ANALISIS PELAKSANAAN PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS YANG TIDAK DIMUSNAHKAN DI RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PEKANBARU | Maimun | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 143 471 1 PB
ANALI SI S PELAKSANAAN PENYI M PANAN
BERKAS REKAM M EDI S YANG TI DAK DI M USNAHKAN
DI RUM AH SAKI T I SLAM I BNU SI NA PEKANBARU
Nur M aimun
Dosen Prodi Rekam Medik dan I nformasi Kesehatan
STI Kes Hang Tuah Pekanbaru
Email: [email protected]
Abstract
Archives have an important role in the process of presenting information for leaders to make decisions and
satisfactory policy, therefore to be able to present complete information, quickly and correctly, there should be
Ibn Sina Hospital Pekanbaru 2016. The research is descriptive qualitative research informants of 5 people, the
technique used observation and interviews, data analysis using qualitative analysis, the triangulation method.
Keywords:
Abstrak
Arsip mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi pimpinan untuk membuat keputusan
dan memuaskan kebijakan, oleh sebab itu untuk dapat menyajikan informasi yang lengkap, cepat dan benar,
harus ada sistem dan prosedur kerja yang baik dibidang ke arsipan. Pelaksanaan penyimpanan di rumah sakit
islam ibnu sina pekanbaru tidak berjalannya proses scanning dalam penyimpanan berkas rekam medis yang
tidak dimusnahkan sehingga apabila berkas tersebut dibutuhkan memerlukan waktu lama untuk mencarinya,
hal ini terkendala karena tidak ada tenaga khusus yang mengerjakannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pelaksanaan penyimpanan berkas rekam medis yang tidak dimusnahkan di Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2016. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif, dengan informan penelitian
berjumlah 5 orang, teknik yang digunakan observasi dan wawancara, analisa data dengan menggunakan analisa
kualitatif, dengan metode triangulasi.Hasil penelitian diperoleh bahwa dalam pemusnahan berkas rekam medis
dilakukan pemusnahan dengan cara membakar habis semua berkas rekam medis, ada 13 jenis formulir rekam
medis yang tidak dimusnahkan dan berkas rekam medis yang bernilai guna disimpan permanen dengan cara
di scan dan disimpan pada hardisk supaya dapat menjaga keutuhan berkas rekam medis dari kerusakan dan
menghemat ruangan penyimpanan inaktif.
Kata Kunci: Penyimpanan berkas rekam medis yang tidak dimusnahkan
PENDAHULUAN
pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik
dalam keadaan tunggal maupun berkelompok,
dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan,
selain itu arsip juga merupakan Naskah-naskah
yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta
dan atau perorangan, dalam bentuk corak apapun,
M enurut Undang-undang No. 7 Tahun 1971
pada Bab (1), pasal (1) dikatakan bahwa “ arsip”
ialah: Naskah-naskah yang dibuat dan diterima
oleh Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan
5
5
Jur nal Manajemen Infor masi Kesehatan Indonesia Vol. 5 No.1 Maret 2017
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok,
dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan
(Amsyah, 2003:2).
Arsip mempunyai peranan penting dalam proses
penyajian informasi bagi pimpinan untuk membuat
keputusan dan memuaskan kebijakan, oleh sebab
itu untuk dapat menyajikan informasi yang lengkap,
cepat dan benar, harus ada sistem dan prosedur kerja
yang baik dibidang ke arsipan (Barthos, 2014:2).
Pekerjaan atau kegiatan yang berhubungan cengan
pengurusan kearsipan disebut Manajemen Kearsipan.
Dengan lengkap dapat dikatakan bahwa manajemen
kearsipan adalah pekerjaan pengurusan arsip yang
meliputi pencatatan, pemeliharaan, pengawasan,
pemindahan dan pemusnahan (Amsyah, 2003: 4).
Menurut PerM enK es No.269 MENK ES/PER/
II I/2008 tentang Rekam Medis Bab I II, pasal
7 bahwa sarana pel ayanan kesehatan waj i b
menyedi akan f asi litas yang diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan rekam medis. Rekam
medis diselenggarakan oleh Unit Rekam Medis
yang merupakan media
salah satunya yaitu
untuk penyimpanan dokumen rekam medis yang
berfungsi sebagai penyimpanan, penyedia dan
pelindung dokumen rekam medis. Penyimpanan
dokumen rekam medis akan berjalan dengan baik
apabila terdapat fasilitas yang menunjang yaitu rak
penyimpanan dokumen rekam medis sehingga selain
dokumen rekam medis tertata dengan baik hal ini
juga dapat mempermudah dalam pengambilan dan
penyimpanan dokumen rekam medis.
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru merupakan
salah satu pelayanan kesehatan yang mempunyai
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan
kesehatan secara maksimal dengan memperhatikan
mutu pelayanan yang diberikan diantaranya adalah
mutu pelayanan rekam medis.
Tabel 1. Total Kunjungan 5 Tahun Pasien Rumah
Sakit I slam I bnu Sina Pekanbaru Tahun 2016
Tahun
Kunjungan
6
Jumlah Kunjungan
Pasien
Total
kunjungan
Dapat dilihat pada tabel 1 total kunjungan pasien 5
tahun di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru
mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan
demikian jumlah pasien yang datang tidak sebanding
dengan tempat penyimpanan berkas rekam medis
yang ada.
Ruang penyimpanan berkas rekam medis sangat
terbatas ruang penyimpanan berkas rekam medis
inaktif terletak di lantai 2 (dua) dan ruang berkas
rekam medis aktif terletak di lantai 1 (satu) ruangan
dipisah dikarenakan berkas rekam medis yang begitu
banyak. Berkas rekam medis di Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Pekanbaru dinyatakan aktif selama 4 tahun
dan disipan dirak aktif selanjutnya akan diletakkan
dirak inaktif selama 2 tahun.
Berdasarkan observasi awal di Rumah Sakit Islam
Ibnu SinaPekanbaru setiap tahunnya melakukan
retensi dan telah melakukan pemusnahan pada
tahun 2014 dan di dal am proses tersebut ada
beberapa formulir yang tidak dimusnahkan atau
disisihkan sesuai ketentuan yang berlaku, didalam
teori ada beberapa lembar rekam medis yang
dipilih yaitu, ringkasan masuk dan keluar, resume,
lembar kematian. Di Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Pekanbaru juga memilah formulir yang tidak
dimusnahkan sesuai teori dan kebijakan rumah
sakit, formulir yang tidak dimusnahkan seperti
ringkasan masuk dan keluar, resume, lembar operasi,
identitas bayi, lembar persetujuan rawat inap, lembar
persetujuan penolakan, lembar kematian, laporan
anastesi, patologi anatomi, laboratorium, formulir
tersebut disimpan dalam bentuk formulir itu sendiri
atau sccaner . Sehingga
tanpa melakukan
memerlukan tempat yang banyak dan formulirformulir tersebut disusun diruang penyimpanan
sehingga apabila formulir itu diperlukan petugas
akan memerl ukan waktu lama untuk mencari
formulir tersebut. Sebelumnya pada tahun 2011
pernah dilakukan penyimpanan berkas rekam medis
yang tidak dimusnahkan dalam bentuk sccaner ,
setelah itu proses sccaner tidak dilakukan lagi
dikarenakan tenaga kerja tidak mencukupi dan
peralatan yang tidak memadai.
Pasien
Baru
Pasien
Lama
2011
16811
46391
63202
2012
18640
52243
70883
M ETODE
2013
16910
50034
66944
2014
20718
67203
87921
2015
17786
96942
114728
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, dengan informan penelitian
yaitu direktur, kepala rekam medis, petugas bagian
penyimpanan dan petugas dibagian pemusnahan.
Nur Maimun. Analisis Pelaksanaan Penyimpanan Berkas Rekam Medis yang Tidak Dimusnahkan ...
Metode yang di gunakan adalah metode tekhnik
observasi dan wawancara, dengan pengol ahan
data menggunakan triangulasi Triangulasi sumber,
Triangulasi metode, Triangulasi data.
No
Jenis Formulir
13
Persiapan Pasien
Pulang
14
Catatan Perawatan
Bayi Baru Lahir
HASI L
15
Jenisformulir yang dimusnahkan dan yang tidak
dimusnahkan.
Riwayat Penyakit
(RM.1)
16
Asuhan Keperawatan
Pasien Hemodialisis
17
Observasi Khusus
18
Catatan Komunikasi
NR-DR (Catatan
Visite)
19
Daftar Pemberian
Obat
20
Observasi
Tandatangan Vital
21
Catatan
Perkembangan
Pasien
22
SUP pembayaran
23
Jasa Dokter
24
Tagihan Rawat Inap
25
Riwayat Rawat Jalan
26
Hasil Pemeriksaan
EKG
27
Surat Permintaan
Dirawat
28
Pengkajian
Perawatan
Berdasarkan hasi l wawancara dengan inf orman,
diketahui jenis formulir yang dimusnahkan dan yang
tidak di musnahkan. Setiap inf orman mempunyai
pendapat yang sama jadi peneliti mengutip salah satu
hasil wawancara dengan informan sebagai berikut:
“ ada beberapa formulir rekam medis yang disimpan
permanen yang tidak dimusnahkan karena bernilai
guna diantar anya r i ngkasan masuk dan keluar,
resume (IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap), lembar
persetujuan oper asi, lembar kematian, infor med
consent, hasil laboratorium, hasil patologi anatomi,
hasil rontgen/ CT SCAN (informan 2)” .
Dari hasil wawancara dapat diperkuat dengan adanya
telaah dokumen dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 2. Jenis formulir yang tidak dimusnahkan
di Rumah Sakit I slam I bnu Sina Pekanbaru
No
Jenis Formulir
Dimusnahkan
Tidak
Dimusnahkan
1
Formulir Gawat
Darurat
29
2
Formulir Identitas
Pasien Baru
Catatan dan Instruksi
Dokter
30
3
Rujukan
Catatan Kegiatan
Bimbingan
Kerohanian
4
Perjanjian Rawat
Inap
31
Pembayaran Kamar
Bedah
5
Serah Terima Pasien
Rawat Inap
32
Ringkasan Masuk dan
Keluar
6
Ceklis Pasien Baru
Masuk
33
Pernyataan
Penolakan
7
Bagian Kebidanan
34
8
Partus
Pernyataan
Persetujuan
Tindakan Medis
9
Pengkajian Pada Ibu
Bersalin
35
Laporan Operasi
36
Laporan Anastesi
37
Resume
38
Laboratoruim
39
Patologi Anatomo
10
Observasi Pasien
Inpartu
11
Manajemen
Kebidanan
12
Rencana Pasien
Pulang
Dimusnahkan
Tidak
Dimusnahkan
40
7
Jur nal Manajemen Infor masi Kesehatan Indonesia Vol. 5 No.1 Maret 2017
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
No
Jenis Formulir
Dimusnahkan
Tidak
Dimusnahkan
41
42
Monitoring Bayi
43
Catatan Tentang
Perubahan Pasien
44
Permintaan Darah
Untuk Transfusi
45
Pemakaian Obat/
Alkes Kamar Bedah/
Anastesi
46
Persetujuan dan
Ceklis Pemberian
Transfusi
47
Daftar Check Pre
dan Post Op
48
Formulir Permintaan
Pemeriksaan
Radiologi
49
Instalasi Radiologi
(Hasil Pemeriksaan)
50
RencanaKeperawatan
51
Laporan Pasien
Meninggal
M anfaat formulir rekam medis yang tidak
dimusnahkan
Berdasarkan hasi l wawancara dengan inf orman,
diketahui manfaat formulir rekam medis yang tidak
dimusnahkan Setiap informan mempunyai pendapat
yang sama jadi peneliti mengutip salah satu hasil
wawancara dengan informan sebagai berikut:
“ ada beber apa dokter yang memi nta kembal i
formulir rekam medis yang sudah inaktif yang tidak
dimusnahkan tapi ditegaskan bahwa kemungkinan
kecil dokter meminta kembali for mulir ter sebut,
apabi la dokter meminta kembal i for mulir yang
dibutuhkannya petugas mencari dan memberikannya
kepada dokter bertujuan untuk sebagai acuan atau
pedoman dalam melakukan tindakan medis kepada
pasien (informan 1)” .
Dan hasil wawancara penulis dengan Kepala Unit
Rekam Medis Di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Pekanbaru tentang apa saja pemanfaatan formulir
rekam medis yang tidak dimusnahkan yaitu :
“ f or mul i r yang t i dak di musnahkan dapat
dimanfaatkan kembali sebagai bukti pengetahuan
yang telah diberikan kepada pasien, sebagai bukti
dipengadilan dan untuk keperluan pendidikan dan
penelitian (informan 2)” .
8
Sarana dan Prasarana dalam penyimpanan
berkas rekam medis yang tidak dimusnahkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan,
diketahui sarana dan prasarab dalam penyimpanan
berkas rekam medis yang tidak dimusnahkan. Setiap
informan mempunyai pendapat yang sama jadi
peneliti mengutip salah satu hasil wawancara dengan
informan sebagai berikut:
“ sarana dan prasarana penyimpanan berkas rekam
medis yang tidak dimusnahkan adadanya alat seperti
scanner, komputer, hardist dan ruangan penyimpanan
berkas rekam medis inaktif yang ada Di Rumah Sakit
Islam Ibnu Sina Pekanbaru (informan 3)” .
Dari hasil wawancara dapat diperkuat dari hasil
observasi yang telah dilakukan tentang sarana dan
prasarana dalam penyimpanan berkas rekam medis
yang tidak dimusnahkan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Sarana dan Prasarana Dalam Pemusnahan
di Rumah Sakit I slam I bnu Sina Pekanbaru
No
Sarana dan Prasarana
1
Ruangan Penyimpanan Berkas
Rekam Medis Inaktif
2
Sccaner
3
Komputer
5.
CD/Hardist
Ada
Tidak
Gambaran kegiatan penyimpanan berkasrekam
medis yang tidak dimusnahkan
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan,
diketahui kegiatan penyimpanan berkas rekam
medis yang tidak dimusnahkan. Setiap informan
mempunyai pendapat yang sama jadi peneliti
mengutip salah satu hasil wawancara dengan
informan sebagai berikut:
“ disimpan permanen discan terlebih dahulu lalu
disimpan di dalam hardist supaya dapat menjaga
keutuhan berkas rekam medis dari kerusakan, dan
menghemat ruangan penyimpanan in aktif (informan
3)” .
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
informan bahwa disampaikan kurangnya tenaga
kerja dalam melakukan penyimpanan berkas rekam
medis yang tidak dimusnahkan dapat dilihat dari
pernyataan berikut:
“ berkas yang tidak dimusnahkan disimpan dengan
melakukan scanning, tetapi ada kendala sejauh ini
Nur Maimun. Analisis Pelaksanaan Penyimpanan Berkas Rekam Medis yang Tidak Dimusnahkan ...
tidak semua berkas yang bernilai guna dilakukan
scanning dikarenakan kurangnya tenaga kerja dalam
melakukan scanning tersebut (informan 1)” .
III/2008 pasal 13 ayat (1) pemanfaatan rekam medis
dapat dipakai sebagai:
a.
b.
PEM BAHASAN
Jenisformulir yang dimusnahkan dan yang tidak
dimusnahkan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Dirumah
Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru dapat diketahui
ada 13 jeni s f ormul i r yang ti dak di musnahkan
yaitu f ormuli r gawat darurat, riwayat penyaki t
(RM.1), hasil pemeriksaan EKG, ringkasaan masuk
dan keluar, pernyatakan penolakan, pernyataan
persetujuan tindakan medis, laporan operasi, laporan
anastesi, resume, hasil laboratorium, patologi anatomi,
dan laporan pasien meninggal (surat kematian).
Menurut (Firdaus, 2008) jenis formulir rekam medis
yang tidak dimusnahkan yaitu ringkasan masuk dan
persetujuan dan lembar kematian. Penelitian ini sama
dengan penelitian yang dilakukan Savitri Citra Budi,
dkk (2015), bahwa sebelum melaksanakan proses
pencitraan (imaging) petugas pelaksana terlebih dahulu
melakukan pemilahan lembar rekam medis. Sehingga
tidak semua l embar dalam berkas rekam medi s
dilakukan proses pencitraan (imaging). Lembar rekam
medis yang dipilah yaitu hanya lembar rekam medis
yang dirasa harus dilestarikan atau masih bernilai guna.
Pada berkas rekam medis rawat inap, lembar rekam
medis yang dipilah adalah : 1) Ringkasan masuk keluar;
2) Catatan dokter; 3) Resume; 4) Pengantar rawat inap;
5) Hasil laboratorium/hasil penunjang; 6) Laporan
operasi; 7) Laporan anestesi; 8) Pre-post operasi; 9)
Informed consent;
Surat keterangan lahir; 12) Surat keterangan kematian.
M anfaat formulir rekam medis yang tidak
dimusnahkan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan telah
diketahuinya pemanfaatan formulir rekam medis
yang tidak dimusnahkan di rumah sakit islam
ibnu sina pekanbaru yaitu formulir rekam medis
yang tidak dimusnahkan bermanf aat sebagai
bukti pengetahuan yang telah diberikan kepada
pasien, sebagai alat bukti dipengadilan dan sebagai
keperluan pendidikan dan penelitian.
Menurut PermenK es No. 269/MENK ES/PER/
c.
d.
e.
Pemeliharaan kesehatan
Alat bukti dalam proses penegak hukum, disiplin
kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakan
etika kedokteran dan etika kedokteran gigi
Keperluan pendidikaan dan penelitian
Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan
Data statistik kesehatan
Sarana dan Prasarana dalam penyimpanan
berkas rekam medis yang tidak dimusnahkan.
Berdasarkan penel iti an yang tel ah di lakukan
diketahuinya sarana dan prasarana dalam melakukan
penyimpanan berkas rekam medis yang tidak
dimusnahkan berupa alat seperti scanner , komputer,
hardist dan ruangan berkas rekam medis inaktif
yang ada di rumah sakit islam ibnu sina pekanbaru.
Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai dalam
mencapai maksud atau tujuan tertentu sedangkan
prasarana yaitu segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses.
Sarana dan prasarana di unit kerja rekam medis
yaitu mencangkup komputer, pr int out, scanner,
hardist , rak terbuka, buku register, KIUP, ATK
(alat tulis kerja), uraian kerja, dan rak penyimpanan.
Sarana dan prasarana ini membantu memelihara dan
mendorong semangat kerja serta dapat meningkatkan
produktivitas petugas yang bekerja dibagian rekam
medis (DepKes RI, 2006).
Penelitian ini sejal an dengan peneliti an yang
dilakukan Savitri Citra Budi, dkk (2015), dalam
proses penyimpanan formulir rekam medis yang
bernilai guna dibutuhkan sarana seperti scanner,
di sket atau Compact D i sc (CD), Hambatanhambatan yang terdapat dalam pelaksanaan proses
pencitraan (imaging) di RSUD Kota Yogyakarta
yaitu kurangnya sumber daya manusia, tidak ada
prosedur tetap dan instruksi kerja, hasil pencitraan
(imaging) belum tersambung ke Sistem Infromasi
Kesehatan (SIK), dan tidak adanya anggaran alat
pencitraan ( imaging) untuk lembar rekam medis
ukuran besar.
Gambaran kegiatan penyimpanan berkasrekam
medis yang tidak dimusnahkan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di rumah
sakit islam ibnu sina pekanbaru untuk mengetahui
gambaran penyimpanan berkas rekam medis yang
9
Jur nal Manajemen Infor masi Kesehatan Indonesia Vol. 5 No.1 Maret 2017
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
tidak dimusnahkan dapat dilakukan dengan cara
berkas rekam medis yang bernilai guna atau yang
tidak dimusnahkan disimpan permanen dalam
hardisk dengan cara menscan formulir rekam medis
supaya dapat menajaga keutuhan berkas rekam
medis dari kerusakaan dan menghemat ruangan
penyimpanan inaktif.
Menurut Huffman ( 1997),
atau scanner
ukuran dokumen asl i menj adi sangat keci l ,
menghasi lkan rekaman i nf ormasi yang padat
bisa
dan menghemat ruangan. Karena
diperbanyak, maka cara ini juga mengurangi beban
penanganan kertas karena
bisa sangat
DAFTAR PUSTAKA
Manajemen Kearsipan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Barthos, Basir. (2014). M anaj emen Kear si pan.
Jakarta: Bumi Aksara.
DepKes RI. (2006). Pedoman Penyelenggar aan
Dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di
Indonesia Revisi II. Jakarta.
Firdaus, Sunny Ummul. (2008). Rekam Medik Dalam
Sorotan HukumDan Etika. Surakarta: LPPUNS.
Fi tri , Rosyana. (2011). Ti nj auan Per si apan
Pemusnahan Berkas Rekam Medis Inaktif Di
Rumah Sakit. Pekanbaru.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Budi (2015), Setelah melakukan pemilahan lembar
rekam medis, kemudian lembar tersebut dilakukan
scanni ng dengan menggunakan pr i nt scanner .
Sebelum memulai proes scanning, terlebihdahulu
software untuk scanning diaktifkanpada komputer,
kemudian prosesnya perberkas rekam medis atau per
satu nomor rekam medis. Satu bendel lembar rekam
medis yang sudah dipilah dan diurutkan,dilakukan
scanni ng secara berurutan menggunakan pr i nt
scanner untuk menjaga keutuhan berkas rekam
medis.
Hatta, Gemala R. (2008). Pedoman M anajemen
SI M PULAN
Savitri Citra Budi. Zahrotul Khasanah. (2015).
Jenis formulir rekam medis yang tidak dimusnahkan
yaitu formulir gawat darurat, riwayat penyakit, hasil
pemeriksaan EKG, ringkasan masuk dan keluar,
pernyataan penolakan, pernyataan persetujuan
tindakan medis (informed consent), laporan operasi,
laporan anastesi, resume medis, hasil laboratorium,
radi ologi dan keterangan kematian. K egi atan
penyimpanan berkas rekam medis yang tidak
dimusnahkan yaitu dilakukan scanning pada formulir
rekam medis dan disimpan didalam hardist.
10
Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: UI-press.
Huffman, Edna K. (1999). Heal th I nfor mation
Management.
Notoatmodj o, Soeki dj o. (2010). M etodol ogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rustiyanto, Ery. (2009). Etika Profesi Perekam
Medis Dan Informasi Kesehatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Pencitraan (imaging) Berkas Rekam Medis
Pada Kegiatan Penyusutan Di RSUD Kota
Yogyakarta, (Online), Vol.3, No.1, (http://
jmiki.aptir mik.or.id/index.php/jmiki/ar ticle/
download/72/57, diakses 12 Juni 2016.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuatitatif
Kualitatif Dan R& D. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Kesehatan. (2014). U ndangUndang Kesehatan UU No. 36 Th. 2009
Dl engkapi Dengan UU No. 44 Th. 2009
Tentang Rumah Sakit.
BERKAS REKAM M EDI S YANG TI DAK DI M USNAHKAN
DI RUM AH SAKI T I SLAM I BNU SI NA PEKANBARU
Nur M aimun
Dosen Prodi Rekam Medik dan I nformasi Kesehatan
STI Kes Hang Tuah Pekanbaru
Email: [email protected]
Abstract
Archives have an important role in the process of presenting information for leaders to make decisions and
satisfactory policy, therefore to be able to present complete information, quickly and correctly, there should be
Ibn Sina Hospital Pekanbaru 2016. The research is descriptive qualitative research informants of 5 people, the
technique used observation and interviews, data analysis using qualitative analysis, the triangulation method.
Keywords:
Abstrak
Arsip mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi pimpinan untuk membuat keputusan
dan memuaskan kebijakan, oleh sebab itu untuk dapat menyajikan informasi yang lengkap, cepat dan benar,
harus ada sistem dan prosedur kerja yang baik dibidang ke arsipan. Pelaksanaan penyimpanan di rumah sakit
islam ibnu sina pekanbaru tidak berjalannya proses scanning dalam penyimpanan berkas rekam medis yang
tidak dimusnahkan sehingga apabila berkas tersebut dibutuhkan memerlukan waktu lama untuk mencarinya,
hal ini terkendala karena tidak ada tenaga khusus yang mengerjakannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pelaksanaan penyimpanan berkas rekam medis yang tidak dimusnahkan di Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2016. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif, dengan informan penelitian
berjumlah 5 orang, teknik yang digunakan observasi dan wawancara, analisa data dengan menggunakan analisa
kualitatif, dengan metode triangulasi.Hasil penelitian diperoleh bahwa dalam pemusnahan berkas rekam medis
dilakukan pemusnahan dengan cara membakar habis semua berkas rekam medis, ada 13 jenis formulir rekam
medis yang tidak dimusnahkan dan berkas rekam medis yang bernilai guna disimpan permanen dengan cara
di scan dan disimpan pada hardisk supaya dapat menjaga keutuhan berkas rekam medis dari kerusakan dan
menghemat ruangan penyimpanan inaktif.
Kata Kunci: Penyimpanan berkas rekam medis yang tidak dimusnahkan
PENDAHULUAN
pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik
dalam keadaan tunggal maupun berkelompok,
dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan,
selain itu arsip juga merupakan Naskah-naskah
yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta
dan atau perorangan, dalam bentuk corak apapun,
M enurut Undang-undang No. 7 Tahun 1971
pada Bab (1), pasal (1) dikatakan bahwa “ arsip”
ialah: Naskah-naskah yang dibuat dan diterima
oleh Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan
5
5
Jur nal Manajemen Infor masi Kesehatan Indonesia Vol. 5 No.1 Maret 2017
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok,
dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan
(Amsyah, 2003:2).
Arsip mempunyai peranan penting dalam proses
penyajian informasi bagi pimpinan untuk membuat
keputusan dan memuaskan kebijakan, oleh sebab
itu untuk dapat menyajikan informasi yang lengkap,
cepat dan benar, harus ada sistem dan prosedur kerja
yang baik dibidang ke arsipan (Barthos, 2014:2).
Pekerjaan atau kegiatan yang berhubungan cengan
pengurusan kearsipan disebut Manajemen Kearsipan.
Dengan lengkap dapat dikatakan bahwa manajemen
kearsipan adalah pekerjaan pengurusan arsip yang
meliputi pencatatan, pemeliharaan, pengawasan,
pemindahan dan pemusnahan (Amsyah, 2003: 4).
Menurut PerM enK es No.269 MENK ES/PER/
II I/2008 tentang Rekam Medis Bab I II, pasal
7 bahwa sarana pel ayanan kesehatan waj i b
menyedi akan f asi litas yang diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan rekam medis. Rekam
medis diselenggarakan oleh Unit Rekam Medis
yang merupakan media
salah satunya yaitu
untuk penyimpanan dokumen rekam medis yang
berfungsi sebagai penyimpanan, penyedia dan
pelindung dokumen rekam medis. Penyimpanan
dokumen rekam medis akan berjalan dengan baik
apabila terdapat fasilitas yang menunjang yaitu rak
penyimpanan dokumen rekam medis sehingga selain
dokumen rekam medis tertata dengan baik hal ini
juga dapat mempermudah dalam pengambilan dan
penyimpanan dokumen rekam medis.
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru merupakan
salah satu pelayanan kesehatan yang mempunyai
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan
kesehatan secara maksimal dengan memperhatikan
mutu pelayanan yang diberikan diantaranya adalah
mutu pelayanan rekam medis.
Tabel 1. Total Kunjungan 5 Tahun Pasien Rumah
Sakit I slam I bnu Sina Pekanbaru Tahun 2016
Tahun
Kunjungan
6
Jumlah Kunjungan
Pasien
Total
kunjungan
Dapat dilihat pada tabel 1 total kunjungan pasien 5
tahun di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru
mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan
demikian jumlah pasien yang datang tidak sebanding
dengan tempat penyimpanan berkas rekam medis
yang ada.
Ruang penyimpanan berkas rekam medis sangat
terbatas ruang penyimpanan berkas rekam medis
inaktif terletak di lantai 2 (dua) dan ruang berkas
rekam medis aktif terletak di lantai 1 (satu) ruangan
dipisah dikarenakan berkas rekam medis yang begitu
banyak. Berkas rekam medis di Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Pekanbaru dinyatakan aktif selama 4 tahun
dan disipan dirak aktif selanjutnya akan diletakkan
dirak inaktif selama 2 tahun.
Berdasarkan observasi awal di Rumah Sakit Islam
Ibnu SinaPekanbaru setiap tahunnya melakukan
retensi dan telah melakukan pemusnahan pada
tahun 2014 dan di dal am proses tersebut ada
beberapa formulir yang tidak dimusnahkan atau
disisihkan sesuai ketentuan yang berlaku, didalam
teori ada beberapa lembar rekam medis yang
dipilih yaitu, ringkasan masuk dan keluar, resume,
lembar kematian. Di Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Pekanbaru juga memilah formulir yang tidak
dimusnahkan sesuai teori dan kebijakan rumah
sakit, formulir yang tidak dimusnahkan seperti
ringkasan masuk dan keluar, resume, lembar operasi,
identitas bayi, lembar persetujuan rawat inap, lembar
persetujuan penolakan, lembar kematian, laporan
anastesi, patologi anatomi, laboratorium, formulir
tersebut disimpan dalam bentuk formulir itu sendiri
atau sccaner . Sehingga
tanpa melakukan
memerlukan tempat yang banyak dan formulirformulir tersebut disusun diruang penyimpanan
sehingga apabila formulir itu diperlukan petugas
akan memerl ukan waktu lama untuk mencari
formulir tersebut. Sebelumnya pada tahun 2011
pernah dilakukan penyimpanan berkas rekam medis
yang tidak dimusnahkan dalam bentuk sccaner ,
setelah itu proses sccaner tidak dilakukan lagi
dikarenakan tenaga kerja tidak mencukupi dan
peralatan yang tidak memadai.
Pasien
Baru
Pasien
Lama
2011
16811
46391
63202
2012
18640
52243
70883
M ETODE
2013
16910
50034
66944
2014
20718
67203
87921
2015
17786
96942
114728
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, dengan informan penelitian
yaitu direktur, kepala rekam medis, petugas bagian
penyimpanan dan petugas dibagian pemusnahan.
Nur Maimun. Analisis Pelaksanaan Penyimpanan Berkas Rekam Medis yang Tidak Dimusnahkan ...
Metode yang di gunakan adalah metode tekhnik
observasi dan wawancara, dengan pengol ahan
data menggunakan triangulasi Triangulasi sumber,
Triangulasi metode, Triangulasi data.
No
Jenis Formulir
13
Persiapan Pasien
Pulang
14
Catatan Perawatan
Bayi Baru Lahir
HASI L
15
Jenisformulir yang dimusnahkan dan yang tidak
dimusnahkan.
Riwayat Penyakit
(RM.1)
16
Asuhan Keperawatan
Pasien Hemodialisis
17
Observasi Khusus
18
Catatan Komunikasi
NR-DR (Catatan
Visite)
19
Daftar Pemberian
Obat
20
Observasi
Tandatangan Vital
21
Catatan
Perkembangan
Pasien
22
SUP pembayaran
23
Jasa Dokter
24
Tagihan Rawat Inap
25
Riwayat Rawat Jalan
26
Hasil Pemeriksaan
EKG
27
Surat Permintaan
Dirawat
28
Pengkajian
Perawatan
Berdasarkan hasi l wawancara dengan inf orman,
diketahui jenis formulir yang dimusnahkan dan yang
tidak di musnahkan. Setiap inf orman mempunyai
pendapat yang sama jadi peneliti mengutip salah satu
hasil wawancara dengan informan sebagai berikut:
“ ada beberapa formulir rekam medis yang disimpan
permanen yang tidak dimusnahkan karena bernilai
guna diantar anya r i ngkasan masuk dan keluar,
resume (IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap), lembar
persetujuan oper asi, lembar kematian, infor med
consent, hasil laboratorium, hasil patologi anatomi,
hasil rontgen/ CT SCAN (informan 2)” .
Dari hasil wawancara dapat diperkuat dengan adanya
telaah dokumen dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 2. Jenis formulir yang tidak dimusnahkan
di Rumah Sakit I slam I bnu Sina Pekanbaru
No
Jenis Formulir
Dimusnahkan
Tidak
Dimusnahkan
1
Formulir Gawat
Darurat
29
2
Formulir Identitas
Pasien Baru
Catatan dan Instruksi
Dokter
30
3
Rujukan
Catatan Kegiatan
Bimbingan
Kerohanian
4
Perjanjian Rawat
Inap
31
Pembayaran Kamar
Bedah
5
Serah Terima Pasien
Rawat Inap
32
Ringkasan Masuk dan
Keluar
6
Ceklis Pasien Baru
Masuk
33
Pernyataan
Penolakan
7
Bagian Kebidanan
34
8
Partus
Pernyataan
Persetujuan
Tindakan Medis
9
Pengkajian Pada Ibu
Bersalin
35
Laporan Operasi
36
Laporan Anastesi
37
Resume
38
Laboratoruim
39
Patologi Anatomo
10
Observasi Pasien
Inpartu
11
Manajemen
Kebidanan
12
Rencana Pasien
Pulang
Dimusnahkan
Tidak
Dimusnahkan
40
7
Jur nal Manajemen Infor masi Kesehatan Indonesia Vol. 5 No.1 Maret 2017
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
No
Jenis Formulir
Dimusnahkan
Tidak
Dimusnahkan
41
42
Monitoring Bayi
43
Catatan Tentang
Perubahan Pasien
44
Permintaan Darah
Untuk Transfusi
45
Pemakaian Obat/
Alkes Kamar Bedah/
Anastesi
46
Persetujuan dan
Ceklis Pemberian
Transfusi
47
Daftar Check Pre
dan Post Op
48
Formulir Permintaan
Pemeriksaan
Radiologi
49
Instalasi Radiologi
(Hasil Pemeriksaan)
50
RencanaKeperawatan
51
Laporan Pasien
Meninggal
M anfaat formulir rekam medis yang tidak
dimusnahkan
Berdasarkan hasi l wawancara dengan inf orman,
diketahui manfaat formulir rekam medis yang tidak
dimusnahkan Setiap informan mempunyai pendapat
yang sama jadi peneliti mengutip salah satu hasil
wawancara dengan informan sebagai berikut:
“ ada beber apa dokter yang memi nta kembal i
formulir rekam medis yang sudah inaktif yang tidak
dimusnahkan tapi ditegaskan bahwa kemungkinan
kecil dokter meminta kembali for mulir ter sebut,
apabi la dokter meminta kembal i for mulir yang
dibutuhkannya petugas mencari dan memberikannya
kepada dokter bertujuan untuk sebagai acuan atau
pedoman dalam melakukan tindakan medis kepada
pasien (informan 1)” .
Dan hasil wawancara penulis dengan Kepala Unit
Rekam Medis Di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Pekanbaru tentang apa saja pemanfaatan formulir
rekam medis yang tidak dimusnahkan yaitu :
“ f or mul i r yang t i dak di musnahkan dapat
dimanfaatkan kembali sebagai bukti pengetahuan
yang telah diberikan kepada pasien, sebagai bukti
dipengadilan dan untuk keperluan pendidikan dan
penelitian (informan 2)” .
8
Sarana dan Prasarana dalam penyimpanan
berkas rekam medis yang tidak dimusnahkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan,
diketahui sarana dan prasarab dalam penyimpanan
berkas rekam medis yang tidak dimusnahkan. Setiap
informan mempunyai pendapat yang sama jadi
peneliti mengutip salah satu hasil wawancara dengan
informan sebagai berikut:
“ sarana dan prasarana penyimpanan berkas rekam
medis yang tidak dimusnahkan adadanya alat seperti
scanner, komputer, hardist dan ruangan penyimpanan
berkas rekam medis inaktif yang ada Di Rumah Sakit
Islam Ibnu Sina Pekanbaru (informan 3)” .
Dari hasil wawancara dapat diperkuat dari hasil
observasi yang telah dilakukan tentang sarana dan
prasarana dalam penyimpanan berkas rekam medis
yang tidak dimusnahkan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Sarana dan Prasarana Dalam Pemusnahan
di Rumah Sakit I slam I bnu Sina Pekanbaru
No
Sarana dan Prasarana
1
Ruangan Penyimpanan Berkas
Rekam Medis Inaktif
2
Sccaner
3
Komputer
5.
CD/Hardist
Ada
Tidak
Gambaran kegiatan penyimpanan berkasrekam
medis yang tidak dimusnahkan
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan,
diketahui kegiatan penyimpanan berkas rekam
medis yang tidak dimusnahkan. Setiap informan
mempunyai pendapat yang sama jadi peneliti
mengutip salah satu hasil wawancara dengan
informan sebagai berikut:
“ disimpan permanen discan terlebih dahulu lalu
disimpan di dalam hardist supaya dapat menjaga
keutuhan berkas rekam medis dari kerusakan, dan
menghemat ruangan penyimpanan in aktif (informan
3)” .
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
informan bahwa disampaikan kurangnya tenaga
kerja dalam melakukan penyimpanan berkas rekam
medis yang tidak dimusnahkan dapat dilihat dari
pernyataan berikut:
“ berkas yang tidak dimusnahkan disimpan dengan
melakukan scanning, tetapi ada kendala sejauh ini
Nur Maimun. Analisis Pelaksanaan Penyimpanan Berkas Rekam Medis yang Tidak Dimusnahkan ...
tidak semua berkas yang bernilai guna dilakukan
scanning dikarenakan kurangnya tenaga kerja dalam
melakukan scanning tersebut (informan 1)” .
III/2008 pasal 13 ayat (1) pemanfaatan rekam medis
dapat dipakai sebagai:
a.
b.
PEM BAHASAN
Jenisformulir yang dimusnahkan dan yang tidak
dimusnahkan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Dirumah
Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru dapat diketahui
ada 13 jeni s f ormul i r yang ti dak di musnahkan
yaitu f ormuli r gawat darurat, riwayat penyaki t
(RM.1), hasil pemeriksaan EKG, ringkasaan masuk
dan keluar, pernyatakan penolakan, pernyataan
persetujuan tindakan medis, laporan operasi, laporan
anastesi, resume, hasil laboratorium, patologi anatomi,
dan laporan pasien meninggal (surat kematian).
Menurut (Firdaus, 2008) jenis formulir rekam medis
yang tidak dimusnahkan yaitu ringkasan masuk dan
persetujuan dan lembar kematian. Penelitian ini sama
dengan penelitian yang dilakukan Savitri Citra Budi,
dkk (2015), bahwa sebelum melaksanakan proses
pencitraan (imaging) petugas pelaksana terlebih dahulu
melakukan pemilahan lembar rekam medis. Sehingga
tidak semua l embar dalam berkas rekam medi s
dilakukan proses pencitraan (imaging). Lembar rekam
medis yang dipilah yaitu hanya lembar rekam medis
yang dirasa harus dilestarikan atau masih bernilai guna.
Pada berkas rekam medis rawat inap, lembar rekam
medis yang dipilah adalah : 1) Ringkasan masuk keluar;
2) Catatan dokter; 3) Resume; 4) Pengantar rawat inap;
5) Hasil laboratorium/hasil penunjang; 6) Laporan
operasi; 7) Laporan anestesi; 8) Pre-post operasi; 9)
Informed consent;
Surat keterangan lahir; 12) Surat keterangan kematian.
M anfaat formulir rekam medis yang tidak
dimusnahkan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan telah
diketahuinya pemanfaatan formulir rekam medis
yang tidak dimusnahkan di rumah sakit islam
ibnu sina pekanbaru yaitu formulir rekam medis
yang tidak dimusnahkan bermanf aat sebagai
bukti pengetahuan yang telah diberikan kepada
pasien, sebagai alat bukti dipengadilan dan sebagai
keperluan pendidikan dan penelitian.
Menurut PermenK es No. 269/MENK ES/PER/
c.
d.
e.
Pemeliharaan kesehatan
Alat bukti dalam proses penegak hukum, disiplin
kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakan
etika kedokteran dan etika kedokteran gigi
Keperluan pendidikaan dan penelitian
Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan
Data statistik kesehatan
Sarana dan Prasarana dalam penyimpanan
berkas rekam medis yang tidak dimusnahkan.
Berdasarkan penel iti an yang tel ah di lakukan
diketahuinya sarana dan prasarana dalam melakukan
penyimpanan berkas rekam medis yang tidak
dimusnahkan berupa alat seperti scanner , komputer,
hardist dan ruangan berkas rekam medis inaktif
yang ada di rumah sakit islam ibnu sina pekanbaru.
Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai dalam
mencapai maksud atau tujuan tertentu sedangkan
prasarana yaitu segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses.
Sarana dan prasarana di unit kerja rekam medis
yaitu mencangkup komputer, pr int out, scanner,
hardist , rak terbuka, buku register, KIUP, ATK
(alat tulis kerja), uraian kerja, dan rak penyimpanan.
Sarana dan prasarana ini membantu memelihara dan
mendorong semangat kerja serta dapat meningkatkan
produktivitas petugas yang bekerja dibagian rekam
medis (DepKes RI, 2006).
Penelitian ini sejal an dengan peneliti an yang
dilakukan Savitri Citra Budi, dkk (2015), dalam
proses penyimpanan formulir rekam medis yang
bernilai guna dibutuhkan sarana seperti scanner,
di sket atau Compact D i sc (CD), Hambatanhambatan yang terdapat dalam pelaksanaan proses
pencitraan (imaging) di RSUD Kota Yogyakarta
yaitu kurangnya sumber daya manusia, tidak ada
prosedur tetap dan instruksi kerja, hasil pencitraan
(imaging) belum tersambung ke Sistem Infromasi
Kesehatan (SIK), dan tidak adanya anggaran alat
pencitraan ( imaging) untuk lembar rekam medis
ukuran besar.
Gambaran kegiatan penyimpanan berkasrekam
medis yang tidak dimusnahkan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di rumah
sakit islam ibnu sina pekanbaru untuk mengetahui
gambaran penyimpanan berkas rekam medis yang
9
Jur nal Manajemen Infor masi Kesehatan Indonesia Vol. 5 No.1 Maret 2017
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
tidak dimusnahkan dapat dilakukan dengan cara
berkas rekam medis yang bernilai guna atau yang
tidak dimusnahkan disimpan permanen dalam
hardisk dengan cara menscan formulir rekam medis
supaya dapat menajaga keutuhan berkas rekam
medis dari kerusakaan dan menghemat ruangan
penyimpanan inaktif.
Menurut Huffman ( 1997),
atau scanner
ukuran dokumen asl i menj adi sangat keci l ,
menghasi lkan rekaman i nf ormasi yang padat
bisa
dan menghemat ruangan. Karena
diperbanyak, maka cara ini juga mengurangi beban
penanganan kertas karena
bisa sangat
DAFTAR PUSTAKA
Manajemen Kearsipan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Barthos, Basir. (2014). M anaj emen Kear si pan.
Jakarta: Bumi Aksara.
DepKes RI. (2006). Pedoman Penyelenggar aan
Dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di
Indonesia Revisi II. Jakarta.
Firdaus, Sunny Ummul. (2008). Rekam Medik Dalam
Sorotan HukumDan Etika. Surakarta: LPPUNS.
Fi tri , Rosyana. (2011). Ti nj auan Per si apan
Pemusnahan Berkas Rekam Medis Inaktif Di
Rumah Sakit. Pekanbaru.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Budi (2015), Setelah melakukan pemilahan lembar
rekam medis, kemudian lembar tersebut dilakukan
scanni ng dengan menggunakan pr i nt scanner .
Sebelum memulai proes scanning, terlebihdahulu
software untuk scanning diaktifkanpada komputer,
kemudian prosesnya perberkas rekam medis atau per
satu nomor rekam medis. Satu bendel lembar rekam
medis yang sudah dipilah dan diurutkan,dilakukan
scanni ng secara berurutan menggunakan pr i nt
scanner untuk menjaga keutuhan berkas rekam
medis.
Hatta, Gemala R. (2008). Pedoman M anajemen
SI M PULAN
Savitri Citra Budi. Zahrotul Khasanah. (2015).
Jenis formulir rekam medis yang tidak dimusnahkan
yaitu formulir gawat darurat, riwayat penyakit, hasil
pemeriksaan EKG, ringkasan masuk dan keluar,
pernyataan penolakan, pernyataan persetujuan
tindakan medis (informed consent), laporan operasi,
laporan anastesi, resume medis, hasil laboratorium,
radi ologi dan keterangan kematian. K egi atan
penyimpanan berkas rekam medis yang tidak
dimusnahkan yaitu dilakukan scanning pada formulir
rekam medis dan disimpan didalam hardist.
10
Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: UI-press.
Huffman, Edna K. (1999). Heal th I nfor mation
Management.
Notoatmodj o, Soeki dj o. (2010). M etodol ogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rustiyanto, Ery. (2009). Etika Profesi Perekam
Medis Dan Informasi Kesehatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Pencitraan (imaging) Berkas Rekam Medis
Pada Kegiatan Penyusutan Di RSUD Kota
Yogyakarta, (Online), Vol.3, No.1, (http://
jmiki.aptir mik.or.id/index.php/jmiki/ar ticle/
download/72/57, diakses 12 Juni 2016.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuatitatif
Kualitatif Dan R& D. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Kesehatan. (2014). U ndangUndang Kesehatan UU No. 36 Th. 2009
Dl engkapi Dengan UU No. 44 Th. 2009
Tentang Rumah Sakit.