Anggur Merah AM 8 Manggarai

EDISI 8 / Agustus 2015

ANGGUR MERAH
Satu Hati

Membangun
Harapan

Kita Harus Jujur
Mengatakan…

DR. Marius Jelamu, penjabat Bupati Manggarai

Dari Redaksi

SATU HATI MEMBANGUN HARAPAN

ANGGUR MERAH
Ijin : Hms.188.48/04/2015
PELINDUNG
Gubernur Nusa Tenggara Timur

Drs. Frans Lebu Raya
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Benny A. Litelnoni, SH, M.Si
Sekretaris Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Fransiskus Salem, SH, M.Si
Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Ir. Alexander Sena
Kepala Bappeda Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Ir. Wayan Darmawa, MT
Ketua Pengarah
Kepala Biro Humas Setda Provinsi
Nusa Tenggara Timur
(Drs. Lambertus L. Ibi Riti, MT)
Pemimpin Redaksi
Kepala Bagian Pers dan Kajian
Pendapat Umum
(Viktor Manek, S.Sos, M.Si)

Sekretaris
Sekretaris Inspektur
(Drs. Marsianus Jawa,M.Si)
Wakil Sekretaris
Inspektur Pembantu Wilayah I
(Drs. Kanis H.M Mau,M.Si)
Redaktur Pelaksana
Kasubag Penerbitan
(Lucius W. Luly, S.STP, MA)
Anggota
(Zeth O.S. Blegur, S.Sos, M.Si)
(Dina M. Ballo,SP)
(Aplinuksi Asamani, S.Sos,M.Si)
(Maria Rosalinda Ndiwa,S.Sos)
PDE Inspektorat
(Tarsisius Apelabi,SE, MM)
Perencana Muda
(Yohanes A. Kore, S.STP)
Fungsional Umum Bappeda
(Maria T.R Parera,S.Si)

Fotografer
(Frits Isak Lake,S.Sos)
(Kaletus Melek Moring)
(Eljunai Puay)
Desain Grafis
(Marcurius Bani Haba,SH)
(Roland E. Nope, S.AP)

Saat Manggarai Barat dan Manggarai Timur berdiri sendiri sebagai
daerah otonom baru, banyak orang mempertanyakan nasib Kabupaten
induk, Manggarai. Potensi pertanian dan perkebunan Manggarai tak
sebanding dengan Manggarai Timur yang terkenal dengan kesuburannya.
Wisata Manggarai juga belum sehebat Manggarai Barat yang terkenal di
seantero jagad dengan ikon Komodonya. Lalu apa yang menjadi kekhasan
Manggarai??
Banyak pendapat mulai berkembang. Ada yang menganjurkan
Manggarai khususnya Ruteng harus tampil sebagai kota pelajar. Yang lain
menjulukinya sebagai kota seribu gereja mengingat banyaknya biara-biara
bertebaran di seputaran ibu kota kabupaten dan bahkan menembus daerah
kecamatan dan desa. Tak berapa lama kemudian muncul ide untuk

menjadikan daerah Manggarai sebagai daerah penghasil bunga. Semua
pandangan ini memperlihatkan potensi-potensi besar yang dimiliki bumi
Nuca Lale. Teranyar muncul ide untuk menjadikan Tanah Congkasae
sebagai daerah transit dan daerah penopang pariwisata.
Hawa dingin dengan curah hujan tinggi tak ayal membuat tanah
Manggarai ramah terhadap berbagai jenis buah-buahan dan sayursayuran. Rasa-rasanya pengusaha Hotel di Labuan Bajo tak perlu lagi
mengimpor kedua jenis kebutuhan ini dari Bima dan Bali. Apalagi dari sisi
infrastruktur khususnya jalan raya, sudah menerobos sampai ke kampungkampung. Jangan lupa, Manggarai juga punya Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) Ulumbu yang konon punya sumberdaya yang bisa menerangi
seluruh Wilayah Flores. Pariwisata Manggarai menggeliat seiring dengan
ditetapkannya Kampung Adat Wae Rebo sebagai salah satu warisan
budaya dunia yang diakui oleh UNESCO pada tahun 2012. Belum lagi,
penemuan Homo Floresiensis di Liang Bua menambah daftar objek wisata
langka di Manggarai.
Potensi-potensi besar ini merupakan peluang emas bagi masyarakat
untuk meningkatkan taraf hidupnya. Kucuran dana pemberdayaan dari
Pemerintah Pusat maupun Provinsi seperti PNPM dan Anggur Merah harus
ditanggapi secara proaktif oleh seluruh komponen di daerah entah itu
Pemerintah Kabupaten, Lembaga Swadaya Masyarakat, pemuka agama
dan pemuka masyarakat serta berbagai stakeholder terkait lainnya.

Kepentingan beragam harus ditanggalkan, perspektif besar demi
kepentingan masyarakat petani, peternak, nelayan, pengrajin harus
diutamakan. Temuan BPK harusnya jadi cermin evaluasi demi
penyempurnaan pengelolaan dana tersebut. Semakin menyusutnya temuan
administrasi dari tahun ke tahun serta keputusan untuk mengelolah dana
tersebut melalu i koperasi merupakan upaya penyempurnaan dan tindak
lanjut terhadap adanya kegagalan di tahun-tahun sebelumnya.
Pada dasarnya, pandangan boleh berbeda, tetapi harus tetap satu hati
atau ca nai membangun Manggarai. Kata-kata bijak yang diwariskan
leluhur hendaknya dipegang oleh seluruh masyarakat Manggarai menuju
Manggarai yang lebih sejahtera : Nai ca anggit, tuka ca leleng (seia sekata
demi kesatuan aksi) karena Ca natas bate labar, ca uma bate duat, ca mbaru
bate kaeng, ca wae teku (Satu kampung halaman tempat bermain, satu
kebun tempat kerja, satu rumah tempat tinggal, satu sumber, tempat
menimba air) yakni Manggarai.
Semoga….

Mengapa

Anggur Merah...?

4
9

Kita Harus Jujur

Mengatakan…

DR. Marius Jelamu, penjabat Bupati Manggarai

11

“Berat, Kalau
Status Kesa tah…”
Desa Ladur

14

Kalau Bisa

Tambah Besar


Ketua Kelompok Padang Gaya II

17

Satu Hati

Saling Lihat
28

Ketua KSP Golo Wua Desa Gelong

Aduh,

Hidup Sudah…
31

Vitus Dabut, Kepala Desa Cireng

Desa Wae Renca


20

Semuanya
Tidak Jalan
Kepala Desa Bangka La'o

21
22

Mesin Jalan,

Bisa Tambah Anak

Kepala Desa Liang Bua

Kas Koperasi Kosong

Lanjutkan...!
Kepala Desa Salama


25

34

Desa Lamba Ketang

Suara PKM
37

Harus Obyektif
Kepala Desa (Kades) Papang

ANGGUR MERAH

EDISI 8 / Agustus 2015

3

Program Anggur Merah


Mengapa

Anggur Merah...?

Program Desa
Mandiri
Anggur Merah
(DeMAM)
dirancang untuk
mengangkat dan
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat NTT.

S

udah lazim setiap
pemimpin merancang
program pembangunan

sebagai jawaban atas
panggilannya menjadi
pemimpin. Semua program
pembangunan itu muaranya
adalah kesejahteraan rakyat.
Kondisi dan konteks sosial
masyarakat yang berbeda
menyebabkan disain program itu
berbeda setiap pemimpin. Di
NTT para gubernur merancang
program pembangunan dengan
melihat kondisiDan konteks
sosial masyarakat NTT pada
masanya.
Benar, karena itu, kalau dibilang

4

EDISI 8 / Agustus 2015

setiap zaman melahirkan
orangnya, dan setiap orang lahir
pada zamannya.

(Gerakan Meningkatkan
Pendapatan Asli Rakyat) dan
GERBADES (Gerakan
Membangun Desa) cocok dan

Gubernur WJ Lalamentik
menitikberatkan penataan
birokrasi pada masa awal
pembentukan propinsi ini.

tepat.

El Tari mulai memasuki era
pembangunan dengan fokus
pada pertanian dan perkebunan.
Ben Mboi melanjutkan estafet
dengan tetap fokus pada
pertanian dan perkebunan.
El Tari dan Ben Mboi sangat
sadar, lebih dari 80 persen
warga NTT bermata pencaharian
petani dan tinggal di desa-desa.
Fokus program keduanya cocok
dan kena menjawabi konteks dan
situasi sosial masyarakat ketika
itu.
Pada masa Hendrik Fernandez
program sudah mulai mengarah
kepada peningkatan sumber
daya manusia, maka GEMPAR

ANGGUR MERAH

Herman Musakabe melanjutkan
pembangunan sumber daya
manusia yang telah dirintis
Fernandez melalui 7 Program
Strategis Pembangunan.
Perkuatan pembangunan sumber
daya manusia dilanjutkan oleh
Piet Tallo pada masanya dengan
program Tiga Batu Tungku.
Sama seperti para gubernur
terdahulu, ketika Frans Lebu
Raya mengambil alih kemudi
NTT, pembangunan mulai
diarahkan kepada peningkatan
kesejahteraan manusia NTT.
Maka Program Desa Mandiri
Anggur Merah (DeMAM)
dirancang sebagai
pengejawantahan tekad
mengangkat dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat NTT.

Program Anggur Merah

Pro Rakyat
“Menciptakan masyarakat
desa/kelurahan yang
maju dan produktif”

Dua tahun setelah menjabat
sebagai Gubernur NTT, Frans
Lebu Raya yang berpasangan
dengan sohib kentalnya Esthon
Foenay, melakukan langkah jauh
dengan membantu secara
langsung uang tunai Rp 250 juta
kepada masyarakat di desa-desa.
Terkesan pemerintah tampil
seperti sinter klas yang
membagi-bagi hadiah kepada
masyarakat.
Tetapi sejatinya, bantuan ini
merupakan langkah konkrit dan
langsung guna membantu
masyarakat keluar dari kubangan
kemiskinan.
Maka, desa yang dipilih
mendapat bantuan ini melalui
kriteria-kriteria tertentu. Lebih
dari itu, bantuan ini juga bukan
hadiah, tetapi dimaksudkan
sebagai modal usaha bagi
masyarakat. Bantuan ini bergulir
dari satu kelompok usaha ke
kelompok usaha lain di desa.

Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya

Bak gayung bersambut, DPRD
NTT ketika itu setuju dan sepakat
dengan pemerintah. Program
Desa Mandiri Anggur Merah
pun mulai jalan tahun 2011.
Program Desa Mandiri Anggur
Merah didukung alokasi dana
APBD, yaitu dana segar (fresh
money) Rp 250 juta untuk
ekonomi produktif, Rp 50 juta
untuk pembangunan rumah
layak huni, pendamping
kelompok masyarakat (PKM),

Operasional pengendalian
pembangunan tingkat desa,
kelurahan dan unsur tripika
yaitu pemerintah kecamatan
didukung Polsek dan Koramil
diharapkan dapat menciptakan
masyarakat desa/kelurahan
maju dan produktif.
Program Desa Mandiri Anggur
Merah disinergikan
pelaksanaannya dengan PNPM
Mandiri, Program
Kementrian/Lembaga,

ANGGUR MERAH

EDISI 8 / Agustus 2015

5

Program Anggur Merah

Program Hibah Lembaga
Internasional, CSR BUMN dan
Replikasi Program Desa Mandiri
Anggur Merah melalui APBD
Kabupaten/Kota serta partisipasi
masyarakat pada Gerakan Pulang
Kampung (GPK).
Untuk mendukung
pembangunan ekonomi pada
lokasi program Desa Mandiri
Anggur Merah, maka kemitraan
Bank NTT dan Bank mitra
lainnya, akan mendorong
kemitraan dengan Koperasi Desa
Mandiri Anggur Merah dan
Koperasi lainnya.

Optimalisasi strategi
pembangunan termasuk
suksesnya pelaksanaan Program
Desa Mandiri Anggur Merah
merupakan upaya mewujudkan
visi pembangunan daerah tahun
2013-2018 yaitu “Terwujudnya
masyarakat Nusa Tenggara
Timur yang berkualitas,
sejahtera, dan Demokratis, dalam
Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Visi tersebut merupakan harapan
bersama untuk dapat
diwujudkan melalui sinergi
Investasi pembangunan

pemerintah, masyarakat, swasta,
asosiasi profesi, kelembagaan
agama dan kelembagaan
masyarakat.
Kebijakan program
pembangunan untuk
mewujudkan visi dan misi
pembangunan dilaksanakan
melalui kebijakan 8 agenda
pembangunan, 6 tekad
pembangunan dan
Pembangunan Terpadu Desa
Mandiri Anggur Merah.

Delapan agenda pembangunan pemerintah provinsi didukung Kementrian/Lembaga
dan sinergi dengan program kabupaten/kota serta sumber pendanaan lainnya sebagai
berikut :

6

1.

Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan.

2.

Agenda Pembangunan Kesehatan.

3.

Agenda Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Pariwisata.

4.

Agenda Pembenahan Sistem Hukum dan Birokrasi Daerah.

5.

Agenda Percepatan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup.

6.

Agenda Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

7.

Agenda Pembangunan Perikanan dan Kelautan.

8.

Agenda Khusus: Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Pembangunan Daerah
Kepulauan, Penanggulangan Bencana dan Pembangunan Daerah Perbatasan.

EDISI 8 / Agustus 2015

ANGGUR MERAH

Program Anggur Merah

Tujuan Anggur Merah
Tujuan Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah :
1. Mengurangi angka kemiskinan melalui pengembangan usaha ekonomi produktif sesuai
keunggulan komparatif dan kompetitif desa/kelurahan;
2. Memberdayakan kelembagaan pedesaan yang dapat mendukung pelaksanaan empat tekad
pembangunan dan 8 agenda pembangunan daerah;
3. Menciptakan calon wirausahawan baru yang dapat membuka lapangan kerja baru yang dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja di desa/kelurahan.

Lokasi Program
Lokasi Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah yaitu seluruh desa dan kelurahan di 1 kota dan
21 kabupaten se-Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pelaksanaan dilaksanakan dengan sasaran sebagai
berikut:
a. Tahun 2011-2013
Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2011-2013 yaitu setiap kecamatan
dialokasikan 1 desa/kelurahan
b. Tahun 2014-2018
Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2014- 2018 mengacu pada kriteria
sebagai berikut:
- 1 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 8
- 2 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 14
- 4 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 20
- 5 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa > 20

Sasaran
Sasaran Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah:
1. Meningkatnya kemampuan ekonomi dan daya saing desa/kelurahan sesuai dengan basis unggulan;
2. Meningkatnya pemerataan dan keadilan pembangunan di desa/kelurahan yang memiliki
persentase rumah tangga miskin tinggi;
3. Terwujudnya desa/kelurahan yang mandiri secara ekonomi dan bebas dari kemiskinan.

ANGGUR MERAH

EDISI 8 / Agustus 2015

7

Program Anggur Merah

Prinsip Pengembangan
Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah dilakukan dengan beberapa prinsip antara lain :
1. Pemberdayaan, upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dan kapasitas pemerintah
desa/kelurahan melalui pelaksanaan kegiatan yang berdampak langsung terhadap pemenuhan hakhak dasar masyarakat miskin serta keberlanjutan pelaksanaan fungsi-fungsi pelayanan
pemerintahan yang optimal;
2. Partisipatif, upaya mengedepankan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan,
baik dalam bentuk pikiran, tenaga maupun material sehingga tumbuh rasa memiliki dan rasa
bertanggung jawab;
3. Demokratis, pengambilan keputusan dalam setiap tahapan kegiatan didasarkan atas musyawarahmufakat dan kesetaraan gender;
4. Bertumpu pada sumber daya lokal, penetapan jenis kegiatan didasarkan pada ketersediaan potensi
dan kecocokan kegiatan sesuai kebutuhan setempat sehingga tercapai daya guna dan hasil guna
pembangunan;
5. Efisiensi: menjamin pencapaian target program dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan
dana dan daya yang tersedia serta dapat dipertanggungjawabkan;
6. Efektivitas: pelaksanaan kegiatan harus mempertimbangkan prioritas masalah dan kebutuhan
masyarakat;
7. Transparansi: manajemen penggelolaan pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dilakukan
secara transparan dan dipertanggungjawabkan;
8. Keterpaduan dan keberlanjutan: pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dapat dilaksanakan
secara simultan dengan program-program pembangunan perdesaan lainnya dengan
memperhatikan keterkaitan dan keberlanjutannya, sehingga mampu menjawab berbagai persoalan
mendasar setiap desa/kelurahan.

Dibantu PKM
Untuk keberhasilan program ini, setiap Desa/Kelurahan Anggur Merah didampingi seorang
pendamping kelompok masyarakat (PKM). Gaji dan biaya operasional PKM sebesar Rp 2.000.000/bulan
untuk PKM yang mendampingi 1 desa/kelurahan, dan Rp 2.500.000/bulan untuk PKM yang
mendampingi 2 desa/kelurahan. (Tim redaksi)

8

EDISI 8 / Agustus 2015

ANGGUR MERAH

Fokus

DR. Marius Jelamu, penjabat Bupati Manggarai

Kita Harus Jujur
Mengatakan…

“ Pada prinsipnya, semua program pemberdayaan pasti punya pengaruh
positif untuk masyarakat. Jika sebelumnya kebanyakan masyarakat kita tidak
bisa mengelola uang, saat ini mereka mulai belajar. Untuk melihatnya bisa
dibedah dari aspek Kelembagaan, SdM maupun Financing.”

K

urang lebih seperti itu komentar DR.Marius
Jelamu saat kami jumpai di ruang kerjanya
Senin (2/11). Penjabat Bupati Manggarai itu
m e n j e l a s k a n s e r i n g n y a k i t a m e l a ku k a n
generalisasi untuk berbagai kegagalan.

penilaiannya terkait program pemberdayaan
besutan Pemerintah Provinsi NTT itu. Ia juga
mengharapkan dukungan berbagai pihak untuk
mewujudkan niat baik Pemerintah Provinsi NTT
tersebut.

“Kalau nilai mahasiswa jelek, apakah
universitasnya harus dibubarkan? Tentu tidak.
Universitas pasti melakukan evaluasi untuk
memperbaiki kualitas lulusannya” demikian
analogi yang terlontar menanggapi beberapa
k r i t i k d a l a m p e n y e l e n g g a r a a n Pr o g r a m
Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah di
Manggarai.

“Harus obyektif menilai, proporsional dan logis.
Mari kita didik masyarakat juga. Generalisasi yang
tidak benar, tidak logis dapat menyesatkan
masyarakat” demikian tambah mantan Kepala
Bidang Perencanaan Pembangunan II di Bappeda
Provinsi NTT itu.

“Semua program pemerintah, pasti ada
kelemahannya. Kekurangannya, kita benahi
sama-sama…” Lebih lanjut beliau berharap agar
semua pihak bersikap obyektif, memberikan

Pagi itu, pesawat yang di tumpangi tim peliputan
Anggur Merah, mendarat di Bandara Frans Sales
Lega. Delapan orang anggota tim peliputan Buletin
Anggur Merah lengkap hadir, sejak waktu check in,
05.00 Wita. Syukurlah, kali ini tidak ada yang
mengundurkan diri lagi, komentar anggota tim.

ANGGUR MERAH

EDISI 8 / Agustus 2015

9

Fokus
Maklum, untuk penugasan lapangan seperti ini
menjadi kendala tersendiri bagi sebagian orang,
terutama yang tidak terbiasa menuliskan hasil
liputannya. Bagi teman-teman yang cinta
kampung, penugasan ini seru, mengasyikan.
Beberapa semangat itu bisa lebih jelas terlihat,
pada anggota tim yang pernah meliput pada tujuh
kabupaten sebelum ini. Kompak, gerak cepat,
senyum pasti, sesekali saling melucu, joak, itulah
ciri anggota tim ini. Semangat bertambah, saat
produk bulletin kami mendapat apresiasi
beragam, termasuk dari anggota tim sendiri.
Excited, Inspiring…
Bersama Kepala Bagian Humas dan Kepala
Bagian Umum Manggarai, DR.Marius juga
menggambarkan aneka usaha produktif yang
dilakoni masyarakat Manggarai. Usaha ternak
kecil hingga ternak besar, Holtikultura terutama
sayur-masyur, cabe dan tomat. Beberapa anggota
kelompok di antaranya juga melakoni usaha
perkiosan.
Merujuk pada data yang ada, setidaknya
program pemberdayaan ini telah menyentuh 97
Desa di Kabupaten Manggarai. Kabupaten
dengan 11 Kecamatan itu mendapatkan bantuan
sejumlah 9 desa di Tahun 2011. Pada Tahun 2012,
juga terdapat 9 desa. Tahun 2013 jumlah bantuan
diarahkan bagi 11 desa penerima. Untuk Tahun
2014, terdapat 34 desa dibantu. Pada Tahun 2015,
tercatat 34 desa penerima manfaat.
Model pemberdayaan yang dilakukan
pemerintah diyakininya dapat mendukung
ekonomi masyarakat. Beliau bahkan optimis, jika
hasilnya dapat mengungkit keberhasilan sektorsektor pembangunan lainnya. Keberhasilan yang
diharapkan pada gilirannya tentu dapat
mendongkrak berbagai bidang pembangunan.
Tak terkecuali, bidang pariwisata.

Secara gamblang, ia kemudian menjelaskan
sedikit informasi tentang upayanya membangun
Manggarai. “Manggarai sebagai the beyond city of
Labuan Bajo perlu terus berbenah agar tidak
tertinggal. Setiap hari Jum'at, saya minta para
aparatur menggunakan bahasa inggris untuk
berkomunikasi. Biarlah para pegawai kami adaptif
dengan semua wisatawan. Mendukung tekad
menjadikan NTT sebagai Provinsi Pariwisata“ jelas
Kepala Dinas Pariswisata Provinsi NTT yang
terpilih melalui mekanisme lelang jabatan (open
recruitmen), pada tahap pertama di Tahun 2015 ini.
Setelah mendapatkan penjelasan yang cukup,
tim peliputan kemudian membagi diri ke dalam
tiga tim. Tim pertama, kami sepakati bertugas
untuk mengunjungi Kelurahan/Desa dalam
Kecamatan Ruteng dan tiga kecamatan lain di
sekitarnya, Wae Rii, Langke Rembong serta
Rahong Utara.
Tim dua, bertugas mengunjungi desa-desa yang
ada di Wilayah Selatan Manggarai. KecamatanKecamatan dimaksud meliputi Lelak, Satarmese
dan Satarmese Barat.
Sedangkan Tim tiga, bertugas meliput hingga
desa-desa yang ada di Wilayah Utara. Tim ini
sering dijuluki sebagai “Tim Panser.” Sejak awal
tugas peliputan, mereka memang selalu tertarik
memasuki kampung-kampung yang dikenal sulit.
Bukan karena badan mereka yang tambun…
Semoga Manggarai tetap kompak. Seperti
motonya yang terpampang di balik partisi, menaiki
anak tangga menuju ke ruang kerja bupati “CAMA
LEMANG NGGER PEANG, CAMA POE NGGER
ONE.” Mirip maknanya seperti Bersatu Kita Teguh,
Bercerai Kita Runtuh. Atau Kurang lebih artinya
adalah: ke luar sesuara, ke dalam bersatu.
Semoga… (Lwl/hms)

Foto Bersama. Tim dan Pj. Bupati Manggarai pose bersama Kepala Bagaian
Humas dan Kepala Bagian Umum setda Kabupaten Manggarai.

10

EDISI 8 / Agustus 2015

ANGGUR MERAH

Cerita Sukses

“Berat, Kalau Status Kesa tah…”
Kesa dalam terjemahan lurus orang Manggarai adalah sebutan untuk status ipar
atau sepupu. Dalam beberapa urusan yang melibatkan keluarga,
status kesa sering dipandang penting. Biasanya, mereka sangat dihargai
oleh anak-anak. Tidak jarang, juga dipandang sebagai orang tua.

C

erita berikut mungkin
bisa menggambarkan
bagaimana mirisnya
status kesa itu. Bermula saat
penugasan kami mengunjungi
salah satu desa dalam wilayah
Kecamatan Cibal, itulah Desa
Ladur.
Tersebut nama Vitalis Mus(54)
sebagai salah satu pengurus
Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
Ladur Jaya. Ia adalah
Bendahara koperasi desa itu.
Kami diterima Yohanes Halen
(48), sang Kepala Desa untuk
periode Tahun 2013 hingga
Tahun 2019. Hadir pula sore itu,
Petrus Pit (51) Ketua Koperasi
dan Valentinus Damis (43)
selaku Sekretaris Koperasi. Turut
menunggu kami saat itu
sedikitnya 10 orang anggota
koperasi. Beberapa orang
anggota lainnya hadir
setelahnya, satu persatu.
Sebagai desa yang boleh
dibilang masuk dalam rumpun
suku yang sama, para pengurus
memiliki hubungan keluarga
yang dekat. Salah satunya
adalah Bendahara KSP Ladur
Jaya yang menjadi kesa dari
ketua koperasi.
Hubungan antara Bendahara
dengan Kepala Desa adalah
adik sepupu. Sedangkan,
hubungan antara Bendahara
dengan Ketua KSP Ladur Jaya
adalah ipar. Mulanya, mereka

Petrus Pit, Ketua Koperasi Simpan Pinjam Ladur Jaya

cukup enggan untuk
menceritakan persoalan yang
dihadapi koperasi mereka itu.
Akhirnya terungkap juga.
Buruknya peran bendahara
menjadi salah-satu sebab
utama. Koperasi yang berdiri
pada Januari 2014 lalu itu,
kesulitan berkoordinasi dengan
Kelompok Tengku Ajang. Ketua

Kelompok Tengku Ajang adalah
juga Bendahara KSP Ladur
Jaya. Yah, Vitalis Mus, sang
kesa itu…
Desa dengan 548 kepala
keluarga itu, memiliki jumlah
penduduk sebanyak 1.908 jiwa.
“Saya berkecil hati, karena
rangkap jabatan. Sebagai
Ketua sekaligus Bendahara

ANGGUR MERAH

EDISI 8 / Agustus 2015

11

Cerita Sukses
Koperasi. Yang penting uang
selamat. Semua lancar, kecuali
kelompok Tengku Ajang.
Kelompok Tengku Ajang tidak
mengembalikan pinjaman
koperasi, yang mulai
mencairkan pinjaman kepada
anggota pada tanggal 22
Desember 2014. Komunikasi
kami tidak bagus dengan
Bendahara Koperasi yang
sekaligus juga adalah Ketua
Kelompok Tengku Ajang. Kalau
bisa ada pihak ke tiga
membantu menyelesaikan
persoalan ini. Jangan kami,
tidak enak tah...” ujar Petrus Pit
disahut angguk Yohanes Halen.
Kelompok mereka didominasi
oleh jenis usaha ternak babi.
Jumlah anggotanya adalah
sebanyak 21 orang. Sejak
Januari 2015 tidak pernah
mencicil.
“Kami sudah dua kali lakukan
pendekatan keluarga, tidak
berhasil juga. Tidak enak juga,
dia lebih umur. Akhirnya, untuk
sementara tugas Bendahara
diperankan oleh PKM dan Ketua
Koperasi” demikian jelas
Yohanes Halen demi lancarnya
koperasi dengan 17 Kelompok
itu.
Untuk diketahui, koperasi ini
memiliki 17 kelompok perdana.
13 Kelompok diantaranya
mengusahakan tenun. Satu
Kelompok melakukan
penggemukan kambing. Tiga
kelompok sisanya melakukan
penggemukan babi.
Pada putaran kedua, telah
dilakukan perguliran lagi untuk
13 kelompok. Usaha mereka
bervariasi disesuaikan dengan
tempat tinggal, untuk
memudahkan komunikasi.
“Pencairan keuangan oleh
pihak bank, memprasyaratkan
dibubuhinya tanda tangan

12

EDISI 8 / Agustus 2015

Menunjukan hasil kain tenun yang dijemput para pembeli dari Ruteng.
(Dari kiri ke kanan), Yohanes Halen bersama istri, Yanuarius Darmance
Damon, Petrus Pit bersama istri dan anak.

Oleh Ketua, Sekretaris dan
Bendahara Koperasi. Kami
kesulitan selama ini, karena
Ka'e Bendahara tidak aktif.
Apalagi, semua anggota
kelompoknya juga tidak lagi
menyetor pengembalian. Kalau
sudah begitu, bagaimana jalan
keluarnya pak?” demikian tanya
kepala desa menambahkan.
Menjawab pertanyaan ini,
pimpinan rombongan
mempersilahkan anggota tim
kami dari Bappeda untuk
menjelaskannya.
“Beberapa langkah bisa
ditempuh. Revisilah struktur
Kepengurusan Koperasi.
Sebagai buktinya, agar
dibuatkan berita acara hasil
rapat tentang pemilihan
pengurus baru. Kemudian dapat
di tetapkan lewat keputusan
penunjukan pengurus baru
tersbut, ditandatangani oleh
Ketua dan Sekretaris Koperasi.
Lampirkan juga Akta Notaris.
Selanjutnya, agar diteruskan
kepada Bappeda Provinsi NTT.
Kami akan bantu memfasilitasi
untuk perubahan spacement
bersama Bank NTT” demikian
jawab Abi untuk persoalan
pertama.

ANGGUR MERAH

“Untuk persoalan anggota
kelompoknya, kembali
dilakukan pendekatan
kekeluargaan. Jika tidak dapat
diselesaikan juga, maka
dikoordinasikan dengan Tim
Pengendali yaitu Camat,
Kapolres serta Danramil
setempat. Untuk persoalan yang
ke dua ini, jika tidak selesai
dengan pendekatan
kekeluargaan, dapat dilaporkan
kepada pihak yang berwajib.
Karena koperasi adalah asset
anggota yang berbadan hukum,
anggota berhak mengambil
sikap” kurang lebih seperti itu
penjelasan Abi Kore, Perencana
Muda pada Bappeda Provinsi
NTT itu.
Untuk diketahui, rekening kas
koperasi mereka tercatat
sebesar lebih dari Rp.22 juta.
Simpanan Wajib yang mereka
sepakati adalah sebesar
Rp.50.000,- untuk setiap
anggota.
Dari Simpanan Wajib ini
terkumpul modal usaha senilai
Rp.29.050.000,- dengan
kesepakatan bunga sebesar 1%
dan denda senilai Rp.20.000,/bulan, maka cukup besar dana
koperasi ini.

Cerita Sukses
Total asset sampai dengan 22
Desember mencapai Rp.280
juta. Aset Koperasi termasuk
yang bergulir di masyarakat
saat ini adalah senilai
Rp.290.050.000,-.
Dukungan terhadap program
datang dari semua anggota dan
pengurus yang hadir saat
itu.“Malah saya dukung pak,
arah positifnya sangat jelas”
kata Yohanes, sang kepala desa
itu.
Anggota koperasi mereka
saat ini berjumlah 270 orang
masing-masing Rp.1,1
juta/orang. Desa tersebut
memiliki empat Dusun, dengan
jumlah warga sebanyak 548
Kepala Keluarga atau 1.980
jiwa. Terinformasikan pula desa
ini pernah mendapatkan
bantuan PNPM berupa Telfor
(jalan pengerasan).
Panjang jalan pengerasan itu
kira-kira 500 meter, sampai ke
Dusun Nara. Bantuan lainya
berupa tambahan ruang kelas,
untuk Sekolah Dasar.
Yohanes Pangkur (32), salah
seorang anggota yang hadir
menyela. Rupanya ia sudah
menunggu lama untuk
berbicara.
“Saya senang dengan
program bantuan Anggur Merah
ini. Tidak ada sibuk-sibuk
persyaratan, asal menjadi
anggota koperasi, minta pinjam,
pasti kasih. Cicilan saya
perbulan adalah Rp.103.000,-.
Pekerjaan pokok saya adalah
bertani. Hasil panen kemiri dari
kebun, biasanya mencapai
hingga 500 kilogram setiap
tahunnya. Saat panen pada
bulan Agustus lalu, bisa laku
terjual dengan harga Rp.16.000,untuk setiap kilogramnya”
begitu ungkap ayah empat
anak, dengan satu cucu itu.

Yosefina Abeng

Yohanes Pangkur

Pandangan serupa terucap
dari Yosefina Abeng (50). Ibu ini
mengusahakan pembuatan kain
tenun. “Rata-rata dalam
sebulan bisa menghasilkan 1
lembar kain. Jika dijual bisa
dihargai dengan nilai
Rp.400.000,-. Untuk modal beli
benang dan lain-lain setidaknya
menghabiskan uang sebesar
Rp.170.000,- Biasanya, pembeli
dari ruteng datang menjemput
sendiri” demikian keterangan
Ibu Yosefina.
Kesulitan air bersih terungkap
juga dalam perbincangan kami.
Untuk mencukupi kebutuhan air
bersih, mereka membeli air.
harga yang berlaku di situ
adalah Rp.10.000, untuk 1

jerigen dengan kapasitas 35
liter. Rata-rata setiap hari
dibutuhkan minimal 2 jerigen,
untuk memenuhi kebutuhan
masak, mandi dan cuci piring
saja.
Suasana bersahabat sore itu
terasa mendalam. Semula,
sedikit raut tegang terbersit di
wajah mereka, berakhir
suasana akrab. Usulan lain pun
bermunculan. Dari usulan untuk
ditambahkan modal bagi
koperasi, hingga keberanian
mereka untuk memimpikan kios
sendiri. Beberapa ibu
termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan desa sendiri, lewat
usaha kios bersama.
(Lwl/hms)

Tim Peliput pose bersama di depan rumah Ketua Koperasi, Desa Ladur,

ANGGUR MERAH

EDISI 8 / Agustus 2015

13

Cerita Sukses

Kalau Bisa Tambah Besar
“Kami sudah Lunas pak. Kami sangat merasakan betul manfaat program ini.
Kelompok kami tidak pernah terlambat mengembalikan pinjaman,
setiap bulannya. Karena itu, kami usul agar bisa ditambahkan modal usaha
yang lebih besar lagi.”

B

egitulah tanggapan
Musatafa Kadang (73),
selaku Ketua Kelompok
Padang Gaya II. Kelompok ini
merupakan salah satu dari 8
kelompok penerima manfaat
yang ada di Kelurahan
Wangkung, Kecamatan Reok,
Kabupaten Manggarai.
Hadir juga bersama kami sore
itu (4/11). Usman Riton selaku
Sekretaris dan Jainudin sebagai
Bendahara Koperasi. Anggota
kelompok mereka adalah
Amirudin Dahos, Gaspar Hamu,
Adrianus Japa, Agutinus
Gatang, Petrus Amin, Yos
Sudarso dan Tadeus Jama.
Kelompok ini memilih usaha
pengembangbiakan kambing.
Modal awal sebagai bantuan
usaha kelompok mereka adalah
sebesar Rp.15.520.000,- Modal
usaha yang kami dapat itu,
kami bagikan merata.

Biasanya, kambing seumuran
itu bisa didapatkan dengan
harga Rp.700 ribu hingga
Rp.800 ribu. Setelah satu tahun
usianya, bisa laku dijual
dengan harga minimal satu juta
rupiah. Karena itu, kami pasti
untung. Kami bahkan bisa
mendapatkan untung lebih.
Karena kambing kami bisa
beranak hingga empat ekor
dalam setahun” jelas pria paruh
baya yang selalu bercanda
dengan anggota kelompoknya
itu.

kami melihat ke kandang.
Sebenarnya lokasi rumah
mereka tidaklah jauh dari pusat
Kota Kecamatan Reok. Akan
tetapi, karena sebelumnya kami
telah mengunjungi Lumarang
dan Kelompok Cakalang
(nelayan), maka tim mesti
kembali ke arah Lumarang lagi.
Menanjak dan beberapa
tikungan sejenak, sampai juga.
Perkampungan serumpun
dengan posisi sedikit di atas
bukit.

“Itu kambing kami pak.
Induknya sudah kami
jual. Sisa ini adalah
anaknya. Ada juga
yang baru berumur
dua minggu. Baru
lahir dua minggu
lalu” begitu
keterangannya,
sambil mengajak

Kami bagikan untuk 10 orang
anggota kelompok. Masingmasing orang mendapatkan
bantuan di kisaran Rp.1,5 juta,-.
Bagaimana kisah sukses
mereka itu...?
Kenapa kelompok lain gagal...?
Begitu pikir kami mencoba terus
menggali keterangan mereka.
“Kami beli kambing pada
usia tujuh hingga delapan
bulan. Kambing itu kami
siapkan untuk dijadikan bibit.

14

EDISI 8 / Agustus 2015

ANGGUR MERAH

Musatafa Kadang, Ketua Kelompok Padang Gaya II.

Cerita Sukses

Usman Riton mengajak tim ke kandang kambing mereka

“Kelompok Pandang Gaya II
merupakan kelompok penerima
bantuan pada Tahun 2013.
Secara umum, kelurahan ini
memilki delapan kelompok
usaha. Pada tahap pertama
pencairan, terdapat 74 orang
anggota. Saat ini kami telah
melakukan perguliran. Untuk
pencairan tahap ke dua ini, KSP
Golo Phangga mendapatkan
tambahan 22 orang baru”.
Lanjutnya, “Kesepakatan
koperasi berlaku ketentuan
bunga sebesar 1,5% dari
besaran pinjaman. Untuk
pencairan tahap ke dua, kami
gulirkan lagi dana sebesar
Rp.46.000.000,-. Kondisi Kas
saat kunjungan sore ini sebesar
Rp.106.597.678,-“ demikian
jawab Lilis Widyawati, tenaga
Pendamping Kelompok
Masyarakat sambil membuka
laporannya.

menjorok ke arah laut utara.
Hadir juga Martinus Mitrakarta,
Sekretaris Lurah Wangkung
mewakili pihak kelurahan.
Markus Radu,A.md Lurah
Wangkung sedang mengikuti
kegiatan di Ruteng.
“Saya belum mengikuti
secara detail program ini. Akan
tetapi, PKM selalu
berkoordinasi. Untuk
perkembangan bulanan selalu
dilaporkan ibu Lilis kepada
kami, pihak kelurahan.
Karenanya, walau baru
menjabat di Tahun 2013, saya
dapat mengikuti beberapa
informasi program ini” demikian

komentar Martinus Mitrakarta
(44), memberi apresiasi untuk
kinerja tenaga Pendamping
Kelompok Masyarakat.
Sekretaris Lurah Wagkung itu
juga menambahkan informasi
umum tentang wilayah
Kelurahannya. “Secara umum,
warga kelurahan kami bekerja
sebagai nelayan dan peternak,
juga petani nelayan serta buruh
yang bekerja di Pelabuhan
Reok. Produksi hasil peternakan
yang menonjol adalah mente.
Setahun sekali panennya. Ada
juga sawah tadah hujan dan
Tembakau di Lingkungan
Waimanis. Kelompok

Suasana sore itu terasa
nyaman, tim mendapat suguhan
kelapa muda, kopi juga
panganan seadanya.
Pandangan mata nampak jelas
menatap Lokasi Pelabuhan
Reok, dengan sedikit bukit

ANGGUR MERAH

EDISI 8 / Agustus 2015

15

Cerita Sukses

mendukung program
pemerintah. Kami memang telah
diperintahkan untuk
memfasilitasi kegiatan seperti
ini. Asal kami diberitahu, pasti
kami bantu” demikian jawab
Andreas Korsini Ta(33), dengan
tegas.
masyarakat di lingkungan itu
telah lama mengusahakan
tembakau. Alat linting, sudah
mereka usahakan. Lahan juga
sudah ada, difasilitasi oleh
Dinas Kehutanan setempat”
demikian gambaran umum
Sekretaris Lurah yang memilki
3.583 jiwa atau 375 kepala
keluarga itu.

16

Apresiasi juga diberikan
kepada Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM). Menurutnya, kualitas
kerjaan lebih baik karena
melibatkan penduduk lokal.
Rasa memiliki masyarakat
dihidupkan, sehingga mereka
merasa bertanggungjawab.

sasaran. Bagi yang belum
dapat, mereka bilang tidak adil,
belum merasa merdeka dll. Bagi
masyarakat yang gagal usaha,
sering saya menyindir mereka,
pergi monyet, pulang kera. Kami
sesalkan beberapa program,
seperti Program Keluarga
Harapan (PKH). Jumlah
penduduk miskin kelurahan
kami tercatat sebanyak 354
Kepala Keluarga. Akan tetapi
kelurahan tidak dilibatkan.
Sejak awal program,
Pemerintah Pusat langsung
berhubungan dengan
kelompok-kelompok
masyarakat” demikian
tambahnya mengurai.

“Sebenarnya bayak bantuan
kepada masyarakat, tetapi
disalahgunakan.
Kami(kelurahan) sering jadi

Pihak kepolisian yang hadir
juga menyatakan kesiapan
mereka mendukung pemerintah
daerah setempat. “Kami siap

EDISI 8 / Agustus 2015

ANGGUR MERAH

Dia adalah seorang
Babinkantibmas yang bertugas
di Polsek Reo. Sore itu, dia
diberitahukan tenaga PKM
terkait kunjungan kami.
Sebelumnya, Andreas bertugas
di Bajawa. Ia dipindahtugaskan
ke Wankung, sejak April 2014.
(Lwl/hms)

Martinus Mitrakarta,
Sekretaris Lurah Wagkung

Cerita Sukses

Satu
Hati
Pernahkah anda melihat
iklan motor Honda di
televisi? One Heart…
kata-kata itu diulang Nidji,
Grup Band kenamaan dalam
lagu promo, untuk iklan
jenis Motor Revo.
Rupanya ada juga istilah itu
dalam Bahasa Manggarai.
Ca nai…

I

tulah nama salah satu
Koperasi Simpan Pinjam
yang ada di Desa Wae
Renca, Kecamatan Cibal Barat.
Yah, Koperasi Simpan Pinjam
(KSP) Satu Hati.
“Kami tidak menggunakan
istilah Ca nai (Satu Hati),
karena sudah ada kelompok
lain yang menggunakan nama
itu. Karena niat dan semangat
anggota koperasi kami seperti
itu, kami namakan begitu…”
terang Fendy Gunawan,SE
dengan logat Manggarai,
menjawab pertanyaan usil kami
di sela obrolan siang itu.
Koperasi ini memiliki 90 orang
anggota. Supaya adil, mereka
membagi diri ke dalam empat

kelompok, sesuai jumlah dusun
yang ada. Desa dengan luas
83,4 km 2 itu terdiri dari Dusun
Ngancar, Ponto, Cimpar dan
Dusun Lecem. Sebagian besar
anggota kelompok mereka
adalah ibu-ibu. Usaha kain
tenun ikat, menjadi andalan
para ibu di desa itu.
Koperasi yang didirikan 1 Juni
2015 itu, rupanya adalah
kelompok yang pernah didirikan
pada Tahun 2013. Ternyata, saat
itu mereka sempat mandek.
Tidak banyak anggota
kelompok yang lancar
mengembalikan kewajiban
pinjaman mereka. Ada
beberapa orang anggota
kelompok diantaranya bahkan
skeptis.

“Awalnya, saya tidak minat.
Ketika itu modelnya kelompok.
Kalau ada anggota kelompok
macet bayar, kelompok itu pasti
macet pak. Tapi kalau koperasi,
pasti bisa ka…” demikian tutur
Sislaus Elma Eda (43)
menjelaskan alasan tidak
menjadi anggota di awal Tahun
2013 lalu. Saat ini, Karaeng
Sislaus telah menjadi
Bendahara Koperasi Simpan
Pinjam itu.
Salah satu anggota taat yang
kami jumpai, membenarkan
juga cerita itu. Silvester Jeharut
(35), salah satu orang yang
sukses mengusahakan kios
dengan pengembalian
Rp.305.000,-/bulan yang sempat
kami wawancarai.

ANGGUR MERAH

EDISI 8 / Agustus 2015

17

Cerita Sukses
“Saya tidak pernah macet
sejak awal. Sekarang juga saya
tidak tunggak dan saya sangat
bersyukur karena saya tidak
merasa kesulitan dalam
mengembalikan pinjaman
saya” demikian kata Silvester
dengan dialek yang kental.
Meski sempat gagal,
semangat itu muncul kembali.
Mereka sering berdiskusi
hingga subuh. Mereka
mempelajari kekurangan dari
model usaha yang mereka
jalani.

Silvester Jeharut

Saat itulah mereka
bersepakat membentuk
koperasi. Pengurus baru dipilih,
pembukuan dibuat lebih baik. 1
Juni 2015 adalah tanggal
bersejarah bagi mereka.
Pembukuan dimulai saat itu.
Mula-mula sembilan orang
dari Kelompok Ngancar
mendaftar dengan simpanan
pokok dan uang pangkal
masing-masingnya Rp.100.000,-.
Terbukukan sejak awal Juni
2015, ikut mendaftar Kelompok
Lecem dengan 27 orang
anggota, Kelompok Kolong 10
orang anggota, Kelompok Bea
Denger 8 orang, kelompok Ponto
7 orang dan Kelompok Karot 8
orang anggota baru.
Beberapa waktu kemudian,
jumlah anggota kelompok terus
bertambah. Kini, mereka telah
memiliki 90 orang anggota.
Mayoritas ibu-ibu dengan usaha
tenun kain, turut andil memberi
semangat para bapak, untuk
kembali joint. Anggota lainnya
mengusahakan ternak babi,
sapi juga usaha kios.
Kepala Desa Yohanes Sudin
tidak kami jumpai.
Informasinya, beliau sedang
mengikuti pelatihan terkait
Alokasi Dana Desa di Kota
Ruteng. Kami diterima ramah

18

EDISI 8 / Agustus 2015

Yakobus Jehakon

oleh Ibu Kepala Desa, pengurus
dan sejumlah anggota koperasi.
“Program ini (Desa/Kelurahan
Mandiri Anggur Merah) lebih
mudah. Bagi kami, pinjam ke
Bank lebih sulit. Harapan kami,
perlu dilakukan pembinaan
berkali-kali. Kalau dapat kami
di back up dari dinas terkait,
untuk mengurus akta pendirian
koperasi” pinta Yakobus
Jehakon (51).
Pria paruh baya itu sempat

ANGGUR MERAH

menjabat selaku Kepala Desa
Wae Renca untuk periode 2007
hingga 2013 lalu. Ia mengikuti
benar, perkembangan program
sejak awal sosialisasi.
Sekarang, dia adalah Ketua
Koperasi.
“Saudara Fendy ini sangat
membantu. Dia selalu terlibat
dalam setiap kesepakatan yang
kami ambil” demikian tambah
ketua koperasi memuji tenaga
PKM yang saat ini bertugas di
desa mereka.

Cerita Sukses
Bersama Eduardus Fidelis
Mus (53), mereka coba
menjelaskan setiap pertanyaan
kami. Karena piawainya tim,
beberapa informasi lain
berhasil digali. Bapak Eduardus
ini, pernah menjadi salah satu
anggota DPRD Kabupaten
Manggarai.
Sebagai Pengganti Antar
Waktu dari salah sati Partai
Politk di Manggarai, kami
sempat meminta pendapatnya
tentang pengalaman menjabat
selama empat bulan. “Repot
pak. Daripada urus partai, lebih
baik urus koperasi pak” ujarnya
optimis.
Lebih jauh mereka bergantian
menggambarkan keinginan
mereka membangun desa.
Tercatat asset koperasi saat itu
berjumlah Rp.193.054.500,Telah dilakukan perguliran
kembali sejumlah
Rp.190.916.500,-.
Dengan demikian, besarnya
saldo yang tersisa adalah
sebesar Rp. 2.138.000,- Cocok
dengan pencatatan dalam buku
rekening Bank NTT, bernomor
006 02.02. 030259-4.
Desa ini memiliki iklim
sedang karena berada pada

Martinus Gaul Sedang mengembalikan pinjaman bulanannya. Diterima
oleh bendahara, kebetulan hari itu bertepatan dengan tanggal angsuran

ketinggian 100 hingga 500 meter
di atas permukaan laut. Dengan
Kondisi topografi desa yang
berbukit dan berbatu, rata-rata
tanjakan jalan memiliki
kemiringan 30 . Jika
dibandingkan dengan kondisi
jalan yang sempat kami lewati,
desa-desa di Manggarai Barat
memiliki kondisi yang lebih sulit.
0

Insiden kecil pun terjadi.
Motor kami terpental, untung
tidak parah. Benar kata orang
bijak. The Good Driver is Drifing.
Pengemudi yang baik haruslah

berkonsentrasi. Akan tetapi
Penumpang yang santun,
mestinya juga tidak menggoda
pengemudi.
Bruukkk, kami tumbang…
lecet kaki pengemudi, luka
gores tangan penumpang.
“Ole...Mancing ta!” teriak kami..
sesaat sebelum insiden jatuh itu.
“Nekarabo ta karaeng, maaf
kalau berlebihan…” teriak kami
setelah jatuh. Dua motor lainnya
telah selamat, mereka berhenti
sejenak menunggu kami di atas
tanjakan kali itu. (Lwl/hms)

Pose bersama usai peliputan di lokasi rumah kepala desa sekaligus kantor Desa Wae Renca

ANGGUR MERAH

EDISI 8 / Agustus 2015

19

Cerita Sukses

Semuanya tidak jalan

S

emuanya tidak jalan, demikian jawaban
singkat Bapak Yoseph Hasa pejabat Kepala
Desa Bangka La'o tentang pelaksanaan
Program Desa mandiri Anggur Merah tatkala
dimintai komentarnya oleh Tim Peliputan Buletin
Desa Mandiri Anggur Merah, Selasa, 3 Nopember
2015 di ruang tamu rumahnya di Bangka La'o.
Lebih lanjut Bapak Pejabat Kades menuturkan,
Program Desa mandiri Anggur Merah diterima di
Desa Bangka La'o tahun 2013. Oleh Kepala Desa
Bangka La'o yang lama Bapak stanis Kelabu dan
PKM saudara Bonefasius Bagus telah dibentuk 14
kelompok dengan jenis usaha ternak babi, mesin
pres kayu untuk usaha mebel, kios serta usaha
jahe.
Namun sampai saat saya menjadi penjabat
Kades Bangka La'o semuannya tidak jalan. Di
rekening desa hanya ada dana sebesar Rp. 4 juta.
Saya bersama PKM (Pendamping Kelompok
Masyarakat) pengganti, coba mendekati kelompok
masyarakat, memberikan penjelasan tentang
dana Program Desa mandiri Anggur Merah yang
harus digulirkan dalam desa, namun sampai saat
ini belum ada hasilnya.
Ketika ditanyai Tim Peliput Buletin Desa Mandiri
Anggur Merah soal kendalanya, Pejabat Kades
Bangka La'o secara blak-blakan mengatakan,
sejak awal sosialisasi tidak maksimal, sehingga
masyarakat hanya paham bahwa dana Program

Desa Mandiri Anggur Merah sifatnya hibah. Hibah
dalam benak kelompok masyarakat sama dengan
dana IDT (Inpres Desa tertinggal Red) sehingga
perlu dihabiskan.
Tatkala dijelaskan Tim Buletin Desa Mandiri
Anggur Merah bahwa, memang dana ini dari
provinsi sifatnya Hibah, dalam arti bahwa dana
Rp. 250 juta diserahkan ke desa dan menjadi milik
abadi masyarakat di Desa Bangka La'o untuk
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dana ini
tidak diambil kembali oleh Provinsi.
Namun setelah berada di desa, dana ini harus
digulirkan di antara kelompok masyarakat untuk
pemberdayaan ekonomi masyarakat desa,
dikembalikan pokok uang dan bunga yang
disepakati bersama besarannya ke rekening desa
untuk digulirkan lagi kepada warga masyarakat
lainnya di Desa Bangka La'o, Pejabat Yosep Hasa
menegaskan bahwa, kami sudah optimal dari
pintu ke pintu untuk menyadarkan masyarakat
namun mereka belum tergerak untuk kembalikan
dana ini.
Kalau boleh ada Tim Pengendali yang turun
untuk membantu kami menyelesaikan kendala ini,
pungkas Kraeng tua Yoseph penuh harap.
Iyo Kraeng tua. Tetap semangat tah. Tabe...
ungkap Tim Peliput sambil mohon pamit dari Desa
Bangka La'o Kecamatan Ruteng. (VM/hms)

Tim Peliput (kiri) bersama Yoseph Hasa, Kepala Desa Bangka La'o (tengah) dan tenaga PKM

20

EDISI 8 / Agustus 2015

ANGGUR MERAH

Cerita Sukses

Kas Koperasi Kosong

S

etelah melalui perjalanan melelahkan, naik
turun gunung dengan tikungan tajam yang
ekstrim sejak pertigaan Santa Klaus Desa
Cumbi menuju Paroki Beokina, belok kanan di
pertigaan Golo Pau, berkelok-kelok melalui kebun
kopi menuruni Langke Teras Golo Manuk, Tim
Peliput Buletin Desa Mandiri Anggur Merah tiba
juga di rumah Kepala Desa Liang Bua, Kraeng Tua
Romanus Roeng. Lelah, menegangkan,
menyenangkan dan puas. Semua rasa berbaur
menyatu saat kaki melepas sandal memasuki
ruang tamu Bapak Romanus.
Selamat sore. Saya coba memberi salam
kepada tuan rumah yang menatap kami penuh
keheranan. Sambil tersenyum penuh tanya, kami
dipersilahkan masuk oleh tuan rumah dan duduk
di ruang tamu. Sejenak ibu Pak Kades dan anakanaknya keluar ke ruang tamu. Kami berjabat
tangan sambil memperkenalkan diri.
Setelah memperkenalkan diri sebagai Tim
Peliput Buletin Desa Mandiri Anggur Merah, yang
datang ke Desa Liang Bua untuk meliput
pelaksanaan Program Desa Mandiri Anggur
Merah, suasana menjadi cair.

hidup subur, jelasnya soal filosofi KSU Compang
Mose dengan antusias.
Ketika ditanya Tim Peliput Buletin Desa Mandiri
Anggur Merah, soal pengurus Koperasi dan modal
koperasi dengan dana Rp. 36 juta, “eh.. ketua
Koperasi., ketua koperasi... saya to, saya to, jawab
Pak Kades Romanus sambil menatap istrinya yang
duduk di sampingnya. Bendahara istri saya,
Bibiana Bis, Bibiana Bis ulangnya memberi
ketegasan. Sekretaris.... suaranya agak ditarik
turun namun tidak dijelaskan lebih lanjut, soal
sekretaris koperasi. Anggota koperasi sekitar 40-an
orang. Bukan kata Ibu Bibiana, ada 20-an orang.
Dananya sudah dipinjamkan kepada anggota,
sehingga kas koperasi kosong saat ini karena
dana belum dikembalikan anggota” pungkas
Kades Romanus mengakhiri wawancara.
Sambil berlalu dari Desa Liang Bua, sebuah
pikiran usil sekonyong terbersit, kas kosong berarti
dananya kosong ya? Hus...... bentakku pada diri
sembari mengetuk jidatku. Aku bergegas
meninggalkan Liang Bua melalui Desa Golo Watu.
Kembali ke Ruteng .... (VM/hms)

Bapak Romanus dengan antusias menceritakan
bahwa, “Program Desa Mandiri Anggur Merah
dengan dana Rp. 250 juta, kami terima tahun 2011.
Sesuai juknis (Petunjuk Teknis Red), kami telah
membentuk 27 kelompok dengan rincian 25
kelompok usaha penggemukan babi, dan 2
kelompok lainnya untuk usaha kios dan kebun
sayur.”
Lebih lanjut, Kepala Desa Liang Bua
menjelaskan, setiap anggota kelompok mendapat
Rp. 900.000,- per orang sesuai usulan proposal
kelompok. Dalam perjalanannya, babi besar
dijual. Uangnya kami gunakan untuk cari babi lagi,
tapi uang habis dalam perjalanan mencari babi. Di
rekening pernah terkumpul dana sebesar Rp. 36
juta.
Ketika ditanya soal perguliran dana Rp. 36 juta
yang ada di rekening desa, Bapak Romanus
menjelaskan bahwa, kami sudah buat koperasi.
Namanya “KSU Compang Mose”. Compang Mose
dalam Bahasa Manggarai artinya pupuk hidup,
koperasi ini untuk kasih pupuk supaya masyarakat

Romanus Roeng,
Kepala Desa Liang Bua

ANGGUR MERAH

EDISI 8 / Agustus 2015

21

Cerita Sukses

Lanjutkan....
“Kami tidak sepakat
kalau program ini
dihentikan. Hampir
seluruh warga desa
kami bekerja sebagai
buruh tani. Setelah
ada Program
Desa/Kelurahan
Mandiri Anggur
Merah, masyarakat
bisa beternak dan
menambah
penghasilan mereka”

Salah satu desa dalam
Kecamatan Reok itu memiliki
tiga dusun. Masing-masing
dusun memiliki tiga Kelompok
usaha yang masuk dalam
wadah Koperasi Simpan Pinjan
(KSP) Salama Jaya. Dengan
demikian total sembilan
kelompok dimilki desa yang
mendapatkan bantuan program
pada Tahun 2014 itu.
Koperasi itu mulai dibentuk
pada tanggal 13 Pebruari 2014.
Untuk menghindari hal-hal yag
tidak diinginkan, sejak awal
program kepala desa tidak
meminjam.

“Untuk kelompok yang belum
menyelesaikan kewajiban
mereka, mayoritas
mengusahakan ternak kambing
hingga sapi. Mereka
membutuhkan waktu lebih untuk
melunasi pinjaman. Beberapa
kendala yang dijumai yaitu
adanya alih usaha. Jika
sebelumnya, dalam proposal
mengusulkan kambing, dalam
perjalanan mereka memelihara
sapi. Ada juga sebaliknya” kata
Usman.
“Ada juga anggota kelompok
yang mengusahakan sayur
mayur dan ternak ayam

U

sman, selaku Kepala
Desa Salama
berkesempatan
memberi tanggapannya di awal
pembicaraan. “Selaku aparat
Pemerintah Desa, saya
berterimakasih sekali kepada
Pemerintah Provinsi NTT karena
telah membantu desa saya.
Desa kami memiliki jumlah
penduduk sebanyak 1.890 jiwa
atau kurang lebih terdiri dari
400 Kepala Keluarga”.
Lanjutnya, “jumlah penerima
manfaat di desa ini dalah
sebanyak 93 orang. Saya berani
mengatakan kalau rata-rata
masyarakat berhasil merubah
hidupnya. Hingga 80%
anggota Koperasi di sini
berhasil. Beberapa di
antara mereka, masih
harus berusaha lagi.
Paling tidak, ternak
mereka masih terlihat”
demikian komentar
Kepala Desa
Salama.

22

EDISI 8 / Agustus 2015

ANGGUR MERAH

Usman, Kepala Desa Salama, Kecamatan Reo

Cerita Sukses
berhasil mengusahakan
bengkel. Ia meminjam hingga
Rp.10 juta. Sedangkan jumlah
pinjaman anggota lainnya
bervariasi antara Rp.2 juta
hingga Rp.2,7 juta” demikian
tambah kepala desa yang
selalu tersenyum ramah itu.
Malam itu, hadir bersama
kami Suwardi, Babinkantibmas
beserta beberapa pengurus dan
anggota kelompok. Suasana
perkampungan islam sangat
terasa. Beberapa orang lainnya
menyusul, usai menjalankan
ibadah magrib. Sholat
berjamaah, suara dari corong
masjid terdengar.

kelonggaran untuk mencicil
semampu kami. Tidak sesuai
kesepakatan sebesar Rp.187.000
perorang” usul Kanisius, Ketua
Kelompok Suka Maju.

Suwardi

Sementara itu Husein,
mengusulkan dibentuknya tim
tagih dari anggota koperasi.
“Saya usul, agar dibentuk satu
tim tagih ke para anggota.
Mungkin saja ketua koperasi
sibuk. Kalau bisa juga kami,
anggota mengangsur semampu
kami” demikian pintanya.

Mushola desa itu tepat
berada di depan rumah yang
kami kunjungi. Beberapa
anggota yang datang kemudian
bahkan masih mengenakan
peci. Ada yang sudah
mengganti sarung dengan
celana. Jelasnya mereka
nampak segar, sepertinya
sudah mandi. Berbeda dengan
tim kami, belum satu orang pun
yang mandi.
“Saya baru saja
melaksanakan tugas di Desa
Salama ini kira-kira enam bulan
saja. Lewat kunjungan tim dari
Pemerintah Provinsi NTT malam
ini, saya menegaskan siap
mendukung!” demikian kata
Suwardi, Babinkantibmas yang
malam itu mengenakan jaket
cokelat.

Beberapa cerita sukses
kemudian terlontar. Hadir
Mohammad Ali yang serius
mendengar sejak awal. Dia
adalah sosok pemuda beranak
dua yang meminjam Rp.8 juta.
Bahari

Ketua Kelompok yang hadir,
satu persatu mendapatkan
kesempatan mengusul juga
berpendapat. Berikut hasil
liputan yang terekam.
“Aktivitas pengembalian
terasa sudah hilang, karena
rasanya sudah lama tidak ada
pertemuan lagi. Karena itu,
kami meminta kelonggaran.
Kalau bisa, kami diberi

“Saya sungguh sangat
berterimakasih. Kambing saya
kini telah berkembang menjadi
delapan ekor, semula cuman
dua ekor kambing saja. Ada
juga anggota kami yang
memilki dua ekor induk. Saat ini
rata-rat memilki delapan ekor
kambing” demikian tambah
Sama Ani, Ketua Kelompok
Usaha Sukses.

Husein

Selama satu tahun, Ali wajib
mengembalikan cicilan sebesar
Rp.335 ribu setiap bulannya.
Dibandingkan pengalamannya
meminjam di bank, dia merasa
lebih terbantu dengan program
ini.
Terdengar juga Bapak Bahari
dari Kelompok Anugerah,
membagi pengalamannya.
Sesuai kesepakatan bersama,
diberikan waktu hingga 30
bulan untuk anggota kelompok
ternak sapi. Untuk ternak
kambing dan babi diberikan
masa waktu pinjaman selama
18 bulan. Sedangkan, untuk
ayam pedaging diberikan
kemudahan waktu hingga 12
bulan pinjaman saja.

ANGGUR MERAH

EDISI 8 / Agustus 2015

23

Cerita Sukses
Saat itu, waktu telah
menunjukan hampir tepat pukul
18.00 Wita. Hari itu, tim belum
sempat makan siang. Maklum,
kami menargetkan tiga desa
utuk hari penugasan itu. Desa
Lumarang telah usai. Kelurahan
Wangkung dengan kelompok
nelayan dan ternaknya sudah
kami kunjungi juga. Rasa capa
mulai terasa. Ru