241543794 Akupresur Dan Herbal Membantu Terapi Gizi Buruk Di Puskesmas Mojoagung

Akupresur dan Herbal Membantu Terapi Gizi Buruk di
Puskesmas Mojoagung-Jombang Jawa Timur
Oleh : Idward pada 15 August 2012
Puskesmas Mojoagung yang terletak di jalan Raya Miagan No.327 Mojoagung, Kabupaten
Jombang, Provinsi Jatim ini sebagai pusat pemberdayaan, penggerakan, pengembangan dan
pelayanan kesehatan masyarakat yang bersertifikat ISO 9001:2008 memiliki janji layanan yaitu
“IDAMAN” (Inovatif, Disukai Masyarakat, Aman, Manusiawi, Asih, Nyaman). Terbukti dengan
adanya Pusat Pemulihan Gizi (Therapeutic Feeding Center) yaitu pusat pelayanan perbaikan gizi
bagi bayi dan anak balita secara intensif di Puskesmas dengan asuhan perawatan dan gizi oleh
dokter, perawat dan ahli gizi terlatih juga dibantu dengan pemberian pelayanan akupresur dan
herbal.
dr. Sriwulani Sumargo, Sp.Rad, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Mojoagung, Kabupaten
Jombang mengatakan bahwa Puskesmas Mojoagung sering mengadakan penyuluhan dan
pelayanan pada masyarakat yang terkait MDG’s, diantaranya: Program “Akupresur untuk Nafsu
Makan dan Menunjang Gizi Balita”
Di Puskesmas ini ada 2 SDM yang memiliki keterampilan baik akupunktur, akupresur dan
herbal. Sumantri, A. Md. Akp, S.Psi, S.Pd adalah lulusan DIII Akupunktur di Akademi
Akupunktur Surabaya (AAS), juga mendalami akupresur dan herbal, sudah mengisi pelayanan di
Poli Akupunktur dan Herbal sejak 7 Juli tahun 2007. Dalam pelayanan akupresur, Bapak
Sumantri dibantu oleh Ahmad Jayin, A.Md, Kep, tenaga perawat yang telah mengikuti Pelatihan
Akupresur “Orientasi Akupresur Bagi Petugas Puskesmas” yang diadakan Subdit Bina Pelayanan

Kesehatan Tradisional Keterampilan, Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional,
Alternatif dan Komplementer pada tanggal 20-27 November 2011 di Jakarta.
Salah satu program inovatif dalam Terapi Gizi Buruk bayi dan anak balita di wilayah kerja
Puskesmas Mojoagung, Kabupaten Jombang adalah pelayanan Akupresur. Mengapa tidak
dengan akupunktur? Bayi dan anak-anak tidak dapat menahan sakit karena tusukan jarum
akupunktur karena itu dilakukan pemijatan dengan jari pada titik akupunktur tertentu
(akupresur). Penanganan gizi buruk dengan akupresur dan herbal dilakukan untuk membantu
gejalanya, seperti membantu mengatasi mual muntah dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Puskesmas Mojoagung memiliki TOGA yang diberi nama ”Taman Pemulihan Gizi” . Taman ini
memilii 113 jenis tanaman, baik untuk membantu pemulihan gizi buruk maupun kasus-kasus
penyakit lain.*Sember :Ratih Kusuma Dewi, Editor : idward*

PENGARUH TERAPI PIJAT DALAM PENURUNAN FREKUENSI BAB
DAN TINGKAT DEHIDRASI
PADA ANAK USIA 0-2 TAHUN DENGAN DIARE DI RSUD CIBAB
AT CIMAHI
Sri Wulandari Novianti
STIKES A. Yani Cimahi
Abstrak
Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh terapi pijat dalam penurunan

frekuensi buang air besar (BAB) dan tingkat dehidrasi pada anak usia 0 – 2
tahun dengan diare. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
menggunakan desain quasi experiment. Sampel penelitian ini
adalah15responden dalam kelompok intervensi, 15 responden dalam
kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh terapi
pijat dalam penurunan frekuensi BAB dan tingkat dehidrasi pada kelompok
intervensi,tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan
kelompok intervensi dalam penurunan frekuensi BAB dan tingkat
dehidrasi.Terdapat perbedaan kondisi responden pada kelompok intervensi
dibanding kelompok kontrol yaitu responden menjadi lebih tenang, rileks,
tidur lebih nyenyak,dan peningkatan nafsu makan.Tidak ada pengaruh
karakteristik responden dalam penurunan frekuensi BAB dan tingkat
dehidrasi.Hasil penelitian merekomendasikan penelitian lebih lanjut tentang
pengaruh terapi pijat pada anak dengan diare dan lebih memperhatikan
faktorb pemilihanteknikpemijatan,area,
danwaktupemijatan,.
Katakunci:terapipijat,diare,frekuensibuangai
rbesar,tingkatdehidrasi
Abstract
Theobjectiveofthisresearchistodiscoverthe

effectofmassagetherapyindecreasingdefecation
frequencyanddehydrationlevelonchildren0–2y
earsoldwithdiarrhea.Thisresearchisquantitati
ve,
itusedquasiexperimentdesign.Samplestothisre
searchwere15respondentsofinterventiongroup,
and 15 respondents of control group. Research resul
t showed massage therapy had an effect in
decreasing frequency of defacation and level of deh
ydration on intervention group, there was no

significantdifferencebetweencontrolgroupandin
terventiongroupindecreasingdefecationfrequency
anddehydrationlevel.Therewasdifferenceofresp
ondentsconditiononinterventiongroupcompared
tocontrolgroup,thoseweretherespondentstended
tobemorecalmandrelaxed,sleptmoresoundly,
andatemore.Therewasnoeffectonrespondentsch
aracteristicindecreasingdefecationfrequency
nordehydrationlevel.Researchresultrecommendsf

urtherresearchconcerningtheeffectofmassage
therapyonchildrenwithdiarrheaandpaymoreatte
ntiononthefactorsofselectionoftechnique,are
a
andtime.
Keywords:massagetherapy,diarrhea,defecationfre
quency,levelofdehydration
A.
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bagi ibu dan anak tidak lepas
dari ukuran derajat kesehatan,
dimanaderajatkesehatanmasyarakatdigambarkanole
hkeadaandansituasiangkamortalitas,
morbiditas,danstatusgizi.Mortalitasdidalamnya
terdiridariangkakematianbayi,balita,ibu,
angkakematiankasar,danumurharapanhidup.Khusu
spadaangkakematianbayidanbalita
(AKB/AKABA), Survey Demografi dan Kesehatan Indones
ia (SDKI) tahun 2007 untuk periode
200342007, hasilnya adalah sebesar 34 per 1000 kela

hiran hidup, sementara untuk AKABA,
diperolehhasil44per1000kelahiranhidup(Depart
emenKesehatan,2009).
MenurutSUSENAS2001penyebabutamakematianbayiu
mur 2.000.000

60%
40%
Tidak pernah/kadangkadang
Selalu mencuci tangan

i antara kelompok
mencari pengaruh
karakteristik dengan frekuensi buang air besar dan
tingkat dehidrasi dilakukan dengan uji
dilakukanmulaimingguketigabulanMeihinggaming
gu
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanUsiadi
RSUDCibabatCimahi,Mei
4Juni

pondenterbanyakadalahpadakelompok0

1tahun(87%).Analisisselanjutnyaakanmenunjukk
antingkatsosialekonomiresponden,dapat
EkonomidiRSUD
Cibabat

Diagram2menggambarkanbahwastatussosialekonomi
terbanyakadalahpadakelompokyang
2.000.000yaitu19 responden
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanKebiasaa
nMencuciTangan
diRSUD
Diagram3.diatasmenggambarkankebiasaanmencucit
anganorangtua,hasilnyaadalah
rnah atau kadang
4kadang saja
2.000.000

1.

Analisis Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Penurunan F
rekuensi BAB dan Tingkat
Dehidrasi pada Kelompok Intervensi.
Tabel1.PengaruhTerapiPijatterhadapPenurunanF
rekuensiBABdiKelompokIntervensi
padaAnakDiarediRSUDCibabatCimahi,Mei4Juni20
10
Variabel
N
Mean
SD
SE
p
value
Sebelumdipijat
Setelahdipijat
15
8,33
1,67
0,816

0,816
0,211
0,211
0,000
Tabel1menggambarkanbahwarata4ratafrekuensibua
ngairbesarsebelumdipijat

adalah8,33kali/24jamdenganstandardeviasi0,81
6,sedangkansetelahdiberiterapipijat
didapatkanhasilrata4ratafrekuensibuangairbesa
radalah1,67kali/24jamdenganstandar
deviasi 0,816. Analisis selanjutnya menunjukkan bah
wa ada pengaruh terapi pijat pada
kelompokintervensidalampenurunanfrekuensibuang
airbesar(p=0,000;α=0,05).
Tabel 2. Pengaruh Terapi Pijat terhadap Penurunan T
ingkat Dehidrasi di Kelompok
IntervensipadaAnakDiarediRSUDCibabatCimahi,
Mei4Juni2010
Variabel

n
Mean
SD
SE
p
value
sebelumdipijat
setelahdipijat
15
0,53
0,87
0,516
0,352
0,133
0,091
0,019
Tabel 2 menggambarkan bahwa setelah diberi terapi p
ijat, maka rata4rata tingkat
dehidrasi lebih tinggi dibanding sebelum diberi ter
api pijat (0,87) dengan standar deviasi

0,352.Haliniberartibahwaterjadipenurunanting
katdehidrasi,daridehidrasiringansedang
menjaditanpadehidrasi.Nilairata4ratasetelahdi
beriterapipijatterlihatlebihbesarkarena
hasilukuruntukkategoritanpadehidrasilebihbes

ar(1)daripadakategoridehidrasiringan
sedang (0). Hasil uji statistik menyimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan pada
penurunantingkatdehidrasiantarasebelumdipijat
dengansetelahdipijat(p=0,019;α=
0,05).
Hasilpenelitianmenunjukkanbahwadari15responde
nyangdiberiterapipijatsetiap
2kalisehariselama3hari,terdapatpengaruhyang
signifikandalampenurunanfrekuensi
BAB(p=0,000)dantingkatdehidrasi(p=0,019).
Penelitianterdahulumembuktikanbahwapijatbayim
enurunkanjumlahharidengan
gejalapenyakitpadaanak4anakdipantiasuhandid

aerahEquador.Gejalapenyakittersebut
termasukdiare.Walaupunberadadidalamlingkungan
yangsamadengankelompokkontrol,
kelompokterapipijatmemilikirata4ratalebihbany
akharitanpagejaladarisuatupenyakit.
Bayi4bayiyangmendapatpijatanselama15menitset
iapharijarangmengalamidiaredan
dehidrasi.Karenasetiaptahunnya,sekitar2jutaa
nakberusiadibawah5tahundiseluruh
dunia meninggal karena diare dan dehidrasinya (Jum
p, Fargo, & Akers, 2006). Dengan
berkurangnya kejadian diare, maka dapat mengurangi
juga kejadian dehidrasi dan
peningkatanfrekuensibuangairbesaryangmembahay
akanbagianak.
Pijatmerupakanmanipulasipadajaringanlunakuntu
ktujuanterapi(Barr&Taslitz,
1970dalamSnyder,2003).MenurutAuckett(2004)pi
jatadalahprosesmengusap4usapotot
danmenyentuhbayisesuaipetunjukkhususyangdisu
sununtukbayi.
Pijatandapatmenstimulasisirkulasidarahlokal.P
embuluhdarahpadabagiantubuh
yang dipijat akan mengalami dilatasi dan aliran dar
ah pada daerah ini akan meningkat.
Terapisdapatmenilaipeningkatanalirandarahdeng

anmembandingkansuhudaridaerah
pemijatan sebelum dan sesudah dipijat menggunakan t
angan (Field, 1998 dalam Field
2001).Berdasarkanteoritersebut,penelitiberasum
sibahwadenganmenstimulasisirkulasi
darah,makadapatmelancarkanjugaperedarandarah
keorganpencernaan.Mekanisme
diarediakibatkankarenamasuknyapathogenyangme
nyebabkanrusaknyamukosausus
danmenggangguprosesabsorpsi.Denganperedaranya
nglancar,dapatmengatasiinfeksi
yang terjadi di dalam organ pencernaan dan memperba
iki kemampuan absorpsi usus.
Meningkatnya frekuensi buang air besar salah satuny
a disebabkan karena kemampuan
absorpsi usus terganggu, maka apabila kemampuan abs
orpsi usus membaik, frekuensi
buangairbesarpunakankembalinormal.
MenurutSinclair(2005)pijatdapatmerangsangsist
emsyarafdanhormon.Pijatan
merupakanrangsangantaktildipermukaankulitdan
merangsangpersyarafandisekitarnya.
Sel4sel syaraf akan bekerja memberikan informasi ke
otak, sehingga otak dapat
menginstruksikan enzim ODC (ornithin decarboxylase)
untuk meningkatkan produksinya.
Enziminibekerjauntukmenjadipetunjukpekabagi
pertumbuhanseldanjaringan.Pada
anakdiare,pertumbuhanseldanjaringanbermanfaat
untukmemperbaikikondisisaluran
pencernaanyangrusakakibatinvasimikroorganisme.
Kondisisalurancernayangmembaik
menyebabkan daya serap saluran pencernaan menjadi b
aik juga, sehingga keadaan
dehidrasidapatteratasi.
Penelitian yang dilakukan Field dan Schanberg (1986
) dalam Roesli (2008)
menunjukkanbahwapadabayiyangdipijatmengalami
peningkatantonusnevusvagusyang
akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan

gastrin dan insulin. Dengan
demikianpenyerapanmakananakanmenjadilebihbaik
.Anakdengandiaremendapatkan
terapi cairan baik oral maupun intravena. Terapi te
rsebut bertujuan untuk mengatasi
dehidrasiakibatdiare.Denganpeningkatankadaren
zimpenyerapanakanmembantukerja
cairantersebutuntukcepatdiserapdalamtubuhana
k,denganbegitukeadaandehidrasi
menjadi cepat teratasi. Meningkatnya kadar enzim pe
nyerapan juga membuat asupan
makananmenjadicepatterserapolehtubuh,sehingga
tubuhmemilikienergiyangcukup
untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada organ
pencernaan. Sistem pencernaan
mendapatkan nutrisi yang cukup untuk memperbaiki ke
rusakan akibat invasi
mikroorganisme.
Padasaatmelakukanpijatanpadaanak,penelitijug
amelibatkankeluargadalamhal
ini ibu atau keluarga, karena saat anak pulang dari
rumah sakit, ibu dapat melanjutkan
pemijatan untuk mempertahankan kesehatan anak. Hal
ini mendukung konsep family
centeredcare(FCC).KonsepFCCadalahsuatufiloso
fidalamperawatanyangmemandang
pentingnyaunitkeluargasebagaifokusdariseluruh
intervensikesehatan.Modelperawatan
inimenemukanbahwakeluargaadalahpusatdarikehi
dupananakdanharusmenjadipusat
dari rencana perawatan pada anak (Ahmann, 1994 hal
113 dalam Bowden, Dickey, dan
Greenberg,1998).
2.
Analisis Perbedaan Frekuensi BAB dan Tingkat Dehidr
asi pada Kelompok Kontrol dan
Kelompok Intervensi
Tabel 3. Perbedaaan Penurunan Frekuensi BAB pada Ke
lompok Intervensi yang Diberi
TerapiPijatdenganKelompokKontrolyangTidakMen

dapatTerapiPijatdiRSUD
CibabatCimahi,Mei4Juni2010(N=30)
Variabel
n
Mean
SD
SE
p
value
FrekuensiBAB
Dilakukanterapipijat
Tidakdilakukanterapipijat
15
15
6,67
6,13
0,488
1,060
0,126
0,274
0,092
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa rata4rata penurun
an frekuensi BAB pada
kelompokintervensiadalah6,67denganstandardevi
asi0,488,danpadakelompokkontrol
memiliki rata4rata penurunan frekuensi BAB 6,13 den
gan standar deviasi 1,060. Analisis
selanjutnyamenunjukkanbahwatidakadaperbedaany
angsignifikanantarakelompokyang
mendapat terapi pijat dengan yang tidak mendapatkan
terapi pijat dalam penurunan
frekuensiBAB(p=0,092;α=0,05).
Tabel4.PerbedaaanPenurunanTingkatDehidrasipad
aKelompokIntervensiyangDiberi
TerapiPijatdenganKelompokKontrolyangTidakMen
dapatTerapiPijatdiRSUD
CibabatCimahi,Mei4Juni2010
JenisPijatan

Tingkatdehidrasi
Total
OR
(95%CI)
p
value
dehidrasi
ringan4sedang
tanpa
dehidrasi
n
%
N
%
n
%
Tidakdiberipijatan
3
20
12
80
15
100
1,625
(0,230–
11,464
1,000
Diberipijatan
2
13,3
13
86,7
15
100
Jumlah
5
16,7
15
83,3
30

100
Tabel4menggambarkanbahwasebanyak12oranganak
(80%)yangtidakdiberi
pijatantermasukkategoritanpadehidrasi.Sedangka
npadaanakyangdiberipijatanterdapat
13orang(86,7%)yangtermasukkategoritanpadehid
rasi.Hasilujistatistikdiperolehp=
1,000makadapatdisimpulkantidakadaperbedaanya
ngsignifikandalampenurunantingkat
dehidrasiantarakelompokyangtidakdiberiterapi
pijatdenganyangdiberiterapipijat.Hasil
analisisjugadiperolehOR=1,625,artinyakelompo
kyangdiberipijatanmemilikipeluang
1,625kalimasukdalamkategoritanpadehidrasidib
andingkelompokyangtidakdiberiterapi
pijat.
Setelahdilakukananalisis,hasilpenelitianmenunj
ukkanbahwatidakadaperbedaan
yang signifikan dalam penurunan frekuensi buang air
besar antara kelompok intervensi
dengankelompokkontrol(p=0,092;α=0,05).Beg
itujugaterhadappenurunantingkat
dehidrasi, analisis hasil penelitian menunjukkan ti
dak adanya perbedaan yang signifikan
antarakelompokintervensidengankelompokkontrol
(p=1,000;α=0,05).
Analisisstatistiksecaraangkauntukkeduavariabe
ltersebutmenunjukkantidakada
perbedaan.Secarateorimemangbelumadayangmener
angkansecaralangsungdampak
terapi pijat terhadap frekuensi buang air besar dan
tingkat dehidrasi. Akan tetapi, teori
tentang pijatan menunjukkan beberapa manfaat yang d
apat mendukung terjadinya
penurunanfrekuensibuangairbesardantingkatdeh
idrasi.
Manfaatpijatpadaanakyangdiberiterapipijatad
alahkeluargamerasaterlibatdalam
perawatan karena peneliti juga melibatkan ibu dalam
pelaksanaan terapi, sehingga

kedekatanibudananaktetapterjalin.Haliniseja
landengankonsepFCCdimanasistem
pelayanan kesehatan harus mendukung, menghargai, me
ndorong, dan meningkatkan
kekuatan dan kompetensi keluarga dengan membangun k
erjasama dengan orangtua
(Newton,2000dalamHockenberry&Wilson,2009).
Keterlibatan orangtua dalam perawatan dapat menurun
kan tingkat stres dan
meningkatkankenyamananpadaanak.Kondisiiniseja
landenganpenelitianyangdilakukan
diareaNICUdiAmerikaSerikatpadatahun2005,ya
nghasilnyadenganpenerapanfamily4
centeredcaremendukungpadapenurunanstresdanme
ningkatkankenyamanan,halpositif
lain menunjukkan bahwa orang tua lebih siap dan per
caya diri untuk merawat anaknya,
selainitupenerimaanpihakpetugaskesehatantenta
ngpenerapanFCCpunmenjadilebih
baik(Cooper,G.L.,etal,2007).Terkaitpenelitia
ntersebut,menunjukkanbahwapadaarea
perawatan kritis seperti NICU saja, penerapan FCC m
embawa dampak baik bagi anak,
keluarga,danpetugaskesehatan,makauntukruangp
erawatananakdenganpeningkatan
frekuensibuangairbesardandehidrasi,dampaknya
jugabaikdanmenunjangpelaksanaan
terapiuntukmengatastikondisifrekuensibuangair
besaryangmeningkatdandehidrasi
Kenyataanyangterjadidilapanganketikapenelitia
nberlangsung,anakyangdipijat
terlihatlebihtenang,tidurdenganlebihnyenyak,
dannafsumakanmerekameningkat.Pijat
bayi akan membuat bayi tidur lelap dan meningkatkan
kesiagaan (alertness) atau
konsentrasi. Hal ini disebabkan pijatan dapat mengu
bah gelombang otak. Perubahan ini
terjadidengancaramenurunkangelombangalphadan
meningkatkangelombangbetaserta
tetha, yang dapat dibuktikan dengan menggunakan ele

ctroencephalogram (EEG) (Roesli,
2008).
Terapisentuhandikatakanmempunyaiefekpositifte
rhadapkesehatanbayi,karena
berpengaruh terhadap kerja nervus vagus sehingga me
mperbaiki motilitas saluran cerna
termasuk pengosongan lambung. Kondisi tersebut meny
ebabkan absorpsi makanan dan
kualitastiduryanglebihbaik(Putra&Hegar,2008
).Penelitiantersebutmenunjukkanbahwa
sentuhanataupijatandapatmemperbaikimotilitass
alurancernadankemampuanabsorpsi
makanan,dimanapadakeadaandiaregangguandikedu
ahaltersebutyangmenyebabkan
terjadinyapeningkatanfrekuensibuangairbesarda
ntingkatdehidrasi.
3.
Analisis Pengaruh Karakteristik (usia, status sosia
l ekonomi, dan kebiasaan mencuci
tangan) Terhadap Penurunan Frekuensi BAB dan Tingka
t Dehidrasi
Tabel5.AnalisisPengaruhUsia,StatusSosialEkon
omi,danKebiasaanMencuciTangan
DalamPenurunanFrekuensiBABdanTingkatDehidrasi
,Mei4Juni2010(N=30)
Variabel
PenurunanFrekuensiBAB
TingkatDehidrasi
p
value
p
value
UsiaAnak
0,674
0,645
SosialEkonomi
0,093
0,703
Kebiasaancucitangan
0,183

1,000
Berdasarkantabel5diatas,ujikorelasimenunjukka
nbahwatidakadapengaruhusia
anak dalam penurunan frekuensi buang air besar (p =
0,674) dan tingkat dehidrasi (p =
0,645), tidak ada pengaruh status sosial ekonomi da
lam penurunan frekuensi buang air
besar (p = 0,093) dan tingkat dehidrasi (p = 0,703)
, dan tidak ada pengaruh kebiasaan
mencuci tangan dalam penurunan frekuensi buang air
besar (p = 0,183) dan tingkat
dehidrasi(p=1,000).
Penelitimenganalisisbeberapafaktoryangmungkin
menyebabkantidakterjadiperbedaan
yangsignifikandalampenurunanfrekuensibuangair
besardantingkatdehidrasi,faktor4faktor
tersebutadalah:
1.
Lokasipemijatan
Pemijatanyangdilakukandalampenelitianinimengi
kutipanduanpemijatanuntukbayi
cukup bulan/anak di bawah usia 3 tahun yang dikelua
rkan oleh Ikatan Dokter Indonesia
(IDAI). Dalam panduan tersebut, pemijatan dilakukan
di seluruh tubuh, mulai dari wajah,
dada, lengan, perut, kaki, dan punggung. Pemijatan
tersebut belum spesifik manfaatnya
untukmengatasimasalahpeningkatanfrekuensibuang
airbesardandehidrasi.
TeorikesehatanCinamengembangkanteknikpemijatan
bayiuntukmengatasimasalah
diare, langkah4langkah dan tekniknya adalah sebagai
berikut (Baby Infant Massage 3,
http://www.parenthood4parenting4tips.com/baby4infan
t4massage43.html):
a.
Usapbagianlateraldariibujaridengansatuarah,
daripangkaljarisampaikeujungjari
mendekatikuku.Gerakantersebutdilakukan100–30
0kali

b.
Usapbagianlateraldaritelunjukdaripangkalkeu
jungjarisampaikukuselama100–
300kali
c.
Usapbagianlateraldarijarikelingkingdaripangk
alkeujungsampaikukuselama100–
300kali
d.
Usap bagian tengah dari lengan bawah, dorong dengan
satu arah dari pergelangan
tangankesikut,dilakukansebanyak100–300kali.
e.
Pijatdidaerahseputarpusardengangerakanmelawa
narahjarumjam,sebanyak100–
300kali.
f.
Pijatdigaristengahsacrum,gerakanmendorongdar
iL5sampaike
coccyx
sebanyak
100–300kali.
Teknik pemijatan diatas sudah banyak dilakukan, nam
un peneliti tidak menemukan
penelitianilmiahterkaittekniktersebut,sehingga
penelititidakmenggunakantekniktersebut
dalampenelitianini.
2.
Waktupemijatan
Padapenelitianini,pemijatandilakukan2kaliseh
ariselama3hari.Pemilihanwaktuini
didasarkanpadapanduanpemijatanuntukbayisehat
yangmengatakanwaktuyangtepat
untukmelakukanpijatanadalahpagiharidanmalam
harisebelumtidur.Dengankondisi
tempatpenelitian,makapijatandilakukandipagid
ansorehari.Waktupelaksanaan3hari
dipilihkarenarata4ratalamaharirawatanakdenga
ndiareditempatpenelitianadalah3–5
hari.

Denganwaktutersebut,belumterlihatadanyaperbed
aanpenurunanfrekuensibuang
air besar dan tingkat dehidrasi. Penelitian yang di
lakukan oleh Jump, Fargo, dan Akers
(2006)yanghasilnyamencegahkejadiandiaredilaku
kandalamwaktu53hariuntuksetiap
responden, hal tersebut mungkin dilakukan karena re
sponden adalah anak4anak di panti
asuhanyangtinggalmenetapdisana.
3.
Durasipemijatan
Pemijatandilakukanselama15menitsecarakeseluru
han,dantidakadapenekanan
untuklebihlamadiareatertentu.Halinisesuaid
enganpedomanpijatbayiyangdigunakan.
Lama waktu pemijatan ini juga sama dengan pemijatan
untuk bayi prematur (Field 1984
dalamField2004).
4.
Jenisterapiataupengobatanstandarrumahsakit
Penelitianinitidakmembedakanjenisterapiyangd
iterimaolehkelompokintervensi
maupunkelompokkontrol.Baikterapicairandanoba
t4obatantidakdikontroldalampenelitian
ini,sehinggapadaanalisisnyajenisterapitidakd
ipertimbangkan.Dengandemikianpeneliti
tidak dapat membedakan penurunan frekuensi buang ai
r besar dan penurunan tingkat
dehidrasi ini lebih besar dipengaruhi oleh pijatan
atau terapi standar penanganan diare.
Walaupunpadakenyataanpadasaatpenelitian,anak
yangmenerimaterapipijatmenjadi
lebihtenangdanmemudahkandalampemberianterapi
lainnya.
D.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitiantentangpengaruhterap
ipijatdalampenurunafrekuensiBAB

dantingkatdehidrasi,dapatdiambilkesimpulanseb
agaiberikut:
a.
Sebagianbesar(86,3%)respondenyangmengalamidi
areberadapadakelompokusia
0–1tahun.Dari30responden,19diantaranya(63,
3%)berasaldarikeluargayang
memilikistatussosialdenganpendapatanRp.1.100.
000–Rp.2.200.000,dan60%dari
seluruh ibu atau pengasuh responden memiliki kebias
aan tidak pernah atau kadang4
kadangsajamencucitanganpadasaatakanmemberim
akanpadaanaknya.
b.
Terdapat pengaruh yang signifikan pada kelompok res
ponden yang diberi terapi pijat
dalampenurunanfrekuensibuangairbesardanpenur
unantingkatdehidrasi.
c.
Tidak terdapat perbedaanpengaruhyangsignifikan a
ntara kelompok responden yang
diberi terapi pijat dengan kelompok yang tidak dibe
ri terapi pijat dalam penurunan
frekuensibuangairbesardantingkatdehidrasi.Ak
antetapi,kelompokrespondenyang
diberiterapipijatmenunjukkanperilakulebihtena
ng,tidakrewel,dannafsumakanyang
meningkat,sehinggamemudahkanpelaksanaanterapil
ainnya.
d.
Tidak terdapat pengaruh karakteristik (usia, status
sosial ekonomi, dan kebiasaan
mencuci tangan) dalam penurunan frekuensi buang air
besar dan penurunan tingkat
dehidrasipadakelompokintervensimaupunkelompok
kontrol.
Hasil penelitian ini belum menunjukkan dampak langs
ung terhadap penurunan frekuensi
buang air besar dan tingkat dehidrasi, namun fenome
na yang terjadi saat penelitian

menunjukkanbahwaterapipijatdapatdigunakanseba
gaisalahsatuterapidalamasuhan
keperawatanuntukmenanganigangguanpadaanakyan
gmengalamigangguankesehatan.
2.
Saran
a.
Dalammemberikanterapipijat,perawattidaksajam
emberikanasuhanlangsungpada
anaknamundapatmelibatkanorangtua,sehinggadap
atmenerapkanprinsip
familycentered care
, dan untuk selanjutnya dapat mengajarkankepada or
ang tua tentang
dasar4dasarpemijatanuntukanak.
b.
Pihakpendidikandiharapkandapatmenggalilebihba
nyakpengetahuanterkaitterapi
pijatdanmanfaatnyayangspesifikbagianakyangm
engalamigangguansistemtubuh
khususnyadiaredanumumnyabagigangguanyanglain
.Penelitianinidapatmemicu
pemikirankritispenyelenggarapendidikandanpeser
tadidikuntuklebihmemperdalam
kaitanterapikomplementerterutamaterapipijatde
nganfungsi4fungsifisiologistubuh.
c.
Hasilpenelitianinidapatmenjadidasarpengembang
anpenelitianyanglainkhususnya
terapi pijat untuk mengatasi gangguan pada anak den
gan diare. Penelitian yang
dilakukanlebihmemperhatikanlagikepadapemilihan
areapemijatan,teknikpemijatan
yanglebihcocok,waktudandurasiyangtepat.Terk
aitpenelitianlanjutterhadapwaktu
pemijatan,dapatdilakukanterlebihdahulustudipe
ndahuluanuntukmelihatkapanrata4
rata waktu tidur dan bangun anak yang sedang dirawa
t, sehingga akan ditemukan

waktuyangtepatsaatanakberadapadakondisisiap
untukdipijat.Hasil4hasilpenelitian
tersebut nantinya akan menjadi landasan perawat ter
utama perawat spesialis anak
untuk mengapliksikan terapi pijat di tataran pelaya
nan, dan dapat menjadi bahan
pemilihankompetensikhususdariperawatspesialis
keperawatananak.
KEPUSTAKAAN
BabyInfantMassage.
http://www.parenthood4parenting4tips.com/baby4infan
t4massage43.html
,diperoleh
tanggal7Februari2010.
Bappenas (2002).
Program nasional bagi anak Indonesia kelompok keseh
atan
. 27 Januari, 2010.
www.bappenas.go.id/get4file4server/node/334/
.
BadanPengembangandanPenelitianDepartemenKeseha
tan(2008).
Laporan hasil riset kesehatan
dasar (RISKESDAS) nasional 2007.
Jakarta.
Cooper,G.L.,Gooding,J.S.,Gallagher,J.,Sternes
ky,L.,Ledsky,R.,Berns,S.D.(2007).Impactof
family4centeredcareinitiativeonNICUcare,staff
,andfamily.
Journal of Perinatology
(
27),
S32–
S37; doi:10.1038/sj.jp.7211840.
http://www.nature.com/jp/journal/v27/n2s/full/72118
40a.html
.
diperolehtanggal30Juni2010.
DepartemenKesehatanRepublikIndonesia.(2009).
Profil kesehatan Indonesia 2008.

Jakarta.
Hockenberry,M.J.,&Wilson,D.(2009).
Essentials of pediatric nursing
.St.Louis:MosbyElsevier.
Hughes,D.,Ladas,E.,Rooney,D.,Kelly,K.(2008)
.Massagetherapyasasupportifcareintervention
forchildrenwithcancer.
Oncology Nursing Forum
.35(3).4314442.
Jump,V.K.,Fargo,J.D.,&Akers,J.F.(2006).Impa
ctofmassagetherapyonhealthoutcomesamong
orphanedinfantsinEquador.
Fam Community Health
,29(4),3144319.
Putra,D.S.,&Hegar,B.(2008).
Pengaruh terapi sentuhan terhadap kejadian regurgit
asi pada bayi.
http://www.dr.Rocky.com
.diperolehtanggal27Juni2010.
Roesli,U.(2008).
Pedoman pijat bayi
.Edisirevisi.Jakarta:TrubusAgriwidya.
Snyder,M.,&Lindquist,R.(2003).
Complementary/alternative therapies in nursing
(4
th

ed).Minnesotta:
SpringerPublishingCompany.
UKK Tumbuh Kembang4Pediatri Sosial Ikatan Dokter An
ak Indonesia. (2008).
Modul Pelatihan
Stimulasi Pijat Bayi
.Jakarta