ART Dece Elisabeth S, Haryono S Pemucatan warna

BioS-

Majalah Ilmiah Semipopuler

Penanggung Jawab
Ir. Ferry F. Karwur, M.Sc., Ph.D.

Pengantar Redaksi

Ketua Dewan Redaksi
Drs. Jubhar Mangimbulude, M.Sc.

Bios Vol.5 No.2, Oktober 2011-Maret 2012
mengangkat topik utama tentang mikoriza.
Simbiosis ュ オエ
。ャゥ
ウ ュ セ ~ antara kelompok jamur
tertentu dengan perakaran tur:nbuhan merupakan suatu fenomena menarik yang telah diamati
oleh ilmuwan di berbagai negara di dunia sejak
lama, namun baru tahun 1885, seorang ilmuwan
Jerman memberikan nama terhadap fenomena

ini dengan istilah mikoriza. Sejak itu, istilah ini
digunakan secara lazim dan menjadi pokok
penelitian yang menarik hingga saat ini.
Penjelasan tentang distribusi dan variasi, fungsi
dan peran, evolusi, serta aplikasi mikoriza dalam
meningkatkan produktivitas tanah dibahas
dalam majalah ini. Tak lupa juga disajikan sekilas
informasi tentang A.B.Frank ilmuwan Jerman
yang berjasa dalam pemberian nama mikoriza.
Selain artikel tentang mikoriza, disajikan
juga artikel lepas tentang manajemen sampah
perkotaan di Kota Dili, Timor Leste. Artikellepas
lainnya yang dapat dibaca dalam edisi ini adalah
pigmen alami yang terdapat dalam kelapa sawit
dan manfaat bagi kesehatan manusia serta
pemucatan warna pada minyak sa wit mentah.
Pada bagian flora dan fauna, disajikan
artikel tentang sembukan dan rayap, sementara
untuk rubrik biologi di ruang kelas disajikan:
mitos nama-nama ilmiah makhluk, yang ditulis

oleh biologiwan Indonesia yang telah lama
bergumul dalam bidang taksonomi tumbuhan.
Kami dewan redaksi tetap menunggu
kontribusi Anda berupa tulisan-tulisan ilmiah
yang sesuai dengan rubrik-rubrik bacaan dalam
BioS.

Dewan Redaksi
Prof. Dr. lr. Haryono Semangun
Prof. Dr. Mien A. Rifai
Prof. Dr. Ocky Karnaradjasa, M.Sc.
Ferdy S. Rondonuwu, S.Pd, M.Sc, Ph.D.
Dr. AB Susanto, M. Sc.
Drs. Langkah Sembiring, M.Sc, Ph.D.
Dr. lr. Martanto Martosupono
Drs. Soenarto Notosoedarmo, M.Sc.
Dr. Simon Taka Nuhamara
Redaksi Pelaksana
Masya Famely Ruhulessin, S.Si.
.

Administrasi dan Keuangan
Anastasia Natalia KurniasarL S.Si.
Iklan, Promosi, dan Distribusi
Masya Famely Ruhulessin, S. Si.
Penerbit
BioS - Majalah Ilmiah Semipopuler
Alamat Redaksi
Laboratorium Carotenoid and Antioxidant
Research Center (CARC)
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro No. 52-60
Salatiga 50711 Jawa Tengah
Telp.
(0298)321212 (ext-441)
Fax.
(0298)329200
email : bios.uksw@gmail.com
Rekening BioS:
Ferry Fredy Karwur QQ Majalah BioS
No Rek: 0196318983

Bank BNI Cabang UKSW
Jl. Diponegoro No. 52-60 Salatiga
Cerita Sampul:
Sistem perakaran pada Eupatorium riparium yang
diduga terdapatmikoriza.
Foto oleh Dhanang Puspita

Janajemen
セ~

Karoten, Pigme

dan Manfaab

)emucatan Warn

lora
セ ・ュ「

オ ォ。ョ


Z :

Kura1

Pauna
セ 。 ケ 。 ー p

si Perusak

Biologi di Rua

Selamat membaca.

\1itos-Mitos Nar
Salam,
Jubhar Mangimbulude

Kolom Pemba


TopiJ

Vol. 5 No.2 (

Pemucatan Warna (Bleaching)
pada Minyak Sawit Mentah

.•
ᄋMセ[N@

Dece Elisabeth Sahertian dan Haryono Semangun
,('' / (" -

ヲNG[セML@

''I:.

1',,,,.:.

mゥョケセᄋエp@


;ang dipasarkan
merupakan minyak jernih kekuningkuningan dan jika dibaca pada komposisi di
balik kemasannya tercantum bahwa
kandungan beta-karoten atau pigmen lainnya
bernilai 0%.
Keadaan ini disebabkan oleh proses
pemucatan (bleaching) minyak sawit mentah
dalam pengolahannya di pabrik. Keadaan ini
juga dipicu oleh permintaan konsumen yang
menginginkan warna minyak goreng yang
sepucat mungkin agar tidak mengubah warna
makanan olahan mereka.
Minyak goreng diperoleh dari Pabrik
Pengolahan Minyak Goreng (PPMG) yang
memproduksi minyak goreng dari bahan
baku CPO (Crude Palm Oil/minyak sawit
mentah). CPO yang diperoleh dari hasil proses
pengempaan (pressing) dan ekstraksi di Pabrik
Kelapa Sawit (PKS) masih mengandung

komponen-komponen yang tidak diinginkan,
Free Fatty Acid),
yaitu asam lemak bebas Hセfa]@
resin (damar), gum (blendok), protein,
fosfatida, pigmen warna dan bau. Agar dapat
dipergunakan sebagai bahan makanan, maka
CPO tersebut harus diproses lagi di Pabrik
Pengolahan Minyak Goreng. Untuk
menghilangkan komponen-komponen yang
tidak diinginkan dilakukanlah proses-proses
untuk tujuan tersebut di atas. Salah satunya
adalah proses pemucatan. Tulisan ini akan
membahas mengenai apa itu pemucatan,
mekanisme pemucatan, prinsip kerja dasar
pemucatan, dan peran pemucatan.

biasa terdapat di dalam minyak mentah ialah
karotenoid yang berwarna merah atau
kuning, klorofil dan turunannya yang
berwarna hijau.

Jenis pemucatan yang biasanya
digunakan adalah proses bleaching dengan
adsorbsi. Proses ini menggunakan zat
penyerap (adsorben) yang memiliki aktivitas
permukaan yang tinggi untuk menyerap zat
warna yang terdapat dalam minyak mentah.
Di samping menyerap zat warna, adsorben
juga dapat menyerap zat yang memiliki sifat
koloidal lainnya seperti gum dan resin.
Adsorben yang paling banyak digunakan
dalam proses pemucatan minyak dan lemak
adalah tanah pemucat (bleaching earth) dan
arang (carbon). Arang sangat efektif dalam
menghilangkan pigmen warna merah, hijau
dan biru, tetapi karena harganya terlalu
mahal, dalam pemakaiannya biasa dicampur
dengan tanah pemucat dengan jumlah yang
disesuaikan dengan jenis minyak mentah
yang akan dipucatkan.
Berdasarkan suatu studi, simnit,

sejenis tanah lempung, mempunyai daya
serap yang lebih baik dibandingkan dengan
bentonit dan karbon aktif karena simnit
mempunyai luas permukaan yang lebih besar
atau partikelnya sangat halus, dan dengan
penambahan asam fosfat sebagai
pengaktifkan menyebabkan penyerapan
terhadap warna (karoten) dan pengotorpengotor yang terdapat pada minyak mentah
itu lebih optimum.

Pemucatan
Proses pemucatan (bleaching)
dimaksudkan untuk mengurangi atau
menghilangkan zat-zat warna (pigmen) dalam
minyak mentah, baik yang terlarut ataupun
yang terdispersi. Warna minyak mentah dapat
「・イ。セャ@
dari warna bawaan minyak ataupun
warna yang timbul pada proses pengolahan
CPO menjadi minyak goreng. Pigmen yang


Mekanisme Pemucatan
Minyak sa wit yang diperoleh dari hasil
ekstraksi daging buah kelapa sawit·
merupakan minyak sawit mentah (Crude
Palm Oil). Untuk memperoleh minyak goreng
(minyak makan) perlu dilakukan proses lebih
lanjut, yaitu tahap pemurnian (refinery) yang
terdiri a tas menghilangkan gum
(degumming), pemucatan (bleaching), dan

41

BioS- Majalah Ilmiah Semipopuler

menghilangk;
hasilnya dise
Bleached Deo'
pemisahan
pengkristalan
fraksi.
Minyal
mengandung
produk oksid
itu dilakuk•
menghilang
Pemucatan D
dengan tar
perusakan d•
kandungan F
dibutuhkan
banyak dan
lama diba
pemucatan r
optimal p1
menambahk
mengandu
perbandinga
pada suhu 1.
mmHg. Kon
dapat dicapa
menitdenga
ke dalam
campuran (1
bleaching, D
menghilangl
terbawadid

Prinsip Kerj
Adsm
pemucatan
komponen
menggunak
proses adsc
adsorbat de
adsorbat) k•
adalah p
mengadsor
padatan, cai
proses adso
dengan pa<
dengan cai1
Adsorbsi tE
menarikan1
Vol. 5 nッNセ@

dan resin.
digunakan
dan lemak
earth) dan
dalam

menghilangkan bau (deodorization), yang
hasilnya disebut minyak RBDPO (Refined
Bleached Deodorized Palm Oil) serta tahap
pemisahan yang terdiri atas proses
pengkristalan (crystalization ), dan pemisahan
fraksi.
Minyak yang sudah dinetralisasi
mengandung residu sabun, logam, produkproduk oksidasi, dan pigmen wama. Untuk
itu dilakukan proses pemucatan untuk
menghilangkan bahan-bahan tersebut.
Pemucatan minyak sawit dapat dilakukan
dengan tanah pemucat atau dengan
perusakan dengan panas. Karena tingginya
kandungan pigmen di dalam minyak sawit,
dibutuhkan tanah pemucat yang lebih
banyak dan waktu pemucatan yang lebih
lama dibandingkan dengan proses
pemucatan minyak nabati lainnya. Kondisi
optimal pemucatan didapat dengan
menambahkan 3% bleaching earth yang
mengandung karbon aktif dengan
perbandingan 9:1 dan pemucatan dilakukan
pada suhu 150oC dalam keadaan vakum 700
mmHg. Kondisi proses pemucatan optimal
dapat dicapai pada suhu 100-130oC selama 30
menit dengan injeksi uap bertekanan rendah
ke dala'm bleacher untuk mengaduk
campuran (slurry). Setelah melewati proses
bleaching, minyak sawit disaring untuk
menghilangkan tanah pemucat yang masih
terbawa di dalamnya.
Prinsip Kerja Dasar Pemucatan
Adsorbsi adalah salah satu proses
pemucatan untuk memisahkan suatu
komponen berbentuk gas atau larutan
menggunakan zat padat (penyerap). Pada
proses adsorbsi terjadi perpindahan massa
adsorbat dari fase gerak (fluida pembawa
adsorbat) kepermukaan penyerap. Penyerap
adalah padatan atau cairan yang
mengadsorbsi, sedang adsorbat adalah
padatan, cairan atau gas yang diadsorbsi. Jadi
proses adsorbsi dapat terjadi antara padatan
dengan padatan, gas dengan padatan, gas
dengan cairan dan cairan dengan padatan.
Adsorbsi terjadi karena adanya gaya tarik
menarik antara molekul adsorbat doogan sisiVol. 5 No.2 Oktober 2011-Maret 2012

sisi aktif di permukaan penyerap. Pada proses
adsorbsi terjadi perubahan kepekatan dari
molekul, ion atau atom antara permukaan
duafase.
Jadi adsorbsi merupakan peristiwa
penyerapan atom, ion atau molekul pada
lapisan permukaan atau antar-fase di mana
atom atau molekul tersebut terkumpul pada
bahan pengadsorbsi atau adsorben. Menurut
jenisnya adsorbs ada dua macam, yaitu
adsorbs fisika dan adsorbs kimia. Gaya yang
menyebabkan adsorbs fisika adalah sama
seperti yang menyebabkan kondensasi gas
untuk membentuk cairan dan umumnya
dikenal sebagai gaya Vander Waals. Adsorbsi
fisika biasanya berlangsung dalam suhu yang
rendah dan dapat terjadi pada semua zat.
Adsorbsi kimia mencakup pembentukan
ikatan kimia. Oleh karena itu sifatnya lebih
spesifik daripada adsorbsi fisika, meskipun
terkadang tidak terdapat perbedaan yang
tajam antara kedua jenis adsorbs ini.
Peranan Pemucatan
Seperti yang sudah diuraikan di atas,
untuk dapat memanfaatkan minyak sawit
perlu dilakukan beberapa tahap proses
pengolahan CPO yaitu refining, bleaching, dan
deodorizing (RBD) sehingga dihasilkan
minyak RBDPO (Refined Bleached Deodorized
Palm Oil). Dengan cara ini standar wama yang
diinginkan dapat diupayakan sesuai dengan
keinginan konsumen. Akan tetapi proses
RBD ini menimbulkan kerugian pada minyak
sawit yang dihasilkan, yaitu dapat merusak
senyawa antioksidan (beta karotendan
vitamin E) yang secara alami terdapat dalam
minyak sawit. Akibat kerusakan ini Minyak
Sawit RBD rentan terhadap reaksi oksidasi.
Kesimpulan dan Solusi
Pemucatan (bleaching) di samping
menyerap zat wama, absorben juga dapat
menyerap zat yang memiliki sifat koloidal
lainnya seperti gum dan resin. Pemucatan
minyak sawit dapat dilakukan dengan tanah
pemucat atau dengan perusakan dengan
panas.
Prinsip dasar pemucatan dengan
42

metode adsorbs terjadi karena adanya gaya
tarik-menarik antara molekul adsorbat
dengan sisi-sisi aktif di permukaan penyerap.
Dengan pemucatan yang dilakukan standar
wama yang diinginkan dapat diupayakan
sesuai dengan keinginan konsumen. Namun
sisi negatifnya, minyak sawit akan
kehilangan beta karoten dan vitamin E
sebagai zat antioksidan alami yang ada di
dalam minyak sawit. Solusi yang perlu
dilakukan adalah menemukan metode dan
jenis bleaching yang selektif untuk
memperoleh minyak sawit terbaik dalam
hal standar minyak, namun tetap

mengandung zat antioksidan.
U cap an Terima Kasih

1

Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Kementerian Pendidikan Nasional
yang telah memberikan bantuan beasiswa
kepada penulis melalui Program Beasiswa
Unggulan Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun2010.
Dece Elizabeth Sahertian adalah mahasiswa

Program Pascasarjana Magister Biologi,
UKSW, Salatiga.
Email: decesahertian®yahoo.com

Bibliografi
Anonim, 2010. ProsesPemumianMinyakSawit [Online].Available at. [accessed 24Juli2011].
Morad, N. A., Aziz, M. K. A., and MohdZin, R. 2006. Process Design in Degumming and Bleaching
of Palm Oil. Universiti Teknologi Malaysia. Research.
Nasution, E. Z. 2003. Manfaat dari Beberapa Jenis Bleaching Earth terhadap Wama CPO (Crude
Palm Oil).]urnal Sains Kimia. 7(2), pp. 31-35.
Nugraha, I. 2007.' Bagaimanamekanisme Bleaching Earth terhadap pencegahan kerusakan
minyak? [online]. Available at [accessed 24 Juli 2011]
Serlahwaty. D. 2007. Kajian Isolasi Karotenoid dari Minyak Sawit Kasar dengan Metode Adsorbsi
Menggunakan Penjerap Bahan Pemucat. Institut Pertanian Bogar. Tesis

Rumput segar yang baru dipotong melepaskan senyawa kimia yang bila terhirup
akan membuat perasaan kita menjadi rileks dan gembira. Senyawa kimia yang terkandung
dalam aroma rumput selain bisa meredakan ketegangan juga berfungsi mencegah
penurunan kemampuan mental pada saat usia lanjut. Para ilmuwan menjelaskan, aroma
yang dilepaskan rumput bekerja langsung pada otak. Terutama, bagian otak bemama
amygdala dan hippocampus yang berhubungan dengan emosi dan daya ingat. Kedua area ini
bertanggung jawab dalam respons pertahanan dan sistem endokrin, yang mengontrol
pelepasan harmon stres seperti corticosteroid.
Stres dikategorikan menjadi dua. Stres pertama terjadi saat akan melakukan sesuatu
atau saat Anda tahu harus berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan basil yang
diinginkan. Sedang stres kedua merupakan stres kronis yang bisa memicu peningkatan
tekanan darah, sifat pelupa dan memperlemah sistem kekebalan.
Stres kronis ini terbukti merusak hippocampus dengan cara mengurangi jumlah
hubungan antara sel-sel yang berkomunikasi, sehingga memicu hilang ingatan. Salah satu
cara memperbaikinya adalah dengan menghirup zat kimia dari rumput segar atau
pepohonan yang rimbun.
Sumber: http://scialert.net/

43

BioS- Majalah Ilmiah Semipopuler

Semb
sering dik
merupakan
Indonesia. ·
Timur, tetai
tanamanhii
Secara ilmi
Paederia sc1
dengan na
Keteranga
bahwatum
taksonomi
Rubiaceae.
terdapat s
Berdasark•
diturunkru
berarti "rr
"sembuk
masyarak
Indonesi<
tersendiri
misalnya
kahitutan

Vol. 5 No