S KOR 0807657 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mendaki Gunung merupakan suatu olahraga ekstrem yang penuh petualangan
dan kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang
yang tinggi. Bahaya dan tantangan seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik
dari kegiatan ini.Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk
menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu
pendakian yang sukar berarti keunggulan terhadap terhadap rasa takut dan
kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Olahraga mendaki gunung mempunyai nilai positif untuk menyalurkan minat
dan bakat generasi muda yang senantiasa menginginkan hal-hal baru. Melalui
olahraga mendaki gunung ini generasi muda akan berkembang secara spontan dan
dapat dipacu untuk memberikan rangsangan kepada jiwa muda yang suka akan
tantangan, keuletan dan ketangkasan serta kemampuan untuk menghadapi tantangan
melalui kegiatan yang positif.
Mendaki gunung mempunyai tingkat dan kualifikasi yang berbeda. Seperti
istilah mountaineering atau istilah lainnya mencakup pengertian perjalanan melintasi
bukit hingga ekspedisi ke Himalaya, padahal menurut bentuk dan jenis medan yang
dihadapi mountaineering menurut Solehudin (2006,hlm.5) terbagi menjadi 4 bagian :

”Hill Walking / Fell Walking Scrambling, Climbing , dan Mountaineering.
Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol ke atas wilayah
sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah
bukit,tetapi ada kesamaan, dan penggunaannya tergantung dari adat lokal.
Syarat dari sebuah gunung menrutut beberapa otoritas adalah puncak yang
mempunyai besaran tertentu yaitu 2000 kaki (610 m) agar bisa di
definisikan sebagai gunung.

Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

2

Strategi untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan mendaki gunung
sangatlah diperlukan melalui perencanaan yang matang dan faktor-faktor yang
mendukung keberhasilan suatu pendakian gunung, diantaranya adalah faktor fisik
seorang pendaki gunung.Pendaki gunung yang mempunyai tingkat kebugaran
jasmani yang baik dapat melakukan suatu pendakian tanpa mengalami kelelahan yang
berarti. Banyak pendaki gunung yang belum sadar akan hal ini sehingga

mengakibatkan suatu pendakian terhambat karena kelelahan atau bahkan terjadi
kecelakaan karena hilangnya konsentrasi saat melewati jalur yang curam karena
staminanya telah habis. Faktor lainnya adalah sikap mental dari seorang pendaki
gunung. Mental sekuat baja diperlukan oleh setiap pendaki gunung karena di
pegunungan kita akan menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang tidak terduga
seperti perubahan cuaca yang ekstrim, jalur-jalur pendakian yang terjal, bahkan
tersesat sekalipun.
Oleh karena itu mendaki gunung dibutuhkan kekuatan dan daya tahan otot
tertentu, serta memiliki kapasitas VO2 Max yang baik. Hal ini perlu sekali untuk
mengatasi tipisnya oksigen di daerah ketinggian.Thoden (dalam Sukarman, 1992)
dalam www.pkr-ikor.upi.edu/388-@sgitardianto.pdf., mengemukakan bahwa yang
dimaksud

dengan

VO2max

adalah:

“Daya


tangkap

aerobik

maksimal

menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi per satuan waktu oleh
seseorang selama latihan atau tes, dengan latihan yang makin lama makin berat
sampai

kelelahan.

Dalam

http://st296963.sitekno.com/article/139957/mengupas-

ekspedisi-kopassus-mount-everest-tetap-segar-mendaki-dahi-langit-oleh-kandidatdoktor-octavianus-matakupan.html mengemukakan VO2max yang dibutuhkan untuk
mendaki gunung tertinggi didunia menurut hasil penelitian tim ekspedisi Amerika
Serikat pada pendakian ke puncak Everest dengan komposisi tim pendaki gunung dan

ilm uwan faal olah raga (1981) menyimpulkan bahwa VO2max pendaki di
permukaan laut rata-rata 62 ml/kg/menit, yang akan terus menurun menjadi hanya
tinggal 15 ml/kg/menit saat mendekati puncak, untuk mencapai rata-rata tersebut
harus dilakukan pelatihan kondisi fisik untuk meningkatkan VO2max tersebut.
Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

3

Karena latihan

kondisi

fisik memiliki peranan yamg sangat penting dalam

peningkatan VO2max. sasaran utama dari program latihan terhadap hal-hal diatas
karena untuk mendaki gunung hal tersebut yang paling dibutuhkan yaitu system
energi yang digunakan atau yang dominanya adalah kapasitas aerobic dan anerobik.
Oleh karena itu Progam latihan kondisi fisik tersebut haruslah disusun secara teliti

serta dilaksanakan secara cermat dan dengan penuh disiplin. Harsono (2001,hlm,4)
seorang pakar dan dosen mata kuliah kondisi fisik mengatakan bahwa kalau kondisi
fisik baik maka akan ada:
1. Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.
2. Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan.
3. Ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.
4. Pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan
5. Respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon
demikian diperlukan.
Peralatan pendakian yang baik dan sesuai kebutuhan dalam suatu perjalanan
mendaki gunung menjadi salah satu faktor lain yang mendukung keberhasilan suatu
pendakian. Efektivitas peralatan dapat medukung faktor fisik dan mental seorang
pendaki gunung misalnya, ketika fisik kita sudah lemah peralatan yang berlebihan
akan menjadi hambatan lain selain faktor alam yang ekstrim karena membawa beban
yang berlebih.
Pentingnya kondisi fisik sebagai fondasi terwujudnya prestasi yang maksimal,
terutama dalam pendakian gunung belum ada standar baku dari kondisi fisik itu
sendiri, dimana pada keadaan alam terbuka sebuah gangguan sangatlah besar
kemungkinan terjadi, apalagi tujuan dari sebuah petualangan di pendakian alam
terbuka itu adalah untuk tujuan prestasi maka kondisi fisik dari seorang atlet yang

melakukan pendakian sangatlah penting.
Tentunya untuk menjadi kuat dan perkasa harus memiliki kondisi fisik yang
baik. Salah satu unsur kondisi fisik yang harus di perhatikan adalah vo2max yang

4

merupakan indikator kemampuan komponen daya tahan. Dikdik Zafar S.
(2010,hlm.47) menjelaskan bahwa vo2max adalah jumlah oksigen yang di proses
tubuh pada kerja maksimal. Pada kerja maksimal sumber energi adalah aerob dan
anaerob. Konponen ini sangat penting dan sangat di perlukan dalam pendakian
gunung.
Dari beberapa ungkapan dalam latar belakang diatas membuat penulis
terinspirasi untuk menjadikan sebuah kajian penelitian. Sehingga dalam penelitian
ini penulis berusaha mengulas Vo2max para pendaki gunung dalam skripsi yang
berjudul “ ProfilVo2 Max dan Profil Mental Toughness Pendaki PAMOR 14 PEAKS
EXPEDITION IV”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti ingin mengungkapkan masalah yaitu :

“Bagaimanakah profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR
14 PEAKS EXPEDITION IV?”

C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana profil
vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Sebagai referensi bagi para pendaki gunung dalam melaksanakan kegiatan
mendaki gunung.
2. Bagi organisasi PAMOR, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi
dalam melakukan pendakian gunung.

Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

5


E. Batasan Penelitian
Batasan penelitian dimaksudkan untuk memperjelas masalah–masalah apa
saja yang akan diteliti. Selain itu juga, diperlukan agar permasalahan dapatterjangkau
oleh penulis. Adapun batasan tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Penelitian ini mengenai profil vo2max dan profil mental toughness pendaki
PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

2.

Populasi dan sampel penelitian ini adalah pendaki gunung anggota PAMOR
yang sudah melakukan PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

F. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang salah tentang istilah dalam penelitian ini
maka perlu adanya kejelasan istilah.Istilah yang digunakan dalam peneletian ini
sebagai berikut, yaitu:
1. VO2 Max

Kemampuan aerobik (VO2max) adalah kemampuan olah daya aerobik terbesar yang
dimiliki seseorang. Hal ini ditentukan oleh jumlah zat asam(O2) yang paling banyak
dapat dipasok oleh jantung, pernapasan, dan hemo-hidro-limpatik atau transport O2,
CO2 dan nutrisi pada setiap menit(Karpovich, dalam Santoso, 1992). Menurut
Devries (dalam Joesoef, 1988)yang dimaksud dengan VO2max adalah derajat
metabolisme aerob maksimumdalam aktivitas fisik dinamis yang dapat dicapai
seseorang. VO2max adalah ambilan oksigen (oxygenintake) selama upaya
maksimal”; dan menurut Costill, ( dalam Maglischo,1982), bahwa kapasitas kerja
fisik dinamis yang dapat dilakukan dalam waktuyang lama dapat diukur dari
konsumsi oksigen maksimalnya (VO2max atau maximal oxygen uptake)”. VO2max
adalah suatu indikator yang baik daricapaian daya tahan aerobik. Individu yang terlatih
dengan VO2max yanglebih tinggi akan cenderung dapat melaksanakan lebih baik di
dalam aktivitasdaya tahan dibanding dengan orang-orang yang mempunyai VO2max
lebihrendah untuk aktivitas daya tahan aerobik.

6

2. Mental Toughness
Ketangguhan mental istilah yang umum digunakan oleh pelatih, psikolog
olahraga, komentator olahraga, dan pemimpin bisnis umumnya menggambarkan

kumpulan atribut yang memungkinkan seseorang untuk bertahan melalui situasi yang
sulit (seperti pelatihan atau situasi sulit bersaing dalam permainan) dan muncul tanpa
kehilangan kepercayaan.
Ketangguhan mental adalah kemampuan untuk berdiri teguh dalam pikiran
positif dan proaktif yang telah dibuat untuk diri sendiri dan tetap bertekad untuk
menindaklanjuti menciptakan perasaan dan tindakan yang positif.Beberapa orang
mengasosiasikan konsep ketangguhan mental dengan agresif, kekerasan, atau marah.
3. Pendaki Gunung
Pendakian gunung adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan di alam
terbuka dengan melakukan perjalanan menaiki pegunungan. Gunung dengan segala
aspeknya merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita, apalagi bagi
mereka yang hidup didataran rendah, itulah sebabnya pendaki gunung memerlukan
kesiapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di gunung. Perlengkapan yang
baik dan tingkat kebugaran jasmani yang prima adalah salah satu usaha untuk
mengurangi bahaya dalam pendakian gunung
4. 14 PEAKS
Fourteen peaks yang dimaksud disini adalah empat belas puncak gunung yang

didaki dalam ekspedisi PAMOR dengan kategori diatas ketinggian 3000 m.dpl yang
berada di pulau jawa, bali, dan lombok antara lain sebagai berikut:

a. Gunung Pangrango Jawa Barat (3019 m.dpl)
b. Gunung Ciremai Jawa Barat (3078 m.dpl)
c. Gunung Slamet Jawa Tengah(3428 m.dpl)
d. Gunung Sindoro Jawa Tengah (3136 m.dpl)
e. Gunung Sumbing Jawa Tengah (3371 m.dpl)

Rifqi Abdurrahman S, 2015
PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

7

f. Gunung Merbabu Jawa Tengah (3142 m.dpl)
g. Gunung Semeru Jawa Timur (3676 m.dpl)
h. Gunung Lawu Jawa Timur (3265 m.dpl)
i. Gunung Arjuno Jawa Timur (3339 m.dpl)
j. Gunung Welirang Jawa Timur (3156 m.dpl)
k. Gunung Argopuro Jawa Timur (3088 m.dpl)
l. Gunung Raung Jawa Timur (3332 m.dpl)
m. Gunung Agung Bali (3142 m.dpl)
n. Gunung Rinjani Lombok (3726 m.dpl)
5. Organisasi PAMOR
Organisasi PAMOR ini adalah organisasi yang berdiri pada tahun 1985 di
tingkat fakultas, dikenal aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan alam terbuka salah
satunya pendakian gunung-gunung tropis di Indonesia bahkan sekarang dikenal
sebagai pendaki gunung marathon. PAMOR merupakan organisasi dari FPOK UPI
(Universitas Pendidikan Indonesia) yang beranggotakan dari mahasiswa dari ke tiga
jurusan yang ada di FPOK yaitu jurusan (Pendidikan Kepelatihan Olahraga) PKO,
(Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi) PJKR, serta (Ilmu keolahragaan)
IKOR.