ART David S Inclusion community model

Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014

PENGANTAR REDAKSI

ar
an

g

Posisi agama dalam kehidupan masyarakat secara unik berada dalam fungsi integrasi dan konlik
sekaligus. Geertz (1960) menyimpulkan, agama dapat mengekspresikan nilai-nilai umum dan memiliki
fungsi integratif, tetapi agama juga menyebarluaskan dan menguatkan terjadinya konlik. Agama
sebagai realitas sosial menunjukkan dua fungsi diametral tersebut karena masyarakat sebagai pemilik
agama memiliki cara pemahaman yang berbeda terhadap agama itu sendiri.

ga
m

a

Se


m

Masyarakat sendiri, terutama bangsa Indonesia, ternyata memiliki strategi budaya guna memelihara
integrasi sosial dan mencegah konlik di lingkungan mereka masing-masing. Nilai-nilai tradisi lokal dan
perilaku keagamaan tertentu ternyata mampu mendukung terciptanya interaksi sosial yang inklusif
sehingga tercipta kerukunan, atau setidaknya tercegahnya konlik.

ng

em

ba

ng

an

A


Beberapa artikel dalam Jurnal Analisa Vol. 21 No. 01 ini menunjukkan fenomena hubungan
interaksional, baik antarumat beragama maupun intern umat beragama. Artikel yang ditulis oleh David
Samiyono tentang model masyarakat inklusif yang digali dari kearifan masyarakat Bali menunjukkan
bahwa kearifan lokal dapat menjadi landasan bagi kehidupan yang harmonis dalam perbedaan agama.
Demikian pula tulisan Rosidin yang menampilkan fenomena suisme perkotaan di Surakarta. Penelitian
Rosidin terhadap Majelis Jamuro (Jamaah Muji Rosul) menunjukkan bahwa gerakan keagamaan yang
mempraktikkan tradisi-tradisi popular keagamaan (Islam) seperti dzikir, shalawat, dan tausiyah ini
memiliki peran dalam upaya deradikalisasi keagamaan.

an

da

n

Pe

Abu Rokhmad menulis artikel mengenai pandangan kiai terhadap deradikalisasi keagamaan
di Semarang. Radikalisasi keagamaan muncul karena pemahaman agama yang kurang tepat dan
faktor politik yang berhubungan isu nasional dan global. Untuk itu, kiai sebagai tokoh agama sangat

penting perannya dalam pencegahan (preventive deradicalization), dan penyembuhan (curative
deradicalization).

B
al

ai

Pe
ne
l

iti

Sementara Mustolehudin dalam tulisannya tentang pandangan ideologis dan teologis antara
Muhammadiyah dan Majelis Tafsir al-Quran (MTA) di Surakarta menunjukkan ideologisasi pandangan
keagamaan memiliki potensi konlik. Mustolehudin menemukan bahwa pandangan ideologis-teologis
kedua organisasi masyarakat ini memiliki persamaan-persamaan seperti kredo pemurnian Islam,
tetapi juga memiliki perbedaan mendasar dalam aksiologi, model internaliasi ajaran, dan model
kepemimpinan. Ideologisasi menyebabkan perpindahan jamaah dari satu ormas ke ormas lainnya

menyebabkan munculnya pertentangan. Namun hal ini tidak sampai menimbulkan konlik massa,
karena keduanya mengusung gerakan yang sama yaitu pemurnian Islam.
Artikel-artikel lainnya dalam Jurnal Analisa edisi ini terkait dengan bidang kehidupan keagamaan,
lektur dan khazanah keagamaan, serta pendidikan agama dan keagamaan. Tulisan terkait bidang
kehidupan keagamaan, selain yang telah diuraikan di atas adalah tulisan Sulaiman tentang kepuasan
jamaah haji terhadap pelayanan KBH di Kabupaten Jepara. Artikel ini menunjukkan bahwa tingkat
kepuasan jamaah sangat tinggi karena sebagian besar jamaah haji merasakan sangat puas terhadap
pelayanan yang dilakukan oleh KBH.
Adapun artikel dalam bidang lektur dan khazanah keagamaan di antaranya tulisan Hamim Ilyas yang
mengulas keberagamaan otentik dalam al-Qur’an melalui metode tafsir. Temuan Hamim menunjukkan

i

Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014

tipe keberagamaan yang diajarkan al-Qur’an adalah keberagamaan etis yang terwujud dalam kerangka
amal dan kapasitas di mana hasilnya adalah menebarkan kedamaian, rahmat dan berkat Allah.
Tema mistisisme diangkat pula dalam edisi ini oleh tiga penulis dengan perspektif yang berbeda.
Sulaiman mengkaji naskah Sirr al-Lathif yang ditulis awal abad XX di Kalimantan. Naskah ini
mendeskrispikan mistisisasi Surat al-Fatihah karena mempercayai ayat-ayat tersebut terletak pada

organ tubuh manusia. Selain itu, naskah ini juga menjelaskan makna sembahyang bukan saja sebagai
ibadah formal belaka melainkan sebagai penyatuan antara Tuhan dan hamba.

ga
m

a

Se

m

ar
an

g

Samidi Khalim mengkaji konsepsi tasawuf yang dalam naskah kejawen kitab Primbon Atassadhur
Adammakna, yakni Konsep Jumbuhing Kawula Gusti. Ajaran Jumbuhing Kawula Gusti merupakan
ajaran Wihdat al-Wujud (menyatunya manusia dengan Tuhan) yang sudah diolah secara kejawaan

(Jawanisasi). Konsep yang sama, yakni Wihdah al-Wujud dikaji pula oleh Khairul Fuad. Bedanya
dengan penulis sebelumnya yang mengkaji naskah klasik, Khairul Fuad mengkaji konsep ini dalam
naskah kontemporer, yakni buku kumpulan puisi karya Ahmad Aran, sasrawan Kalimantan Barat,
yang berjudul Antologi Jepin Kapuas Rindu Puisi. Khairul Fuad dengan pendekatan hermeneutik,
khususnya tafsir (exoteric exegete) mengungkapkan aktualisasi Wihdah al-Wujud dalam puisi-puisi
Ahmad Aran.

em

ba

ng

an

A

Artikel tentang arkeologi keagamaan atau khazanah keagamaan ditulis oleh Idham, yakni tentang
makam Noto Igomo, tokoh Agama di Tenggarong Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Artikel ini
mengungkapkan tipologi makam Noto Igomo melalui berbagai analsis. Temuan ini juga menunjukkan

bahwa di Kalimantan Timur, khususnya Kutai Kartanegara terdapat banyak situs dan peninggalan
Islam masa lalu, salah satunya adalah makam tokoh agama.

da

n

Pe

ng

Dua artikel bidang pendidikan agama dan keagamaan dalam edisi ini menampilkan tulisan Uliani
Rahman dan Yustiani S. Uliani menulis tentang kepuasan kerja dan Organizational Citizenship Behavior
(OCB) pada guru Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao Gowa Sulawesi Tengah. Tulisan Uliani ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan Organizational Citizenship Behavior berdasarkan jenis
kelamin, kemudian tidak terdapat perbedaan Organizational Citizenship Behavior berdasarkan usia,
dan terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior.

Pe
ne

l

iti

an

Adapun tulisan Yustiani tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam pada Madrasah
Tsanawiyah di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat. Yustiani melakukan pengukuran beda kompetensi
guru PAI MTs antara yang telah tersertiikasi maupun yang belum tersertiikasi di Kota Mataram.
Tulisan ini menunjukkan bahwa kompetensi guru yang tersertiikasi lebih baik daripada guru yang
belum tersertiikasi.

B
al

ai

Redaksi berharap artikel-artikel dalam edisi ini menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi
kalangan peneliti, akademisi, dan masyarakat luas. Sajian Jurnal Analisa edisi ini tentu saja tidak lepas
dari kekurangan dan kelemahan, baik tampilan maupun penyuntingannya. Oleh karena itu, redaksi

senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan kualitas Jurnal
Analisa ini di masa yang akan datang. Selamat membaca.

ii

Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014

UCAPAN TERIMA KASIH

Segenap Dewan Redaksi Jurnal Analisa Balai Litbang Agama Semarang mengucapkan terima
kasih kepada:

g

1. Prof. Dr. H. Mudjahirin Thohir, M.A.

ar
an

2. Prof. Dr. Dwi Purwoko, M.Si (APU)


m

3. Prof. Dr. H. Muslich Shabir, M.A.

Se

4. Prof. Dr. M Agus Nuryatno, MA., Ph.D.

a

5. Prof. Dr. Phil. Shri Ahimsa Putra, M.A.

ga
m

6. Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag.

A


7. Yasir Alimy, S.Ag., M.A., Ph.D

Semarang, Juni 2014
Dewan Redaksi

B
al

ai

Pe
ne
l

iti

an

da

n

Pe

ng

em

ba

ng

an

selaku Mitra Bestari Jurnal Analisa Volume 21 Nomor 01 Juni Tahun 2014. Kami menyampaikan
penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para mitra bestari yang telah melakukan
review terhadap naskah untuk edisi ini. Semoga kebaikannya mendapatkan balasan dari Allah Swt
Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

iii

B
al

ai

Pe
ne
l

iti

an

da

n

Pe

ng

em

ba

ng

an

A

ga
m

a

Se

m

ar
an

g

Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014

iv

Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014

DAFTAR ISI
ISSN : 1410 - 4350

Terakreditasi LIPI Nomor: 543/AU1/P2MI-LIPI/06/2013

Analisa
ar
an

g

Jurnal Pengkajian Masalah Sosial Keagamaan

Se

m

Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
Halaman 1-154

A

ga
m

a

Pengantar Redaksi :: i
Ucapan Terima Kasih :: iii
Daftar Isi :: v
Lembar Abstrak :: vii

em

ba

ng

an

INCLUSION COMMUNITY MODEL: LEARNING FROM BALI
Model Pembauran Komunitas: Pelajaran dari Bali
David Samiyono :: 1-13

an

da

n

Pe

ng

SUFISME PERKOTAAN DAN NALAR BERAGAMA INKLUSIF
(Studi Atas Peran Majelis Jamuro dalam Upaya Deradikalisasi Gerakan Keagamaan
di Surakarta)
Urban Suism and the Reason of Inclusive Religion (Study: The roles of Majlis Jamuro
toward religious movement based deradicalization in Surakarta)
Rosidin :: 15-26

Pe
ne
l

iti

PANDANGAN KIAI TENTANG DERADIKALISASI PAHAM ISLAM RADIKAL
DI KOTA SEMARANG
Kiai’s views on deradicalization of islamic radicalism in Semarang
Abu Rokhmad :: 27-37

B
al

ai

PANDANGAN IDEOLOGIS-TEOLOGIS MUHAMMADIYAH DAN
MAJLIS TAFSIR AL-QUR’AN
(Studi Gerakan Puriikasi Islam di Surakarta)
Ideological and theological views of Muhammadiyah and Majlis Tafsir Al -Qur’an
(A Study of Puriication Movement in Surakarta)
Mustolehudin :: 39-50
KEPUASAN JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN KBH DI KABUPATEN JEPARA
Pilgrims satisfaction on the services KBH in Jepara District
Sulaiman :: 51-62

v

Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014

KEBERAGAMAAN OTENTIK DALAM AL-QUR’AN
Authentic religiosity in the Qur’an
Hamim Ilyas :: 63-76
AJARAN TASAWUF DALAM NASKAH SIRR AL-LATHīF
The suism teaching in the Sirr Al-Lathīf
Sulaiman :: 77-90

Se

m

ar
an

g

KONSEPSI JUMBUHING KAWULA GUSTI DALAM KEPUSTAKAAN ISLAM KEJAWEN
(Kajian Terhadap Kitab Primbon Atassadhur Adammakna)
The concept of Jumbuhing Kawula Gusti in the literature of Islam Kejawen
(Analysis of Primbon Atassadhur Adammakna)
Samidi Khalim :: 91-103

A

ga
m

a

WIHDAH AL-WUJUD PUISI AHMAD ARAN
The unity of being in poetry of Ahmad Aran
Khairul Fuad :: 105-115

ng

em

ba

ng

an

MAKAM NOTO IGOMO
(Arkeologi Makam Tokoh Agama di Tenggarong Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur)
Tomb Noto Igomo (Arcaeological Tomb Tenggarong Religious Leaders in Kutai,
East Kalimantan)
Idham :: 117-129

an

da

n

Pe

KEPUASAN KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA GURU
MADRASAH ALIYAH MADANI ALAUDDIN PAOPAO GOWA SULAWESI SELATAN
Job satisfaction and organizational citizenship behavior in teacher Madrasah Aliyah
Madani Paopao Gowa, South Sulawesi
Uliani Rahman :: 131-142

B
al

ai

Pe
ne
l

iti

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH TSANAWIYAH
DI KOTA MATARAM NUSA TENGGARA BARAT
Competence of Islamic Education Teachers in Islamic Junior High Schools (MTs) Mataram
NTB
Yustiani S :: 143-154

vi

Lembar Abstrak/ Abstract Sheet

LEMBAR ABSTRAK

Analisa
Jurnal Pengkajian Masalah Sosial Keagamaan

Terbit: Juni 2014
Date of Issue: 2014 June

ar
an

g

ISSN : 1410 - 4350
Terakreditasi LIPI Nomor: 543/AU1/P2MI-LIPI/06/2013

Kata-kata kunci yang dicantumkan adalah istilah bebas. Lembar abstrak ini boleh dikopi tanpa ijin dan biaya.

m

The keywords included are free terms. This abstract sheet may be copied without permission and charge.

ga
m

a

Se

DDC. 303.695 985
Samiyono, David (Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga)
Inclusion community model: learning form Bali.
J. Analisa Juni 2014, Vol 21 No 01, hal. 1-13.

da

n

Pe

ng

em

ba

ng

an

A

Konlik sering muncul ketika manusia bertindak secara ekslusif dengan hanya melihat diri sendiri dan kelompoknya.
Beberapa tokoh pluralisme membuat konsep mengenai masyarakat inklusif dengan tujuan mengurangi terjadinya konlik. Nagara Indonesia memiliki potensi besar terjadinya konlik, hal ini disebabkan karena negara Indonesia terdiri dari
berbagai suku, budaya dan agama. Apabila konlik tidak dikelola, maka potensi terjadinya dis-integrasi bangsa sangat
besar. Meskipun hal ini dapat juga dilihat sebagai kekayaan bangsa, model masyarakat inklusif diperlukan bagi bangsa
Indonesia sebagai alat pemersatu yang harus dipahami dan diajarkan dari generasi satu kepada generasi berikutnya.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif-kualitatif yang sesuai dengan kondisi lokasi penelitian yaitu
Bali dan Lampung. Analisis dilakukan melalui narasi dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari informan
atau partisipan.Hasil penelitian menunjukkan adanya nilai-nilai inklusif dalam budaya masyarakat Bali yang tinggal
di Pulau Bali. Masyarakat Bali yang sudah bergaul dengan berbagai budaya, agama, politik dan ekonomi. Oleh karena
itu model masyarakat inklusif dari kasus masyarakat Bali perlu dilakukan dalam usaha untuk bisa diuji-cobakan pada
masyarakat yang berbeda, terutama pada wailayah negara Indonesia yang majemuk.
(Penulis)
Kata kunci: Bali, Inclussion community, menyama braya.

B
al

ai

Pe
ne
l

iti

an

Conlict often occurs when people behave closed and exclusive by looking at himself and his group. Some authors propose the concept of inclusion community to reduce the conlict and towards a harmonious society. Indonesia has a huge
potential for conlict to happen due to the number of tribe, religion, race and class, but on the other hand it has had a
noble wealth in society, which needs to be exposed and arranged to become a teaching material for future generations.
That is why this research is done.This research uses descriptive qualitative method of setting Balinese case study in Bali
and Lampung. The analysis was conducted in the narrative and constructive way by involving various resource persons
and participants.The Research shows that there is value in Balinese inclusion both in the province of Bali and Lampung
province in various ields such as social, cultural, economic, and governance. For further research, the learning module
of Balinese inclusion Community should be made. A research on other wealth local communities besides Bali should also
be made in Indonesia.
(Author)
Keywords : Bali, inclusion community, menyama braya.
DDC. 2X8.9
Rosidin (Balai Litbang Agama Semarang Kementerian Agama)
Urban suisme dan nalar beragama inklusif (Studi atas peran Jamuro dalam upaya deradikalisasi gerakan keagamaan di
Surakarta).
J. Analisa Juni 2014, Vol 21 No 01 hal. 15-26.
Social conlicts rises frequently out of religious crisis begun with religious truth claims and exclusiveness. This spiritual
crisis encouraged religious leaders to lead various assemblies of dhikr or urbanSuism, An example of urban dhikr group
is Jamaat Muji Prophet ( Jamuro ). This study aims aimed to determine the role played by the Assembly Jamaat Muji
Prophet (Jamuro) in de-radicalizing religious movements. This research used qualitative as well as descriptive approaches.

vii

Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014

ar
an

(Author)
Keywords : Suism city , religious movements , de-radicalization

g

Data was obtained by deep interview, observation, and relevant documentations. The results of this study are : irst , Jamuro founded in 2004 in Surakarta by Islamic theologians, kyai, habib, and Islamic igures from Nahdliyin to preserve
the tradition of clerical predecessors. This movement aimed to continue Islamic propaganda tradition by earlier ulamas.
The diversity of the radical movement in Surakarta contributed to the birth of Jamuro in hopes of reviving spirituality
in town disappearing following the rise of radical Islamic movements. The main characteristics of Majlis Jamuro were
Maulid Al-Barzanji reading, tausiyah, and dzikir. Most of communities accepted Majlis Jamuro, so that it derived others,
like Jimat (Jamaah Iman Manteb Ati Tentrem) and Tomat (Tobat Maksiat). Expanding its range not only in the former
residency of Surakarta and its surroundings , even Semarang . Jamuro in the context of de-radicalization seen in its
efforts to fortify themselves from many radical ideas through Tausyiah which will hopefully prevent jama’ahnya from
committingviolence in the name of religion.

Pe

ng

em

ba

ng

an

A

ga
m

a

Se

m

Konlik sosial seringkali muncul karena krisis keagamaan yang diawali klaim kebenaran atas tafsir dan kuatnya sikap
eksklusif dalam beragama. Krisis spiritual ini membuat gelisah para tokoh agama sehingga memunculkan berbagai
majelis dzikir atau suisme kota, salah satunya majelis Jamaah Muji Rosul (Jamuro). Penelitian kualitatif deskriptif
ini dilakukan dengan metode wawancara, dokumentasi dan observasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)
bagaimana latar belakang berdiri, (2) respon masyarakat dan (3)peran yang dimainkanMajelis Jamaah Muji Rosul
(Jamuro) dalam upaya deradikalisasi gerakan keagamaan.Hasil penelitian ini adalah: pertama, Jamuro didirikan
tahun 2004 di Surakarta oleh para ulama, kyai, habaib, dan tokoh agama dari kalangan Nahdliyin sebagai wadah
umat Islam Surakarta untuk melestarikan tradisi ulama pendahulu dalam dakwahnya. Beragamnya gerakan radikal di
Surakarta ikut mendorong lahirnya Jamuro dengan harapan dapat membangkitkan kembali spiritualitas di kota yang
makin pudar serta banyaknya gerakan Islam radikal. Kedua, Jamuro dalam kegiatannya berciri khas membaca Maulid
Al-Barzanji, di samping tausyiah dan dzikir. Ketiga, masyarakat dari berbagai kalangan menyambut baik adanya Jamuro, yang memunculkan rintisan majelis Jamuro kecil, seperti Jimat (Jamaah Iman Manteb Ati Tentrem), dan Tomat
(Tobat Maksiat). Persebarannya makin meluas tidak hanya di eks karesidenan Surakarta dan sekitarnya, bahkan Semarang. Jamuro dalam konteks deradikalisasi terlihat dalam upayanya membentengi diri dari banyaknya paham serta
gerakan Islam radikal melalui tausyiah yang diharapkan akan mencegah jama’ahnya untuk melakukan kekerasan yang
mengatasnamakan agama.
(Penulis)
Kata kunci: Suisme kota, gerakan keagamaan, deradikalisasi

iti

an

da

n

DDC. 2 X 7.2
Rohmad, Abu (IAIN Walisongo Semarang)
Pandangan kiai tentang deradikalisasi paham Islam radikal di Kota Semarang.
J. Analisa Juni 2014, Vol 21 No 01, hal. 27-37.

B
al

ai

Pe
ne
l

The face of Islamic moderate in Indonesia changed since the decline of new era regime in 1998. Hardliner moslem communities grew in society. They didn’t embarrassed to use violent ways, even terorism. Nowadays radicalism isthe most
important problems faced bythe moslem society in Indonesia. The participation of kiai was badly needed to handle radicalism problems. This article studies the views of kiai about the roots of Islamic radicalsm and the strategies of kiai to
deradicalize Islamic radicalism. The conclusion of this article were: irst, the root of radicalism becaused of two factors:
religius factor that is literal understanding or misunderstanding of religious texts, and the political factor related to national and global issues. Second, there were two forms of deradicalization, related to the characteristics of the subject of
radicalism: preventive deradicalization and curative deradicalization.
(Author)
Keywords: islamic radicalism, radicalism, deradicalization, kiai.
Wajah Islam moderat di Indonesia kian berubah sejak rezim Orde Baru tumbang pada 1998. Kelompok-kelompok Muslim garis keras tumbuh subur di masyarakat. Mereka tidak segan berdakwah dengan cara kekerasan bahkan terorisme.
Radikalisme menjadi masalah penting bagi umat Islam Indonesia dewasa ini. Keterlibatan kiai dalam menangani masalah radikalisme (deradikalisasi) sangat diharapkan. Artikel ini mengkaji dua hal. Pertama, bagaimana pandangan
kiai tentang akar radikalisme Islam? dan Kedua, bagaimana strategi kiai dalam melakukan deradikalisasi paham Islam
radikal? Kesimpulan artikel ini adalah: Pertama, akar radikalisme disebabkan dua faktor besar, yaikni faktor pemahaman agama yang kurang tepat dan faktor politik yang berhubungan isu nasional dan global. Kedua,terdapat dua model
deradikalisasi, tergantung sifat dari pelaku radikalisme: deradikalisasi pencegahan (preventive deradicalization), dan

viii

Lembar Abstrak/ Abstract Sheet

deradikalisasi penyembuhan (curative deradicalization).
(Penulis)
Kata Kunci: Islam Radikal, Radikalisme, Deradikalisasi, Pesantren, Kiai.
DDC. 2 X 7.459 8
Mustolehudin (Balai Litbang Agama Semarang Kementerian Agama)
Pandangan ideologis-teologis Muhammadiyah dan Majelis Tafsir Al-Qur’an: Studi gerakan puriikasi di Surakarta.
J. Analisa Juni 2014, Vol 21 No 01, hal. 39-50.

ng

an

A

ga
m

a

Se

m

ar
an

g

The dynamics of the religious life relation in Surakarta since the rolling of reformation is interesting to observe. Socialreligious history in Surakarta is grows and develops through long-term process, one of them was the birth of Islamic
puriication movement that has been doing initiated by Muhammadiyah and MTA.This Research usesqualitative-descriptive method. The research aim to understand the pattern of relation between Muhammadiyah and MTA, the pattern
of cooperation and dispute and factors inluenced them in composing the harmony of religious life in Surakarta. Research
result showed that relation between them is tend to bepersonal relation. The similarity of relationship between them is
theological-ideological relationship, which is Islamic puriication credo. In axiological term both refuse the practice of
takhayul, bid’ah and khurafat (TBC). Basic differences between these two different institutions are; irst, Muhammadiyah is more open (inclusive), whereas MTA is more closed (exclusive). Second, learning method which Muhammadiyah
applies is indoctrination, MTA is more doctrinatian . Third, the leadership sector in Muhammadiyah is organizational,
while MTA is imamah model. Fourth, the conlict between both of them is happens because of migration of Muhammadiyah pilgrims to MTA, however this conlict does not reach the level of mass conlict, because hey carry the same vision,
Islamic puriication movement.
(Author)
Keywords: Relation, Cooperation, Conlict, Puriication, Muhammadiyah, MTA.

Pe
ne
l

iti

an

da

n

Pe

ng

em

ba

Gerakan sosial keagamaan di Surakarta, tumubuh dan berkembang sesuai dengan zaman kondisi sejarah yang terjadi. Muhammadiyah dan MTA merupakan salah satu contoh organisasi sosial keagamaan yang melakukan gerakan
pemurnian Islam di Surakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui relasi antara Muhammadiyah dan MTA,
dan bagaimana relasi dan kontestasi antar keduanya. Dengan menggunakan metode kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang dibangun antar keduanya cenderung bersifat personal. Kesamaan hubungan antar keduanya lebih cenderung kepada hubungan ideologis-teologis, yakni kredo pemurnian Islam. Secara aksiologis keduanya
menolak praktek takhayul, bid’ah dan khurafat (TBC). Perbedaan mendasar antara kedua lembaga keagamaan tersebut adalah; Pertama, Muhammadiyah lebih terbuka (inklusif), sedangkan MTA cenderung tertutup (eksklusif). Kedua,
metode pengajaran yang dilakukan Muhammadiyah bersifat indoktrinasi, MTA lebih doktrinasi. Ketiga, dalam bidang
kepemimpinan Muhammadiyah dipilih secara organisasional, sedangkan MTA dipilih dengan model imamah. Keempat,
pertentangan antar keduanya terjadi karena adanya migrasi jamaah Muhammadiyah ke MTA, namun hal ini tidak
sampai menimbulkan konlik massa, karena keduanya mengusung gerakan yang sama yaitu pemurnian Islam.
(Penulis)
Kata kunci: Puriikasi, Ideologi, Teologi, Muhammadiyah, MTA.

B
al

ai

DDC. 2 X 4.1
Sulaiman (Balai Litbang Agama Semarang Kementerian Agama).
Kepuasan jamaah haji terhadap pelayanan KBH di Kabupaten Jepara
J. Analisa Juni 2014, Vol 21 No 01, hal. 51-62.
This research aims to know the level of pilgrims satisfaction on the service of KBH in Jepara district. This study used a
mixed methodsapproach, combination of quantitative and qualitative methods. Technique of collecting data used questionnaires, interviews and observations. This research was expected to give information and theoritical study materials
for the general public, especially those related to the policy on the hajj. The results showed that the level of pilgrimssatisvaction was in very high because most of pilgrims felt very satisied with the service of KBH. Because of this, people
strongly believe in the service of KBH, in both primary service and additional service. KBH faced many obstacles in providing services, specially related to avery limited portion for mentors so that KBH couldn’t accompany the pilgrimsuntil
in the holy land.
(Author)
Keywords: Pilgrims, satisfaction hajj, service KBH.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan jamaah haji terhadap pelayanan KBH di Kabupaten
Jepara. Pendekatan yang digunakan adalah mixed methods, yakni suatu pendekatan yang mengkombinasi kuantitatif

ix

Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014

g

dan kualitatif. Teknik pengumpulan data kuantitatif menggunakan questioner, dan hasil temuan ditindak lanjuti dengan
teknik pengumpulan data observasi dan wawancara mendalam. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan bahan-bahan kajian teoritik bagi masyarakat umum, khususnya terkait dengan kebijakan mengenai penyelenggaraan ibadah haji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan jamaah sangat tinggi karena sebagian besar
jamaah haji merasakan sangat puas terhadap pelayanan yang dilakukan oleh KBH. Masyarakat sangat percaya dengan pelayanan KBH terutama karena baiknya kualitas pelayanan utama dan pelayanan tambahan. KBH menghadapi
berbagai kendala dalam memberikan pelayanan, terutama terkait dengan porsi pembimbing yang sangat terbatas sehingga KBH tidak bisa mendampingi jamaah hingga di tanah suci.
(Penulis)
Kata kunci: Jamaah haji, kepuasan jamaah, pelayanan KBH.

m

ar
an

DDC. 2 X 1.3
Ilyas, Hamim (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Keberagamaan otentik dalam al-Qur’an.
J. Analisa Juni 2014, Vol 21 No 01, hal. 63-76.

ba

ng

an

A

ga
m

a

Se

Multi-dimensional crisis experienced by the muslims are related to their religiosity. To overcome the crisis, they need develop authentic religiosity. This research examines the authentic type of religiosity taught by the Qur’an with the method
of tafsir (Qur’anic interpretation). The study found that the religiosity taught by the Qur’an is ethical religiosity which
manifests in two frameworks: works and capacity. The irst framework consists of two works: irst, total surrender in
God in term of comprehending and submitting to God’s will manifested in His qauliyya (speech), kauniyya (universe),
and tarikhiyya (history) verses. Second, following the milla (religion) of Abraham. The second framework consists of ive
capacities: muhsin (social capacity), hanif (moral capacity), muslim (intelectual capacity), qanit (spiritual capacity), and
syakir (personal capacity).
(Author)
Keywords: Authentic religiosity, Islam, the Qur’an

an

da

n

Pe

ng

em

Krisis multi dimensi yang dialami umat Islam berhubungan dengan keberagamaan mereka. Untuk mengatasinya mereka harus mengembangkan keberagamaan otentik. Penelitian ini mengkaji tipe keberagamaan otentik yang diajarkan
al-Qur’an dengan metode tafsir. Ditemukan bahwa tipe keberagamaan yang diajarkan al-Qur’an adalah keberagamaan
etis yang terwujud dalam dua kerangka: amal dan kapasitas. Kerangka pertama terdiri atas dua amal. Pertama, berserah diri kepada Allah dalam pengertian memahami dan tunduk kepada kehendak-Nya yang diungkapkan dalam ayatayat qauliyah, kauniyah dan tarikhiyah. Kedua, mengikuti Millah Ibrahim. Kemudian kerangka kedua terdiri atas lima
kapasitas: muhsin (kapasitas sosial), hanif (kapasitas moral), muslim (kapasitas kecendekiaan), qanit (kapasitas spiritual) dan syakir (kapasitas personal.)
(Penulis)
Kata kunci: Keberagamaan otentik, Islam, al-Qur’an

Pe
ne
l

iti

DDC. 2 X 5.2
Sulaiman (Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang).
Ajaran tasawuf dalam naskah Sirr Al-Lathif.
J. Analisa Juni 2014, Vol 21 No 01, hal. 77-90, 1 ill.

B
al

ai

The manuscript of Sirr al-Lathīf was Suism text at early XX century, that proven the existence and dynamic of Suism
thought at Kalimantan, and Nusantara in general. The analysetrhe content of the text, this use Gadamer’s semiphilological hermeneutics analysis. The result of the researchs are: irstly, the way verses of the Fatiha are believed in the text to be
located in the body organs in human being, has been part of human being, explains that the text is not an interpretation
but mystical the Fatiha. Secondly, the elaboration of the prayer (sembahyang) in the Sirral-Lathīf isunique and couldnpt
be found in iqh schools. He tried to relate the sembahyang as an union of God and slave. And thirdly, elaboration of
insānkāmil (the perfect man) as representation of the perfect man, not different from concepts of mainstreamsui.The
script tend to use symbolization toovercomethe limitations ofverbalwordstoreveala veryintimaterelationship.
(Author)
Key Words: Sirr al-Lathīf, Yahya, Gadamer, wujudiyah, and insān kāmil.
Naskah Sirr al-Lathīf adalah naskah tasawuf pada awal abad XX yang menjadi bukti eksistensi dan dinamika pemikiran
tasawuf di Kalimantan, dan Nusantara pada umumnya. Untuk mengkaji kandungan naskah digunakan teknik semi
ilologis dengan analisis hermeneutika Gadamer. Adapun hasil penelitian ini adalah: pertama, ayat-ayat surat al-Fatihah dipercayai terletak pada organ-organ tubuh manusia, yang mengisyaratkan bahwa ia sudah built in dalam diri

x

Lembar Abstrak/ Abstract Sheet

manusia. Dengan demikian, penjelasan ini bukanlah sebuah tafsir, melainkan mistisisasi surat al-Fatihah. Kedua, penjelasan sembahyang (salat) dalam naskah Sirr al-Lathīf mempunyai kekhasan yang tidak ditemukan dalam penjelasan
ikih. Ia mencoba menghubungkan sembahyang sebagai penyatuan antara Tuhan dan hamba. Dan ketiga, penjelasan
insān kāmil sebagai representasi dari manusia yang sempurna, tidak jauh berbeda dengan konsep-konsep dari para
sui mainstream. Namun, naskah ini lebih banyak menggunakan simbolisasi untuk menggambarkan keterbatasan katakata verbal untuk mengungkapkan hubungan yang sangat intim tersebut.
(Penulis)
Keywords: Sirr al-Lathīf, Yahya, Gadamer, wujudiyah, dan insān kāmil.

ar
an

g

DDC. 297.07
Samidi (Balai Litbang Agama Semarang Kementerian Agama)
Konsepsi jumbuhing kawulo gusti dalam kepustakaan Islam kejawen (Kajian Terhadap Kitab Primbon Atassadhur Adammakna)
J. Analisa Juni 2014, Vol 21 No 01, hal. 91-103.

ba

ng

an

A

ga
m

a

Se

m

This article is a summary of the research literature on Primbon Atassadhur Adammakna was written by Prince Tjakraningrat. The primbon generally contains knowledge of prophecy or prognosis, but Primbon Atassadhur Adammakna
contain about Suism. It’s much used as a reference by the Islam Kejawen followers as a source of life. This research of
Primbon Atassadhur Adammakna which uses method. This will be conducted by, describing the mystical teaching in the
Primbon Atassadhur Adammakna, and then the contents are analyzedby using Suism and Hermeneutics approaches.
The study inds that mystical teachings found in Primbon Atassadhur Adammakna, particularly the is concept of Jumbuhing Kawula Gusti or pantheism have similarities with Ibn Arabi’s thought (560-638 H) Wahdatul Wujud and also the
teachings of Abu Mansur Hussain al Hallaj’s thought (858-922 M) Ḥulūl or Ana al Haq. The Concept of JumbuhingKawulaGusti or phanteism is doctrine of Wihdat al Wujud that has been javanised. The spiritual ways to achieve Jumbuhing
Kawula Gusti is by good performing, controlling the lust, and always doing Salat Daim.
(Author)
Keywords: Jumbuhing Kawula Gusti, The God, Man, and Primbon Atassadur Adammakna.

Pe
ne
l

iti

an

da

n

Pe

ng

em

Artikel ini merupakan ringkasan dari penelitian kepustakaan terhadap kitab Primbon Atassadhur Adammakna yang
ditulis oleh Pangeran Tjakraningrat. Kitab primbon pada umumnya berisi ilmu petung atau ramalan, namun Kitab
Primbon Atassadhur Adammakna justru mengajarkan ilmu tasawuf. Kitab tersebut banyak dijadikan rujukan oleh
para penganut Islam Kejawen sebagai sumber ajaran hidup. Kajian terhadap Kitab Primbon Atassadhur Adammakna
ini menggunakan pendekatan analisis isi (content analysis) secara deskriptif analitis. Kandungan atau isi kitab primbon yang berkaitan dengan tasawuf dideskripsikan secara rinci, kemudian dianalisis dengan pendekatan tasawuf dan
hermeneutika. Ajaran tasawuf yang terdapat dalam Kitab Primbon Atassadhur Adammakna adalah Konsep Jumbuhing
Kawula Gusti. Konsep tersebut memiliki kesamaan dengan ajaran Ibnu Arabi (560-638 H) yang mengajarkan Wahdatul
Wujud dan juga ajaran Husain Abu Mansur al Hallaj (858-922 M) seorang sui asal Persia yang mengajarkan paham
Ḥulūl atau yang popular dikenal dengan ajaran Ana al Haq. Ajaran Jumbuhing Kawula Gusti merupakan ajaran Wihdat al wujud (menyatunya manusia dengan Tuhan) yang sudah diolah secara kejawaan (Jawanisasi). Adapun laku spiritual untuk mencapai Jumbuhing Kawula Gusti adalah dengan mengerjakan budi luhur, mengendalikan hawa nafsu,
dan senantiasa menjalankan Salat Daim.
(Penulis)
Kata kunci: Jumbuhing Kawula Gusti, Tuhan, Manusia, Primbon Atassadur Adammakna.

B
al

ai

DDC. 2 X 5.2
Fuad, Khairul (Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat).
Wihdah Al-Wujud puisi Ahmad Aran.
J. Analisa Juni 2014, Vol 21 No 01, hal. 105-115.
Islamic mysticism had inluence in West Borneo through the thought of Muhammad Khatibal-Sambasiy, an inisiator
ofQadiriahNaqsabandiah Sui Path (tarikat). One ield that has strong tasawuf inluence is literature as exempliied by
the works of AhmadAran, a literature writer of West Borneo, , especially his poetry. His works are compiled inan antology entitled Jepin Kapuas RinduPuisi Kumpulan Puisi Kalimantan Barat. Except Aran’s poetry, poetries from other
writers were also found on the anthology published by KomiteSastraDewanKesenian Kalimantan Barat (DKKB) at
2000. WahdatulWujud a discourse of Islamic mysticism was used by Ahmad Aran in his poetry. Through hermeneutic
approach, especially exoteric exegete (tafsir), this study concludes that wahdatulwujud was actualized by Ahmad Aran
indeed in his poetry .

xi

Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014

(Author)
Keywords: wihdatulwujud, poetry, Ahmad Aran.

a

A

ga
m

DDC. 297.93
Idham (Balai Litbang Agama Makassar Kementerian Agama RI)
Makam Noto Igomo (Arkeologi makam tokoh agama di Tenggarong, Kalimantan Timur)
J. Analisa Juni 2014, Vol 21 No. 01, hal. 117-129, 0 ill.

Se

m

ar
an

g

Tasawuf memiliki pengaruh di Kalimantan Barat melalui pemikiran Ahmad Khatib al-Sambasiy, penggagas Tarikat
Qadiriah Naqsabandiah (TQN); dan aspek yang paling mudah dipengaruhi adalah sastra. Selain Odhy’s, puisi-puisi Ahmad Aran juga dipengaruhi oleh tasawuf yang berkembang di wilayah tersebut. Karya puisinya Aran terdapat di dalam
antologi Jepin Kapuas Rindu Puisi Kumpulan Puisi Kalimantan Barat. Selain karya Ahmad Aran, puisi-puisi sastrawan
Kalimantan Barat lainnya juga dimuat di dalam antologi yang dipublikasikan oleh Komite Sastra Dewan Kesenian
Kalimantan Barat (DKKB) pada tahun 2000., puisi-puisi lain juga terdapat di dalam antologi itu yang dipublikasikan
oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Kalimantan Barat (DKKB) pada 2000 ini. Wihdah al-Wujud merupakan wacana
tasawuf yang digunakan oleh Ahmad Aran dalam puisinya. Oleh karena itu, konsep ini menjadi rumusan masalah dan
teknik untuk menganalisis puisinya. Dengan menggunakan pendekatan hermeneutik, khususnya tafsir (exoteric exegete)
akhirnya ditemukan bahwa wihdah al-Wujud sebagai pengaruh tasawuf, memang diaktualisasikan oleh Ahmad Aran
di dalam puisinya.
(Penulis)
Kata kunci: Wihdah al-Wujud, puisi, Ahmad Aran.

n

Pe

ng

em

ba

ng

an

Essentially tomb archaeological research is an attempt to study various concepts, buildings and other things that grew
in the past. The study can be applied to various types of buildings associated with various aspects of human life, both temporal and spiritual. Building which tell spiritual aspects of the past are represented in the tomb. This tomb archaeological
research aims to ind out one of the tombs of religious igures in TenggarongKutaiKartanegara in East Kalimantan. The
tomb this research is going to study is the tomb of NotoIgomo. This research descriptive qualitative analytical reasoning
and data collection techniques, which includes assessments, surveys, interviews, and documentation. To reveal the typology of the tomb, this study uses morphological analysis, technology analysis, stylistic analysis, contextual analysis, and
analysis of inscriptions. The researchshowedthatinEast Kalimantan, particularly in KutaiKartanegarathere are many
sites the remains of the Islamic past the tombs ofreligious leaders.
(Author)
Keywords: Archaeology of tomb, the tomb morphology, religious leaders, Noto Igomo.

B
al

ai

Pe
ne
l

iti

an

da

Pada dasarnya penelitian arkeologi makam merupakan suatu upaya untuk mempelajari berbagai konsep, baik bangunan maupun hal-hal lain yang berkembang pada masa lalu. Penelitian tersebut dapat diterapkan pada berbagai jenis
bangunan yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan manusia, baik yang sifatnya keduniaan maupun kerohanian. Salah satu bagunan yang bersifat kerohanian adalah makam. Penelitian arkeologi makam ini bertujuan untuk
mengetahui salah satu makam tokoh agama di Tenggarong Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Adapun tokoh yang
menjadi sasaran penelitian adalah Noto Igomo. Sebagai penelitian arkeologi, penelitian ini menggambarkan tiga tingkatan dalam penelitian arkeologi mulai dari tahap observasi, deskripsi, hingga eksplanasi. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan penalaran deskriptif analitis, dengan teknik pengumpulan data, yaitu: Penjajagan, survei,
wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengungkapkan tipologi makam, dilakukan analisis morfologis, analisis teknologi, analisis stilistik, analisis kontekstual, dan analisis inskripsi. Penelitian menunjukkan bahwa di Kalimantan Timur,
khususnya Kutai Kartanegara terdapat banyak situs dan tinggalan-tinggalan Islam masa lalu, salah satunya adalah
makam tokoh agama.
(Penulis)
Kata kunci: Arkeologi makam, morfologi makam, tokoh agama, Noto Igomo.
DDC. 2 X 7.3
Rahman, Uliani (Dosen Psikologi FTK UIN Alauddin Makassar)
Kepuasan kerja dan organizational citizenship behavior pada guru Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao Gowa
Sulawesi Selatan
J. Analisa Juni 2014, Vol 21 No 01, hal. 131-142, 3 tab.
Organizational Citizenship Behavior ( OCB ) is an attitude very important in organizations of every individual, because it
can indirectly help the success of the organization. One of factors that inluences the emergence of OCB is job satisfaction.
Several studies have shown that age and gender affect the individual’s ability to realize the OCB in the workplace. This

xii

Lembar Abstrak/ Abstract Sheet

g

study aimed to determine the differences in organizational citizenship behavior based on gender, organizational citizenship behavior differences based on age, and the effect of job satisfaction on teachers’ organizational citizenship behavior.
This study use quantitative study withan instrument of job satisfaction scale (Minnesota Satisfaction Questionnaire ) and
Organizational Citizenship Behavior scale . The samples in this study are 32 teachers in Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao Gowa in South Sulawesi .Data were analyzed using inferential statistical techniques: t-test analysis,one
way ANOVA, and simple linear regression analysis. The results showed that there were no differences in organizational
citizenship behavior based ongender , then there are no differences in organizational citizenship behavior based on age ,
and there is the effect of job satisfaction on organizational citizenship behavior.
(Author)
Keywords: Organizational Citizenship Behavior (OCB), Job Satisfaction, Gender, Age.

em

ba

ng

an

A

ga
m

a

Se

m

ar
an

Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan sikap dalam organisasi yang sangat penting dimiliki setiap individu, karena secara tidak langsung dapat membantu kesuksesan organisasi. Salah satu yang dianggap mampu mempengaruhi munculnya OCB adalah kepuasan kerja. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia dan
jenis kelamin berpengaruh terhadap kemampuan individu mewujudkan OCB di tempat kerja. Oleh karena itu penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan organizational citizenship behavior berdasarkan jenis kelamin, perbedaan
organizational citizenship behavior berdasarkan usia, dan pengaruh kepuasan kerja terhadap organizational citizenship
behavior guru. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif dengan menggunakan instrumen skala kepuasan
kerja (Minnesota Satisfaction Questionnaire) dan skala Organizational Citizenship Behavior. Penarikan sampel dalam
penelitian ini menggunakan total sampling yakni sebanyak 32 guru yang dilakukan di Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao Gowa Sulawesi Selatan..Data dianalisis dengan menggunakan teknik statistik inferensial yaitu analisis
uji t, analisis variansi 1 jalan (one way anova), dan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan organizational citizenship behavior berdasarkan jenis kelamin, kemudian tidak terdapat perbedaan organizational citizenship behavior berdasarkan usia, dan terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap
organizational citizenship behavior.
(Penulis)
Kata kunci: Organizational Citizenship Behavior, Kepuasan Kerja, Jenis Kelamin dan Usia.

Pe

ng

DDC. 2 X 7.3
Yustiani (Balai Litbang Agama Semarang, Kementerian Agama RI)
Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat
J. Analisa Juni 2014, Vol 21 No. 01, hal. 143-154, 3 tab.

B
al

ai

Pe
ne
l

iti

an

da

n

This study aims to measure the difference in competence between certiied teachers and non certiied teachers in Mataram. Teachers examined in this study are teachers of religion in MTs. This article is a quantitative research using causal
comperative method. The research design use factoral design 2x2. The technical of analysis data in this research include
descriptive analysis, requirements test analysis, and inferential analysis. The study shows that here are differences in
Islamic Education Teachers’ competence in MTs in Mataram. Further test shows that the results of certiied teachers
competency are better than the teachers who have not been certiied. There is no difference in Islamic Education Teachers’ competence based on the teacher’s tenure. There is no interaction between teacher’s status and teacher’s tenure. This
means that the status and tenure are the two factors which are mutually independent. There were no differences between
the student learning result who is taught by certiied teachers and uncertiied teachers in Mataram. There is difference in
student learning result based on the teacher’s tenure. There is no interaction between student learning result based on the
status and the tenure of teachers in Mataram. It is concluded that certiied teachers in Mataram has a good proile.
(Author)
Keywords: Competence, Islamic Education Teachers, Certiication.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perbedaan kompetensi guru PAI MTs antara yang telah tersertiikasi maupun
yang belum tersertiikasi di Kota Mataram. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan
metode perbandingan kausal (causal comparative) desain faktoral 2x2. Teknis analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis deskripstif, uji persyaratan, dan analisis inferensial. Hasil penelitian ini diperoleh 7 temuan sebagai berikut.
(1) Terdapat perbedaan kompetensi guru PAI MTs di kota Mataram. Hasil uji lanjut diketahui bahwa kompetensi guru
yang tersertiikasi lebih baik daripada guru yang belum tersertiikasi. (2) Tidak terdapat perbedaan kompetensi guru
PAI MTs Kota Mataram dilihat dari masa kerja guru.(3) Tidak ada interaksi antara status guru dengan masa kerja
guru. Hal ini berarti bahwa antara status dan masa kerja merupakan dua faktor yang saling independent. (4) Tidak
terdapat perbedaan antara hasil belajar peserta didik dilihat dari status guru yang tersertiikasi dan hasil belajar peserta didik yang diajar oleh guru yang belum tersertiikasi di kota Mataram (5) terdapat perbedaan hasil belajar peserta

xiii

Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014

B
al

ai

Pe
ne
l

iti

an

da

n

Pe

ng

em

ba

ng

an

A

ga
m

a

Se

m

ar
an

g

didik dilihat dari masa kerja guru. (6) Tidak ada interaksi faktor hasil belajar peserta didik dilihat dari status dan masa
kerja guru di Kota Mataram (7) Diperoleh proil guru PAI MTs di kota Mataram yang tersertiikasi yang secara umum
memiliki proil baik.
(Penulis)
Kata kunci: Kompetensi, Guru PAI MTs, Sertiikasi.

xiv