Makalah Sejarah Berdirnya Dinasti Fathim

KATA PENGANTAR
‫اﻟﺴﻼ م ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ ﷲ وﺑﺮ ﻛﺎ ﺗﮫ‬
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Sejarah Berdirinya Dinasti Fathimiyah” ini
dengan tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal berdasarkan pada
kemampuan kami, serta bantuan dari berbagai pihak dalam memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kesalahan ataupun kekurangan, baik dari segi aturan penulisan, susunan kalimat,
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca, khususnya dari bapak dosen Drs. K. H.
Mutam Muchtar M. Pd. I, agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. amin
Sumenep, November 2017
Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setelah wafantnya Rasulullah Muhammad saw pada hari Senin 12 Rabi’ul
Awwal tahun ke-11 Hijriah, atau kira-kira 632 Masehi (ulamak berbeda pendapat;
ada yang bilang 634 M). Saat itu Rasulullah saw wafat di usia 63 tahun lebih
empat hari. Dimana sepeninggal beliau saw, keadaan serta kondisi Islam yang
awalnya merupakan masa paling baik (mencakup berbagai aspek termasuk
pemerintahan) menjadi semakin memburuk di masa selanjutnya khususnya
dibidang politik.
Salah satu penyebab dari hal tersebut ialah bahwa pada dasarnya semua
manusia itu sama (tidak ada yang sempurna), begitupun dengan seorang
pemimpin. Dimana sejarah telah menunjukkan, bahwa semakin bertambahnya
masa, maka keadaan serta kondisi politik dan pemerintahanpun menjadi semakin
memburuk. Dan hal ini sudah diprediksi oleh Rasulullah saw (prediksi yang
bersifat universal). Dimana beliau saw bersabda: “Sebaik-baik masa adalah
masaku (Para Sahabat) kemudian masa berikutnya (Tabi’in), kemudian masa
berikutnya (Tabii’t Tabi’in). HR: Bukhari Muslim”
Berdasarkan sabda Nabi di atas, maka jelas bagi kita. Bahwa semakin jauh
sebuah masa dari masa Nabi saw, akan semakin buruk pula keadaan, termasuk

juga sistim pemerintahannya. Dimana seperti kita tahu kurang lebih di abad ke-9
M, banyak bermunculan daulah-daulah kecil yang mencoba berdiri sendiri
(otonom) memisahkan diri dari daulah atau dinasti yang berkuasa saat itu. Salah
satunya adalah Dinasti Fathimiyah, yang mana hal-hal yang terkait dengan proses
berdirinya akan kami bahas pada makalah kami kali ini.
2. Rumusan Pembahasan
A. Bagaimana Asal Mula Berdirinya Dinasti Fathimiyah?
B. Seperti Apa Fase Kemunculan Dinasti Fathimiyah?
C. Apa Saja Faktor-Faktor Yang Menjadi Penyebab Berdirinya Dinasti
Fathimiyah?

3. Tujuan penulisan
A. Supaya Mengetahui Asal Mula Berdirinya Dinasti Fathimiyah
B. Supaya Mengetahui Fase Kemunculan Dinasti Fathimiyah
C. Supaya Mengetahui Apa Saja Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Berdirinya
Dinasti Fathimiyah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Mula Berdirinya Dinasti Fathimiyah

Perjalanan sejarah peradaban Islam telah menuliskan bahwa Dinasti
Fathimiyah sebagai salah satu dinasti Islam pada abad X, telah membuat prestasi
yang gemilang dalam sejarah peradaban Islam. Dinasti Fathimiyah yang didirikan
oleh Ubaidillah al-Mahdi, cucu Isma’il bin Ja’far al-Shadiq ini tergolong ke dalam
pengikut Syi’ah Isma’iliyah. Isma’iliyah adalah salah satu sekte Syi’ah yang
mempercayai bahwa Ismail merupakan imam ketujuh, setelah Imam Ja’far alShadiq.1
Pada tahun 850 M, wilayah Afrika Utara yang meliputi Ifriqiyah (Tunisia)
dan sebagian pulau Sisiliah yang masih merupakan bagian Daulah Abbasiyah di
bawah kuasa Bani Aglab. Sedangkan wilayah disebelah baratnya berkuasa Bani
Rustamiyah di Aljazair dan bani Idris di Maroko dan

Bani Umayyah II di

Spanyol. Semua dinasti ini berkuasa sampai tahun 909. Namun sesudah tahun 909
muncul sebuah dinamika baru, terbentuknya sebuah Dinasti Fathimiah di Tunisia
(909 M- 1171 M).
Dinasti Fathimiyah adalah dinasti Syi’ah yang dipimpin oleh 14 Khilafah
atau Imam, di Afrika Utara (909 – 1171). Dinasti ini dibangun berdasarkan
konsep Syi’ah keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fathimah (anak Nabi
Muhammad saw). Kata fathimiyah dinisbatkan kepada Fathimah, karena

pengikutnya mengambil silsilah keturunan dari Fathimah Az Zahra binta
Rasulillah. Dinasti Fathimiyah juga disebut dengan Daulah Ubaidiyah yang
dinisbatkan kepada pendirinya yaitu Abu Muhammad Ubaidillah al Mahdi (297322).
Selain itu orang-orang Fathimy juga disebut kaum Alawy, yang
dihubungkan dengan keturunan Sayyidina Ali bin Abi Talib.2 Namun, masalah
1

Dalam buku Sejarah Dan Peradaban Islam, A. Syalabi menjelaskan bahwa kaum Syi’ah adalah
orang-orang yang mendukung kepemimpinan Ali ibn Abi Thalib r.a. mereka adalah Jabir ibn
Abdillah, Huzail ibn yaman, Salman Al Farisi, Abu Dzar al Ghifari, dll. Dalam perrjalanan
sejarahnya, syi’ah terpecah menjadi beberapa kelompok, yaitu; Syi’ah Zaidiyah, Syi’ah Itsna
‘Asyariyah, dan Syi’ah Ismailiyah.
2
Ensklopedi Islam 2, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve), 4

nasab keturunan Fathimiyah ini masih terus menjadi perdebatan antara para
sejarawan termasuk dari kalangan sunni. Yang mana dari dulu hingga sekarang
belum ada kata kesepakatan diantara mereka mengenai nasab keturunan tersebut.
hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya ;
Pertama, pergolakan politik dan madzhab yang sangat kuat sejak wafatnya

Rasulullah saw.
Kedua, ketidak beranian dan keengganan keturunan Fathimiyah ini untuk
mengiklankan nasab mereka, karena takut kepada penguasa, ditambah lagi
penyembunyian nama-nama para pemimpin mereka sejak Muhammad bin
Ismail hingga Ubaidillah al Mahdi.
Dinasti Fathimiyah didirikan di Tunisia pada tahun 909 M. sebagai
tandingan bagi penguasa dunia muslim saat itu yang terpusat di Baghdad, yakni
Bani Abbasiyah pada awal abad kesembilan, yang sedang berada di ambang
kehancuran dengan ditandai munculnya disintegrasi wilayah di berbagai daerah
yang selama ini dikuasai, bahkan hingga menyatakan melepaskan diri dari
kekuasaan pemerintah di Baghdad dan membentuk daulah-daulah kecil yang
berdiri sendiri (otonom). Seperti di bagian timur Baghdad, muncul dinasti
Thahiriyah, Saffariyah, Samaniyah.3 Sementara untuk di bagian barat, muncul
dinasti Idrisiyah, Aghlabiyah, Thuluniyah, Ikhsidiyah, Hamdaniyah4, dan.
Fathimiyah.
B. Fase Kemunculan Dinasti Fathimiyah
Setelah kematian Imam Ja’far al-Shadiq (imam ke-6 dalam Syi’ah), Syi’ah
terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama meyakini Musa al-Kazim
sebagai imam ketujuh pengganti Imam Ja’far, sedang kelompok kedua
mempercayai Ismail Ibn Muhammad al-Maktum sebagai Imam Syi’ah ketujuh.

Kelompok Syi’ah kedua ini dinamakan Syi’ah Isma’iliyyah.
Pada awalnya Syi’ah Isma’iliyyah tidak menampakkan gerakannya secara
jelas.5 hingga muncullah Abdullah ibn Maimun yang membentuk Syi’ah
3

Dedi Supriyadi, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2008). 150
Dedi Supriyadi, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam.., 167
5
Imam-imam golongan Ismailiyah sesudah Isma’il tidak pernah muncul. Yang muncul hanyalah
juru-juru dakwah mereka. Sebab itu, Imam-imam yang tak pernah muncul itu disebut “al Aimmah
4

Isma’iliyyah sebagai sebuah sistem gerakan politik keagamaan. Hal ini
merupakan efek dari kekecewaan golongan Isma’iliyah terhadap Bani Abbas atas
kerjasamanya merebut kekuasaan Bani Umayah. Dimana seteleh perjuangan
berhasil, dan Bani Abbas berkuasa, sedikit demi sedikit mereka disingkirkan oleh
Bani Abbas.6
Melihat kenyataan politik yang tidak pernah menguntungkan terhadap
mereka, kelompok Syi’ah yang dipimpin oleh abdullah ibn Maimun pun merubah
gerakannya sebagai sebuah system gerakan politik keagamaan, dimana semula

Ismai’liyah tidak pernah menampakkan sebagai gerakan yang jelas. Ia berjuang
mengorganisir propaganda Syi’ah Isma’iliyyah dengan tujuan menegakkan
kekuasaan Fathimiyyah. Secara rahasia ia mengirimkan misionaris ke segala
penjuru wilayah muslim untuk menyebarkan ajaran Syi’ah Isma’iliyyah. Kegiatan
ini menjadi latar belakang berdirinya dinasti Fathimiyah di Afrika dan kemudian
berpindah ke Mesir.
Sebelum kematian Abdullah Ibn Maimun pada tahun 874 M., ia menunjuk
pengikutnya yang paling bersemangat yakni Abu Abdullah al-Husain sebagai
pimpinan gerakan Syi’ah Ismailiyah. la adalah orang Yaman dan sampai dengan
abad kesembilan ia mengklaim sebagai gerakan wakil al Mahdi. Ia menyebrang ke
Afrika Utara, dan berkat propagandanya, ia berhasil menarik simpatisan suku
Barbar, khususnya dari kalangan suku Khitamah. Pada saat itu penguasa Afrika
Utara, Ibrahim ibn Muhammad, berusaha menekan gerakan Isma’iliyah ini,
namun usahanya sia-sia. Ziyadatullah, putra dan sekaligus pengganti Ibrahim ibn
Muhammad tidak berhasil menekan gerakan ini.
Setelah berhasil menegakkan pengaruhnya di Afrika Utara, Abu Abdullah
al-Husain menulis surat kepada Imam Isma’iliyyah, Sa’id Ibn Husain al Salamah
agar

menggantikan


kedudukannya

sebagai

pemimpin

tertinggi

gerakan

Isma’iliyah. Said mengabulkan undangan tersebut, dan ia memproklamirkan

al-masturun”. Imam-imam Ismailiyah barulah muncul kembali setelah keadaan mereka bertambah
kuat di Afrika Utara pada tahun 297 H (909 M), kemudian mereka pindah ke Mesir.(A. Syalabi,
Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, Terj. M. Sanusi Latief (Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru,
2003). 186
6
Moh Nurhakim, Sejarah Peradaban Islam, (Malang: UMM Pres, 2003). 100


dirinya sebagai putra Muhammad al-Habib, seorang cucu Imam Isma’il. Setelah
berhasil merebut kekuatan Ziyadatullah, ia memproklamirkan dirinya sebagai
pimpinan tertinggi gerakan Isma’iliyyah. Selanjutnya gerakan ini berhasil
menduduki Tunis, pusat pemerintahan dinasti Aghlabi, pada tahun 909 M., dan
sekaligus mengusir penguasa Aghlabi yang terakhir, yakni Ziyadatullah. Sa’id
kemudian memproklamirkandiri se¬bagai imam dengan gelar “Ubaydullah alMahdi”.7

Dengan demikian terbentuklah pemerintahan dinasti Fathimiyah di

Afrika Utara dengan al-Mahdi sebagai khalifah pertamanya.
A. Faktor-Faktor Yang Menjadi Penyebab Berdirinya Dinasti Fathimiyah
Adapun hal-hal yang menjadi penyebab berdirinya Dinasti Fathimiyah,
ialah diantaranya sebagai berikut:
1. Adanya dendam yang tersimpan di dalam hati bagi kalangan Syi’ah (khususnya
Syi’ah Isma’iliyah), terhadap Bani Abbasiyah. Yang mana menurut mereka,
Bani Abbasiyah telah dengan sengaja menyingkirkan mereka secara perlahanlahan, setelah bantuan yang mereka berikan untuk menggulingkan Bani
Umayyah (dinasti yang berkuasa sebelumnya)
2. Terjadinya perpecahan atau perbedaan pendapat di dalam kubu Syi’ah, untuk
menentukan siapa yang berhak mengganti posisi Imam Ja’far al-Shadiq, yakni
sebagai imam ketujuh dalam Syi’ah Imamiyah (Kelompok pertama meyakini

Musa al-Kazim, sedang kelompok kedua lebih memilih Ismail ibnu
Muhammad al-Maktum).
3. Melemahnya pengaruh kekuasaan Dinasti Abbasiyah, dimana hal tersebut
stidaknya dipengaruhi oleh dua faktor:
a. Faktor Intern, diantaranya; (1) kemewahan hidup dikalangan penguasa. (2)
perebutan kekuasaan antara sesama keluaraga Bani Abbasiyah. (3) konflik
keagamaan.

7

K. Ali, Sejarah Islam; Tarikh Pramodern, Terj. Ghufron A. Mas’adi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2000). 326

Factor Ekstern, diantaranya; (1) banyaknya pemberontakan. (2) dominasai
Bangsa Turki. (3) dominasi Bangsa Persia.8

8

Dedi Supriyadi, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2008).
137-139


BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1. Dinasti Fathimiyah berasal dari sekte atau aliran Syi’ah (Syi’ah Isma’iliyah)
yang didirikan pada tahun 909 M oleh Sa’id Ibn Husain al Salamah keturunan
Imam Isma’il, di Tunisia.
2. Fase kemunculan Dinasti Fathimiyah ialah dimulai Setelah kematian Imam
Ja’far al-Shadiq (imam ke-6 dalam Syi’ah), Syi’ah terpe¬cah menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama meyakini Musa al-Kazim sebagai imam ketujuh
pengganti Imam Ja’far, sedang kelompok kedua mempercayai Ismail Ibn
Muhammad al-Maktum sebagai Imam Syi’ah ketujuh. Kelompok Syi’ah kedua
ini dinamakan Syi’ah Isma’iliyyah. Dimana pada awalnya Syi’ah Isma’iliyyah
ini tidak menampakkan gerakannya seca¬ra jelas. hingga muncullah Abdullah
ibn Maimun yang membentuk Syi’ah Isma’iliyyah sebagai sebuah sistem
gerakan politik keagamaan dan memulai menampakkan gerakannya. Lalu
Abdullah ibnu Maimun menunjuk Abu Abdullah al-Husain sebagai pimpinan
gerakan Syi’ah Ismailiyah. Setelah berhasil menegakkan pengaruhnya di
Afrika Utara, Abu Abdullah al-Husain menulis surat kepada Imam
Isma’iliyyah, Sa’id Ibn Husain al Salamah agar menggantikan kedudukannya
sebagai pemimpin tertinggi gerakan Isma’iliyah. Said mengabulkan undangan
tersebut, dan ia memproklamirkan dirinya sebagai putra Muhammad al-Habib,
seorang cucu Imam Isma’il. Setelah berhasil merebut kekuatan Ziyadatullah, ia
memproklamirkan dirinya sebagai pimpinan tertinggi gerakan Isma’iliyyah.
Hingga akhirnya berhasil menduduki Tunis, pusat pemerintahan dinasti
Aghlabi, pada tahun 909 M.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya Dinasti Fahimiyah antara lain; (1)
Adanya dendam yang tersimpan di dalam hati bagi kalangan Syi’ah (khususnya
Syi’ah Isma’iliyah) terhadap Bani Abbasiyah. (2) Terjadinya perpecahan atau
perbedaan pendapat di dalam kubu Syi’ah, untuk menentukan siapa yang

berhak mengganti posisi Imam Ja’far al-Shadiq, sebagai imam ketujuh dalam
Syi’ah Imamiyah, antara Musa al-Kazim atau Ismail ibnu Muhammad alMaktum. (3) Melemahnya pengaruh kekuasaan Dinasti Abbasiyah, dimana hal
tersebut tersebut dipengaruhi setidaknya oleh dua factor, factor intern dan
ekstern.

DAFTAR PUSTAKA
 A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, Terj. M. Sanusi Latief (Jakarta: PT.
Pustaka Al Husna Baru, 2003)
 Ensiklopedi Islam 2, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve)
 K. Ali, Sejarah Islam; Tarikh Pramodern, Terj. Ghufron A. Mas’adi (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2000)
 Moh Nurhakim, Sejarah Peradaban Islam, (Malang: UMM Pres, 2003)
 Dedi Supriyadi, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV PUSTAKA
SETIA, 2008)