Pelanggaran Hukum Sektor Sumber Daya Ala
Pelanggaran Hukum Sektor Sumber Daya
Yayasan Silvagama
Alam
GRAHAT NAGARA,
2014
Gambaran Umum Kejahatan
Sumber Daya Alam
1
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
1. Sekelumit Persoalan Sumber Daya Alam
TATA RUANG PROVINSI
47.06
%
Selesai
52.94
%
Belum selesai
Penunjukan;
22.36
%
Tata
batas;
77.64
KAWASAN HUTAN
%
Tata batas
Sumberdaya alam hanya dipandang sebagai komoditas
semata. Didominasi pertimbangan politik jangka pendek mekanisme transaksional.
Konflik regulasi dan kebijakan pengelolaan SDA setidaknya 13
UU yang berkonflik terkait sumberdaya alam. Ketidakpastian
tatakelola ruang. Kevakuman tataruang – hanya 18 dari 34
provinsi yang sudah punya RTRWP (yang belum tentu dipatuhi)
dan ketidakmantapan kawasan hutan (penetapan 12%).
Lemahnya penegakan hukum.
Membiakkan konfilk agraria: 1970-2001 1.753 konflik di
2.834 desa/kecamatan. - Kuartal pertama 2012 setidaknya
30 konflik di 12 provinsi.
Pengabaian ekosistem.
Penunjukan
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
1. Sekelumit Persoalan Sumber Daya Alam
“Jika dikalkulasi
dengan luasan yang
dikelola, eksploitasi
hutan hanya
menyumbang
pemasukan ke negara
70 ribu rupiah per
hektar per tahun.”
562.7
183.8
3,216.9
16,247.3
7.
Manfaat dari sumber daya alam
tidak pernah secara riil
dinikmati oleh masyarakat.
Indonesia
Amerika
350
309
300
20,210.7
246
250
52,187.1
150
193,426.2
100,000.0
150,000.0
200,000.0
115
100
213,636.9
50,000.0
190
200
141,239.1
-
China
250,000.0
50
0
97
20
Cadangan
Ekspor
0
0Impor0
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
1. Sekelumit Persoalan Sumber Daya Alam
© KPK, 2014
25 juta
Pertama. Kejahatan
dengan motif
ekonomi dan
dilakukan dalam
jumlah besar. Oleh
karena itu,
melibatkan jumlah
uang yang besar
juga.
Uang adalah darah
dari kejahatannya
(life and blood of the
crime).
PERIZINAN
Persiapan
DAN
permohona
PENYIAPAN
n
KAWASAN
200
TATA USAHA PRODUKSI HASIL HUTAN KAYU
Working
Area
Permohona
n
Tata Batas
200
juta
10
milyar
IHMB
6
milyar
RKT
LHP
LHC
560
juta
RENTE HASIL HUTAN
KAYU
TATA USAHA
PENGANGKUTAN
Sanksi
Administrat
if
Sanksi
Pidana
Rekonsiliasi
PNBP
Pungut
an liar
Indikasi state capture
IIUP
Puluha
n juta
Pengalihan
Izin&Saha
m
SKSKB
DR-PSDH
Izin
RENTE IZIN
Sertifikasi
PHPL/LK
RKU
1
milyar
Penilaian
300
juta
EVALUASI &
WASDAL
juta
Potensi suap, pemerasan, penjualan pengaruh
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Karakteristik Kejahatan
Ps. 158 UU
4/2009
Psl. 3 UU
31/99
Ps. 73 UU
26/07
Kedua. Satu peristiwa
kejahatan sebenarnya
dapat terdiri atas
berbagai perbuatan
pidana.
Cockroach theory.
Bupati
menjad
i
pemeg
ang
saham
Izin di
luar
peruntu
kkanny
a
Proses
perenc
anaan
ruang
Operasi
onal
usaha
sebelu
m izin
Bupati
menerb
itkan
izin
Ps. 3 UU
31/99
Ps. 13 UU
31/99
Pengus
ul suap
peruba
han
ruang
Suap
aparat
Ps. 50(3) h
UU 41/99
Ps. 12e UU
13/2013
Tanpa/d
okume
n
angkut
(SKSKB
) aspal
Ps. 50(3) g
UU 41/99
Ps 13
UU
31/99
Ps. 20 UU
20/97
Tidak
bayar
PNBP
Ps. 50(3) d
UU 41/99
Peneba
ngan di
luar
areal
izin
Transfe
r
pricing
dan
pengge
lapan
pajak
Penjual
an kayu
ilegal
Kredit
investa
si
untuk
kegiata
n usaha
Harta
hasil TP
dialihka
n ke
shell
compa
ny
Pembu
kaan
lahan
pemba
karan
Ps. 50(3) e
UU 41/99
Ps. 39 UU
28/07
Permoh
onan
izin
dengan
suap
Ps. 13 UU
31/99
Ps. 50(3) f UU
41/99
Pasal 2, 3 UU
8/10
Pasal 2, 3 UU
8/10
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Karakteristik Kejahatan
Ketiga. Dampaknya masif, merugikan
negara luar biasa, tapi dapat terlihat
dengan jelas.
2004
2006
2009
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Karakteristik Kejahatan
IUP Tambang
IUP Tambang
IUP Tambang
UU 4/2009
Keempat. Berlindung dibalik
kecacatan atau kelemahan
regulasi atau kebijakan.
Kelemahan ini berupa:
1. Tidak harmonisnya antar
regulasi.
2. Konflik kepentingan antara
sektor dan institusi
pemerintah.
3. Asimetri informasi.
Wilayah Pertambangan
IUP Kebun
IUP Kebun
UU 18/2004
IUPHHK
Blok
Pemanfaatan
Kawasan
Hutan
Produksi
Bd. Hutan
UU 41/1999
Kws Hutan
Lindung/Kons
Bd. Kebun
Bd. Tambang
UU 26/2007
Kawasan Budidaya
Kawasan Lindung
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Karakteristik Kejahatan
Kredibilitas data, masih banyak data dan
informasi yang berkaitan dengan sumber
daya alam, tidak memiliki kategori informasi
publik yang jelas. Beberapa diantaranya
bahkan didefinisikan sebagai sumber PNBP,
sehingga seringkali menyebabkan inefisiensi
bagi pemerintah sendiri.
Kelembagaan data, dari beberapa ‘tes’
pengumpulan data, kerap ditemukan bahwa
oknum pejabat pemerintah menyalah
gunakan kewenangannya untuk menjual data
dan informasi publik tersebut. Terindikasi
pula, data yang ada di suatu lembaga
pemerintah hanya dimiliki dan dikelola oleh
orang tertentu, ketimbang institusinya.
Kapasitas dan perhatian publik, sifat terbuka
data tidak serta merta menjamin data dan
informasi tersebut dapat termanfaatkan.
Modus dan Penegakan Hukum
Kejahatan Sumber Daya ALam
2
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
1. Pasal-Pasal Pidana
UU 41/1999
Perbuatan melawan hukum
Perbuatan di dalam kawasan
hutan tanpa hak/izin,
perbuatan atas hasil hutan
tanpa izin, perusakan hutan,
dll.
UU 26/2007
Perbuatan di dalam ruang
yang tidak sesuai
peruntukan.
Pasal 73.
Pasal 50 ayat (2) dan (3).
UU 31/1999 jo. 20/2001
UU 8/2010
Perbuatan melawan hukum
yang merugikan negara dan
menguntungkan diri sendiri
dan atau orang lain,
penyalahgunaan wewenang,
menerima suap terkait
jabatan, memberi suap.
Menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, menerima
pembayaran untuk
menyamarkan asal usul
harta hasil tindak pidana.
Pasal 3, 4, 5, dll.
Pasal 2, 3, 11, 13, dll.
Kejahatan korporasi
Diatur.
Diatur.
Diatur.
Diatur.
Pidana terkait jabatan
Tidak.
Diatur.
Diatur.
Tidak.
Pengembalian kerugian
negara
Tidak.
Tidak.
Diatur.
Tidak.
Alat bukti
KUHAP
KUHAP
KUHAP dan penambahan
KUHAP dan penambahan
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
1. Pasal-Pasal Pidana
UU 18/2004
Perbuatan melawan hukum
Perbuatan di dalam
kawasan hutan tanpa
hak/izin, perbuatan atas
hasil hutan tanpa izin,
perusakan hutan, dll.
UU 18/2013
UU 4/2009
UU 32/2009
Idem UU 41/99,
kualifikasi privilese masy.
sekitar hutan,
penggunaan kawasan
hutan tanpa izin.
Tanpa izin, dengan
sengaja laporan tidak
benar, transaksi atas
hasil tambang tanpa izin,
penyalah gunaan
wewenang.
Kriteria lingkungan,
pengelolaan B3, dumping
tanpa izin, usaha tanpa
izin lingkungan (AMDAL,
UKL-UPL).
Pasal 50 ayat (2) dan (3).
Pasal 158-165.
Pasal 98, 103, 104, dan
109.
Kejahatan korporasi
Diatur.
Diatur.
Diatur.
Diatur.
Pidana terkait jabatan
Tidak.
Diatur.
Diatur.
Tidak.
Pengembalian kerugian negara
Tidak.
Diatur.
Diatur.
Diatur.
Alat bukti
KUHAP
KUHAP dan penambahan
KUHAP
KUHAP
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
Perkara.
TPK dalam pemberian ijin usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu hutan
tanaman (UIPHHK-HT) di kabupaten
palalawan tahun 2001 – 2007
Peradilan.
Dakwaan.
Primair : Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18
UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana
diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001
jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo
Pasal 64 ayat (1) KUHPidana
Subsidair : Pasal 3 jo Pasal 18 Pasal 18
UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana
diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001
jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo
Pasal 64 ayat (1) KUHPidana
PUTUSAN PN JAKARTA PUSAT :
o
Terbukti korupsi, pasal 2
o
Pidana penjara 11 tahun dan denda
Rp500 jt subsidair 6 bulan kurungan
Uang penganti rp 12.367.780.000
PUTUSAN PT DKI JAKARTA :
Terbukti tPk pasal 3
pidana penjara 16 tahun dan denda
Rp500 jt subsidair 6 bulan kurungan
Uang penganti rp 12.367.780.000
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG :
Terbukti tPk pasal 2
pidana penjara 11 tahun dan denda
Rp500 jt subsidair 6 bulan kurungan
Uang penganti rp 12.367.780.000
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
Meminta Kepala Dinas untuk memproses
permohonan IUPHHK-HT padahal
mengetahui perusahaan-perusahaan
tersebut tidak memenuhi persyaratan
untuk mengajukan permohonan IUPHHKHT
Perbuatan melawan hukum.
menerbitkan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) bertentangan dengan
ketentuan teknis dibidang pemanfaatan hutan kayu
hutan tanaman sebagaimana diatur dalam:
SK Menhut No. 21/Kpts-II/2001 tanggal 31
Januari 2001 tentang Kriteria dan standar Ijin
Usaha Pemanfaatan Hasil Usaha Kayu Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi yaitu:
SK Menhut No. 10.1/Kpts-II/2000 tanggal 6 November
2000 tentang Pedoman pemberian IUPHK-HT yaitu :
Memberikan iuphhk-ht kepada perusahaanperusahaan yang :
Tidak memiliki komitmen yang baik terhadap
pengelolaan hutan lestari dan aspek-aspek
lngkungan lainnya,
tidak mempunyai kemampuan finansial yang
memadai dan tidak memiliki tenaga teknis
dibidang kehutanan,
permohonan tidak dilengkapi dengan peta
citra satelit TM 542 proses digital serta peta
penafsiran.
Lahan yang dimohonkan perusahaan
tidak memenuhi persyaratan yaitu bukan
PADA AERAL KOSONG NAMUN PADA LAHAN
YANG MEMILIKI POTENSI KAYU
perusahaan belum memenuhi
kewajibannya membayar Iuran Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan
Tanaman
TERBUKTI GRATIFIKASI ATAU SUAP SENILAI RP 600
JUTA ATAS DIKELUARKANNYA IZIN-IZIN TERSEBUT
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
© KPK, 2014
PERIZINAN
Persiapan
DAN
permohona
PENYIAPAN
n
KAWASAN
Permohona
n
Azmun mendapatkan
kompensasi sebesar
19 milyar atas izin
yang
dikeluarkannya.
Penilaian
TATA USAHA PRODUKSI HASIL HUTAN KAYU
Working
Area
IHMB
RKT
LHP
19 milyar
RKU
LHC
Izin
RENTE HASIL HUTAN
KAYU
Sertifikasi
PHPL/LK
Pengalihan
Izin&Saha
m
Sanksi
Administrat
if
600 juta
Tata Batas
EVALUASI &
WASDAL
TATA USAHA
PENGANGKUTAN
Sanksi
Pidana
SKSKB
DR-PSDH
Rekonsiliasi
PNBP
RENTE IZIN
Indikasi state capture
IIUP
Potensi suap, pemerasan, penjualan pengaruh
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan
Sumber Daya Alam
2. Kasus 1. Tengku
Azmun Jafar
Kesalahan
(schuld)
Pasal 3 UU 31/1999 jo. UU 20/2001
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
Subye
k
hukum
Kesala
han
Melaw
an
hukum
Rumusa
n Pidana
Melawan
hukum
(wederrecht
e
lijk)
mengkonstruksikan pasal pidana bukan
hanya sekedar memenuhi fakta yang ada
ke dalam rumusan pasal pidana
Perbua
tan
Damp
ak dan
kausal
itas
Sanksi
pidana
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
Elemen Delik
Analisis
Pembuktian
Setiap orang
Norm Adressat. Azmun sebagai pejabat Bupati
Identitas tersangka.
tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang
lain atau suatu
korporasi
Unsur Akibat dan Kesalahan. Dalam kasus ini
KPK membuktikan keuntungan yang diterima
Azmun dari ‘menjual’ izin dan keuntungan (opzet
als oogmerk).
Saksi dan bukti yang menyatakan bahwa Bupati
menerima uang sebagai kompensasi. Selain itu,
diobyektifikasi dari keterangan saksi bahwa sejak
awal izin sudah direncanakan diterbitkan untuk
memperoleh keuntungan.
menyalahgunakan
kewenangan,
kesempatan atau
sarana yang ada
padanya karena
jabatan atau
kedudukan
Unsur Melawan Hukum. Diterjemahkan sebagai
(detournement du povoir) memiliki kewenangan
tapi melanggar tujuan. Prof. Muladi menjabarkan
agar tidak terjebak melawan hukum dalam HAN
(maladm.) dan HPer (onrecht), maka unsur
melawan hukum dalam UU 31/99 harus
mengandung ‘akal-akalan’, manipulasi,
kecurangan, pengelakan aturan, dll.
Kewenangan Bupati untuk menerbitkan izin. Namun,
penerbitan tersebut dijelaskan bertentangan dengan
tujuan karena digunakan untuk memperoleh
kompensasi/gratifikasi/suap dari pemegang izin.
Saksi (Disprov) menyatakan bahwa ia dipaksa Bupati
untuk meloloskan pertimbangan teknis, disusunlah
manipulasi di dalamnya.
dapat merugikan
keuangan negara atau
perekonomian negara
Unsur Akibat Lain Sebagai Kualifikasi
Tambahan. Kata ‘dapat’ di dalam unsur
menegaskan bahwa kerugian negara hanya
kualifikasi tambahan.
Pembuktian dilakukan dengan perhitungan yang
dilakukan oleh BPKP. Sementara asumsi kalkulasi
berdasarkan jumlah kayu yang ditebang berdasarkan
dokumen angkut (SKSHH).
Elemen kausalitas
Conditio sine qua non, adequat, individualisasi.
Dalam dakwaannya, KPK menegaskan sejak awal
Sebagaimana dijelaskan juga dalam unsur kesalahan
yang dilakukan dengan maksud, akibat keuntungan
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
Kerugian Negara.
o
Total kerugian mencapai 1,2 trilyun rupiah dan
harus dikembalikan kepada negara.
o
Hanya diperhitungkan dari nilai kayu, belum
memperhatikan kerugian lingkungan.
o
Dikurangi dengan setoran kas negara.
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 2. PT. Kahayan Agro Lestari
Direktur PT KAHAYAN
AGRO LESTARI divonisi
bersalah melanggar
Pasal 50 (3) huruf a. UU
41/1999.
Terbukti, menduduki
kawasan hutan secara
tidak sah. Pidana denda
1 milyar, penjara 2
tahun.
IUP dari Bupati
Kapuas SK
No.522/1586/Dis
bun/X/2005
Areal yang sudah dilakukan
pembukaan lahan seluas 1.140 hektar.
Sementara 906 diantaranya sudah
ditanami.
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 2. PT. Kahayan Agro Lestari
Mengetahui, dan bahkan sudah
mengirimkan permohonan
pelepasan kawasan, tetapi
tetap melakukan pembukaan
lahan seluas sekitar 1140
hektar.
Meskipun pertentangan dengan
Perda 8/2003 dinyatakan bukan
kewenangan PN.
Tidak ada pertimbangan teknis
ketersediaan lahan dari instansi
kehutanan.
UU 26/07, IPR
tidak boleh
bertentangan
peruntukan
Arahan
Lokasi
Izin Lokasi
Pelepasan
Kawasan
Hutan
Izin Usaha
Perkebunan
Permenhut,
hanya dapat
dilakukan pada
HPK
UU 18/2013 atau
UU 41/1999
merambah
kawasan hutan
Hak Guna
Usaha
PP HGU, HGU
tidak boleh di
atas kawasan
hutan
UU 18/2004, di
atas 25 hektar
wajib IUP
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 3. PT. Kalista Alam
Setelah dipidana, PT. Kalista Alam juga
kemudian digugat melawan hukum
perdata oleh Kementerian Lingkungan
Hidup. Lihat Put.
12/PDT.G/2012/PN.MBO.
Actus reus dilihat dari pelanggaran
PermenLH 10/2010, Ps. 3, wajib
pembukaan lahan tanpa bakar.
Mens rea diobyektifikasi dari
perbuatan yang diketahuinya
berakibat pada kebakaran. Klausula
bakar dalam SPK dengan pihak
ketiga.
Dasar ganti rugi Ps. 90 UU PPLH dan
1365 KUH Perdata.
Perhitungan ganti rugi berdasarkan
PermenLH 13/2011 tentang Ganti
Kerugian Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup.
TERIMA KASIH
Yayasan Silvagama
Alam
GRAHAT NAGARA,
2014
Gambaran Umum Kejahatan
Sumber Daya Alam
1
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
1. Sekelumit Persoalan Sumber Daya Alam
TATA RUANG PROVINSI
47.06
%
Selesai
52.94
%
Belum selesai
Penunjukan;
22.36
%
Tata
batas;
77.64
KAWASAN HUTAN
%
Tata batas
Sumberdaya alam hanya dipandang sebagai komoditas
semata. Didominasi pertimbangan politik jangka pendek mekanisme transaksional.
Konflik regulasi dan kebijakan pengelolaan SDA setidaknya 13
UU yang berkonflik terkait sumberdaya alam. Ketidakpastian
tatakelola ruang. Kevakuman tataruang – hanya 18 dari 34
provinsi yang sudah punya RTRWP (yang belum tentu dipatuhi)
dan ketidakmantapan kawasan hutan (penetapan 12%).
Lemahnya penegakan hukum.
Membiakkan konfilk agraria: 1970-2001 1.753 konflik di
2.834 desa/kecamatan. - Kuartal pertama 2012 setidaknya
30 konflik di 12 provinsi.
Pengabaian ekosistem.
Penunjukan
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
1. Sekelumit Persoalan Sumber Daya Alam
“Jika dikalkulasi
dengan luasan yang
dikelola, eksploitasi
hutan hanya
menyumbang
pemasukan ke negara
70 ribu rupiah per
hektar per tahun.”
562.7
183.8
3,216.9
16,247.3
7.
Manfaat dari sumber daya alam
tidak pernah secara riil
dinikmati oleh masyarakat.
Indonesia
Amerika
350
309
300
20,210.7
246
250
52,187.1
150
193,426.2
100,000.0
150,000.0
200,000.0
115
100
213,636.9
50,000.0
190
200
141,239.1
-
China
250,000.0
50
0
97
20
Cadangan
Ekspor
0
0Impor0
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
1. Sekelumit Persoalan Sumber Daya Alam
© KPK, 2014
25 juta
Pertama. Kejahatan
dengan motif
ekonomi dan
dilakukan dalam
jumlah besar. Oleh
karena itu,
melibatkan jumlah
uang yang besar
juga.
Uang adalah darah
dari kejahatannya
(life and blood of the
crime).
PERIZINAN
Persiapan
DAN
permohona
PENYIAPAN
n
KAWASAN
200
TATA USAHA PRODUKSI HASIL HUTAN KAYU
Working
Area
Permohona
n
Tata Batas
200
juta
10
milyar
IHMB
6
milyar
RKT
LHP
LHC
560
juta
RENTE HASIL HUTAN
KAYU
TATA USAHA
PENGANGKUTAN
Sanksi
Administrat
if
Sanksi
Pidana
Rekonsiliasi
PNBP
Pungut
an liar
Indikasi state capture
IIUP
Puluha
n juta
Pengalihan
Izin&Saha
m
SKSKB
DR-PSDH
Izin
RENTE IZIN
Sertifikasi
PHPL/LK
RKU
1
milyar
Penilaian
300
juta
EVALUASI &
WASDAL
juta
Potensi suap, pemerasan, penjualan pengaruh
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Karakteristik Kejahatan
Ps. 158 UU
4/2009
Psl. 3 UU
31/99
Ps. 73 UU
26/07
Kedua. Satu peristiwa
kejahatan sebenarnya
dapat terdiri atas
berbagai perbuatan
pidana.
Cockroach theory.
Bupati
menjad
i
pemeg
ang
saham
Izin di
luar
peruntu
kkanny
a
Proses
perenc
anaan
ruang
Operasi
onal
usaha
sebelu
m izin
Bupati
menerb
itkan
izin
Ps. 3 UU
31/99
Ps. 13 UU
31/99
Pengus
ul suap
peruba
han
ruang
Suap
aparat
Ps. 50(3) h
UU 41/99
Ps. 12e UU
13/2013
Tanpa/d
okume
n
angkut
(SKSKB
) aspal
Ps. 50(3) g
UU 41/99
Ps 13
UU
31/99
Ps. 20 UU
20/97
Tidak
bayar
PNBP
Ps. 50(3) d
UU 41/99
Peneba
ngan di
luar
areal
izin
Transfe
r
pricing
dan
pengge
lapan
pajak
Penjual
an kayu
ilegal
Kredit
investa
si
untuk
kegiata
n usaha
Harta
hasil TP
dialihka
n ke
shell
compa
ny
Pembu
kaan
lahan
pemba
karan
Ps. 50(3) e
UU 41/99
Ps. 39 UU
28/07
Permoh
onan
izin
dengan
suap
Ps. 13 UU
31/99
Ps. 50(3) f UU
41/99
Pasal 2, 3 UU
8/10
Pasal 2, 3 UU
8/10
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Karakteristik Kejahatan
Ketiga. Dampaknya masif, merugikan
negara luar biasa, tapi dapat terlihat
dengan jelas.
2004
2006
2009
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Karakteristik Kejahatan
IUP Tambang
IUP Tambang
IUP Tambang
UU 4/2009
Keempat. Berlindung dibalik
kecacatan atau kelemahan
regulasi atau kebijakan.
Kelemahan ini berupa:
1. Tidak harmonisnya antar
regulasi.
2. Konflik kepentingan antara
sektor dan institusi
pemerintah.
3. Asimetri informasi.
Wilayah Pertambangan
IUP Kebun
IUP Kebun
UU 18/2004
IUPHHK
Blok
Pemanfaatan
Kawasan
Hutan
Produksi
Bd. Hutan
UU 41/1999
Kws Hutan
Lindung/Kons
Bd. Kebun
Bd. Tambang
UU 26/2007
Kawasan Budidaya
Kawasan Lindung
Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Karakteristik Kejahatan
Kredibilitas data, masih banyak data dan
informasi yang berkaitan dengan sumber
daya alam, tidak memiliki kategori informasi
publik yang jelas. Beberapa diantaranya
bahkan didefinisikan sebagai sumber PNBP,
sehingga seringkali menyebabkan inefisiensi
bagi pemerintah sendiri.
Kelembagaan data, dari beberapa ‘tes’
pengumpulan data, kerap ditemukan bahwa
oknum pejabat pemerintah menyalah
gunakan kewenangannya untuk menjual data
dan informasi publik tersebut. Terindikasi
pula, data yang ada di suatu lembaga
pemerintah hanya dimiliki dan dikelola oleh
orang tertentu, ketimbang institusinya.
Kapasitas dan perhatian publik, sifat terbuka
data tidak serta merta menjamin data dan
informasi tersebut dapat termanfaatkan.
Modus dan Penegakan Hukum
Kejahatan Sumber Daya ALam
2
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
1. Pasal-Pasal Pidana
UU 41/1999
Perbuatan melawan hukum
Perbuatan di dalam kawasan
hutan tanpa hak/izin,
perbuatan atas hasil hutan
tanpa izin, perusakan hutan,
dll.
UU 26/2007
Perbuatan di dalam ruang
yang tidak sesuai
peruntukan.
Pasal 73.
Pasal 50 ayat (2) dan (3).
UU 31/1999 jo. 20/2001
UU 8/2010
Perbuatan melawan hukum
yang merugikan negara dan
menguntungkan diri sendiri
dan atau orang lain,
penyalahgunaan wewenang,
menerima suap terkait
jabatan, memberi suap.
Menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, menerima
pembayaran untuk
menyamarkan asal usul
harta hasil tindak pidana.
Pasal 3, 4, 5, dll.
Pasal 2, 3, 11, 13, dll.
Kejahatan korporasi
Diatur.
Diatur.
Diatur.
Diatur.
Pidana terkait jabatan
Tidak.
Diatur.
Diatur.
Tidak.
Pengembalian kerugian
negara
Tidak.
Tidak.
Diatur.
Tidak.
Alat bukti
KUHAP
KUHAP
KUHAP dan penambahan
KUHAP dan penambahan
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
1. Pasal-Pasal Pidana
UU 18/2004
Perbuatan melawan hukum
Perbuatan di dalam
kawasan hutan tanpa
hak/izin, perbuatan atas
hasil hutan tanpa izin,
perusakan hutan, dll.
UU 18/2013
UU 4/2009
UU 32/2009
Idem UU 41/99,
kualifikasi privilese masy.
sekitar hutan,
penggunaan kawasan
hutan tanpa izin.
Tanpa izin, dengan
sengaja laporan tidak
benar, transaksi atas
hasil tambang tanpa izin,
penyalah gunaan
wewenang.
Kriteria lingkungan,
pengelolaan B3, dumping
tanpa izin, usaha tanpa
izin lingkungan (AMDAL,
UKL-UPL).
Pasal 50 ayat (2) dan (3).
Pasal 158-165.
Pasal 98, 103, 104, dan
109.
Kejahatan korporasi
Diatur.
Diatur.
Diatur.
Diatur.
Pidana terkait jabatan
Tidak.
Diatur.
Diatur.
Tidak.
Pengembalian kerugian negara
Tidak.
Diatur.
Diatur.
Diatur.
Alat bukti
KUHAP
KUHAP dan penambahan
KUHAP
KUHAP
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
Perkara.
TPK dalam pemberian ijin usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu hutan
tanaman (UIPHHK-HT) di kabupaten
palalawan tahun 2001 – 2007
Peradilan.
Dakwaan.
Primair : Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18
UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana
diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001
jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo
Pasal 64 ayat (1) KUHPidana
Subsidair : Pasal 3 jo Pasal 18 Pasal 18
UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana
diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001
jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo
Pasal 64 ayat (1) KUHPidana
PUTUSAN PN JAKARTA PUSAT :
o
Terbukti korupsi, pasal 2
o
Pidana penjara 11 tahun dan denda
Rp500 jt subsidair 6 bulan kurungan
Uang penganti rp 12.367.780.000
PUTUSAN PT DKI JAKARTA :
Terbukti tPk pasal 3
pidana penjara 16 tahun dan denda
Rp500 jt subsidair 6 bulan kurungan
Uang penganti rp 12.367.780.000
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG :
Terbukti tPk pasal 2
pidana penjara 11 tahun dan denda
Rp500 jt subsidair 6 bulan kurungan
Uang penganti rp 12.367.780.000
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
Meminta Kepala Dinas untuk memproses
permohonan IUPHHK-HT padahal
mengetahui perusahaan-perusahaan
tersebut tidak memenuhi persyaratan
untuk mengajukan permohonan IUPHHKHT
Perbuatan melawan hukum.
menerbitkan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) bertentangan dengan
ketentuan teknis dibidang pemanfaatan hutan kayu
hutan tanaman sebagaimana diatur dalam:
SK Menhut No. 21/Kpts-II/2001 tanggal 31
Januari 2001 tentang Kriteria dan standar Ijin
Usaha Pemanfaatan Hasil Usaha Kayu Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi yaitu:
SK Menhut No. 10.1/Kpts-II/2000 tanggal 6 November
2000 tentang Pedoman pemberian IUPHK-HT yaitu :
Memberikan iuphhk-ht kepada perusahaanperusahaan yang :
Tidak memiliki komitmen yang baik terhadap
pengelolaan hutan lestari dan aspek-aspek
lngkungan lainnya,
tidak mempunyai kemampuan finansial yang
memadai dan tidak memiliki tenaga teknis
dibidang kehutanan,
permohonan tidak dilengkapi dengan peta
citra satelit TM 542 proses digital serta peta
penafsiran.
Lahan yang dimohonkan perusahaan
tidak memenuhi persyaratan yaitu bukan
PADA AERAL KOSONG NAMUN PADA LAHAN
YANG MEMILIKI POTENSI KAYU
perusahaan belum memenuhi
kewajibannya membayar Iuran Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan
Tanaman
TERBUKTI GRATIFIKASI ATAU SUAP SENILAI RP 600
JUTA ATAS DIKELUARKANNYA IZIN-IZIN TERSEBUT
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
© KPK, 2014
PERIZINAN
Persiapan
DAN
permohona
PENYIAPAN
n
KAWASAN
Permohona
n
Azmun mendapatkan
kompensasi sebesar
19 milyar atas izin
yang
dikeluarkannya.
Penilaian
TATA USAHA PRODUKSI HASIL HUTAN KAYU
Working
Area
IHMB
RKT
LHP
19 milyar
RKU
LHC
Izin
RENTE HASIL HUTAN
KAYU
Sertifikasi
PHPL/LK
Pengalihan
Izin&Saha
m
Sanksi
Administrat
if
600 juta
Tata Batas
EVALUASI &
WASDAL
TATA USAHA
PENGANGKUTAN
Sanksi
Pidana
SKSKB
DR-PSDH
Rekonsiliasi
PNBP
RENTE IZIN
Indikasi state capture
IIUP
Potensi suap, pemerasan, penjualan pengaruh
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan
Sumber Daya Alam
2. Kasus 1. Tengku
Azmun Jafar
Kesalahan
(schuld)
Pasal 3 UU 31/1999 jo. UU 20/2001
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
Subye
k
hukum
Kesala
han
Melaw
an
hukum
Rumusa
n Pidana
Melawan
hukum
(wederrecht
e
lijk)
mengkonstruksikan pasal pidana bukan
hanya sekedar memenuhi fakta yang ada
ke dalam rumusan pasal pidana
Perbua
tan
Damp
ak dan
kausal
itas
Sanksi
pidana
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
Elemen Delik
Analisis
Pembuktian
Setiap orang
Norm Adressat. Azmun sebagai pejabat Bupati
Identitas tersangka.
tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang
lain atau suatu
korporasi
Unsur Akibat dan Kesalahan. Dalam kasus ini
KPK membuktikan keuntungan yang diterima
Azmun dari ‘menjual’ izin dan keuntungan (opzet
als oogmerk).
Saksi dan bukti yang menyatakan bahwa Bupati
menerima uang sebagai kompensasi. Selain itu,
diobyektifikasi dari keterangan saksi bahwa sejak
awal izin sudah direncanakan diterbitkan untuk
memperoleh keuntungan.
menyalahgunakan
kewenangan,
kesempatan atau
sarana yang ada
padanya karena
jabatan atau
kedudukan
Unsur Melawan Hukum. Diterjemahkan sebagai
(detournement du povoir) memiliki kewenangan
tapi melanggar tujuan. Prof. Muladi menjabarkan
agar tidak terjebak melawan hukum dalam HAN
(maladm.) dan HPer (onrecht), maka unsur
melawan hukum dalam UU 31/99 harus
mengandung ‘akal-akalan’, manipulasi,
kecurangan, pengelakan aturan, dll.
Kewenangan Bupati untuk menerbitkan izin. Namun,
penerbitan tersebut dijelaskan bertentangan dengan
tujuan karena digunakan untuk memperoleh
kompensasi/gratifikasi/suap dari pemegang izin.
Saksi (Disprov) menyatakan bahwa ia dipaksa Bupati
untuk meloloskan pertimbangan teknis, disusunlah
manipulasi di dalamnya.
dapat merugikan
keuangan negara atau
perekonomian negara
Unsur Akibat Lain Sebagai Kualifikasi
Tambahan. Kata ‘dapat’ di dalam unsur
menegaskan bahwa kerugian negara hanya
kualifikasi tambahan.
Pembuktian dilakukan dengan perhitungan yang
dilakukan oleh BPKP. Sementara asumsi kalkulasi
berdasarkan jumlah kayu yang ditebang berdasarkan
dokumen angkut (SKSHH).
Elemen kausalitas
Conditio sine qua non, adequat, individualisasi.
Dalam dakwaannya, KPK menegaskan sejak awal
Sebagaimana dijelaskan juga dalam unsur kesalahan
yang dilakukan dengan maksud, akibat keuntungan
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 1. Tengku Azmun Jafar
Kerugian Negara.
o
Total kerugian mencapai 1,2 trilyun rupiah dan
harus dikembalikan kepada negara.
o
Hanya diperhitungkan dari nilai kayu, belum
memperhatikan kerugian lingkungan.
o
Dikurangi dengan setoran kas negara.
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 2. PT. Kahayan Agro Lestari
Direktur PT KAHAYAN
AGRO LESTARI divonisi
bersalah melanggar
Pasal 50 (3) huruf a. UU
41/1999.
Terbukti, menduduki
kawasan hutan secara
tidak sah. Pidana denda
1 milyar, penjara 2
tahun.
IUP dari Bupati
Kapuas SK
No.522/1586/Dis
bun/X/2005
Areal yang sudah dilakukan
pembukaan lahan seluas 1.140 hektar.
Sementara 906 diantaranya sudah
ditanami.
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 2. PT. Kahayan Agro Lestari
Mengetahui, dan bahkan sudah
mengirimkan permohonan
pelepasan kawasan, tetapi
tetap melakukan pembukaan
lahan seluas sekitar 1140
hektar.
Meskipun pertentangan dengan
Perda 8/2003 dinyatakan bukan
kewenangan PN.
Tidak ada pertimbangan teknis
ketersediaan lahan dari instansi
kehutanan.
UU 26/07, IPR
tidak boleh
bertentangan
peruntukan
Arahan
Lokasi
Izin Lokasi
Pelepasan
Kawasan
Hutan
Izin Usaha
Perkebunan
Permenhut,
hanya dapat
dilakukan pada
HPK
UU 18/2013 atau
UU 41/1999
merambah
kawasan hutan
Hak Guna
Usaha
PP HGU, HGU
tidak boleh di
atas kawasan
hutan
UU 18/2004, di
atas 25 hektar
wajib IUP
Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam
2. Kasus 3. PT. Kalista Alam
Setelah dipidana, PT. Kalista Alam juga
kemudian digugat melawan hukum
perdata oleh Kementerian Lingkungan
Hidup. Lihat Put.
12/PDT.G/2012/PN.MBO.
Actus reus dilihat dari pelanggaran
PermenLH 10/2010, Ps. 3, wajib
pembukaan lahan tanpa bakar.
Mens rea diobyektifikasi dari
perbuatan yang diketahuinya
berakibat pada kebakaran. Klausula
bakar dalam SPK dengan pihak
ketiga.
Dasar ganti rugi Ps. 90 UU PPLH dan
1365 KUH Perdata.
Perhitungan ganti rugi berdasarkan
PermenLH 13/2011 tentang Ganti
Kerugian Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup.
TERIMA KASIH