ART David Samiyono Memahami Worldview Abstract

Mcmahami Worldview Masyarakat Sam in
David Samiyono

Ketua Program Pascasarjana Sosiologi Agama, UKSW
d
_

samiyono@yahoo.com

Abstract

This article deals with the worldview of Samin Community. How they perceive daily life and the
relation with people out side the community. Samin community or Sedulur Sikep is different
compared to other communities in Java. Their way of iife is different, therefore for some other
people the rebellion community is a sort of weird group. In short, today Indonesia government gives
them an ample room to role over their own community as well as expressing their belief as well as
value.

Key Words: Samin Community, Worldview, Agama Adam

Masyarakat teiah lama mengenal komuiiitas Samin akan tetapi karena

pemahaman tent ang komunitas tersebut sangat terbatas, akibatnya kata
Samin' seialu dikonotasikan dengan hai-hal yang sifatnya negatif.
Misalnya. seseorang yang berperilaku dan bertutur kata tidak pada kaidahkaidah masyarakat pada umumnya maka dikatakan Samin'. Contoh,
maka
apabila seorang laki-Iaki Samin ditanya
anaknya berapal
jawabnya "tidak puny a anak, yang punya anak istri saya, karena saya tidak
beranakl (tidak melahirkan)". Mendcngar jawaban seperti itu maka kita
akan segera mengatakan dasar Samin!" artinya kata "samin" menunjuk
pada {kelainan atau orang blo'on. Pertanyaannya adalah benarkan orang
Samin (sedulur Sikep) benar-benar bodoh atau blo'on?
,

'

'

,

"


"

,

,

"

'

Tulisan ini merupakan bagian dari hasil penelitian mengenai "sedulur
Sikep" yang dilakukan di desa Ngawen, Kecamatan Sukalila, Kabupaten
Pati. Daerah ini di pilih oleh karena ada sekelompok sedulur Sikep
(masyarakat Samin) yang masih mempertahankan nilai-nilai Saminisme
sampai saat ini. Nilai tersebut nampak dalam filosopi mereka mengenai
hidup dan agama yang mereka yakini. Pada prinsipnya ada dua nilai hidup
sedulur Sikep yaitu tata wong dan tata nggauta. Tata wong merupakan
nilai-nilai hidup yang berkenaan dengan tata-cara bermasyarakat baik
dengan lingkungan secara mikro maupun secara makro; Tata nggauta

31