187 276 1 SM

PERSPEKTIF KEADILAN IKLIM DALAM INSTRUMEN HUKUM LINGKUNGAN
INTERNASIONAL TENTANG PERUBAHAN IKLIM
Deni Bram
Fakult as Hukum Universit as Pancasila
E-mail: deni_up@yahoo. co. id

Abst ract
The i ssue of cl i mat e change has become a cent r al poi nt of at t ent i on t he wor l d communit y on t hi s
cent ur y. In scient i st s view says t hat i f we f ai l t o make si gnif i cant r educt ions i n greenhouse gas
emi ssi ons f or t en t o t went y year s ahead, we f ace t he possi bi l i t y of har mf ul envi ronment al di sast er at
t he end of t his cent ury. Legal inst r ument s at i nt er nat i onal l evel whi ch i s present as a st ep t o mi t i gat e
cl i mat e change were f el t onl y i n t he i nt er est s of devel opi ng count ri es al one t hat put s t he asymmet ri c
advant age. The concept of cl i mat e j ust i ce i s f el t not t ouched so t hat t he regi me t o combat cl i mat e
change of t en f ai l i n t he f ul f i l l ment of j ust i ce f or pr esent and f ut ure.
Keywor ds: cl imat e change, int er gener at ional equi t y, int ra gener at ional equi t y.
Abstrak
Isu mengenai perubahan iklim t elah menj elma menj adi t it ik sent ral perhat ian masyarakat dunia abad
ini. Dalam pandangan para ilmuwan dikat akan bahwa j ika kit a gagal membuat penurunan yang
signif ikan pada emisi gas rumah kaca selama sepuluh sampai dua puluh t ahun ke depan, kit a
menghadapi kemungkinan bencana lingkungan membahayakan pada akhir abad ini. Inst rumen hukum
pada t at aran int ernasional yang hadir sebagai langkah penanggulangan perubahan iklim pun dirasakan

hanya menj adi kepent ingan negara maj u semat a yang mengedepankan keunt ungan asimet ris. Konsep
keadilan iklim dirasakan t idak t ersent uh sehingga rej im penanggulangan perubahan iklim kerap gagal
dalam pemenuhan keadilan bagi saat ini dan saat yang akan dat ang.
Kat a kunci: perubahan iklim, keadilan ant ar generasi, keadilan int er generasi

Pendahuluan
Salah sat u isu lingkungan hidup yang
memberikan pengaruh signif ikan t erhadap semua komponen kehidupan dan sist em kehidupan banyak kalangan saat ini adalah mengenai
f enomena perubahan iklim ( cl i mat e change). 1

1

Menurut Konvensi Kerj a Perser ikat an Bangsa-Bangsa t ent ang Perubahan Ikl i m ( Uni t ed Nat i on Fr amewor k Convent i on on Cl i mat e Change at au UNFCCC), sist em ikl i m
dal am hubungannya dengan perubahan ikl i m didef inisikan sebagai t ot al it as at mosf er, hidrosf er, biosf er, dan
geosf er dengan int er aksi nya. Sedangkan per ubahan ikl im di nyat akan sebagai per ubahan pada ikl i m yang di pengaruhi l angsung at au t i dak l angsung ol eh akt ivit as manusi a yang mengubah komposisi at mosf er , yang akan
memper besar keragaman ikl i m t er amat i pada periode
yang cukup panj ang. Sat u hal yang t i dak dapat di pungkiri adal ah bahw a pada abad 20, t emper at ur rat a-rat a
bumi naik 0, 4-0, 8oC. Kenaikan i ni di duga akan t er us
berl angsung, dan pada t ahun 2100 t emperat ur r at a-rat a
gl obal akan menj adi 1, 4-5, 8oC l ebih hangat . Isu perubahan ikl i m merupakan sal ah sat u isu yang menj adi


Perubahan iklim hadir sebagai suat u bent uk f enomena kerusakan lingkungan yang memiliki
dampak pada hampir set iap bidang kehidupan
yang mengancam eksist ensi kehidupan manusia
baik pada t at aran lokal, nasional dan j uga pada
t at aran global. 2

2

perhat i an besar set i ap negar a di duni a, bahkan sal ah seorang il muw an t erkemuka asal Inggri s, Sir David King,
mengat akan bahwa isu perubahan ikl i m l ebih mengkhawat irkan dar ipada isu t erori sme. Lihat dan bandingkan dengan Arum Siw iendr ayant i, “ Perubahan Ikl i m dan
Pengaruhnya t erhadap Sekt or Kese-hat an” , Jur nal Kesehat an Masyar akat Vol . 3 No. 1 2007, Uni versit as Negeri
Semar ang, hl m. 17-26; Lihat j uga Her man Haeruman,
“ Per spekt if Kebij akan Terkai t Per ubahan Ikl i m dan
Dampaknya Terhadap Ekonomi ” , Jur nal Ekonomi Li ngkungan, Vol . 13 No. 1 2009, Pusat St udi Ekonomi dan
Lingkungan Kement eri an Li ngkungan Hi dup, hl m. 15-32
Saat ini t i dak ada l agi pert anyaan mengenai apakah
pemanasan gl obal t erj adi dan j uga per debat an seri us
t ent ang apakah akt i vit as manusia adal ah penyebab dari
f enomena ikl im yang t erj adi. Dal am pandangan para


286 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 11 No. 2 Mei 2011

Berdasarkan hasil laporan t ahunan rut in
yang disampaikan pada f orum Int er gover nment al Panel on Cl imat e Change (IPCC) pada 6 April 2007 yang berj udul Cl i mat e Change 2007:
Impact s, Adapt at ion and Vul ner abi l it y , dit uangkan beberapa proyeksi ilmiah dampak dari
perubahan iklim yang akan t erj adi secara masif
di beberapa negara secara berbeda, ant ara lain
di benua Af rika, ant ara 75 dan 250 j ut a orang
yang diproyeksikan akan menghadapi pening-

t empat t inggal dan sumber daya. Beberapa hasil penelit ian menunj ukkan bahwa kenaikan
permukaan air laut set inggi 60 cm akan berpengaruh langsung t erhadap j ut aan penduduk
yang hidup di daerah pesisir. Panj ang garis pant ai Indonesia yang lebih dari 80. 000 km memiliki konsent rasi penduduk dan kegiat an sosial
ekonomi masyarakat yang t inggi, t ermasuk kot a
pant ai dan pelabuhan. Demikian j uga ekosist em
alami sepert i mangrove akan banyak mengalami

kat an air st res akibat perubahan iklim pada

t ahun 2020. Produksi pert anian, t ermasuk akses
ke makanan, diproyeksikan akan sangat membahayakan dan hal ini akan berdampak buruk
mat a pencaharian, keamanan pangan dan memperparah gizi buruk di seluruh benua Af rika. 3
Dampak yang diperkirakan t erj adi di Benua Asia diproyeksikan akan t imbul dari proses
pencairan glet ser di sekit ar pegunungan Himalaya yang akan mengakibat kan banj ir besar dan
mempengaruhi sumberdaya air dalam dua hingga t iga dekade mendat ang. Fenomena ini akan
diikut i oleh arus sungai yang menurun dan
mempengaruhi ket ersediaan air t awar di kawasan Asia Tengah, Asia Selat an, Asia Timur dan
Asia Tenggara dan memberikan dampak kepada
lebih dari sat u miliar orang pada t ahun 2050.
Sedangkan unt uk negara-negara kepulauan yang

gangguan dari pelumpuran dan penggenangan
yang makin t inggi. 4
Uraian dat a ilmiah mengenai akibat yang
dihasilkan dari perubahan iklim sebagaimana
t ert uang dalam paragraf di at as secara j elas
menggambarkan bahwa dampak dari perubahan
iklim t elah t erj adi secara nyat a saat ini dan
berimbas pada masa yang akan dat ang. Eksist ensi Negara-negara kepulauan yang semakin

t erancam sert a dampak simult an yang akan dialami oleh negara–negara miskin menj adi cerminan ket idakadilan iklim bagi saat ini. 5 Pada
masa yang akan dat ang, kondisi sekarang ini t urut andil dalam memperburuk iklim yang akan
dirasakan oleh generasi ke depan.
Di t engah derasnya inf ormasi sert a proyeksi ilmiah mengenai bet apa hebat nya dampak
dari perubahan iklim t erhadap ekosist em bumi,

t erlet ak di sekit ar garis khat ulist iwa diproyeksikan akan menerima dampak dari kenaikan permukaan air laut yang akan menyebabkan maj unya garis pant ai dan akan mempengaruhi akt ivit as secara keseluruhan.
Dampak perubahan iklim yang nyat a akan
t erj adi dalam kont eks Indonesia adalah kenaikan muka air laut set inggi sat u met er yang akan
mengakibat kan masalah besar pada masyarakat
yang t inggal di daerah pesisir. Abrasi dan mundurnya garis pant ai sampai beberapa kilomet er
menyebabkan banyak masyarakat kehilangan

3

il muw an dikat akan bahw a j ika kit a gagal membuat penurunan yang signi f ikan pada emi si gas rumah kaca sel ama sepul uh sampai dua pul uh t ahun, kit a menghadapi
kemungkinan bencana l ingkungan membahayakan pada
akhir abad ini. Lihat Joko Parwat a, “ 90 Persen Bencana
Terkai t Perubahan Ikl im” , War t a Geol ogi Vol . 3 No. 3
2008, Badan Geol ogi Bandung, hl m. 32-33

Lihat Int ergovernment al Panel on Cl imat e Change (IPCC)
Report , Cl i mat e Change 2007: Impact s, Adapt at i on and
Vul ner abi l i t y.

4

5

Kerusakan kawasan pant ai akan mengaki bat kan hil angnya l ahan pot ensi dengan nil ai ekonomis dan ekol ogi
yang sangat besar. Sal ah sat u kawasan pant ai yang t el ah
mengal ami kerusakan adal ah Pant ai Kal ianda yang t erl et ak di Tel uk Lampung Kabupat en Lampung Sel at an.
Kawasan ini sudah t i dak t erl i ndungi ol eh hut an bakau
dan mengal ami abr asi pant ai yang cukup t inggi. Pant ai
ini j uga t el ah mengal ami erosi akibat perubahan ar ah
gel ombang. Lihat Cahya Suj at miko, “ St udi Penanggul angan Abr asi Pant ai Kal i anda” , Jur nal Sai ns dan Inovasi
Vol . 5 No. 1 t ahun 2009, Lembaga Penel it i an Uni versit as
Sang Bumi Ruw a Jurai, hl m. 6-16
Perubahan ikl i m gl obal yang berl angsung saat ini memberikan pengaruh pada berbagai bidang, t er masuk per ikanan yang menyebabkan t er j adinya degradasi l ingkungan perairan. Hal ini berdampak pada muncul dan menyebarnya ber bagai penyakit ikan, menurunnya l aj u
pert umbuhan organi sme perairan, bahkan hingga menimbul kan kemat ian massal ikan. Lihat Tr i Heru Prihadi,
Erl ania, Iswar i Rat na Ast ut i , “ Kaj i an Dampak Lingkungan

Gl obal dar i Kegiat an Keramba Jar ing Apung Mel al ui
LCA” , Jur nal Ri set Akuakul t ur Pusat Riset Per ikanan
Budi daya, hl m. 263-273; Lihat j uga Geof f rey Lean, Disappearing Worl d: Gl obal Warming Cl ai ms Tropi cal Isl and, The Independent , Dec. 24, 2006, t er dapat dal am
sit us www. independent . co. uk/ environment / cl i mat echange/ disappearing-worl d-gl obal -w arming-cl ai mst ropi cal -isl and-429764. ht ml . diakses 5 Februari 2011

Perspekt if Keadil an Ikl i m Dal am Inst rumen Hukum Li ngkungan Int er nasional … 287

t erdapat pendapat lain yang mengambil sisi
berseberangan dengan mai nst ream yang berkembang. Bj orn Lomborg dalam karya f enomenalnya The Skept i cal Envi ronment al i st 's menarik perhat ian beberapa kalangan pemikir lingkungan hidup dengan menyat akan secara t egas
bahwa isu perubahan iklim t idak cukup signif ikan unt uk dit angani secara serius dengan ket ent uan yang mengat ur secara ket at dan t egas.
Bahkan Lomborg dengan manif est o berupa Co-

Tonggak kepedulian masyarakat int ernasional t erhadap perubahan iklim selanj ut nya
diwuj udkan dalam hasil Konf erensi Tingkat
Tinggi di Rio de Jainero melalui suat u inst rumen Uni t ed Nat i ons Fr amewor k Convent ion on
Cl i mat e Change (UNFCCC) yang menj adi suat u
bent uk keseriusan masyarakat int ernasional
unt uk menent ukan t uj uan bersama dan rencana
st rat egis penanggulangan perubahan iklim. 9
Negara-negara yang t ergabung dalam UNFCCC


penhagen Consensus menempat kan isu penurunan j umlah emisi karbon dalam nomor urut 30
(t iga puluh) dari 30 (t iga puluh) masalah global
yang dihadapi dunia saat ini. 6
Lomborg dalam hipot esanya menggunakan perhit ungan secara ekonomis sampai pada
kesimpulan bahwa masalah perubahan iklim bukanlah masalah serius yang dihadapi dunia saat
ini. Bahkan dengan pengat uran yang t erdapat
di dalam Prot okol Kyot o secara t egas mengenai
limit asi j umlah emisi gas buang Negara-negara
akan menanggung biaya yang lebih besar
daripada manf aat yang diraih. 7 Hal ini sej alan
dengan hasil penelit ian yang dilakukan oleh
Wigley pada t ahun 1996 yang menyat akan bahwa ef ekt if it as dari Prot okol Kyot o sekarang ini
pat ut diragukan sebagai salah sat u inst rumen
awal penurunan emisi gas rumah kaca. Dalam
kesimpulannya, Wigley berpendapat bahwa lebih baik mengedepankan “ doi ng not hing pol i cy ” dalam menghadapi perubahan iklim. 8 Hal
ini pun menj adi perdebat an menarik di kalangan pemerhat i lingkungan mengenai validit as
dari ancaman perubahan iklim yang t erj adi.

kemudian sepakat unt uk menst abilkan konsent rasi gas rumah kaca ant hropogenik sebagai

sumber ut ama dari perubahan iklim dan unt uk
menghindari gangguan dari sist em iklim dengan
mengendalikan penyebab ut ama berupa met an,
asam nit rat , khususnya emisi karbon dioksida. 10
Kehadiran Prot okol Kyot o yang semula di
harapkan dapat memberikan kont ribusi dalam
usaha penurunan nilai emisi gas rumah kaca
yang memicu t erj adinya perubahan iklim, t ernyat a t idak dapat memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini paling t idak disebabkan oleh
beberapa hal, pert ama, lemahnya keikut sert aan dan komit men Amerika Serikat sebagai negara yang memiliki sumbangsih dalam peningkat an emisi CO2 dari sekt or bahan bakar f osil. 11
Selanj ut nya, Prot okol Kyot o j uga t idak dapat
berperan maksimal pada saat negara–negara
Annex I yang diharapkan menj adi subyek ut ama
dalam usaha penanggulangan perubahan iklim
j ust ru merumuskan kebij akan–kebij akan pada
9

10

6


7

8

Bj orn Lomborg¸ 2008, Copenhagen Consensus 2008 Resul t s. , t erdapat dal am sit us www. copenhagen consensus. com diakses pada t anggal 25 Apr il 2011.
Dal am karya Lomborg l ai nnya, mengut i p hasil penel it ian yang dil akukan ol eh Nor dhaus dan Boyer pada t ahun
2000 t ergambarkan bahwa mekani sme penurunan nil ai
emi si gas rumah kaca yang t erdapat dal am inst r umen
Prot okol Kyot o hanya mampu memberikan sumbangsi h
mini mal dibandingkan dengan t anpa adanya Prot okol
Kyot o. Lihat Marsudi Tr iat modj o, “ Impl ikasi Berl akunya
Prot ocol Kyot o-1997 Terhadap Indonesia” , Jur nal
Hukum Int er nasi onal Vol . 2 No. 2 t ahun 2005, Lembaga
Pengkaj ian Hokum Int ernasional Universi t as Indonesia,
hl m. 294-310
Lihat T. M. L. Wigl ey, et . al . , “ Economi c and Environment al Choices i n t he St abil izat ion of At mospheri c CO2
Concent r at ion” , Nat ur e, Vol . 379, Januar y, hl m. 379.

11


Lihat Unit ed Nat ions Framework Convent ion on Cl imat e
Change (UNFCCC), “ Cl imat e Change Inf or mat ion Kit :
The Int er nat ional Response t o Cl i mat e Change Inf ormat ion” Sheet 17.
Angel a Chur ie et al . , Summary of t he Eight eent h Sessions of t he Subsi di ary Bodies of t he UN Fr amework Convent ion on Cl i mat e Change, 12 Eart h Negot i at ions Bul l .
Tercat at pada t ahun 2005 Amerika Ser ikat bersumbangsih sebanyak 21% dari t ot al emisi kesel uruhan. Terl epas
dar i kegagal an dari Prot okol Kyot o, kehadir an prot okol
ini pal ing t idak member ikan 2 (dua) sumbangsih ut ama
bagi perkembangan hukum l ingkungan int er nasional yait u; Per t ama, Prot okol Kyot o menj adi t onggak awal kerangka hukum dal am penanggul angan masal ah per ubahan ikl im pada khususnya dan masal ah l ingkungan hidup
pada t at ar an gl obal pada umumnya. Kedua, secara pol it is keber adaan Prot okol Kyot o menj adi l angkah signif ikan yang menunj ukkan kepedul i an masyar akat int ernasional t erhadap per masal ahan per ubahan ikl i m dan sol usi ke depan yang dit empuh. Lihat Bruce Par dy, 2004,
“ The Kyot o Prot ocol : Bad New s f or t he Gl obal Environment ” , Jour nal of Envi r onment al Law and Pr act i ce,
hl m. 1.

288 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 11 No. 2 Mei 2011

skala lokal dan nasional yang j ust ru t idak mendukung dari Prot okol Kyot o dan membuat t arget penurunan konsent rasi gas rumah kaca
menj adi sulit unt uk dicapai. 12 Akhirnya, besarnya kepent ingan yang t ermuat dalam proses
pembuat an dan pelaksanaan mekanisme penat aan yang t ermuat dalam Prot okol Kyot o semakin memberikan ant ipat i dalam usaha penanggulangan perubahan iklim. 13
Masa depan t ent ang rezim perubahan ik-

akan dat ang. Kondisi inilah yang kemudian
menj adi perhat ian pada pemerhat i di bidang
lingkungan int ernasional bahwa kebij akan perubahan iklim yang hadir saat ini sering kali
menj adi inst rumen yang mengakomodir kepent ingan negara maj u semat a dan t idak mengakomodir semangat dalam keadilan iklim. 16
Mencermat i hal di at as, maka dalam diskursus perubahan iklim, wacana yang berkembang adalah meningkat kan kepedulian dari

lim saat ini berada dalam kondisi yang problemat is. Keberadaan Prot okol Kyot o yang akan
segera berakhir pada t ahun 2012 sert a perdebat an seput ar kehadiran inst rumen hukum dan
mekanisme yang t elah dilakukan dalam beberapa t ahun belakangan membuat beberapa kalangan akademisi dan ilmuwan mempert anyakan
t erhadap ef ekt if it as pasca Prot okol Kyot o unt uk
menurunkan nilai konsent rasi gas rumah kaca
yang dihasilkan dari kegiat an manusia. 14
Secara umum eksist ensi dari hukum int ernasional yang pada awalnya hanya berada dalam pemikiran hukum di masa lalu mulai dipert anyakan unt uk kepent ingan saat ini dan saat
yang akan dat ang. 15 Kehadiran inst rumen hukum lingkungan int ernasional pada umumnya
dan yang menyangkut pada bidang perubahan
iklim pada khususnya dirasakan t idak memberi-

masyarakat int ernasional t ermasuk peran yang
diharapkan dari negara-negara berkembang dalam usaha perbaikan iklim. Namun, dalam beberapa indikasi awal dapat t erlihat adanya ket idakadilan dalam krist alisasi kepedulian yang
dit uangkan dalam perj anj ian int ernasional di
bidang perubahan iklim. Hal inilah yang menj adi perhat ian ut ama dalam pembahasan art ikel ini unt uk menguj i validit as dari perj anj ian
int ernasional di bidang perubahan iklim dalam
perspekt if keadilan iklim.

kan sumbangsih yang simet ris baik pada kondisi
saat ini dalam belahan dunia yang berbeda,
maupun dalam kondisi yang bersif at lint as wakt u yait u ant ara kepent ingan saat ini dan saat

dampak dari perubahan iklim t erhadap sekt or
ekonomi dan ilmu penget ahuan, namun pembahasan dalam perspekt if keadilan t erhadap kondisi iklim j arang mendapat perhat ian yang serius. Konsep keadilan dalam dimensi lingkungan
hidup menj adi suat u pembahasan yang bersif at
lint as sekt oral dan lint as kepent ingan. Dalam
perspekt if keadilan lingkungan, kondisi geograf is set iap negara merupakan suat u ket ent uan
yang harus diperlakukan bij aksana dan hak unt uk mendapat kan lingkungan hidup yang baik
dan sehat adalah hak asasi manusia. 17

12

13

14

15

Konsensus yang di sepakat i pada t ahun 2004 adal ah kewaj i ban unt uk menurunkan nil ai emisi gas rumah kaca
sebesar 5, 2% dar i nil ai emisi yang ada pada t ahun 1990.
Lihat Mir anda A. Schreurs, “ Compet ing Agendas and t he
Cl imat e Change Negot iat ions: The Unit ed St at es, t he
European Union, and Japan” , 31 Envi r onment al Law.
Repor t . 2001.
Krit ik l ain yang mengungkapkan proyeksi kegagal an Prot okol Kyot o didasari ol eh pemahaman bahwa Prot okol
Kyot o hanya memberikan l i mit asi dan t arget penurunan
emi si yang rel at if sedikit bagi negar a – negar a maj u. Hal
ini pun di perburuk dengan keengganan dar i negar a maj u
dal am mencapai t arget penurunan emi si. Seir ing dengan
wakt u dampak t erhadap perubahan ikl im akan segera
dihadapi dan kebij akan Prot okol Kyot o akan dir asakan
t erl ambat .
Lihat Feng Gao, The Int ernat ional Cl i mat e Regi me:
Where Do We St and?, i n The Kyot o Prot ocol and
Beyond. , hl m. 7-8.
Lihat E. Brown Weiss, "The Pl anet ary Trust : Conservat ion and Int ergener at ional Equit y, " 11 Ecol ogy Law.
Quar t er l y. Vol . 295 1984,

Keadilan Iklim: Now and Beyond
Permasalahan seput ar perubahan iklim
t elah menyent uh suat u kondisi yang mult idimensional dengan kompleksit as yang t inggi di
bidang ilmu penget ahuan, ekonomi dan keadilan. Saat ini perhat ian banyak dit uangkan dalam

16

17

Lihat j uga M. Daud sil al ahi, “ Per anan dan Kedudukan
Hukum Lingkungan Int ernasional Dewasa Ini” , Jur nal
Hukum Int er nasi onal Vol . 2 No. 2 Tahun 2005, Lembaga
Pengkaj ian Hukum Int ernasional Universit as Indonesia ,
hl m. 249-265.
Lihat Joseph W. Del l apenna, “ Int ernat ional Law 's Lessons f or t he Law of t he Lakes” , 40 U. Mi chi gan Jour nal
Law Ref or m 747, 791 & n. 274, 792 (2007), ; Lihat pul a,
Equal Right s, Gover nance, and t he Environment : Int egrat ing Environment al Just ice Princi pl es in Corpor at e

Perspekt if Keadil an Ikl i m Dal am Inst rumen Hukum Li ngkungan Int er nasional … 289

Perubahan iklim t elah memperumit isu–
isu t ent ang pembagian sumber daya di ant ara
generasi–generasi masa kini dan j uga generasi
yang akan dat ang. Ket ika j alan sat u-sat unya
menuj u sumber daya yang dapat diperbaharui
adalah lewat pengelolaan dan pemeliharaannya
di dalam kondisi yang dapat diperbaharui,
ekosist em hut an kini sedang dihancurkan oleh
huj an asam dan pemanasan global. Pengendalian emisi karbon ant hropogenik j elas memerlu-

pembahasan mengenai keadilan int er generasi
t idak hanya berkut at pada kenyat aan perlindungan generasi yang akan dat ang unt uk mendapat kan hak t erhadap lingkungan yang layak
semat a, namun j uga menyent uh pembahasan
mengenai kondisi bumi yang proporsional sebagai kaidah dasar moral. 19
Konsep keadilan int er generasi t elah berkembang dalam pergumulan hukum int ernasional pada umumnya. Hal ini dapat diindikasi

kan solusi int ernasional unt uk menghindarkan
malapet aka ut ama dan mencegah subversi kepada ekosist em yang sudah t ua. Pelaksanaan
komit men ini secara nyat a mengharuskan semua negara menurunkan emisi yang ada, pada
saat yang bersamaan negara–negara yang sedang berkembang dapat mengklaim secara rasional bahwa masalah muncul sebagian besar
dari negara–negara maj u yang selama ini menggunakan energi yang memicu emisi unt uk maksud–maksud prakt is.
Kondisi ekosist em bumi yang t idak t erikat
pada suat u bat as administ rat if wilayah sert a
ket erkait an ant ara kondisi saat ini dengan proyeksi keadaan iklim ke depan menj adikan konsep keadilan lingkungan bert it ik t umpu pada 2
(dua) konsep ut ama yait u keadilan int er generasi dan keadilan ant ar generasi. 18 Terdapat 2

dalam Pembukaan dalam Univer sal Decl arat ion
of Human Ri ght s yang berisi, “ Whereas recogni t ion of t he i nherent di gni t y and of t he equal
and i nal i enabl e r i ght s of al l member s of t he
human f ami l y i s t he f oundat ion of f reedom,
j ust i ce and peace i n t he wor l d. " Terminologi
“ al l member s” yang digunakan dalam kalimat
di at as t ent u t idak hanya t erbat as pada kondisi
saat ini namun j uga bersif at pemikiran ke depan dan cit a-cit a dari hukum int ernasional yang
hendak dicapai. 20
Konsep keadilan int er generasi dalam
perkembangan hukum lingkungan int ernasional
pada khususnya, mulai dibicarakan pada saat
persiapan St ockhol m Conf erence on t he Human
Envi ronment t ahun 1972 sebagai pert emuan int ernasional pert ama kali yang membicarakan
eksist ensi manusia dan lingkungan hidup. 21 Da-

(dua) relevansi pent ing dalam pembahasan mengenai keadilan int er generasi yang diungkapkan oleh pemikir di bidang ekologi manusia,
yait u hubungan ant ara manusia dengan spesies
mahluk hidup lainnya dan hubungan ant ara manusia dengan sist em lingkungan yang manusia
t erdapat di dalamnya. Tercipt anya keadilan
lingkungan secara umum dalam lint asan pemikiran f ilosof is membut uhkan suat u net ralit as
sebagai dasar pij akan ut ama. Oleh karena it u,

18

Social Responsi bil it y, 33 Ecol ogy Law Quar t er l y. 443,
470 & nn 2006, hl m. 153
Dal am mendef i ni sikan keadil an int er generasi akan sangat berguna j ika menganggap komuni t as manusi a sebagai suat u bent uk kemit raan yang ber si f at l int as gener asi. Edmund Burke mendef ini sikan negara sebagai suat u
bent uk kemit raan dal am pemikir annya Burke mengemukakan bahw a "as t he ends of such a par t ner shi p
cannot be obt ai ned i n many gener at i ons, i t becomes a
par t ner shi p not onl y bet ween t hose who ar e l i vi ng but
bet ween t hose who ar e l i vi ng, t hose w ho *200 ar e dead,
and t hose who ar e t o be bor n. " Li hat E. Burke, 1790,
Ref l ect ions on t he Revol ut ion in Fr ance

19

20

21

Secar a mor al , negar a-negara maj u waj ib mener ima kuot a dan memat uhi pembat asan emi si yang dirumuskan
dal am Prot okol Kyot o t anpa menghar apkan it u t erl ebih
dahul u ol eh negara – negara berkembang karena mereka
perl u mel akukan kegiat an yang dit engarai dapat menj adi pemicu emisi dal am rangka memenuhi kebut uhan
warga nya. Lihat Laur a West r a, 2006, Envi r onment al
Just i ce and The Ri ght s of Unbor n and Fut ur e Gener at i ons. , London : Eart hscan, hl m. 135.
Kehadir an konsep Keadil an Int er Gener asi i ni j uga secara perl ahan diadopsi dal am beberapa dokumen Perj anj ian Int ernasional baik secara umum maupun yang
l angsung berkai t an dengan l ingkungan hi dup, sepert i:
The Unit ed Nat ions Chart er, t he Int ernat ional Covenant
on Civil and Pol it ical Right s, t he Convent ion on t he Prevent ion and Puni shment of t he Cri me of Genocide, t he
American Decl arat ion on t he Right s and Dut i es of Man,
t he Decl arat ion on t he El iminat ion of Discri minat ion
against Women, t he Decl arat ion on t he Right s of t he
Chil d. Li hat Agora, Januar y 1992, What Obl igat ion Does
Our Generat ion Owe t o t he Next ? An Approach t o Gl obal
Environment al Responsi bil it y, Amer i can Jour nal of
Int er nat i onal Law
Lihat Conf erence on t he Human Environment , St ockhol m, Swed. , June 5-16, 1972, Repor t of t he Uni t ed
Nat i ons Conf er ence on t he Human Envi r onment , 3, U. N.
Doc. A/ CONF. 48/ 14/ REV. 1, June 16, 1972.

290 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 11 No. 2 Mei 2011

lam kalimat pembukaan konvensi, beberapa kali dit egaskan secara eksplisit bahwa t uj uan
yang hendak dicapai dalam konvensi ini adalah
t ercipt anya kondisi lingkungan yang layak unt uk
saat ini dan masa yang akan dat ang. 22 Pembahasan selanj ut nya mengenai konsep keadilan
int er generasi t ermuat dalam laporan U. N.
Wor l d Commi ssion on Envi ronment and Devel opment (WCED) yang dikenal dengan Br unt l and
Commi ssion Report on Our Common Fut ur e

yang layak unt uk dinikmat i oleh generasi yang
akan dat ang sebagaimana digunakan pada saat
ini dan kedua, berkewaj iban unt uk memperbaiki kondisi kerusakan lingkungan yang t erj adi
sebagai akibat perbuat an generasi t erdahulu
sebagai upaya unt uk menj amin keberlanj ut an
lingkungan. 25 Pada t at aran paling lemah, set iap
generasi dibebani kewaj iban moral unt uk dapat
mewariskan kondisi lingkungan hidup yang paling t idak sama dengan kondisi yang dinikmat i

yang memberikan def inisi keadilan int er generasi secara konkrit dan nyat a. Dalam perumusan Burt land Report , keadilan int er generasi menekankan pada konsep pemenuhan kebut uhan
saat ini t anpa menelant arkan kebut uhan generasi masa yang akan dat ang. 23 Isu keadilan int er
generasi ini pun bergulir sampai dengan perhelat an Ear t h Summit pada t ahun 1992 yang
menghasilkan Ri o Decl ar at ion on Envi ronment
and Devel opment dan Agenda 21 yang menempat kan eksist ensi generasi saat ini dan yang
akan dat ang sebagai priorit as ut ama. 24
Secara umum, set iap generasi memiliki 2
(dua) kewaj iban ut ama yang diemban unt uk generasi selanj ut nya, yait u per t ama kewaj iban
unt uk menghadirkan kondisi lingkungan hidup

saat ini dari generasi t erdahulu. Walaupun sangat sulit unt uk mencapai suat u t it ik yang ideal
dalam konsep di at as, dalam laporan Int er -gover nment al Panel on Cl i mat e Change (IPCC)
usaha maksimal yang dapat dilakukan adalah
melakukan proyeksi dampak kerusakan lingkungan yang akan muncul sert a upaya alt ernat if
penanggulangan dampak t ersebut . 26
Bersandar pada dua premis ut ama kewaj iban dari set iap generasi yang diungkapkan di
at as, hal ini unt uk kemudian diderivasikan dalam beberapa variabel khusus yang memuat hak
dan kewaj iban dari set iap generasi secara
khusus. Edit h Brown Weiss dalam t ulisannya
mengemukakan 4 (empat ) t ugas khusus dari set iap generasi unt uk menj amin keberlanj ut an
iklim yait u, pert ama, memelihara keanekaragaman sumber alam dan budaya yang ada pada

22

23

24

Lihat St ockhol m Decl arat ion, Pri ncipe. 1. Dal am t ambahannya yang t er dapat dal am, Princi pl e 2 dari St ockhol m
Decl ar at ion dikat akan bahwa "t he nat ur al r esour ces of
t he ear t h, i ncl udi ng t he ai r , wat er , l and, f l or a and
f auna, and especi al l y r epr esent at i ve sampl es of nat ur al
ecosyst ems, must be saf eguar ded f or t he benef i t of
pr esent and f ut ur e gener at i ons t hr ough car ef ul pl anni ng or management , as appr opr i at e . ". Pada saat yang
hampir bersamaan hadir pul a perj anj i an i nt ernasional
yang mengedepankan i su keadil an int er generasi seper t i
1972 London Ocean Dumpi ng Convent ion, 1972 Worl d
Cul t ural and Nat ural Herit age Convent ion, 1973 Endangered Speci es Convent ion, dan 1974 Chart er of Economic
Right s and Dut ies of St at es, sedangkan pada t at aran regional j uga t erdapat kont en sej enis sepert i yang dapat
dit emui pada 1976 Barcel ona Medit err anean Sea Convent ion. Tonggak kepedul i an masyar akat i nt ernasional
t erhadap i su keadil an int er generasi ini j uga dit uangkan
dal am 1982 U. N. Worl d Chart er f or Nat ure dan 1997
UNESCO Decl arat ion on Responsibil it ies Towards Fut ure
Gener at ions sebagai dokumen hukum int ernasional yang
secara ekspl isit mengemukakan t ent ang konsep keadil an
int er gener asi.
Lihat Gro Harl em Brundt l and Et Al . , 1987, Our Common
Fut ure: The Worl d Commi ssion On Environment And
Devel opment , Our Common Fut ure. hl m. 8. Lihat pul a
WCED report U. N. G. A. Res. 42/ 427.
Lihat Conf er ence on Environment and Devel opment , Rio
de Janeiro, Br az. , June 13, 1992, Repor t of t he Uni t ed
Nat i ons Conf er ence on Envi r onment and Devel opment ,
U. N. Doc. A/ CONF. 151/ 26, vol . I, Aug. 12, 1992

saat ini. Kedua, Memelihara kualit as dari lingkungan hidup saat ini unt uk dapat dinikmat i
oleh generasi yang akan dat ang. Selanj ut nya,
25

26

Lihat Edi t h Brown Weiss, “ The Pl anet ar y Trust : Conservat ion and Int ergenerat ional Equit y” , 11 Ecol ogy Law.
Quar t er l y Vol . 495 1984; Lihat pul a Edit h Brown Weiss,
” In Fairness t o Fut ure Gener at ions” , Envi r onment , Apr.
1990, hl m. 23 - 26.
Lihat U. N. Env't Programme & Worl d Met eorol ogical
Org. , Int ergovernment al Panel on Cl i mat e Change
[ IPCC] , IPCC Second Assessment , Cl i mat e Change 1995:
A Report of t he Int ergovernment al Panel on Cl imat e
Change, 6. 7 (Dec. 1995), t erdapat dal am sit us ht t p: / /
www. ipcc. ch/ pdf / cl i mat e-changes-1995/ ipcc-2nd-assessment / 2nd-assessment -en. pdf . Di akses 5 Februari
2011. , Li hat pul a U. N. Env't Programme & Worl d Met eorol ogical Org. , IPCC, IPCC Fourt h Assessment Report ,
Cl imat e Change 2007: Synt hesi s Report (2007), Li hat pul a Mark Lynas, Six Degrees: Our Fut ur e On A Hot t er Pl anet (2007). Unt uk mel ihat i nf ormasi secar a det il mengenai negara–negar a miski n yang t erkena dampak ser t a
akibat yang dit er i ma dapat dil ihat dal am U. N. Dev. Programme, Human Devel opment Report 2007/ 2008, Fight ing Cl imat e Change: Human Sol i dar it y in a Di vi ded Worl d, 2 (2007), t erdapat dal am sit us ht t p: / / hdr. undp. org/
en/ report s/ gl obal / hdr 2007-2008 di akses 5 Feb. i 2011.

Perspekt if Keadil an Ikl i m Dal am Inst rumen Hukum Li ngkungan Int er nasional … 291

menyediakan akses bagi semua komunit as
ekosist em bumi unt uk dapat menikmat i kondisi
lingkungan saat ini yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Ter akhir , menj aga akses yang
dimiliki sekarang unt uk dapat diberikan kepada
generasi yang akan dat ang. 27
Tidak semua negara memiliki kemampuan
sert a pot ensi yang sama dalam melakukan usah
perlindungan lingkungan dan perbaikan lingkungan. Sebaliknya, set iap negara j uga memiliki

dari negara kaya kepada negara miskin menj adi
salah sat u alt ernat if yang dapat dilakukan. 30
Konsep keadilan int ra generasi dapat dimaknai secara umum dalam kont eks nasional
maupun dalam kont eks int ernasional. Dalam
skala nasional, konsep ini mencoba memberikan
akses secara merat a kepada seluruh warga negara t erhadap sumber daya alam yang ada t ermasuk di dalamnya air bersih, udara sert a pemanf aat an sumber laut . Konsep ini j uga dapat

kont ribusi yang berbeda dalam perubahan iklim. Menelisik t r ack r ecor d sumbangsih dalam
perubahan iklim dan inisiat if yang berbeda dari
set iap negara t ersebut , Edit h Brown Weiss mengint rodusir keadilan int ra generasi yang merupakan suat u konsep kewaj iban ant ara negara
maj u kepada negara berkembang at au miskin
dalam upaya perbaikan kondisi iklim saat ini
unt uk kepent ingan generasi yang akan dat ang. 28
Keadilan int ra generasi secara umum dapat diart ikan sebagai suat u pemahaman bahwa
set iap orang yang berada dalam lingkup sat u
generasi yang sama memiliki hak dan akses
yang sama unt uk memperoleh manf aat dari
sumber alam yang ada sert a dapat memperoleh
kondisi lingkungan hidup yang baik dan sehat . 29
Pengert ian lain mengenai konsep keadilan int er
generasi hadir sebagai bent uk pemenuhan sega-

digunakan unt uk mempert anyakan kembali pemanf aat an sumber daya alam oleh sekt or swast a dalam pemanf aat an lingkungan hidup di lingkup nasional. Sedangkan pada t at aran int ernasional, konsep ini menekankan pada keset araan
alokasi dari udara, air sert a keanekaragaman
hayat i yang t erdapat di belahan dunia unt uk
masing–masing pihak dapat memperoleh manf aat yang sama sert a mendayagunakan sesuai
dengan kebut uhan dan sist em penyangga kehidupan bumi yang ada. 31 Bahkan dalam t at aran
yang lebih ekst rem, konsep keadilan int ra generasi menunt ut adanya pembat asan konsumsi
negara–negara maj u dari sumber alam baik berupa air, udara dan barang lainnya. Konsep keadilan int ra generasi ini memang disadari at au
t idak berhubungan erat dengan komit men polit ik dan ekonomi dalam pelaksanaannya. Oleh

la kebut uhan dasar dari manusia yang meliput i
lingkungan hidup yang sehat , ket ersediaan makanan dan t empat t inggal yang layak sert a pemenuhan kebut uhan spirit ual dan budaya. Dalam pelaksanaan kebut uhan t ersebut , konsep
t ransf er kesej aht eraan dan t ransf er t eknologi

karena it u, perlu ada kesungguhan komit men
dari masyarakat int ernasional dalam pelaksanaan konsep keadilan int ra generasi t erut ama
dalam perubahan cara pandang dari negara dan
pemangku kepent ingan int ernasional. 32
Konsep keadilan yang menyent uh keadilan int er generasi dan keadilan int ra generasi
bersif at saling melengkapi sat u sama lain dalam
rangka menghadirkan suat u hipot esis yang saling t erkait sat u sama lain. Paling t idak t erdapat 3 hipot esis ut ama yang menggambarkan
korelasi ant ara keadilan int er generasi dan
keadilan int ra generasi yait u independensi, f a-

27
28

29

Ibi d. hl m. 38.
Lihat Edit h Brown Wei ss, “ Our Right s and Obl igat ions t o
Fut ure Generat ions f or t he Environment ” , 84 Amer i ca.
Jour nal . Int er nat i onal Law Vol . 198 year 1990; Lihat
pul a Edit h Brown Weiss, Int ergenerat ional Equit y in Int ernat ional Law, 1987 Pr oc. Annual . Meet i ng Amer i can.
Soci et y Int er nat i onal Law. 126; Li hat pul a Edit h Brown
Wei ss, “ The Pl anet ar y Trust : Conservat ion and Int ergenerat ional Equit y” , 11 Ecol ogy Law Quar t er l y. Vol . 495
year 1984, ; Lihat pul a Edit h Brown Weiss, Apr. 1990, “ In
Fairness t o Fut ure Generat ions” , Environment , hl m. 2728
Lihat Ronni e Harding et al . , 1994, Int er pr et at i on of t he
Pr i nci pl es f or t he Fi ner Conf er ence on t he Envi r onment :
Sust ai nabi l i t y - Pr i nci pl es t o Pr act i ce 1. , Unisear ch:
Uni versit y of New Sout h Wal es, hl m. 21-29.

30

31

32

Lihat R. Goodl and & G. Ledec, “ Neocl assi cal Economics
and Princi pl es of Sust ai nabl e Devel opment ” , 38
Ecol ogi cal Model i ng, 19 (36) year 1987, hl m. 10.
Lihat Ben Boer Wil l amet t e, “ Inst i t ut ional izing Ecol ogical l y Sust ainabl e Devel opment : The Rol es Of Nat ional ,
St at e, And Local Government s In Tr ans-l at ing Gr and
St rat egy Int o Act ion” , Law Revi ew Spr ing, 1995, hl m. 6.
Ibi d.

292 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 11 No. 2 Mei 2011

silit asi dan persaingan. 33 Korelasi independensi
ant ara keadilan int er generasi dan keadilan int ra generasi diart ikan sebagai bent uk kemandirian set iap konsep dalam pencapaian t uj uannya masing-masing. Pelaksanaan keadilan
yang bersif at int ra generasi pada saat ini t idak
akan menghilangkan kewaj iban dan j uga kegagalan unt uk mewuj udkan t uj uan yang dikehendaki oleh keadilan int er generasi.
Kehadiran konsep keadilan int er generasi

kepulauan, Indonesia rent an t erhadap peningkat an ket inggian air laut , badai dan pengelant angan bat u karang ( cor al reef bl eachi ng) yang
diakibat kan oleh pemanasan global yang mengancam masyarakat pant ai dan penghidupan
mereka, baik it u karena pola iklim yang makin
t ak dapat diperkirakan unt uk musim t anam mau
pun panen. Laporan t erkini t ent ang Indonesia
oleh Unit ed Nat ions Development Programme
(UNDP) mendesak agar masalah adapt asi ma-

dan int ra generasi dalam t at aran f asilit asi, saling mendukung sat u sama lain. Pelaksanaan
konsep keadilan int ra generasi yang dilakukan
secara opt imal dalam kurun wakt u saat ini dalam pemahaman ini dapat menunj ang pelaksanaan dan kesempurnaan t uj uan dari keadilan
int er generasi di masa yang akan dat ang. 34 Sedangkan pada t at aran hipot esis persaingan, mengat akan bahwa masing–masing konsep keadilan saling berkompet isi sat u sama lain. Hipot esis
ini menyat akan secara umum bahwa maksimalisasi dari sat u konsep akan mengakibat kan melemahnya konsep keadilan yang lain. 35
Kehadiran konsep keadilan iklim saat ini
mut lak unt uk diperhat ikan dan dij adikan sebagai landasan idealis unt uk perumusan sumber–
sumber hukum lingkungan int ernasional. Perj anj ian int ernasional yang hadir dalam rangka

syarakat miskin t erhadap dampak perubahan
iklim diberikan perhat ian lebih besar.
Laporan berj udul The Ot her Hal f of Cl i mat e Change memperingat kan bahwa perubahan iklim ” meningkat kan risiko dan kerent anan
yang dihadapi rakyat miskin, menimbulkan t ekanan lebih banyak pada mekanisme pert ahanan diri yang sudah menipis” dan “ menghambat
upaya at au orang miskin unt uk membangun
kehidupan dengan lebih baik bagi diri sendiri
dan keluarga mereka. ” Yang lebih mengecewakan lagi adalah bahwa para j uru runding pemerint ah yang menghadiri konf erensi Desember
lalu (resminya bert aj uk UN Framework Convent ion on Climat e Change 13t h Conf erence of Part ies, UNFCCC COP13) t idak dapat mencapai kesepakat an unt uk menarget kan penurunan drast is emisi gas rumah kaca yang dibut uhkan sa-

kepent ingan perubahan iklim saat ini dapat dikat akan sangat minim dalam upaya mencipt akan keadilan lingkungan baik dalam t at aran
keadilan int er generasi maupun dalam t at aran
keadilan int ra generasi. Sebagaimana yang t erj adi di banyak negara berkembang, komunit as
yang miskin dan t erpinggirkan di Indonesia diduga memikul penderit aan akibat ef ek dari
perubahan iklim. Dampak yang diprediksi meliput i curah huj an dan banj ir yang lebih hebat ,
ancaman t erhadap ket ahanan pangan, ket inggian air laut meningkat yang merugikan masyarakat pant ai dan meningkat nya penyakit sepert i
malaria dan demam berdarah. Sebagai negara

ngat mendesak unt uk memperlambat perubahan iklim. Uni Eropa, Cina dan sebagian besar
negara berkembang mendesak negara-negara
kaya unt uk memangkas emisi mereka sebesar
25-40%, namun hal ini dihalangi oleh AS. Pada
akhirnya, dokumen ut ama hanya menyat akan
bahwa perlu adanya ‘ pemangkasan besar’ pada
emisi global.
Salah sat u i ssue yang kerap diperbincangkan dalam diskursus keadilan iklim adalah konsep emisi per kapit a. Banyak kalangan set uj u
bahwa salah sat u cara unt uk dapat menanggulangi perubahan iklim adalah dengan menent ukan bat as dari emisi yang dihasilkan oleh suat u negara sehingga memungkinkan unt uk dapat
mencipt akan hak emisi unt uk set iap negara.
Dalam sist em yang dianut dalam Prot okol Kyo-

33

34
35

Lihat St ef anie Gl ot zbach dan St ef an Baumgar t ner, The
Rel at i onshi p Bet ween Int r agener at i onal And Int er gener at i onal Ecol ogi cal Just i ce. Depar t ment of Sust ai nabi l i t y Sci ences and Depar t ment of Economi cs, Leuphana
Uni versit y. hl m. 2
Ibi d. , hl m. 15.
Ibi d, hl m. 18.

t o, penurunan angka emisi semat a–mat a hanya
dihit ung dengan angka prosent ase t anpa mem-

Perspekt if Keadil an Ikl i m Dal am Inst rumen Hukum Li ngkungan Int er nasional … 293

pert imbangkan j umlah penduduk yang ada, hal
ini t ent u t idak memberikan suat u keunt ungan
simet ris pada saat negara–negara maj u hanya
dibebani kewaj iban sedangkan negara berkembang dengan j umlah penduduk yang relat if besar dibat asi pula dengan paramet er yang sama
dengan negara maj u. Penghit ungan emisi per
kapit a menj adi salah sat u solusi alt ernat if dalam melakukan derivasi t erhadap keadilan int ragenerasi dengan memberikan hak emisi yang

Konsep keadilan iklim dengan bersandar
pada 2 (dua) konsep ut ama yait u keadilan int er
generasi dan keadilan int ra generasi pada konsep kekinian dapat dij adikan salah sat u kerangka pemikiran yang mengedepankan kehidupan
iklim yang lebih baik. Lemahnya proses akomodasi konsep keadilan iklim baik yang t ert uang
dalam sof t l aw maupun har d l aw di sumber –
sumber hukum int ernasional dewasa ini dapat
dikat akan sebagai suat u bent uk kegagalan ins-

secara t idak langsung memberikan hak negara
unt uk berkembang. 36
Khusus dalam mekanisme yang t erdapat
dalam perundingan t ahunan Conf erence of t he
Part i es yang merupakan salah sat u inst it usi
yang hadir dalam pelaksanaan Prot okol Kyot o
dapat dikat akan negara–negara maj u t idak melihat konsep perubahan iklim sebagai suat u
yang krusial. Hal ini paling t idak dapat dilihat
dalam perundingan sert a negosiasi yang t erj adi
dalam f orum t ahunan yang mencerminkan adanya pengarusut amaan dari negara–negara maj u
unt uk memasukkan kepent ingan secara parsial.
Meruj uk kepada pemahaman Hikmahant o Juwana yang mengident ikkan hukum int ernasional
sebagai salah sat u inst rumen dari negara–negara maj u dalam menekan kepent ingan negara
berkembang hendaknya ke depan negara–nega-

t it usi dan inst rumen hukum unt uk dapat bert indak ot onom dan mengedepankan konsep keadilan yang t idak hanya sekedar berpij ak pada suat u kerangka kepast ian semat a.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kepent ingan dari Negara-negara maj u kerap kali mempengaruhi l aw making process suat u perj anj ian
int ernasional pada umumnya dan bidang perubahan iklim pada khususnya. Eksist ensi negara
berkembang dengan ket erbat asan pengaruh
sert a limit asi kemampuan secara f inansial sebenarnya dapat dit unj ang dengan keunggulan
sumber daya alam yang dapat meningkat kan
posisi t awar dari negara berkembang. Pada saat
yang bersamaan konsep keadilan iklim dapat
menj adi konsep yang mengawal perumusan me-

ra berkembang dapat memiliki daya krit is yang
lebih t aj am dalam melihat keberadaan suat u
perj anj ian int ernasional. 37

kanisme adapt asi maupun mit igasi dari negara–
negara dalam rangkaian upaya penyelamat an
iklim yang lebih baik.

Penutup
Simpulan

Daftar Pustaka

36

37

Lihat Decl arat ion on t he Right t o Devel opment , G. A.
Res. 128, U. N. GAOR, 41st Sess. , Supp. No. 53, U. N.
Doc. A/ 41/ 53, Dec. 4, 1986.
Dal am kepent ingan Negara Maj u ser ingkal i memanf aat kan Hukum Int ernasional sebagai sarana pengubah
konsep unt uk dapat mengakomodasi kepent ingan dar i
Negara Maj u. Per debat an mengenai perbedaan car a
pandang dari negar a maj u dan negara berkembang dapat dil ihat dal am Hikmahant o Juwana, “ Hukum Int ernasional dal am Konf l ik Kepent ingan ekonomi Negar a
Berkembang dan Negara Maj u” . , hl m. 4–5. Sedangkan
pembahasan mengenai Hukum Int ernasional sebagai pengubah konsep dapat dil ihat dal am Hikmahant o Juwana, “ Hukum Int ernasional Sebagai Inst rumen Pol it ik :
Beberapa Pengal aman Indonesi a sebagai St udi Kasus” . ,
hl m. 27. Terdapat dal am Hikmahant o Juw ana, 2010,
Hukum Int er nasi onal : Dal am Per spekt i f Indonesi a Sebagai Negar a Ber kembang, Jakart a: PT Yar si f Wat ampone.

Saran

Agora, “ What Obligat ion Does Our Generat ion
Owe t o t he Next ? An Approach t o Global
Environment al Responsibilit y” . Amer i can
Jour nal of Int ernat i onal Law January
1992;
Brundt land et al. , Gro Harlem. 1987. Our Common Fut ur e: The Wor l d Commi ssi on On
Envi ronment And Devel opment , Our Common Fut ur e;
Churie et al. , Angela. Summary of t he Eight eent h Sessions of t he Subsidiary Bodies of
t he UN Framework Convent ion on Climat e
Change. 12 Eart h Negot iat ions Bull;
Conf erence on Environment and Development .
Rio de Janeiro, Braz. , June 13, 1992. Report of t he Unit ed Nat ions Conf er ence on

294 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 11 No. 2 Mei 2011

Envi ronment and Devel opment , U. N. Doc.
A/ CONF. 151/ 26, vol. I, Aug. 12, 1992
Conf erence on t he Human Environment , St ockholm, Swed. , June 5-16, 1972, Repor t of
t he Unit ed Nat i ons Conf erence on t he Human Environment , 3, U. N. Doc. A/ CONF.
48/ 14/ REV. 1, June 16, 1972;
Declarat ion on t he Right t o Development , G. A.
Res. 128, U. N. GAOR, 41st Sess. , Supp.
No. 53, U. N. Doc. A/ 41/ 53, Dec. 4, 1986;
Dellapenna, Joseph W. “ Int ernat ional Law's
Lessons f or t he Law of t he Lakes” , 40 U.
Mi chi gan Jour nal Law Ref orm 747, 791 &
n. 274, 792 (2007);
Gao, Feng. The Int er nat i onal Cl i mat e Regi me:
Wher e Do We St and?. in The Kyot o Prot ocol and Beyond;
Glot zbach, St ef anie dan St ef an Baumgart ner.
The Rel at i onshi p Bet ween Int r agener at i onal and Int er gener at ional Ecologi cal
Just i ce. Depar t ment of Sust ainabi l i t y
Sci ences and Depart ment of Economi cs.
Leuphana Universit y;
Goodland, R. & G. Ledec, “ Neoclassical Economics and Principles of Sust ainable Development ” ; 38 Ecologi cal Model i ng19 (36)
year 1987;
Haeruman, Herman. “ Perspekt if Kebij akan Terkait Perubahan Iklim dan Dampaknya Terhadap Ekonomi” . Jurnal Ekonomi Lingkungan, Vol. 13 No. 1 2009. Pusat St udi Ekonomi dan Lingkungan Kement erian Lingkungan Hidup;
Harding et al. , Ronnie. 1994. Int er pret at ion of
t he Pri nci pl es f or t he Fi ner Conf er ence on
t he Envir onment : Sust ainabi l i t y – Pr inci pl es t o Pr act i ce 1. Unisearch: Universit y of
New Sout h Wales;
Int ergovernment al Panel on Climat e Change (IPCC) Report . Cl i mat e Change 2007: Impact s, Adapt at ion and Vul ner abi l i t y;
Juwana, Hikmahant o. 2010. Hukum Int er nasi onal : Dal am Per spekt i f Indonesi a Sebagai
Negar a Ber kembang. Jakart a: PT Yarsif
Wat ampone;
Lean, Geof f rey. Di sappeari ng Wor l d: Gl obal
Warmi ng Cl ai ms Tropi cal Isl and, The Independent . Dec. 24, 2006, t erdapat dalam sit us www. independent . co. uk/ environment / climat e-change/ disappearingworld-global-warming-claims-t ropicalisland-429764. ht ml. diakses 5 Februari
2011;

Lomborg¸ Bj orn. 2008. Copenhagen Consensus
2008 Resul t s. t erdapat dalam sit us
ht t p: / / www. copenhagen consensus.com
diakses pada t anggal 25 April 2011;
Lynas, Mark. 2007. Si x Degrees: Our Fut ure On
A Hot t er ;
Pardy, Bruce. “ The Kyot o Prot ocol: Bad News
f or t he Global Environment ” , Jour nal of
Envi ronment al Law and Pr act i ce 2004;
Parwat a, Joko. “ 90 Persen Bencana Terkait Perubahan Iklim” , Wart a Geol ogi , Vol. 3 No.
3 2008. Badan Geologi Bandung;
Prihadi, Tri Heru; Erlania, Iswari Rat na Ast ut i.
“ Kaj ian Dampak Lingkungan Global dari
Kegiat an Keramba Jaring Apung Melalui
LCA” , Jur nal Ri set Akuakul t ur . Pusat Riset Perikanan Budidaya;
Schreurs, Miranda A. “ Compet ing Agendas and
t he Climat e Change Negot iat ions: The
Unit ed St at es, t he European Union, and
Japan” , 31 Envi ronment al Law. Report
2001;
Silalahi, M. Daud. “ Peranan dan Kedudukan Hukum Lingkungan Int ernasional Dewasa
Ini” , Jurnal Hukum Int er nasi onal Vol. 2
No. 2 2005, Lembaga Pengkaj ian Hukum
Int ernasional Universit as Indonesia;
Siwiendrayant i, Arum. “ Perubahan Iklim dan Pengaruhnya t erhadap Sekt or Kesehat an” .
Jur nal Kesehat an Masyarakat , Vol. 3 No. 1
2007. Universit as Negeri Semarang;
Suj at miko, Cahya. “ St udi Penanggulangan Abrasi Pant ai Kalianda” . Jur nal Sai ns dan Inovasi , Vol. 5 No. 1 2009. Lembaga Penelit ian Universit as Sang Bumi Ruwa Jurai;
Triat modj o, Marsudi. “ Implikasi Berlakunya
Prot ocol Kyot o-1997 Terhadap Indonesia” , Jur nal Hukum Int er nasional , Vol.
2 Vol. 2 2005, Lembaga Pengkaj ian Hukum Int ernasional Universit as Indonesia;
U. N. Dev. Programme, Human Development Report 2007/ 2008, Fight ing Climat e Change:
Human Solidarit y in a Divided World, 2
(2007), t erdapat dalam sit us ht t p: / /
hdr. undp. org/ en/ report s/ global/ hdr2007-2008 diakses 5 Feb. i 2011;
U. N. Env't Programme & World Met eorological
Org. , Int ergovernment al Panel on Climat e
Change [ IPCC] , IPCC Second Assessment ,
Climat e Change 1995: A Report of t he Int ergovernment al Panel on Climat e Change, 6. 7 (Dec. 1995), t erdapat dalam sit us
ht t p: / / www. ipcc. ch/ pdf / climat e-changes

Perspekt if Keadil an Ikl i m Dal am Inst rumen Hukum Li ngkungan Int er nasional … 295

1995/ ipcc-2nd-as-sessment / 2nd-assessment en. pdf . Diakses 5 Februari 2011;
U. N. Env't Programme & World Met eorological
Org. , IPCC, IPCC Fourt h Assessment Report , Climat e Change 2007: Synt hesis Report (2007);
Unit ed Nat ions Framework Convent ion on Climat e Change (UNFCCC). Cl i mat e Change
Inf ormat ion Kit : The Int er nat i onal Response t o Cl i mat e Change Inf ormat i on.
Sheet 17;
Weiss, E. Brown. "The Planet ary Trust : Conservat ion and Int ergenerat ional Equit y," 11
Ecol ogy Law. Quart er l y Vol. 295 1984;
-------. “ In Fairness t o Fut ure Generat ions” . Envi ronment Apr. 1990;
-------. Int ergenerat ional Equit y in Int ernat ional
Law. Pr oc. Annual . Meet i ng Amer i can.
Soci et y Int er nat ional Law. 126 1987;

-------. “ Our Right s and Obligat ions t o Fut ure
Generat ions f or t he Environment ” . 84
Amer i ca. Jour nal . Int er nat ional Law , Vol.
198 1990;
West ra, Laura. 2006. Envir onment al Just i ce and
The Ri ght s of Unbor n and Fut ure Gener at ions. London: Eart hscan;
Wigley, et . al . , T. M. L. “ Economic and Environment al Choices in t he St abilizat ion of
At