Penyelidikan Geokimia Panas Bumi Tambu

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PENYELIDIKAN GEOKIMIA
DAERAH PANAS BUMI TAMBU
KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH
Dedi Kusnadi1, Anna Y1
1

Kelompok Program Penelitian Panas Bumi,
Pusat Sumber Daya Geologi

ABSTRAK

Penyelidikan geokimia sebagai bagian dari penyelidikan terpadu panas bumi, telah dilakukan di daerah
panas bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Lokasi penyelidikan secara geografis
terletak pada koordinat antara 119º 50’ 46,06” – 119º 57’ 19,02” BT dan 0º 2’ 15,57” LU - 0º 6’ 57,29”
LS atau 816.833 – 828.995 mT dan 9.987.172 – 10.004.168 mS.
Berdasarkan hasil penyelidikan, terdapat manifestasi panas bumi permukaan berupa kolam air panas
seluas 7 x 5 m2 di Desa Mapane Tambu pada koordinat 821242 mT dan 9996452 mS di ketinggian 3
meter di atas permukaaan air laut. Temperatur air panas 57,4 oC, pada temperatur udara di lokasi 27,1oC,

berasa asin, mengalir dengan debit 0,5 l/detik, pH netral (pH = 7,10), dengan sedikit gelembung udara,
dan daya hantar listrik 9600 μS/cm.
Berdasarkan analisis senyawa kimia, ditunjukkan bahwa konsentrasi SiO2 hanya 61,46 mg/L, sedangkan
konsentrasi Cl dan Na relatif tinggi, Cl = 3339,44 mg/L; Na = 1226 mg/L, termasuk tipe air klorida (ClSO4-HCO3), terletak pada zona partial equilibrium (Na-K-Mg). Temperatur bawah permukaan
berdasarkan geotermometer NaK diperkirakan sekitar 140 oC, termasuk temperatur sedang (medium),
didukung oleh adanya pengkayaan oksigen 18 dari analisis isotop, namun pengaruh air laut harus
dipertimbangkan.
Tanah dan udara tanah pada kedalaman satu meter, memperlihatkan anomali Hg > 56 ppb berada pada
sekitar mata air panas Tambu, sedangkan anomali CO2 >5% yang cenderung menyebar ke arah baratlauttenggara dan mungkin berhubungan dengan sesar.

PENDAHULUAN
Penyelidikan geokimia sebagai bagian dari
penyelidikan terpadu dilakukan di daerah panas
bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi
Tengah. Lokasi penyelidikan secara geografis
terletak pada koordinat antara 119º 50’ 46,06” –
119º 57’ 19,02” BT dan 0º 2’ 15,57” LU - 0º 6’
57,29” LS atau 816.833 – 828.995 mT dan
9.987.172 – 10.004.168 mS).
Kabupaten Donggala yang berpenduduk 473.272

jiwa selama ini memiliki kondisi kelistrikan
yang kurang baik, sehingga aliran listrik sering
terganggu. Kebutuhan energi listrik selama ini

dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) Silae, Palu milik PT. PLN yang sampai
saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan
(Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala,
2005). Oleh karena itu, penyelidikan ini
diharapkan
dapat
bermanfaat
bagi
pengembangan daerah, terutama di sektor
energi.
Maksud
penyelidikan
adalah
untuk
menginventarisir pemunculan manifestasi panas

bumi di permukaan dan mengidentifikasi
karakteristik geokimia daerah panas bumi
Tambu. Penyelidikan geokimia meliputi
pemetaan Hg dan CO2, estimasi temperatur
fluida reservoir dengan geotermometer, dan
analisis kimia fluida panas bumi. Pengambilan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

sampel geokimia dilakukan secara sistematik
sesuai lintasan pengukuran dan secara random
untuk membandingkan dengan data di luar
daerah manifestasi.
MANIFESTASI PANAS BUMI
Manifestasi panas bumi permukaan daerah
Tambu berupa kolam air panas. Sebagai bahan
perbandingan dan dalam rangka kegiatan
inventarisasi, dilakukan pula peninjauan
terhadap 4 manifestasi panas bumi permukaan di

luar daerah penyelidikan.
• Manifestasi panas bumi Tambu, berupa
kolam air panas seluas 7 x 5 m2 di Desa
Mapane Tambu pada koordinat 821242 mT
dan 9996452 mS, elevasi 3 meter di atas
permukaaan air laut, dengan temperatur
57,4 oC, pada temperatur udara 27,1oC, air
panas berasa asin, mengalir dengan debit
0,5 l/detik, pH netral (pH = 7,10), sedikit
gelembung udara, dan daya hantar listrik
9600 μS/cm.
• Manifestasi air panas Roras, berada di Desa
Sibualong, Kecamatan Balaesang, dengan
temperatur 39,7 oC, pada temperatur udara
28oC, air jernih, berasa asin, tidak berbau,
mengalir dengan debit 3 l/detik, pH netral
(pH = 6,68), sedikit gelembung udara, dan
daya hantar listrik 2800 μS/cm.
• Manifestasi air panas Budi Mukti, berada di
Desa Budi Mukti, Kecamatan Damsol,

dengan temperatur 34,2 oC, pada temperatur
udara 30,5oC, air jernih, berasa agak asin,
tidak berbau, mengalir dengan debit 1
l/detik, pH netral (pH = 7,56), dan daya
hantar listrik 320 μS/cm.
• Manifestasi air panas Ponggerang, berada di
Desa Ponggerang, Kecamatan Damsol,
dengan temperatur 45,2 oC, pada temperatur
udara 30,5oC, air jernih, berasa agak asin,
tidak berbau, pH netral (pH = 7,04), dan
daya hantar listrik 2000 μS/cm.
• Manifestasi air panas Ranang, berada di
Desa Ranang, Kecamatan Kasimbar,
dengan temperatur 60 oC, pada temperatur
udara 29oC, air jernih, berasa agak asin,
tidak berbau, pH = 9,48), dan daya hantar
listrik 430 μS/cm.

KARAKTERISTIK AIR PANAS
Kandungan kimia air panas berdasarkan hasil

ploting pada diagram segi tiga Cl - SO4 -HCO3
panas di daerah penyelidikan, yaitu air panas
Tambu, serta air panas yang berada di luar lokasi
penyelidikan, yaitu air panas Roras, dan air
panas Ponggerang terletak pada posisi klorida,
sedangkan air panas Budi Mukti dan air panas
Ranang, terletak pada posisi bikarbonat (Gambar
2).
Berdasarkan diagram segi tiga Na-K-Mg, mata

air panas Tambu terletak pada zona partial
equilibrium, sebagai indikasi manifestasi
yang muncul ke permukaan kemungkinan
dipengaruhi oleh interaksi antara fluida
dengan batuan dalam keadaan panas
sebelum bercampur dengan air permukaan
(meteoric water), kecuali air panas Budi
Mukti pada zona immature water (Gambar
3).
Berdasarkan diagram segitiga Cl, Li, B posisi

mata air panas terletak pada posisi pojok atas
klorida (Gambar 4). Air panas yang terbentuk,
dimungkinkan terkontaminasi air laut di daerah
penyelidikan, yang diindikasikan oleh rasanya
agak asin, nilai daya hantar listriknya relatif
tinggi (2000-9600 µm/cm), Na relatif tinggi
(337-1226 mg/l) dan Cl (594-3339 mg/l) serta
silika rendah (34-61 mg/l).
Hasil analisis isotop dari satu sampel air panas
Tambu (APT) serta satu sampel air sumur
Tambu (AST) didapat nilai δ18O berkisar –7,83
sampai –4,32 o/oo sedangkan nilai δD berkisar –
51,0 sampai –32,9 o/oo (Gambar 5). Ploting
isotop memperlihatkan posisi sampel air panas
Tambu, terletak pada posisi sebelah kanan garis
meteoric water line (18O shift) yang signifikan,
menunjukkan
adanya
indikasi
terjadi

pengkayaan oksigen 18 pada air panas, akibat
reaksi substitusi oksigen 18 dari batuan dengan
oksigen 16 dari fluida panas saat terjadi interaksi
fluida panas dengan batuan, tetapi kontaminasi
air laut perlu dipertimbangkan. Air sumur tambu
terletak pada garis meteoric water line, yang
mengindikasikan pengaruh air permukaan.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

GEOTERMOMETER

KESIMPULAN

Penghitungan
temperatur
menggunakan
geotermometer NaK yang mengacu kepada
Giggenbach, 1988. melalui persamaan: ToC =

[1390/((log Na/K + 1.75]-273, sekitar 140 oC,
yang termasuk tipe temperatur sedang. Hal ini
didukung oleh adanya pengkayaan oksigen 18
dari analisis isotop. Kemungkinan pengaruh air
laut pada harus dipertimbangkan.

Manifestasi panas bumi daerah penyelidikan
diindikasikan oleh pemunculan mata air panas,
yaitu mata air panas Tambu. Temperatur air
panas 57,4 oC, pada temperatur udara di lokasi
27,1oC, berasa asin, mengalir dengan debit 0,5
l/detik, pH netral (pH = 7,10), sedikit gelembung
udara, dan daya hantar listrik 9600 μS/cm,
temasuk tipe korida.

SEBARAN MERKURI DAN CO2
Distribusi secara lateral pada kedalaman satu
meter, tanah dan udara tanah memperlihatkan
anomali temperatur > 30 oC terletak di sekitar air
panas Tambu, anomali pH < 6,4 terletak di

bagian utara dan timur daerah penyelidikan.
Konsentrasi Hg pada umumnya rendah paling
tinggi hanya 78 ppb, kecuali di dekat lokasi air
panas mencapai konsentrasi 3325 ppb, anomali
Hg > 56 ppb berada pada sekitar mata air panas
Tambu (Gambar 6), sedangkan anomali CO2
>5% menyebar dengan arah baratlaut-tenggara
yang
mungkin berhubungan dengan sesar
(Gambar 7).
DISKUSI
Manifestasi panas bumi Tambu, berupa mata air
panas Tambu yang termasuk tipe air klorida
dengan pH netral dan terletak pada zona partial
equilibrium. Indikasi telah terjadi interaksi fluida
panas dengan batuan didukung oleh shifting
oksigen 18 dari sampel isotop.
Pendugaan temperatur bawah permukaan yang
berhubungan dengan reservoir panas bumi
hanya sekitar 140 oC, termasuk temperatur

sedang (medium) berdasarkan geotermometer
NaK, didukung oleh adanya pengkayaan oksigen
18 dari analisis isotop, namun pengaruh air laut
harus dipertimbangkan.
Distribusi secara lateral pada kedalaman satu
meter, tanah dan udara tanah memperlihatkan
anomali temperatur > 30 oC terletak di sekitar air
panas Tambu, sementara konsentrasi Hg paling
tinggi di dekat lokasi air dengan anomali Hg >
56 ppb,
sedangkan anomali CO2 >5%
membentuk trend arah baratlaut-tenggara,
mungkin berhubungan dengan sesar.

Anomali Hg berada di sekitar mata air panas
Tambu, sedangkan anomali CO2 membentuk
trend arah baratlaut-tenggara yang mungkin
berhubungan dengan sesar.
PUSTAKA
Bakrun . 2004, Penyelidikan Terpadu Geologi,
Geokimia dan Geofisika Daerah Panas
Bumi Marana-Marawa, Kecamatan
Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi
Tengah.
BPS (Badan Pusat Statistik Kabupaten
Donggala, 2005); Donggala dalam
Angka 2005. Kerjasama BPS dan
Bappeda Kabupaten Donggala.
Fournier, R.O., 1981. Application of Water
Geochemistry Geothermal Exploration
and Reservoir Engineering, “Geothermal
System: Principles and Case Histories”.
John Willey & Sons. New York.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute
Equilibria Deviation of Na-K-Mg-Ca GeoIndicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749
– 2765.
Giggenbach, W.F., and Goguel, 1988, Methods
for the collection and analysis of
geothermal and volcanic water and gas
samples, Petone New Zealand .
Kooten , V., and Gerald, K., 1987, Geothermal
Exploration Using Surface Mercury
Geochemistry, Journal of volcanology and
Geothermal Research , 31, 269-280.
Nicholson, K., 1993,
Geothermal Fluids
Chemistry & Exploration Technique
Springer Verlag, Inc. Berlin.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

120o BT

121o BT

U

0o

P t

1o LS

D

h

Gambar 1 Peta lokasi daerah penyelidikan

Gambar 2. Diagram segitiga Cl - SO4 –HCO3

Gambar 3. Diagram segitiga Na-K-Mg

Gambar 4. Diagram segitiga Cl, Li, B

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

0
18

D=8

O + 14

-10

MWL

Keterangan
Ap. Tambu: (APT)

δD(o/oo)

-20

As. Tambu (AST)

-30

-40

-50

-7

-8

-6

-5

-3

-4
δ18D(o/oo)

Gambar 5. Isotop air panas bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah

PETA DISTRIBUSI Hg TANAH
DAERAH PANAS BUMI TAMBU
KABUPATEN DONGGALA,
PROVINSI SULWESI TENGAH

10004000

U

10002000

RT26
RT38RT40
RT25RT37
A2900
RT24
A2000
RT23
A1000
B4000
A0
B3000

10000000

B2000

9998000

115

B1000

BO

15

C6000

2000

4000

KETERANGAN

C5000
C4000

48

C3000
Eas

114

0

C2000

D6000
D5500

> 56 ppb

344

D4500

8

370

457

343

BC1
D3500
K1 C1000
E7000
C400
D2500
E6000
F7000
D1500
E5000
F6000
D500
D0
E4000
F5000
G6500
E3000
F4000
Tambu
G5500
E2000
F3000
G4500
E1000
F2000
E500
G3500
E0
F1000
G2500

20 - 56 ppb

45

113

9996000

435

10

< 20 ppb

Silumbea

409

6

A 5000

6

9994000

109

G1500

32

442

460

Kontur ketinggian interval 50 meter

Melui
280
107

453

120
38

Mata air panas

37
283

9992000

330

Baru

Tanahruntuh

108

Titik Pengambilan Sampel

335

351

106

Sungai dan anak sungai

320
290
Binangga Towiya

9990000

Jalan provinsi, jalan kabupaten

524
105
618

Meli
104
INDEKS

591
Peta Indeks

Abo

541

9992500

453

9988000

0ø N

15
103

Donggala

9992000
370

Palu

702

Poso

419

9991500
2ø S
Pulau Sulawesi
120 ø E

818000 820000 822000 824000 826000 828000

9991000

122 ø E

Lokasi Penyelidikan
0

125

250

kilometers

831000

831500

832000

832500

833000

Gambar 6. Peta Distribusi Hg Tanah Daerah Panas Bumi Tambu Kabupaten Donggala,
Sulawesi Tengah

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PETA DISTRIBUSI CO2 Tanah
DAERAH PANAS BUMI TAMBU
KABUPATEN DONGGALA,
PROVINSI SULWESI TENGAH

10004000

U
10002000
RT26

RT38RT40
RT25
RT37
A2900
RT24
A2000
RT23
A1000
B4000
A0
B3000

10000000

C6000
C5000

B2000
115

9998000

0

C4000
D6000
D5500
C3000
C2000
D4500
15

48

344

Eas

114

370

>5%

457

343

8

BC1
D3500
K1 C1000
E7000
C400
D2500
E6000
F7000
D1500
E5000
F6000
D500
D0
E4000
F5000
G6500
E3000
F4000
Tambu
G5500
E2000
F3000
G4500
E1000
F2000
E500
G3500
E0
F1000
G2500

45

2.5 - 5 %

113

9996000

4000

KETERANGAN

B1000

BO

2000

435

10

< 2.5 %

Silumbea

409

A 5000

6

Titik Pengambilan Sampel

6

9994000

109

335

Mata air panas

330

Baru

Tanahruntuh

108

Kontur ketinggian interval 50 meter

37

G1500

283

32

460

442

Melui

9992000

280

Sungai dan anak sungai

107

351

453

120
106

38

Jalan provinsi, jalan kabupaten

320
290
Binangga Towiya

9990000

524
105
618
INDEKS
Peta Indeks

Meli
104

9992500
0ø N

591
541

Abo

Donggala

9992000

453

9988000

Palu

15
103

Poso

9991500
2ø S

370

Pulau Sulawesi

702
419

120 ø E

9991000

122 ø E

Lokasi Penyelidikan
0

125

250

kilometers

818000

820000

822000

824000

826000

828000

831000

831500

832000

832500

833000

Gambar 7. Peta Distribusi CO2 Udara Tanah Daerah Panas Bumi Tambu
Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah