UTS MPK Manajemen Pendidikan Kejuruhan .

Nama

: Eva Yulia Safitri

NIM

: 160533611462

Prodi

: S1 PTI ’16 B
UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata kuliah

: Manajemen Pendidikan Kejuruan

Dosen

: Wahyu Nur Hidayat, S.Pd., M.Pd.


Tanggal UTS : 11 Oktober 2017 – 18 Oktober 2017 (Hardcopy)
1. Esensi pembelajaran bidang kejuruan sebagai proses memfasilitasi ketrampilan how to think,
how to learn, dan how to create untuk membentuk individu yang siap berperan sebagai job
creator dan Job seeker unggul.
a. Jelaskan yang dimaksud dengan kertampilan how to think, how to learn, dan how to
create!
Jawab :
-

How to think yaitu lebih menekankan pada pengembangan critical thinking. Berpikir
kritis merupakan suatu kemampuan kognitif dan strategi yang meningkatkan
kemungkinan hasil yang diharapkan, berpikir yang bertujuan, beralasan, dan
berorientasi

pada

sasaran.

Pemikiran


ini

mencakup

pemecahan

masalah,

memformulasikan kesimpulan, menghitung kemungkinan, dan membuat keputusan
(Halpern dalam Frijters at. Al, 2008).
-

How to learn yaitu lebih menekankan pada kemampuan untuk dapat menguasai dan
mengolah informasi. How to learn merupakan kemampuan individu atau kelompok
masyarakat dalam melakukan aktivitas sustainable self-learning bidang teknologi
(Mukhadis,2013:8). Wujud nyatadari kemampuan ini menurut Harefa(2010) dalam
Mukhadis (2013:129) terdiri dari kemampuan learning , unlearning, re-learning.
Representasi kemampuan learning dalam konteks pemanfaatan dan pengembangan
teknologi merupakan proses untuk mencari, mengumpulkan informasi, pengetahuan
dan ketrampilan, serta nilai – nilai hidup melalui proses asimilasi dengan skema yang

telah dimiliki pada struktur kognitif individu sehingga menghasilkan pengalaman
baru. Kemudian representasi un-learning , dalam konteks pemanfaatan dan

pengembangan teknologi merupakan proses kemauan untuk meninggalkan atau
melepaskan berbagai pola pikir yang sudah tidak sesuai, dan ketinggalan era serta
kebiasaan yang tidak mendukung kemajuan dan pengembangan mindset baru.
Selanjutnya adalah representasi kemampuan re-learning dalam konteks pemanfaatan
dan pengembangan teknologi merupakan proses memperbaiki mind set yang sudah
tidak sesuai dengan tuntutan zaman , dengan melakukan adopsi berbagai pola pikir
yang lebih berkualitas dan relevan.
-

How to create yaitu lebih menekankan pada pengembangan kemampuan untuk dapat
memecahkan berbagai problem yang berbeda – beda. Menurut Mukhadis(2009:226)
adalah kemampuan atau daya emulasi yang tinggi. Kemampuan ini merupakan
prasyarat suatu individu, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara untuk melakukan
loncatan dalam pengembangan teknologi sebagai alat pemecahan masalah dalam
kehidupan.

b. Jelaskan yang dimaksud dengan kemampuan individu sebagai job creator dan job

seeker unggul!
Jawab :
-

Job creator adalah seorang pencipta lapangan pekerjaan, dia menciptakan sesuatu
yang tidak ada menjadi ada dan berguna bagi manusia yang lain dengan tindakan
kreatif dan inovatif yang dimilikinya. Jadi seorang job creator mampu bekerja sendiri
(self-employment), menemukan sesuatu,membaca peluang/kesempatan –kesempatan
, merangkai, dan mengendalikan sumber – sumber untuk mewujudkan tujuannya.

-

Job seeker yaitu pencari pekerjaan, adala seseorang yang mencari pekerjaan dan
bergantung

pada

orang

lain


yang

memiliki

lapangan

pekerjaan

untuk

mendapatkannya. Banyak orang yang hanya ingin mencari pekerjaan yang layak,
tanpa berfikir bahwa ia sebenanrnya bisa menjadi pencipta lapangan itu
sendiri.(Desiana,2014)
c. Jelaskan hubungan poin(a dengan poin (b)
Jawab :
Dalam poin a dijelaskan tentang how to think, how to learn, and how to create dimana
dalam ketiga hal tersebut tersebut terdapat penguasaan hard skills(teori dan praktis) dan
soft skills. Dengan penguasaan soft skill maka seseorang akan dengan mudah menguasai


ketrampilan komunikasi yang diperlukan pada jengjang kualifikasi. Kemampuan ini
wajib diperlukan dan seharusnya diajarkan pada pendidikan kejuruan. Sedangkan
seseorang yang mempunya kemampuan hard skill dia sudah siap bekerja dalam
bidangnya ataupun menjadi seoran pencipta pekerjaan. Jadi kesimpulannya seorang job
creator dan job seeker harus memiliki soft skill dan hard skill yang diperoleh dari
pembelajaran yang mencakup how to think, how to learn, and how to create. Agar bisa
menghasilkan output yang berkualitas baik sebagai job creator maupun job seeker.
2. Menurut Morris (dalam Miller,1985), esensi dasar filosofi pelaksanaan pembelajaran di
bidang kejujuran paling tidak ada empat, yaitu esensialisme, eksistensialisme, pragmatism
(dengan progresivisme dan rekonstruksionisme) dan elektisisme.
a. Jelaskan makna keempat landasan filosofi tersebut !
Jawab :
-

Esensialisme adalah Aliran filsafat essensialisme adalah suatu paham yang
menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan yang lama , merujuk
kepada pendidikan bersifat “tradisional” atau “back to basics” aliran ini dinamakan
demikian karena filsafat ini berupaya menanamkan pada anak didik hal – hal
“essensial” dari pengetahuan akademik dan perkembangan karakterEssensialisme
menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan

keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
berguna. Matematika, sains, dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar
substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Jadi essensialisme
lebih berorientasi pada masa lalu.

-

Eksistensialisme adalah paham yang berpusat pada manusia individu yang
bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas/kreatif. Masing – masing individu
bebas menentukan mana yang benar atau salah karena seorang eksistensialis sadar
bahwa kebenaran itu bersifat relatif. Sebelum memahami kehidupan seseorang
harusnya memahami dirinya sendiri. Oleh karena itu eksistensialisme menekankan
pada individu sebagai sumber pengetahuan hidup dan makana. Aliran filsafat ini
mempertanyakan tentang “Bagaimana saya hidup di dunia?” Apakah pengalaman
itu?

-

Pragmatisme
Konsep Dasar : Realitas  Pengetahuan  Nilai

berasal dari dua kata yaitu pragma dan isme (bahasa Yunani). Pragma berpikir
tindakan, sedangkan isme adalah car berpikir. Jadi, filsafat pragmatisme beranggapan
bahwa pikiran itu mengikuti tindakan.filsafat ini mengajarkan bahwa sesuatu yang
benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya benar dengan melihat kepada
akibat – akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Filsafat ini terdiri dari :


Progresivisme
Lebih menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat
pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Pembelajaran peserta
didik aktif didasari oleh filosofi progresivisme.



Rekontruktivisme
Lebih ditekankan pada peradapan manusia pada masa depan. Di samping
menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme,
rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir
kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis,
memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan

pada hasil belajar dari pada proses.

-

Eklektisisme
Yaitu gabungan antara filsafat taradisional dan filsafat progresif. Mengarah pada
sinkretisme dan dalam menggabungkan ide – ide yang ada. Upaya seperti itu adalah
cara terbaik agar dapat memakai semua teori yang bernilai dan diterapkan dalam
banyak bidang kehidupan.

b. Jelaskan rasional dari setiap filosofi tersebut sebagai landasan pembelajaran !
-

Esensialisme
Rasional esensialisme dalam pembelajaran yaiut lebih menekankan pada fungsi guru
dalam pembelajaran, ahli dan menguasai subjek materi, mengembangkan skill
dengan berlatih, pengulangan, pengkodisian, pengembangan kebiasaan baik dalam
mempengaruhi perilaku peserta didik.(Suyitno).

-


Eksistensialisme

Rasional eksistensialisme dalam pembelajaran yaitu membantu individu untuk
mampu mewujudkan dirinya sebagai manusia. Metode pembelajarannya dengan
metode penghayatan dan metode dialog (Suyitno).
-

Pragmatisme
Rasional pragmatisme yaitu bertujuan menyediakan pengalaman untuk menemukan
hal – hal baru dala kehidupan pribadi dan sosialnya (Edgar J.Power, 1982 dalam
Tatang,2010:8). Impikasinya yaitu warisan – warisan budaya dari masa lalu tidak
menjadi fokus perhatian pendidikan melainkan pendidikan terfokus kepada
kehidupan yang baik pada masa sekarang. Peranan guru dan siswa yaitu guru bukan
“menuangkan” pengetahuan kepada siswa tetapi menjadikan siswa sebagai seorang
individu.


Progresive
Bahwa orientasi pendidikan pragmatisme adalah progresivme. Artinya

pendidikan pragmatisme menolak segala bentukformalisme yang berlebihan dan
membosankan

dari

pendidikan

sekolah

yang

tradisional.

Pendidikan

pragmatisme dipandang memiliki kekuatan demi terjadinya perubahan sosial dan
kebudayaan melalui penekanan perkembangan individual peserta didik.
(Callahan dan Clark (1983) dalam Tatang (2010:84)


Rekontruksionisme
Rekontruksionosme adalah variasi dari progresivisme, yaitu suatu orientasi
pendidikan /sekolah. Pembelajaran diartikan sebagai proses reorganisani dan
rekontruksi (penyusunan kembali)pengalaman sehingga dapat menambah
efisiensi individu dalam interaksinya dengan lingkungan dan dengan demikian
mempunyai nilai sosial untuk memajukan kehidupan masyarakat. (Callahan dan
Clark (1983) dalam Tatang (2010:84)

-

Eklektisisme
Melalui kegiatan pembelajaraan dapat meningkatkan kreativitas peserta didik
sehingga mereka mampu berperan sebagai agen perubahan berdasarkan ilmu yang
mereka peroleh dari pendidikan kejuruhan.

c. Jelaskan relevansi keempat filosofi tersebut sebagai dasar pembelajaran di bidang
kejuruan !
Jawab :
-

Esensialisme memiliki relevansi bahwa pendidikan adalah untuk mendorong
perkembangan intelektual individu, dan untuk mendidik orang yang cakap.
Ketrampilan peserta didik lebih mengarah kepada penguasaan konsep dan prinsip –
prinsip mata pelajaran. Jadi pendidik memiliki otoritas pada bidang studi yang
ditekuninya dan pengajaran eksplisit nilai – nilai tradisional.

-

Eksistensialisme

memiliki

relevansi

bahwa

pendidikan

tidak

semestinya

membelenggu manusia. Oleh karena manusia adalah makhluk yang bebas dan
kreatif, maka pendidikan harus pula menjadi wahana pembebasan dan kreativitas
peserta didik. Dengan kata lain, pendidikan yang diilhami oleh ekstensialisme adalah
pendidikan yang membumi, yang berhadapan denga masalah – masalah kehidupan
konkrit yang dihadapi peserta didik.
-

Pragmatisme memiliki relevansi bahwa pendidikan bukan merupakan suatu proes
pembentukan dari luar, tetapi merupakan suatu proses pengelompokan ulang dari
pengalaman – pengalaman individu. Sehingga pragmatisme dapat dikatakan sebagai
pembelajaran yang berdasarkan dengan pengalaman.

-

Progresivisme memiliki relevansi bahwa pendidikan adalah untuk mengenalkan
kehidpan sosial dan demokratis. Pengetahuan mendorong pertumbuhan dan
perkembangan, proses pembelajaran langsung, fokus pada pembelajaran aktif yang
relevan. Sehingga pendidik bertugas membimbing pemecahan masalah dan
penelitian ilmiah.

-

Rekontrusionisme memiliki relevansi dalam pembelajaran yaitu upaya untuk
mengembangkan peserta didik yang aktif. Pendidikan dapat dijalankan melalui
pengalaman fisik. Kemudian mengutamakan pada perkembangan ilmu, teknologi,
dan industrialisasi. Lalu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari
lingkungan

nyata.

Terakhir

memberi

kesempatan

peserta

didik

untuk

mengaplikasikan perolehan belajarnya ke dalam dunia nyata.
-

Eklektisisme memiliki relevansi bahwa pembelajaran menggunakan filsafat ini tidak
menghasilkan hasil yang efektif. Karena filsafat elektisisme dapat dijadikan sebagai

jalan pintas rasionalisasi dan menghindar dari tanggung jawan ketika terjadi berbagai
persoalan, yaitu mulai dari ilihan materi pengajaran, metode, sistem evaluasi, bahkan
dalam eksekusinya.
3. Pembelajaran di SMK sesuai kurikulum 2013 dilaksanakan dengan scientific approaches
untuk memfasilitasi terbentuknya ketrampilan hidup. Namun bila dilihat di lapangan, masih
terkesan “kelas sebagai pusat pengajar, bukan pusat belajar”. Oleh karena itu tumbuh
kembangnya ketrampilan how to think, how to learn, dan how to create masih dikesani
rendah.
a. Identifikasi minimal 3 faktor utama penyebab disertai alasannya !
Jawab :
Pelaksanaan pembelajaran di SMK dengan scientific approaches, menekankan pada lima
aspek penting, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan komunikasi. Siswa
dituntut untuk selalu aktif dalam pembelajaran serta harus memunjukkan kreativitasnya
dalam pembelajaran. Namun dalam kenyataannya hal di atas masih sulit untuk
diterapkan karena beberapa faktor. Diantaranya :
1. Siswa dan guru masih terbiasa dengan kurikulum yang lama.
Dimana dalam kurikulum lama (KTSP) guru merupakan sumber dari pengajaran,
sedangkan pada kurikulum 2013 ini guru berperan sebagai fasilitator. Sehingga
diperlukan waktu untuk penyesuaian. Mengubah paradigma guru dalam mengajar
bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan, karena guru sudah terbiasa dengan
gaya mengajar konvensional, sedangkan dalam urikulum 2013 ini guru dituntut
untuk memahami dan mampu menerapkan pendekatan dan model pembelajaran
menggunakan kurikulum 2012 dengan baik, seperti halnya pemanfaatan media dan
sumber belajar yang bervariasi.
2. Kurikulum 2013 yang kurang konsisten penerapannya pada awal penerapannya.
Fungsi

kurikulum

adalah

untuk membantu

guru

dalam

mengembangkan

pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan dari berbagai bahan kajian. Setiap
pengembangan kurikulum harusnya ada sebuah perubahan dan pergantian terhadap
susunan yang ada. Perubahan kurikulum seharusnya dilakukan secara terencana dan
progresif . Pada saat awal diterapkan kurikulum 2013 pemerintah memiliki kebijakan
bahwa sekolah yang belum siap boleh kembali ke kurikulum KTSP, asal pada tahun

2016 harus sudah siap kembali ke kurikulum 2013. Itu menunjukkan bahwa belum
ada kurikulum yang ideal untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran khususnya pada
jenjang SMK.
3. Sarana dan Prasarana sekolah yang kurang memadai untuk pelaksaan kurikulum
2013.
Sarana dan prasarana adalah komponen penting yng mendukung terlaksananya
kurikulum 2013, contohnya fasilitas praktikum harus sudah memadai karena hal itu
sangat penting dalam pengembangan kompetensi siswa. Khususnya untuk jenjang
SMK, siswa dituntut untuk dapat mengoptimalkan kegiatan praktikum di sekolah.
Jika sarana dan prasana praktikum tidak terfasilitasi maka tentunya akan mengurangi
daya kreatifitas siswa untuk mencoba apa yang telah ia dapat. Akibatnya guru hanya
bisa menjelaskan melalui teori yang tentunya akan menghasilkan hasil pembelajaran
yang kurang optimal.
b. Berikan prioritas alternative pemecahannya !
Jawab :
1. Prioritas alternatif pemecahan masalah SDM (guru dan siswa yang belum siap)
Profesionalisme guru dalam mengajar perlu dilakukan peningkatan secara
berkesinambungan dan berkelanjutan. Adanya sertifikasi guru juga seharusnya
menjadi acuan untuk tetap meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Jika guru telah memahami setiap kompetensi
dalam kurikulum 2013, maka akan dengan mudah menerapkan dalam pembelajaran
dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang memotivasi siswa untuk selalu
berfikir kreatif dan inovatif serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
2. Prioritas alternatif pemecahan masalah kurikulum
Perlu dilakukan pengkajian dan analisis yang terperinci sebelum diterapkan, jadi
guru tidak menerima secara mentah setiap kompetensi dalam kurikulum 2013. Guru
sebagai perancang pembelajaran seharusnya berasumsi bahwa silabus dalam K-13 di
SMK belum sepenuhnya dihasilkan berdasarkan proses analisis yang cermat.
Sehingga dengan analisis ulang yang di lakukan oleh masing – masing guru dapat
mempermudah peserta didik dalam mencapai kompetensi yang harus dikuasai.

3. Prioritas alternatif pemecahan masalah sarana dan prasarana
Peran pemerintah dalam mendukung masalah ini memiliki pengaruh yang sangat
penting, karena ketersediaan sarana dan prasarana di setiap sekolah tergantung dari
anggaran pendidikan pemerintah yang diberikan. Sedangkan sekolah hanya bisa
mengelola anggaran agar siswa dapat terfasilitasi sarana dan prasarana praktik untuk
siswa yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

c. Berikan jaminan akan keterlaksanaan dan keberhasilannya !
Jawab :
Jika kompetensi guru telah meningkat maka guru akan dapat menganalisis kebutuhan
siswa dan memilih metode apa yang sesuai dengan isi kompetensi dari kurikulum 2013
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
saat terjun ke masyarakat secara langsung pada nantinya. Karena dengan penggunaan
metode pembelajaran yang tepat dapat mendorong kemampuan how to think, how to
learn, and how to create dan menjadikan lulusan bidang kejuruan menjadi individu yang
memiliki kemampuan job creator dan job seeker dalam tingkat global. Kemudian dengan
sarana dan prasara yang memadai contohnya alat – alat praktikum sudah sesuai dengan
kebutuhan lapangan kerja saat ini maka siswa akan dengan mudah menerapkan apa
yang telah diperolehnya dari SMK untuk diterapkan di dunia kerjanya nanti. Sehingga
siswa akan bekerja sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang telah dimilikinya.

4. Saat ini banyak menjamur institusi SMK di berbagai wilayah. Beberapa institusi SMK
tersebut didirikan tidak atas dasar pertimbangan

sumberdaya dan potensi lokal, justru

bertitik berat pada minat costumer, seperti paket keahlian IT. Alhasil beberapa sekolah
tersebut kesulitan untuk mencari partner DU/DI.
a. Bagaimana tanggapan anda atas permasalahan tersebut !
Jawab :
Saat ini banyak pengangguran yang didominasi oleh anak SMK. Sehingga untuk
penambahan pembangunan sekolah SMK perlu direncanakan dampaknya secara matang.
Ketersediaan lapangan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah lulusan menjadi
masalah utama. Sehingga perlu pertimbangan dan perencanaan yang rinci sebelum

pendirian sebuah institusi SMK, misalnya saja di wilayah atau kota yang mayoritas
penghasilan dan usahanya adalah pertanian dan pariwisata harusnya jurusan/paket
keahlian institusi SMK nya difokuskan pada keahlian pariwisata, perhotelan, pertanian,
dan lain sebagainya yang relevan dengan sumber daya wilayahnya. Karena jika lulusan
yang memiliki profil kompetensi keahlian yang sesuai dengan SDA sekitar, akan
menciptakan banyak peluang untuk menciptakan pekerjaan berbekal dari pengetahuan
dari pendidikan kejuruhan yang ditempuh. Atau pun lowongan pekerjaan yang relevan
juga lebih banyak peluangnya. Selain itu akan mempermudah sekolah juga dalam
mencari partner DU/DI karena sudah difasilitasi oleh masyarakat sekitar. Mengingat
pentingnya DU/DI yaitu membantu sekolah dalam mengembangkan kurikulum sekolah
yang berorientasi pada pasar kerja. DU/DI memberikan kesempatan kepada sekolah
untuk melakukan prakerin, melatih siswa untuk berkomunikasi/berinteraksi secara
profesional di dunia kerja yang baik bagi siswa melalui prakerin. Walaupun sudah
menjadi rahasia umum bahwa banyak siswa SMK yang melakukan prakerin di suatu
tempat tetapi tidak mendapat bagian sesuai dengan kompetensi keahliannya, hal ini
merupakan salah satu dampak dari tidak tepatnya pembangunan institusi SMK yang
menyediakan paket keahkian tidak sesuai dengan SDA sekitar.
b. Bagaimana seharusnya MBS diterapkan untuk mengatasi berbagai masalah di SMK (
uraikan beberapa program SMK yang dikelola otonom untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui MBS)
Jawab :
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan strategi jitu untuk mencapai
manajemen sekolah yang efektif dan efisien melalui lima aspek. Lima aspek yaitu
meliputi manajemen kurikulum dan program pengajaran, tenaga pendidik, kesiswaan,
keuangan dan pembiayaan, sarana dan prasarana pendidikan. Kepemimpinan kepala
sekolah merupaka salah satu penentu kesuksesan implementasi MBS di sekolah.
Implementasi MBS yang dilaksanakan oleh sekolah sebenarnya memerlukan adanya
monitoring dan evaluasi secara intensif dan dilakukan secara terus – menerus
(Depdiknas:53). Dengan monitoring dan evaluasi, kita dapat menilai apakah MBS benarbenar mampu meningkatkan mutu pendidikan. Tanpa pengukuran, tidak ada alasan
untuk mengatakan apakah suatu sekolah mengalami kemajuan atau tidak. Namun pada

kenyataannya, monitoring dan evaluasi terhadap MBS belum dilaksanakan oleh Dinas
Pendidikan. Sehingga penerapan fungsi-fungsi Manaemen Berbasis Sekolah dapat juga
dilaksanakan dalam bentuk Perencanaan dan evaluasi program sekolah, Pengelolaan
kurikulum, Pengelolaan proses belajar mengajar, Pengelolaan ketenagaan, Pengelolaan
peralatan dan perlengkapa, Pengelolaan keuanga, Pelayanan siswa, Hubungan sekolah
dan masyarakat, serta Pengelolaan iklim sekolah.
5. Berdasarkan UU

No. 23 Tahun 2014 mengamanatkan bahwa pengelolaan SMA/SMK

dilakukan oleh DInas Pendidikan Provinsi. Berdasarakan perubahan pengolahan oleh
kabupaten / kota menjadi Provinsi, bagaimana analisis anda terkait latar belakang kebijakan
dan dampaknya (kelebihan dan kekurangannya) terhadap ketercapaian dan kemajuan SMK
kedepannya !
Jawab :
Berdasarkan UU No.23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah tanggung jawab pendidikan
setingkat SD/SMP berada dalam lingkup pemerintah kabupaten – kota sedangkan
Pemerintah Provinsi bertanggung jawab atas pendidikan setingkat SMA/SMK dan
Pemerintah Pusat bertanggung jawab atas pendidikan tinggi.
Latar belakang penetapan UU No 23 tahun 2014 menurut saya ini lebih ke pembagian
tanggung jawab dan alokasi dana dari APBN dan APBD, tenaga pengajar, infrastruktur
sekolah, pembangunan sekolah, dan siswa. Selain itu dalam menangani suatu permasalahan
terkait sekoalah agar pemerintah daerah bisa lebih fokus. Pemerintah kabupaten/kota dapat
lwbih fokus membenahi pendidikan dasar,PAUD, dan Dikmas. Pemkab diharapakn bisa
mengatasi ini secara optimal dan maksimal. Sedangkan pemerintah provinsi dapat lebih
memprioritaskan pendidikan menengahnya.

Lalu, pemprov juga diharapkan bisa

menuntaskan program yang dicanagkan pemerintah pusat, yakni Wajib Belajar 9wajar) 12
tahun.
Kelebihan :
-

Pemerintah daerah lebih fokus menangani permasalahan yang terjadi pada SMK

-

Efisiensi APBD yang cukup signifikan sehingga bisa dialihkan pada program yang
memiliki skala prioritas, skala prioritasnya hanya SMA dan SMK sehingga bisa
difokuskan untuk pemenuhan sarpras pada SMK.

Kekurangan :
-

Pelayanan administrasi yang berkaitan dengan pendidikan SMK akan tidak maksimal
karena rentang kendali yang cukup jauh.

-See the future, be the future (wnh)--

DAFTAR RUJUKAN
Anik Dihan Ekawati. 2012, “Hubungan Kerja Sekolah Dengan DU/DI”. Naskah Publikasi
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta,(Online)
http://eprints.ums.ac.id/18975/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf, diakses 16 Oktober 2017.
Eka

Nanda, Desiana. 2014. “Job Creator Vs Job Seeker”. http://desianagunadarma.blogspot.co.id/2014/12/job-creator-vs-job-seeker.html. Diakses 16 Oktober
2017

Fatimah Ibtisam. 2017. “Kemampuan membaca, Menyeleksi, dan mengolah Informsi dengan
Kritis dan tepat”. https://www.youthmanual.com/post/life/how-to/penting-kemampuanmembaca-menyeleksi-dan-mengolah-informasi-dengan-kritis-dan-tepat.
Diakses
17
Oktober 2017
Febriani,Nika. 2016. “Manajemen Berbasis Sekolah di SMK”. anajemen-berbasissenikafebriani.blogs.uny.ac.id/2016/03/28/mkolah-di-smk/. Diakses 16 Oktober 2017
Harefa, A. 2010. Mindset Therapy: Terapi Pola PikirTentang Makna Learn, Un-Learn,dan ReLearn. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kusnan. 2017. http://warta17agustus.com/berita-kelebihan-dan-kelemahan-pengambilalihanpendidikan-sma-smk-dari-kabupaten-kota-ke-provinsi.html. “Kelebihan dan Kelemahan
Pengambilan Pendidikan SMA/SMK dari Kabupaten/Kota ke Provinsi”. Diakses 16
Otober 2017.
Mawardi, Imam.2012.”Pengembangan Model Pembelajaran untuk Meningkatkan Life Skills
Peserta
Didik:Universitas
Pendidikan
Indonesia.
.http://repository.upi.edu/8030/2/d_pk_0800839_chapter1.pdf. diakses 15 Oktober 2017

Muh.hanif.
2013.
“Tinjauan
Filosofis
Kurikulum
2013”.
https://media.neliti.com/media/publications/73902-ID-tinjauan-filosofis-kurikulum2013.pdf diakses 17 Oktober 2017.
Mukhadis, Amat.2013. Sosok Manusia Indonesia Umggul dan Berkarakter Dalam bidang
Teknologi Sebagai Tuntutan Hidup di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Karakter, 3(2):
115-136

Rukiyati. 2009. “Pemikiran Pendidikan menurut Eksistensialisme”. Jurnal Pendidikan .
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pemikiran%20Pendidikan%20menurut%20Eksiste
nsialisme.pdf. (Online). Vol.1. maret 2009.
Said Darnius.2016.”Identifikasi Kesulitan Guru Dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013
Dengan Pendekatan Saintifik di Kelas Tinggi Gugus mangga Kecamatan Jata Baru banda
Aceh”. Jurnal Pendidikan.vol.2 hal 40-48
Sukardi Ikhsan dan Indah Anisyurlillah. 2010.” Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah SMK
Negeri dan SMK Swasta Se-Karasidenan Semarang”. Jurnal Pendidikan Ekonomi
Dinamika Pendidikan.(Online). https://media.neliti.com/media/publications/58907-IDpenerapan-manajemen-berbasis-sekolah-smk.pdf.Vol V. Hal 1-9. Diakses 17 Oktober
2017.
Tri

Wahyu,
Indah.
2013.
“Landasan
Filosofi
Pengembangan
Kurikulum”.
https://indahtriwinahyu.wordpress.com/2013/10/13/landasan-filosofi-pengembangankurikulum/. Diakses 17 Oktober 2017