Pengujian Kesuksesan Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Lembaga Keuangan Mikro: Modified Delone Mcleon Model | Putra | Jurnal Akuntansi dan Investasi 1365 3738 1 SM

Pengujian Kesuksesan Implementasi Sistem Informasi
Akuntansi Lembaga Keuangan Mikro: Modified Delone
Mcleon Model
Riwayat Artikel: Diterima 3 okt 2015 Direvisi 1 Nov2015 Disetujui 3 Jan 2016

WAHYU MANUHARA PUTRA1* & MUH. ALFIAN21
1

Program Studi Akuntansi,Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta, 55183, Telp
+274 387656, Indonesia.
2
Pascasarjana Akuntansi Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No. 36A, Surakarta, Jawa Tengah, 57126, Indonesia.
*Corresponding Author, E_mail address: wahyu_mp45@yahoo.com

ABSTRACT
This research is motivated by the importance of accounting software in the micro finance institutions led by UPK that has an important role as a
catalyst for poverty alleviation. Various data dan field observations indicate that the financial system various LKM UPK has not shown the quality
reliable dan relevant system performance, even accounting stdanards has not fully implemented. This study adapted the DeLone dan McLean
model that has been modified McGill et al. (2003) to map dan design the essential components of a successful implementation of accounting
software for individual users as well as analyzing various system variables on user satisfaction, dan the impact on individual performance. All
hypotheses have been tested dan found to result impartial. This model will be the basis for making a prototype web-based accounting softaware that

will be developed dan implemented in the second year. So the ultimate goal of this research is that microfinance institutions are able to be an
instrument of poverty alleviation optimal sustainability.
Keywords: LKM; Accounting Software; DeLone;McLeon; Successful

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya software akuntansi di lembaga keuangan mikro yang dipimpin oleh UPK yang memiliki peran penting
sebagai katalis untuk pengentasan kemiskinan. Berbagai data Dan observasi lapangan menunjukkan bahwa sistem keuangan berbagai LKM UPK
belum menunjukkan kinerja sistem handal yang relevan Dan kualitas, bahkan akuntansi stdanards belum sepenuhnya dilaksanakan. Penelitian ini
diadaptasi model DeLone Dan McLean yang telah dimodifikasi McGill et al. (2003) untuk memetakan Dan merancang komponen penting dari
keberhasilan pelaksanaan software akuntansi untuk pengguna individu serta menganalisis berbagai variabel sistem pada kepuasan pengguna,
Dan dampak pada kinerja individu. Semua hipotesis telah diuji Dan ditemukan hasil yang berimbang. Model ini akan menjadi dasar untuk membuat
prototipe berbasis web softaware akuntansi yang akan dikembangkan Dan dilaksanakan pada tahun kedua. Jadi tujuan akhir dari penelitian ini
adalah bahwa lembaga keuangan mikro dapat menjadi alat keberlanjutan optimal pengentasan kemiskinan.
Kata Kunci:LKM; Software Akuntansi; DeLone; McLone; Kesuksesan


































































PENDAHULUAN
Sistem software pada suatu organisasi yang
sebelumnya dalam lingkungan manual telah

mengalami perubahan dalam pola pemrosesan
data. Perubahan tersebut juga berdampak pada
pengguna akhir (end-user) selaku pihak yang
mengoperasikan sistem software. Perubahan tersebut
memerlukan adaptasi bagi pengguna terkait


































































beragam fitur baru sistem software dan juga agar
tidak menimbulkan culture shock. Kemungkinan
dampak lain adalah berupa ketidaksesuaian dengan
kebutuhan sistem informasi organisasi sehingga
justru akan mengurangi kinerja pengguna.
Hubungan antara manusia sebagai pengguna
sistem dan software akuntansi sebagai objek

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65




54

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI

merupakan hubungan yang tidak terpisahkan.
Pengguna merupakan penentu layak tidaknya suatu
software digunakan. Jika pengguna merasa bahwa
software tersebut tidak berkualitas dan tidak mampu
memenuhi kebutuhan, maka software tersebut tidak
layak digunakan. Sehingga pengguna akan mencari
cara agar software tersebut diganti atau di up-grade
menjadi software yang lebih efektif dan lebih efisien
dibdaning dengan software yang lama.
Organisasi keuangan seperti Lembaga Keuangan
Mikro juga menggunakan sistem yang didalamnya
terdapat aplikasi software akuntansi. Software
akuntansi pada LKM hanya terdapat di LKM pusat
yang fungsinya mengontrol seluruh transaksi
penerimaan simpanan dan pengeluaran kredit di
seluruh cabang, sedangkan pada cabang terdapat

software LKM yang terpisah-pisah untuk setiap
bagian antara lain aplikasi (software) untuk
operasional dan aplikasi kepegawaian. Software
akuntansi yang terdapat di LKM pada masingmasing cabang berfungsi mengatur transaksi yang
berasal dari nasabah baik berupa penerimaan
simpanan dan untuk penyaluran kredit. Menyadari
bahwa operasionalisasi suatu software akuntansi
menyangkut aspek manusia sebagai pengguna akhir
dan dampak perubahan yang disebabkannya, maka
penting untuk memperhatikan keberadaan
pengguna akhir dalam pemanfaatan software
akuntansi (Istianingsih dan Wijanto 2008).
Pada organisasi LKM, sistem informasi yang
didukung teknologi dapat memberikan nilai
tambah bagi perusahaan jika didesain menjadi
sistem informasi yang efektif. Namun demikian,
pengukuran dan penilain kualitas suatu sistem
informasi yang efektif sulit dilakukan secara
langsung seperti pengukuran biaya-manfaat (Cahyo
2009). Kesulitan penelitian kesuksesan dan

keefektifan sistem informasi secara langsung
mendorong banyak peneliti mengembangkan
model untuk menilai kesuksesan sistem informasi.

Model kesuksesan sistem informasi telah banyak
dikembangkan oleh para peneliti (Bailey dan
Person 1983, DeLone dan McLean 1992, Seddon
1997, Rai et al., 2002 dalam Sabherwal et al., 2004).
Dilihat dari beberapa model kesuksesan sistem
informasi tersebut, model DeLone dan McLean
(1992) banyak mendapat perhatian dari para
peneliti. DeLone dan McLean (1992) melakukan
studi mengenai kesuksesan sistem informasi.
Mereka menemukan bahwa kesuksesan sistem
informasi dapat direpresentasikan oleh karakteristik
kualitatif sistem (system quality), kualitas informasi
(information quality), konsumsi terhadap output (use),
respon pengguna terhadap sistem informasi (user
satisfaction), pengaruh sistem informasi terhadap
kebiasaan pengguna (individual impact), dan
pengaruhnya terhadap kinerja organisasi (organizational impact).
Pada penelitian ini, Model DeLone dan McLean
(1992) diadaptasikan dengan kondisi organisasi
LKM sebagai objek penelitian. Adaptasi pada
penelitian ini adalah sofware akuntansi organisasi
LKM berbasis modifikasian McGill et al. (2003)
serta berfokus pada pengaruh variabel-variabel
eksogen ke variabel dampak kinerja individu.
Alasanya adalah karena penelitian ini difokuskan
pada pendapat dari pengguna software akuntansi
LKM terhadap aplikasi yang ada pada organisasi
LKM dimana pengguna tersebut bekerja dan
bagaimana pengaruh atau dampak yang
ditimbulkan dari penggunaan software akuntansi
tersebut terhadap peningkatan kinerja pengguna.
Model DeLone dan McLean (1992) yang
dimodifiaksi McGill et al. (2003) menyatakan
bahwa sistem informasi sukses jika kualitas sistem
berpengaruh terhadap persepsi kualitas sistem.
Setelah timbul persepsi kualitas sistem, maka
persepsi ini akan berpengaruh terhadap
penggunaan dan kepuasan pengguna akhir sistem.
Pada kualitas informasi yang dihasilkan sistem juga

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65

55

VOL. 17 NO.1 JANUARI 2016

dapat memengaruhi intensitas penggunaan dan
kepuasan pengguna akhir sistem (pengguna software
akuntansi LKM). Setelah itu dilihat, dari intensitas
penggunaan dan kepuasan pengguna akhir apakah
memengaruhi kinerja individual atau tidak. Jika
memengaruhi maka dilakukan pengujian untuk
melihat kinerja individual berpengaruh kepada
kinerja organisasi atau tidak.
Mengacu pada hasil penelitian yang berkaitan
dengan kesusksesan pengukuran sistem, maka
penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi
sebagai berikut: (1) Membangun Model
Perancangan kualitas sistem pada Lembaga
Keuangan Mikro; (2) Membangun Model
Perancangan kepuasan pengguna akhir pada
Lembaga Keuangan Mikro; (3) Membangun Model
Perancangan dampak individual pada Lembaga
Keuangan Mikro; (4) Menganalisis Keterkaitan
kualitas sistem, kepuasan pengguna dan dampak
individual pada Lembaga Keuangan Mikro
mendasarkan DeLone dan McLean Model
Modifikasian; (5) Membangun Web terkait kualitas
sistem, kepuasan pengguna dan dampak individual.

serupa ke dalam modul-modul spesifik seperti
pembelian (Accountant payable), penjualan
(Accountan receivable), penggajian, buku besar, dan
lain-lain. Perangkat lunak ini bisa merupakan
perangkat lunak yang dikembangkan sendiri oleh
perusahaan, atau dibeli dari pihak ketiga yang
menye-diakannya, atau dapat pula merupakan
kombinasi dari keduanya. Karena hal tersebut,
kompleksitas dan kapabilitas perangkat lunak
akuntansi menjadi sangat beragam bergantung
pada kondisi lingkungan perusahaan yang akan
menggunakannya.
MODEL KEBERHASILAN SISTEM INFORMASI
DELONE DAN MCLEAN

Sukses atau tidaknya suatu Sistem Teknologi
Informasi dalam organisasi tergantung beberapa
faktor. Berdasarkan teori-teori dan hasil-hasil
penelitian, DeLone dan McLean (1992)
mengembangkan suatu model yang dinamakan
model kesuksesan DeLone dan McLean (DdanM IS
Success Model) sebagai berikut ini.

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
SOFTWARE AKUNTANSI

Software akuntansi bermakna serang-kaian
program komputer yang tersedia secara komersial
dan berfungsi memberikan instruksi kepada
komputer untuk melakukan pemrosesan data,
dalam hal ini, untuk melakukan pengolahan datadata akuntansi (Rama dan Jones, 2006; Romney
dan Steinbart, 2006; Turban, et al., 2006 dalam
Radityo dan Zulaikha 2007). Software Akuntansi
juga bisa didefinisikan sebagai perangkat lunak
(software) yang dibuat untuk memudahkan aktivitas
dan pencatatan akuntansi dengan memanfaatkan
konsep modularitas atas serangkaian aktivitas yang

GAMBAR 1. INFORMATION SYSTEM SUCCESS MODEL
Sumber: DeLone dan McLean (1992)

Model pada Gambar 1 merefleksikan
ketergantungan enam pengukuran kesuksesan
sistem informasi termasuk e-government yaitu:
kualitas sistem (system quality), kualitas informasi
(information quality), penggunaan (use), kepuasan
pemakai (user satidfaction), Dampak Individu (individual impact), dampak organisasi (organization

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65

56

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI

impact). Argumentasinya adalah suatu sistem terdiri
dari beberapa proses, yaitu satu proses mengikuti
proses yang lainnya, maka kualitas sistem dan
kualitas informasi secara mdaniri dan bersamasama mempengaruhi peng-gunaan dan kepuasan
pemakai. Besarnya penggunaan dapat
mempengaruhi kepuasan pemakai secara positif
atau negatif. Penggunaan dan kepuasan pemakai
mempe-ngaruhi dampak individual dan selanjutnya
mempengaruhi dampak organisasional. Model
kesuksesan sistem informasi DdanM (DdanM
Information System Success Model) dipicu proses
pembuatan informasi dan dampak penggunaan
sistem informasinya, yaitu pembuatan dari suatu
sistem informasi, penggunaan sistem informasi
tersebut, dan konsekuensi atau dampak dari
penggunaan sistem Menurut Edberg dan Bowman
(1996) dan McGill et al., 2003) system quality yang
ada dalam Model IS Success DeLone dan McLean
mengdanung unsur subjektif dan objektif. Ukuran
system quality DeLone dan McLean adalah
kemudahan dalam penggunaan, fungsional,
reliabilitas, fleksi-bilitas, kualitas data, adanya
kemungkinan-kemungkinan, integrasi dan
kepentingan. Seddon dan Kiew (1996) melakukan
pengujian atas pengaruh variabel system quality
terhadap user satisfaction. Hasilnya konsisten dengan
hasil pengujian DeLone dan McLean (1992).
Penelitian lain yang melakukan pengujian terhadap
hubungan dua variabel ini yaitu Roldan dan Millan
(2000) dan Rivard et al. (1997) mendukung adanya
hubungan dari dua variabel ini.
Menurut DeLone dan McLean (1992) information quality diukur dengan faktor keakuratan,
kecepatan, kelengkapan, relevan dan konsisten.
Hubungan variabel information quality terhadap user
satisfaction juga diteliti oleh Seddon dan Kiew
(1996) yang mendukung adanya hubungan antara
information quality dan user satisfaction. Rollan dan
Millan (2000) juga mendukung adanya pengaruh

dari information quality terhadap user satisfaction.
McGill et al. (2003) membuat dua perubahan
pada model DeLone dan McLean, perubahan
pertama yaitu konstruk kualitas sistem dipecah
menjadi dua yaitu, variabel Kualitas Sistem (KS)
dan Persepesi Kualitas Sistem (PKS). Perubahan
kedua yaitu, menghilangkan arah anak panah dari
Penggunaan Sistem (PS) terhadap Kepuasan
Pengguna Akhir (KPA). Modifikasian McGill et al.
(2003) untuk menguji konsistensi model
kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean
dapat dilihat dari Gambar 2.

GAMBAR 2. MODEL KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MODEL DELONE DAN
MCLEAN YANG DIMODIFIKASI MCGILL ET AL. (2003)
Sumber: McGill, Hobbs, dan klobas (2003)

Model DeLone dan McLean yang dimodifikasi
McGill et al. (2003) diatas menunjukkan hubungan
sebab akibat bahwa Kualitas Sistem (KS)
berpengaruh positif terhadap Persepsi Kualitas
Sistem (PKS). Kualitas Informasi (KI) dan Persepsi
Kualitas Sistem (PKS) berpengaruh positif terhadap
Kepuasan Pengguna Akhir (KPA). Kualitas
Informasi (KI) dan Persepsi Kualitas Sistem (PKS)
berpengaruh positif terhadap pemakaian Sistem
(PS). Pemakaian Sistem (PS) dan Kepuasan
Pengguna Akhir (KPA) berpengaruh secara positif
terhadap Dampak Individual (DI), dan Dampak
Individual (DI) berpengaruh terhadap Dampak
Organisasi (DO).
HASIL DAN PEMBAHASAN
KUALITAS SISTEM DAN PERSEPSI KUALITAS SISTEM

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65

57

VOL. 17 NO.1 JANUARI 2016

Kualitas sistem merupakan karakteristik dari
informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri
DeLone dan McLean (1992). Kualitas sistem juga
didefinisikan sebagai perceived ease of use yang
merupakan seberapa besar teknologi komputer
dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan
digunakan. Sedangkan persepsi kualitas sistem di
sini adalah persepsi pengguna akan dampak dari
penggunaan software akuntansi terhadap
peningkatan kinerja dari para pengguna akhir
(Davis et al., 1989; Chin dan Todd (1995) dalam
Istianingsih dan Wijanto (2008). Penekanan atas
aspek kualitas sistem di dalam suatu
pengimplementasian software akuntansi, akan
meningkatkan antusiasme penggunanya, yang
tercermin lewat meningkatnya nilai persepsi atas
kualitas sistem, sehingga pada akhirnya
memberikan kontribusi terhadap keberhasilan
imple-mentasi dari software akuntansi. Menurut
penjelasan tersebut dapat ditarik suatu hipotesis,
yaitu:
H1: Kualitas sistem memiliki pengaruh positif
terhadap persepsi kualitas sistem.

pemakai sistem tersebut. Peningkatan kepercayaan
pemakai sistem informasi, diharapkan akan
semakin meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan
ukuran kepuasan pemakai pada sistem komputer
dicerminkan oleh kualitas sistem yang dimiliki,
kepuasan pemakai terhadap suatu sistem informasi
adalah bagaimana cara pemakai memdanang sistem
informasi secara nyata, bukan pada kualitas sistem
secara teknik. Penelitian McGill (2003) menyatakan
bahwa perceived system quality memiliki hubungan
positif signifikan terhadap user satisfaction. Dita
(2011) juga menyatakan bahwa persepsi kualitas
sistem memiliki pengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna. Penelitian Widananto (2008)
juga menemukan hasil bahwa persepsi kualitas
sistem berpengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna. Terakhir adalah penelitian Cahyo dan
Kurniawan (2010) bahwa persepsi kualitas sistem
mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna akhir. Dari penjelasan tersebut dapat
ditarik suatu hipotesis, yaitu:
H2: Persepsi kualitas sistem memiliki pengaruh positif
terhadap kepuasan pengguna akhir.

PERSEPSI KUALITAS SISTEM DAN KEPUASAN
PENGGUNA AKHIR

KUALITAS INFORMASI DAN KEPUASAN PENGGUNA
AKHIR

Peter B Seddon (1997) mengemukakan bahwa
persepsi kualitas sistem secara signifikan
mempengaruhi kepuasan pengguna akhir. Jika
pengguna software akuntansi telah mempunyai
persepsi terhadap kualitas sistem serta yakin
dengan kualitas sistem yang digunakannya, dan
merasakan bahwa menggunakan sistem tersebut
tidak sulit, maka mereka akan percaya bahwa
penggunaan sistem tersebut akan memberikan
manfaat yang lebih besar dan akan meningkatkan
kinerja mereka. Jika informasi yang dihasilkan dari
software akuntansi yang digunakan semakin akurat,
tepat waktu, dan memiliki reliabilitas yang baik,
maka akan semakin meningkatkan kepercayaan

Kualitas informasi merupakan output yang
berupa informasi yang dihasilkan oleh sistem
informasi yang digunakan, Rei et al. dalam
Istianingsih dan Setyo (2008). Semakin tinggi
kualitas informasi yang dihasilkan suatu sistem
informasi, akan semakin meningkatkan kepuasan
pemakai (DeLone dan McLean, 1992). Jika
pemakai sistem informasi percaya bahwa kualitas
sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan dari
sistem yang digunakan adalah baik, mereka akan
merasa puas menggunakan sistem tersebut. Seddon
dan Kiew dalam Istianingsih dan Wiwik (2009)
telah melakukan pengujian mengenai pengaruh
dari kualitas informasi terhadap kepuasan

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65

58

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI

pengguna akhir sistem informasi. Hasil pengujian
mereka menunjukkan bahwa kualitas informasi
berhubungan positif dengan kepuasan pengguna
akhir sistem informasi. Dari penjelasan tersebut
dapat ditarik suatu hipotesis, yaitu:
H3: Kualitas Informasi memiliki pengaruh positif
terhadap kepuasan pengguna akhir.
KEPUASAN PENGGUNA AKHIR DAN PENGGUNAAN
SISTEM

Kepuasan pengguna (user satisfaction) merupakan
respon dan umpan balik pemakai terhadap
penggunaan keluaran software akuntansi. Sikap
pemakai terhadap software akuntansi merupakan
kriteria subyektif mengenai seberapa suka pemakai
terhadap software akuntansi yang digunakannya.
Variabel ini diukur dari Chin et al. (1998) semakin
tinggi tingkat kepuasan pengguna, maka semakin
tinggi penggunaan system (lihat juga: Jogiyanto,
2000). Kartana (2008) dalam penelitiannya
menujukkan bahwa kepuasan dan penggunaan
sistem saling berhubungan timbal balik. Imam
(2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
kepuasan pengguna dan penggunaan sistem saling
berhubungan timbal balik.
Hasil penelitian Sumiyana dan Angelina (2010)
terhadap kepuasan pengguna dan penggunaan
sistem menunjukkan pengaruh positif dimana
kedua variabel ini berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja. Cahyo dan Kurniawan (2010)
mengemukakan dalam penelitiannya bahwa
kepuasan pengguna akhir secara signifikan
mempengaruhi penggunaan sistem. Penggunaan
sistem informasi yang telah dikembangkan
mengacu pada seberapa sering pengguna memakai
sistem informasi. Semakin sering pengguna
memakai sistem informasi, biasanya diikuti oleh
semakin banyak tingkat pembelajaran (degree of
learning) yang didapat pengguna mengenai sistem
informasi. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik

suatu hipotesis, yaitu:
H4: Kepuasan pengguna akhir memiliki pengaruh
positif terhadap penggu-naan sistem.
KUALITAS INFORMASI DAN PENGGUNAAN SISTEM

Kualitas informasi merupakan persepsi dari para
pengguna tentang seberapa bisakah suatu software
akuntansi itu mampu menunjukkan dan
menyampaikan pesan yang dimaksud, kualitas
informasi merupakan output yang dihasilkan oleh
sistem informasi yang digunakan (DeLone dan
McLean, 1992), atau bisa juga dikatakan output dari
software tersebut. Kualitas dari suatu informasi
(quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu
informasi harus akurat (accurate), tepat pada
waktunya (timely basis), dan relevan (relevance).
Akurat apabila Informasi tersebut bebas dari
kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus
jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus
akurat karena dari sumber informasi sampai ke
penerima informasi kemungkinan banyak terjadi
gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak
informasi tersebut. Tepat pada waktunya jika
Informasi yang datang pada penerima tidak
terlambat, informasi yang sudah usang tidak akan
mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan
ldanasan didalam pengambilan keputusan.
Bila pengambilan keputusan terlambat, maka
dapat berakibat fatal untuk organisasi. Sedangkan
relevan apabila Informasi tersebut mempunyai
manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi
untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya
berbeda. Sehingga jika kualitas informasi pada
suatu software akuntansi sangat bagus maka akan
semakin bisa menarik pengguna untuk
menggunakan sistem tersebut, penggunaan sistem
disini sangat tergantung dengan kualitas suatu
sistem itu sendiri. Jika pemakai sistem informasi
percaya bahwa kualitas sistem dan kualitas

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65

59

VOL. 17 NO.1 JANUARI 2016

informasi yang dihasilkan dari sistem yang
digunakan adalah baik, mereka akan sering
menggunakan sistem tersebut. Dari penjelasan
tersebut dapat ditarik suatu hipotesis, yaitu:
H5: Kualitas informasi memiliki pengaruh positif
terhadap penggunaan sistem.
PERSEPSI KUALITAS SISTEM DAN PENGGUNAAN
SISTEM

Persepsi kualitas sistem terkait dengan para
pengguna akhir yaitu sehubungan dengan persepsi
mereka tentang sistem dan juga kualitasnya dari
suatu software akuntansi tersebut, sehingga jika
pengguna memiliki persepsi yang baik terhadap
suatu software akuntansi maka mereka akan
menggunakan software akuntansi tersebut. Jika
mereka merasa terbantu dan merasa bahwa
kinerjanya semakin meningkat dengan adanya
sistem tersebut maka para pengguna pasti akan
sering menggunakan software akuntansi tersebut,
sehingga disini jelas terlihat bahwa penggunaan
sistem tergantung dengan persepsi para pengguna
akhir terhadap sistem tersebut. Dari penjelasan
tersebut dapat ditarik suatu hipotesis, yaitu:
H6: Persepsi kualitas sistem memiliki pengaruh positif
terhadap penggunaan sistem.
KEPUASAN PENGGUNA AKHIR DAN DAMPAK
INDIVIDUAL

Ukuran kepuasan pemakai pada sistem
komputer dicerminkan oleh kualitas sistem yang
dimiliki (Guimaraes, Igbaria, dan Lu 1992; Yoon,
Guimaraes, dan O’Neal, 1995; Sumiyana 2006).
Kepuasan pemakai terhadap suatu sistem informasi
adalah bagaimana cara pemakai memdanang sistem
informasi secara nyata, bukan pada kualitas sistem
secara teknik (Guimaraes, Staples, dan McKeen,
2003; Wijanto, 2008). Dalam literatur penelitian
maupun dalam praktek, kepuasan pengguna
seringkali digunakan sebagai ukuran pengganti dari

efektivitas sistem informasi (Melone, 1990; Cahyo
dan Kurniawan 2010). Semakin sering pengguna
memakai sistem informasi, biasanya diikuti oleh
semakin banyak tingkat pembelajaran (degree of
learning) yang didapat pengguna mengenai sistem
informasi (McGill et al., 2005; Radityo dan
Zulaikha, 2007).
Peningkatan derajat pembelajaran ini
merupakan salah satu indikator bahwa terdapat
pengaruh kebe-radaan sistem terhadap dampak
individual (individual impact). Jadi dampak individu
disini dimaksudkan dengan dampak dari software
akuntansi terhadap perilaku dan kinerja
penggunanya. Oleh karena itu tingkat kepuasan
pengguna akhir sangat terlihat dari dampak
individualnya, semakin baik kinerja pengguna maka
mengindikasikan semakin puas pula para pengguna
terhadap software akuntansi yang telah digunakan.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Radityo dan
Zulaikha (2007) yang mana tidak menemukan
adanya pengaruh antara kepuasan pengguna
dengan damapak individual, lebih lanjut
diungkapkan bahwa subyek penelitian lebih bersifat
mdanatory. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik
suatu hipotesis, yaitu:
H7: Kepuasan pengguna akhir memiliki pengaruh
positif terhadap dampak individual.
PENGGUNAAN SISTEM DAN DAMPAK INDIVIDUAL

Penggunaan sistem informasi yang telah
dikembangkan mengacu pada seberapa sering
pengguna memakai sistem informasi. Semakin
sering pengguna memakai sistem informasi,
biasanya diikuti oleh semakin banyak tingkat
pembelajaran (degree of learning) yang didapat
pengguna mengenai sistem informasi (McGill et al.,
2005; Radityo dan Zulaikha, 2007). Peningkatan
derajat pembelajaran ini merupakan salah satu
indikator bahwa terdapat pengaruh keberadaan
sistem terhadap kualitas pengguna (individual

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65

60

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI

impact). Namun, Livary (2005) memberikan bukti
empiris bahwa kualitas sistem dan kualitas
informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
intensitas penggunaannya, dan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan penggunanya. Hal ini
dikarenakan obyek penelitian Livary (2005)
menggunakan obyek penggunaan sistem yang
mdanatory. Selanjutnya kepuasan pengguna
tersebut berpengaruh terhadap individual impact.
Individual impact atau dampak individual
merupakan pengaruh dari keberadaan dan
pemakaian sistem informasi terhadap kinerja,
pengambilan keputusan, dan derajat pembelajaran
individu dalam organisasi.
Leavit (1965) mencermati bahwa penerapan
sistem informasi yang baru akan berdampak pada
reaksi yang ditunjukkan oleh perilaku individu
dalam organisasi (lihat juga: Radityo dan Zulaikha,
2007). Reaksi itu dapat berupa munculnya motivasi
baru untuk bersaing dan meningkatkan kinerja.
Secara positif keberadaan sistem informasi baru
akan menjadi rangsangan (stimulus) dan tantangan
bagi individu dalam organisasi untuk bekerja secara
lebih baik, yang pada gilirannya berdampak pada
kinerja organisasi. Dari penjelasan tersebut dapat
ditarik suatu hipotesis, yaitu:
H8: Penggunaan sistem memiliki pengaruh positif
terhadap dampak individual

statistik menggunakan Partial Least Square (PLS).
PLS dapat digunakan pada setiap jenis skala data
(nominal, ordinal, interval, rasio) serta syarat
asumsi yang lebih fleksibel. PLS juga digunakan
untuk mengukur hubungan setiap indikator
dengan konstruknya. Selain itu, dalam PLS dapat
dilakukan uji bootstrapping terhadap struktural
model yang bersifat outer model dan inner model.

METODE PENELITIAN

Tahap ini untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas yang menghubungkan indikator dengan
variabel latennya. Indikator penelitian ini adalah
reflektif karena indikator variabel laten
mempengaruhi indikatornya untuk itu digunakan
tiga tahap pengukuran yaitu:

OBYEK PENELITIAN

Obyek penelitian ini adalah lembaga keuangan
mikro PNPM UPK di Bantul, yang menggunakan
software akuntansi. Subyek penelitian adalah para
karyawan lembaga tersebut. Metode penelitian
menggunakan survei dengan data primer melalui
kuesiner. Definisi operasional seluruh variabel
dalam penelitian ini bersumber dari McGill et al.
(2003) dengan 5 skala Likert dari sangat tidak
setuju sampai sangat setuju. Metode pengujian

HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

Subyek penelitian adalah pengurus UPK yang
terdiri ketua, sekretaris dan bendahara. Penelitian
ini menggunakan 17 UPK di Kabupaten Bantul.
Hasil penyebaran kuesioner sebanyak 51 kuesioner
berhasil terkumpul sebanyak 45 kuesioner.
Kuesioner yang kembali dan layak digunakan untuk
analisis lebih lanjut sebanyak 45 kuesioner.
TABEL 1. SAMPEL DAN TINGKAT PENGEMBALIAN KUISIONER

MERANCANG MODEL PENGUKURAN (OUTER
MODEL)

DISCRIMINANT VALIDITY

Evaluasi dilakukan untuk melihat square root of
average variance extracted (AVE). Model pengukuran
dinilai berdasarkan pengukuran cross loading dengan

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65

61

VOL. 17 NO.1 JANUARI 2016

konstruk. Jika kolerasi konstruk dengan setiap
indikatornya lebih besar daripada ukuran konstruk
lainnya, maka konstruk laten memprediksi
indikatornya lebih baik daripada konstruk lainnya.
Jika nilai

lebih tinggi daripada nilai kolerasi

di antara konstruk, maka discriminant validity yang
baik tercapai. Menurut Latan dan Ghozali 2012
sangat direkomendasikan apabila AVE lebih besar
dari 0,5. Berdasarkan hasil olah data yang
dilakukan dengan bantuan software SmartPLS 2.0
didapatkan bahwa nilai AVE untuk semua konstruk
> 0,50. Sehingga dapat memenuhi syarat validitas
konvergen.
COMPOSITE RELIABILITY

Untuk menentukan composite reliability,
apabila nilai composite reliability

> 0,8 dapat

dikatakan bahwa konstruk memiliki reliabilitas
yang tinggi atau reliable dan

> 0,6 dikatakan

cukup reliable (Chin 1998). Berdasarkan hasil olah
data SmartPLS 2.0 didapatkan bahwa nilai Composite Reliability untuk semua konstruk > 0,70.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
indikator konstruk adalah reliable atau dengan kata
lain memenuhi uji reliabilitas.
CRONBACH ALPHA

Uji reliabilitas diperkuat dengan adanya cronbach
alpha dimana konsistensi setiap jawaban diujikan.
Cronbach alpha baik apabila

0,5 dan dikatakan

cukup apabila 0,3. Nilai cronbach alpha yang
dihasilkan semua konstruk sangat baik yaitu > 0,7
sehingga dapat disimpulkan bahwa semua indikator
konstruk reflektif adalah reliable atau memenuhi
uji reliabilitas. Namun demikian menurut Latan
dan Ghozali (2012) cronbach alpha yang dihasilkan
sedikit under estimate sehingga disarankan untuk
menggunakan Composite Reliability atau DillionGoldstein’s.

MERANCANG MODEL STRUKTURAL (INNER
MODEL)

Model struktural menggunakan R-square untuk
konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk
predictive relevane dan uji t serta signifikan dari
koefisien parameter jalur struktural. R² digunakan
untuk menilai pengaruh variabel laten independen
terhadap variabel laten dependen. Kriteria batasan
nilai R² ini dalam tiga klasifikasi, yaitu 0,67 , 0,33 ,
dan 0,19. Disamping itu juga melihat Qsquare
predictive relevance untuk mengukur sebeapa baik
nilai observasi dan juga estimasi parameternya.
Nilai Q-square lebih besar dari 0 menunjukan
bahwa model mempunyai nilai predictive relevance,
sedangkan nilai Q-square kurang dari 0
menunjukan bahwa model kurang memiliki predictive relevance.
Diketahui bahwa nilai R-Square Dampak
Individu (DI) 0,613254 atau 61,32%, hal tersebut
menunjukan bahwa Pemakaian Sistem (PS) dan
Kepuasan Pengguna Akhir (KPA) berpengaruh
terhadap DI sebesar 61,32% sehingga
dimungkinkan 38,68% DI dipengaruhi oleh
variabel lain. Nilai R-Square dari variabel KPA
sebesar 33,91%, menunjukan bahwa Persepsi
Kualitas Sistem (PKS) dan Kualitas Informasi (KI)
mempengaruhi KPA sebesar 33,91% sehingga
terdapat 66,09% variabel lain yang mempengaruhi
KPA.
Nilai R-Square variabel PKS 20,78%,
menunjukan bahwa PKS dipengaruhi oleh Kualitas
Sistem sebesar 20,78% sehingga masih terdapat
79,22% variabel lain yang mempengaruhi PKS.
Nilai R-Square variabel PS 35,57%, menunjukan
bahwa variabel PS dipengaruhi oleh PKS, KI dan
KPA sebesar 35,57% sehingga masih terdapat 64,43
% variabel lain yang mempengaruhi PS.
UJI HIPOTESIS (RESAMPLING BOOTSTRAPING)

Tingkat kepercayaan yang digunakan 95%,
sehingga tingkat presisi sebesar () = 5% = 0,05, dan

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65

62

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI

GAMBAR 3. KONSTRUKSI DIAGRAM JALUR PENELITIAN

nilai t-tabel 1.98 (Latan dan Ghozali, 2012). Jika
nilai t-statistik lebih kecil dari nilai t-tabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Sedangkan jika nilai tstatistik lebih besar, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.Parameter estimasi antara kualitas sistem
(KS) dengan persepsi kualitas sistem software (PKS)
menghasilkan nilai t-statistics 3,615730. Nilai tstatistics ini lebih besar daripada nilai kritis 1,98
dengan tingkat signifikansi 5%, maka H1 diterima.
Nilai t pada persepsi kualitas sistem (PKS) dengan
kepuasan pengguna akhir (KPA) sebesar 1,109844,
lebih kecil daripada 1,98 maka H2 ditolak. Nilai t
kualitas informasi (KI) dengan kepuasan pengguna
akhir (KPA) sebesar 4,117445 yang lebih besar
daripada 1,98 sehingga H3 diterima. Nilai t
2,170369 diperoleh pada pestimasi kepuasan
pengguna akhir (KPA) dengan penggunaan sistem
(PS), karena lebih besar daripada nilai kritis, maka
H4 diterima.
Parameter estimasi kualitas informasi (KI)
dengan penggunaan sistem (PS) menghasilkan nilai
t 1,945810, lebih kecil daripada 1,98 dengan á 5%,
maka H4 ditolak. Estimasi persepsi kualitas sistem

(PKS) dengan penggunaan sistem (PS) memiliki
nilai t 0,812601, lebih kecil daripada 1,98 maka H6
ditolak. Nilai t 0,154632 diperoleh pada kepuasan
pengguna akhir (KPA) dengan dampak individual
(DI) lebih kecil daripada 1,98, sehingga H7 ditolak.
Nilai t 7,537686 yang dihasilkan pada estimasi
penggunaan sistem (PS) dengan dampak individual
lebih besar daripada 1,98 sehingga H8 diterima.
DISKUSI

Hipotesis pertama membuktikan bahwa kualitas
sistem berpengaruh positif terhadap persepsi
kualitas sistem. Penekanan atas aspek kualitas
sistem di dalam suatu pengimplementasian software
akuntansi akan meningkatkan antusiasme
penggunanya, yang tercermin lewat meningkatnya
nilai persepsi kualitas sistem, sehingga pada
akhirnya memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan implementasi dari software akuntansi.
Hasil pengujian terhadap H1 sesuai dengan
penelitian Kurniawan dan Cahyo (2010) yang
menyimpulkan bahwa kualitas sistem mempunyai
pengaruh yang positif terhadap persepsi kualitas

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65

63

VOL. 17 NO.1 JANUARI 2016

TABEL 2. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

sistem. Hasil Pengujian Septi (2011) juga
menunjukkan hasil yang sama bahwa kualitas
sistem memiliki pengaruh positif terhadap persepsi
kualitas sistem.
Pengujian H2 menunjukkan bahwa persepsi
kualitas system tidak berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna akhir. Jika pengguna software
akuntansi telah mempunyai persepsi terhadap
kualitas sistem serta yakin dengan kualitas sistem
yang digunakannya, dan merasakan bahwa
menggunakan sistem tersebut tidak sulit, namun
mereka tidak akan langsung percaya bahwa
penggunaan sistem tersebut akan memberikan
manfaat yang lebih besar dan akan meningkatkan
kinerja mereka. Jika informasi yang dihasilkan dari
software akuntansi yang digunakan semakin akurat,
tepat waktu dan memiliki reliabilitas yang baik,
maka akan tidak selalu meningkatkan kepercayaan
pemakai sistem tersebut. Peningkatan kepercayaan
pemakai sistem informasi, diharapkan akan
semakin meningkatkan kinerja sehingga kepuasan
pengguna juga akan meningkat.
Pengujian H2 tidak sejalan dengan penelitian
Kurniawan dan Cahyo (2010) yang menyimpulkan
bahwa persepsi kualitas sistem mempunyai
pengaruh positif terhadap kepuasan pengguna
akhir. Penelitian Widananto (2008) juga
menemukan hasil yang sama bahwa persepsi
kualitas sistem berpengaruh positif terhadap

kepuasan pengguna
Hipotesis ketiga membuktikan bahwa kualitas
informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna akhir. Kualitas informasi merupakan
output yang berupa informasi yang dihasilkan oleh
sistem informasi yang digunakan. Semakin lengkap
informasi yang tersedia, maka akan semakin tinggi
pula tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem
secara keseluruhan. Hasil Pengujian ini sesuai
dengan penelitian Kurniawan dan Cahyo (2010)
yang menyim-pulkan bahwa kualitas sistem
informasi mempunyai pengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna akhir. Pengujian Istianingsih
dan Wiwik (2009), Istianingsih dan Setyo (2008)
dalam penelitiannya juga menemukan hubungan
yang positif signifikan antara kualitas informasi
dengan kepuasan pengguna akhir.
Pengujian H4 menyimpulkan bahwa kepuasan
pengguna akhir berpengaruh positif terhadap
penggunaan sistem. Kepuasan pengguna akhir di
dalam suatu pengimplementasian software
akuntansi akan meningkatkan niat penggunaan
software yang tercermin lewat meningkatnya nilai
peng-gunaan sistem, sehingga pada akhirnya
memberikan kontribusi terhadap keberhasilan
implementasi dari software akuntansi tersebut. Hasil
ini konsisten dengan Penelitian Kurniawan dan
Cahyo (2010), Sumiyana dan Angelina (2010),
Imam (2009) yang menyatakan bahwa kepuasan
pengguna akhir berpengaruh positif terhadap
penggunaan sistem. Hasil H5 menunjukkan bahwa
kualitas informasi tidak berpengaruh positif
terhadap penggunaan sistem. Jika kualitas
informasi pada suatu software akuntansi sangat
bagus maka akan semakin bisa menarik pengguna
untuk menggunakan sistem tersebut namun pada
penelitian ini kualitas informasi tidak cukup
menarik minat pengguna system informasi. Hasil
ini berbeda dengan penelitian Kurniawan dan
Cahyo (2010), Widananto (2008), Kartana (2008)

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65

64

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI

yang menyatakan bahwa kualitas informasi
berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem.
Hipotesisi enam menyatakan bahwa persepsi
kualitas system tidak berpengaruh positif terhadap
penggunaan sistem. Persepsi kualitas sistem terkait
dengan para pengguna akhir yaitu sehubungan
dengan persepsi mereka tentang sistem dan juga
kualitasnya dari suatu software akuntansi tersebut.
Jika pengguna memiliki persepsi yang baik terhadap
suatu software akuntansi maka mereka akan menggunakan software akuntansi tersebut, dan disinilah
yang dimaksud dengan penggunaan sistem, mereka
akan percaya dan yakin bahwa dengan
menggunakan software tersebut bisa membantu
mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka
dan akan meningkatkan kinerja mereka.
Jika mereka merasa terbantu dan merasa bahwa
kinerjanya semakin meningkat dengan adanya
sistem tersebut maka para pengguna pasti akan
sering menggunakan software akuntansi tersebut.
Pengujian ini tidak konsisten dengan hasil
Kurniawan dan Cahyo (2010), Septi (2011) yang
menyimpulkan bahwa persepsi kualitas sistem
mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan
system karena masih terdapat factor lain yang
memepengaruhi hal tersebut.
Pengujian H7 menunjukan bahwa kepuasan
pengguna akhir tidak berpengaruh positif terhadap
dampak individual. Kepuasan pengguna akhir di
dalam suatu pengimplementasian software
akuntansi tidak selalu meningkatkan penggunaan
software akun-tansi. Semakin sering pengguna
memakai sistem informasi, biasanya diikuti oleh
semakin banyak tingkat pembelajaran (degree of
learning) yang didapat mengenai sistem informasi.
Peningkatan derajat pembelajaran ini merupakan
salah satu indicator bahwa terdapat pengaruh
keberadaan sistem terhadap dampak individual
(individual impact). Dampak individual yang
dimaksud adalah dampak dari software akuntansi

terhadap perilaku dan kinerja penggunanya. Hasil
hipotesisi ini berbeda dengan penelitian Kurniawan
dan Cahyo (2010), Imam (2009), Kartana (2008)
yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif
kepuasan pengguna akhir terhadap dampak individual.
Pengujian H8 berhasil membuktikan penggunaan
sistem berpengaruh positif terhadap dampak
individu. Penerapan sistem informasi yang baru
akan berdampak pada reaksi yang ditunjukkan oleh
perilaku individu dalam organisasi. Reaksi ini dapat
berupa munculnya motivasi baru untuk bersaing
dan meningkatkan kinerja. Secara positif
keberadaan sistem informasi baru akan menjadi
rangsangan (stimulus) dan tantangan bagi individu
dalam organisasi untuk bekerja lebih baik. Hasil ini
konsisten dengan penelitian Kurniawan dan Cahyo
(2010), Imam (2009) yang menyimpulkan bahwa
penggunaan sistem mempunyai pengaruh positif
terhadap dampak individual.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan
dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas sistem
berpengaruh positif terhadap persepsi kualitas
sistem. Persepsi kualitas sistem tidak berpengaruh
positif terhadap kepuasan pengguna akhir. Kualitas
informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna akhir. Kepuasan pengguna akhir
berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem.
Kualitas informasi tidak berpengaruh positif
terhadap penggunaan sistem. Persepsi kualitas
sistem tidak berpengaruh positif terhadap
penggunaan sistem. Kepuasan pengguna akhir tidak
berpengaruh positif terhadap dampak individual.
Penggunaan sistem memiliki pengaruh positif
terhadap dampak individu.
Berdasarkan kesimpulan dan analsis sebelumnya
maka penulis memberikan saran pihak pengelola
LKM PNPM UPK dalam mengambil keputusan

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65

65

VOL. 17 NO.1 JANUARI 2016

untuk mengadopsi software hendaknya melibatkan
pengguna akhir yang berhadapan langsung dengan
operasi harian. Indikator-indikator (variabel manifest) yang berdampak bagi kinerja individu
pengguna akhir sebagaimana telah diuji dalam
penelitian ini seyogyanya menjadi bahan
pertimbangan bagi pihak manajemen guna
meminimalkan kegagalan adopsi software akuntansi
tertentu. Peneliti yang akan datang hendaknya
memperluas wilayah survei pada seluruh kabupaten
dan kota di Indonesia. Untuk penelitian
selanjutnya disarankan untuk memodifikasi
model yang diajukan agar kriteria goodness of fit
yang didapat akan terpenuhi kriteria yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, A. dan F.X Tjakrawala K. 2010. Adaptasi Model Delone dan
McLean yang Dimodifikasi Guna Menguji Keberhasilan
Implementasi Software Akuntansi Bagi Individu Pengguna: Studi
empiris Pada Perusahaan Dalam Industri Barang Konsumsi yang
Tetrdafatar di BEI. Paper dipresentasikan pada acara Simposium
Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.
Chin, W. W. 1998. The Partial Least Squares Approach To Structural
Equation Modeling. Modern methods for business research, 295
(2), 295-336.
Chin, W. W., dan P. A. Todd. 1995. On The Use, Usefulness, Dan Ease
Of Use Of Structural Equation Modeling In MIS Research: A Note
Of Caution. MIS quarterly, 237-246.
Davis, F. D., R. P. Bagozzi, dan P. R. Warshaw. 1989. User Acceptance
Of Computer Technology: A Comparison Of Two Theoretical
Models. Management science, 35 (8), 982-1003.
DeLone, W.H. dan McLean. 1992. Information System Success: The
Quest for the Dependent Variable. Infomation System Research, 3,
115-132.
Dita, E.S. 2011. Adaptasi Model Delone dan McLean yang dimodifikasi
Guna Mrnguji Keberhasilan Implementasi Aplikasi Operasional
Bank Bagi Individu pengguna : Studi Empiris pada Bank Umum di
Kota Semarang. Skripsi, Universitas Diponegoro.
Edberg, D. T. dan B. J. Bowman. 1996. User-Developed Applications:
An Empirical Study Of Application Quality Dan Developer
Productivity. Journal of Management Information Systems, 167-185.
Guimaraes, T., M. Igbaria dan M. Lu. 1992 The Determinants Of DSS
Success: An Integrated Model. Decision Sciences, 23 (2), 409-427.
Guimaraes, T., D. S. Staples, dan J. D. Mckeen. 2003. Empirically
Testing Some Main User-Related Factors For Systems Development Quality. The Quality Management Journal, 10 (4), 39-54.
Imam, M. 2009. Uji Empiris Model Kesuksesan Sistem Informasi
Keuangan Daerah (SIKD) dalam Peningkatan Transparasi dan
Akuntabilitas Keuangan Daerah. Paper dipresentasikan pada acara
Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang.
Istianingsih dan S. Wijanto. 2008. Analisis Keberhasilan Penggunaan

Perangkat Lunak Akuntansi Ditinjau Dari Persepsi Pemakai (Studi
Implementasi Model Keberhasilan Sistem Informasi). Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 5 (1), 50-76.
Istianingsih dan S. Wijanto. 2008. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi,
Perceived Usefulness, dan Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan
Pengguna Akhir Software Akuntansi. Paper dipresentasikan pada
acara Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak.
Istianingsih dan W. Utami. 2009. Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem
Informasi terhadap Kinerja Individu (Studi Empiris Pada pengguna
Paket Progam Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi di Indonesia).
Paper dipresentasikan pada acara Simposium Nasional Akuntansi
XII, Palembang.
Jogiyanto H.M. 2000. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer:
Konsep Dasar dan Komponen, BPFE Yogyakarta.
Kartana. 2008. Pengujian Kesuksesan pengembangan Sistem Informasi
Manajemen Daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta. Tesis,
Universitas Gadjah Mada.
Latan, H. dan Ghozali, I. 2012. Partial Least Squares Konsep, Teknik
dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Leavitt, H. J. 1965. Applied Organizational Change in Industry, I JG
March (ed.) Handbook of Organizations. Chicago: Rdan McNally.
Livary, J. 2005. An Empirical Test of The DeLone-McLean Model of
Information System Success. Dataabase for Advance in Information
System (DFA), 36, 145-150.
McGill, T., V. Hobbs dan J. Klobas. 2003. Users Developed Application
dan Information System Success: A Test of Delone dan McLean’s
Model. Information Resource Management Journal, 16 (1), 24-45.
McGill, T. dan J. E. Klobas. 2009. A Task–Technology Fit View Of
Learning Management System Impact. Computers & Education 52
(2), 496-508.
Melone, Nancy Paule. 1990. A Theoretical Assessment Of The UserSatisfaction Construct In Information Systems Research. Management science, 36 (1), 76-91.
Radityo, D dan Zulaikha. 2007. Pengujian Model DeLone dan McLean
Dalam Pengembangan Sistem Informasi Manajemen (Kajian
Sebuah Kasus). Paper dipresentasikan pada acara Simposium
Nasional Akuntansi X Makassar.
Rivard, S., G. Poirier, L. Raymond, dan F. Bergeron. 1997. Development
Of A Measure To Assess The Quality Of User-Developed Applications. ACM SIGMIS Database, 28 (3) , 44-58.
Roldán, J. L., dan A. L. Millán. 2000. Analysis Of The Information
Systems Success Dimensions Interdependence: An Adaptation Of
The Delone & Mclean’s Model In The Spanish EIS Field. Paper was
Presented at BITWorld Conference.
Seddon, Peter B. 1987. Respesificaation dan Extension of the DeLone
dan McLean Model of IS Success. Information System Research, 8,
3-19.
Sumiyana dan Angelina. 2006. Model Komitmen Multidimensional atas
Pilihan Adopsi Sistem dan Perilaku Pemraktikan (Studi Empiris di
Jogjakarta). Paper dipresentasikan pada acara Simposium
Nasional Akuntansi IX, Padang.
Wahju, W. 2008. Analisis Penggunaan Sistem Informasi Direktorat
Jenderal Pajak di KPP Pratama dengan Menggunakan Model
Kesuksesan DeLone McLean. Skripsi, Universitas Gadjah Mada.
Widjayanto, N. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Yoon, Y, T. Guimaraes, dan Q. O’Neal. 1995. Exploring The Factors
Associated With Expert Systems Success. MIS quarterly, 83-106.

DOI: 10.18196/jai.2016.0044. 53 - 65