Surat Edaran Walikota Sawahlunto

WALIKOTA SAWAHLUNTO
Sawahlunto, 2 Januari 2015

Yth.

Kepada
Sdr. Kepala SKPD Dilingkungan
Pemerintah Kota Sawahlunto

diSawahlunto

SURAT EDAR,AN
Nomor : 050/41 /BP-Swli2o15

TENTANG .
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2015

Sehubungan dengan telah ditetapkannya APBD Kota Sawahlunto Tahun
2010 Tentang
Anggaran 20'15 dan mempedomani Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
Lembaga

Pengadaan Barang/Jasa beserta perubahannya dan Peraturan Kepala
Tahun 2012 Tentang
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor'14
Kedua atas
Petunjuk Teknis Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan

-PeraturanPresidenNomor54TahUn20,lotentangPengadaanBarang/JasaPemerintah

sertauntukkelancaranpelaksanaankegiatanpengadaanbarang{asapemerintah,
Kota
dengan ini diinstruksikan kepada Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah
Sawahlunto sebagai berikut

1.

:

yang
Pengguna Anggaran agar menyusun dokumen Rencana Umum Pengadaan
pengadaan

terdiri dari kebijakan umum pengadaan' rencana penganggaran biaya
dan Kerangka Acuan Kerla (KAK).

2.

Kebijakan umum pengadaan meliputi

a.
b.

c.
d.
3.

;

PemaketanPekerjaan.
Cara Pelaksanaan Pengadaan.

PengorganisasianPengadaan.

Penetapan penggunaan produk dalam negeri.

pada
Terkait pemaketan pekerjaan dan cara pelaksanaan pengadaan, dicantumkan
Rencana Umum Pengadaan melalui aplikasi SistelTr lnformasi Rencana Umum

Pengadaan (SiRUP).

4.

Pengguna Anggaran melakukan pemaketan pekerjaan dalam Rencana Umum
Pengadaan Barang/Jasa (RUP) dengan memperhatikan ketentuan

a.

:

Pemaketan pekeriaan wajib dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan
produksi dalam negeri dan perluasan kesempatan bagi Usaha Mikro dan usaha
Kecil serta Koperasi Kecil.


b. Nilai paket pekerjaan pengadaan barang/jasa

sampai dengan

Rp.

2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) diperuntukkan bagi Usaha

Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi Kecil, kecuali untuk paket pengadaan
yang menuntut kompetensi teknls yang tidak dapat dipenuhi Usaha Mikro dan
Usaha Kecil serta Koperasi Kecil.

c.

Menetapkan sebanyak-banyaknya paket pengadaan barang4asa untuk Usaha
Mikro dan Usaha Kecilserta Koperasi Keciltanpa mengabaikan prinsip efisiensi,

persaingan sehat, kesatuan slstem, kualitas dan kemampuan teknis Usaha
Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi kecil.


d.

Dalam menetapkan pemaketan pekerjaan, PA diiarang memecah paket
pengadaan barang4asa menjadi beberapa paket kecil dengan maksud untuk
menghindari pelelangan.

Dalam menetapkan pemaketan pekeraan, PA dilarang menyatukan atau
memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di bebeaapa daerah yang
menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di daerah
masing-masing.

f.

Dalam menetapkan pemaketan pekerjaan, PA dilarang menggabungkan
beberapa paket pengadaan, yang menu.ut sifat dan jenis pekerjaannya bisa
dipisahkan dan/atau besaran njlainya yang seharusnya dilakukan oleh Usaha
Mikro dan U6aha Kecil serta Koperasi Kecil.

g.


Dalam menetapkan pemaketan pekerjaan, PA djlarang menentukan kriteria,
persyaratan atau prosedur pengadaan yang diskriminatif danlatau dengan
pertimbangan yang tidak obyektif.

Pengguna Anggaran menetapkan cara pengadaan dengan memperhatikan tugas

pokok dan fungsi SKPD dan sjfat kegiatan yang akan dilaksanakan melalui
swakelola dan/atau melatui pemilihan penyedia barang4asa.
6.

Dalam menetapkan keb,jakan umum tentang tata cara pengadaan barang/jasa yang

dilakukan dengan swakelola dan menggunakan penyedia barang/jasa, pA wajib
memperhatikan ketentuan tentaog pengadaan swakelola dan pengadaan
menggunakan penyedia baran94asa.
7.

Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran agar mengumumkan Rencana Umum
Pengadaan Barang/Jasa (RUP) masing-masing SKPD secara terbuka kepada

masyarakat melalui aplikasi Sistem Informas; Rencana Umum pengadaan (SiRUp)

dibantu petugas admin SiRUP yang ditunjuk oleh masing-masing SKPD pating
lambat akhir bulan Januari 2015.

8.

Rencana Umum Pengadaan (RUP) terbagi 2 (dua) yaitu RUP untuk pekerjaan yang
akan dilaksanakan secara swakelola dan RUP untuk pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh penyedia barang4asa (lampiran 1 dan 4). Ketentuan pengisian
RUP tersebut adalah sebagai berikut

a,

:

Untuk RUP swakelola dientrikan dari masing-masing kegiatan pada DPA dimana

untuk penghitungan total pagu dana darj masing-masing kegiatan adalah
anggaran DPA dikurangi Belanja Barang dan Jasa yang terkontrak dan Belanja

Modal yang terkontrak.

b.

RUP penyedia barang/jasa dientrikan dari Belanja Barang dan Jasa yang
terkontrak dan Belanja Modal yang terkontrak kepada penyedia barang/jasa.

9.

Sebelum RUP diumumkan melalui aplikasi SiRUP, Kepala SKPD selaku Pengguna

Anggaran diminta untuk menyampaikan RUP tersebut kepada Sekretaris Daerah
Kota Sawahlunto melalui Bagian Pembangunan Setdako Sawahlunto paling lambat
tanggal 12 Januari 2015 untuk dilakukan verifikasi terhadap pemaketan pengadaan.

Jadwalverifikasi RUP dengan SKPD akan ditetapkan kemudian.

telah diumumkan baik perubahan pemaketan
pekerjaan, volume, maupun perubahan jadwal, Pengguna Anggaran melalui Admin


10. Setiap perubahan pada RUP yang

SiRUP waiib melakukan perubahan RUP tersebut pada aplikasi SiRUP.

11. Pokja Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Pejabat Pengadaan hanya memproses

paket pekerjaan yang telah diumumkan oleh Pengguna Anggaran melalui aplikasi
SiRUP,

12.

Untuk paket pekerlaan yang mendesak terutama paket pekerjaan

yang

pelaksanaannya harus dimulai pada awal tahun 2015, Pengguna Anggaran agar
segera memerintahkan PPK untuk menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk
diproses oleh Unit Layanan Pengadaan Kota Sawahlunto alau Pejabat Pengadaan
13.


Terkait pengorganisasian pengadaan, Pengguna Anggaran (Kepala SKPD) agar
melaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan pengadaan barang/jasa sesuai
dengan Pasal 8 Pepres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, diantaranya

a.

:

Menā‚¬tapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan Surat Keputusan (SK)
Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran sesuai ketentuan Pasal 12 Perpres

No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dengan
persyaratan PPK sebagai berikut

-

:

Berpendidikan paling kurang Sarjana Strata Satu (S-'1) dengan bidang

keahlian yang sedapat mungkin sesuai dengan tuntutan pekerjaan-

-

Memiliki pengalaman paling kurang 2 (dua) tahun terlibat secara aktif dalam
kegiatan yang berkaltan dengan Pengadaan Barang/Jasa.

Tidak menjabat sebagai Pejabat Penandatanganan Surat

Perintah

Membayar (PPSPM) atau Bendahara kecuali untuk PAJKPA yang bertindak
sebagai PPK.

-

Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memiliki tugas pokok dan kewenangan
sebagal berikut

.
.

:

Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang
meliputi Spesifikasi Teknis Barang/Jasa, Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

dan Rancangan Kontrak.

'
.
,
.
r
.
.

Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPBBJ).

Menandatanganikontrak.
Melaksanakan kontrak dengan penyedia barang/jasa.

Mengendalikanpelaksanaankontrak.
Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada
PA./KPA,

Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa kepada PA,/KPA
dengan Berita Acara Penyerahan.
Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan
hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PAJKPA setiap bulannya.

'

Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
pengadaan barang4asa.

Selain tugas pokok dan kewenangan sebagaimana dimaksud diatas, dalam
hal diperlukan, PPK dapat

.

:

Mengusulkan kepada PAJKPA:

a) Perubahan paket pekerjaan.
b) Perubahan jadwal kegiatan pengadaan.

.
.

Menetapkan tim pendukung.
Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer)
untuk membantu pelaksanaan tugas ULP dan.

Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada
Penyedia Barang/Jasa.

b.

Menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan dengan Surat Keputusan

(SK) Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran sesuai ketentuan Pasal 18

Perpres No.

54 tahun 2010 tentang

persyaratan sebagai berikut

-

Pengadaan Barang/Jasa, dengan

:

Anggota Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan berasal dari pegawai
negeri, baik dari instansi/SKPD send,ri maupun dari instansi/SKPD lainnya.

-

Panitia/Pejabat Pene ma Hasil Pekerjaan wajib memenuhi persyaratan
sebagai berikut

.

.
.
r

:

Memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas.

Memahami isi kontrak.
Memiliki kualifikasi teknis.

Menandatangani PaKa Integritas,

.

Tidak menjabat sebagai Pejabat Penandatanganan Surat Perintah
Membayar (PPSPM) atau Bendahara.

Panitia Penerima Hasil Pekerjaan wajib dibentuk untuk pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya diatas Rp. 200.000.000,-

dan Pekerjaan Jasa Konsultansi diatas Rp, 50.000.000,-, sedangkan untuk
pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya dibawah Rp.
200.000.000,- dan Pekerjaan Jasa Konsultansi dibawah Rp. 50.000.000,cukup ditunjuk Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

-

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas pokok dan
kewenangan untuk

.

r
r

:

Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan barang/ jasa
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak.

Menerima hasil pengadaan barang/ jasa setelah melalui pemeriksaan/
Pengujian.

Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekedaan (Lampiran 5 s/d 7).

Tembusan Surat Keputusan PA tentang penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen

dan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa tersebut
harus disampaikan kepada Walikota Sawahlunto cq. Bagian Pembangunan Setdako
Sawahlunto paling lambattanggal 12 Januari 2015.

14. Terkait penetapan penggunaan produk dalam negeri, dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa SKPD wajib memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil
produksi dalam negeri serta mengutamakan penggunaan barang4asa yang terdapat
pada e-katalog LKPP.

agar menyusun Kerangka Acuan Kerja pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (KAK Pengadaan) yang mendukung pelaksanaan
kegiatan/pekerjaan yang terdiri atas KAK pekerjaan terkontrak sesuai jenis

15. Pengguna Anggaran

pengadaan dan KAK pengadaan pekerjaan swakelola.

16. KAK pekerjaan terkontrak disusun sesuai RUP pekerjaan terkontrak dan KAK
pengadaan pekerjaan swakelola disusun untuk masing-masing keglatan sesual RUp
s\,vakelola sebagaimana ketentuan pada poin 8 Surat Edaran ini.

17. KAK pekerjaan terkontrak disusun sesuaijenis pengadaan yajtu pengadaan barang,
pekerjaan konstl'uksi, jasa konsultasi dan jasa lainnya.
'18. Kerangka Acuan Kerja sekurang-kurangnya memuat

a.

:

UEian kegiatan yang akan dilaksanakan, meliputi : latar belakang, maksud dan
tu.iuan, lokasi pekerjaan, produk yang dihasilkan serta tenaga dan/atau tenaga
ahli yang diperlukan.

b.

Waktu pelaksanaan yang diperlukan . untuk menyelesaikan pekerjaan, dengan
memperhatikan batas akhir efektif tahun anggaran.

c.

Spesifikasi teknis barang/.iasa yang akan diadakan, dengan memperhatikan
kebutuhan SKPD dan tidak mengarah pada mereldproduk tertentu, kecuali untuk

pengadaan suku cadang serta memaksimalkan penggunaan produksi dalam
negeri dan penggunaan Standar Nasional lndonesia (SNl).

d.

Besarnya total perkiraan biaya pekerjaan termasuk ke,rvajiban pajak yang harus

dibebankan pada kegiatan tersebut.

Format Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pengadaan barang, pekerjaan
konstruksi, jasa konsultansi, dan jasa lainnya serta untuk pengadaan swakelola
terlampir (lampiran

I

s/d 12).

Sebelum paket pengadaan barang/jasa diproses, PPK dan ULP/Pejabat Pengadaan

mengkaji ulang Kebijakan Umum Pengadaan, Rencana Penganggaran Biaya
Pengadaan dan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang sudah ditetapkan oleh PA./KPA
melalui Rapat Koordinasi yang dituangkan dalam Berita Acara dengan hasil sebagai

be kut

a.

:

Apabila PPK dan UlP/Pejabat Pengadaan sepakat untuk mengubah Rencana
Umum Pengadaan, perubahan tersebut diusulkan oleh PPK kepada PA,/KPA
untuk ditetapkan kembali.

b.

.

Apabila ada perbedaan pendapat antara PPK dan ULP/Pejabat Pengadaan
terkait Rencana Umum Pengadaan maka PPK mengaiukan permasalahan ini
kepada PA./KPA untuk diputuskan.

c-

Putusan PA./KPA bersifai flnal-

20. Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disusun baik KAK pekerjaan terkontrak
sesuaijenis pengadaan maupun KAK pengadaan pekerjaan swakelola, disampaikan

oleh Pengguna Anggaran kepada Walikota Sawahlunto melalui

Bagian

Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Sawahlunto paling lambat tanggal

'19

Januari 20'15.
21.

Dalam rangka peningkatan pelayanan terhadap administrasi kegiatan yang
dilaksanakan oleh penyedia barang4asa, Kepala SKPD di Lingkungan Pemerintah
Kota Sawahlunto diminta untuk membentuk Sekretariat Proyek pada masing-masing
SKPD

,,

SKPD selain dari Dinas Peke{aan Umum yang mengelola kegiatan Belania Modal
Pekerjaan Konstruksi, agar berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk
penetapan tenaga Penga\,yas yang selanjutnya diangkat dengan Surat Keputusan
(SK) dari Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran untuk pekerjaan dimaksud.

Sebelum Kepala SKPD menerbitkan SUrat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS),

khusus untuk kegiatan pengadaan barang/jasa yang terkontrak harus dilengkapi
dengan rekomendasi kelengkapan data administrasi pelaksanaan kegiatan rekanan
dari Bagian Pembangunan Setdako Sa\,/ahlunto.

24. Semua kegiatan pengadaan barang/jasa dilingkungan Pemerintah Kota Sawahlunto
akan diproses oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Pejabat Pengadaan yang
ditetapkan oleh Walikota Sawahlunto.

25. Pokja Unit Layanan Pengadaan (ULP) bertugas untuk memproses:

a.

Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksj/Jasa lainnya dengan nilai diatas Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

b.

Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah).

c.

Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa lainnya melalui
Penunjukan Langsung.

26. Pejabat Pengadaan bertugas untuk memproses

a.

:

Pengadaan Barang/Pekedaan Konstruksi/Jasa lainnya dengan nilai dibawah Rp
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

b.

Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai dibawah Rp. 50.000.000,- (tima puluh

juta rupiah).

27. Seluruh proses tender tahun anggaran 2015 akan dilakukan secara eleldronik yang
difasilitasi oleh LPSE Kota Sawahlunto.

28. Biaya operasional dan honorarium untuk Unit Layanan pengadaan (ULp) dan
honorarium Pejabat Pengadaan dianggarkan pada DpA Bagian pembangunan
Sekretariat Daerah, sedangkan biaya operasional dan honorarium untuk pejabat
Pembuat Komjtmen (PPK), Panitia Pelaksana Teknis Kegiatan (ppTK), pengawas,
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan maupun tim teknis lainnya djanggari(an pada
SKPD yang mengelola kegiatan pengadaan barang/jasa.

29. Untuk pengadaan barang/jasa dengan nitai sampai dengan Rp.

50.OOO.OOO,- (lima

puluhjuta rupiah) menggunakan bukti pembelian dan kuitansi.

30. Proses pengadaan melalui pembeljan/pembayaran langsung yang menggunakan
bukti pembelian dan kuitansi juga melibatkan pejabat pembuat Komitmen dan
Pejabat Pengadaan.

31. Proses pengadaan langsung melalui pembelian/pembayaran langsung kepada
penyedia untuk pengadaan yang menggunakan bukti pembeljan dan kuitansi,
meliputi

a.

;

Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan pejabat pengadaan untuk
melakukan proses pengadaan Iangsung.

b.

Pejabat Pengadaan dapat membrintahkan ppTK untuk melakukan proses
pengadaan langsung untuk barang4asa lainnya yang harganya sudah pasti dan
tidak bisa dinegosiasi sekurang-kurangnya meliputi :

a)

Memesan barang sesuai dengan kebutuhan atau mendatangi langsung ke
penyedia barang.

b)

Melakukantransaksi.

c)

Menerima barang.

d) Melakukanpembayaran.
e) Menerima buKi pembelian atau kuitansi.

f)
c.

Melaporkan kepada Pejabat Pengadaan.

Pejabat Pengadaan meneliti dan mempertanggungjawabkan proses pengadaan
langsung.

d.

Pejabat Pengadaan menyerahkan bukti pembelian atau kuitansikepada PPK.

Format proses pengadaan langsung melalui pembelian/pembayaran langsung
menggunakan bukti pembelian dan kuitansi terlampir (lamplran 13 s/d 16) dan
menjadi kelengkapan adminjstrasi Surat Pedanggungjawaban (SPJ).
Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai sampai Rp.

200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan untuk jasa konsultansi dengan nilai sampai
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta ruplah) dengan Surat Perintah Kerja (SPK).
Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai diafas Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan untuk jasa konsultansi dengan nilai diatas
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dengan Surat Perjanjian.

Pejabat Pembuat Komitmen dan Perencana dalam menyusun spesifikasi teknis
pekerjaan konstruksi agar lebih detail termasuk dalam pemilihan bahan/material

sehingga tidak terjadi perbedaan persepsi terhadap spesifikasi teknis yang
digunakan pada saat pelaksanaan pekerjaan. Prosedur pengawasan penggunaan
bahan/material agar dituangkan dalam Standard Operating Procedure (SOp),
Pejabat Pembuat Komitmen harus lmenyampaikan surat permohonan proses paket

pengadaan kepada Unit Layanan Pengadaan (ULP) atau Pejabat pengadaan

melalui Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Sawahlunto dengan
melampirkan Dokumen Perencanaan.
Dokumen perencanaan berisikan hal-hal sebagai berikut

a,

:

Untuk Jasa Konstruksi

Berisikan Rancangan Kontrak (Lampiran 17), Photocopy Dokumen pelaksanaan

Anggaran (DPA), Dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of Referencā‚¬
(TOR), Gambar Rencana dan Detail Engineering Design (DED), Rencana
Anggaran Biaya (MB), Daftar Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Daflar Harga
Pekerjaan, Upah dan Bahan, dan Harga Perkiraan Sendiri (HpS) serta Syaratsyarat Khusus Kontrak.

b.

Untuk Jasa Konsultansi

Berisikan Rancangan Kontrak (Lampiran 17), Photocopy Dokumen pelaksanaan

Anggaran (DPA), Dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of Reference

(TOR), Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang terdiri dari Rincian Biaya
Langsung (Personil) dan Rincian Bjaya Tidak Langsung (Non personil),
Perhitungan Billing Rate untuk Tenaga Ahli dan Harga perkiraan Sendiri (HpS)

qv*rt-.v.r.1

c.

Untuk Pengadaan Barang dan Jasa Lainnya

Berisikan Rancangan Kontrak (Lampiran 17), Photocopy Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA), Dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of Reference

(TOR), Dokumen Spesillkasi Teknis Ba.ang, Brosur-Brosur yang berkaitan
dengan jenis barang yang akan diadakan, Dasar Penetapan HPS (harga survei
barang/jasa) dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) serta Syarat-syarat Khusus
Kontrak-

Dokumen perencanaan disampaikan dalam bentuk soft copy dan hard copy
yang ditandatangani.

Surat permohonan proses pengadaan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
kepada Pejabat Pengadaan yang disampa,kan melalui Bagian Pembangunan
Sekretariat Daerah Kota Sawahlunto hanya untuk paket pengadaan langsung
dengan Surat Perintah Kerja (SPK).
37.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapkan jenis kontrak pengadaan
barang4asa dalam rancangan kontrak.

Kontrak pengadaan barang/jasa berdasa*an pembayaran terdiri atas kontrak lump
sum, kontrak harga satuan, kontrak gabungan lump sum dan harga satuan, kontrak
persentase dan kontrak terima jadi (turnkey).
39. Untuk kontrak pengadaan barang, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) disarankan

menggunakan kontrak harga satuan.

40. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

\.yajib mengunggah SPPBJ dan Surat Perjanjian

pada aplikasi LPSE untuk pekerjaan yang diproses melalui pelelangan. Tata cara
pengunggahan surat tersebut agar dikonsultasikan dengan LPSE Kota Sawahlunto.

41. PPK dalam menentukan jangka waktu jaminan pelaksanaan agar melebihkan
maksimal 50 hari kalender dari jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sebagai
antisipasi apabila terjadi keterlambatan pekerjaan sehingga penyedia tidak perlu lagi
memperpanjang jaminan pelaksanaan.

42, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pekerjaan Konstruksi agar menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis dimulainya pelaksanaan pekerjaan kepada Camat,
Kepala Desa/Kelurahan dan Kepala Dusun/RT/RW tempat tokasi pekerjaan.

43. Camat beserta jajaran Pemerintahan Desa/Kelurahan agar ikut serta melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang berada di wjlayahnya
masing-masing.

44. PPK aga( memerintahkan penyedia untuk membayar JAMSOSTEK dan
menyediakan Direksi Keet sebelum dilakukannya pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

45. PPK harus memahami syarat-syarat umum dan khusus yang terdapat dalam
kontrak, sebagai acuan dalam meflgambil keputusan terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan kontrak dengan tetap memperhatikan kualitas dan

kuantitas hasil pekerjaan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
tanggung jawab penyedia barang/jasa.
46. PPK harus memastikan personil inti atau peralatan yang ditempatkan di lapangan

oleh penyedia sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen penawaran.
Penggantlan personil inti atau peralatan tidak boleh dilakukan kecuali atas
persetujuan tertulis PPK. Jika penggantian personil inti atau peralatan perlu
dllakukan, maka penyedia berkewaiiban untuk menyediakan pengganti dengan
kualifikasi yang setara atau lebih balk dari personil inti dan/atau peralatan yang
digantikan tanpa biaya tambahan apapun. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
penggantian personil inti atau peralatan oleh penyedia agar mempedomani syaratsyarat umum dan khusus yang terdapat dalam kontrak.

47. PPK harus memahami ketentuan dilakukannya adendum kontrak, baik adendum
volume pekerjaan maupun adendum waktu pelaksanaan.

48. PPK harus memastikan penyedia tidak mensubkontrakkan pekerjaan utama kepada
penyedia lainnya, kecuali untuk pekerjaan spesialis. Apabila penyedia ingin
mensubkontrakkan pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada penyedia lain,
pekerjaan tersebut sejak awal harus tertuang dalam dokumen pengadaan dan dalam

kontrak diizinkan untuk disubkontrakkan serta harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari PPK.

49. Pengawas pekerjaan konstruksi harus meningkatkan frekuensi dan kualitas
pengawasan agar hasil pelaksanaan pekerjaan tidak hanya memenuhi aspek
kuantitas atau bobot pekerjaan tetapi juga memenuhi aspek kualjtas, dengan tidak
mengabalkan nilai estetika bangunan. Prosedur pengawasan peke{aan oieh
Pengawas agar dituangkan dalam Standard Operafing Procedure (SOp).

50. Khusus untuk pekerjaan konstruksi, PpK pada SKPD wajib memerintahkan
Penyedia untuk melakukan pemeliharaan pekerjaan dengan ketentuan sebagai
berikut :

a.

Penyedia pekerjaan konstruksi melakukan pemeliharaan atas hasil pekerjaan
selama masa yang ditetapkan dalam kontrak, sehingga kondisinya tetap seperti
saat penyerahan pekerjaan.

b.

Masa pemeliharaan paling singkat untuk pekeriaan permanen selama 6 (enam)

bulan, sedangkan untuk pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan. Masa
pemeliharaan dapat melampui tahun anggaran.

c.

Setelah masa pemeliharaan sebagaimana djmaksud pada poin b, ppK
mengembalikan jaminan pemeliharaan kepada penyedia dan penyedia
menandatangani berita acara serah terima akhir pekerjaan pada saat proses
serah terima akhir pekerjaan/final hand over (FHO).

d.

Penyedia yang yang tidak mau menandatangani berita acara serah terima akhir
pekerjaan sebagaimana dimaksud pada poin c dimasukan dalam daftar hitam.

51. Kepala SKPD agar menyampajkan laporan sebagai berikut:

a.

Laporan pelaksanaan kegiatan baik belanja langsung maupun tidak langsung,
termasuk dana DAK DR dan DAK Non DR yang tercantum dalam APBD Tahun
2015 (Lampiran 18).

b.

Laporan pelaksanaan kegiatan baik belanja langsung maupun tidak langsung
yang dibiayai dari dana APBN Tahun 2015 (Lampiran 19).

c.
d.
e.

Laporan Kema.juan Dana Alokasi Khusus Tahun 2015 (Lampiran 20 s/d 21).

Laporan Realisasi Kegiatan KonstruksiTahun 2015 (Lampian 22).
Laporan Realisasi Kegiatan Pengadan Barang/Konsultan/Jasa Lainnya Tahun
2015 (Lampiran 23).

Laporan tersebut harus disampaikan setiap butannya kepada Walikota cq. Baglan
Pembangunan Setdako Sawahlunto paling lambat tanggal 3 butan berikutnya.

52. Setiap Pengguna Anggaran/Kuasa pengguna Anggaran, pejabat pembuat
Komitmen, Unit Layanan Pengadaan, pejabat pengadaan dan panitia/pejabat

agar

memahami dan mempedomani perpres No. 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa pemerintah beserta perubahannya
yang terakhir kali dirubah dengan peraturan presiden Nomor 172 Tanun 2014
Penerima Hasil Pekerjaan

Tentang Perubahan Ketiga Atas Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan peraturan
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa pemerintah Nomor .14 Tahun
2012 Tentang Petunjuk Teknis Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang perubahan
Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 20,10 tentang pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah serta peraturan perundangan lainnya.

Demikian Surat Edaran

ini

disampaikan untuk dapat djpedomani dan

dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Jslan Soekarno -Hat(r Xota Sawahtuoto
Tolp,/Fax (0754) 61062/6t01t Kode pos 2?424
IIome psgc : ww\f,,sawahlunto.so.id tr-mail: