Makalah Manajemen Persediaan id. docx

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perencanaan pengendalian persediaan dapat dibagi menjadi 2 tahap, Manajemen persediaan
dan pengendalian persediaan. Manjemen persediaan merupakan tahap pertama yang terdiri
dari :
1.

Penentuan tingkat-tingkat dan prosedur persediaan optimum untuk penelaahan dan

pengaturan.
2.

Penentuan derajat pengendalian yang diperlukan untuk mendapat asil yang terbaik.

3.

Perencanaan dan disain dari system pengendalian persediaan.


4.

Perencanaan organisasi pengendalian persediaan.

Tingkat-tingkat persediaan optimum
Manajemen persediaan bertanggung jawab atas penentuan tingkat persediaan yang akan
menghasilkan laba terbaik. Perencanaan dari produksi produk yang sesungguhnya dapat
menyangkut masalah-masalah pemerataan produksi, yaitu memproduksi pada angka yang tetap
meskipun penjualan dapat berubah-ubah. Dalam masa kekendoran produk dibuat atas
persediaan; persediaan barang-barang jadi bertambah besar untuk menutup permintaan yang
diharapkan bilamana penjualan di belakang hari melampaui angka produksi pabrik.
Manajemen persediaan harus merencanakan untuk menelaah hasil-hasil sesering yang
diperlukan. Penentuan dari apa yang “diperlukan“ itu sendiri merupakan suatu masalah. Resiko

yang jauh lebih besar terdapat dalam tingkat-tingkat persediaan yang tinggi dalam industriindustri memanufaktur barang-barang seperti mobil atau peralatan rumah tangga.

Derajat pengendalian
Manajemen persediaan harus memutuskan seberapa jauh dibutuhkan pengendalian untuk
melaksanakan sasaran. Masalah derajat pengendalian ini dapat didekati dari segi kuantitas,
lokasi, dan waktu.

Pembelian ekonomis dan manufaktur ukurankumpulan adalah pertimbangan-pertimbangan
kuantitas. Untuk barang-barang dengan biaya tinggi dibuat rencana untuk tetap mengendalikan
dengan ketat persediaan ini dengan rekaman-rekaman yang teliti dari penerimaan-penerimaan
dan pengeluaran-pengeluaran dan dengan koordinasi rapi dari pengiriman-pengiriman yang
masuk dengan kebutuhan produksi. Sedangkan, untuk barang dengan biaya rendah boleh
dipesan dalam kuantitas yang lebih besar meliputi kebutuhan beberapa bulan, tanpa membuat
rekaman mengenai pengeluarannya untuk manufaktur. Barang-barang dengan nilai sedang
dapat diadakan pada persediaan terus-menerus tetapi tanpa pengendalian ketat seperti yang
dipergunakan untuk barang bernilai tinggi.
Dari sudut lokasi, derajat pengendalian adalah jumlah gudang-gudang yang terkendali atau titiktitik kendali yang harus diadakan dalam aliran bahan. Secara umum dapat diungkapkan bahwa
persediaan dapat dikendalikan dengan teliti bila ditempatkan dalam ruang-ruang penyimpanan
yang dikunci dan bila dibuat catatan-catatan tertulis untuk setiap perubahan dalam jumlah dari
tiap barang. Penyesuaian yang penuh dank eras dengan instruksi-instruksi demikian sering
berakibat bahwa pengendalian persediaan lalu menjadi beban dan bukan merupakan suatu
sarana untuk memudahkan produksi yang efisien. Masalah manajemen persediaan disini adalah
berapa besar persediaan dan dari klasifikasi apa yang memerlukan tempat-tempat
penyimpanan yang terkendali, dan selama siklus manufaktur berapa sering harus dipergunakan
rekaman. Makin besar jumlah gudang-gudang terkendali dan titik-titik kendali, makin besar
derajat pengendalian dan makin besar biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakannya.


Waktu atau frekuensi adalah factor lain dalam derajat pengendalian. Berapa sering laporan
harus dibuat ? sebuah pabrik besar setiap hari membuat catatan mengenai gerakan dari semua
barang dalam persediaan, yang dengan penggunaan rekaman-rekaman mesin memungkinkan
untuk memberikan kepada manajemen suatu ringkasan teliti dari persediaan setiap minggu
atau di dalam waktu beberapa jam bila diminta. Apakah pengendalian seperti ii diperlukan?
Derajat pemilihan waktu yang direncanakan dalam setiap situasi manufaktur harus dibenarkan
dengan pencegahan kerugian-kerugian yang mungkin terjadi bila komunikasi tidak berjalan
sedemikian rupa dalam perasi.
Setelah menentukkan tingkat persediaan optimum dan derajat pengendalian yang harus
dilaksanakan untuk dapat tetap pada tingkat-tingkat itu, maka kemudian hal-hal yang perlu
dilakukan adalah mendesain sistem pengendalian persediaan yang diperlukan dan
merencanakan organisasi untuk operasinya secara efektif.

Pengendalian persediaan
Kelompok pengendalian persediaan melaksanakan operasi dari rencana-rencana dari
manajemen persediaan. Perencanaan sehari-hari yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
produksi merupakan tanggung jawab kelompok ini. Tanggung jawab lainnya adalah pencatatan
dan pelaporan dari transaksi-transaksi yang menyangkut gerakan bahan dan pengaruhnya pada
persediaan yang berlainan.
Sistem-Sistem Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan manufaktur pada dasarnya adalah suatu masalah di dalam komunikasi
industri.

Bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi merupakan macam-macam bentuk dari
persediaan dan persediaan berhubungan dengan stok dari apapun yang diperlukan untuk

menjalankan bisnis. Meskipun persediaan mewakili sebagian besar dari investasi bisnis yang
harus dikelolah dengan baik untuk memaksimalkan keuntungan.

Persediaan berhubungan dengan bermacam-macam: mencari perimbangan antara jumlah stock
yang benar tetapi tidak terlalu banyak, meningkatkan turnover persediaan tampa
mengorbankan tingkat pelayanan, menjaga stok terendah tetapi tidak membahayakan kinerja,
memelihara bermacam-macam stok yang sangat luas tetapi tidak menghabiskan dengan cepat
sehingga menipis, mempunyai persedian yang mencukupi tampa item-item yang usang atau
tidak terpakai, selalu mempunyai stock yang diinginkan tetapi tidak item yang lambat, Ketika
persediaan tidak dikelolah dengan benar dan menjadi tidak dipercaya, tidak efisien dan mahal,
tidak hanya item yang disimpan, pajak asuransi dan juga biaya yang ada dalam inventory.

BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian

Istilah persediaan (inventori) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau
sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan
permintaan.
Sitem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan yang memonitor tingkat persediaan dan
mementukan tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan harus di isi, dan berapa
besar pesanan yang harus dilakukan.

B. Jenis – Jenis Persediaan
1. Persediaan bahan mentah (Raw materials)
yaitu; persediaan barang – barang berwujud seperti baja, kayu da komponen – komponen
lainnya yang di gunakan dalam proses produksi.
2. Persediaan komponen – komponen rakitan (pruchased parts/ components)
yaitu; persediaan barang – barang yang terdiri perusahaan lain, dimana secara langsung dapat
dirakit menjadi suatu prodak.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies)
yaitu; persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4. Persediaan barang dalam proses (work in process)

yaitu; persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses
produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut
menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (finished goods)
yaitu; persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau di olah dalam pabrik dan siap
untuk dijual atau di kirim kepada langganan.

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Persediaan
Secara umum besar-kecilnya inventory tergantung pada beberapan faktor :



Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.
Frekuensi penggunaan bahan selama 1 periode, frekuensi pembelian yang tinggi





menyebabkan jumlah inventory menjadi lebih kecil untuk 1 periode pembelian
Jumlah dana yang tersedia
Daya tahan material.

C. Fungsi – Fungsi Persediaan

 Fungsi “Decoupling”
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi – operasi perusahaan internal dan
eksternal mempunyai “kebebasan” (independence). Persediaan “Decouples” ini memungkinkan
perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada suplier.

 Fungsi “Economic Lot Sizing”
Persediaan “lot size” ini perlu mempertimbangkan “penghematan-penghematan” (potongan
pembelian, biaya pengankutan per unit lebih murah dan sebagainya). Karena perusahaan
melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang
timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya).
 Fungsi antisipasi
Seiring perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan
berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman.


D. Biaya – Biaya Persediaan

 Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs)
Teridiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.
Biaya – biaya yang termasuk dalam sebagai baiaya penyimpanan adalah :
1. Biaya fasilitas – fasilitas penyimpanan (termasuk, penerangan, pemanas atau pendingin).
2.

Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternatif pendapatan atas dana yang di

investasikan dalam persediaan).
3. Biaya keusangan
4. Biaya penghitungan phisik dan konsiliasi laporan
5. Biaya asuransi persediaan
6. Biaya pajak persediaan
7. Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan
8. Biaya penanganan persediaan; dan sebagainya

 Biaya pemesanan (Pembelian)
Setiap kali suatu bahan di pesan perusahaan menanggung biaya pemesanan (Order costs

atauprocurement costs).

 Biaya penyiapan (Manufacturing)
Bila bahan – bahan tidak di beli, tetapi tidak di produksi sendiri “dalam pabrik” perusahaan.
Perusahaan menghadapi biaya penyiapan (setup costs) untuk memproduksi komponen
tertentu.

 Biaya kehabisan atau kekurangan bahan
Dari semua biaya – biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya kekurangan
bahan (shortage costs) adalah yang paling sulit di perkirakan.

 Model Economic Order Quantity (EOQ)
Metode manajemen persediaan yang paling terkenal adalah model - model economic order
quantity (EOQ) atau economic lot size(ELS)

 Penentuan Saldo Persediaan: Model Economic Order Quantity (EOQ)
Berusaha menghitung persediaan yang optimal. Persediaan yang berlebihan akan memakan
terlalu banyak biaya, sedangkan persediaan yang terlalu kecil bisa menyebabakan perusahaan
kehilangan kesempatan menjual (memperoleh profit).


 Model EOQ
Bagan berikut ini menggambarkan argumen pendekatan EOQ. Pada awal periode, persediaan
sebesar Q datang. Kemudian persediaan tsb terjual dengan tingkat penjualan yang konstan
untuk setiap periodenya (misal, setiap hari). Tingkat penjualan tsb merupakan slope dari garis
miring dalam bagan tsb. Pada saat ini persediaan baru sebesar Q datang kembali ke perusahaan.
Q/2 merupakan rata-rata persediaan.

Contoh :
Total penjualan selama 1 tahun adalah 100.000 unit. By. Simpan adalah Rp 20,00 per unit
persediaan. Biaya pesan adalah Rp 10.000,00 per pesan. Dengan informasi tsb, berapa Q*
(persediaan optimal) ?
Jawab :


Q* = [ (2x10.000x100.000)/20]1/2



= 10.000 unit




Tingkat persediaan yang optimal adalah 10.000 unit. Dengan kata lain, perusahan

memesan 100.000 unit setiap kali pesan.



Total biaya persediaan (TC)



= Total by. Simpan + Total by.Pesan

• TC = [(10.000/2)x20]+[(100.000/10.000)x10.000]


= 100.000 + 100.000



= Rp 200.000,00

Perusahaan memesan persediaan sebanyak 10 kali dalam satu tahun. Persediaan rata-rata
adalah 5.000 unit. Dalam 1 tahun ada 10 kali siklus persediaan.


Periode perputaran persediaan = asumsi 1 tahun=360 hari.



360 hari/10 kali=36 hari



Tingkat konsumsi persediaan (tingkat penjualan) adalah 10.000/36 = 278 unit per hari.

 Menentukan Titik Pemesanan Kembali


Lead time = waktu pesanan dikirim sampai pesanan datang.



Jika lead time = 5 hari, maka perusahaan harus memesan kembali jika persediaan berada

pada tingkat 1.390 (278x5 hari).

 EOQ dengan “ Backorders”
Sangat sering perusahaan dapat, dan akan mengalami, kekurangan persediaan tanpa
kehilangan penjualan selama periode kehabisan persediaan (Out-Of-Stock).

 EOQ dengan tingkat produksi terbatas (Finite Production Rate)
Model EOQ dasar menganggap bahwa kuantitas yang dipesan siterima seluruhnya pada saat
yang sama (seketika), dalam jumlah tunggal Q.

 Model-model potongan kuantitas
Model-model sebelumnya tidak memperhatikan kemungkinan bahwa potongan kuantitas
(Quantity Discount)atau harga perunit lebih rendah mungkin diberikan bila perusahaan
membeli dalam kuantitas-kuantitas persediaan yang lebih besar.


Potongan Kuantitas dengan biaya penyimpanan merupakan suatu persentase dari harga



Potongan kuantitas dengan biaya penyimpanan tertentu

 Model-model persediaan Stokastik
Model-model yang dibahas sebelumnya semuanya merupakan model-model deterministik
(yaitu , semua parameter dinggap telah diketahui dengan pasti).dalam kenyatannya, adalah
sering terjadi parameter-parameter tersebut merupakan nilai-nilai yang tidak pasti, satu atau
lebih parameter-parameter berikut ini dapat merupakan variabel-variabel acak:
1) Permintaan tahunan (D)
2) Permintaan Harian (d)
3) Lead time (L)
4) Biaya penyimpanan (H)
5) Biaya pemesanan (S)
6) Biaya kehabisan persediaan atau chortage (Stock – Out) Cost (B)
7) Harga (C)

 EOQ dengan ketidak pastian permintaan selama lead Time
Tujaun model ini adalah menentukan besarnya persediaan pengamanan (Safety Stocks)
untuk meminimumkan biaya kehabisan bahan (Expected Costs Of Shortages) dan biaya
penyimpanan persediaan pengaman (Holding Safety Stock).

 MODEL-MODEL PERSEDIAAN LAINNYA DALAM PRAKTEK

-

Model periode pesanan tetap

Model EOQ dasar yang di pelajari di muka sering di sebut model kuantitas – pesanan – tetap
( fixed – order – Quantity )

 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN
Model – model persediaan yang di bahas di depan bisa di sebut metoda – metoda
pengendalian persediaan statistical. Model – model tersebut merupakan teknik – teknik sangat
penting bila asumsi – asumsinya di penuhi.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat
persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan harus
diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan
menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu
yang tepat atau dengan kata lain, sistem dan model persediaan bertujuan untuk
meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa dan kapan pesanan di lakukan
secara optimal.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah persediaan, baik
bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses produksi maupun kebutuhan
pelanggan dapat dipenuhi.

DAFTAR PUSTAKA
T. Hani Handoko, Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, BPFE – yogyakarta,
1984
http://www.docstoc.com/docs/18199491/MANAJEMEN-PERSEDIAAN
http://id.shvoong.com/social-sciences/1995194-manajemen-produksi/
http://jaggerjaques.blogspot.co.id/2010/10/manajemen-persediaan.html