Variasi Genetik Ikan Palung (Hampala macrolepidota Kuhl & Van Hasselt, 1823), Upaya menuju Domestikasidan Budidaya.

VARIASI GENETIK IKAN PALLING
(Hampala mncrolepidota Kuhl & van Flnsselt' 1823),
UPAYA MENUJU DOMSSTIKA.SI DAN BLTDIDAYA
Suhestri Suryaningsih
Sorta Basar Ida Simanjuntak

Sri Sukmaningrum
Fakultas Bioloei Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

AlLat

email : [email protected]

Palung (Hampatc ntacrolepidola Kuhl & van Hasselt. 1823) adalah anggota familia
Clprinidae -v-ang memiliki nilai ekonomi penting. dan seluruhnl,-a ditangiiap dari alam karena belum
dibudidayakan. Atas dasar hal kondisi yang ada maka upal'a domestikasi dan budidava pertrri
dilal,-ukan. Keberhasiian upaya tersebut membutuhlian data teniang variasi genetrk ikan palung dari
habitat alaminya, antara lain dari Sungai Serayu dan Waduli PB. Soedinnan Kabupaten Banjamegara.
Jarva Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi genetik populasi ikan paliutg di area
hulu dan hilir Sungai Seral'u Kabupaten Banjarnegara serta n'aduli PB. Soedrnnan (area tengah)
berdasarkan atas polimofisme enzim esterase (EST), acid phosphatase (ACP). peroksidase (PER) dan

aspartat amino transferase (AAT) Visualisasi isozim dilalrukan menggunalian metode elekn'oforesis
horizontal gel pati kentang. Hasil penelitian menunjukkan bahrva ikan palung dapat mengekpresrlian
isozim EST, ACP, dan AAT dengan baik, tetapi isozim PER tidak dapat. Hasrl uji analisis
elektroforesis isozim menunjukkan bahrva variasi genetik ikan palung tertinggi terdapat pada populasi
dari area hilir (Sungai Serayu sesudah Waduk PB.Soedirman) dan dari area tengah (\\-aduk
PB.Soedinnan), keduanya memiliki nilai variasi genetik yang sama, dan diikuti dari area hulu iSungai
Seralu Kabupaten Banjarnegara sebelum masuk ke Waduli PB.Soedirman).

Ilian

Kata kunci '. Hampala macrolepidors, ikan palung,variasi genetik

Abstract
T'he Palang fish (I{arnpala macrolepic{ota Krhl & van Hctsselt, IB23) i.s a inernber o.f'
Cyprinidne family, that has an econofirical value but its enrirely catch -from the wild. Based on tke ,fcct,
the pahtng fsh domestication end ailfilre need tu be done in order to get pre-eminent rncrircs. Ta
success the program certctitzly need datc concerning the genefic varianon from the naturctl izabit{tt, i. e

Sera1ru River, cnd PB. Soedirrncn Resen'oir, Regenq, af
Banjarnegara, Central Jave,. This study was aimed st the genenc variation analysis based on the

isozyme polymoryhism method, in which the band pctteffi of est€rase (EST), acid phosphctase (ACP)
peroksida,se (PER), and aspartat amino trans.ferase (AAf) Yisualiz{ttion of the isozytne 'was carried
out employing electrophorefic technique with potnto stcrch, From the resztlt it could conclttded that
Harnpcla rnacrolepidata well expresion in the isozyme of E57". ACP, and AAT.but not in PER. The
highest genefic variafion level was shawn in tlte popttlation Jiom the downstream oJ'Serayw River and
also .from the PB. Soedirman Reservoir { the middlestream), bath in the scme level, and Jbllaw the

from the upstream and downstream of

bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id

popularion .from the

up

stream.

Kqtword : Hompala rnacrolepidota , palangfish, genetikvanation


PE\:DAHULUAN
ilian palung {Hanpala macrolepidola Kuhl & van Hasselt, 1823) adalah salah satu spesies
rlian air ta*'ar vang mempunyai habitat di sungai-sungai, danau maupun r,iaduk (Kotteiat et c|.1993).
ILan palung ditemukan di daerah Sungai Serayu yang mengalrr
Purbalingga (suryaningsih, 2008), serta Sungai Serayu

di

di

Kabupaten Banjarnegara dan

Kabupaten Cilacap (Murtiningsih et sl..

2009), Ilian palung termasuk ikan air tarvar yang harganya relatif

tingg,

antara lain karena ukuraa


tubuhnr.a besar. dagingnya tebal, kadar airn--va relatif rendah sehingga dagingnya kesat. Ikan palung

dijual dalam keadaan segar maupun olahan (Hasil pengamatan penulis di beberapa pasar"
2009). Menurut Sutrramsipoetro {2003) permintaan ,vang tinggi lerhadap ikan ekonomis seperti

ban-vak

baceman dan kething di Sungai Klaiving Purbalingga, Jar,va Tengah mem,'ebabkan penangkapan tems

dilakukan bersama dengan ikan ekonomis lainnva, termasuk *ian palung vang berada

di

Sungai

Kiawing maupun Sungai Seralu. Hal ini menllebabkan penurunan jumiah rnaupun ukuran rkan
tangkapan. Dikhawatirkan eksistensi beberapa spesies ikan ekoncmis penting tersebut termasuk ikan
palung menjadi terancam.

Langkah ar,val untuk menjaga eksistensi spesies ikan diantaranl-a dengan meiakutrian usaha

konsen'asi dan domestikasi terhadap spesies tersebut. Setiap spesies perlu dilindungi butrian hanl'a

karena mempunyai peran ekologis tertentu di dalam ekosistem, juga kareaa spesies rnerupakan gene

pool yang memiliki kekayaan genetik berbeda dari spesies lain ffililhere.2A04. Apalagi rkan palung
merupakanplasma nutfah,vang memiliki nilai ekonomis dan belum dibudida-vakan.
Guna menunjang upaya konservasi dan domestikasi ikan palung diperlulian berbagai rnformasi

biologis, diantaranya adalah variasi genetik induk dari beberapa area habitat alami sebagai sumber
induk -vang berkualitas. Informasi tersebut dapat diperoleh antara lain melalur metode elekffoforesis
dengan analisis isozim.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifrkasi variasi genetik populasi calon induk rkan palung

yang tertrnggi (terbaik) di tiga area perairan, yaihr di perairan Sungai Sera.r,u sebelum Waduk PB.
Soedinnan (area hulu), di perairan Waduk PB. Soedirman (area tengah) dan perairan Sungai Seral'u
scsudah

t'aduk (area hilir). di Kabupaten Banjarnegara


bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id

BAHAN DAN METODE

Metode penelitian -vang digunalian adalah sunev, pengarnbilan sampel dilakukan secara group

sampling. Data ,vang diamati diperoleh dari hasil visualisasi pola pita isozim berdasarkan teknik
elektroforesis gel pati horizontal dari dagtrg rlian palung. Data yang diperoleh selanjutnS's ditransfer

ke dalam zimogram dan

dilatriukan perhitungan frekuensi alel" persentase lokus polirnorfik dan

heterozigositas rata-rata menurut Suryani et al. (1,996), sebagai berikut

:

Frekuensi alel


p= {2Ho+He)/2N
lrr: Jumlah individu yang dianalisis
l1s = jumlah salah satu genotype homozigot
He : jumlah genotlpe heterozigot

Apabila nilai p>0.095, maka lohrs yang bersangkutan disebut bersifat monomorfik. Sebaliknl'a.
apabila mlai p< 0,95 maka lokus yang bersangkuian disebut bersifat polimorfft.

ilIenghitung Persentase Lokus Polimorfik

:

;

jumlah lok-us polimodik i Jumlah total

lokus yang

diamati


x

100%

Menghitung Jumlah Alel Per Lokus ;

:

jumlah alel l jurnlah lokus

Heterozi gositas Rata-rata
Menggambarkan besamya proporsi lokus heterozigot yang tsramati dirata-ratakan terhadap
semua lokus yang

He

:

diuji pada suatu populasi, dihitung dengan rumus


jumlah genotlpe heterozigot / jumlah sampel

r

jumlah lokus

Cara kerja:
Teknik Elektroforesis
Cara kerja untuk ekstraksi enzim, bufrer gel dan buffer elektrode, gel pati. pemakaian
elektroforesis, pewarnaan dan pembuatan zimogram mengikutr metode Nunanto et

al. i2A03). dan

Sugama dslam Suryani et aL (2001).

Gel pati dibuat dibuat dengan cara melarutkan

l0

o/o


pati. Pati dilarutkan dalam 1,3 baglan

buffer gel dan dikocok hingga homogen. kemudian ditambahkan lagi buffer gel yang sudah dipanaskan
sebanl.ak 2/3 bagian dan dikocok. Selanjutn-va campuran pati dipanaskan lagi dalam tnicrov'ave sampai

bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id

mendidih membentuk gel yang jemih. Gel divakum unlutri menghilangkan gelembung udara,
selanjutnya dituang ke dalam cetakan .vang sebelumn,va telah dilapisi 'i aslin agar tidak lengket pada
dasar cetakan. Gel ditutup plastik dan disimpan dalam lemari pendingan selama 24 jarn. Gel dilubangr
sesuai dengan jumlah sampel yang akan diuji.

hahts
Eksnaksr enzrm dilakukan degan cara merggerus 5 gam dag*g ikan palung satnpai
enztm ke dalam gel
degan menggunakan pasir kuarsa dan 0,5 ml buffer pengekstrak. Pemuakn
dengan cara lnenasukkan potongan kertas saring whatnian ke dalam ekstrak daging'


iirlakukan

porongan kertas saring diangkat dan dibersihkan menggunakan kertas tisue, kemudian potongan kertas
Untuk mengontrol la,iu
sari'g tadi disisipkan ke dalam gel pati,vang telah disiapkan dan diberi lubang.
yang telah dlcelupkan ke
nugrasi enzim. pada salah safu lubang bagian tepi gel disisipkan kertas sarrng
ke dalam
,Jalam Bromphenol Blue, Cetakan gel ,vang telah disisipi kerlas sampel dimasuklian
dan drhutrungkan dengan medan listrli pada legangan 100
e lcrophoeis iral) \.angberisi buffer elektroda
penama EST. ACP.. o1i dan arus kuat lB miliamper selama kurang lebih 4 jam. kemudian gel diberi

pER dan ATT. Selanjutn-va dilakukan pencucian dengan air mengalir sampai bersih dan difiiisasi
pengamatan dan pemotretan'
menggunakan canprfan glicerol : ethanol (1 : 1), kemudian dilakukan

Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutrya ditransfer

ke dalam

zimogram, kemudran ciilaklkan

al QAAIi'
perhitnngan frekuensi alel, polimorfisme dan heterozigositas reiu'*ata menurut Su{aru et
tiga
kemudian dianalisis secara deskriptif unfuk mengevaluasi r,ariasi genetrk calon indutri ikan dan
area vang diteliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. kn Flampala nau'olepictot{tKuhl

&

r'an Hassslt, 1823 (Koleksi Pribadi- 201"1)

A. Ekspresi Pola Pita Isozim

bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id

Telah dilakukan analisis isozim terhadap jaringan otot ikan palung menggunakall empat
isozim. yaitu esterase (EST). peroksidase (PER), acid phosphatase (ACP), dan asparat ailrlno
transferase (AAT).

Dari empat isozim 1,ang digunakan ternyata hampr semua terekspresi/tnuncui poia pitanla.
pada isozrnt
meskipun ada beberapa sampel indir,idu rkan palung vang tidak nuncul pola pitanva, I'aitu

iain dapat
menurut Richardson et at' t1986)' antara
PER. Ketidakmunculan pola pita isozim
mengaiami migrasi
Pertama, molekul isozim tersebut tidak
drsebabkan oleh tiga kemungkinan.
Kedua' isozim mengalami migrasi tetapi te4adi
sehingga tetap berada di sumur elektroforesis'
denaturasisehrnggamenjadiinaktif.Ketiga,isozimtidakdiekspresikanpada.iaringansampeil-ang
pada Gambar 2-5'
isozim EST, ACP' PERdan AAT tersaji
diuji. Ekspresi pola pita rkan palung dari

t.

Ester{tse (EST)

harnpir
pola pita yaitu pita tebai dan pita tipis. tetapi
Isozim EST terekspresi dengan dua
dan sesudah
waduk PB. soedrnnan, di perairan sebelum
semua populasi sampel di perairan
dengan pemitaan yang kurang ideal'
lvaduk, di Sungai serayu Kabupaten Banjamegara
mampu mengeikspresikan prta
Richardson (1986), pemitaan yang ideal
Menurut
2.
{Gambar
akan terekspresi tebal' Pita
sedangkan yang mengalami penyimpangan
tajam,
dan
tipls
),ang
baik.
besar yang belum terpisahkan dengan
yang tebal diduga karena memiliki berat molekul
berjarak sangat dekat'
pita tebal diduga terbentuk akibat terjadi penggabungan pita yang

kutub positif (anoda)' dengan
Arah migrasi sampel dengan isozim EST menuju
pada
ini rnenunjukan adanya perbedaan berat molekul
beberapa jarak migrasi berbeda' Hal
menyatakan bahwa molekul yang mempunyai
isozim tersebut. Nur dan Adijuwana (1989)
(2001)'
lambat. Menurut Sugiri clalam Nuryanto
berat molekul lebih besar akan bergerak

lokus
keterangan tentang variasi genetik pada suatu
bahwa kondisi tersebut juga memberikan
berbeda'
kromosom dan variasi genetik pada lokus yang

Jarak migrasi (cm)

t

Itrllrl

rr

rr

!

I

r;rI

t

r

f

EST

I

bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id
A

I

B

1

C

1

2

2

3

3
2

-

4
4
2

)
5

2

6
4
2

I

9

5

1

I

2

i

1

7

l0

1l

l2

13

14

I
I

I

5

I

1

I

2

1

I

15

1

Gambar 2. Poia pita isozim esterase (EST) ikan palung di rvaduk PB.Soedirman (6-10). sebelum{1-5)
dan sesudah (11-15) A: nomor sampel, B: pola pita, C:jumlah pita

Hasii elektroforesis rsozim EST pada ikan palung menunjukkan bahwa isozim ini
diafur oieh satu lokus, dimana lokus tersebut adalah polimorfik, baik pada popuiasi rvaduk
PB.Soedirman (sarnpel nomor 6-10), sebelum (sampel nomor 1-5) dan sesudah (sampel nomor
i 1-t-i) {Gambar 2).
Zimogram EST pada populasi area waduk (sampel nomor 6-10) mengekspresikan

3

kelompok pita, yang mayoritas berupa pita dengan ketebalan sedang, dan masing-masrng

ini memp$nyai struktur sub unit monomer dan dimer. Pada popuiasi area
waduk (sampel nomor 1-5) mengekspresikan 5 kelompok pita, juga mempunyai

kelompok pita
sebelum

struktur sub unit monomer dan dimer. Demikian puia pada populasr area sesudah waduk
(sampel nomor 11-15), yang hanya mengekspresikan 2 kelompok pita, memiliki struktur sub

unit monomer dan dimer. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suryaningsih et al.{20A9} pada
ikan brek di Sungai Klawing yang men:pakan anak Sungai Serayu, yang menyatakan bahrva
isozim EST menampakkan lokus monomorfik dan polimorfik. Akan tetapi isozirn EST dapat
mengekspresikan lebih dari satu lokus. Demikian pula pada pada kepiting bakau asai Cilacap
dan Pemalang (Suryaningsih dan Kusbiyanto ,20A9) dan pada rajungan asal Ciiacap. Arnawati

i2003).

2. Acid phosphatuse

(ACP)

Arah migrasi sampel dengan isozim ACP menuju kutub anoda, dengan beberapa -iarak
migrasi yang berkeragaman, yang mengidentifikasikan adanya variasi genetik. Isozim ACP
pada ikan palung terekspresi dengan dua pola pita, dari semua pita tebal dan

tipis,

dengan

pola pemitaan mendekati ideal (Gambar 3).

Hasil elektroforesis isozim ACP pada ikan palung menunjukkan bahwa isozim ini

bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id

diatur oleh satu lokus, dimana lokus tersebut adalah polimorfik, baik pada populasi waduk
PB.Soedirman ((sampel nomor {6-10)" sebelum {{sampel nomor

nomor 11-15) {Gambar 4).

l-5) dan sesudah

(sampel

Jarak migrasi (cm)
+

A
I
I

iJ

C

)

J

1

I

7

8

o

z

1

1

1

2

t

I

1

4

)

6

2

1

I

2

1

i

10

1l

0
0

0
0

tz

]

2

i3

14

l5

1

1

3

I

I

2

palung di g'adgtri PB'Soedirman
Gambar 3. Pola pita isozim acid phosphatase {ACP) ikan
B: pola pita,
(6_10), sete't,im -s; Oun ses'dair waduk (11-15) A: nomor sampel.

f

C:jumlah Pita

isozim ini
Hasil elektroforesis isozim ACP pada ikan palung menunjukkan bahwa
baik pada populasi waduk
diatur oleh satu lokus, dimana lokus tersebut adalah monomorfik,
pB.soedrrman (sampel nomof 6-10), sebeium (sampel nomor 1-5) dan sesudah sampel nomof
11-15) (Gambar 3).

mengekspresikan 2
zrmogram ACP pada populasi area waduk (sampel nomor 6-10)
dan masing-masing
kelompok pita, yang mayoritas berupa pita dengan ketebalan sedang,
Demikian pula pada
kelompok pita ini mempunyai struktur sub unit monomef dan dimer'
waduk
populasi area sebelum waduk (sampel nomor 1-5) dan pada populasi area sesudah
struktur sub unit
(sampel nomor 1 1-15), juga hanya mengekspresikan 2 kelompok pita, dengan
et aL(ZAA9) pada ikan
monomer dan dimer. Sama halnya dengan hasil penelitian Suryaningsih
Klawing yang merupakan anak Sungai Serayu, bahwa isozim ACP

brek

di

Sungai

asal Cilacap dan
menampakkan lokus monomorfik. Demikian pula pada pada kepiting bakau
Cilacap' Amawati
Pemalang (Suryaningsih dan Kusbiyanto, 2A0g) dan pada rajungan asal
(Bhagawatr et'
(2003),pada udang windu asal tambak Brebes, Tegai dan Cilacap, isozim ACP

bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id

a|.2005\.

3. Peroksidase

(PER)

Isozirn PER pada ikan palung temyata tidak diekspresikan oleh semua individu baik
pada area waduk, sebelum maupun sesudah waduk. Berbeda halnya dengan pada kepiting
bakau (scylta serrctra Forsk) (Suryaningsih dan Kusbiyanto.,2009), sebagian besar individu

sampel mengekspresikannya walaupun hanya memperlihatkan satu pola pita dengan arah dan
jarak migrasi yang sama. Pola pita yang muncul mengindikasikan bahwa PER pada kepiting
bakau diatur oleh sebuah lokus yang homozigot, kondisi yang hampir sama terjadi pada ikan
betutu dari Waduk Penjalin (Susanto dan Suryaningsih, 2006).

4. Aspartnt smino trunsuminase {AAT)
Isozim AAT tervisualisasi dengan dua kelompok pita yang tebal dan

tipis

dengan

pemitaan kurang ideal. Hasil elektroforesis isozim ACP pada ikan palung menunjukkan bahwa

isozim

ini diatur oleh satu lokus, dimana lokus tersebut adalah monomorfltk, baik pada

populasi waduk PB.Soedinnan (sampel nolnor 6-7), sebelum (sampel nonlor 1-5) dan sesudah
sampel nomor 11-i5) (Gambar 4).

Zimogram AAT pada ikan palung asal tiga lokasi menunju ke arah kutub Anoda dan
menghasilkan

3 pola pita pada populasi asal waduk. dan 3 pcila pita

pada populasi asai

sebelum waduk, danZpada area sesudah waduk. Izozim ini diatur oleh satu lokus polimorflrk

pada ketiga populasi, dan kesemuanya mempunyai struktur monomer dan dimer. Hasil
penelitian pada ikan brek dari sungar Klawing, memiliki pola pita yang jauh lebih banyak
yaitv 7 (Suryaningsth et ql.,2AAg), dengan struktur monomer dan dimer. Pada udang Penseu,s
monodon AAT diatur oleh dua lokus (Sugama et. al. 1996) sedangkan pada ikan Betutu hanya
diatur oleh satu lokus dan tidak semua sampel terekspresi (Susanto dan Suryaningsih, ZAAQ.

bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id

,,..

.. -rrju,)!:ria'iuijuri.a,i;rl::

,,.,::,.1 ill.:,1:,,:l:,:l::rili:tll:ril:lrrr'rf i il
1,:;:.r4,::trf ti.,'.r:: i-:rr-ri:'
::a::'l.il:!
ia. ..1-: _... '
-i.:.r,r,r.,f..:.::..r

.'.

AAT

,

A

I

B

I

1

1

;C

1

I

I

Gambar 4. pola

3

4
2
2

7

3

6
4

f,

8
0

I

I

I

0

:}

9

10

n

t2

13

2
2

I

1

-l

4

I

I

2

",

lil

1/

,

15

4
,,

pita isozim aspartat amino transaminase (AAT) ikan palung di peraran waduk PB.
Soedrrman (i-5), perairan sebelun (6-i0) dan sesudah rvaduk
(i 1-15), A: nomor sampel, B: pola pita' C: jumlah pita

B. Variasi genetik

Ikan Palung

Variasi genetik ditentukan oleh &ekuensi alel, polimorfisme dan

rata-rata

heterozigositas. Semakin tinggi nilai rata-rata heterozigositas, variasi genetik akan semakin
tinggi. Variasi genetik merupakan pencerminan dari sifat-sifat hereditas yang akan diturunkan

dari induk ke anaknya. Sifat hereditas tersebut tercermin dari perfumbuhan, kelangsungan
hidup, ketahanan terhadap penyakit dan nilai konversi pakan (Leary drtlam Arnawati, 2003).
Berdasarkan atas interpretasi pola pita pada gel patr, dan 9 lokus yang terekspresi dari 4

isozim (EST, ACP, PER, dan AAT), nilai frekuensi alel, jumlah lokus polimor{rk
heterozigositas ruta-rata disa.likan pada Tabel

1.

bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id

dan

Tabei 1. Hasil Perhitungan Jumlah Lokus, Jumlah Genotip, Frekuensi Alel, Heterczigot rata-rala dan
Polimorfisme Pada lkan palung asal perairan r.vaduk PB. Soedirman, perairan sebelum dan
ses:rdah rvaduk, di Sungai Seralu Kabupaten Banjamegara

|io
1

LoLus

Populasi

WadukPB

EST

Jumlah Genotip
AA Aa
aa
z

N

P/lvl

Frekuen srA1e1

A

a

5

4.1

0,3

P
P

J

{)

0

5

0,9

0, I

0

0

0

0

0

2

)

)

0,4

0,6

Soedrrmaa

ACP

4

PER

0

AAT
Jumlah
L

Sehelum
\iraduk PB.

7

EST

3

t

ACP

-l

1

D

,

l4

0

5

0,8

0,2

P

0
0

4

0,875

4,r25

P

0

0

0

4

1

0

ls

Soedirman
PER

0

0

AAT

2

0

8

3

,

13

4

0

5

0.9

n1

D

1

1

0

4

0 875

0,125

P

0

0

0

0

0

4

0
0

5

0,6

0,4

Jumlah
-1

Sesudah
Waduk PB.

EST

.,

M
0,66
I

Soedirman

ACP
PER

0

AAT
Jumlab

8

6

T)
I

l'0

14

Keterangan:

A = alel dengan rnigrasi cepat (ast ellele)
alel dengan migrasi lambat (slaw allele)
N : jumlah individu,vang mengekspresrkan pita
He-r = nilai heterozigotrata-rata
M :monomorfili, P:polimorfrk

*) suatu lokus dianggap polimorfik apabila frekuensi alel yang paling sering muncul < 0,95 (Sur-r'ani er a/.,
2001)

Atas dasar hasil pengamatan pada area sampling

di Sungai

Serayu Kabupaten

Baryamegara (Tabel 1 ), dapat diketahui bahwa rkan palung asal waduk PB. Scedirman dapat

mengekspresikan 3 lokus dari 4 isozim yaitu EST, ACP, PER dan AAT, yang kesemuanya
bersifat polimorfis. Isozim PER tidak dapat mengekspresikan lokus. Dengan demikian derajat

bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id

poiimorfisme yang dicapai adalah 1,00 atau IAAoA. Nilai polimorfisme lokus menggambarkan
tingkat variasi genetik populasi ikan palung asal waduk PB. Soedirman.

Selanjutnya pada area sebelum masuk waduk PB. Soedirman (area hulu), juga dapat
mengekspresikan 3 lokus dari 4 isozim yaitu EST, ACP, PER dan

AAT, tetapi hanya 2 lokus

yang bersifat polimodis. Isozim PER pada area sampling ni juga tidak
10

dapat

....{ I jtltl!

'.,,

ri!*:iiriilli}rlrri1.!:.

i:.i:]]:i:lilr,:tilil:lii,il\i.i','iiir:i.:;':.:,

::

:'

:

mengekspresikan lokus. Dengan demikian deralat polimorflrsme yang dicapai pada area ini
adalah 0,66 atau 66Yo.

Yang terakhir, pada area sampling sesudah waduk PB. Soedirman (area hilir), dapat
mengekspresikan 3 lokus da,'i 4 isozim yaitu EST, ACP" PER dan AAT, yang kesemuanya

bersifat polimorfis. Isozim PER juga tetap tidak dapat mengekspresikan lokus. Dengan
demikian derajat polimorfisme yang dicapai pada area sampling ini adaiah 1,00 atau rcAo

.

Niiai polimorfisme lokus menggarnbarkan tingkat variasi genetik populasi ikan palung asal
*aduk PB. Soedirman.
Pengamatan yang telah dilakukan atas dasar derajat tersebut polimorfisme tersebut

,

menunjukkan bahwa variasi genetik yang terbaik adalah populasi ikan palung yang berasal

dari perairan waduk PB. Soedirman dan perairan waduk PB. Soedirman dengan nilai yang
sama, disusul dan perairan sebelum waduk PB. Soedirman. Secara umum dapat dikatakan

bahwa atas dasar derajat polimorflrsme, ikan palung

di

Sungai Serayu Kabupaten

Banjamegara variasi genetiknya rnasih bagus karena dera.lat pclimorfismenya mend ekati

Sebagai pembanding variasi genetik ikan brek

di

9Ao/o.

Sungai Klawing yang merupakan anak

Sungai Serayu adalah 39,9y8 (Suryaningsih, 2009). Akan tetapi, melihat penangkapan yang

dilakukan sangat gencar sehingga sekarang

ini

benar-benar sulit untuk mendapatkan ikan

palung, dikhawatirkan dalam waktu yang relatif singkat akan terjadi penurunan variasi genetik
yang dapat mengancam kelestariannya.

Mengingat bahwa ikan palung merupakan komoditas yang penting walaupun masih
bersifat lokal, maka upaya konservasinya tetap harus diusahakan. Hadie

et sl

(2000)

menyatakan bahwa upaya konservasi dapat dilakukan secara in-situ dan ex-situ. Konservasi

in-situ di{akukan dengan cara pengaturan sistem penangkapan dan restorasi daerah reservasi.
Konservasi ex-situ mencakup pemeliharaan populasi yang meliputi upaya domestikasi dan
budidaya serta pengelolaan gen dengan memperhatikan beberapa faktor antara lain ukuran
populasi, inbreeding rute dan genetic drife.

bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id
11

I\TSllIPtl--{\
B::j:.a:kan

r::- l. S:lgar

hasri dan pembahasan tersebut di atas dapat dikatakan bahua ikan pahrng

Seravu Kabupaten Ban-iamegara dapat mengekpresikan isozim EST. ACP. dan

1-{T :e:'gan baik. tetapi isozim EST tidak dapat. Dari 3 lokus yang terekspresi dapai
:-s,::l*llran bahsa variasi genetik ikan palung di ketiga lokasi yang diamati kondisinya masrh
-::;..
:ai :kan paiung yang

memifiki variasi genetik yang tertingi adalah yang berasal dari area

s::::i;g perairan Sungai Serayu sesudah waduk PB. Soedirman dan dari perairan waduk PB.
S':ei,n:an dan dengan nilai yang sama, rlisusul dari perairan Sungai Serayu sebeium i.vaduk
PB Soe,iirman
L

C.{P-{\ TERI]I{A KASII{
Penelitian ini didanai oleh Prograrn Fenelitian Unggulan Perguman Tinggi-BOpTN

l,-, - -l

Lnark iar, tim peneliti mengucapkanbanyakterima kasih.

DAFT^{R PUSTAKA

-lrnarvati, 2003.Studi Morfometrik dan Variasi Genetik Rajungan {Porftmus ltelagicus

Linnaeus, 1758)di Perairan Pulau Saugi, Negara dan Cilacap. Thesis Program pasca
sarjana

llNHAS, Makassar.

Effendi, }dr.2a02. Bictlogi Periksnqn. pustaka Nusantara, Jakarta.
Hadie, W., K. Summantadinata, Otong Carman dan L. E. Hadie. 2002. Pendugaan jarak
genetik populasi udang galah (ltdacrobrachiwn rosenbergii) dari Sungai Muii, Kapuas
dan Citanduy dengan Truss lVlorphometrics untuk fulendukung Program pemuliaan. J.
Penelitian Perikanan Indonesia 8: 1 -T
Indriani, F.C., L. Sutopo. Sudjindro, dan A.N. Sugiharto. Variasi genetik Plasma Nutlah Kenaf
{Hibi,scus cannabicus L.) dan beberapa Species yang Berkerabat Berdasarkan Analisis
Isozim. J.Biosains 2 {1} .29-39.
Kottelat, M., Whitten, J., Kartikasari, S.N., dan Wiryoatmdjo. S. 1993. Freshwater Fishes of
Western Indonesia and Sulawesi. Perrplus Edition. CV Java Books, Jakarta.
Leidy,R. A. & Moyle, P. B. 1998. Conservation status of TheWorid FreshwaterFish Fauna:
An Overview, In Fielder, P. L., Kaneva" P M. (Eds.) Conservation Biology for The
coming Decade. 2 nd. Edition. chapman & Hall. New york pp LB7-227
Mansyah, E., M.J. Anwarudinsyah, L. Sadrvryanti dan A. Susilowati. 1999. yariabilitas
Genetik Tanaman Manggis melalui Analisis Isozim dan Kaitannya dengan Variabilitas
Fenotipik. I.Zuriat 10 (l): 1-10
Murtiningsih, D., W. Lestari dan Agus N 2009 Kekayaan dan Kelimpahan lkan di Bagian
Hilir Sungai Seray'u. Prosiding Semnas. Peran Biosistematikadalam penselolaan
Sumberday a Hay ati In donesia. Fakultas B iologi, Unsoed.

bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id
12

F
r

\unanto. .{.Scer::r r_r- _:_

r__-

:*it=;
ilf::|$::,',,:a
.=.,
"I.:T;;'r',,

uifr

'un Gks:i:_is i
S:;::; n a :,

; #;

:s

!

s I'ekerabatan Flcgen
etik

B eki

cor

i;.i..,j*,,'T'ffiT:r1;;;ifi?*i-ffiii;1;ffi
': i\-ragaman

.-

.

Selrrens,cy

ur*iorrirur
-"*
) 3,.r,

:__ij:=,'.;; J-i-:'#;*h'nn'3(r
p*.*n-n-i"*#ffr:[#

i T=':*# ;:?ffi

Sitokrom

c

T:;t'#:;#:rlj-?fl:

1".x:=::*;*{"sxr*x*{it?+i:l:gr";}"e,grn.n.d.n:
-,.i.-r*i.11,s1;,i S l j
fl"i""i ,
'3--*';rg.s.
nentrtnt; cry
*i#*r=j
s Krawing,
!;ijmui;;d;.n,i-rT",ti:.-#'t#tj,::':
\r:* i:ei
ll
o,o*Jui'i*"#riffi

3

-r_

Sa ns

_D.srr( r a:u?rsarlflna
i rr brLr&efio
S-r"a,:n:.::g::n. S :r}J6
r1-rA Hubun_ean
- perkerabatan
-t

i.: **

-

'
t^

- =;',d

"n'

ra

n .un

'',,L,-__

t rur.,ri,u. e *r "n:=ffiut
d*;i'"'"ffi

:.,i

-.T

i"
Drpublikasikan)

I

roi-,
Unsoed (Tidak OipuUfif.as,f.ani
i;::il,?#ff_,rlllu

Spesies Ika

r,

f#i [,;*ff
-,,

H::;fr;!a
Ir3..;
j: *i,*3
;;
i;
k
t ll,,
f rll'oh
Doktor Program 4;
pur.ururyu# u, K,
" "o"r

l,X

u

voglar.a.ta-""q't

Tl-:'n"l,rl* ^5$ ir"",l

2a0e.

UGN,I

v

arias

i

Gen

ri

nsea

]

a

w n s,

trioJ

etik K

.,,i;'+{+-ij}{,'+:;h*trir#iil#j;;?:#'r:'tr
Doku;;,.#l

"?t*:trx#f

c

l::ff:il:Tffi"1fftl

s.:riadi. H. 2002.
Draft

.roa,i-]ruffi##

B^as1an 3/8. rii:
sebagai a'.r
ee-rt eianl;;"; "ii,tu1io,.
nasio-nat-ag-eorarhome)
oiur...r-,1nun
susanto. -q H o;n
I8 Aprir 2005
b, suryaninocih 2006
Variasi
"^i:sq1l
genetik kan Berutu
di waduk penjarin,
n.,,n.l.iT.i;
Management in
Habitar Conse^,ation prans.
eiologvil",-rtll**J. conservarion

i#fr: iijjffi:il?'

bio.unsoed.ac.id
bio.unsoed.ac.id
13