AM 7 Manggarai Barat
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
Belajar
Ketulusan
Dari Redaksi
BELAJAR KETULUSAN
ANGGUR MERAH
Ijin : Hms.188.48/04/2015
PELINDUNG
Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Frans Lebu Raya
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Benny A. Litelnoni, SH, M.Si
Sekretaris Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Fransiskus Salem, SH, M.Si
Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Ir. Alexander Sena
Kepala Bappeda Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Ir. Wayan Darmawa, MT
Ketua Pengarah
Kepala Biro Humas Setda Provinsi
Nusa Tenggara Timur
(Drs. Lambertus L. Ibi Riti, MT)
Pemimpin Redaksi
Kepala Bagian Pers dan Kajian
Pendapat Umum
(Viktor Manek, S.Sos, M.Si)
Sekretaris
Sekretaris Inspektur
(Drs. Marsianus Jawa,M.Si)
Wakil Sekretaris
Inspektur Pembantu Wilayah I
(Drs. Kanis H.M Mau,M.Si)
Redaktur Pelaksana
Kasubag Penerbitan
(Lucius W. Luly, S.STP, MA)
Anggota
(Zeth O.S. Blegur, S.Sos, M.Si)
(Dina M. Ballo,SP)
(Aplinuksi Asamani, S.Sos,M.Si)
(Maria Rosalinda Ndiwa,S.Sos)
PDE Inspektorat
(Tarsisius Apelabi,SE, MM)
Perencana Muda
(Yohanes A. Kore, S.STP)
Fungsional Umum Bappeda
(Maria T.R Parera,S.Si)
Fotografer
(Frits Isak Lake,S.Sos)
(Kaletus Melek Moring)
(Eljunai Puay)
Desain Grafis
(Marcurius Bani Haba,SH)
(Roland E. Nope, S.AP)
Kabupaten Manggarai Barat, daerah di ujung barat Pulau Flores
merupakan gerbang pariwisata yang sudah terkenal di mana-mana.
Dengan brand utamanya binatang purba, kadal raksasa Komodo, telah
ditetapkan sebagai salah satu dari The New Seven Wonders pada tahun
2012 lalu. Ditambah dengan pesona alam yang indah, Manggarai Barat
menjadi salah satu tujuan pariwisata baru yang digandrungi wisatawan
lokal maupun mancanegara. Ratusan ribu bahkan jutaan turis asing datang
dari berbagai belahan dunia untuk menikmati keperkasaan Komodo,
keindahan pulau-pulau serta panorama alam nan indah di Taman Nasional
Komodo.
Bersamaan dengan itu, para pemilik modal mulai melirik potensi
investasi. Hotel-hotel megah dan berbintang berkembang pesat bak
cendawan di musim hujan. Seperti mendapat durian runtuh, harga tanah
turut menjulang tinggi. Kondisi ini memancing warga lokal berlomba-lomba
menjual tanahnya kepada para pemilik modal. Gaya hidup masyarakat
juga turut berubah bersamaan dengan semakin banyaknya bule yang
menetap dan memiliki property pribadi. Tak berlebihan, kalau orang mulai
membandingkan Labuan Bajo dengan Bali.
Perkembangan pariwisata yang pesat di Manggarai Barat memiliki
implikasi ganda. Bisa mendatangkan ancaman, berpotensi menggerus
nilai-nilai budaya lokal yang dijunjung tinggi seperti nilai musyawarah
mufakat atau bantang camar ejeleleng. Dapat pula dilihat sebagai peluang
terutama dari sisi peningkatan ekonomi masyarakat. Gaya hidup orang
Barat yang back to nature hendaknya dibaca sebagai suatu peluang dalam
mengembangkan potensi ekonomi local masyarakat, seperti di bidang
pertanian berkaitan dengan penyediaan kebutuhan sayur-mayur dan buahbuahan untuk hotel berbintang di Labuan Bajo, industry kerajinan tangan
masyakarakat seperti tenunan dan cinderamata. Pada titik inilah gelontoran
dana Anggur Merah dapat dimanfaatkan sebagai sumber modal untuk
menumbuhkembangkan geliat ekonomi masyarakat pedesaan.
Lebih daripada itu, Anggur Merah juga mengasah aspek social
seseorang. Ketulusan Pemerintah Provinsi untuk menggulirkan dana
pemberdayaan masyarakat mesti disambut dengan kerelaan hati dari
semua komponen yang terlibat dalam perguliran dana ini. Pemerintah
Kabupaten diharapkan dapat member kandukungan penguatan kapasitas
terhadap pelaksanaan program ini. PKM hendaknya bekerja dengan tulus
untuk memberdayakan kelompok masyarakat. Para pengurus koperasi
Anggur Merah harus bekerja dengan jujur dan ikhlas demi menjawab
kepercayaan besar yang diberikan anggota. Ketua Kelompok
Masyarakatpun harusnya mengajak para anggotanya agar taklupa
melunasi kewajibannya. Kelompok Penerima juga mesti memiliki kebesaran
hati agar bantuan tersebut bisa bergulir ke masyarakat lain yang masih
membutuhkan.
Rasa kesatuan senasib sepenangggungan harus tetap dibangun di atas
fondasi ketulusan. Ungkapan bijak lokal Nai Nggalih Tuka Ngengga,
menyiratkan ketulusan sekaligus keterbukaan dan dukungan masyarakat
terhadap setiap program pemberdayaan pemerintah. Ungkapan bijak ini
juga menggambarkan harapan masyarakat yang mendambakan
perkembangan infrastruktur yang semakin baik sehingga roda
perekonomian masyarakat pinggiran yang mengitari Labuan Bajo semakin
membaik. Semua pihak hendaknya belajar untuk bekerja dan bekerja
dengan tulus kemaslatan orang banyak.
Mengapa
Anggur Merah...?
4
9
12
15
Jebakan BAT-MAN
Vinsensius Anggal
Kepala Desa Golo Lelang
Pinjam di Bank,
Repot !
Kartini-Kartini
Desa Wewa
Samuel Reja, Kepala Desa Wewa
19
Terhindar Dari
Musim
Paceklik
Koperasi Tantong Jaya
Ketua Koperasi Pelita Harapan Daleng
22 Tolong Tambah Suntikan
25
Bermodalkan
Kepercayaan
KSP Maju Mandiri Desa Compang
27
29
31
Abdul Wahab
Kami Punya Orang
Sambung Terus
Ketua Kelompok Tungku Musi
Butuh Masukan
Strategi
33
Agustinus Po,ong, Sekretaris Desa Tentang
Menghindari
35
Mangkong
Hubertus Harun, Kepala Desa Modo
Ada Siang,
Ada Malam...
Rofinus Andut
37
Suara PKM
37
Blasius Min
Bukan Penjudi
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
3
Program Anggur Merah
Mengapa
Anggur Merah...?
Program Desa
Mandiri
Anggur Merah
(DeMAM)
dirancang untuk
mengangkat dan
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat NTT.
S
udah lazim setiap
pemimpin merancang
program pembangunan
sebagai jawaban atas
panggilannya menjadi
pemimpin. Semua program
pembangunan itu muaranya
adalah kesejahteraan rakyat.
Kondisi dan konteks sosial
masyarakat yang berbeda
menyebabkan disain program itu
berbeda setiap pemimpin. Di
NTT para gubernur merancang
program pembangunan dengan
melihat kondisiDan konteks
sosial masyarakat NTT pada
masanya.
Benar, karena itu, kalau dibilang
4
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
setiap zaman melahirkan
orangnya, dan setiap orang lahir
pada zamannya.
Gubernur WJ Lalamentik
menitikberatkan penataan
birokrasi pada masa awal
pembentukan propinsi ini.
El Tari mulai memasuki era
pembangunan dengan fokus
pada pertanian dan perkebunan.
Ben Mboi melanjutkan estafet
dengan tetap fokus pada
pertanian dan perkebunan.
El Tari dan Ben Mboi sangat
sadar, lebih dari 80 persen
warga NTT bermata pencaharian
petani dan tinggal di desa-desa.
Fokus program keduanya cocok
dan kena menjawabi konteks dan
situasi sosial masyarakat ketika
itu.
Pada masa Hendrik Fernandez
program sudah mulai mengarah
kepada peningkatan sumber
daya manusia, maka GEMPAR
(Gerakan Meningkatkan
Pendapatan Asli Rakyat) dan
GERBADES (Gerakan
Membangun Desa) cocok dan
tepat.
Herman Musakabe melanjutkan
pembangunan sumber daya
manusia yang telah dirintis
Fernandez melalui 7 Program
Strategis Pembangunan.
Perkuatan pembangunan sumber
daya manusia dilanjutkan oleh
Piet Tallo pada masanya dengan
program Tiga Batu Tungku.
Sama seperti para gubernur
terdahulu, ketika Frans Lebu
Raya mengambil alih kemudi
NTT, pembangunan mulai
diarahkan kepada peningkatan
kesejahteraan manusia NTT.
Maka Program Desa Mandiri
Anggur Merah (DeMAM)
dirancang sebagai
pengejawantahan tekad
mengangkat dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat NTT.
Program Anggur Merah
Pro Rakyat
“Menciptakan masyarakat
desa/kelurahan yang
maju dan produktif”
Dua tahun setelah menjabat
sebagai Gubernur NTT, Frans
Lebu Raya yang berpasangan
dengan sohib kentalnya Esthon
Foenay, melakukan langkah jauh
dengan membantu secara
langsung uang tunai Rp 250 juta
kepada masyarakat di desa-desa.
Terkesan pemerintah tampil
seperti sinter klas yang
membagi-bagi hadiah kepada
masyarakat.
Tetapi sejatinya, bantuan ini
merupakan langkah konkrit dan
langsung guna membantu
masyarakat keluar dari kubangan
kemiskinan.
Maka, desa yang dipilih
mendapat bantuan ini melalui
kriteria-kriteria tertentu. Lebih
dari itu, bantuan ini juga bukan
hadiah, tetapi dimaksudkan
sebagai modal usaha bagi
masyarakat. Bantuan ini bergulir
dari satu kelompok usaha ke
kelompok usaha lain di desa.
Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya
Bak gayung bersambut, DPRD
NTT ketika itu setuju dan sepakat
dengan pemerintah. Program
Desa Mandiri Anggur Merah
pun mulai jalan tahun 2011.
Program Desa Mandiri Anggur
Merah didukung alokasi dana
APBD, yaitu dana segar (fresh
money) Rp 250 juta untuk
ekonomi produktif, Rp 50 juta
untuk pembangunan rumah
layak huni, pendamping
kelompok masyarakat (PKM),
Operasional pengendalian
pembangunan tingkat desa,
kelurahan dan unsur tripika
yaitu pemerintah kecamatan
didukung Polsek dan Koramil
diharapkan dapat menciptakan
masyarakat desa/kelurahan
maju dan produktif.
Program Desa Mandiri Anggur
Merah disinergikan
pelaksanaannya dengan PNPM
Mandiri, Program
Kementrian/Lembaga,
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
5
Program Anggur Merah
Program Hibah Lembaga
Internasional, CSR BUMN dan
Replikasi Program Desa Mandiri
Anggur Merah melalui APBD
Kabupaten/Kota serta partisipasi
masyarakat pada Gerakan Pulang
Kampung (GPK).
Untuk mendukung
pembangunan ekonomi pada
lokasi program Desa Mandiri
Anggur Merah, maka kemitraan
Bank NTT dan Bank mitra
lainnya, akan mendorong
kemitraan dengan Koperasi Desa
Mandiri Anggur Merah dan
Koperasi lainnya.
Optimalisasi strategi
pembangunan termasuk
suksesnya pelaksanaan Program
Desa Mandiri Anggur Merah
merupakan upaya mewujudkan
visi pembangunan daerah tahun
2013-2018 yaitu “Terwujudnya
masyarakat Nusa Tenggara
Timur yang berkualitas,
sejahtera, dan Demokratis, dalam
Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Visi tersebut merupakan harapan
bersama untuk dapat
diwujudkan melalui sinergi
Investasi pembangunan
pemerintah, masyarakat, swasta,
asosiasi profesi, kelembagaan
agama dan kelembagaan
masyarakat.
Kebijakan program
pembangunan untuk
mewujudkan visi dan misi
pembangunan dilaksanakan
melalui kebijakan 8 agenda
pembangunan, 6 tekad
pembangunan dan
Pembangunan Terpadu Desa
Mandiri Anggur Merah.
Delapan agenda pembangunan pemerintah provinsi didukung Kementrian/Lembaga
dan sinergi dengan program kabupaten/kota serta sumber pendanaan lainnya sebagai
berikut :
6
1.
Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan.
2.
Agenda Pembangunan Kesehatan.
3.
Agenda Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Pariwisata.
4.
Agenda Pembenahan Sistem Hukum dan Birokrasi Daerah.
5.
Agenda Percepatan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup.
6.
Agenda Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
7.
Agenda Pembangunan Perikanan dan Kelautan.
8.
Agenda Khusus: Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Pembangunan Daerah
Kepulauan, Penanggulangan Bencana dan Pembangunan Daerah Perbatasan.
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
Program Anggur Merah
Tujuan Anggur Merah
Tujuan Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah :
1. Mengurangi angka kemiskinan melalui pengembangan usaha ekonomi produktif sesuai
keunggulan komparatif dan kompetitif desa/kelurahan;
2. Memberdayakan kelembagaan pedesaan yang dapat mendukung pelaksanaan empat tekad
pembangunan dan 8 agenda pembangunan daerah;
3. Menciptakan calon wirausahawan baru yang dapat membuka lapangan kerja baru yang dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja di desa/kelurahan.
Lokasi Program
Lokasi Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah yaitu seluruh desa dan kelurahan di 1 kota dan
21 kabupaten se-Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pelaksanaan dilaksanakan dengan sasaran sebagai
berikut:
a. Tahun 2011-2013
Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2011-2013 yaitu setiap kecamatan
dialokasikan 1 desa/kelurahan
b. Tahun 2014-2018
Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2014- 2018 mengacu pada kriteria
sebagai berikut:
- 1 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 8
- 2 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 14
- 4 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 20
- 5 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa > 20
Sasaran
Sasaran Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah:
1. Meningkatnya kemampuan ekonomi dan daya saing desa/kelurahan sesuai dengan basis unggulan;
2. Meningkatnya pemerataan dan keadilan pembangunan di desa/kelurahan yang memiliki
persentase rumah tangga miskin tinggi;
3. Terwujudnya desa/kelurahan yang mandiri secara ekonomi dan bebas dari kemiskinan.
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
7
Program Anggur Merah
Prinsip Pengembangan
Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah dilakukan dengan beberapa prinsip antara lain :
1. Pemberdayaan, upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dan kapasitas pemerintah
desa/kelurahan melalui pelaksanaan kegiatan yang berdampak langsung terhadap pemenuhan hakhak dasar masyarakat miskin serta keberlanjutan pelaksanaan fungsi-fungsi pelayanan
pemerintahan yang optimal;
2. Partisipatif, upaya mengedepankan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan,
baik dalam bentuk pikiran, tenaga maupun material sehingga tumbuh rasa memiliki dan rasa
bertanggung jawab;
3. Demokratis, pengambilan keputusan dalam setiap tahapan kegiatan didasarkan atas musyawarahmufakat dan kesetaraan gender;
4. Bertumpu pada sumber daya lokal, penetapan jenis kegiatan didasarkan pada ketersediaan potensi
dan kecocokan kegiatan sesuai kebutuhan setempat sehingga tercapai daya guna dan hasil guna
pembangunan;
5. Efisiensi: menjamin pencapaian target program dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan
dana dan daya yang tersedia serta dapat dipertanggungjawabkan;
6. Efektivitas: pelaksanaan kegiatan harus mempertimbangkan prioritas masalah dan kebutuhan
masyarakat;
7. Transparansi: manajemen penggelolaan pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dilakukan
secara transparan dan dipertanggungjawabkan;
8. Keterpaduan dan keberlanjutan: pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dapat dilaksanakan
secara simultan dengan program-program pembangunan perdesaan lainnya dengan
memperhatikan keterkaitan dan keberlanjutannya, sehingga mampu menjawab berbagai persoalan
mendasar setiap desa/kelurahan.
Dibantu PKM
Untuk keberhasilan program ini, setiap Desa/Kelurahan Anggur Merah didampingi seorang
pendamping kelompok masyarakat (PKM). Gaji dan biaya operasional PKM sebesar Rp 2.000.000/bulan
untuk PKM yang mendampingi 1 desa/kelurahan, dan Rp 2.500.000/bulan untuk PKM yang
mendampingi 2 desa/kelurahan. (Tim redaksi)
8
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
Fokus
Vinsensius Anggal
Jebakan
BAT-MAN
“Kebanyakan masalah
macetnya
pengembalian (Program
Desa/Kelurahan Mandiri
Anggur Merah, red.)
disebabkan oleh
kesalahpahaman
masyarakat.
Beberapa anggota
kelompok beranggapan,
bantuan pemerintah
tidak perlu
dikembalikan. Ternyata,
setelah dikasih bantuan
akan ditanggih kembali,
tambah bunga lagi...”
K
ira-kira seperti itu
penjelasan Vinsensius
Anggal,
menggambarkan anggapan
masyarakat tentang jebakan
Bat-Man. Hal ini menjadi
kendala umum, terutama pada
pelaksanaan program di Tahun
2011.
Kepala Sub Bidang Pertanian
dan Kelautan pada Bidang
Ekonomi Bappeda Manggarai
Barat itu baru saja menempati
jabatannya pada Maret 2015.
Bersama Petrus Janggang dan
Lisye Doy, Kepala Sub Bidang
Pengembangan Dunia Usaha,
kami diterima bersahabat. Yah,
masih dalam tugas peliputan
Program Desa Mandiri Anggur
Merah. Kali ini, kami ditantang
menyusuri 27 Desa /Kelurahan
penerima manfaat pada 10
Kecamatan yang ada.
“Sebenarnya pak Kabid lebih
menguasai informasi terkait
Program Anggur Merah ini. Tapi
pak kabid lagi ikut Diklat Pim III
di Kupang. Pak Sekertaris juga
lagi ke PAM, beliau merangkap
pelaksana tugas di sana pak”
kata Lisye Doy
menginformasikan. Lebih jauh,
kami mendiskusikan tentang
Program Replikasi Anggur
Merah milik Pemerintah
Manggarai Barat.
Dikatakan bahwa progam
replikasi itu juga memberikan
dukungan dana segar.
Besarannya adalah senilai
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
9
Fokus
Rp. 50 juta/desa. Desa-desa
terpilih, dibantu setiap
tahunnya. Dana utuk desa
tersebut dimaksudkan untuk
memberikan penguatan
ekonomi masyarakat, yang
belum tersentuh program
besutan Pemerintah Provinsi
NTT itu.
Sejak pelaksanaannya di
Tahun 2011 hingga Tahun 2013,
telah ada sejumlah desa pada
tujuh kecamatan. Dimana
Program replikasi ini sudah
berbentuk koperasi, atau Usaha
Bersama Simpan Pinjam sejak
awalnya.
Anggota kelompoknya
maksimal beranggotakan 20
orang. Rata-rata mendapatkan
bantuan masing-masing
anggota sebesar Rp.2,5 juta.
Penetapan bunga pinjaman
adalah sebesar 1 %.
Tobel, pendamping di awal 2011
telah dinyatakan lulus PNS di
Manggarai Timur. Sebagai
penggantinya, pada awal 2015
ditunjuklah tenaga pengganti
PKM atas nama Romanus Datur.
“Tentu ini menjadi informasi
awal yang menarik untuk
ditelusuri. Pasti ada banyak
fariasi persoalan di desa-desa.
Kami harus sampai ke sana”
begitu pikir kami.
Petrus Janggang
Diinformasikan pula jika
persoalan ada pada tenaga
pendamping (PKM). Tenaga
PKM atasa nama Gordianto
Terkait persoalan-persoalan
yang ditemui, Bappeda
Kabupaten Manggarai Barat
juga berupaya untuk
memfasilitasinya. Upaya yang
dilakukan adalah dengan
melakukan pendekatan orang
per orang, terutama kepada
yang sering berkonsultasi.
(Lwl/hms)
Sementara itu, menurut Petrus
Janggang, persoalan yang ada
disumbangkan juga oleh
tenaga PKM. Karenanya, dia
menyarankan untuk
memberikan penguatan kepada
para tenaga pendamping
tersebut. “Kalau saya boleh
saran, perkuat saja
Sumberdaya Manusia PKM”
demikian kata Petrus.
Disampaikan juga tentang
adanya cerita gagal di Desa
Tentang. Anggota kelompok
masyarakat ada yang sudah
mengembalikan pinjamannya.
Dalam perjalanannya,
disampaikan bermasalah.
Ada informasi kalau rekening
mereka telah ditarik oleh orang
propinsi. Mereka tidak tau
persisnya siapa oknum itu.
Entah petugas dari Inspektorat
atau Beppeda. Sampai
sekarang, masyarakat tidak tau
ke mana dananya.
10
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
Lisye Doy, Kepala Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha, Bappeda
Manggarai Barat
Fokus
S
iang itu, tim redaksi legah
didaratkan Wings Air
setelah terbang lebih dua
jam dari Kupang. Penerbangan
dengan kode IW 1927
sebelumnya sempat terlambat.
Akibatnya, jadwal kedatangan
kami bergeser hingga satu jam.
Setelah singgah sebentar di
Soa, Bajawa, kami akirnya tiba
juga di Bandara Komodo.
Waktu menunjukan hampir
pukul 13:00 Wita. Sesuai
rencana awal, tim mengunjungi
unit perencana Pemerintah
Kabupaten Manggara Barat.
Kami tiba dengan mendapati
beberapa tenaga PKM. Rupanya
mereka sudah ada di situ, sejak
jam 11:00 Wita. Kami sempat
menghubungi beberapa orang
di antara mereka.
Setelah mendapatkan sedikit
informasi perkembangan
terakhir dari Bappeda, kami
mulai membagi diri ke dalam
dua tim. Delapan orang tim
kami, berasal dari unsur
Bappeda Provinsi NTT,
Inspektorat Provisni NTT dengan
Biro Humas NTT sebagai
pimpinan rombongannya. Dua
tim ini selanjunya menyusuri
masing-masing lima
kecamatan.
Para tenaga PKM yang sempat menunggu kehadiran Tim Peliputan
Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah Provinsi NTT
Lucius Luly (berbaju orange), memimpin rapat pembagian tim sebelum
turun ke lokasi desa-desa di 10 Kecamatan
Tim pertama, memilih rute melintasi Kecamatan Mbeliling, Sano
Nggoang, Lembor, Lembor Selatan dan Komodo. Sedangkan tim ke
dua, melewati desa-desa yang ada di Kecamatan Welak, Kuwus,
Ndoso, Boleng dan Macang Pacar. (Lwl/hms)
Pascalis Bon,
Koordinator PKM Manggarai Barat
“Labuan bajo ini bulat seperti telur pak. Kita bisa
melingkar dari atas, kita juga bisa melingkar dari
bawah. Untuk itu, saya usul agar Tim Pertama
melewati desa-desa dalam Kecamatan Mbeliling,
Kecamatan Sano Nggoang, Kecamatan Lembor dan
Lembor Selatan. Tim kedua, melewati desa-desa yang
berada di wilayah Kecamatan Kuwus, Ndoso, Boleng
dan Macang Pacar. Hari terakhir kita ketemu di
tengah, Kecamatan Komodo” demikian usulnya
dengan wajah serius, saat repat pembagian lokasi
peliputan. (*)
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
11
Cerita Sukses
Pinjam di Bank, Repot !
“Jika mengurus pinjaman di bank, masyarakat sudah harus merugi di awal.
Desa kami jauh. Untuk biaya transportasi ke kecamatan saja,
Bisa sampai Rp.150rb. Belum ditambah biaya administrasi.
Totalnya kurang lebih Rp.200rb, terbuang percuma”
K
urang lebih seperti itu,
keterangan Lambertus
Latan (61), Kepala Desa
Golo Lelang dengan dialek
manggarai menggambarkan
manfaat Program
Desa/Kelurahan Mandiri Anggur
Merah di tempatnya.
“Program ini membantu
sekali. Kami sangat bersyukur
bisa mendapatkan bantuan
modal usaha dari program ini.
Pada awalnya, kami pikir ini
akan sama dengan pinjaman
bank. Ternyata Tidak. Pinjam di
Bank, lebih repot!” ujar salahsatu kepala desa dalam wilayah
Kecamatan Sonang Goang itu.
Kepala Desa yang menjabat
sejak 2010 itu adalah seorang
pensiunan PNS. Ketika itu beliau
adalah salah-satu PNS yang
bekerja di Bagian Tatat Usaha
pada Dinas Pendidikan &
Kabupaten Manggarai Barat.
Dari penuturannya, terlontar
juga cerita tentang
pengalamannya mengelola
koperasi para guru ketika itu.
Pengalaman gagal yang
diperolehnya, dijadikan cemeti
memperkuat koperasi warga
desanya.
Ketegasan, menjadi ciri
khasnya. “Saya harus tegas.
Kalau tidak masyarakat
seenaknya. Untuk bisa
meminjam di koperasi ini,
warga harus masuk menjadi
anggota koperasi dengan
12
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
peryaratan yang kami
sampaikan di awal. Jika ada
rekomendasi dari ketua
kelompok, kami terima. Kami
anggap dia orang baik, lolos
seleksi awal. Kami anggap dia
orang baik, kami layani. Karena
anggota kelompok pasti lebih
mengenalnya” begitu jelasnya.
“Kami buat begini supaya
semua masyarakat desa bisa
merasakan manfaatnya.
Supaya anak cucu kami juga
bisa merasakannya” demikian
pungkas pris berambut putih itu.
Perjalanan hari pertama itu
mulai memasuki jalan berbatu,
Cerita Sukses
Tempat yang dijadikan sebagai
sekretariat Koperasi Sinar Golo Leleng
saat senja menyapa kami di kali
yang mebelah desa itu dengan
desa Golo Tantong. Kami
memilih mendahulukan Desa
Golo Tantong, supaya kami
dapat meneruskan perjalanan
ke Desa Wejare.
Jika memang malam
mendapati kami, biarlah kami
beristirahat di Wejare. Tetapi
rencana berubah, karena kami
masih mendapati pengurus
koperasi, kepala desa dan
tenaga PKM di Sekretariat
Koperasi. Koperasi itu mereka
beri nama Koperasi Simpan
Pinjam Sinar Golo Lelang.
Menurut terjemahan lurus
mereka Golo Lelang artinya
Gunug Memanjang,
bersambaung, tidak terputus.
Itulah nama yang mereka
sepakti supaya koperasi mereka
berumur panjang.
Desa Golo Lelang memiliki
warga sejumlah 350 Kepala
Keluarga. Desa ini
mendapatkan bantuan dari
Program Pemberdayaan
Pemerintah Provinsi NTT (Desa
Mandiri Anggur Merah) di
Tahun 2014. Tenaga
Pendamping Kelompok
Masyarakat (PKM) mereka,
Paulus Patimura, hadir bersama
kami pada malam itu.
Desa Golo Lelang ini berada
dalam Kecamatan Sonang
Goang. Sesuai informasi
Paulus Patimura, tenaga PKM,
desa mereka memiliki 12
kelompok yang tersebar di tiga
dusun.
Mengonfirmasi keterangan
sebelumnya oleh Kepala Desa,
Koperasi ini menyepakati untuk
menetapakan syarat
keanggotaan koperasi yang
ketat. Salah stau syaratnya
adalah benar-benar warga desa
setempat.
Persyaratan lainnya adalah
wajib menaati beberapa iuran
atau simpanan anggota. Untuk
Simpanan Pokok disepakati
besaranya adalah Rp.100rb.
Simpanan Wajb ditetapkan
sebesar Rp.5.000 per bulan
selama 12 bulan dan dibayar di
awal menjadi anggota.
Jadi, dalam setahun untuk
menjadi anggota koperasi yang
baru wajib menyetor uang
koperasi sebesar Rp.160.000,Karena koperasi ini sudah
ada sebelum datangnya
program “Anggur Merah“ maka
dibuat dua model pengelolaan
keuangan, dengan pembukuan
masing-masing. Pembukuan
pertama adalah untuk
perguliran 250 juta darai
program Anggur Merah.
Biasanya dilakukan
pembayaran dan perguliran
pada tanggal 23 Setiap
bulannya. Sedangkan untuk
pembikuan kedua, disepakati
setiap tanggal 1 awal bulan,
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
13
Cerita Sukses
Gaspar Nunsi, Ketua Koperasi Simpan Pinjam Sinar Golo Lelang bersama Yosep Daud, Bendahara Koperasi
untuk perguliran dari modal
anggota secara mandiri.
Posisi saldo akhir saat
kunjungan tim (5/10) adalah
sebesar 41.955.550. Saldo ini
merupakan hasil perguliran dari
132 orang anggota koperasi.
“Kesepeakatan ini kami ambil
bersama, dalam rapat yang
melibatkan semua unsur di
desa, termasuk kaplsek dan
babinsa. Setelah 5 Tahun, kami
akan kembalikan ke kasa desa
untuk disepakati kembali. Kalau
ada yang macam-macam, kami
turunkan anggota” demikian
jelas Paulus.
Pada kesempatan yang sama,
Gaspar Nunsi, Ketua Koperasi
Simpan Pinjam Sinar Golo
Lelang hadir bersama istrinya.
“Harus Berani Adil, tetapi tidak
rata” demikian kata Gaspar
malam itu. “Saya bersyukur
dibantu pengurus yang lain.
Kami selalu sempatkan waktu
untuk buat pencatatan walau
honor kami kecil” katanya.
Melanjutkan apa yang
dikatakan Gaspar, Yosep Daud
14
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
selaku bendahara koperasi
angkat bicara. “Kami Bersyukur
punya pengalaman mengelola
koperasi. Bersama pak ketua
(koperasi), kami sudah pernah
mendapat pelatihan koperasi
dari salah satu perusahaan
swasta di bidang pertanian.
Kala itu koperasi mengelola
hasil tani. Bekal itu kami
padukan di koperasi ini,
menyenangkan.” ujar
bendahara koperasi itu
bersemangat.
Tercatat, koperasi ini
mengalami perkembangan
yang cukup bagus. Jika
sebelumnya dilaporkan memiliki
jumlah anggota sebanyak 47
orang, sekarang telah
bertambah menjadi sebanyak
132 orang.
Hal itu terjadi karena
masyarakat merasa lebih
untung meminjam di koperasi.
Koperasi menolong, dekat dan
tidak berbelikt-belit. Berbagai
jenis usaha digeluiti masayakat
Desa Golo Lelang. Menurut
keterangan mereka, jenis usaha
babi paling menonjol
keberhasilannya.
Pada putaran pertama,
semuanya lunas. Semua
anggota mampu
mengembalikan pinjaman pada
waktu yang telah ditentukan.
Kami memulainya lagi dalam
Bulan Maret 2014. Karenanya
kami bersepakat tanggal
jatuhnya pada taggal 6 April
2014. Untuk pengembalian
model yang kedua disepakati
pengembaliannya pada tanggal
23 September.
Untuk tahun ini (2015) kami
sedang menjalankan putaran
kedua. Uang sedang beredar di
tangan 113 orang anggota yang
meminjam kembali pada
koperasi.
Mengakhiri perjumpaan kami
malam itu, mereka kompak
memberi saran. “Bantuan ini
terlalu kecil. Kalau boleh kami
sarankan agar kami dibantu
lebih. Tambahkan besar
uangnya, supaya bisa lebih
banyak masyarakat terlibat dan
usaha jadi lebih besar.
Gubernur baru nanti harus
lanjutkan program ini. Siapapun
dia” tutup mereka serempak.
(Lwl/hms)
Cerita Sukses
Kartini-Kartini Desa Wewa
“Ibu-ibu paling tahu kondisi ekonomi rumah tangga. Mereka paling merasakan
sulitnya mengelola uang untuk berbagai kebutuhan. Karena pertimbangan itu,
kami bersepakat untuk memeberi prioritas bagi ibu-ibu untuk
menjadi pengurus dan anggota koperasi kami”
D
emikian kata Samuel
Reja,(51). Beliau adalah
Kepala Desa Wewa,
Kecamatan Welak. Ketarangan
itu dibenarkan Ferdinandus
Purnama Jaya (35) Sekretaris
Desa juga Langgus Las (47)
selaku Kaur Pembangunan dan
Dominikus Solong (45) Kaur
Pemerintahan Desa.
“Program ini baik sekali.
Kehadiran program ini sangat
menolong sekali, karena
membantu masyarakat saat
mengalami kesulitan.
Masyarakat tertolong saat
membutuhkan uang. Saya
ingatkan kalau uang ini bergulir
di masyarakat. Bukan kembali
ke pemerintah lagi” lanjutnya.
“Banyak bantuan pernah
masuk ke desa kami. Belajar
dari berbagai pengalaman dan
kelalaian kami itu, kami
percayakan ibu-ibu mengelola
modal pinjaman dari koperasi.
Dominan warga kami
mengusahakan ternak babi.
Pengawasan dilakukan oleh RT.
Pinjamann boleh langsung ke
kelompok” tambahnya
menjelaskan.
Untuk diketahui, Desa Wewa
memiliki sembilan kelompok
yang tersebar di 9 RT. Sekarang
mereka telah memiliki 237 orang
anggota koperasi. Menurut
keterangan Kepala Desa, masih
ada sekitar 20an Kepala
Keluarga yang belum tersentuh
program pemberdayaan ini.
Untuk menjadi anggota
koperasi tidak dibebankan
simpanan pokok. Akan tetapi
diwajibkan simpanan bulanan
sebesar Rp.10 ribu. Bunga
pinjaman disepakati sebesr 1 %.
Peruntukan bunga pinjaman
adalah 0,5% untuk pengurus
dan 0,5% dikembalikan untuk
anggota.
Untuk anggota diberikan
pinjaman maksimal sebesar
Rp.1 juta. Tercatat pada tanggal
5 Juni 2015 telah diedarkan
setidaknya Rp.205 juta.
Sisanya belum dimanfaatkan
kembali, menunggu
pengembalian. Saldo kas
dalam rekening Bank NTT
setempat sebesar Rp.50 juta.
Mereka merencanakan untuk
membahas pemanfaatan
keuangan saat Rapat Akhir
Tahun, Desember nanti. Dana
ini terbuka kepada semua
masyarakat Desa Wewa yang
mau berusaha. Hal terpenting
adalah jangan sampai terjadi
konflik karena ada dugaan
ketidakadilan atau KKN.
Ketika ditanya tentang
kendala yang dijumpai, sang
kepala desa tersenyum
menjelaskannya.
Samuel Reja, Kepala Desa Wewa
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
15
Cerita Sukses
“Rata-rata mereka membeli
babi dengan harga Rp.300 ribu
per ekor. Setelah enam bulan,
bisa laku dijual dengan harga
Rp.600 ribu. Artinya dengan
modal Rp.1 juta, anggota
kelompok bisa membeli tiga
ekor anakan babi. Hasil
penjualan ternak babi ini
selanjutnya mereka gunakan
untuk membeli anakan babi lagi
sebagai modal.
Lanjutnya, “sisa keuntungan,
sering dimanfaatkan untuk
membiayai berbagai kebutuhan
mereka seperti sekolah anak
dan pembangun rumah. Mereka
yang macet sering menjawab
tunggu jual babi, baru bayar…”
begitulah keterangan pria
beranak empat itu.
Pembicaraan kami siang itu
sempat menyinggung soal
APBDesa. Hal tersebut
menyentak Ferdinandus
Purnama Jaya. Wajar saja,
menyangkut perannya selaku
Sekretaris Desa Wewa.
Tim menanyakan perihal
pencatatan berbagai sumber
penerimaan lain ke dalam
APBDes. Beberapa PKM desa
lain yang turut mendampingi
kami, juga menaruh perhatian
serius dalam topik itu.
Sudahkan Program Desa
Anggur Merah dicatat sebagai
penerimaan dalam APBDes?
“Hampir seluruh desa di
Kabupaten Manggarai Barat ini
belum memasukan nomenklatur
Program Pemberdayaan ini
sebagai salah-satu sumber
penerimaan desa yang sah.
Kami juga pernah menanyakan
ini kepada BPMD. Mereka
mengarahkan kami ke
Bappeda. Ketika sampai di
Bappeda, mereka kembali
mengarahkan kami untuk
berkonsultasi ke Bappeda
Provinsi NTT saja” jelas
Ponsianus Mato, PKM Desa Wae
Bangka.
Menanggapi itu, Tim kami
dari Bappeda Provinsi NTT
Ponsianus Mato
mulai menjelaskan. Bahwa hal
itu sesungguhnya telah
ditegaskan dalam dokumen
hibah yang sudah
ditandatangani setiap kepala
desa penerima program. Sesuai
ketentuan tentang desa dan
petunjuk pelaksanaanya dalam
penyusunan APBD, juga sudah
diingatkan supaya desa
mencatat berbagai sumber
penerimaannya.
Kepala Desa Wewa, PKM dan perangkat desa sedang berbincang bersama tim peliput
16
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
Cerita Sukses
Karena itu, tim mengusulkan
untuk dikoordinasikan kembali
dengan BPMD. Apalagi saat
kunjungan tim, sedang
dilakukan berbagai kegiatan
pelatihan penyusunan APBDes.
Secara informal, kami berharap
Desa Wewa memperhatikan hal
itu. Untuk PKM yang hadir,
supaya juga
menginformasikannya kepada
teman-teman PKM yang tidak
hadir.
Kepala Desa yang dilantik
pada tanggal 15 Desember 2013
itu nampak sedikit tegang.
Mereka telah menunggu kami
sejak pagi. Wewa merupakan
desa hasil pemekaran dari Desa
Alipace. Desa ini dipilih sebagai
salah satu desa penerima
Program Desa Mandiri Anggur
Merah pada Tahun 2014.
Wajah Samuel Rejak tampak
berubah senang, mendengar
tujuan kedatangan kami. Beliau
juga kelihatan sangat
bersemangat, walau usianya
sudah setengah abad.
“Kami adalah Tim Peliputan
Program Desa Mandiri Anggur
Merah dari Pemerintah Provinsi.
Desa Wewa merupakan salah
satu desa yang kami pilih untuk
dikunjungi. Kami ingin tahu
apakah dana ini bermanfaat
atau tidak, sehingga perlu di
Waktu siang itu kira-kira
menunjukan pukul 11.30 Wita
ketika tim tiba di desa Wewa,
Kecamatan Welak. Untuk bisa
sampai ke desa itu, kami harus
menempuh jarak kurang lebih
40 kilo meter dari Kecamatan
Lembor. Kurang lebih tiga jam
tempuh, kami harus melewati
medan yang cukup berat.
Jalan berbatu-batu, berkelokkelok dengan tanjakan dan
turunan bukit terjal. Walau
menggunakan kendaraan roda
dua, terkadang kami harus
turun berjalan khaki.
“Selama hidup, belum pernah
saya berjalan sejauh ini dengan
kondisi jalanan yang sangat
parah seperti ini. Kasihan
mereka, masyarakat yang
tinggal di daerah ini. Tentunya
mereka akan susah akses ke
kota, untuk kebutuhan mereka
dan anak-anak mereka” celetuk
salah-satu anggota tim dalam
perjalanan.
“Perjalanan yang sangat
mendebarkan dan melelahkan.
Saya juga baru sekali ini
datang ke Desa Wewa”
sambung Marsel PKM salah
satu desa di Kuwus.
Walau sulit, akhirnya tim
peliput sampai juga di Desa
Wewa. Tepatnya kami sampai di
rumah Bapak Samuel Rejak.
Veronika Jeman, salah satu penerima dana bantuan Anggur Merah
di Desa Wewa bersama seekor ternak babi miliknya
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
17
Cerita Sukses
lanjutkan atau dihentikan. Hasil
liputan ini akan kami
publikasikan dalam bentuk
buletin” jelas pimpian
rombongan.
Bapak Kades menyampaikan
kepada kami bahwa dengan
adanya dana bantuan Desa
Mandiri Anggur Merah meraka
telah membentuk sebuah
Koperasi Simpan Pinjam.
Koperasi itu mereka namai
Koperasi Simpan Pinjam “Wewa
Jaya Abadi.”
Harapannya, koperasi ini
akan tetap jaya dan abadi
selamanya. Menurutnya dengan
terbentuknya koperasi ini,
meraka sangat merasakan
manfaatnya. Saat mereka
membutuhkan dana selalu
tersedia, mereka tidak perlu
pinjam lagi di Koperasi Harian
atau Bank yang sangat
memberatkan dengan bunga
yang sangat besar.
Uniknya lagi Koperasi Wewa
Jaya Abadi dinahkodai oleh
para kartini masa kini. Yah, ibuibu dari setiap Kepala Keluarga
di desa itu. Koperasi ini
diprioritaskan kepada kaum
perempuan.
Alasannya, mereka (ibu-ibu)
18
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
adalah orang pertama yang
merasakan perekonomian
keluarga. Para ibu juga
dipercaya lebih tertib mengelola
keuangan. Alhasil, pasti tidak
terjadi penyalahgunaan
keuangan, yang mengakibatkan
terjadinya kemacetan dalam
pengembalian cicilan.
“Para bapak bisa saja
selewengkan bantuan ini untuk
beli rokok dan moke” kata
kepala desa yang cinta
kebersihan itu.
Mekanisme pengelolaan
koperasi tidak terlepas dari
peran Bapak Kades sebagai
kepala wilayah pada tingkat
desa. Berbagai upaya dan
terobosan selalu dilakukan
sehingga koperasi ini tetap ada
dan tetap jaya, sebagaimana
namanya.
Beliau selalu tegaskan
kepada anggota untuk
memanfaatkan kesempatan ini
dengan sebaik-baiknya, sesuai
hasil kesepakatan. Untuk
memudahkan koordinasi dan
pengawasan maka
pengelompokan diatur sesuai
wilayah RT. Terdapat sembilan
kelompok pada sembilan RT.
Catatan kami dari Koperasi Wewa Jaya Abadi antara lain :
Pertama. Program ini baik, sangat membantu masyarakat. Akan
tetapi masih ditemukan kendala dalam hal pembukuan, karena
keterbatasan SDM;
Kedua. Mereka mengaharapkan ada pelatihan bagi pengurus
koperasi, sehingga berbagai harapan untuk kemajuan koperasi
demi terciptanya kesejahteraan dapat tercapai;
Ketiga. Jika ada anggota yang macet pengembaliannya maka
langkah yang ditempuh adalah melakukan rapat badan pengurus
koperasi, pengawas bersama PKM. Setelah itu dilayangkan surat
pemberitahuan jatuh tempo pembayaran kepada anggota;
Keempat. Kami juga menyarankan untuk melakukan pembukuan
yang baik. Berkordinasi dengan Dinas Koperasi setempat untuk
proses akta pendiriannya sehingga menjadi Koperasi yang
berbadan hukum resmi. (Dmb/hms)
Cerita Sukses
Terhindar Dari Musim Paceklik
“Dulu saya hanya bisa menanam sekali dalam setahun. Sekarang, kami bisa
memanen hingga dua kali. Saya sudah bisa membeli pupuk dan pestisida.
Hasil panen padinya bisa mencukupi kebutuhan kami sampai dengan
musim paceklik (panas) ini.”
D
emikian ucap
Muhammad Sukur,
dengan senyum
bangga.”Kalau dulu, saat
musim begini (paceklik), kami
sudah harus beli beras. Tetapi
sekarang, kami masih memilki
padi hasil sawah sendiri,
sehingga kami tidak perlu
membeli beras lagi” tambahnya
menjelaskan.
Sebenarnya, pekerjaan
utama Bapak Muhammad Sukur
ini adalah bertani. Sebagai
petani, ia memiliki sawah yang
cukup luas. Akan tetapi, ia juga
memiliki usaha sampingan,
menjual papan, balok kayu.
“Jujur saja, dengan adanya
bantuan ini sangat membantu
saya. Kalau dulu rumah saya
lantai kasar, sekarang
Bapak/Ibu bisa lihat sendiri.
Sekarang, rumah saya sudah
berlantai keramik” terangnya
sambil mengajak kami melihat
rumahnya. Menurutnya, hasil
dari pekerjaan sampingan ini
lebih menguntungkan.
yang lebih banyak. Hasil
olahannya meningkat pesat. Ia
bisa menghasilkan berkubikkubik papan dan balok jati,
untuk dijualnya ke Labuan Bajo.
Dari hasil usahanya itu, dia bisa
melanjutkan pemasangan
keramik rumahnya.
perut sejenak dengan hidangan
seadanya. Masakan jawa
rasanya nyaman untuk lambung
anggota tim pertama. Kami
puaskan sebentar dengan
menyantap soto ayam, di
seputaran kawasan kantor
Bupati Manggarai Barat.
Setelah berbincang-bincang
menyampaikan maksud
kedatangan tim, tanpa
membuang waktu lagi, kami
difasilitasi untuk melakukan
pertemuan dengan PKM.
Bappeda Manggarai Barat
menyiapkan ruang rapat, tepat
di lantai satu kantor itu.
Dua tim siap ke lokasi.
Karena belum sempat
makan siang, kami
kenyangkan
Muhammad Sukur, adalah
salah-satu pengurus sekaligus
anggota Koperasi Tantong Jaya
yang berada di Desa Golo
Tantong, Kecamatan Mbeliling.
Melalui koperasi yang dibentuk
itu, Bapak Sukur bisa
mendapatkan tambahan dana
segar sebesar Rp.16 juta.
Muhammad Sukur
Dengan modal sebesar itu,
dia bisa membeli pohon jati
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
19
Cerita Sukses
Empat kendaran bermotor
roda dua sudah siap. Desa Golo
Tantong, Kecamatan Mbeliling
dan Desa Goleleng Kecamatan
Sana Nggoang, target hari
pertama kami.
Tak buang-buang waktu lagi,
siang itu juga bersama empat
orang PKM, kami berkendara
menuju ke tempat tujuan.
Setidaknya Marsel, Kosmas,
Paulus dan Ahmad (para PKM)
menemani tim kami. Perjalanan
melewati rute banyak kelokan.
Dalam hati saya bergumam,
“jauh sekali, jalannya berkelokkelok, andaikan saya Valentino
Rosi (pembalap Moto GP), pasti
akan saya juarai etape ini. Jam
demi jam telah dilewati, setelah
kurang lebih tujuh puluhan kilo
meter, dengan memakan waktu
kurang lebih tiga jam, tibalah
kami di Desa Golo Tantong.
Rupanya, kami telah ditunggu
Pengurus Koperasi Tantong Jaya
dan Aparat Desa Golo Tantong
di rumah Bonifasius Jehamut,
Ketua Koperasi. Menurut
masyarakat setempat,
Golo=Gunung dan
Tantong=menjulang tinggi.
Jadi, bisa diterjemahkan
sebagai Desa yang berada
diatas Gunung Yang Menjulang
Tinggi. Tanpa basa-basi, tim
mulai memperkenalkan diri,
juga mengutarakan maksud
dan tujuan kedatangan.
Hadir dalam pertemuan itu
PKM Marselinus Panggung,
Ketua Koperasi Bonifasius
Jehamut, Plt. Sekretaris Desa
sekaligus Sekretaris Koperasi
Yoseph Tote Snaba, Bendahara
Koperasi Muhammad Sukur dan
beberapa anggota koperasi.
Dari penuturan mereka, mulamula Koperasi Tantong Jaya
20
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
(Kiri-kanan) : Bonifasius Jehamut, Ketua Koperasi Tantong Jaya bersama
Muhammad Sukur.
terbentuk pada awal Maret,
Tahun 2014. Saat itu, mereka
dikunjungi oleh tenaga PKM,
Marselinus Panggung. Marsel
menyampaikan informasi kalau
desa mereka akan memperoleh
dana bantuan Desa Mandiri
Anggur Merah dari Pemerintah
Provinsi NTT. Syaratnya dana
bantuan ini harus dikelola oleh
Koperasi.
Karena itu, masyarakat desa
Golo Tantong, Kecamatan
Mbeliling, bersepakat
membentuk Koperasi Tantong
Jaya. Anggota koperasi itu
semula adalah 30 orang. Saat
kunjungan tim sore itu, jumlah
anggota koperasi telah
bertambah.
Sesuai pembukuan yang kami
amati, anggotanya telah
berjumlah 74 orang. Anggota
koperasi ini berasal dari lima
Kampung yakni Kampung Kaca,
Tenda, Dupu, Libu dan Pondong
Bagong.
Dari pengakuan mereka,
terungkap juga ada
keengganan menerima dana
tersebut (Anggur Merah).
Alasannya, karena trauma.
Pengalaman mereka, banyak
bantuan sosial yang diterima
biasanya gagal dan proses
pengembalian sangat
memberatkan masyarakat.
Hal tersebut tentu menjadi
tantangan tersendiri bagi
Marselinus, sang Pendamping
Kelompok Masyarakat. Berkat
sosialisasi yang intens dari
pendamping desa itu, akhirnya
mereka mau juga menerima
dana tersebut.
Antusiasme warga meningkat
drastis. Penilaian itu tergambar
dari banyaknya warga desa
yang kemudian mengajukan
permohonan meminjam. Dalam
jangka waktu kurang lebih
seminggu, proposal menumpuk,
dana Rp.200 juta terserap
semuanya.
Cerita Sukses
Tidak lama berselang, kurang
lebih satu bulan, datang lagi
antrian proposal untuk
pemanfaatan sisa dana sebesar
Rp.50 juta. Proposal yang
diajukan kelompok, diseleksi
dan disurfei kelayakannya oleh
Badan Pengurus Koperasi.
Bagi kelompok yang
memenuhi syarat, langsung
dilayani. Rata-rata jenis usaha
mereka bergerak di bidang
peternakan, pertanian,
meubeler dan perkiosan.
Pada kesempatan itu kami
berkesempatan mengunjungi
salah satu pemanfaat Dana
Anggur Merah, Bapak
Muhammad Sukur, beliu
bergerak di bidang usaha
pertanian dan meubeler. Dari
pengakuan beliau terbukti
dana anggur merah sangat
membantunya.
Sebelum adanya dana
pemberdayaan ini, dia hanya
mampu membeli empat hingga
lima pohon jati saja dalam
sebulan. Pohon jati yang dibeli
selanjutnya diolah jadi papan
dan balok. Hasil olahan ini lalu
dijualnya ke Labuhan Bajo.
Nggoang sempat kami lewati
juga tadi. Waktunya berbalik
arah, searah ke kota Labuan
Bajo.
Banyak sekali respon positif yang kami jumpai malam itu.
Beberapa kesimpulan dari pertemuan kami dengan aparat Desa
Golo Tantong, para pengurus Koperasi Tantong Jaya dan anggota
kelompok penerima manfaat dapat kami ringkas, seperti ini :
Pertama. Program ini baik, sangat membantu masyarakat, dapat
meningkatkan taraf ekonomi mereka menjadi lebih baik;
Kedua. Mereka menyadari dana ini harus dikembalikan dengan
cara dicicil. Walaupun sampai dengan saat ini belum ada yang
melunasi cicilannya, namun mereka berjanji untuk melunasinya;
Ketiga. Dana yang berada di rekening mereka kurang lebih Rp.27
juta. Tetapi dari perhitungan mereka, dana yang sedang bergulir
pada 74 anggota kurang lebih sebesar Rp.400 juta;
Keempat. Jika ada anggota yang macet pengembaliannya maka
diambil beberapa langkah. Melakukan Rapat Badan Pengurus
Koperas dan pengawas PKM. Setelah itu, dibuatkan surat
pemberitahuan jatuh tempo pembayaran kepada anggota;
Kelima. Kami juga menyarankan untuk melakukan pembukuan yang
baik. Berkordinasi dengan Dinas Koperasi setempat untuk proses akta
pendiriannya sehingga menjadi Koperasi yang berbadan hukum resmi.
(Dmb/hms)
Untuk diketahui, harga
sebuah pohon jati ada di
kisaran Rp.200 ribu. Setelah
diolah, bisa laku terjual dengan
harga Rp.540 ribu. Jika
dikurangi biaya pembelian
pohon jati, sensor dan ongkos
angkutan, kira-kira bapak itu
bisa memperoleh kentungan
bersih hingga Rp.200 ribu.
Karena waktu sudah
menunjukan pukul 19.45 Wita,
kami harus segera bergegas.
Kami pamit, karena juga masih
harus menyinggahi satu desa
lagi. Mudah-mudahan masih
ada kelompok masyarakat yang
mau menerima kami. Desa Golo
Leleng Kecamatan Sano
Yoseph Tote Snaba, Plt. Sekretaris Desa sekaligus Sekretaris Koperasi
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
21
Cerita Sukses
Tolong Tambah Suntikan
“Desa kami adalah desa dengan jumlah penduduk terbesar,
di Kecamatan Lembor ini. Saat ini, jumlah penduduk kami lebih dari
900 Kepala Keluarga. Jika dibandingkan dengan penduduk desa-desa lain,
bisa tiga kali jumlahnya”
setiap anggota baru bisa
mendapatkan pinjaman sebesar
Rp.1 juta, secara bertahap”
jelasnya.
Pada hari kedua, kami
melakukan peliputan dengan
mengunjungi desa Daleng.
Daleng adalah salah-satu Desa
di Kecamatan Lembor.
Setibanya kami di sana tampak
sudah banyak orang yang
menunggu kami.
Raymundus Ngus
I
tulah harapan Raymundus
Ngus, Ketua Koperasi Pelita
Harapan Daleng. Beliau
mengusulkan agar besaran
bantuan juga memperhitungkan
jumlah penduduk sebagai
besaran dasar memberikan
bantuan.
“Saat ini, kami telah memiliki
450 orang anggota dengan jenis
usaha berfariasi. Rata-rata
22
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
Ada Kepala Desa Daleng,
bapak Andreas Usut, Ketua
Koperasi bapak Raymundus
Ngus, Bendahara Koperasi ibu
Yasinta Maria Unas dan
beberapa anggota kelompok
koperasi serta Pendamping
Kelompok Masyarakat (PKM)
Desa/Kelurahan Mandiri Anggur
Merah Desa Daleng Kosmas
Jalang, SE. Tenaga PKM itu
telah menemani kami sejak hari
pertama kegiatan peliputan ini.
Meja dan kursi telah ditata
melingkari luas ruang tamu
Andreas Usut, rumah sang
kepala desa itu. Kami
dipersilahkan mengisi kursi
dengan meja lebih tinggi.
Suasana jadi terasa formal
karena kami seakan didaulat
memimpin sidang.
“Bapak Desa, kalau ada palu
sidang, kita sudah sama seperti
sedang melakukan Rapat
Paripurna di Gedung Dewan
Bapak…” demikian canda kami,
menutupi rasa canggung.
Basa-basi sebentar, biar
suasananya lebih rileks. Kami
enggan dianggap melakukan
pemeriksaan. Biarlah
suasananya lebih santai asal,
mereka mau bercerita apa
adanya.
Pimpinan rombongan
menyampaikan tujuan
kedatangan tim peliput sembari
bertanya-tanya tentang
bagaimana perasaan mereka
dengan kehadiran program
Desa/Kelurahan Mandiri Anggur
Merah itu.
Apakah program ini baik,
memberatkan,
dilanjutkan atau
dihentikan saja?
Cerita Sukses
Daleng menjadi penerima
Program Desa/Kelurahan
Anggur Merah pada Tahun
Anggaran 2014 lalu. Sejak awal,
langsung dibentuk Koperasi
yang diberi nama Koperasi
Pelita Harapan Daleng (PHD).
Koperasi ini telah memiliki 59
kelompok dengan jumlah
anggota
sebanyak
449 orang.
Total
modal
yang sedang bergulir
dalam masyarakat setidaknya
telah mencapai Rp.450 juta.
Tercatat setidaknya 4 kelompok
mengusahakan kios, 19
kelompok beternak babi,
sisanya 36 kelompok bertani
padi sawah dan sayuran.
Andreas Usut,
Kepala Desa Daleng
Siang itu, semua yang hadir
serentak menjawab pentingnya
program pemberdayaan ala
Pemerintah Provinsi NTT itu,
dengan versi masing-masing.
Kalau boleh disimpulkan,
mereka mengatakan bahwa
Program Desa/kelurahan
Anggur Merah sangat
membantu.
Akan tetapi, dananya kecil,
tidak cukup untuk melayani
semua permohonan dari
masyarakat Desa Daleng.
Karena itu, mereka berharap
agar Dana Anggur merah
ditingkatkan lagi.
Untuk diketahui, Koperasi
Pelita Harapan Daleng dibentuk
pada November 2014. Dengan
adanya Koperasi ini masyarakat
sangat berantusias untuk masuk
menjadi anggota.
Mereka senang menjadi
anggota koperasi itu karena
adanya kemudahan
mendapatkan pinjaman. Bunga
pinjaman pun kecil. Cuman 1%
dari besaran pinjaman.
Tidak perlu lagi jauh-jauh
pinjam ke bank. Proses
administrasinya panjang,
bunganya juga besar. Apalagi
meminjam pada koperasi
harian, bunganya mencekik
leher. Kurang lebih seperti itu
pendapat mereka
membandingkan.
“Dana ini kecil, tapi saya
bersyukur dengan kehadiran
dana ini sangat membantu
ekonomi masyarakat, untuk
pengembangan usaha mereka.
Dana 250 juta ini menurut kami
tidak banyak, karena tidak
dapat melayani semua
permohonan yang masuk.
Karenanya kami minta dana
anggur merah ditingkatkan
lagi“ ujar bapak kades kepada
kami, membenarkan pendapat
anggota kelompok.
Pria berusia 52 tahun itu
tampak sangat bersemangat,
ketika tim meminta
pendapatnya tentang Program
Desa/Kelurahan Anggur Merah
di desanya.
Walau kadang suaranya
terbata-bata, dia terlihat ingin
terus berlama-lama bersam
kami. Sekali-sekali suaranya
terhenti. Tanya punya Tanya,
ternyata beliau baru saja
diserang struk ringan. Sekarang
dalam masa pemulihan, kasian
juga bapak kepala desa itu.
Kehadiran tim terlihat mampu
menghibur beliau. Kami
ditemani melihat beberapa ekor
babi di belakang rumahnya.
Sebagian dikandangkan,
sisanya diikat saja di luar. Pun
ketika kami ingin melihat usaha
kelompok-kelompok di desa itu.
Pria paruh baya yang sempat
maju calon anggota legislatif itu
masih juga sempat berjalan
kaki mengantar, walau jaraknya
agak jauh.
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
23
Cerita Sukses
Rp.450 juta itu. Pengembalian
anggota kelompok selanjutnya
digunakan oleh anggota
kelompok yang bersangkutan
juga.
Karenanya, bagi setiap
anggota yang berhasil
melakukan pengembalian
dengan cepat, bisa
mendapatkan pinjaman berkalikali. Hal ini berakibat
banyaknya proposal baru tidak
bisa dilayani.
“Pembagian dana kami
lakukan bertahap dengan
besaran pinjaman Rp.1juta
rupiah/kk, sehingga dana 250
juta belum bisa menjangkau
semua kebutuhan masyarakat.
Kami berharap,besaran jumlah
penduduk menjadi referensi
bagi tim untuk mengusulkan
tambahan dana“ demikian
tambah Raymundus.
Yasinta Maria Unas, bendahara koperasi Pelita Harapan Daleng
“Saat ini, kami hentikan dulu
permintaan kelompok baru.
Modal sebesar Rp.246 juta telah
beredar, sisa saldo di rekening
kas adalah Rp.4 juta. Kesulitan
kami, masih ada anggota
masyarakat yang belum bisa
dibantu karena dana terbatas”
demikian pendapat Yasinta
Maria Unas, sang bendahara
koperasi.
Dalam catatan mereka
memang sempat terlihat
beberapa anggota kelompok
telah menyelesaikan pinjaman.
Tercatat, setidaknya 39
kelompok bahkan bisa melunasi
lebih awal dari jadwal jatuh
24
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
waktu temponya. Untuk
menghargai kegigihan usaha
mereka itu, beberapa kelompok
boleh meminjam hingga tiga
kali.
“Kalau total dananya sudah
Rp.450 juta, kenapa belum
cukup juga?” tanya kami ingin
tahu. Dijelaskan bahwa dana
yang digulirkan ke kelompok
baru, bersumber dari sejumlah
iuran sebagai syarat
keanggotaan.
Dari Simpanan Pokok sebesar
Rp.300 ribu dan Simpanan
Wajib Rp.10 ribu per bulan
seluruh anggota, terkumpulah
Dijelaskannya jika mayoritas
masyarakat mengandalkan
keunggulan potesni desa
mereka. Jenis usaha yang
dominan adalah usaha
pertanian dan peternakan.
Mereka kombinasikan hasil
pertanian untuk mendukung
usaha ternak babi mereka.
Dedak padi digunakan untuk
pakan ternak, sehingga
program ini sangat berkorelasi
manfaatnya.
Beberapa anggota kelompok
memang sedikit kemacetan.
Tetapi hal itu dapat kita
maklumi. Mereka mengalami
kegagalan saat tanam serentak.
Mereka telah berjanji melunasi
kewajibannya pada panen
berikut. (Dmb/hms)
Cerita Sukses
Bermodalkan Kepercayaan
“Saya dipilih dalam musyawarah bersama seluruh anggota Koperasi. Saya
tidak punya pengalaman sama sekali mengu
ANGGUR MERAH
Belajar
Ketulusan
Dari Redaksi
BELAJAR KETULUSAN
ANGGUR MERAH
Ijin : Hms.188.48/04/2015
PELINDUNG
Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Frans Lebu Raya
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Benny A. Litelnoni, SH, M.Si
Sekretaris Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Fransiskus Salem, SH, M.Si
Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Ir. Alexander Sena
Kepala Bappeda Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Ir. Wayan Darmawa, MT
Ketua Pengarah
Kepala Biro Humas Setda Provinsi
Nusa Tenggara Timur
(Drs. Lambertus L. Ibi Riti, MT)
Pemimpin Redaksi
Kepala Bagian Pers dan Kajian
Pendapat Umum
(Viktor Manek, S.Sos, M.Si)
Sekretaris
Sekretaris Inspektur
(Drs. Marsianus Jawa,M.Si)
Wakil Sekretaris
Inspektur Pembantu Wilayah I
(Drs. Kanis H.M Mau,M.Si)
Redaktur Pelaksana
Kasubag Penerbitan
(Lucius W. Luly, S.STP, MA)
Anggota
(Zeth O.S. Blegur, S.Sos, M.Si)
(Dina M. Ballo,SP)
(Aplinuksi Asamani, S.Sos,M.Si)
(Maria Rosalinda Ndiwa,S.Sos)
PDE Inspektorat
(Tarsisius Apelabi,SE, MM)
Perencana Muda
(Yohanes A. Kore, S.STP)
Fungsional Umum Bappeda
(Maria T.R Parera,S.Si)
Fotografer
(Frits Isak Lake,S.Sos)
(Kaletus Melek Moring)
(Eljunai Puay)
Desain Grafis
(Marcurius Bani Haba,SH)
(Roland E. Nope, S.AP)
Kabupaten Manggarai Barat, daerah di ujung barat Pulau Flores
merupakan gerbang pariwisata yang sudah terkenal di mana-mana.
Dengan brand utamanya binatang purba, kadal raksasa Komodo, telah
ditetapkan sebagai salah satu dari The New Seven Wonders pada tahun
2012 lalu. Ditambah dengan pesona alam yang indah, Manggarai Barat
menjadi salah satu tujuan pariwisata baru yang digandrungi wisatawan
lokal maupun mancanegara. Ratusan ribu bahkan jutaan turis asing datang
dari berbagai belahan dunia untuk menikmati keperkasaan Komodo,
keindahan pulau-pulau serta panorama alam nan indah di Taman Nasional
Komodo.
Bersamaan dengan itu, para pemilik modal mulai melirik potensi
investasi. Hotel-hotel megah dan berbintang berkembang pesat bak
cendawan di musim hujan. Seperti mendapat durian runtuh, harga tanah
turut menjulang tinggi. Kondisi ini memancing warga lokal berlomba-lomba
menjual tanahnya kepada para pemilik modal. Gaya hidup masyarakat
juga turut berubah bersamaan dengan semakin banyaknya bule yang
menetap dan memiliki property pribadi. Tak berlebihan, kalau orang mulai
membandingkan Labuan Bajo dengan Bali.
Perkembangan pariwisata yang pesat di Manggarai Barat memiliki
implikasi ganda. Bisa mendatangkan ancaman, berpotensi menggerus
nilai-nilai budaya lokal yang dijunjung tinggi seperti nilai musyawarah
mufakat atau bantang camar ejeleleng. Dapat pula dilihat sebagai peluang
terutama dari sisi peningkatan ekonomi masyarakat. Gaya hidup orang
Barat yang back to nature hendaknya dibaca sebagai suatu peluang dalam
mengembangkan potensi ekonomi local masyarakat, seperti di bidang
pertanian berkaitan dengan penyediaan kebutuhan sayur-mayur dan buahbuahan untuk hotel berbintang di Labuan Bajo, industry kerajinan tangan
masyakarakat seperti tenunan dan cinderamata. Pada titik inilah gelontoran
dana Anggur Merah dapat dimanfaatkan sebagai sumber modal untuk
menumbuhkembangkan geliat ekonomi masyarakat pedesaan.
Lebih daripada itu, Anggur Merah juga mengasah aspek social
seseorang. Ketulusan Pemerintah Provinsi untuk menggulirkan dana
pemberdayaan masyarakat mesti disambut dengan kerelaan hati dari
semua komponen yang terlibat dalam perguliran dana ini. Pemerintah
Kabupaten diharapkan dapat member kandukungan penguatan kapasitas
terhadap pelaksanaan program ini. PKM hendaknya bekerja dengan tulus
untuk memberdayakan kelompok masyarakat. Para pengurus koperasi
Anggur Merah harus bekerja dengan jujur dan ikhlas demi menjawab
kepercayaan besar yang diberikan anggota. Ketua Kelompok
Masyarakatpun harusnya mengajak para anggotanya agar taklupa
melunasi kewajibannya. Kelompok Penerima juga mesti memiliki kebesaran
hati agar bantuan tersebut bisa bergulir ke masyarakat lain yang masih
membutuhkan.
Rasa kesatuan senasib sepenangggungan harus tetap dibangun di atas
fondasi ketulusan. Ungkapan bijak lokal Nai Nggalih Tuka Ngengga,
menyiratkan ketulusan sekaligus keterbukaan dan dukungan masyarakat
terhadap setiap program pemberdayaan pemerintah. Ungkapan bijak ini
juga menggambarkan harapan masyarakat yang mendambakan
perkembangan infrastruktur yang semakin baik sehingga roda
perekonomian masyarakat pinggiran yang mengitari Labuan Bajo semakin
membaik. Semua pihak hendaknya belajar untuk bekerja dan bekerja
dengan tulus kemaslatan orang banyak.
Mengapa
Anggur Merah...?
4
9
12
15
Jebakan BAT-MAN
Vinsensius Anggal
Kepala Desa Golo Lelang
Pinjam di Bank,
Repot !
Kartini-Kartini
Desa Wewa
Samuel Reja, Kepala Desa Wewa
19
Terhindar Dari
Musim
Paceklik
Koperasi Tantong Jaya
Ketua Koperasi Pelita Harapan Daleng
22 Tolong Tambah Suntikan
25
Bermodalkan
Kepercayaan
KSP Maju Mandiri Desa Compang
27
29
31
Abdul Wahab
Kami Punya Orang
Sambung Terus
Ketua Kelompok Tungku Musi
Butuh Masukan
Strategi
33
Agustinus Po,ong, Sekretaris Desa Tentang
Menghindari
35
Mangkong
Hubertus Harun, Kepala Desa Modo
Ada Siang,
Ada Malam...
Rofinus Andut
37
Suara PKM
37
Blasius Min
Bukan Penjudi
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
3
Program Anggur Merah
Mengapa
Anggur Merah...?
Program Desa
Mandiri
Anggur Merah
(DeMAM)
dirancang untuk
mengangkat dan
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat NTT.
S
udah lazim setiap
pemimpin merancang
program pembangunan
sebagai jawaban atas
panggilannya menjadi
pemimpin. Semua program
pembangunan itu muaranya
adalah kesejahteraan rakyat.
Kondisi dan konteks sosial
masyarakat yang berbeda
menyebabkan disain program itu
berbeda setiap pemimpin. Di
NTT para gubernur merancang
program pembangunan dengan
melihat kondisiDan konteks
sosial masyarakat NTT pada
masanya.
Benar, karena itu, kalau dibilang
4
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
setiap zaman melahirkan
orangnya, dan setiap orang lahir
pada zamannya.
Gubernur WJ Lalamentik
menitikberatkan penataan
birokrasi pada masa awal
pembentukan propinsi ini.
El Tari mulai memasuki era
pembangunan dengan fokus
pada pertanian dan perkebunan.
Ben Mboi melanjutkan estafet
dengan tetap fokus pada
pertanian dan perkebunan.
El Tari dan Ben Mboi sangat
sadar, lebih dari 80 persen
warga NTT bermata pencaharian
petani dan tinggal di desa-desa.
Fokus program keduanya cocok
dan kena menjawabi konteks dan
situasi sosial masyarakat ketika
itu.
Pada masa Hendrik Fernandez
program sudah mulai mengarah
kepada peningkatan sumber
daya manusia, maka GEMPAR
(Gerakan Meningkatkan
Pendapatan Asli Rakyat) dan
GERBADES (Gerakan
Membangun Desa) cocok dan
tepat.
Herman Musakabe melanjutkan
pembangunan sumber daya
manusia yang telah dirintis
Fernandez melalui 7 Program
Strategis Pembangunan.
Perkuatan pembangunan sumber
daya manusia dilanjutkan oleh
Piet Tallo pada masanya dengan
program Tiga Batu Tungku.
Sama seperti para gubernur
terdahulu, ketika Frans Lebu
Raya mengambil alih kemudi
NTT, pembangunan mulai
diarahkan kepada peningkatan
kesejahteraan manusia NTT.
Maka Program Desa Mandiri
Anggur Merah (DeMAM)
dirancang sebagai
pengejawantahan tekad
mengangkat dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat NTT.
Program Anggur Merah
Pro Rakyat
“Menciptakan masyarakat
desa/kelurahan yang
maju dan produktif”
Dua tahun setelah menjabat
sebagai Gubernur NTT, Frans
Lebu Raya yang berpasangan
dengan sohib kentalnya Esthon
Foenay, melakukan langkah jauh
dengan membantu secara
langsung uang tunai Rp 250 juta
kepada masyarakat di desa-desa.
Terkesan pemerintah tampil
seperti sinter klas yang
membagi-bagi hadiah kepada
masyarakat.
Tetapi sejatinya, bantuan ini
merupakan langkah konkrit dan
langsung guna membantu
masyarakat keluar dari kubangan
kemiskinan.
Maka, desa yang dipilih
mendapat bantuan ini melalui
kriteria-kriteria tertentu. Lebih
dari itu, bantuan ini juga bukan
hadiah, tetapi dimaksudkan
sebagai modal usaha bagi
masyarakat. Bantuan ini bergulir
dari satu kelompok usaha ke
kelompok usaha lain di desa.
Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya
Bak gayung bersambut, DPRD
NTT ketika itu setuju dan sepakat
dengan pemerintah. Program
Desa Mandiri Anggur Merah
pun mulai jalan tahun 2011.
Program Desa Mandiri Anggur
Merah didukung alokasi dana
APBD, yaitu dana segar (fresh
money) Rp 250 juta untuk
ekonomi produktif, Rp 50 juta
untuk pembangunan rumah
layak huni, pendamping
kelompok masyarakat (PKM),
Operasional pengendalian
pembangunan tingkat desa,
kelurahan dan unsur tripika
yaitu pemerintah kecamatan
didukung Polsek dan Koramil
diharapkan dapat menciptakan
masyarakat desa/kelurahan
maju dan produktif.
Program Desa Mandiri Anggur
Merah disinergikan
pelaksanaannya dengan PNPM
Mandiri, Program
Kementrian/Lembaga,
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
5
Program Anggur Merah
Program Hibah Lembaga
Internasional, CSR BUMN dan
Replikasi Program Desa Mandiri
Anggur Merah melalui APBD
Kabupaten/Kota serta partisipasi
masyarakat pada Gerakan Pulang
Kampung (GPK).
Untuk mendukung
pembangunan ekonomi pada
lokasi program Desa Mandiri
Anggur Merah, maka kemitraan
Bank NTT dan Bank mitra
lainnya, akan mendorong
kemitraan dengan Koperasi Desa
Mandiri Anggur Merah dan
Koperasi lainnya.
Optimalisasi strategi
pembangunan termasuk
suksesnya pelaksanaan Program
Desa Mandiri Anggur Merah
merupakan upaya mewujudkan
visi pembangunan daerah tahun
2013-2018 yaitu “Terwujudnya
masyarakat Nusa Tenggara
Timur yang berkualitas,
sejahtera, dan Demokratis, dalam
Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Visi tersebut merupakan harapan
bersama untuk dapat
diwujudkan melalui sinergi
Investasi pembangunan
pemerintah, masyarakat, swasta,
asosiasi profesi, kelembagaan
agama dan kelembagaan
masyarakat.
Kebijakan program
pembangunan untuk
mewujudkan visi dan misi
pembangunan dilaksanakan
melalui kebijakan 8 agenda
pembangunan, 6 tekad
pembangunan dan
Pembangunan Terpadu Desa
Mandiri Anggur Merah.
Delapan agenda pembangunan pemerintah provinsi didukung Kementrian/Lembaga
dan sinergi dengan program kabupaten/kota serta sumber pendanaan lainnya sebagai
berikut :
6
1.
Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan.
2.
Agenda Pembangunan Kesehatan.
3.
Agenda Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Pariwisata.
4.
Agenda Pembenahan Sistem Hukum dan Birokrasi Daerah.
5.
Agenda Percepatan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup.
6.
Agenda Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
7.
Agenda Pembangunan Perikanan dan Kelautan.
8.
Agenda Khusus: Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Pembangunan Daerah
Kepulauan, Penanggulangan Bencana dan Pembangunan Daerah Perbatasan.
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
Program Anggur Merah
Tujuan Anggur Merah
Tujuan Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah :
1. Mengurangi angka kemiskinan melalui pengembangan usaha ekonomi produktif sesuai
keunggulan komparatif dan kompetitif desa/kelurahan;
2. Memberdayakan kelembagaan pedesaan yang dapat mendukung pelaksanaan empat tekad
pembangunan dan 8 agenda pembangunan daerah;
3. Menciptakan calon wirausahawan baru yang dapat membuka lapangan kerja baru yang dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja di desa/kelurahan.
Lokasi Program
Lokasi Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah yaitu seluruh desa dan kelurahan di 1 kota dan
21 kabupaten se-Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pelaksanaan dilaksanakan dengan sasaran sebagai
berikut:
a. Tahun 2011-2013
Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2011-2013 yaitu setiap kecamatan
dialokasikan 1 desa/kelurahan
b. Tahun 2014-2018
Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2014- 2018 mengacu pada kriteria
sebagai berikut:
- 1 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 8
- 2 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 14
- 4 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 20
- 5 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa > 20
Sasaran
Sasaran Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah:
1. Meningkatnya kemampuan ekonomi dan daya saing desa/kelurahan sesuai dengan basis unggulan;
2. Meningkatnya pemerataan dan keadilan pembangunan di desa/kelurahan yang memiliki
persentase rumah tangga miskin tinggi;
3. Terwujudnya desa/kelurahan yang mandiri secara ekonomi dan bebas dari kemiskinan.
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
7
Program Anggur Merah
Prinsip Pengembangan
Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah dilakukan dengan beberapa prinsip antara lain :
1. Pemberdayaan, upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dan kapasitas pemerintah
desa/kelurahan melalui pelaksanaan kegiatan yang berdampak langsung terhadap pemenuhan hakhak dasar masyarakat miskin serta keberlanjutan pelaksanaan fungsi-fungsi pelayanan
pemerintahan yang optimal;
2. Partisipatif, upaya mengedepankan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan,
baik dalam bentuk pikiran, tenaga maupun material sehingga tumbuh rasa memiliki dan rasa
bertanggung jawab;
3. Demokratis, pengambilan keputusan dalam setiap tahapan kegiatan didasarkan atas musyawarahmufakat dan kesetaraan gender;
4. Bertumpu pada sumber daya lokal, penetapan jenis kegiatan didasarkan pada ketersediaan potensi
dan kecocokan kegiatan sesuai kebutuhan setempat sehingga tercapai daya guna dan hasil guna
pembangunan;
5. Efisiensi: menjamin pencapaian target program dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan
dana dan daya yang tersedia serta dapat dipertanggungjawabkan;
6. Efektivitas: pelaksanaan kegiatan harus mempertimbangkan prioritas masalah dan kebutuhan
masyarakat;
7. Transparansi: manajemen penggelolaan pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dilakukan
secara transparan dan dipertanggungjawabkan;
8. Keterpaduan dan keberlanjutan: pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dapat dilaksanakan
secara simultan dengan program-program pembangunan perdesaan lainnya dengan
memperhatikan keterkaitan dan keberlanjutannya, sehingga mampu menjawab berbagai persoalan
mendasar setiap desa/kelurahan.
Dibantu PKM
Untuk keberhasilan program ini, setiap Desa/Kelurahan Anggur Merah didampingi seorang
pendamping kelompok masyarakat (PKM). Gaji dan biaya operasional PKM sebesar Rp 2.000.000/bulan
untuk PKM yang mendampingi 1 desa/kelurahan, dan Rp 2.500.000/bulan untuk PKM yang
mendampingi 2 desa/kelurahan. (Tim redaksi)
8
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
Fokus
Vinsensius Anggal
Jebakan
BAT-MAN
“Kebanyakan masalah
macetnya
pengembalian (Program
Desa/Kelurahan Mandiri
Anggur Merah, red.)
disebabkan oleh
kesalahpahaman
masyarakat.
Beberapa anggota
kelompok beranggapan,
bantuan pemerintah
tidak perlu
dikembalikan. Ternyata,
setelah dikasih bantuan
akan ditanggih kembali,
tambah bunga lagi...”
K
ira-kira seperti itu
penjelasan Vinsensius
Anggal,
menggambarkan anggapan
masyarakat tentang jebakan
Bat-Man. Hal ini menjadi
kendala umum, terutama pada
pelaksanaan program di Tahun
2011.
Kepala Sub Bidang Pertanian
dan Kelautan pada Bidang
Ekonomi Bappeda Manggarai
Barat itu baru saja menempati
jabatannya pada Maret 2015.
Bersama Petrus Janggang dan
Lisye Doy, Kepala Sub Bidang
Pengembangan Dunia Usaha,
kami diterima bersahabat. Yah,
masih dalam tugas peliputan
Program Desa Mandiri Anggur
Merah. Kali ini, kami ditantang
menyusuri 27 Desa /Kelurahan
penerima manfaat pada 10
Kecamatan yang ada.
“Sebenarnya pak Kabid lebih
menguasai informasi terkait
Program Anggur Merah ini. Tapi
pak kabid lagi ikut Diklat Pim III
di Kupang. Pak Sekertaris juga
lagi ke PAM, beliau merangkap
pelaksana tugas di sana pak”
kata Lisye Doy
menginformasikan. Lebih jauh,
kami mendiskusikan tentang
Program Replikasi Anggur
Merah milik Pemerintah
Manggarai Barat.
Dikatakan bahwa progam
replikasi itu juga memberikan
dukungan dana segar.
Besarannya adalah senilai
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
9
Fokus
Rp. 50 juta/desa. Desa-desa
terpilih, dibantu setiap
tahunnya. Dana utuk desa
tersebut dimaksudkan untuk
memberikan penguatan
ekonomi masyarakat, yang
belum tersentuh program
besutan Pemerintah Provinsi
NTT itu.
Sejak pelaksanaannya di
Tahun 2011 hingga Tahun 2013,
telah ada sejumlah desa pada
tujuh kecamatan. Dimana
Program replikasi ini sudah
berbentuk koperasi, atau Usaha
Bersama Simpan Pinjam sejak
awalnya.
Anggota kelompoknya
maksimal beranggotakan 20
orang. Rata-rata mendapatkan
bantuan masing-masing
anggota sebesar Rp.2,5 juta.
Penetapan bunga pinjaman
adalah sebesar 1 %.
Tobel, pendamping di awal 2011
telah dinyatakan lulus PNS di
Manggarai Timur. Sebagai
penggantinya, pada awal 2015
ditunjuklah tenaga pengganti
PKM atas nama Romanus Datur.
“Tentu ini menjadi informasi
awal yang menarik untuk
ditelusuri. Pasti ada banyak
fariasi persoalan di desa-desa.
Kami harus sampai ke sana”
begitu pikir kami.
Petrus Janggang
Diinformasikan pula jika
persoalan ada pada tenaga
pendamping (PKM). Tenaga
PKM atasa nama Gordianto
Terkait persoalan-persoalan
yang ditemui, Bappeda
Kabupaten Manggarai Barat
juga berupaya untuk
memfasilitasinya. Upaya yang
dilakukan adalah dengan
melakukan pendekatan orang
per orang, terutama kepada
yang sering berkonsultasi.
(Lwl/hms)
Sementara itu, menurut Petrus
Janggang, persoalan yang ada
disumbangkan juga oleh
tenaga PKM. Karenanya, dia
menyarankan untuk
memberikan penguatan kepada
para tenaga pendamping
tersebut. “Kalau saya boleh
saran, perkuat saja
Sumberdaya Manusia PKM”
demikian kata Petrus.
Disampaikan juga tentang
adanya cerita gagal di Desa
Tentang. Anggota kelompok
masyarakat ada yang sudah
mengembalikan pinjamannya.
Dalam perjalanannya,
disampaikan bermasalah.
Ada informasi kalau rekening
mereka telah ditarik oleh orang
propinsi. Mereka tidak tau
persisnya siapa oknum itu.
Entah petugas dari Inspektorat
atau Beppeda. Sampai
sekarang, masyarakat tidak tau
ke mana dananya.
10
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
Lisye Doy, Kepala Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha, Bappeda
Manggarai Barat
Fokus
S
iang itu, tim redaksi legah
didaratkan Wings Air
setelah terbang lebih dua
jam dari Kupang. Penerbangan
dengan kode IW 1927
sebelumnya sempat terlambat.
Akibatnya, jadwal kedatangan
kami bergeser hingga satu jam.
Setelah singgah sebentar di
Soa, Bajawa, kami akirnya tiba
juga di Bandara Komodo.
Waktu menunjukan hampir
pukul 13:00 Wita. Sesuai
rencana awal, tim mengunjungi
unit perencana Pemerintah
Kabupaten Manggara Barat.
Kami tiba dengan mendapati
beberapa tenaga PKM. Rupanya
mereka sudah ada di situ, sejak
jam 11:00 Wita. Kami sempat
menghubungi beberapa orang
di antara mereka.
Setelah mendapatkan sedikit
informasi perkembangan
terakhir dari Bappeda, kami
mulai membagi diri ke dalam
dua tim. Delapan orang tim
kami, berasal dari unsur
Bappeda Provinsi NTT,
Inspektorat Provisni NTT dengan
Biro Humas NTT sebagai
pimpinan rombongannya. Dua
tim ini selanjunya menyusuri
masing-masing lima
kecamatan.
Para tenaga PKM yang sempat menunggu kehadiran Tim Peliputan
Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah Provinsi NTT
Lucius Luly (berbaju orange), memimpin rapat pembagian tim sebelum
turun ke lokasi desa-desa di 10 Kecamatan
Tim pertama, memilih rute melintasi Kecamatan Mbeliling, Sano
Nggoang, Lembor, Lembor Selatan dan Komodo. Sedangkan tim ke
dua, melewati desa-desa yang ada di Kecamatan Welak, Kuwus,
Ndoso, Boleng dan Macang Pacar. (Lwl/hms)
Pascalis Bon,
Koordinator PKM Manggarai Barat
“Labuan bajo ini bulat seperti telur pak. Kita bisa
melingkar dari atas, kita juga bisa melingkar dari
bawah. Untuk itu, saya usul agar Tim Pertama
melewati desa-desa dalam Kecamatan Mbeliling,
Kecamatan Sano Nggoang, Kecamatan Lembor dan
Lembor Selatan. Tim kedua, melewati desa-desa yang
berada di wilayah Kecamatan Kuwus, Ndoso, Boleng
dan Macang Pacar. Hari terakhir kita ketemu di
tengah, Kecamatan Komodo” demikian usulnya
dengan wajah serius, saat repat pembagian lokasi
peliputan. (*)
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
11
Cerita Sukses
Pinjam di Bank, Repot !
“Jika mengurus pinjaman di bank, masyarakat sudah harus merugi di awal.
Desa kami jauh. Untuk biaya transportasi ke kecamatan saja,
Bisa sampai Rp.150rb. Belum ditambah biaya administrasi.
Totalnya kurang lebih Rp.200rb, terbuang percuma”
K
urang lebih seperti itu,
keterangan Lambertus
Latan (61), Kepala Desa
Golo Lelang dengan dialek
manggarai menggambarkan
manfaat Program
Desa/Kelurahan Mandiri Anggur
Merah di tempatnya.
“Program ini membantu
sekali. Kami sangat bersyukur
bisa mendapatkan bantuan
modal usaha dari program ini.
Pada awalnya, kami pikir ini
akan sama dengan pinjaman
bank. Ternyata Tidak. Pinjam di
Bank, lebih repot!” ujar salahsatu kepala desa dalam wilayah
Kecamatan Sonang Goang itu.
Kepala Desa yang menjabat
sejak 2010 itu adalah seorang
pensiunan PNS. Ketika itu beliau
adalah salah-satu PNS yang
bekerja di Bagian Tatat Usaha
pada Dinas Pendidikan &
Kabupaten Manggarai Barat.
Dari penuturannya, terlontar
juga cerita tentang
pengalamannya mengelola
koperasi para guru ketika itu.
Pengalaman gagal yang
diperolehnya, dijadikan cemeti
memperkuat koperasi warga
desanya.
Ketegasan, menjadi ciri
khasnya. “Saya harus tegas.
Kalau tidak masyarakat
seenaknya. Untuk bisa
meminjam di koperasi ini,
warga harus masuk menjadi
anggota koperasi dengan
12
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
peryaratan yang kami
sampaikan di awal. Jika ada
rekomendasi dari ketua
kelompok, kami terima. Kami
anggap dia orang baik, lolos
seleksi awal. Kami anggap dia
orang baik, kami layani. Karena
anggota kelompok pasti lebih
mengenalnya” begitu jelasnya.
“Kami buat begini supaya
semua masyarakat desa bisa
merasakan manfaatnya.
Supaya anak cucu kami juga
bisa merasakannya” demikian
pungkas pris berambut putih itu.
Perjalanan hari pertama itu
mulai memasuki jalan berbatu,
Cerita Sukses
Tempat yang dijadikan sebagai
sekretariat Koperasi Sinar Golo Leleng
saat senja menyapa kami di kali
yang mebelah desa itu dengan
desa Golo Tantong. Kami
memilih mendahulukan Desa
Golo Tantong, supaya kami
dapat meneruskan perjalanan
ke Desa Wejare.
Jika memang malam
mendapati kami, biarlah kami
beristirahat di Wejare. Tetapi
rencana berubah, karena kami
masih mendapati pengurus
koperasi, kepala desa dan
tenaga PKM di Sekretariat
Koperasi. Koperasi itu mereka
beri nama Koperasi Simpan
Pinjam Sinar Golo Lelang.
Menurut terjemahan lurus
mereka Golo Lelang artinya
Gunug Memanjang,
bersambaung, tidak terputus.
Itulah nama yang mereka
sepakti supaya koperasi mereka
berumur panjang.
Desa Golo Lelang memiliki
warga sejumlah 350 Kepala
Keluarga. Desa ini
mendapatkan bantuan dari
Program Pemberdayaan
Pemerintah Provinsi NTT (Desa
Mandiri Anggur Merah) di
Tahun 2014. Tenaga
Pendamping Kelompok
Masyarakat (PKM) mereka,
Paulus Patimura, hadir bersama
kami pada malam itu.
Desa Golo Lelang ini berada
dalam Kecamatan Sonang
Goang. Sesuai informasi
Paulus Patimura, tenaga PKM,
desa mereka memiliki 12
kelompok yang tersebar di tiga
dusun.
Mengonfirmasi keterangan
sebelumnya oleh Kepala Desa,
Koperasi ini menyepakati untuk
menetapakan syarat
keanggotaan koperasi yang
ketat. Salah stau syaratnya
adalah benar-benar warga desa
setempat.
Persyaratan lainnya adalah
wajib menaati beberapa iuran
atau simpanan anggota. Untuk
Simpanan Pokok disepakati
besaranya adalah Rp.100rb.
Simpanan Wajb ditetapkan
sebesar Rp.5.000 per bulan
selama 12 bulan dan dibayar di
awal menjadi anggota.
Jadi, dalam setahun untuk
menjadi anggota koperasi yang
baru wajib menyetor uang
koperasi sebesar Rp.160.000,Karena koperasi ini sudah
ada sebelum datangnya
program “Anggur Merah“ maka
dibuat dua model pengelolaan
keuangan, dengan pembukuan
masing-masing. Pembukuan
pertama adalah untuk
perguliran 250 juta darai
program Anggur Merah.
Biasanya dilakukan
pembayaran dan perguliran
pada tanggal 23 Setiap
bulannya. Sedangkan untuk
pembikuan kedua, disepakati
setiap tanggal 1 awal bulan,
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
13
Cerita Sukses
Gaspar Nunsi, Ketua Koperasi Simpan Pinjam Sinar Golo Lelang bersama Yosep Daud, Bendahara Koperasi
untuk perguliran dari modal
anggota secara mandiri.
Posisi saldo akhir saat
kunjungan tim (5/10) adalah
sebesar 41.955.550. Saldo ini
merupakan hasil perguliran dari
132 orang anggota koperasi.
“Kesepeakatan ini kami ambil
bersama, dalam rapat yang
melibatkan semua unsur di
desa, termasuk kaplsek dan
babinsa. Setelah 5 Tahun, kami
akan kembalikan ke kasa desa
untuk disepakati kembali. Kalau
ada yang macam-macam, kami
turunkan anggota” demikian
jelas Paulus.
Pada kesempatan yang sama,
Gaspar Nunsi, Ketua Koperasi
Simpan Pinjam Sinar Golo
Lelang hadir bersama istrinya.
“Harus Berani Adil, tetapi tidak
rata” demikian kata Gaspar
malam itu. “Saya bersyukur
dibantu pengurus yang lain.
Kami selalu sempatkan waktu
untuk buat pencatatan walau
honor kami kecil” katanya.
Melanjutkan apa yang
dikatakan Gaspar, Yosep Daud
14
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
selaku bendahara koperasi
angkat bicara. “Kami Bersyukur
punya pengalaman mengelola
koperasi. Bersama pak ketua
(koperasi), kami sudah pernah
mendapat pelatihan koperasi
dari salah satu perusahaan
swasta di bidang pertanian.
Kala itu koperasi mengelola
hasil tani. Bekal itu kami
padukan di koperasi ini,
menyenangkan.” ujar
bendahara koperasi itu
bersemangat.
Tercatat, koperasi ini
mengalami perkembangan
yang cukup bagus. Jika
sebelumnya dilaporkan memiliki
jumlah anggota sebanyak 47
orang, sekarang telah
bertambah menjadi sebanyak
132 orang.
Hal itu terjadi karena
masyarakat merasa lebih
untung meminjam di koperasi.
Koperasi menolong, dekat dan
tidak berbelikt-belit. Berbagai
jenis usaha digeluiti masayakat
Desa Golo Lelang. Menurut
keterangan mereka, jenis usaha
babi paling menonjol
keberhasilannya.
Pada putaran pertama,
semuanya lunas. Semua
anggota mampu
mengembalikan pinjaman pada
waktu yang telah ditentukan.
Kami memulainya lagi dalam
Bulan Maret 2014. Karenanya
kami bersepakat tanggal
jatuhnya pada taggal 6 April
2014. Untuk pengembalian
model yang kedua disepakati
pengembaliannya pada tanggal
23 September.
Untuk tahun ini (2015) kami
sedang menjalankan putaran
kedua. Uang sedang beredar di
tangan 113 orang anggota yang
meminjam kembali pada
koperasi.
Mengakhiri perjumpaan kami
malam itu, mereka kompak
memberi saran. “Bantuan ini
terlalu kecil. Kalau boleh kami
sarankan agar kami dibantu
lebih. Tambahkan besar
uangnya, supaya bisa lebih
banyak masyarakat terlibat dan
usaha jadi lebih besar.
Gubernur baru nanti harus
lanjutkan program ini. Siapapun
dia” tutup mereka serempak.
(Lwl/hms)
Cerita Sukses
Kartini-Kartini Desa Wewa
“Ibu-ibu paling tahu kondisi ekonomi rumah tangga. Mereka paling merasakan
sulitnya mengelola uang untuk berbagai kebutuhan. Karena pertimbangan itu,
kami bersepakat untuk memeberi prioritas bagi ibu-ibu untuk
menjadi pengurus dan anggota koperasi kami”
D
emikian kata Samuel
Reja,(51). Beliau adalah
Kepala Desa Wewa,
Kecamatan Welak. Ketarangan
itu dibenarkan Ferdinandus
Purnama Jaya (35) Sekretaris
Desa juga Langgus Las (47)
selaku Kaur Pembangunan dan
Dominikus Solong (45) Kaur
Pemerintahan Desa.
“Program ini baik sekali.
Kehadiran program ini sangat
menolong sekali, karena
membantu masyarakat saat
mengalami kesulitan.
Masyarakat tertolong saat
membutuhkan uang. Saya
ingatkan kalau uang ini bergulir
di masyarakat. Bukan kembali
ke pemerintah lagi” lanjutnya.
“Banyak bantuan pernah
masuk ke desa kami. Belajar
dari berbagai pengalaman dan
kelalaian kami itu, kami
percayakan ibu-ibu mengelola
modal pinjaman dari koperasi.
Dominan warga kami
mengusahakan ternak babi.
Pengawasan dilakukan oleh RT.
Pinjamann boleh langsung ke
kelompok” tambahnya
menjelaskan.
Untuk diketahui, Desa Wewa
memiliki sembilan kelompok
yang tersebar di 9 RT. Sekarang
mereka telah memiliki 237 orang
anggota koperasi. Menurut
keterangan Kepala Desa, masih
ada sekitar 20an Kepala
Keluarga yang belum tersentuh
program pemberdayaan ini.
Untuk menjadi anggota
koperasi tidak dibebankan
simpanan pokok. Akan tetapi
diwajibkan simpanan bulanan
sebesar Rp.10 ribu. Bunga
pinjaman disepakati sebesr 1 %.
Peruntukan bunga pinjaman
adalah 0,5% untuk pengurus
dan 0,5% dikembalikan untuk
anggota.
Untuk anggota diberikan
pinjaman maksimal sebesar
Rp.1 juta. Tercatat pada tanggal
5 Juni 2015 telah diedarkan
setidaknya Rp.205 juta.
Sisanya belum dimanfaatkan
kembali, menunggu
pengembalian. Saldo kas
dalam rekening Bank NTT
setempat sebesar Rp.50 juta.
Mereka merencanakan untuk
membahas pemanfaatan
keuangan saat Rapat Akhir
Tahun, Desember nanti. Dana
ini terbuka kepada semua
masyarakat Desa Wewa yang
mau berusaha. Hal terpenting
adalah jangan sampai terjadi
konflik karena ada dugaan
ketidakadilan atau KKN.
Ketika ditanya tentang
kendala yang dijumpai, sang
kepala desa tersenyum
menjelaskannya.
Samuel Reja, Kepala Desa Wewa
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
15
Cerita Sukses
“Rata-rata mereka membeli
babi dengan harga Rp.300 ribu
per ekor. Setelah enam bulan,
bisa laku dijual dengan harga
Rp.600 ribu. Artinya dengan
modal Rp.1 juta, anggota
kelompok bisa membeli tiga
ekor anakan babi. Hasil
penjualan ternak babi ini
selanjutnya mereka gunakan
untuk membeli anakan babi lagi
sebagai modal.
Lanjutnya, “sisa keuntungan,
sering dimanfaatkan untuk
membiayai berbagai kebutuhan
mereka seperti sekolah anak
dan pembangun rumah. Mereka
yang macet sering menjawab
tunggu jual babi, baru bayar…”
begitulah keterangan pria
beranak empat itu.
Pembicaraan kami siang itu
sempat menyinggung soal
APBDesa. Hal tersebut
menyentak Ferdinandus
Purnama Jaya. Wajar saja,
menyangkut perannya selaku
Sekretaris Desa Wewa.
Tim menanyakan perihal
pencatatan berbagai sumber
penerimaan lain ke dalam
APBDes. Beberapa PKM desa
lain yang turut mendampingi
kami, juga menaruh perhatian
serius dalam topik itu.
Sudahkan Program Desa
Anggur Merah dicatat sebagai
penerimaan dalam APBDes?
“Hampir seluruh desa di
Kabupaten Manggarai Barat ini
belum memasukan nomenklatur
Program Pemberdayaan ini
sebagai salah-satu sumber
penerimaan desa yang sah.
Kami juga pernah menanyakan
ini kepada BPMD. Mereka
mengarahkan kami ke
Bappeda. Ketika sampai di
Bappeda, mereka kembali
mengarahkan kami untuk
berkonsultasi ke Bappeda
Provinsi NTT saja” jelas
Ponsianus Mato, PKM Desa Wae
Bangka.
Menanggapi itu, Tim kami
dari Bappeda Provinsi NTT
Ponsianus Mato
mulai menjelaskan. Bahwa hal
itu sesungguhnya telah
ditegaskan dalam dokumen
hibah yang sudah
ditandatangani setiap kepala
desa penerima program. Sesuai
ketentuan tentang desa dan
petunjuk pelaksanaanya dalam
penyusunan APBD, juga sudah
diingatkan supaya desa
mencatat berbagai sumber
penerimaannya.
Kepala Desa Wewa, PKM dan perangkat desa sedang berbincang bersama tim peliput
16
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
Cerita Sukses
Karena itu, tim mengusulkan
untuk dikoordinasikan kembali
dengan BPMD. Apalagi saat
kunjungan tim, sedang
dilakukan berbagai kegiatan
pelatihan penyusunan APBDes.
Secara informal, kami berharap
Desa Wewa memperhatikan hal
itu. Untuk PKM yang hadir,
supaya juga
menginformasikannya kepada
teman-teman PKM yang tidak
hadir.
Kepala Desa yang dilantik
pada tanggal 15 Desember 2013
itu nampak sedikit tegang.
Mereka telah menunggu kami
sejak pagi. Wewa merupakan
desa hasil pemekaran dari Desa
Alipace. Desa ini dipilih sebagai
salah satu desa penerima
Program Desa Mandiri Anggur
Merah pada Tahun 2014.
Wajah Samuel Rejak tampak
berubah senang, mendengar
tujuan kedatangan kami. Beliau
juga kelihatan sangat
bersemangat, walau usianya
sudah setengah abad.
“Kami adalah Tim Peliputan
Program Desa Mandiri Anggur
Merah dari Pemerintah Provinsi.
Desa Wewa merupakan salah
satu desa yang kami pilih untuk
dikunjungi. Kami ingin tahu
apakah dana ini bermanfaat
atau tidak, sehingga perlu di
Waktu siang itu kira-kira
menunjukan pukul 11.30 Wita
ketika tim tiba di desa Wewa,
Kecamatan Welak. Untuk bisa
sampai ke desa itu, kami harus
menempuh jarak kurang lebih
40 kilo meter dari Kecamatan
Lembor. Kurang lebih tiga jam
tempuh, kami harus melewati
medan yang cukup berat.
Jalan berbatu-batu, berkelokkelok dengan tanjakan dan
turunan bukit terjal. Walau
menggunakan kendaraan roda
dua, terkadang kami harus
turun berjalan khaki.
“Selama hidup, belum pernah
saya berjalan sejauh ini dengan
kondisi jalanan yang sangat
parah seperti ini. Kasihan
mereka, masyarakat yang
tinggal di daerah ini. Tentunya
mereka akan susah akses ke
kota, untuk kebutuhan mereka
dan anak-anak mereka” celetuk
salah-satu anggota tim dalam
perjalanan.
“Perjalanan yang sangat
mendebarkan dan melelahkan.
Saya juga baru sekali ini
datang ke Desa Wewa”
sambung Marsel PKM salah
satu desa di Kuwus.
Walau sulit, akhirnya tim
peliput sampai juga di Desa
Wewa. Tepatnya kami sampai di
rumah Bapak Samuel Rejak.
Veronika Jeman, salah satu penerima dana bantuan Anggur Merah
di Desa Wewa bersama seekor ternak babi miliknya
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
17
Cerita Sukses
lanjutkan atau dihentikan. Hasil
liputan ini akan kami
publikasikan dalam bentuk
buletin” jelas pimpian
rombongan.
Bapak Kades menyampaikan
kepada kami bahwa dengan
adanya dana bantuan Desa
Mandiri Anggur Merah meraka
telah membentuk sebuah
Koperasi Simpan Pinjam.
Koperasi itu mereka namai
Koperasi Simpan Pinjam “Wewa
Jaya Abadi.”
Harapannya, koperasi ini
akan tetap jaya dan abadi
selamanya. Menurutnya dengan
terbentuknya koperasi ini,
meraka sangat merasakan
manfaatnya. Saat mereka
membutuhkan dana selalu
tersedia, mereka tidak perlu
pinjam lagi di Koperasi Harian
atau Bank yang sangat
memberatkan dengan bunga
yang sangat besar.
Uniknya lagi Koperasi Wewa
Jaya Abadi dinahkodai oleh
para kartini masa kini. Yah, ibuibu dari setiap Kepala Keluarga
di desa itu. Koperasi ini
diprioritaskan kepada kaum
perempuan.
Alasannya, mereka (ibu-ibu)
18
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
adalah orang pertama yang
merasakan perekonomian
keluarga. Para ibu juga
dipercaya lebih tertib mengelola
keuangan. Alhasil, pasti tidak
terjadi penyalahgunaan
keuangan, yang mengakibatkan
terjadinya kemacetan dalam
pengembalian cicilan.
“Para bapak bisa saja
selewengkan bantuan ini untuk
beli rokok dan moke” kata
kepala desa yang cinta
kebersihan itu.
Mekanisme pengelolaan
koperasi tidak terlepas dari
peran Bapak Kades sebagai
kepala wilayah pada tingkat
desa. Berbagai upaya dan
terobosan selalu dilakukan
sehingga koperasi ini tetap ada
dan tetap jaya, sebagaimana
namanya.
Beliau selalu tegaskan
kepada anggota untuk
memanfaatkan kesempatan ini
dengan sebaik-baiknya, sesuai
hasil kesepakatan. Untuk
memudahkan koordinasi dan
pengawasan maka
pengelompokan diatur sesuai
wilayah RT. Terdapat sembilan
kelompok pada sembilan RT.
Catatan kami dari Koperasi Wewa Jaya Abadi antara lain :
Pertama. Program ini baik, sangat membantu masyarakat. Akan
tetapi masih ditemukan kendala dalam hal pembukuan, karena
keterbatasan SDM;
Kedua. Mereka mengaharapkan ada pelatihan bagi pengurus
koperasi, sehingga berbagai harapan untuk kemajuan koperasi
demi terciptanya kesejahteraan dapat tercapai;
Ketiga. Jika ada anggota yang macet pengembaliannya maka
langkah yang ditempuh adalah melakukan rapat badan pengurus
koperasi, pengawas bersama PKM. Setelah itu dilayangkan surat
pemberitahuan jatuh tempo pembayaran kepada anggota;
Keempat. Kami juga menyarankan untuk melakukan pembukuan
yang baik. Berkordinasi dengan Dinas Koperasi setempat untuk
proses akta pendiriannya sehingga menjadi Koperasi yang
berbadan hukum resmi. (Dmb/hms)
Cerita Sukses
Terhindar Dari Musim Paceklik
“Dulu saya hanya bisa menanam sekali dalam setahun. Sekarang, kami bisa
memanen hingga dua kali. Saya sudah bisa membeli pupuk dan pestisida.
Hasil panen padinya bisa mencukupi kebutuhan kami sampai dengan
musim paceklik (panas) ini.”
D
emikian ucap
Muhammad Sukur,
dengan senyum
bangga.”Kalau dulu, saat
musim begini (paceklik), kami
sudah harus beli beras. Tetapi
sekarang, kami masih memilki
padi hasil sawah sendiri,
sehingga kami tidak perlu
membeli beras lagi” tambahnya
menjelaskan.
Sebenarnya, pekerjaan
utama Bapak Muhammad Sukur
ini adalah bertani. Sebagai
petani, ia memiliki sawah yang
cukup luas. Akan tetapi, ia juga
memiliki usaha sampingan,
menjual papan, balok kayu.
“Jujur saja, dengan adanya
bantuan ini sangat membantu
saya. Kalau dulu rumah saya
lantai kasar, sekarang
Bapak/Ibu bisa lihat sendiri.
Sekarang, rumah saya sudah
berlantai keramik” terangnya
sambil mengajak kami melihat
rumahnya. Menurutnya, hasil
dari pekerjaan sampingan ini
lebih menguntungkan.
yang lebih banyak. Hasil
olahannya meningkat pesat. Ia
bisa menghasilkan berkubikkubik papan dan balok jati,
untuk dijualnya ke Labuan Bajo.
Dari hasil usahanya itu, dia bisa
melanjutkan pemasangan
keramik rumahnya.
perut sejenak dengan hidangan
seadanya. Masakan jawa
rasanya nyaman untuk lambung
anggota tim pertama. Kami
puaskan sebentar dengan
menyantap soto ayam, di
seputaran kawasan kantor
Bupati Manggarai Barat.
Setelah berbincang-bincang
menyampaikan maksud
kedatangan tim, tanpa
membuang waktu lagi, kami
difasilitasi untuk melakukan
pertemuan dengan PKM.
Bappeda Manggarai Barat
menyiapkan ruang rapat, tepat
di lantai satu kantor itu.
Dua tim siap ke lokasi.
Karena belum sempat
makan siang, kami
kenyangkan
Muhammad Sukur, adalah
salah-satu pengurus sekaligus
anggota Koperasi Tantong Jaya
yang berada di Desa Golo
Tantong, Kecamatan Mbeliling.
Melalui koperasi yang dibentuk
itu, Bapak Sukur bisa
mendapatkan tambahan dana
segar sebesar Rp.16 juta.
Muhammad Sukur
Dengan modal sebesar itu,
dia bisa membeli pohon jati
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
19
Cerita Sukses
Empat kendaran bermotor
roda dua sudah siap. Desa Golo
Tantong, Kecamatan Mbeliling
dan Desa Goleleng Kecamatan
Sana Nggoang, target hari
pertama kami.
Tak buang-buang waktu lagi,
siang itu juga bersama empat
orang PKM, kami berkendara
menuju ke tempat tujuan.
Setidaknya Marsel, Kosmas,
Paulus dan Ahmad (para PKM)
menemani tim kami. Perjalanan
melewati rute banyak kelokan.
Dalam hati saya bergumam,
“jauh sekali, jalannya berkelokkelok, andaikan saya Valentino
Rosi (pembalap Moto GP), pasti
akan saya juarai etape ini. Jam
demi jam telah dilewati, setelah
kurang lebih tujuh puluhan kilo
meter, dengan memakan waktu
kurang lebih tiga jam, tibalah
kami di Desa Golo Tantong.
Rupanya, kami telah ditunggu
Pengurus Koperasi Tantong Jaya
dan Aparat Desa Golo Tantong
di rumah Bonifasius Jehamut,
Ketua Koperasi. Menurut
masyarakat setempat,
Golo=Gunung dan
Tantong=menjulang tinggi.
Jadi, bisa diterjemahkan
sebagai Desa yang berada
diatas Gunung Yang Menjulang
Tinggi. Tanpa basa-basi, tim
mulai memperkenalkan diri,
juga mengutarakan maksud
dan tujuan kedatangan.
Hadir dalam pertemuan itu
PKM Marselinus Panggung,
Ketua Koperasi Bonifasius
Jehamut, Plt. Sekretaris Desa
sekaligus Sekretaris Koperasi
Yoseph Tote Snaba, Bendahara
Koperasi Muhammad Sukur dan
beberapa anggota koperasi.
Dari penuturan mereka, mulamula Koperasi Tantong Jaya
20
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
(Kiri-kanan) : Bonifasius Jehamut, Ketua Koperasi Tantong Jaya bersama
Muhammad Sukur.
terbentuk pada awal Maret,
Tahun 2014. Saat itu, mereka
dikunjungi oleh tenaga PKM,
Marselinus Panggung. Marsel
menyampaikan informasi kalau
desa mereka akan memperoleh
dana bantuan Desa Mandiri
Anggur Merah dari Pemerintah
Provinsi NTT. Syaratnya dana
bantuan ini harus dikelola oleh
Koperasi.
Karena itu, masyarakat desa
Golo Tantong, Kecamatan
Mbeliling, bersepakat
membentuk Koperasi Tantong
Jaya. Anggota koperasi itu
semula adalah 30 orang. Saat
kunjungan tim sore itu, jumlah
anggota koperasi telah
bertambah.
Sesuai pembukuan yang kami
amati, anggotanya telah
berjumlah 74 orang. Anggota
koperasi ini berasal dari lima
Kampung yakni Kampung Kaca,
Tenda, Dupu, Libu dan Pondong
Bagong.
Dari pengakuan mereka,
terungkap juga ada
keengganan menerima dana
tersebut (Anggur Merah).
Alasannya, karena trauma.
Pengalaman mereka, banyak
bantuan sosial yang diterima
biasanya gagal dan proses
pengembalian sangat
memberatkan masyarakat.
Hal tersebut tentu menjadi
tantangan tersendiri bagi
Marselinus, sang Pendamping
Kelompok Masyarakat. Berkat
sosialisasi yang intens dari
pendamping desa itu, akhirnya
mereka mau juga menerima
dana tersebut.
Antusiasme warga meningkat
drastis. Penilaian itu tergambar
dari banyaknya warga desa
yang kemudian mengajukan
permohonan meminjam. Dalam
jangka waktu kurang lebih
seminggu, proposal menumpuk,
dana Rp.200 juta terserap
semuanya.
Cerita Sukses
Tidak lama berselang, kurang
lebih satu bulan, datang lagi
antrian proposal untuk
pemanfaatan sisa dana sebesar
Rp.50 juta. Proposal yang
diajukan kelompok, diseleksi
dan disurfei kelayakannya oleh
Badan Pengurus Koperasi.
Bagi kelompok yang
memenuhi syarat, langsung
dilayani. Rata-rata jenis usaha
mereka bergerak di bidang
peternakan, pertanian,
meubeler dan perkiosan.
Pada kesempatan itu kami
berkesempatan mengunjungi
salah satu pemanfaat Dana
Anggur Merah, Bapak
Muhammad Sukur, beliu
bergerak di bidang usaha
pertanian dan meubeler. Dari
pengakuan beliau terbukti
dana anggur merah sangat
membantunya.
Sebelum adanya dana
pemberdayaan ini, dia hanya
mampu membeli empat hingga
lima pohon jati saja dalam
sebulan. Pohon jati yang dibeli
selanjutnya diolah jadi papan
dan balok. Hasil olahan ini lalu
dijualnya ke Labuhan Bajo.
Nggoang sempat kami lewati
juga tadi. Waktunya berbalik
arah, searah ke kota Labuan
Bajo.
Banyak sekali respon positif yang kami jumpai malam itu.
Beberapa kesimpulan dari pertemuan kami dengan aparat Desa
Golo Tantong, para pengurus Koperasi Tantong Jaya dan anggota
kelompok penerima manfaat dapat kami ringkas, seperti ini :
Pertama. Program ini baik, sangat membantu masyarakat, dapat
meningkatkan taraf ekonomi mereka menjadi lebih baik;
Kedua. Mereka menyadari dana ini harus dikembalikan dengan
cara dicicil. Walaupun sampai dengan saat ini belum ada yang
melunasi cicilannya, namun mereka berjanji untuk melunasinya;
Ketiga. Dana yang berada di rekening mereka kurang lebih Rp.27
juta. Tetapi dari perhitungan mereka, dana yang sedang bergulir
pada 74 anggota kurang lebih sebesar Rp.400 juta;
Keempat. Jika ada anggota yang macet pengembaliannya maka
diambil beberapa langkah. Melakukan Rapat Badan Pengurus
Koperas dan pengawas PKM. Setelah itu, dibuatkan surat
pemberitahuan jatuh tempo pembayaran kepada anggota;
Kelima. Kami juga menyarankan untuk melakukan pembukuan yang
baik. Berkordinasi dengan Dinas Koperasi setempat untuk proses akta
pendiriannya sehingga menjadi Koperasi yang berbadan hukum resmi.
(Dmb/hms)
Untuk diketahui, harga
sebuah pohon jati ada di
kisaran Rp.200 ribu. Setelah
diolah, bisa laku terjual dengan
harga Rp.540 ribu. Jika
dikurangi biaya pembelian
pohon jati, sensor dan ongkos
angkutan, kira-kira bapak itu
bisa memperoleh kentungan
bersih hingga Rp.200 ribu.
Karena waktu sudah
menunjukan pukul 19.45 Wita,
kami harus segera bergegas.
Kami pamit, karena juga masih
harus menyinggahi satu desa
lagi. Mudah-mudahan masih
ada kelompok masyarakat yang
mau menerima kami. Desa Golo
Leleng Kecamatan Sano
Yoseph Tote Snaba, Plt. Sekretaris Desa sekaligus Sekretaris Koperasi
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
21
Cerita Sukses
Tolong Tambah Suntikan
“Desa kami adalah desa dengan jumlah penduduk terbesar,
di Kecamatan Lembor ini. Saat ini, jumlah penduduk kami lebih dari
900 Kepala Keluarga. Jika dibandingkan dengan penduduk desa-desa lain,
bisa tiga kali jumlahnya”
setiap anggota baru bisa
mendapatkan pinjaman sebesar
Rp.1 juta, secara bertahap”
jelasnya.
Pada hari kedua, kami
melakukan peliputan dengan
mengunjungi desa Daleng.
Daleng adalah salah-satu Desa
di Kecamatan Lembor.
Setibanya kami di sana tampak
sudah banyak orang yang
menunggu kami.
Raymundus Ngus
I
tulah harapan Raymundus
Ngus, Ketua Koperasi Pelita
Harapan Daleng. Beliau
mengusulkan agar besaran
bantuan juga memperhitungkan
jumlah penduduk sebagai
besaran dasar memberikan
bantuan.
“Saat ini, kami telah memiliki
450 orang anggota dengan jenis
usaha berfariasi. Rata-rata
22
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
Ada Kepala Desa Daleng,
bapak Andreas Usut, Ketua
Koperasi bapak Raymundus
Ngus, Bendahara Koperasi ibu
Yasinta Maria Unas dan
beberapa anggota kelompok
koperasi serta Pendamping
Kelompok Masyarakat (PKM)
Desa/Kelurahan Mandiri Anggur
Merah Desa Daleng Kosmas
Jalang, SE. Tenaga PKM itu
telah menemani kami sejak hari
pertama kegiatan peliputan ini.
Meja dan kursi telah ditata
melingkari luas ruang tamu
Andreas Usut, rumah sang
kepala desa itu. Kami
dipersilahkan mengisi kursi
dengan meja lebih tinggi.
Suasana jadi terasa formal
karena kami seakan didaulat
memimpin sidang.
“Bapak Desa, kalau ada palu
sidang, kita sudah sama seperti
sedang melakukan Rapat
Paripurna di Gedung Dewan
Bapak…” demikian canda kami,
menutupi rasa canggung.
Basa-basi sebentar, biar
suasananya lebih rileks. Kami
enggan dianggap melakukan
pemeriksaan. Biarlah
suasananya lebih santai asal,
mereka mau bercerita apa
adanya.
Pimpinan rombongan
menyampaikan tujuan
kedatangan tim peliput sembari
bertanya-tanya tentang
bagaimana perasaan mereka
dengan kehadiran program
Desa/Kelurahan Mandiri Anggur
Merah itu.
Apakah program ini baik,
memberatkan,
dilanjutkan atau
dihentikan saja?
Cerita Sukses
Daleng menjadi penerima
Program Desa/Kelurahan
Anggur Merah pada Tahun
Anggaran 2014 lalu. Sejak awal,
langsung dibentuk Koperasi
yang diberi nama Koperasi
Pelita Harapan Daleng (PHD).
Koperasi ini telah memiliki 59
kelompok dengan jumlah
anggota
sebanyak
449 orang.
Total
modal
yang sedang bergulir
dalam masyarakat setidaknya
telah mencapai Rp.450 juta.
Tercatat setidaknya 4 kelompok
mengusahakan kios, 19
kelompok beternak babi,
sisanya 36 kelompok bertani
padi sawah dan sayuran.
Andreas Usut,
Kepala Desa Daleng
Siang itu, semua yang hadir
serentak menjawab pentingnya
program pemberdayaan ala
Pemerintah Provinsi NTT itu,
dengan versi masing-masing.
Kalau boleh disimpulkan,
mereka mengatakan bahwa
Program Desa/kelurahan
Anggur Merah sangat
membantu.
Akan tetapi, dananya kecil,
tidak cukup untuk melayani
semua permohonan dari
masyarakat Desa Daleng.
Karena itu, mereka berharap
agar Dana Anggur merah
ditingkatkan lagi.
Untuk diketahui, Koperasi
Pelita Harapan Daleng dibentuk
pada November 2014. Dengan
adanya Koperasi ini masyarakat
sangat berantusias untuk masuk
menjadi anggota.
Mereka senang menjadi
anggota koperasi itu karena
adanya kemudahan
mendapatkan pinjaman. Bunga
pinjaman pun kecil. Cuman 1%
dari besaran pinjaman.
Tidak perlu lagi jauh-jauh
pinjam ke bank. Proses
administrasinya panjang,
bunganya juga besar. Apalagi
meminjam pada koperasi
harian, bunganya mencekik
leher. Kurang lebih seperti itu
pendapat mereka
membandingkan.
“Dana ini kecil, tapi saya
bersyukur dengan kehadiran
dana ini sangat membantu
ekonomi masyarakat, untuk
pengembangan usaha mereka.
Dana 250 juta ini menurut kami
tidak banyak, karena tidak
dapat melayani semua
permohonan yang masuk.
Karenanya kami minta dana
anggur merah ditingkatkan
lagi“ ujar bapak kades kepada
kami, membenarkan pendapat
anggota kelompok.
Pria berusia 52 tahun itu
tampak sangat bersemangat,
ketika tim meminta
pendapatnya tentang Program
Desa/Kelurahan Anggur Merah
di desanya.
Walau kadang suaranya
terbata-bata, dia terlihat ingin
terus berlama-lama bersam
kami. Sekali-sekali suaranya
terhenti. Tanya punya Tanya,
ternyata beliau baru saja
diserang struk ringan. Sekarang
dalam masa pemulihan, kasian
juga bapak kepala desa itu.
Kehadiran tim terlihat mampu
menghibur beliau. Kami
ditemani melihat beberapa ekor
babi di belakang rumahnya.
Sebagian dikandangkan,
sisanya diikat saja di luar. Pun
ketika kami ingin melihat usaha
kelompok-kelompok di desa itu.
Pria paruh baya yang sempat
maju calon anggota legislatif itu
masih juga sempat berjalan
kaki mengantar, walau jaraknya
agak jauh.
ANGGUR MERAH
EDISI 7 / Juli 2015
23
Cerita Sukses
Rp.450 juta itu. Pengembalian
anggota kelompok selanjutnya
digunakan oleh anggota
kelompok yang bersangkutan
juga.
Karenanya, bagi setiap
anggota yang berhasil
melakukan pengembalian
dengan cepat, bisa
mendapatkan pinjaman berkalikali. Hal ini berakibat
banyaknya proposal baru tidak
bisa dilayani.
“Pembagian dana kami
lakukan bertahap dengan
besaran pinjaman Rp.1juta
rupiah/kk, sehingga dana 250
juta belum bisa menjangkau
semua kebutuhan masyarakat.
Kami berharap,besaran jumlah
penduduk menjadi referensi
bagi tim untuk mengusulkan
tambahan dana“ demikian
tambah Raymundus.
Yasinta Maria Unas, bendahara koperasi Pelita Harapan Daleng
“Saat ini, kami hentikan dulu
permintaan kelompok baru.
Modal sebesar Rp.246 juta telah
beredar, sisa saldo di rekening
kas adalah Rp.4 juta. Kesulitan
kami, masih ada anggota
masyarakat yang belum bisa
dibantu karena dana terbatas”
demikian pendapat Yasinta
Maria Unas, sang bendahara
koperasi.
Dalam catatan mereka
memang sempat terlihat
beberapa anggota kelompok
telah menyelesaikan pinjaman.
Tercatat, setidaknya 39
kelompok bahkan bisa melunasi
lebih awal dari jadwal jatuh
24
EDISI 7 / Juli 2015
ANGGUR MERAH
waktu temponya. Untuk
menghargai kegigihan usaha
mereka itu, beberapa kelompok
boleh meminjam hingga tiga
kali.
“Kalau total dananya sudah
Rp.450 juta, kenapa belum
cukup juga?” tanya kami ingin
tahu. Dijelaskan bahwa dana
yang digulirkan ke kelompok
baru, bersumber dari sejumlah
iuran sebagai syarat
keanggotaan.
Dari Simpanan Pokok sebesar
Rp.300 ribu dan Simpanan
Wajib Rp.10 ribu per bulan
seluruh anggota, terkumpulah
Dijelaskannya jika mayoritas
masyarakat mengandalkan
keunggulan potesni desa
mereka. Jenis usaha yang
dominan adalah usaha
pertanian dan peternakan.
Mereka kombinasikan hasil
pertanian untuk mendukung
usaha ternak babi mereka.
Dedak padi digunakan untuk
pakan ternak, sehingga
program ini sangat berkorelasi
manfaatnya.
Beberapa anggota kelompok
memang sedikit kemacetan.
Tetapi hal itu dapat kita
maklumi. Mereka mengalami
kegagalan saat tanam serentak.
Mereka telah berjanji melunasi
kewajibannya pada panen
berikut. (Dmb/hms)
Cerita Sukses
Bermodalkan Kepercayaan
“Saya dipilih dalam musyawarah bersama seluruh anggota Koperasi. Saya
tidak punya pengalaman sama sekali mengu