,
penerbitan tersebut dijelaskan bertentangan dengan
tujuan karena digunakan untuk memperoleh
kompensasi/gratifikasi/suap dari pemegang izin.
Saksi (Disprov) menyatakan bahwa ia dipaksa Bupati
untuk meloloskan pertimbangan teknis, disusunlah
manipulasi di dalamnya.

dapat merugikan
keuangan negara atau
perekonomian negara

Unsur Akibat Lain Sebagai Kualifikasi
Tambahan. Kata ‘dapat’ di dalam unsur
menegaskan bahwa kerugian negara hanya
kualifikasi tambahan.

Pembuktian dilakukan dengan perhitungan yang
dilakukan oleh BPKP. Sementara asumsi kalkulasi
berdasarkan jumlah kayu yang ditebang berdasarkan
dokumen angkut (SKSHH).

 Elemen kausalitas

Conditio sine qua non, adequat, individualisasi.
Dalam dakwaannya, KPK menegaskan sejak awal

Sebagaimana dijelaskan juga dalam unsur kesalahan
yang dilakukan dengan maksud, akibat keuntungan

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam

2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar

Kerugian Negara.
o

Total kerugian mencapai 1,2 trilyun rupiah dan
harus dikembalikan kepada negara.

o

Hanya diperhitungkan dari nilai kayu, belum
memperhatikan kerugian lingkungan.

o

Dikurangi dengan setoran kas negara.

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam

2. Kasus 2. PT. Kahayan Agro Lestari

 Direktur PT KAHAYAN
AGRO LESTARI divonisi
bersalah melanggar
Pasal 50 (3) huruf a. UU
41/1999.
 Terbukti, menduduki
kawasan hutan secara
tidak sah. Pidana denda
1 milyar, penjara 2
tahun.

IUP dari Bupati
Kapuas SK
No.522/1586/Dis
bun/X/2005

Areal yang sudah dilakukan
pembukaan lahan seluas 1.140 hektar.
Sementara 906 diantaranya sudah
ditanami.

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam

2. Kasus 2. PT. Kahayan Agro Lestari

 Mengetahui, dan bahkan sudah
mengirimkan permohonan
pelepasan kawasan, tetapi
tetap melakukan pembukaan
lahan seluas sekitar 1140
hektar.
 Meskipun pertentangan dengan
Perda 8/2003 dinyatakan bukan
kewenangan PN.
 Tidak ada pertimbangan teknis
ketersediaan lahan dari instansi
kehutanan.

UU 26/07, IPR
tidak boleh
bertentangan
peruntukan

Arahan
Lokasi

Izin Lokasi

Pelepasan
Kawasan
Hutan

Izin Usaha
Perkebunan

Permenhut,
hanya dapat
dilakukan pada
HPK

UU 18/2013 atau
UU 41/1999
merambah
kawasan hutan

Hak Guna
Usaha
PP HGU, HGU
tidak boleh di
atas kawasan
hutan

UU 18/2004, di
atas 25 hektar
wajib IUP

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam

2. Kasus 3. PT. Kalista Alam



Setelah dipidana, PT. Kalista Alam juga
kemudian digugat melawan hukum
perdata oleh Kementerian Lingkungan
Hidup. Lihat Put.
12/PDT.G/2012/PN.MBO.


Actus reus dilihat dari pelanggaran
PermenLH 10/2010, Ps. 3, wajib
pembukaan lahan tanpa bakar.



Mens rea diobyektifikasi dari
perbuatan yang diketahuinya
berakibat pada kebakaran. Klausula
bakar dalam SPK dengan pihak
ketiga.



Dasar ganti rugi Ps. 90 UU PPLH dan
1365 KUH Perdata.



Perhitungan ganti rugi berdasarkan
PermenLH 13/2011 tentang Ganti
Kerugian Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup.

TERIMA KASIH